Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi analitik dengan

desain kasus kontrol. Penelitian dengan disain studi kasus kontrol bertujuan

untuk melihat proprorsi variabel merokok (status merokok, usia mulai

merokok, jumlah rokok yang dihisap, lama merokok, jenis rokok) dan

karakteristik (IMT, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan jenis

pekerjaan) pada kelompok kasus maupun kontrol serta melihat hubungan

antara merokok dengan kejadian penyakit TB paru di Puskesmas DTP Mande

Cianjur.

B. Kerangka konsep Penelitian

Berikut ini adalah kerangka konsep dalam penelitian ini :

Gambar 3.1
Kerangka konsep Penelitian

Merokok
Kejadian
a. Status merokok
Tuberkulosis
b. Usia mulai merokok
c. Jumlah rokok yang Paru
dihisap
d. Lama merokok
e. Jenis rokok

1. IMT
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Tingkat pendidikan
5. Jenis pekerjaan

27
28

Kerangka konsep atau kerangka pikir merupakan bagian dari kerangka

teori yang akan diteliti untuk mendeskripsikan secara jelas variabel yang

diteliti (variabel dependen) dan variabel faktornya (variabel independen)

(Kemenkes, 2012). Konsep tidak dapat diukur dan diamati secara langsung

sehingga harus dijabarkan ke dalam variabel-variabel (Notoatmodjo, 2010).

Variabel dependen yang akan diteliti adalah penyakit TB paru. Variabel

independen yang akan diteliti adalah IMT, umur, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, jenis pekerjaan, status merokok, umur mulai merokok, jumlah

rokok yang dihisap, lama merokok dan jenis rokok.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu batasan yang digunakan untuk

membatasai ruang lingkup variable-variabel yang diamati (Notoatmodjo),

2010). Berdasarkan kerangka konsep, penulis membuat definisi operasional

beradasarkan variabel yang diteliti.

Tabel 3.1
Variabel Independen yaitu faktor resiko yang meliputi
Variabel Definisi Oprasional Cara Ukur dan Alat Hasil Ukur Skala
Ukur Ukur
Kasus Penderita yang Telaah dokumen 1. Bukan penderita Ordinal
Penyakit TB dinyatakan TB paru Formulir daftar TB
Paru BTA Positif oleh tersangka penderita 2. Penderita TB paru
Puskesmas dan (suspek yang BTA Positif
tercatat di formulir diperiksa dahak
daftar tersangka SPS (TB.06)) dan
penderita (suspek kartu pengobatan
yang diperiksa pasien TB (TB.01)
dahak SPS (TB.06)
Status Pernah atau Wawancara 1. Tidak merokok Ordina
merokok tidaknya responden terstruktur 2. Pernah merokok
menghisap rokok menggunakan 3. Merokok
sebelum dan sampai kuesioner
terdiagnosis TB
paru BTA positif.

Usia Usia responden 1. >20 tahun


29

mulai mulai 2. 10-19 tahun


merokok Merokok

Jumlah r Banyaknya batang Wawancara 1. 1-12 batang


okok rokok yang dihasap terstruktur 2. >13 batang
yang dihisap dalam sehari menggunakan
Kuesioner
Lama Lamanya responden Wawancara 1. 1-15 tahun
merokok merokok terstruktur 2. >16 tahun
menggunakan
Kuesioner

Jenis rokok Jenis rokok yang Wawancara 1. Rokok putih


dihasap responden terstruktur 2. Rokok kretek
setiap kali merokok menggunakan
Kuesioner
Indeks Massa Kondisi berat badan Telaah dokumen 1. Normal (18,5-24,9 Ordinal
Tubuh (IMT) responden Kartu pengobatan kg/m2)
dibagi pasien TB (TB.01) 2. Kurang (< 18,5
dengan tinggi kg/m2)
badan, 3. Lebih (> 25 kg/m2)
pada saat
terdiagnosis
TB paru
BTA Positif.
Umur Umur responden Telaah dokumen 1. >56 tahun Ordinal
pada saat Formulir daftar 2. 17-55 tahun
terdiagnosis TB tersangka penderita
paru BTA Positif. (suspek yang
diperiksa dahak
SPS (TB.06)) dan
kartu pengobatan
pasien TB (TB.01)
Jenis Kelamin Pembagian jenis Telaah dokumen 1. Perempuan Ordinal
seksual yang Formulir daftar 2. Laki-laki
ditentukan secara tersangka penderita
biologis dan (suspek yang
anatomis yang din diperiksa dahak
yatakan dalam SPS (TB.06)) dan
jenis kelamin laki kartu pengobatan
-laki atau jenis pasien TB (TB.01)
kelamin perempuan
Tingkat Tingkat pendidikan Wawancara 1. Sekolah wajib 9 Ordinal
pendidikan formal terakhir yang terstruktur tahun
diselesaikan oleh menggunakan 2. Tidak sekolah wajib
responden saat kuesioner 9 tahun
terdiagnosis TB
paru BTA Positif.
Pekerjaan Kegiatan responden Wawancara 1. Bekerja
yang bertujuan terstruktur 2. Tidak bekerja
untuk memperoleh menggunakan
penghasilan dalam kuesioner
rangka pemenuhan
kebutuhan keluarga
saat terdiagnosis
30

TB paru BTA
Positif.

D. Hipotesis Penelitian

Hasil penelitian yang akan diharapkan oleh peneliti adalah:

1. Ada hubungan Karakteristik (IMT, umur, jenis kelamin, tingkat

pendidikan dan jenis pekerjaan) berisiko terhadap kejadian penyakit TB

paru di wilayah kerja Puskesmas DTP Mande Cianjur.

2. Ada hubungan Merokok (status merokok, usia mulai merokok, jumlah

rokok yang dihisap, lama merokok dan jenis rokok) berisiko terhadap

kejadian penyakit TB paru di wilayah kerja Puskesmas DTP Mande

Cianjur.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien TB paru BTA

positif yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas DTP Mande Cianjur

sebanyak 105 dan tercatat di formulir daftar tersangka penderita (suspek

yang diperiksa dahak SPS (TB.06) Puskesmas DTP Mande Cianjur tahun

2017. Adapun sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok kasus

dan kontrol dimana kelompok kasus merupakan pasien yang menderita TB

paru BTA positif dan berdomisili di wilayah kerja di Puskesmas DTP

Mande Cianjur tahun 2017, sedangkan kelompok kontrol adalah keluarga

pasien yang tinggal serumah dengan pasien dan tidak menderita TB paru

pada tahun dimana pasien telah terdiagnosa TB paru BTA positif.


31

2. Sampel

Untuk menghitung besar sampel dalam penelitian ini, rumus

besarsampel yang digunakan adalah sebagai berikut :

𝟐
𝟏
{𝒁𝟏−∝/𝟐 √(𝟏 + 𝟑)𝒑(𝟏 − 𝒑) + 𝒁𝟏 − 𝜷√𝑷𝟏 (𝟏 − 𝑷𝟏 + 𝑷𝟐 (𝟏 − 𝑷𝟐 )}
𝒏=
(𝑷𝟏 −𝑷𝟏 )𝟐

Keterangan : n = Jumlah sampel minimal

Z1-α/2= Derajat kepercayaan (1,64)

Z1-β= Kekuatan uji (0,84)

P = Proporsi di populasi

P1 = Proporsi terpapar pada kelompok kasus

P2= Proporsi terpapar pada kelompok kontrol

Dari persamaan di atas dan didasarkan pada peritungan P2 dari hasil

penelitian sebelumnya, nilai P1-P2 yang ditentukan sendiri oleh penulis,

dimana jumlah sampel setiap variabel dengan α = 0,05, maka dapat

dihitung besar sampel minimal sebagai berikut :

No Variabel Peneliti P2 P1-P2 N

1 Status Kollapan 0,63 10% 175,2


(2002)
merokok

2 IMT Rusnoto 0,642 10% 130,9

(2010)

Berdasarkan hasil perhitungan besar sampel, maka diperoleh besar

sampel minimal untuk penelitian ini adalah 176 responden. Jumlah


32

kelompok kasus TB paru BTA positif berdasarkan laporan Puskesmas

DTP Mande Cianjur tahun 2017 sebesar 35 kasus, maka jumlah kelompok

kontrol untuk penelitian inisebesar 3 x 35 = 105 kontrol. Jumlah kontrol

didapat berdasarkan perbandingan kasus dan kontrol 1 : 3. Kontrol diambil

dari 3 anggota keluarga kasus. Apabila jumlah anggota keluarga kasus

kurang dari 3 orang, maka tetangga terdekat yang diambil menjadi sampel

dan apabila anggota keluarga kasus lebih dari 3 orang, maka yang

dijadikan kontrol adalah anggota keluarga kasus yang berada di rumah saat

penelitian dan sesuai dengan kriteria inkusi kontrol.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel ini sangat penting, karena apabila salah

dalam penggunaan teknik sampling maka hasilnya pun akan jauh dari

kebenaran (penyimpangan) (Notoatmodjo, 2010).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan Purposive sampling. Dimana pada teknik ini cara

pengambilan sampel dilakukan dengan pengambilan sampel secara sengaja

sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan.

Agar tidak terjadi penyimpangan dari populasi, sampel memenuhi

kriteria inklusi dan kriteria eksklusi pada masing-masing kelompok kasus

maupun kontrol. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi pada kelompok

kasus diantaranya adalah:

a. Kriteria inklusi untuk kasus


33

(1) Pasien yang menderita dan tercatat TB paru BTA positif di formulir

daftar tersangka penderita (suspek) yang diperiksa dahak SPS

(TB.06) Puskesmas DTP Mande Cianjur tahun 2017.

(2) Pasien berusia > 17 tahun.

(3) Pasien berdomisili di wilayah kerja Puskesmas DTP Mande

Cianjur.

b. Kriteria eksklusi untuk kasus

(1) Pernah menderita suspect TB paru dan TB Paru BTA negatif

(2) Pasien meninggal.

c. Kriteria inklusi untuk kontrol

(1) Keluarga pasien yang tinggal serumah dengan pasien dan tidak

menderita TB paru jenis apapun pada tahun dimana pasien telah

terdiagnosa TB paru BTA positif.

(2) Pasien berusia > 17 tahun.

(3) Pasien berdomisili di wilayah kerja Puskesmas DTP Mande

Cianjur.

d. Kriteria eksklusi untuk kontrol

(1) Pernah menderita suspectTB paru dan TB paru BTA negatif.

F. Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

dibagi menjadi dua yakni telaah dokumen dan wawancara terstruktur

dengan menggunakan kuesioner. Telaah dokumen didapatkan dari formulir


34

daftar tersangka penderita (suspek yang diperiksa dahak SPS (TB.06))

Puskesmas DTP Mande Cianjur tahun 2017 yang digunakan untuk

memperoleh informasi untuk kasus terkait variabel kasus TB paru BTA

positif yang terdiri dari nama, umur pertama kali terdiagnosis TB paru dan

jenis kelamin. Telaah dokumen dari kartu pengobatan pasien TB (TB.01)

digunakan untuk memperoleh informasi mengenai variabel IMT.

Sedangkan informasi variabel IMT untuk kontrol di dapatkan dengan cara

mengukur berat badan menggunakan timbangan dan tinggi badan

menggunakan meteran. Metode wawancara terstruktur digunakan untuk

memperoleh informasi mengenai tingkat pendidikan, jenis pekerjaan,

status merokok, usia mulai merokok, jumlah rokok yang dihisap, lama

merokok dan jenis rokok.

2. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini akan mengambil data mengenai gambaran faktor

individu pada balita yang mengalami ISPA. Penelitian ini mengambil data

dengan cara :

a. Peneliti mempersiapkan peralatan dan kebutuhan untuk penelitian.

b. Mengunjungi tempat yang sudah ditentukan yaitu Wilayah Kerja

Puskesmas DTP Mande.

c. Peneliti menjelaskan maksut dan tujuan kepada responden.

d. Peneliti meminta persetujuan kepada responden

e. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden.


35

f. Peneliti mengolah hasil kuesioner dan data yang sudah dikumpulkan

dan memasukkan kedalam laporan penelitian

G. Langkah - Langkah Penelitin

1. Tahap Persiapan

a. Menentukan masalah dan judul penelitian

b. Memilih lahan penelitian

c. Mengurus administrasi penelitian untuk mendapat izin studi

pendahuluan

d. Melakukan studi pendahuluan untuk menentukan masalah

e. Konsultasi / perbaikan proposal penelitian

f. Mengurus surat izin untuk pelaksanaan penelitian

2. Tahap Pelaksanaan

a. Meminta persetujuan dari Kepala Puskesmas Cinunuk Kabupaten

Bandung

b. Persetujuan responden

c. Peneliti mengwawancarai responden

d. Peneliti mengumpulkan hasil wawancara responden

e. Menarik kesimpulan

3. Tahap Akhir

a. Penyusunan hasil laporan penelitian

b. Persentasi hasil penelitian

c. Perbaikan hasil penelitian

H. Pengolahan Data dan Analisi Data


36

1. Pengolahan Data

Kuesioner atau lembar hasil wawancara yang telah diisi dikumpulkan

kemudian diperiksa kelengkapannya, dimasukkan dan diolah dengan

sistem komputerisasi menggunakan SPSS versi 16 dan Microsoft Excel

2010 dengan tahap-tahap sebagai berikut :

a) Editing

Memeriksa kelengkapan data baik yang telah dikumpulkan melalui

daftar pertanyaan pada kuisioner maupun data yang telah memenuhi

kriteria inklusi dan eklusi pada kelompok kasus dan kontrol saat

penelitian berlangsung.

b) Pengkodean data (Coding)

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas kategori. Pemberian kode ini sangat

penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Data

yang sudah terkumpul, diberikan kode pada setiap peryataan.

c) Pemasukan data (Entry)

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam program komputer statistik untuk dapat

dianalisis atau dibuat distribusi frekuensinya.

d) Pembersihan data (Cleaning)

Proses pengecekkan kembali data-data yang telah dimasukkan

untuk melihat ada tidaknya kesalahan, terutama kesesuaian pengkodean

yang dilakukan. Apabila terjadi kesalahan maka data tersebut akan


37

segera diperbaiki sehingga sesuai dengan hasil pengumpulan data yang

dilakukan.

2. Analisi Data

Setelah dilakukan editing, coding, entry dan cleaning, data yang

diperoleh masing-masing dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 16

dan Microsoft Excel 2010. Adapun analisa data yang dilakukan antara

lain:

a) Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat proporsi semua variabel

yaitu status merokok, usia mulai merokok, jumlah rokok yang dihisap,

lama merokok, jenis rokok, IMT, umur, jenis kelamin, pendidikan

terakhir dan jenis pekerjaanpada masing-masing kelompok kasus

maupun kontrol. Hasil analisis univariat berupa distribusi frekuensi

dari setiap variabel. Selanjutnya, hasil analisis univariat ditampilkan

dalam bentuk Tabel.

b) Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat nilai Odds Rasio

(OR) pada masing-masing variabel dengan kejadian TB paru. Uji OR

merupakan salah satu uji yang digunakan untuk melihat besar risiko

variabel independen. Analisis bivarat dilakukan dengan uji Chi-

Square. Variabel tersebut diantaranya adalah status merokok,

usiamulai merokok, jumlah rokok yang dihisap, lama merokok, jenis

rokok, IMT, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan jenis


38

pekerjaan. Selain itu analisis bivarat bertujuan untuk melihat

hubungan antara merokok dengan kejadian penyakit TB paru. Hasil

analisis data disajikan dalam bentuk tabel.

Nilai OR merupakan perbandingan antara risiko yang dialami

oleh mereka yang terpapar dengan mereka yang tidak terpapar. Nilai

OR dimulai dari nol (0) sampai tak terhingga. Nilai OR sama dengan

satu (OR=1) berarti tidak ada hubungan. Nilai OR lebih kecil dari 1

berarti faktor tersebut bersifat protektif (OR<1). Sedangkan jika OR

lebih dari 1 (> 1) berarti bahwa faktor tersebut merupakan faktor

risiko (Meehan, 2009). Rumus dari OR adalah:

𝑎/𝑏 𝑎𝑑
𝑂𝑅 = =
𝑐/𝑑 𝑏𝑐

Keterangan :

OR : Odds ratio risiko terhadap kejadian TB Paru BTA positif

a/b : Rasio antara banyaknya kasus yang terpapar dan kasus yangtidak

terpapar.

c/d : Rasio antara banyaknya kontrol yang terpapar dan kontrol yang

tidak terpapar.

Jika dalam penelitian ini dihasilkan nilai OR dengan rentang

CI (confident interval) yang tidak mencakup nilai 1,00 maka bisa

dinyatakan signifikan pada α 10%. Namun jika nilai lower limit dan

upper limit (nilai CI) mencakup 1,00 maka hasil penelitian dinyatakan

tidak signifikan secara statistik pada nilai alpha 0,01 (Meehan, 2009).
39

I. Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek

penelitian adalah manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.

Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah:

1. Informed consent (format persetujuan)

Lembar ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang

memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian. Jika subyek

menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak

subyek.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama

responden, tetapi lembar tersebut diberi kode.

3. Convidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

J. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas DTP Mande

Kabupaten Cianjur pada bulan Juni - September 2017.

Anda mungkin juga menyukai