Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Metode
Penelitian
Kualitatif
Sifat-Sifat Penelitian

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

06
Ilmu Komunikasi Public Relations Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm

Abstract Kompetensi
Modul membahas pengertian dan ciri- Mahasiswa mampu menjelaskan
ciri penelitian deskriptif, eksplanatif dan pengertian dan ciri-ciri penelitian
eksploratif. deskriptif, eksplanatif dan eksploratif.
Pengertian Penelitian Deskriptif,
Eksplanatif dan Eksplotatif
Pengertian Penelitian Deskriptif
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif diarahkan untuk membuat pengamatan yang cermat dan dokumentasi
rinci dari fenomena yang menarik. Pengamatan ini harus didasarkan pada metode ilmiah
(yaitu, harus dapat direplikasi, tepat, dll), dan karena itu, lebih dapat diandalkan daripada
pengamatan kasual oleh orang-orang tidak terlatih. Merupakan metode penelitian yang
berusaha menggambarkan kondisi objek penelitian sesuai dengan keadaan yang ditemukan
atau diamati di lapangan. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengamat dan hanya
membuat kategori perilaku, mengamati gejala alamiah dan mencatatnya. Merupakan tipe
penelitian yang memberikan sebuah penjelasan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan kondisi subyek ataupun obyek penelitian dengan menjelaskan kedudukan
serta hubungan antara variabel-variabel berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan
menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang
berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang
kecendrungan yang tengah berlangsung.
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti
secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak
di lakukan oleh para peneliti karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat
bahwa sebagian besar laporan penelitian di lakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode
deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan
bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.
Jenis penelitian ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan
akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Peneliti sudah
mempunyai konsep (biasanya satu konsep) dan kerangka konseptual. Melalui kerangka
konseptual (landasan teori), peneliti melakukan operasionalisasi konsep yang akan
menghasilkan variabel beserta indikatornya. Penelitian ini menggambarkan realitas yang
sedang diteliti tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel. Contohnya pada penelitian “Opini
Penonton Liputan 6 SCTV” (dalam Yearry Panji, 2011). Penelitian deskriptif menyajikan
sebuah gambaran spesifik yang detil tentang suatu situasi atau kondisi, lengkap dengan
seting sosial dan berbagai relasi di dalamnya. Penelitian deskriptif juga termasuk penelitian

‘13 Metode Penelitian Kualitatif


2 Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang paling sering digunakan oleh ilmuwan sosial. Penelitian deskriptif dan eksloratif
memiliki banyak persamaan, bahkan kadang penggunaannya sering tercampur. Bedanya,
penelitian deskriptif umumnya berangkat dari sebuah penelitian yang telah tersusun atau
terencana dengan baik sehingga harapannya dapat menemukan deskripsi yang baik dan
tepat dari apa yang ingin dicarinya. Hasil dari penelitian deskriptif adalah gambaran yang
detil dari suatu fenomena yang diteliti. Contohnya, temuan penelitian deskriptif yang mampu
menggambarkan jumlah persentase tertentu, misalkan bahwa 10 persen orangtua terlibat
dalam kekerasan fisik atau seksual terhadap anak-anak mereka (Neuman, 2000: 22).
Penelitian deskriptif memfokuskan diri kepada pertanyaan “bagaimana” dan “siapa”
(bagaimana fenomena ini dapat terjadi? Siapa saja yang terlibat dalam fenomena ini?).
Upaya untuk mendapatkan penjelasan mengapa suatu fenomena dapat terjadi atau untuk
mengeksplorasinya tidak terlalu menjadi minat penelitian deskriptif, selain bahwa tujuannya
untuk mendapatkan deskripsi tadi. Penelitian deskriptif juga umumnya menggunakan hampir
semua teknik pengumpulan data: survei, studi lapangan, observasi, analisis isi, dan
semacamnya, mungkin hanya eksperimen saja yang dirasa kurang tepat untuk penlitian
deskriptif ini (Neuman, 2000: 22).
Penelitian deskriptif dilakukan dimana telah terdapat informasi mengenai suatu
permasalahan atau suatu keadaan akan tetapi informasi tersebut belum cukup terperinci,
maka peneliti melakukan penggambaran atau deskripsi secara terperinci. Biasanya kata
tanya yang dipakai ialah “bagaimana”.

Penelitian Eksploratif
Penelitian ini bertujuan untuk menggali data, tanpa mengoperasionalisasi konsep atau
menguji konsep pada realitas yang diteliti. Penelitian ini paling sederhana dan mendasar
(biasanya kualitatif). Jenis penelitian eksplorasi dikenal juga dengan nama grounded
reserach. Menurut Bungin (2001: 29) penelitian ini bertolakbelakang dari penelitian lainnya.
Jika penelitian lainnya pada umumnya diawali oleh desain penelitian, namun grounded
research tidak. Peneliti langsung terjun ke lapangan, semuanya dilaksanakan di lapangan.
Rumusan masalah ditemukan di lapangan, data merupakan sumber teori,teori berdasarkan
data sehingga teori juga lahir dan berkembang di lapangan. Bahkan peneliti tidak
mempunyai konsep awal. Penelitian eksploratif dituntut untuk kreatif, berpikiran terbuka, dan
fleksibel, serta mampu mengembangkan bakat investigatif dan mampu mengeksplorasi
berbagai sumber informasi. Penelitian eksploratif juga umumnya menggunakan data
kualitatif sehingga penggunaan teknik pengumpulan data serta metodologinya umumnya
juga terkait dengan penelitian yang sifatnya kualitatif. Di mana penelitian kualitatif juga dilihat
sebagai penelitian yang lebih terbuka kemungkinan terhadap berbagai temuan baru ketika
dilakukan penelitian eksploratif di lapangan (Neuman, 2000: 21).

‘13 Metode Penelitian Kualitatif


3 Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Penelitian eksploratif sering dilakukan di daerah-daerah penyelidikan yang baru, di
mana tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk memperluas cakupan atau meluaskan suatu
fenomena masalah, atau perilaku tertentui, (2) untuk menghasilkan beberapa ide awal (atau
"dugaan ") tentang fenomena itu, atau (3) untuk menguji kelayakan melakukan studi lebih
luas mengenai fenomena itu.
Misalnya, jika warga negara pada umumnya tidak puas dengan kebijakan
pemerintah berkaitan dengan resesi ekonomi, penelitian eksplorasi mungkin diarahkan
untuk mengukur tingkat ketidakpuasan warga, memahami bagaimana ketidakpuasan
tersebut diwujudkan, seperti frekuensi protes publik, dan dugaan penyebab ketidakpuasan
tersebut, seperti kebijakan pemerintah tidak efektif dalam menangani inflasi, suku bunga,
pengangguran, atau pajak yang lebih tinggi. Penelitian tersebut dapat mencakup
pemeriksaan angka yang dilaporkan publik, seperti perkiraan indikator ekonomi, seperti
produk domestik bruto (PDB), pengangguran, dan indeks harga konsumen, seperti yang
diarsipkan oleh sumber-sumber pihak ketiga, diperoleh melalui wawancara ahli, ekonom
terkemuka, atau pejabat-pejabat penting pemerintah, dan / atau berasal dari mempelajari
contoh-contoh historis yang berkaitan dengan masalah yang sama. Penelitian ini mungkin
tidak akan membawa pemahaman yang sangat akurat dari masalah yang ditargetkan,
namun mungkin bermanfaat dalam melingkupi sifat dan luasnya masalah dan berfungsi
sebagai prekursor berguna untuk penelitian yang lebih mendalam.

Penelitian Eksplanatif
Penelitian eksplanatori mencari penjelasan fenomena yang diamati, masalah, atau
perilaku. Sementara penelitian deskriptif meneliti apa, di mana, dan kapan suatu fenomena,
penelitian explanatory mencari jawaban mengapa dan bagaimana jenis pertanyaan. Ia
mencoba untuk "menghubungkan titik-titik" dalam penelitian, dengan mengidentifikasi faktor-
faktor penyebab dan hasil dari fenomena sasaran. Contohnya termasuk memahami alasan
di balik kejahatan remaja atau kekerasan geng, dengan tujuan pemberian resep strategi
untuk mengatasi penyakit sosial tersebut. Mencari penjelasan untuk peristiwa yang diamati
memerlukan keterampilan teoritis dan interpretasi yang kuat, bersama dengan intuisi,
wawasan, dan pengalaman pribadi. Mereka yang dapat melakukannya dengan baik juga
merupakan ilmuwan yang paling berharga dalam disiplin ilmu mereka.
Merupakan tipe penelitian yang memberikan sebuah penjelasan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan kondisi subyek ataupun obyek penelitian dengan
menjelaskan kedudukan serta hubungan antara variabel-variabel berdasarkan fakta-fakta
yang tampak atau sebagaimana adanya.
Jika sebagai peneliti kita sudah menemukan sebuah persoalan atau fenomena dan
telah memiliki deskripsi tentang masalah/fenomena tersebut, biasanya kita beralih kepada

‘13 Metode Penelitian Kualitatif


4 Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pertanyaan “mengapa hal tersebut bisa terjadi?”. Hasrat untuk bertanya “mengapa” tadi, dan
untuk mendapatkan penjelasan tentangnya, adalah tujuan dari penelitian eksplanatif.
Penelitian eksplanatif dibangun berdasarkan penelitian eksloratif dan penelitian deskriptif
dan kemudian beranjak kepada pertanyaan mengapa/ada alasan apa di balik peristiwa atau
fenomena yang diteliti tersebut. Penelitian ekslanatif berupaya menjelaskan faktor sebab-
akibat dari suatupermasalahan atau fenomena. Jika penelitian deskripfif hanya menjabarkan
bahwa ada 10 persen orangtua yang melakukan kekerasan terhadap anak-anaknya, maka
penelitian eksplanatif mencoba mencari tahu mengapa orangtua melakukan kekerasan
terhadap anak-anak mereka (Neuman, 2000: 22—23). Peneliti menghubungkan atau
mencari sebab akibat antara dua atau lebih konsep (variabel) yang akan diteliti. Peneliti
membutuhkan definisi konsep, kerangka konseptual dan kerangka teori. Peneliti perlu
melakukan kegiatan berteori untuk menghasilkan dugaan awal (hipotesis) antara variabel
satu dengan lainnya. Variabel adalah konsep yang dapat diukur. Kegiatan berteori
ini ada dalam kerangka teori. Sering disebut pula sebagai jenis penelitian korelasional dan
komparatif. Contohnya: penelitian tentang “pengaruh gaya komunikasi pemimpin dengan
budaya komunikasi organisasi di PT. ABCD”.
Penelitian ini berkaitan dengan upaya untuk menganalisis hubungan di antara faktor-
faktor (variabel) yang hendak dipelajarinya. Biasanya menggunakan kata tanya “apakah ada
hubungan”, “sejauhmana”, “bagaimana”, “mengapa”.

Jenis-Jenis Penelitian Eksplorasi


Beberapa metode yang lebih populer dari penelitian eksplorasi meliputi pencarian
literatur, wawancara mendalam, diskusi kelompok fokus (FGD), dan analisis kasus.
1. Pencarian Literatur (Literature Search).
Salah satu cara tercepat dan paling mahal untuk menemukan hipotesis adalah untuk
melakukan pencarian literatur. Ada jumlah yang luar biasa informasi yang tersedia di
perpustakaan, melalui
sumber-sumber online, pada data base komersial dan sebagainya. Pencarian
literatur mungkin melibatkan pers populer ( koran, majalah , dll ), literatur akademis ,
atau statistik yang diterbitkan dari penelitian lembaga swasta atau lembaga
pemerintah seperti Badan Pusat Statistik.
2. Wawancara mendalam (Depth Interview)
Sangat penting untuk memulai dengan pencarian literatur yang baik, tetapi pada titik
tertentu Anda mungkin ingin berbicara dengan orang dan mengajukan pertanyaan .
Wawancara mendalam digunakan untuk memanfaatkan pengetahuan dan
pengalaman mereka dengan informasi yang relevan dengan masalah atau peluang
di tangan . Siapapun dengan informasi yang relevan adalah kandidat potensial untuk

‘13 Metode Penelitian Kualitatif


5 Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
wawancara mendalam, termasuk pelanggan saat ini, anggota dari target
pasar, eksekutif dan manajer dari organisasi klien, perwakilan penjualan, grosir,
pengecer, dan sebagainya. Misalnya, penerbit buku anak-anak memperoleh
informasi berharga tentang penurunan penjualan dengan berbicara dengan
pustakawan dan guru sekolah yang menunjukkan bahwa semakin banyak orang
yang menggunakan fasilitas perpustakaan . . . dan mungkin membeli buku lebih
sedikit untuk anak-anak mereka. Serangkaian wawancara mendalam bisa sangat
mahal. Pewawancara terlatih gaji tinggi, data yang dikumpulkan dari satu responden
pada suatu waktu, dan jika direkam, audio / video rekaman harus ditulis, dikodekan
(coding), dan dianalisis . Teknik ini, bagaimanapun, dapat menghasilkan wawasan
penting dan lebih sering daripada tidak layak usaha tersebut .
3. Grup Fokus (Focus Group)
Wawancara kelompok fokus adalah salah satu teknik yang paling sering digunakan
dalam riset pemasaran. Beberapa berpendapat bahwa mereka adalah yang paling
sering digunakan. Dalam kelompok fokus, sejumlah kecil orang (misalnya, 8-12)
dibawa bersama-sama untuk berbicara tentang beberapa topik yang menarik
mereka. Pembahasan diarahkan oleh moderator yang ada di ruangan dengan
peserta kelompok fokus, manajer, perwakilan klien, dan / atau orang lain sering
menonton sesi dari luar ruangan melalui cermin dua arah atau link video. Moderator
mencoba untuk mengikuti garis besar masalah sekaligus memiliki komentar yang
dibuat oleh setiap orang dipertimbangkan dalam diskusi kelompok. Peserta demikian
terkena gagasan orang lain dan dapat merespon dengan ide-ide dengan mereka
sendiri.
Interaksi kelompok adalah aspek kunci yang membedakan wawancara kelompok
fokus dari wawancara mendalam, yang dilakukan dengan satu responden pada
suatu waktu. Itu juga merupakan keuntungan utama dari kelompok fokus atas
sebagian teknik eksplorasi lainnya. Karena sifat interaktif, gagasan kadang-kadang
drop "keluar dari draft" selama diskusi kelompok terarah. Selain itu, ada efek bola
salju: Sebuah komentar oleh salah satu individu dapat memicu rantai tanggapan dari
orang lain. Akibatnya, respon seringkali lebih spontan dan kurang konvensional dari
mereka mungkin dalam wawancara mendalam.

‘13 Metode Penelitian Kualitatif


6 Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dimensi / Ragam Penelitian

Tujuan Riset Pemanfaatan Waktu Teknik


Pengumpulan Data

Ekploratif Dasar Cross-sectional Kuantitatif


Deskriptif Terapan Longitudinal - Eksperimen
Eksplanatif - Action Research - Panel - Survai
- Impact Research. - Time series - Content Analysis.
- Evaluation - Cohort - Existing statistics
Research. Case Studies Kualitatif
- Field research
- Comparative
historical

Ragam Penelitian (Bungin, 2006)

Penggolongan Ragam

Data 1. Kuantitatif, 2. KUalitatif


Tujuan 1. Eksplorasi, 2. Pengembangan, 3. Verifikasi
Pendekatan 1. Longitudinal, 2. Cross Sectional, 3.
Kuantitatif/Kualitatif, 4. Survai, 5. Assessment, 6.
Evaluasi, 7. Action Research

Tempat 1. Library, 2. Laboratorium, 3. Field (kancah)


Biang Ilmu 1. Kelautan, 2. Perkotaan, 3. Arsitektur, 4.
Pengembangan Wilayah, dsb
Taraf 1. Deskriptif, 2. Eksplanatif
Saat Terjadinya, Variabel 1. Historis, 2. Ekspos Facto, 3. Eksperimen
Aplikasi 1. Ilmu murni, 2. Ilmu Terapan (applied science)

Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif,


Eksplanatif dan Eksplotatif
Ciri-Ciri Penelitian Deskriptif :
Desain deskriptif kualitatif biasanya kombinasi eklektik (tapi dianggap wajar) dari
sampling, dan pengumpulan data, analisis, dan teknik re-presentasional. Deskriptif kualitatif

‘13 Metode Penelitian Kualitatif


7 Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sangat mungkin dilakukan untuk mendapatkan hasil berupa kelugasan yang lurus dan luas
(yaitu, minimal dalam berteori) jawaban atas pertanyaan mengenai relevansi khusus bagi
para praktisi dan pembuat kebijakan. Contoh pertanyaan tersebut meliputi: Apa yang
menjadi kekhawatiran orang tentang suatu peristiwa? Apa tanggapan orang-orang
(misalnya, pikiran, perasaan, sikap) terhadap suatu peristiwa? Apa alasan orang melakukan
untuk menggunakan atau tidak menggunakan layanan atau prosedur? Siapa yang
menggunakan layanan dan kapan mereka menggunakannya? Faktor-faktor apa
memfasilitasi dan menghambat pemulihan dari program?
Penelitian deskriptif biasanya diidentifikasi sebagai memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Pertama, peneliti melakukan penelitian deskriptif biasanya menggunakan
prapembagunan instrumen untuk mengumpulkan data.
 Juga, sementara survei tanggapan dapat bervariasi dari kuantitatif (penelitian
kuantitatif adalah penelitian di mana data numerik yang dikumpulkan) ke kualitatif
(penelitian kualitatif adalah penelitian di mana narasi atau data visual dikumpulkan
untuk menggambarkan setting sosial (Slavin, 2007), mereka biasanya kuantitatif dan
dirangkum sesuai dengan analisis kuantitatif. Namun bukan berarti tidak ada
penelitian deskriptif kualitatif.
 Akhirnya, untuk menyelesaikan penelitian deskriptif (kuantitatif), peneliti
menggunakan sampel yang representatif dari populasi yang lebih besar untuk
mengumpulkan data dalam upaya untuk menggeneralisasi temuan untuk populasi
(Lodico, 2006).

Riset Deskriptif (RD) Neuman (1994:18-20)
 Riset deskriptif (RD) menguraikan secara detail situasi, setting sosial, hubungan
 Tujuan
– Membuat profil akurat
– Menguraikan proses, mekanisme, hubungan
– Memberikan gambaran verbal / numerik
– Mencari informasi untuk mendorong penjelasan baru
– Menyajikan info, latar belakang dasar, atau konteks
– Menciptakan ketegori, rangkaian langkah, tipe
– Menjelaskan urutan, rangkaian langkah, steps
– Dokumen yg menjelaskan kontradiksi dgn prior belief
 Deskriptif hampir sama dg eksploratif >> berbaur
 Berfokus pada how and who questions
 Menggunakan semua teknik pengumpulan data

‘13 Metode Penelitian Kualitatif


8 Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ciri-Ciri Penelitian Eksplortatif
Menurut Uys dan Basson (1991: 38), desain penelitian eksploratif memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1. Ini adalah desain penelitian yang fleksibel yang memberikan kesempatan untuk
memeriksa semua aspek dari masalah yang sedang dipelajari.
2. Ia berusaha untuk mengembangkan pengetahuan baru.
3. Data dapat menyebabkan saran hipotesis untuk studi masa depan.
4. Biasanya studi lapangan dalam pengaturan alam.

 Bila sangat sedikit peneliti menulis tentang topik. >>> AID, JPS ds
 Tujuan riset eksploratif
– Familiar dengan fakta dasar, komunitas, concerned involved
– Mengembangkan a well-grounded mental picture
– Mengembangkan ide dan teori tentatif
– Menentukan kelayakan riset lanjutan
– Merumuskan pertanyaan penelitian dan isu
– Mengembangkan teknik dan sense of direction for future reserach
– Menjawab “what” questions
 Tahap penelitian not well defined
 Menggunakan data kualitatif data
 Lebih terbuka dan utk mengungkapkan fakta dan isu

Ciri-Ciri Penelitian Eksplanatif


Riset Eksplanatif (explanatory research) Neuman (1994:19-20)
 Why questions
 Dibangun di atas exploratory & descriptive research
 Menjelaskan lebih jauh alasan sesuatu terjadi
 Tujuan:
– Menentukan akurasi suatu prinsip teori
– Mencari penjelasan yang lebih baik
– Melanjutkan IP tentang underlying process
– Menghubungkan isu-isu berbeda dalam pernyataan umum
– Membangun dan mengelaborasi teori sehingga menjadi lengkap
– Mengembangkan teori baru /prinsip ke issue baru
– Memberikan kenyataan utk mendukung penjelasan

‘13 Metode Penelitian Kualitatif


9 Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

Bhattacherjee, Anol (2012). Social Science Research: Principles, Methods, and Practices,
2nd edition. University of South Florida, USA.

‘13 Metode Penelitian Kualitatif


10 Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bungin, Burhan (2006). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Creswell, J. W. (2002). Educational Research: Planning, Conducting and Evaluating


Quantitative and Qualitative Research. Upper Saddle River, NJ: Pearson Education.

Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif).
Jakarta: Gaung Persada Press.

Moleong J. Lexy (2004). Metode penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Dedy (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nueuman, W. Lawrence (1994). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative


Approach. Allyn and Bacon.

Rakhmat, Jalaludin (1999). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung: Afbaeta.

Sukidin, Basrowi (2002). Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya: Insan
Cendekia.

Seven Steps to Producting a Literature Review, (2012).The University Of Sheffield Library.


http://www.librarydevelopment.group.shef.ac.uk/showcase/tutorials/lit_review/intro.ht
ml
Vaughan, Roger (2008). Conceptual Frame Work. University of Bournemoth.
www.bournemouth.ac.uk
Jabareen, Yosef (2009). Building a Conceptual Framework: Philosophy, Definitions, and
Procedure. International Journal of Qualitataive Method. International Institute for
Qualitataive Methodology. University of Alberta.

Sandelowski, Margarete (2000). Focus on Research Methods Whatever Happened to


Qualitative Description? University of North Carolina at Chapel Hill.

‘13 Metode Penelitian Kualitatif


11 Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai