Anda di halaman 1dari 3

Septi Krisyanti

K4316058
B

Perkembangan Pembelajaran Materi Evolusi


Di Sekolah Menengah Atas (SMA)

Evolusi merupakan salah satu materi inti dalam pembelajaran biologi. Banyak ahli
biologi berpendapat bahwa evolusi menjadi kunci pemahaman seluruh kehidupan yang ada di
bumi yang berkaitan mengenai organisme dan lingkungannya (Mardiyyaningsih, 2012).
Evolusi dianggap sebagai landasan pendidikan biologi, bagian penting dari literasi sains yang
dimasukkan ke dalam standar untuk direkomendasikan oleh Dewan Riset Nasional dan Next
Generation Standar Sains (Jirana & Amin, 2015). Berdasarkan hal tersebut, evolusi menjadi
salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan untuk peserta didik Sekolah Menengah Atas
(SMA) kelas XII. Kompetensi dasar pada materi evolusi SMA meliputi analisis tentang teori
evolusi dan seleksi alam dengan pandangan baru mengenai pembentukan spesies baru di
bumi berdasarkan studi literatur dan mengevaluasi pemahaman diri tentang berbagai
pandangan mengenai evolusi makhluk hidup dan menciptakan gagasan baru tentang
kemungkinan-kemungkinan teori evolusi berdasarkan pemahaman yang dimilikinya.
Kurikulum 2013 diberlakukan untuk mengantisipasi kebutuhan pada Abad 21 yang
mempunyai ciri-ciri utama pesatnya informasi, komputasi, otomasi dan komunikasi (Sani,
2014) dalam (Wulandari, Amin, & Suhadi, 2017). Kurikulum 2013 menekankan pada proses
pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau
penalaran tertentu yang mendukung kreatifitas peserta didik. Kreatifitas tersebut dapat
diperoleh melalui aktifasi antara kemampuan personal dan interpersonal peserta didik dengan
scientific approach. Pengembangan kemampuan personal peserta didik dilatih dengan proses
mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), dan menalar
(associating). Pengembangan kemampuan interpersonal peserta didik dilatih dengan
membentuk jejaring (networking).
Menurut Sukarno dalam (Minarti, Hidayat, & Prastiwi, 2014), evolusi dapat diajarkan
dengan memecahkan masalah sehingga melatih peserta didik memecahkan masalah secara
ilmiah seperti merumuskan masalah, mengemukakan hipotesis, melatih merencanakan suatu
eksperimen untuk menguji hipotesis, menganalisis data hasil percobaan serta melatih
mengambil kesimpulan dari sekumpulan data yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran,
sehingga pembelajaran evolusi menjadi bermakna. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan
Septi Krisyanti
K4316058
B

berpikir kritis peserta didik dalam memecahkan suatu permasalahan yang didasarkan dengan
alasan dan bukti yang jelas.
Guru merupakan kunci proses pembelajaran dan sumber pengetahuan bagi peserta
didik di kelas. Proses pembelajaran sangat ditentukan oleh pemahaman guru terhadap konsep
dan bagaimana cara penyampaian materi oleh seorang guru sehingga konsep – konsep yang
disampaikan dapat diterima oleh peserta didik. Pemahaman konsep guru dalam pembelajaran
evolusi sangat penting supaya peserta didik dapat memahami masalah pro kontra teori evolusi
yang ada di masyarakat dan meminimalisir terjadinya miskonsepsi materi pada peserta didik.
Oleh karena itu, dalam penyampaian materi sebaiknya menggunakan metode dan model yang
menarik. Secara umum, pendekatan instruksional aktif dan kolaboratif akan lebih efektif
daripada metode pembelajaran konvensional misalnya ceramah dan diskusi (Jirana & Amin,
2015). Selain itu, pembelajaran juga dapat dilakukan di luar kelas seperti melakukan
kunjungan ke tempat maupun museum bersejarah misalnya Situs Sangiran, merupakan salah
satu situs bersejarah yang menyimpan berbagai koleksi benda-benda peninggalan kehidupan
pada masa prasejarah dan juga telah ditetapkan sebagai warisan dunia (world heritage) oleh
UNESCO. Disana, siswa dapat melihat langsung dan memahami contoh benda – benda
peninggalan prasejarah.
Pelaksanaan pembelajaran evolusi di Sekolah Menengah Atas masih belum optimal.
Contohnya terjadi di salah satu SMAN di Kabupaten Banyuwangi kelas XII IPA mengalami
kendala dalam pembelajaaran materi evolusi. Bahan ajar yang ada masih mengacu pada buku
paket dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sedangkan guru harus mengajar
dengan pendekatan saintifik yang mengacu pada kurikulum 2013. Hal ini mengakibatkan
86% guru pengampu pelajaran biologi materi evolusi memerlukan modul pembelajaran bagi
peserta didik. Namun, hal ini dapat diatasi dengan pembuatan modul evolusi menggunakan
pendekatan saintifik dan model Think, Talk, Write. Model Think, Talk, Write merupakan
model pembelajaran yang dibangun berdasarkan kemampuan berpikir, berbicara, dan menulis
(Huinker dan Laughin, 1996) dalam (Wulandari et al., 2017)
Menurut saya, mata pelajaran evolusi penting dikembangkan di Sekolah Menengah
Atas karena sangat erat kaitannya dengan asal usul kehidupan melalui interaksi antara
organisme dan lingkungannya. Sebagai guru, dituntut untuk memahami konsep dan cara
penyampaian materi kepada peserta didik sehingga dapat meminimalisir terjadinya
miskonsepsi materi. Miskonsepsi dapat terjadi karena kurangnya pemahaman dan
pengetahuan guru terhadap materi tersebut, buku ajar yang digunakan serta alokasi waktu
Septi Krisyanti
K4316058
B

yang singkat. Dalam penyampaian materi, guru menggunakan strategi pembelajaran yang
kreatif dan inovatif sehingga peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan. Selain
itu, guru juga harus mampu menyampaikan materi evolusi kepada peserta didik dengan sudut
pandang ilmu pengetahuan yang berdasarkan bukti dan petunjuk evolusi yang ada. Sehingga,
dapat mengurangi kontroversi yang ada di masyarakat mengenai teori evolusi seputar asal
usul manusia dan kehidupan. Berdasarkan ilmu pengetahuan, juga belum bisa menjawab
bagaimana asal usul manusia dan kehidupan yang sebenarnya. Materi evolusi membahas
bagaimana proses maupun tahapan perubahan yang memerlukan waktu yang lama.

Referensi:
Jirana, & Amin, M. (2015). Survei Pembelajaran Evolusi pada Guru SMA di Jawa Timur.
Prosiding Seminar Nasional Biologi / IPA Dan Pembelajarannya, 1335–1339.
Mardiyyaningsih, A. N. (2012). Perspektif Pengajaran Teori Intelligent Design di Sekolah
Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Matematika Dan IPA, 3(2), 12–24.
Minarti, Hidayat, T., & Prastiwi, M. S. (2014). PROFIL MODUL EVOLUSI UNTUK
MELATIH BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS XII. BioEdu Berkala Ilmiah
Pendidikan Biologi, 3(1), 315–318.
Wulandari, P. W., Amin, M., & Suhadi. (2017). PENGEMBANGAN MODUL EVOLUSI
DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK MENGGUNAKAN MODEL THINK , TALK
, WRITE ( TTW ) DI SMA. Jurnal Pendidikan, 2(1), 32–41.

Anda mungkin juga menyukai