Anda di halaman 1dari 2

Kaca Pembesar

Seberapa besar benda akan tampak dan seberapa banyak detail yang bias kita lihat padanya, bergantung
pada ukuran bayangan yag dibuatnya pada retina. Ini sebaliknya, bergantung pada sudut yang dibentuk oleh
benda pada mata. Contoh sekeping uang logam yang dipegang 30 cm dari mata tampak dua kali lebih tinggi
dari yang dipegang pada jarak 60 cm karena sudut yang dibuatnya dua kali lebih besar. Ketika kita ingin
meneliti detil sebuah benda, kita mendekatinya ke mata sehingga benda tersebut membentuk sudut yang lebih
besar. Bagaimanapun, mata kita hanya bisa mengakomondasi sampai suatu titik tertentu saja (titik dekat), dan
kita akan menganggap jarak standar 25 cm sebagai titik dekat.
Sebuah kaca pembesar memungkinkan kita untuk meletakkan benda lebih dekat ke mata kita sehingga
membentuk sudut yang lebih besar. Sebuah benda diletakkan pada titik fokus atau disebelah dalamnya.
Kemudian lensa konvergen membentuk bayangan maya, yang paling tidak harus berada 25 cm dari mata agar
mata terfokus padanya. Jika mata rileks, bayangan akan berada pada tak hingga dan dalam hal ini benda tepat
berada pada titik fokus.
Sudut yang dibuat benda pada mata jauh lebih besar ketika menggunakan kaca pembesar. Perbesaran
anguler atau daya perbesaran, M, dari lensa didefinisikan sebagai perbandingan sudut yang dibentuk oleh benda
ketika menggunakan lensa, dengan sudut yang dibuat tanpa menggunakan bantuan mata dengan benda pada
titik dekat N dari mata (N=25 cm untuk mata normal)
𝜃′
𝑀=
𝜃
Dengan M = daya perbesaran
𝜃′ = sudut benda yang dekat dengan lup
𝜃 =sudut benda pada posisi awal
Lup atau kaca pembesar merupakan alat optik yang berupa lensa cembung. Alat optik ini digunakan
untuk melihat benda-benda kecil sehingga tampak lebih besar dan jelas. Untuk memanfaatkan lensa cembung
sebagai lup, benda harus diletakkan di ruang I lensa (O <s <f) sehingga sifat bayangannya adalah maya, tegak,
dan diperbesar. Pengamatan dengan lup memiliki dua keadaan akomodasi yaitu mata berakomodasi maksimum
dan tidak berakomodasi.
Mata Berakomodasi Maksimum
Mata akan berakomodasi maksimum ketika benda berada di titik dekat mata. Mata juga akan berakomodasi
maksimum jika bayangan yang terbentuk oleh lup berada di titik dekat mata.

Gambar 1. Menggunakan lup dengan mata berakomodasi maksimum

Persamaan yang berlaku saat mata berakomodasi maksimum adalah sebagai berikut:
𝑠 ′ = −𝑠𝑛  tanda negative menunjukkan bayangan maya
1 1 1
= +
𝑓 𝑠 𝑠′
1 1 1
= +
𝑓 𝑠 𝑠𝑛
1 1 1
= +
𝑠 𝑓 𝑠𝑛
𝑠𝑛 𝑓
𝑠=
𝑠𝑛 + 𝑓
Perbesaran bayangan pada saat mata berakomodasi maksimum adalah sebagai berikut:
𝑠′ 𝑠𝑛 𝑠𝑛 + 𝑓 𝑠𝑛 + 𝑓 𝑠𝑛
𝑀= = = 𝑠𝑛 = = +1
𝑠 𝑠𝑛 𝑓 𝑠𝑛 𝑓 𝑓 𝑓
𝑠𝑛 + 𝑓
Jadi, perbesaran bayangan saat mata berakomodasi maksimum adalah:
𝑠𝑛
𝑀 = +1
𝑓
Keterangan :
M = perbesaran anguler
sn = titik dekat mata
f = jarak focus lensa (m)

Mata Tidak Berakomodasi


Mata dikatakan tidak berakomodasi jikabenda yang dilihat
berada di tak terhingga. Begitu pula ketika mengamati benda
menggunakan lup. Mata tidak berakomodasi jika bayangan yang
tertangkap oleh mata berada di tak terhingga (s' = ∞). Untuk
menghasilkan bayangan tersebut, benda harus diletakkan di titik fokus.
Persamaan yang berlaku saat mata tidak berakomodasi adalah sebagai
berikut,
𝑠′ = ∞
1 1 1
= +
𝑓 𝑠 𝑠′
1 1 1
= +
𝑓 𝑠 ∞
1 1 Gambar 2. Menggunakan lup
=
𝑓 𝑠 dengan mata tidak berakomodasi
𝑓=𝑠
Perbesaran bayangan pada saat mata tidak berakomodasi adalah sebagai berikut:
𝑠 ′ 𝑠𝑛
𝑀= =
𝑠 𝑓
Keterangan :
M = perbesaran anguler
sn = titik dekat mata
f = jarak fokus lup (m)

Anda mungkin juga menyukai