1. Sifat Garis
Garis, merupakan gabungan dari sekian banyak titik.
Secara konseptual, sebuah garis terjadi karena adanya sebuah titik
titik yang bergerak dalam ruang dari satu posisi ke posisi yang lain.
Oleh karena itu garis selalu punya arah. Garis adalah dasar dari
semua gambar dan produk.
a. Garis digunakan untuk menggambari sebuah kotak
b. Garis seringkali digunakan untuk membuat gambar kerangka
(wire frame)
c. Garis digunakan untuk menggambar bentuk benda-benda alam
1) Garis Sejajar
Melalui suatu titik diluar garis hanya dapat ditarik tepat satu garis
yang sejajar dengan garis tersebut.
Jika suatu garis memotong salah satu dari dua garis yang sejajar, maka garis tersebut akan memotong
juga garis yang kedua.
Jika suatu garis sejajar dengan dua garis yang lain, maka kedua garis itu sejajar satu dengan yang
lainnya.
2) Garis Berpotongan
Terletak pada satu bidang datar
Mempunyai satu titik temu
3) Garis Bersilang
Tidak akan berpotongan garis yang bersilang karena tidak terletak pada satu bidang datar.
Tidak mmpunyai titik temu
4) Garis Berimpit
Tidak dapat dibedakan antara satu garis dengan garis lainnya, karena kedua garis yang terletak pada
satu garis lurus, sehingga hanya terlihat satu garis lurus saja.
SIFAT:
Garis lurus dan horizontal = tenang, statis, stabil
Garis putus-putus = gerak, gelisah
Garis silang/ diagonal = gerak, tegang, ragu
Garis lengkung = lamban, irama, santai
2. Pengelompokan Warna
Warna Primer : warna dasar yang tidak merupakan
campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk
dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan
kuning.
Warna Sekunder : hasil pencampuran warna-warna primer
dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil
campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah
campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran
merah dan biru. Warna sekunder, yaitu warna-warna yang
dihasilkan karena hasil pencampuran warna primer. Sebagai
contoh warna 'ungu' didapatkan dari hasil pencampuran
warna 'merah dan biru'.
G.03 Warna Sekunder
Warna Tersier : campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya
warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga. Warna coklat
merupakan campuran dari ketiga warna merah, kuning dan biru. Sedangkan warna tersier (Gambar
G.04) merupakan warna yang didapat dari pencampuran antara warna primer dengan warna
sekunder.
Warna Analogus : kombinasi dari warna-warna terdekat. Misal : warna merah akan serasi dengan
warna oranye, dan oranye akan terlihat harmonis dengan warna kuning. Begitu juga jika kuning
dipadukan dengan hijau atau biru jika dipadukan dengan ungu, dan ungu jika dikombinasikan
dengan pink. Warna analogus adalah warna yang berdekatan karena mempunyai unsur warna yang
sama.
Contohnya :
1. Merah dan Jingga (orenge), karena jingga terbentuk dari warna merah dan kuning
2. Biru dan Ungu, karena ungu terbentuk dari warna biru dan merah
Warna Analogous (Analogous Color), adalah warna-warna yang disusun saling bersebelahan dalam
roda warna.
4. Jenis-Jenis Pensil
- Berdasarkan kekerasan pensil, kode yang dipakai yaitu H (Hard), HB (Half Black), dan B (Black).
Yang tergolong pensil lunak yaitu 2B-9B. Pensil kategori sedang berkode B, HB, F (Firm), H, 2H,
dan 3 H. Sedangkan pensil yang keras mulai dari 4H-9H.
- Pada pensil berkode B, semakin besar angkanya makin hitam pula hasil goresan pensilnya di
kertas. Sebaliknya pada pensil berkode H yang keras.
- Pensil berkode H, B, dan 2B, biasanya digunakan untuk membuat perencanaan gambar atau
sketsa. Untuk membuat outline dan arsiran, cukup memakai pensil 3B-5B. Lebih dari 5B untuk
mengarsir warna yang lebih pekat.
1) Realis : gambar dibuat sesuai dengan keadaan yang sebernarnya, baik prooprsi maupun anatomi
dibuat sama menyerupai dengan objek yang di gambar.
Gambar karikatural dibedakan menjadi dua, yaitu gambar karikatur dan gambar kartun.
2) Karikatur : Karikatur berasal dari bahasa Italia caricature yang berarti melebih-lebihkan atau
mengubah bentuk (deformasi). Gambar karikatur menampilkan objek seseorang denagn karakter
yang aneh dan lucu dan mengandung kritikkan dan sindiran.
3) Kartun : gambar yang berfungsi menghibur, karena berisikan humor. Gambar kartun dapat berupa
tokoh binatang atau manusia. William Hogart merupakan Tokoh yang dikenal sebagai Bapak Kartun
Modern. Kartunis yang terkenal di Indonesia adalah Hari Pede, Gunawan Raharjo, Itos Budi Santosa,
dan sebagainya.
4) Gambar Dekoratif : Gambar dekoratif diwujudkan dengan cara menstiril atau mengubah bentuk
yang ada di alam tanpa meninggalkan ciri khasnya. Corak dekoratif adalah corak yang sering
ditemukan terutama dalam rumah.
1) Aliran Realisme : aliran yang menampilkan karya lukis apa adanya sebagaimana tampil dalam
kehidupan sehari - hari dan berusaha agar lukisan seperti nyatanya tanpa ada tambahan lain.
Ciri - ciri aliran ini yaitu :
- Kebanyakan menampilkan tentang kehidupan sehari – hari.
- Lukisan apa adanya.
- Lukisan juga terlihat menyatu antara objek satu dengan objek lainnya.
Tokoh - tokohnya : Gustove Corbert, Fransisco de Goya, Honore Umier, Basuki Abdullah.
2) Aliran Naturalisme : aliran yang berusaha menampilkan suatu objek lukisan secara alami. Aliran
naturalisme ini memang mirip dengan realisme, bedanya naturalisme memiliki suatu tambahan
agar menjadi lebih indah.
Ciri - ciri :
- Kebanyakan bertemakan tentang alam
- Memiliki teknik gradasi warna
- Memiliki susunan perbandingan. perspektif, tekstur, perwarnaan serta gelap terang dikerjakan
seteliti mungkin.
Tokoh - tokohnya : Raden Saleh, Abdullah Sudrio Subroto, Basuki Abdullah, Gambir Anom ,
Trubus.
3) Aliran Romantisme : aliran yang berusaha menampilkan suatu lukisan dengan fantastik dan
indah. Aliran ini menampilkan tentang suatu hal yang bersifat romance, seperti suatu
pemandangan alam, tragedi, ataupun sejarah.
Ciri - ciri :
- Lukisan mengandung cerita yang dahsyat dan emosional.
- Penuh gerak dan dinamis.
- Warna bersifat kontras dan meriah.
- Pengaturan komposisi dinamis.
- Mengandung kegetiran dan menyentuh perasaan.
- Kedahsyatan melebihi kenyataan.
Tokoh - tokohnya : Raden Saleh, Eugene Delacroix, Theodore Gericault, Jean Baptiste.
Deformatif : perubahan bentuk dari aslinya sehingga menghasilkan bentuk baru, tetapi tidak
meninggalkan bentuk dasar aslinya.
4) Aliran Surealisme : aliran yang erat kaitannya dengan dunia fantasi, seolah - olah kita melukis
dalam dunia mimpi. Lukisan surealisme juga biasanya memiliki bentuk atau lukisan yang tidak
logis serta seperti khayalan.
Ciri - ciri :
- Lukisan aneh dan asing.
- Penuh dengan fantasi dan khayalan.
Tokoh - tokohnya : Joan Miro, Salvador Dali, Andre Masson, Sudiardjo, Amang Rahman.
5) Aliran Impresionisme : seni yang berusaha menampilkan kesan yang ditangkap objek. Aliran
Impresionisme juga biasanya memiliki gambar yang agak kabur dan tidak mendetail.
Ciri - ciri :
- Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan kemudahan pelukis
menangkap esensi subjek daripada detailnya.
- Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan. Diharapkan
warna tercampur secara optis oleh retina.
- Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak digunakan sebagai
bayangan).
- Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.
- Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.
- Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian diterapkan di
dalam lukisan.
- Dikerjakan di luar ruangan (en plein air).
Tokoh - Tokoh : Claude Monet, Aguste Renoir, Casmile Pissaro
6) Aliran Ekspresionisme : suatu aliran yang memberikan kebebasan distorsi bentuk dan warna
untuk melahirkan emosi ataupun menyatakan sensasi dari dalam (baik objeknya maupun
senimannya).
Ciri - ciri :
- Lebih banyak mengungkapkan jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia
seseorang
- Ungkapan isi hati seseorang.
- Imajinasi seseorang
- Pemilihan Warna diutamakan
- Ekspresionisme menjaga jiwa dan menemukan ‘Sturm und Drang' dan pancarannya keluar
merupakan media yang baik untuk melukiskan emosinya kepada orang lain.
Tokoh - Tokoh : Vincent Van Gogh, Paul Gaugiuin, Ernast Ludwig, Affandi, Zaini, Popo Iskandar
7) Aliran Kubisme : aliran yang memiliki bentuk-bentuk geometris seperti segitiga, segi empat,
lingkaran, silinder, bola, kerucut, kubus dan kotak-kotak.
Ciri - ciri :
- Memiliki bentuk geometris
- Memiliki perpaduan warna yang sangat perspektif.
Tokoh - Tokoh : Gezanne, Pablo Picasso, Metzinger, Braque, Albert Glazes, Fernand Leger,
Robert Delaunay.
8) Aliran Abstraksionisme : aliran yang menggunakan warna dan bentuk dalam cara non-
representasional. Aliran ini dibedakan menjadi 2 yaitu abstrak kubistis dan non-figuratif.
Ciri - ciri :
- Seni ini menampilkan unsur-unsur seni rupa yang disusun tidak terbatas pada bentuk-bentuk
yang ada di alam. Garis, bentuk, dan warna ditampilkan tanpa mengindahkan bentuk asli di
alam.
Tokoh - Tokoh :Mark Rothko, Clyfford Stll, Adolf Got Lieb, Robert Montherwell, Bornet,
Newman
Nonrepresentatif : suatu aliran seni lukis yang penggambarannya dengan bentuk yang sulit
untuk dikenali atau dengan kata lain bersifat abstrak. Pelukis beraliran ini antara lain, Amry
Yahya, Fajar Sidik, But Mochtar, Sadali, dan Jackson Pollock.
Patung Monumen (patung memorial) merupakan patung yang berfungsi sebagai peringatan terhadap
seorang tokoh atau suatu peristiwa sejarah.
Patung sebagai Lambang Pemujaan (Sakral) merupakan patung yang digunakan sebagai lambang
pemujaan dalam acara keagamaan atau sebagai media peribadatan.
Patung Miniatur merupakan patung tiruan suatu bangunan atau arca dalam ukuran kecil.
Patung Dekorasi merupakan patung yang berfungsi untuk keindahan (menghias) di dalam maupun di
luar ruangan.
4. Cetak Dalam
Teknik cetak dalam adalah salah satu teknik seni gra fis dengan menggunakan acuan cetak dari
logam tembaga. Teknik pembuatan cetak dalam yaitu dengan ditoreh atau digores langsung. Ada pula
yang menggunakan larutan senyawa asam nitrit yang bersifat korosit terhadap logam tembaga. Seni
gra fis cetak dalam terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu engraving, etsa, mezzotint, dan drypoint.
a) Engraving
Engraving dikembangkan di Jerman sekitar 1430 dari ukiran halus yang digunakan oleh para tukang
emas untuk mendekorasi karya mereka. Untuk melakukan teknik ini, seseorang harus memiliki
keterampilan karena harus menggunakan alat yang disebut burin. Penggunaan alat ini dianggap cukup
rumit.
Burin digunakan untuk mengukir logam. Seluruh, permukaan plat logam diberi tinta. Kemudian, tinta
dibersihkan dari permukaan sehingga yang tertinggal hanya tinta yang berada di garis yang diukir.
Setelah itu, plat logam ditaruh pada alat press bertekanan tinggi bersama dengan lembaran kertas
(seringkali dibasahi untuk melunakkan). Selanjutnya kertas mengambil tinta dari garis engraving
(bagian yang diukir) dan menghasilkan karya cetak.
2. Proses Pengerjaan
Setelah semua alat dan bahan siap, kamu dapat mulai membuat karya. Berikut ini langkah-
langkahnya.
a. Buatlah gambar yang akan kamu gunakan sebagai panduan sablon pada kertas kalkir. Pertama-tama
buatlah gambar dengan satu warna. Gambar bisa juga diperoleh dari internet, kemudian difoto kopi ke
kertas kalkir. Gambar ini disebut sebagai klise positif.
b. Cucilah screen menggunakan air dan sabun, kemudian lap dengan kain spon. Setelah itu, screen
dikeringkan dengan cara dijemur di sinar matahari. Pastikan bahwa screen benar-benar kering dan
bersih sebelum digunakan.
c. Buatlah klise negatif atau cetakan dengan proses afdruk. Siapkan obat afdruk dengan cara
mencampur cairan merah dan putih (dosis sesuai petunjuk). Setelah obat tersebut tercampur dengan
rata, tuangkan sedikit demi sedikit pada screen dan ratakan setipis-tipisnya, kemudian screen tersebut
dikeringkan dengan menggunakan kipas angin. Dalam proses ini, screen tidak boleh terkena sinar
matahari. Untuk itu dianjurkan pengeringan di ruang tertutup.
d. Siapkan papan terlebih dahulu. Taruh busa di atas papan, lalu taruh kain warna hitam di atas busa
tersebut. Kemudian, ambil screen yang telah kamu siapkan sebelumnya dan taruh screen di atas kain
berwarna hitam. Ambil gambar yang telah diedit dan tempel di atas screen. Sebelum gambar tersebut
ditempelkan pada screen, kertas terlebih dahulu diolesi dengan minyak goreng. Hal ini dilakukan agar
kertas pada gambar akan tembus sinar. Setelah itu, taruh kaca di atas screen.
e. Sinari screen dengan sinar matahari. Untuk penyinaran ini diperlukan waktu antara 3 sampai 5 detik.
Jika terlalu lama dalam penyinaran, pembuatan film screen akan gagal. Setelah disinari, screen tersebut
harus dicuci untuk membersihkan berkas-berkas obat. Dalam pencucian ini, gunakanlah alat
penyemprot untuk membersihkan obat yang tersisa di sela-sela gambar yang terdapat pada screen.
f. Ambil screen, kemudian kunci screen pada meja berkaca, lalu siapkan alat-alat untuk mewarnai.
Campur cat dengan air. Setelah itu, taruh kain yang akan disablon di atas meja berkaca. Tuang cat pada
screen secukupnya, kemudian ratakan menggunakan rakel. Jadilah hasil sablonan.
g Basahi screen dengan air lalu tuang obat pencuci screen pada screen. Gosok dengan menggunakan
kain spon, lalu bilas dan keringkan dengan dijemur di sinar matahari.
Periodik, merupakan pameran yang diselenggarakan secara berkala pada periode-periode tertentu,
seperti setahun sekali atau event tahunan.
Insidental, merupakan pameran yang diselenggarakan jika memang diperlukan, dimana
pelaksanaannya bisa dilakukan kapan saja.
Permanen, merupakan pameran yang diadakan pada tempat yang tetap atau tidak berubah dan buka
hampir setiap hari pada jam-jam tertentu. Pameran permanen paling banyak ditemui di museum atau
tempat bersejarah lainnya.
Pameran berdasarkan pada jumlah seniman yang tampil dibedakan menjadi dua, yaitu pameran:
Perorangan atau pameran tunggal, merupakan pameran yang diselenggarakan oleh perorangan dan
biasanya hanya terdapat satu jenis kaya seni.
Kelompok, merupakan pameran yang diselenggarakan oleh sebuah kelompok atau komunitas dan
menampilkan banyak karya seni dari berbagai seniman.
Pameran dilihat dari ragam jenis karya yang ditampilkan di bedakan menjadi 2, yaitu pameran :
Pameran restospeksi, meupakan salah satu sub-jenis dari pameran perorangan. Karena pameran
restospeksi ini merupakan pameran yang diadakan oleh perorangan, namun berisi mengenai
perjalanan karir atau hidup dari seniman yang bersangkutan.
Pameran Desain, merupakan pameran khusus untuk prosuk kerajinan tangan, kriya, furnitur, produk
elektronik, otomotif dan masih banyak lagi.
Ketua
Ketua panitia merupakan pimpinan dalam penyelenggaraan pameran yang bertanggungjawab atas
kelancaran pelaksanaan pameran. Ketua diharapkan dapat mencari jalan keluar dalam menyelesaikan
berbagai masalah yang timbul dari saat perencanaan hingga akhir pelaksanaan pameran. Dalam
menjalankan tugasnya, ketua harus mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan semua pihak
dalam kegiatan pameran ini.
Wakil Ketua
Secara umum tugas sebagai wakil ketua yaitu sebagai pendamping ketua, dapat bertanggung jawab
atas kepengurusan berbagai hal dan memperlancar kegiatan seksi-seksi, serta dapat mengganti ketua/
melaksanakan tugas ketua apabila ketua sedang berhalangan.
Sekretaris
Tugas pokok sekretaris dalam suatu kegiatan pameran diantaranya adalah menulis seluruh kegiatan
panitia selama penyelenggaraan pameran. Pembuatan surat-surat pemberitahuan kepada kepala
sekolah, orang tua, kepada dinas terkait. Tugas sekretaris lainnya adalah mengarsipkan surat-surat
penting tersebut dan menyusunnya sesuai tanggal, waktu pengeluaran surat-surat secara cermat dan
teratur. Selain itu, bersama dengan ketua dapat membuat laporan kegiatan sebelum, saat dan sesudah
pameran.
Bendahara
Tugas pokok seorang bendahara yaitu bertanggung jawab secara penuh tentang penggunaan,
penyimpanan, dan penerimaan uang dana yang masuk sebagai biaya penyelenggaraan pameran.
Bendahara harus dapat menyusun laporan pertanggungjawaban atas penggunaan dan pengelolaan
keuangan selama pameran berlangsung.
Seksi Kesekretariatan
Seksi kesekretariatan bertugas membantu sekretaris dalam pembuatan dokumen tertulis seperti surat-
menyurat, penyusunan proposal kegiatan, dan mencatat segala sesuatu yang terjadi hingga pameran
berakhir.
Selain susunan panitia pameran inti di atas, seksi-seksi pun dibentuk sebagai penunjang
pelaksanaan pameran agar lancar, di antaranya adalah:
Seksi usaha
Tugas seksi usaha adalah wajib membantu Ketua dalam pencarian dana/ sumbangan dari berbagai
pihak, untuk membantu biaya pameran. Sumbangan tersebut dapat berupa uang atau barang yang
sangat diperlukan dalam penyelenggraan pameran.
Seksi Stand
Seksi stand atau petugas stand adalah yang bertugas menjaga kelancaran pameran, mengatur dan
mengarahkan pengunjung mulai dari masuk sampai ke luar dari ruang pameran. Petugas penjaga stand
diharapkan melayani para pengunjung secara ramah dan sopan membantu memberikan informasi
tentang karya-karya yang dipamerkan.
Seksi Perlengkapan
Seksi Perlengkapan memiliki tugas untuk mengatur berbagai perlengkapan dan fasilitas lain yang
digunakan dalam penyelenggaraan pameran. Seksi ini bekerjasama dengan seksi dekorasi dan
penataan ruang untuk mempersiapkan tempat penyelenggaraan pameran serta berkordinasi secara
khusus dengan seksi pengumpulan dan seleksi karya dalam pengumpulandan pemilihan karya.
Seksi Keamanan
Tugas seksi keamanan dinataranya menjaga ketertiban dan keamanan lokasi pameran khususnya
kemanan karya-karya yang dipamerkan.
Seksi Konsumsi
Saat pembukaan pameran umumnya disediakan hidangan bagi tamu undangan. Seksi Konsumsi
bertugas menyediakan dan mengatur konsumsi ketika pembukaan pameran tersebut. Seksi konsumsi
juga bertanggung jawab menyediakan dan mengatur konsumsi dalam kegiatan kepanitian pameran
- Ruang merupakan unsur pokok tari yang menentukan terwujudnya suatu gerak
- RUANG DALAM TARI ADA 2 YAITU:
1. Ruang pentas: wujud ruang secara nyata, merupakan arena yang dilalui penari saat melakukan
gerak. Contoh : Panggung Procenium, pendhapa lapangan, halaman rumah
2. Ruang yang dibuat oleh penari/Imajinatif : ruang yang langsung berhubungan dengan penari, yang
batas imajinasinya adalah batas yang paling jauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kaki penari
dalam keadaan tidak berpindah tempat
1. Wiraga (raga) : peragaan atau sikap dan gerak dari seluruh anggota tubu. Dan, Penguasaan
keterampilan gerak dalam tari.
2. Wirama : ketukan / irama dan dinamika perpindahan sikap gerak yang selaras dalam tari. Dan,
kemampuan membedakan frase-frase yang menjadi bagian pokok dalam musik.
3. Wirasa : ekspresi raut muka /mimik yang menggambarkan karakter tarian. Dan, penghayatan gerak
sesuai dengan tuntutan tarian.
4. Wirupa penampilan penari dari ujung atas sampai ujung bawah (performers).
Unsur Tambahan : Unsur ini adalah pelengkap dari ketiga unsur unsur seni tari di atas tapi tidak
serta merta dapat diabaikan begitu saja karena unsur ini sangat mendukung sebuah tarian. Bisa
jadi, apabila beberapa unsur tambahan ini tidak diperhatikan juga dapat mempengaruhi
keberhasilan sebuah pertunjukkan sendaratari.
1. Tata Rias dan Kostum : Tidak mungkin sebuah pertunjukkan tarian menampilkan penari dengan
kostum dan riasan seadanya. Pasti ada riasan khusus dan kostum yang sesuai dengan tarian dan
karakter yang dibawakan oleh penari. Unsur ini mendukung terciptanya suasana tarian dan
menyampaikan karakter serta pesan secara tersirat.
1. RIAS KOREKTIF : Rias wajah untuk tujuan memperbaiki bagian wajah yang tidak sempurna
3. RIAS KARAKTER : Rias wajah untuk tujuan memperjelas karakter tokoh atau karakter tari
2. Pola Lantai : Tarian akan indah apabila penari bisa menguasai pola lantai. Tidak hanya melulu
berada di tengah panggung tapi juga bergerak kesana kemari sehingga tidak membuat penonton
bosan karena monoton. Hal ini juga sangat penting untuk tarian yang dibawakan oleh banyak
penari supaya antar penari tidak saling bertabrakan sehingga gerakan yang ditampilakan dapat
selaras, kompak, dan teratur.
3. Setting Panggung : Seni pertunjukkan tari yang baik akan memperhatikan pengaturan
panggungnya. Hal ini penting karena dengan adanya panggung yang sesuai tarian, tidak terlalu
sempit, dan tertata rapi akan menimbulkan kesan pada penonton. Setting panggung yang dimaksud
juga termasuk pencahayaan. Sekiranya, panggung sendratari tidak terlalu terang tetapi juga tidak
terlalu gelap. Intinya, penata ruangan harus bisa menyesuaikan dengan tari yang akan dibawakan.
4. Properti : Properti ini merupakan alat pendukung seperti selendang, piring, payung, lilin. Meskipun
memang tidak semua tarian menggunakan properti, unsur ini juga perlu diperhatikan untuk
mendukung visualisasi tarian.
1. Pola lantai vertikal : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari
depan ke belakang atau sebaliknya.
2. Pola lantai Horizontal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis lurus ke samping.
3. Pola lantai diagonal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis menyudut ke kanan atau
ke kiri.
4. Pola lantai melingkar : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis lingkaran.
Seni tari yang ada di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa kelompok :
1. Level Tinggi : Biasanya pada level tinggi, penari melakukan gerakan meloncat sambil
menggerakkan salah satu tangannya ke atas dan peragaan level ini akan tampak jelas jika dilakukan
secara kelompok.
2. Level Sedang (Medium) : Pada level sedang, penari melakukan gerakan berdiri seperti biasa. Level
medium jika dilakukan dalam kelompok secara terus-menerus akan terkesan monoton. Oleh karena
itu, level ini harus divariasi dengan level lain jika dipakai dalam peragaan tari secara berkelompok.
3. Level Rendah : Pada level rendah, penari melakukan gerakan jengkeng atau duduk. Sama seperti
level sedang, level rendah juga harus dibuat bervariasi ragam geraknya dengan permainan penggunaan
ruang gerak dan penggunaan tenaga yang diberi aksen-aksen gerak, seperti tari saman atau kecak,
sesekali bergerak sedikit naik, ke samping agar rangkaian geraknya ditempat dar:i ruang geraknya
cenderung menyempit menjadi tidak menarik.
1. Teater Boneka
Pertunjukan boneka telah dilakukan sejak Zaman Kuno. Sisa peninggalannya ditemukan di
makam-makam India Kuno, Mesir, dan Yunani. Boneka sering dipakai untuk menceritakan legenda atau
kisah-kisah yang bersifat religius (keagamaan). Berbagai jenis boneka dimainkan dengan cara yang
berbeda. Boneka tangan dipakai di tangan sementara boneka tongkat digerakkan dengan tongkat yang
dipegang dari bawah. Marionette atau boneka tali, digerakkan dengan cara menggerakkan kayu silang
tempat tali boneka diikatkan.
Selain itu, contoh teater boneka yang cukup populer ialah pertujukan wayang kulit. Dalam
pertunjukan wayang kulit, wayang dimainkan di belakang layar tipis dan sinar lampu menciptakan
bayangan wayang di layar. Penonton wanita duduk di depan layar, menonton bayangan tersebut.
Penonton pria duduk di belakang layar dan menonton wayang secara langsung.
Beralih ke luar negeri, pertujukan Boneka Bunraku dari Jepang mampu melakukan banyak sekali
gerakan sehingga diperlukan tiga dalang untuk menggerakkannya. Dalang berpakaian hitam dan duduk
persis di depan penonton. Dalang utama mengendalikan kepala dan lengan kanan. Para pencerita
bernyanyi dan melantunkan kisahnya.
TEATER BONEKA
TEATER WAYANG KULIT
2. Drama Musikal
Drama musikal merupakan pertunjukan teater yang menggabungkan seni tari, musik, dan seni
peran. Drama musikal lebih mengedepankan tiga unsur tersebut dibandingkan dialog para pemainnya.
Kualitas pemainnya tidak hanya dinilai pada penghayatan karakter melalui untaian kalimat yang
diucapkan tetapi juga melalui keharmonisan lagu dan gerak tari.
Disebut drama musikal karena dalam pertunjukannya yang menjadi latar belakangnya
merupakan kombinasi antara gerak tari, alunan musik, dan tata pentas. Drama musikal yang cukup
tersohor ialah kabaret dan opera. Perbedaan keduanya terletak pada jenis musik yang digunakan.
Dalam opera, dialog para tokoh dinyanyikan dengan iringan musik orkestra dan lagu yang dinyanyikan
disebut seriosa. Sedangkan dalam drama musikal kabaret, jenis musik dan lagu yang dinyanyikan bebas
dan biasa saja.
3. Teater Dramatik
Istilah dramatik digunakan untuk menyebut pertunjukan teater yang berdasarkan pada dramatika
lakon yang dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter secara psikologis sangat
diperhatikan. Situasi cerita dan latar belakang kejadian dibuat sedetil mungkin. Rangkaian cerita dalam
teater dramatik mengikuti alur plot dengan ketat. Fokus pertujukan teater dramatik ialah menarik
minat dan rasa penonton terhadap situasi cerita yang disajikan. Dalam teater dramatik, laku aksi
pemain sangat ditonjolkan. Satu peristiwa berkaitan dengan peristiwa lain hingga membentuk
keseluruhan cerita. Karakter yang disajikan di atas pentas adalah karakter tanpa improvisatoris. Teater
dramatik mencoba mementaskan cerita seperti halnya realita.
TEATER DRAMATIK
4. Teatrikalisasi Puisi
Teatrikalisasi puisi merupakan pertunjukan teater yang dibuat berdasarkan karya sastra puisi.
Karya puisi yang biasanya hanya dibacakan, dalam teatrikal puisi dicoba untuk diperankan di atas
pentas. Karena bahan dasarnya adalah puisi maka teatrikalisasi puisi lebih mengedepankan estetika
puitik di atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya bersifat teatrikal. Tata panggung dan blocking
dirancang sedemikian rupa untuk menegaskan makna puisi yang dimaksud.
Teatrikalisasi puisi memberikan kesempatan bagi seniman untuk mengekspresikan kreativitasnya
dalam menerjemahkan makna puisi ke dalam tampilan lakon dan tata artistik di atas pentas.
TEATRIKALISASI PUISI
5. Teater Gerak
Teater gerak merupakan pertunjukan teater dengan unsur utamanya adalah gerak dan ekspresi
wajah pemainnya. Dalam pementasannya, penggunaan dialog sangat minimal atau bahkan dihilangkan
seperti dalam pertunjukan pantomim klasik. Seiring perkembangannya, pemain teater dapat bebas
bergerak mengikuti suasana hati (untuk karakter tertentu) bahkan lepas dari karakter tokoh dasarnya
untuk menarik minat penikmat. Dari kebebasan ekspresi gerak inilah gagasan mementaskan
pertunjukan dengan berbasis gerak secara mandiri muncul.
Teater gerak yang paling populer dan bertahan sampai saat ini adalah pantomim. Sebagai
sebuah pertunjukan yang sunyi karena tidak menggunakan suara, pantomim mencoba mengungkapkan
ekspresinya melalui tingkah laku gerak dan mimik para pemainnya. Makna pesan yang hendak
direalisasikan dipertunjukkan dalam bentuk gerak.
TEATER GERAK
Setiap orang memiliki bentuk dan karakteristik yang berbeda. Ada tubuh yang bentuknya tipis, kekar,
persegi, dan sebagainya. Ada yang beranggapan bahwa orang yang bertubuh ramping lebih lentur
daripada orang yang bertubuh gemuk. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Bisa saja orang yang
bertubuh gemuk lebih lentur daripada orang yang bertubuh ramping. Nah, bagi pelaku teater, tubuh harus
diolah
atau dilatih agar tidak kaku saat berperan di atas panggung.
Sebelum melakukan latihan, sebaiknya perhatikan denyut nadi terlebih dahulu untuk mengetahui kerja
jantung dalam memompakan darah ke seluruh tubuh. Kamu dapat menghitung denyut nadi yang ada di
leher atau di pergelangan tangan dalam. Penghitungan denyut nadi yang ada di pergelangan tangan lebih
dianjurkan untuk menghasilkan perhitungan yang tepat. Cara menghitung denyut nadi yang ada di
pergelangan tangan yaitu dengan meletakkan jari tengah di atas pergelangan tangan dalam dengan ibu jari
atau jari jempol Penghitungan dilakukan selama enam detik dan hasilnya dikalikan sepuluh, atau
penghitungan dilakukan selama sepuluh detik dan hasilnya dikalikan enam. Perhitungan denyut nadi ini
disebut dengan perhitungan denyut nadi sesuai umur peserta latihan.
Adapun denyut nadi maksimal yang dapat dicapai dapat diketahui dengan mengurangi angka 220
dengan jumlah umur. Apabila denyut nadi kurang dari 100 denyut per menit, sebaiknya melakukan jalan
cepat atau loncat-loncat selama lima menit sampai mencapai denyut nadi 100 denyut per menit yang
merupakan batas terendah denyut nadi yang aman untuk melakukan latihan. Setelah mencapai denyut
nadi latihan, latihan olah tubuh siap dilaksanakan dengan latihan pemanasan.
Pola-pola latihan yang bisa pelajari dari pola yang telah ada. Misalnya, pola olahraga atau bisa kamu
buat sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Panggung adalah tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan dimana interaksi antara kerja
penulis lakon, sutradara, dan aktor ditampilkan di hadapan penonton. Ketiganya adalah panggung
proscenium, panggung thrust, dan panggung arena. Dengan memahami bentuk dari masingmasing
panggung inilah, penata panggung dapat merancangkan karyanya berdasar lakon yang akan disajikan
dengan baik.
7) Arena
Panggung arena adalah panggung yang penontonnya melingkar atau duduk mengelilingi
panggung (Gb.274). Penonton sangat dekat sekali dengan pemain. Agar semua pemain dapat
terlihat dari setiap sisi maka penggunaan set dekor berupa bangunan tertutup vertikal tidak
diperbolehkan karena dapat menghalangi pandangan penonton. Karena bentuknya yang
dikelilingi oleh penonton, maka penata panggung dituntut kreativitasnya untuk mewujudkan
set dekor. Segala perabot yang digunakan dalam panggung arena harus benar-benar
dipertimbangkan dan dicermati secara hati-hati baik bentuk, ukuran, dan penempatannya.
Semua ditata agar enak dipandang dari berbagai sisi.
Panggung arena biasanya dibuat secara terbuka (tanpa atap) dan tertutup. Inti dari
pangung arena baik terbuka atau tertutup adalah mendekatkan penonton dengan pemain.
Kedekatan jarak ini membawa konsekuensi artistik tersendiri baik bagi pemain dan (terutama)
tata panggung. Karena jaraknya yang dekat, detil perabot yang diletakkan di atas panggung
harus benar-benar sempurna sebab jika tidak maka cacat sedikit saja akan nampak. Misalnya, di
atas panggung diletakkan kursi dan meja berukir. Jika bentuk ukiran yang ditampilkan tidak
nampak sempurna – berbeda satu dengan yang lain – maka penonton akan dengan mudah
melihatnya. Hal ini mempengaruhi nilai artistik pementasan.
Lepas dari kesulitan yang dihadapi, panggun arena sering menjadi pilihan utama bagi
teater tradisional. Kedekatan jarak antara pemain dan penonton dimanfaatkan untuk
melakukan komunikasi langsung di tengah-tengah pementasan yang menjadi ciri khas teater
tersebut. Aspek kedekatan inilah yang dieksplorasi untuk menimbulkan daya tarik penonton.
Kemungkinan berkomunikasi secara langsung atau bahkan bermain di tengah-tengah penonton
ini menjadi tantangan kreatif bagi teater modern. Banyak usaha yang dilakukan untuk
mendekatkan pertunjukan dengan penonton, salah satunya adalah penggunaan panggung
arena. Beberapa pengembangan desain dari teater arena melingkar dilakukan sehingga bentuk
teater arena menjadi bermacammacam.
Masing-masing bentuk memiliki keunikannya tersendiri tetapi semuanya memiliki tujuan yang
sama yaitu mendekatkan pemain dengan penonton.
8) Proscenium
Panggung proscenium bisa juga disebut sebagai panggung bingkai karena penonton
menyaksikan aksi aktor dalam lakon melalui sebuah bingkai atau lengkung proscenium
(proscenium arch). Bingkai yang dipasangi layar atau gorden inilah yang memisahkan wilayah
akting pemain dengan penonton yang menyaksikan pertunjukan dari satu arah (Gb.276).
Dengan pemisahan ini maka pergantian tata panggung dapat dilakukan tanpa sepengetahuan
penonton. Panggung proscenium sudah lama digunakan dalam dunia teater. Jarak yang sengaja
diciptakan untuk memisahkan pemain dan penonton ini dapat digunakan untuk menyajikan
cerita seperti apa adanya. Aktor dapat bermain dengan leluasa seolah-olah tidak ada penonton
yang hadir melihatnya. Pemisahan ini dapat membantu efek artistik yang dinginkan terutama
dalam gaya realisme yang menghendaki lakon seolah-olah benar-benar terjadi dalam
kehidupan nyata.
Tata panggung pun sangat diuntungkan dengan adanya jarak dan pandangan satu arah
dari penonton. Perspektif dapat ditampilkan dengan memanfaatkan kedalaman panggung (luas
panggung ke belakang). Gambar dekorasi dan perabot tidak begitu menuntut kejelasan detil
sampai hal-hal terkecil. Bentangan jarak dapat menciptkan bayangan arstisitk tersendiri yang
mampu menghadirkan kesan. Kesan inilah yang diolah penata panggung untuk mewujudkan
kreasinya di atas panggung proscenium. Seperti sebuah lukisan, bingkai proscenium menjadi
batas tepinya. Penonton disuguhi gambaran melalui bingkai tersebut. Hampir semua sekolah
teater memiliki jenis panggung proscenium. Pembelajaran tata panggung untuk menciptakan
ilusi (tipuan) imajinatif sangat dimungkinkan dalam panggung proscenium.
Jarak antara penonton dan panggung adalah jarak yang dapat dimanfaatkan untuk
menciptakan gambaran kreatif pemangungan. Semua yang ada di atas panggung dapat
disajikan secara sempurna seolah-olah gambar nyata. Tata cahaya yang memproduksi sinar
dapat dihadirkan dengan tanpa terlihat oleh penonton dimana posisi lampu berada. Intinya
semua yang di atas panggung dapat diciptakan untuk mengelabui pandangan penonton dan
mengarahkan mereka pada pemikiran bahwa apa yang terjadi di atas pentas adalah kenyataan.
Pesona inilah yang membuat penggunaan panggung proscenium bertahan sampai sekarang.
9) Thrust
Panggung thrust seperti panggung proscenium tetapi dua per tiga bagian depannya
menjorok ke arah penonton. Pada bagian depan yang menjorok ini penonton dapat duduk di
sisi kanan dan kiri panggung (Gb.277). Panggung thrust nampak seperti gabungan antara
panggung arena dan proscenium.
Untuk penataan panggung, bagian depan diperlakukan seolah panggung Arena sehingga
tidak ada bangunan tertutup vertikal yang dipasang. Sedangkan panggung belakang
diperlakukan seolah panggung proscenium yang dapat menampilan kedalaman objek atau
pemandangan secara perspektif. Panggung thrust telah digunakan sejak Abad Pertengahan
(Medieval) dalam bentuk panggung berjalan (wagon stage) pada suatu karnaval. Bentuk ini
kemudian diadopsi oleh sutradara teater modern yang menghendaki lakon ditampilkan melalui
akting para pemain secara lebih artifisial (dibuat-buat agar lebih menarik) kepada penonton.
Bagian panggung yang dekat dengan penonton memungkinkan gaya akting teater
presentasional yang mempersembahkan permainan kepada penonton secara langsung,
sementara bagian belakang atau panggung atas dapat digunakan untuk penataan panggung
yang memberikan gambaran lokasi kejadian.
2. Palet
Palet adalah tempat untuk mencampur cat atau
tempat untuk menyiapkan cat sebelum diaplikasikan ke
kanvas. Palet yang bagus adalah palet yang bersifat licin
karena minyak tak dapat meresap kedalamnya.
4. Pisau palet
Pisau palet sebenarnya berfungsi untuk mengaduk cat minyak diatas palet agar didapat komposisi
warna yang rata, mengkilat dan maksimal. Namun banyak dari maestro lukis menggunakannya sebagai
alat lukis seperti pengganti kuas dan untuk meratakan tekstur cat pada kanvas.
5. Easel
Easel adalah papan untuk menjepit kanvas. Papan ini memiliki kaki dan
berdiri agak miring serta dapat di stel naik turun. Sebenarnya papan ini tidak
terlalu penting, asalkan kanvas bisa berdiri tegak, dan bisa dilukis tanpa bergerak.
34. Bahan untuk Berkarya Seni Patung
Adapun bahan-bahan yang biasanya digunakan dalam membuat patung adalah batu, kayu, besi, kaca,
dan tanah liat.
Alat-alat yang biasanya digunakan dalam membuat patung adalah sebagai berikut.
1. Butsir, adalah alat bantu untuk membuat patung dari tanah liat yang terbuat dari bahan kayu dan
kawat. Panjangnya antara 10-15 cm
2. Pahat, yaitu alat yang digunakan untuk membentuk bahan menjadi patung, biasanya yang
mengunakan pahat adalah patung kayu, batu, besi, atau kaca.
3. Meja putar, meja yang dapat diputar untuk mencetak patung, berfungsi untuk memudahkan dalam
mengontrol bentuk dari berbagai arah. Biasanya digunakan pada patung dari tanah liat.
4. Palu, merupakan alat pelengkap pahat. Palu memberikan tekanan pada pahat sehinga dapat
membentuk bahan patung
5. Cetakan, digunakan untuk mencetak patung dari bahan cair.
6. Sendok adonan, digunakan untuk mengambil adonan dan menempelkan pada kerangka patung
1 2 3 4 5 6 7 1
36. Unsur Gerak dalam Tari
Sebuah proses perpindahan dari satu sikap tubuh yang satu ke sikap yang lain.
Gerak Tari dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Gerak Murni (pure movemen)
2. Gerak Maknawi (gesture)
Gerak Murni adalah gerak yang digarap sekedar untuk mendapatkan bentuk yang artistik dan tidak
dimaksudkan untuk menggambarkan sesuatu.
Gerak Maknawi adalah Gerak yang mengandung arti yang jelas.