Pulpitis Kumpulan
Pulpitis Kumpulan
PULPITIS REVERSIBLE
Pulpitis reversible adalah suatu kondisi inflamasi pulpa ringan sampai sedang yang
disebabkan oleh stimuli noksius, tetapi pulpa mampu kembali pada keadaan tidak teinflamasi
setelah stimuli ditiadakan.
Gejala pulpitis reversible ada yang simtomatik dan asimtomatik.
- Simtomatik : rasa sakit tajam yang hanya sebentar, disebabkan oleh makanan, minuman dan
udara dingin. Tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya ditiadakan.
- Asimtomatik : dapat disebabkan oleh karies yang baru mulai dan normal kembali setelah
karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik.
Patologi : pulpitis reversible dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi
ringan sampai sedang terbatas pada daerah dimana tubuli dentin terlibat, seperti misalnya
karies dentin. Secara mikroskopis, terlihat dentin reparatif, gangguan lapisan odontoblas,
pembesaran pembuluh darah, ekstravasasi cairan edema dan adanya sel inflamasi kronis yang
secara imunologis kompeten. Meskipun sel inflamasi kronis menonjol, dapat dilihat juga sel
inflamasi akut.
3.PULPITIS IRREVERSIBLE
Pulpitis irreversible adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten dapat
simtomatik maupun asimtomatik yang disebabkan oleh suatu stimuli noksius. Rasa sakit
bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam dan tetap ada setelah stimuli dihilangkan.
Gejala : pada tingkat awal, suatu paroksisme (serangan hebat) rasa sakit dapat
disebabkan oleh : - perubahan suhu yang drastis (terutama dingin)
- makanan manis atau asam
- tekanan makanan ke dalam kavitas atau pengisapan oleh lidah atau pipi.
Gambaran rasa sakitnya adalah menusuk, tajam menusuk atau menyentak-nyentak.
Patologi : disebabkan oleh suatu stimulus berbahaya yang berlangsung lama seperti
karies. Bila karies menembus dentin dapat menyebabkan respon inflamasi kronis. Venula
pascakapiler menjadi padat dan mempengaruhi sirkulasi di dalam pulpa, serta dapat
mengakibatkan nekrosis. Daerah nekrotik ini menarik leukosit PMN dengan kemotaktik dan
memulai reaksi inflamasi akut. Terjadi fagositosis oleh PMN pada daerah nekrosis. Setelah
itu PMN yang masa hidupnya pendek, mati dan melepaskan enzim lisosomal. Enzim ini
menyebabkan lisis beberapa stroma pulpa dan bersama debris seluler PMN yang mati
membentuk eksudat purulen (nanah).
Reaksi ini menghasilkan mikroabses (pulpitis akut). Pulpa memproteksi dengan
membatasi daerah mikroabses dengan jaringan penghubung fibrus. Di pusat abses tidak
dijumpai mikroorganisme karena aktivitas fagositik PMN. Bila proses karies berlanjut dan
menembus pulpa akan terjadi ulserasi (pulpitis ulseratif kronis) yang cairannya keluar melalui
pembukaan karies ke dalam kavitas mulut dan mengurangi tekanan intrapulpal dan rasa sakit.
Secara histologis terlihat suatu daerah fibroblas yang berproliferasi membentuk dinding lesi,
dimana mungkin terdapat massa mengapur. Daerah di luar abses atau ulserasi mungkin
normal atau mungkin mengalami perubahan inflamatori.
4.NEKROSIS
Nekrosis adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya tergantung pada
apakah sebagian atau seluruh pulpa telibat. Disebabkan oleh bakteri, trauma dan iritasi.
Gejala : gigi yang kelihatan normal dengan pulpa nekrotik tidak menyebabkan
gejala rasa sakit. Sering, diskolorisasi gigi adalah indikasi pertama bahwa pulpa mati.
Penampilan mahkota yang buram atau opak hanya disebabkan karena translusensi normal
yang jelek, tetapi kadang-kadang gigi mengalami perubahan warna keabu-abuan atau
kecoklat-coklatan yang nyata dan dapat kehilangan kecemerlangan dan kilauan yang biasa
dipunyai. Adanya pulpa nekrotik mungkin ditemukan secara kebetulan, karena gigi macam
itu adalah asimtomatik dan radiograf adalah nondiagnosis. Gigi dengan nekrosis sebagian
dapat bereaksi terhadap perubahan termal, karena adanya serabut saraf vital yang melalui
jaringan inflamasi di dekatnya.
Patologi : jaringan pulpa nekrotik, debris selular dan mikroorganisme mungkin
terlihat di dalam kavitas pulpa. Jaringan periapikal mungkin normal atau menunjukkan
sedikit inflamasi yang dijumpai pada ligamen periodontal. Pulpa nekrosis dapat terjadi dari
lanjutan pulpitis irreversible.
2.2.1 Pulpitis
Pulpitis adalah suatu radang yang terjadi pada jaringan pulpa gigi dengan gambaran klinik
yang akut. Merupakan penyakit lanjut karena didahului oleh terjadinya karies, hyperemia
pulpa baru setelah itu menjadi Pulpitis, yaitu ketika radang sudah mengenai kavum pulpa.
Etiologi
Penyebab Pulpitis yang paling sering ditemukan adalah kerusakan email dan dentin,
penyebab kedua adalah cedera.
Gejala
Pulpitis menyebabkan sakit gigi yang tajam luar biasa, terutama bila terkena oleh air dingin,
asam, manis, kadang hanya dengan menghisap angina pun sakit. Rasa sakit dapat menyebar
ke kepala, telinga dan kadang sampai ke punggung.
- Sondasi (+)
- Perkusi (-)
- Reaksi dingin, manis dan asam (+)
- Pembesaran kelenjar (-)
- Rasa sakit tidak terus menerus, terutama pada malam hari
- Rasa sakit tersebar dan tidak bias dilokalisasi.
- Rasa sakit berdenyut khas, yaitu rasa sakit yang tajam dan dapat menjalar ke kepala dan
telinga kadang ke punggung
Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan klinis. Dalam hal ini dapat
dilakukan beberapa pengujian :
- Diberikan rangsangan dingin, asam, manis
Pasien terasa sakit sekali/sakit bertambah menusuk. Rangsangan dingin, asam dan manis (+)
- Penguji Pulpa Elektrik
pada pengujian dengan alat penguji elektrik, pasien merasa sangat nyeri, kadang belum
tersentuh pun pasien terasa sangat nyeri
- Perkusi Dengan Pangkal Sonde
pada pulpitis perkusi (-), tapi pasien merasa nyeri/perkusi (+), disebabkan karena pada
dasarnya pasien sudah merasa sakit pada giginya sehingga hanya paktor sugesti yang
mendasarinya. Bila perkusi terasa nyeri/perkusi (+), maka peradangan telah menyebar ke
jaringan dan tulang sekitarnya.
- Roentgen Gigi
pada pemeriksaan dengan roentgen maka didapatkan gambaran radiologist berupa gambaran
radioluscent yang telah mencapai kavum pulpa. Pemeriksaan radiologist dilakukan untuk
memperkuat diagnosa dan menunjukkan apakah peradangan telah menyebar ke jaringan dan
tulang sekitarnya.
Rencana Therapy
a. Endodontics (perawatan saraf gigi)
b. Ekstraksi gigi
a. Pulpitis Reversible
Menurut arti katanya, pulpitis reversible adalah inflamasi pulpa yang tidak parah. Jika
penyebabnya telah dihilangkan, inflamasinya akan pulih kembali dan pulpa akan kembali
normal. Pulpitis reversible dapat ditimbulkan oleh stimuli ringan atau yang berjalan sebentar
seperti karies insipien, erosi servikal atau atrisi oklusal, sebagian prosedur operatif, kuretasi
periodontium yang dalam, dan fraktur enamel yang menyebabkan terbukanya dentin.
Biasanya pulpitis reversible tidak menimbulkan gejala (asimtomatik), akan tetapi jika ada,
gejala biasanya timbul dari suatu pola tertentu. Aplikasi cairan atau udara dingin/panas
misalnya, bisa menimbulkan nyeri tajam sementara. Jika stimuli dihilangkan, yang secara
normal tidak menimbulkan nyeri atau ketidaknyamanan, nyeri akan reda segera. Stimuli
panas atau dingin menghasilkan respons nyeri yang berbeda-beda pada pulpa normal. Jika
panas diaplikasikan pada gigi yang pulpanya tidak terinflamasi, akan timbul respon awal
yang lambat; intensitas nyerinya akan makin naik jika suhunya dinaikkan. Sebaliknya, nyeri
sebagai respons terhadap aplikasi dingin pada pulpa normal akan segera terjadi; intensitas
nyeri cenderung menurun jika stimulus dinginnya dipertahankan tetap. Berdasarkan
observasi-observasi ini, respons pulpa pada kedua keadaan, sehat atau sakit, tampaknya
Pulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringan hingga sedang
terbatas pada daerah dimana tubuli dentin terlibat. Secara mikroskopis terlihat dentin
reparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaran pembuluh darah dan adanya sel inflamasi
kronis yang secara imunologis kompeten. Meskipun sel inflamasi kronis menonjol dapat
dilihat juga sel inflamasi akut.
Pulpitis reversibel yang simtomatik, seacara klinik ditandai dengan gejala sensitif dan rasa
sakit tajam yang hanya sebentar. Lebih sering diakibatkan oleh rangsangan dingin daripada
panas. Ada keluhan rasa sakit bila kemasukan makanan, terutama makanan dan minuman
dingin. Rasa sakit hilang apabila rangsangan dihilangkan, rasa sakit yang timbul tidak secara
spontan.
Cara praktis untuk mendiagnosa pulpitis reversibel adalah:
- Anamnesa: ditemukan rasa sakit / nyeri sebentar, dan hilang setelah rangsangan dihilangkan
- Gejala Subyektif: ditemukan lokasi nyeri lokal (setempat), rasa linu timbul bila ada
rangsangan, durasi nyeri sebentar.
- Gejala Obyektif: kariesnya tidak dalam (hanya mengenai enamel, kadang-kadang mencapai
selapis tipis dentin), perkusi, tekanan tidak sakit.
- Tes vitalitas: gigi masih vital
- Terapi: jika karies media dapat langsung dilakukan penumpatan, tetapi jika karies porfunda
perlu pulp capping terlebih dahulu, apabila 1 minggu kemudian tidak ada keluhan dapat
langsung dilakukan penumpatan.
Perawatan terbaik untuk pulpitis reversibel adalah pencegahan. Perawatan periodik untuk
mencegah perkembangan karies, penumpatan awal bila kavitas meluas, desensitisasi leher
gigi dimana terdapat resesi gingiva, penggunaan pernis kavitas atau semen dasar sebelum
penumpatan, dan perhatian pada preparasi kavitas dan pemolesan dianjurkan untuk mencegah
pulpitis lebih lanjut. Bila dijumpai pulpitis reversibel, penghilangan stimulasi (jejas) biasanya
sudah cukup, begitu gejala telah reda, gigi harus dites vitalitasnya untuk memastikan bahwa
tidak terjadi nekrosis. Apabila rasa sakit tetap ada walaupun telah dilakukan perawatan yang
tepat, maka inflamasi pulpa dianggap sebagai pulpitis irreversibel, yang perawatannya adalah
eksterpasi, untuk kemudian dilakukan pulpektomi.
Prognosa untuk pulpa adalah baik, bila iritasi diambil cukup dini, kalau tidak kondisinya
dapat berkembang menjadi pulpitis irreversibel.
b. Pulpitis Ireversible
Definisi pulpitis irreversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten, dapat
simtomatik atau asimtomatik yang disebabkan oleh suatu stimulus/jejas, dimana pertahanan
pulpa tidak dapat menanggulangi inflamasi yang terjadi dan pulpa tidak dapat kembali ke
kondisi semula atau normal.
Pulpitis irreversibel akut menunjukkan rasa sakit yang biasanya disebabkan oleh stimulus
panas atau dingin, atau rasa sakit yang timbul secara spontan. Rasa sakit bertahan untuk
beberapa menit sampai berjam-jam, dan tetap ada setelah stimulus/jejas termal dihilangkan.
Pulpitis irreversibel kebanyakan disebabkan oleh kuman yang berasal dari karies, jadi sudah
ada keterlibatan bakterial pulpa melalui karies, meskipun bisa juga disebabkan oleh faktor
fisis, kimia, termal, dan mekanis. Pulpitis irreversibel bisa juga terjadi dimana merupakan
kelanjutan dari pulpitis reversibel yang tidak dilakukan perawatan dengan baik.
Pada awal pemeriksaan klinik pulpitis irreversibel ditandai dengan suatu paroksisme
(serangan hebat), rasa sakit dapat disebabkan oleh hal berikut: perubahan temperatur yang
tiba-tiba, terutama dingin; bahan makanan manis ke dalam kavitas atau pengisapan yang
dilakukan oleh lidah atau pipi; dan sikap berbaring yang menyebabkan bendungan pada
pembuluh darah pulpa. Rasa sakit biasanya berlanjut jika penyebab telah dihilangkan, dan
dapat datang dan pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas. Rasa sakit seringkali
dilukiskan oleh pasien sebagai menusuk, tajam atau menyentak-nyentak, dan umumnya
adalah parah. Rasa sakit bisa sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat
keterlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannya dengan ada tidaknya suatu stimulus
eksternal. Terkadang pasien juga merasakan rasa sakit yang menyebar ke gigi di dekatnya, ke
pelipis atau ke telinga bila bawah belakang yang terkena.
Secara mikroskopis pulpa tidak perlu terbuka, tetapi pada umunya terdapat pembukaan
sedikit, atau kalau tidak pulpa ditutup oleh suatu lapisan karies lunak seperti kulit. Bila tidak
ada jalan keluar, baik karena masuknya makanan ke dalam pembukaan kecil pada dentin, rasa
sakit dapat sangat hebat, dan biasanya tidak tertahankan walaupun dengan segala analgesik.
Setelah pembukaan atau draenase pulpa, rasa sakit dapat menjadi ringan atau hilang sama
sekali. Rasa sakit dapat kembali bila makanan masuk ke dalam kavitas atau masuk di bawah
tumpatan yang bocor.
Pengobatan
Simtomatis :
Diberikan obat-obat penghilang rasa sakit/anti inflmasi (OAINS)
Kausatif :
Diberikan antibiotika (bila ada peradangan)
Tindakan :
Gigi dibersihkan dengan semprit air, lalu dikeringkan dengan kapas. Beri anagesik, bila ada
peradangan bisa di tambah dengan antibiotic Sesudah peradangan reda bisa dilakukan
pencabutan atau dirujuk untuk perawatan saluran akar. Biasanya perawatan saluran akar yang
digunakan yaitu endodontic intrakanal. Yaitu perawatan pada bagian dalam gigi (ruang akar
dan saluran akar) dan kelainan periapaikal yang disebabkan karena pulpa gigi tersebut
a. Nekrosi Parsialis
Pulpa terkurung dalam ruangan yang dilingkungi oleh dinding yang kaku, tidak memiliki
sirkulasi darah kolateral, dan venula serta system limfenya akan lumpuh jika tekanan
intrapulpanya meningkat. Oleh karena itu, pulpitis irreversible akan menyebabkan nekrosis
likuefaksi. Jika eksudat yang timbul selama pulpitis ireversibel diabsorbsi atau terdrainase
melalui karies atau melalui daerah pulpa terbuka ke dalam rongga mulut, terjadinya nekrosis
akan tertunda; pulpa di akar mungkin masih tetap vital untuk waktu yang lama. Sebaliknya,
penutupan atau penambalan pulpa terinflamasi akan menginduksi nekrosis pulpa yang cepat
dan total serta penyakit periradikuler. Selain nekrosis likuefaksi, nekrosis pulpa iskemik dapat
timbul akibat trauma karena terganggunya pembuluh darah. Dapat dikatakan nekrosis pulpa
parsialis apabila sebagian jaringan pulpa di dalam saluran akar masih dalam keadaan vital.
Nekrosis pulpa biasanya tidak menimbulkan gejala tetapi dapat juga disertai dengan episode
nyeri spontan atau nyeri ketika ditekan (dari periapeks). Gejala klinis nekrosis pulpa parsialis:
- Pada anamnesa terdapat keluhan spontan.
- Pada pemeriksaan obyektif dengan jarum Miller terasa sakit sebelum apikal.
b. Nekrosis Totalis
Merupakan matinya pulpa seluruhnya.
Gejala klinis :
Nekrosis totalis biasanya asimtomatik, tetapi bisa juga ditandai dengan nyeri spontan dan
ketidaknyamanan nyeri tekan (dari periapeks). Diskolorisasi gigi merupakan indikasi awal
matinya pulpa. Dapat dilihat dari penampilan mahkota yang buram atau opak dan perubahan
warna gigi menjadi keabu-abuan atau kecoklatan serta bau busuk dari gigi.
Rencana perawatan :
Perawatan terdiri dari preparasi dan obturasi saluran akar (perawatan saluran akar).
Pemeriksaan Klinis :
1. Pemeriksaan subyektif
2. Pemeriksaan obyektif
Gigi dengan pulpa nekrotik tidak bereaksi terhadap tes termal dingin, tes pulpa listrik, atau
tes kavitas. Namun, gigi dengan pulpa nekrotik sering kali sensitive terhadap perkusi dan
palpasi asalkan disertai dengan inflamasi periapikal.
3. Rontgenologis
Gambaran radiografi umumnya menunjukkan suatu kavitas atau tumpatan besar, jalan
terbuka ke saluran akar, dan penebalan ligament periodontal. Kadang-kadang gigi yang tidak
mempunyai tumpatan atau kavitas pulpanya mati karena akibat trauma.
c. Riwayat Dental
Riwayat dental merupakan ringkasan dari penyakit dental yang pernah dan sedang diderita.
Informasi ini menyediakan informasi yang sangat berharga mengenai sikap pasien terhadap
kesehatan gigi, pemeliharaan, serta perawatannya. Infromasi demikian tidak hanya berperan
penting dalam penegakan diagnosis, melainkan berperan pula pada rencana perawatan.
Kuesionernya hendaknya berisikan pertanyaan mengenai gejala dan tanda, baik kini maupun
di masa lalu. Pengambilan riwayat dental ini merupakan langkah teramat penting dalam
menentukan diagnosis yang spesifik.(Walton & Torabinejad, 1997 : 72-73)
3. Pemeriksaan Subyektif
Sejumlah infromasi rutin yang berkaitan dengan data pribadi, riwayat medis, dan riwayat
dental serta keluhan utama didapatkan dari pemeriksaan subyektif. Banyak pasien yang
menunjukkan tingkatan nyeri yang jelas dan merasa tertekan. Pada umumnya nyeri dan
ketidaknyamanan yang disebabkan oleh penyakit pulpa dan periradikuler yang parah dapat
mempengaruhi kondisi fisik pasien. Pertanyaan yang diajukan adalah mengenai lokasi, asal
nyeri, karakter dan keparahan nyeri yang dialami. Kemudian pertanyaan lanjutan mengenai
spontanitas dan durasi nyeri, serta stimulus yang merangsang atau meredakan nyeri.
Keparahan rasa nyeri dan obat-obatan yang diminum pasien untuk meredakan nyeri dan
keefektifannya juga perlu diketahui.
Makin intens nyerinya, makin besar kemungkinan adanya penyakit irreversible. Nyeri intens
dapat timbul dari pulpitis ieversible atau dari periodontitis atau abses apikalis akut. Nyeri
spontan yang bersama dengan nyeri intens juga mengindikasikan adanya penyakit pulpa atau
periradikuler yang parah. (Walton & Torabinejad, 1997 : 73-75)
4. Pemeriksaan Obyektif
a. Pemeriksaan ekstraoral
Penampilan umum, tonus otot, asimetri fasial, pembengkakan, perubahan warna, jaringan
parut ekstraoral, dan kepekaan atau nodus jaringan limfe servikal atau fasial yang membesar,
merupakan indokator status fisik pasien. Pemeriksaan ekstraoral yang hati-hati akan
membantu mengidentifikasi sumber keluhan pasien serta adanya dan luasnya reaksi inflamasi
rongga mulut.
b. Pemeriksaan intraoral
Bibir, mukosa oral, pipi, lidah, palatum, dan otot-otot serta semua keabnormalan diperiksa.
Periksa pula mukosa alveolar dan gingival-cekatnya untuk memeriksa apakah ada perubahan
warna, terinflamasi mengalami ulserasi, atau mempunyai saluran sinus. Suatu stoma saluran
sinus biasanya menandakan adanya pulpa nekrosis atau periodontitis apikalis supuratif atau
kadang-kadang abses periodontium.
Gigi geligi diperiksa untuk mengetahui adanya perubahan warna, fraktur, abrasi, erosi, karies,
restorasi yang luas, atau abnormalitas lain. Mahkota yang berubah warna sering merupakan
tanda adanya penyakit pulpa atau merupakan akibat perawatan saluran akar yang telah
dilakukan sebelumnya.
c. Tes klinis
Tes klinis meliputi tes dengan menggunakan kaca mulut dan sonde serta tes periodontium
selain tes pulpa dan jaringan periapeks. Hasil satu tes harus dikonfirmasikan dengan tes
tambahan yang lain. Penting untuk diingat bahwa tes-tes ini bukan tes untuk gigi melainkan
tes mengenain respons pasien terhadap berbagai stimuli. Pasien mungkin tidak memahami
arti stimuli atau salah menginterpretasikannya. Oleh karena itu, hasil tes obyektif dan
subyektif dan tanda yang ditemukan tidak konsisten sehingga kadang –kadang
membingungkan. (Walton & Torabinejad, 1997 : 77-78)
5. Tes Periapeks
a. Perkusi
Perkusi dapat menentukan ada tidaknya penyakit periradikuler. Respons positif yang jelas
menandakan adanya inflamasi periodontium. Karena perubahan inflamasi dalam ligament
periodontium tidak selalu berasal dari pulpa dan dapat diinduksi oleh penyakit periodontium,
hasilnya harus dikonfirmasikan dengan tes yang lain. Cara melakukan perkusi dengan
mengetukan ujung kaca mulut yang dipegang paralel atau tegak lurus terhadap mahkota pada
permukaan insisal atau oklusal mahkota.
b. Palpasi
Seperti halnya perkusi, palpasi menentukan seberapa jauh proses inflamasi meluas kearah
periapeks. Respon positif menandakan adanya inflamasi periradikuler. Palpasi dilakukan
dengan menekan mukosa di atas apeks dengan cukup kuat. Pemeriksaan hendaknya memakai
juga gigi pembanding.
6. Pemeriksaan Radiografis
a. Periapeks
Lesi periradikuler yang disebabkan oleh pulpa biasanya memiliki empat karakteristik yaitu
(1) hilangnya lamina dura di daerah apeks, (2) radiolusensi tetap terlihat di apeks
bagaimanapun sudut pengambilannya, (3) radiolusensi menyerupai suatu hanging drop; dan
(4) biasanya nekrosisnya pulpa telah jelas. Lesi radiolusen yang terbentuk sempurna
disebabkan oleh hasil dari suatu pulpa yang nekrosis. Suatu radiolusensi yang cukup besar di
daerah periapeks dengan gigi yang pulpanya vital adalah bukan berasal dari lesi endodonsi
melainkan struktur normal atau penyakit nonendodonsi. Perubahan juga bisa berupa
radioopak. Condensing osteitis adalah reaksi yang jelas terhadap pulpa atau inflamasi
periradikuler dan mengakibatkan peningkatan dalam tulang medulla.
b. Pulpa
Hanya sedikit keadaan patologis khusus yang berkaitan dengan pulpitis ireversibel terlihat
secara radiografis. Suatu pulpa yang terinflamasi dengan aktivitas dentinoklast dapat
memperlihatkan pembesaran ruang pulpa yang berubah abnormal dan merupakan tanda
patologis dari resorpsi interna.kalsifikasi yang menyebar luas dalam kamar pulpa
menunjukkan adanya iritasi dengan derajat rendah yang sudah berjalan lama (tidak harus
suatu pulpitis ireversibel.) (Walton & Torabinejad, 1997 : 83-85)
7. Tes Khusus
a. Pembuangan karies
Pada beberpa keadaan, yang perlu dilakukan untuk menentukan diagnosis yang tepat adalah
penentuan kedalaman penetrasi karies. Keadaan yang sering dijumpai adalah adanya karies
dalam yang terlihat secara radiografis, tidak ada riwayat penyakit, dan pulpa yang
memberikan respons terhadap ter-tes klinis. Semua temuan lain tidak begitu relevan. Tes
definitive finalnya adalah pembuangan karies seluruhnya untuk melihat keadaan pulpanya.
Penetrasi karies ke dalam pulpa menandakan adanya pulpitis irebersible. Karies yang belum
berpenetrasi ke dalam pulpa biasanya menunjukkan suatu pulpitis reversible (walaupun ada
sejumlah pulpa yang mengalami inflamasi irreversible tanpa ada daerah yang terbuka). Gigi
kemudian direstorasi secara nirtrauma.
b. Anastesi selektif
Tes ini berlawanan dengan tes kavitas yang dilaksanakan pada gigi tanpa nyeri maupun gigi
yang disertai gejala. Tes ini bermanfaat pada gigi yang sedang nyeri terutama jika pasien
tidak dapat menentukan gigi mana yang sakit, bahkan tidak dapat pula menentukan lengkung
giginya. Jika dicurigai gigi yang sakit ada di daerah mandibula, anastesi blok mandibula akan
mengkonformasikan paling sedikit region sakitnya apabila nyeri tersebut hilag setelah
dianastesi.
c. Transluminasi
Tes ini membantu mengidentifikasi fraktur mahkota vertical karena segmen fraktur dari
mahkota tidak mentransmisikan cahaya secara sama. Transluminasi menghasilkan bayangan
gelap dan abu-abu di daerah fraktur.
(Walton & Torabinejad, 1997 : 85-87)
Jumlah kunjungan
Walaupun masih merupakan bahan perdebatan, hasil penelitian mutakhir menunjukkan
bahwa perawatan saluran akar satu kali kunjungan dapat dilakukan pada sebagian besar
kasus. Akan tetapi, dokter gigi umum harus mengerjakan macam perawatan ini dengan hati-
hati serta memilih kasusnya dengan teliti.
a. Kunjungan Jamak
Ada dua keadaan yang memerlukan lebih dari satu kunjungan pasien. Pertama adalah kasus
yang rumit atau memerlukan waktu banyak. Yang berkaitan dengan hal ini dan yang paling
penting adalah manajemen pasien dan tingkat toleransi pasien dan operatornya. Jika sudah
lelah atau frustasi, hentikan dahulu perawatan dan buat tumpatan sementara serta perjanjian
pertemuan berikutnya.
Situasi lain adalah jika pasien memiliki gejala periradikuler parah dan keluarnya eksudat
saluran akar yang tidak berhenti. Flare up diantara waktu kunjungan lebig sering terjadi pada
situasi seperti ini. Flare up pasca perawatan akan lebih sukar ditanggulangi jika saluran
akarnya telah diiisi.
DAFTAR PUSTAKA
Baum, Lloyd, Philips, Ralph W., Lund, Melvin R. 1197. Buku Ajar Ilmu KonservasiGigi,
Edisi 3. Jakarta: EGC
Grossman LI. 1998. Endodontic Practice. 8th ed. Philadelphia, London: Lea and Febiger
Tarigan, Rasinta. 1994. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Jakarta : Widya Medika
Walton, Richard. E & Torabinejad, Mahmoud. 1997. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsi.
Jakarta : EGC.
Pulpitis Reversible
Pulpitis reversible merupakan proses inflamasi ringan yang apabila penyebabnya dihilangkan
maka inflamasi menghilang dan pulpa akan kembali normal. Faktor-faktor yang
menyebabkan pulpitis reversible, antara lain stimulus ringan atau sebentar seperti karies
insipient, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagian besar prosedur operatif, kuretase
periodontium yang dalam dan fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin terbuka.
Gejala
Pulpitis reversible bersifat asimtomatik dapat disebabkan karena karies yang baru muncul dan
akan kembali normal bila karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik, apabila ada
gejala (bersifat simtomatik) biasanya berbentuk pola khusus. Aplikasi stimulus dingin atau
panas, dapat menyebabkan rasa sakit yang tajam. Jika stimulus ini dihilangkan, nyeri akan
segera reda. Stimulus panas dan dingin menimbulkan nyeri yang berbeda pada pulpa normal.
Ketika panas diaplikasikan pada gigi dengan pulpa yang tidak terinflamasi, respon awal yang
langsung terjadi (tertunda), namun jika stimulus panas ditingkatkan maka intensitas nyeri
akan meningkat. Sebaliknya, jika stimulus dingin diberikan, pulpa normal akan segera terasa
nyeri dan menurun jika stimulus dingin dipertahankan. Berdasarkan observasi hal ini, respon
dari pulpa sehat maupun terinflamasi tampaknya sebagian besar disebabkan oleh perubahan
dalam tekanan intrapulpa.
Pulpitis Irreversible
Pulpitis irreversible merupakan inflamasi parah yang tidak akan bisa pulih walaupun
penyebabnya dihilangkan dan lambat atau cepat pulpa akan menjadi nekrosis. Pulpa
irreversible ini seringkali merupakan akibat atau perkembangan dari pulpa reversible. Dapat
pula disebabkan oleh kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang luas
selama prosedur operatif, trauma atau pergerakan gigi dalam perawatan ortodontic yang
menyebabkan terganggunya aliran darah pulpa.
Gejala
Pada awal pemeriksaan klinik pulpitis irreversibel ditandai dengan suatu paroksisme
(serangan hebat), rasa sakit dapat disebabkan oleh hal berikut: perubahan temperatur yang
tiba-tiba, terutama dingin; bahan makanan manis ke dalam kavitas atau pengisapan yang
dilakukan oleh lidah atau pipi; dan sikap berbaring yang menyebabkan bendungan pada
pembuluh darah pulpa. Rasa sakit biasanya berlanjut jika penyebab telah dihilangkan, dan
dapat datang dan pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas. Rasa sakit seringkali
dilukiskan oleh pasien sebagai menusuk, tajam atau menyentak-nyentak, dan umumnya
adalah parah. Rasa sakit bisa sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat
keterlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannya dengan ada tidaknya suatu stimulus
eksternal. Terkadang pasien juga merasakan rasa sakit yang menyebar ke gigi di dekatnya, ke
pelipis atau ke telinga bila bawah belakang yang terkena. Menentukan lokasi nyeri pulpa
lebih sulit dibandingkan nyeri pada periapikal/periradikuler dan menjadi lebih sulit jika
nyerinya semakin intens.Stimulus eksternal, seperti dingin atau panas dapat menyebabkan
nyeri berkepanjangan.
Nyeri pada pulpitis irreversible berbeda dengan pulpa yang normal atau sehat. Sebagai
contoh, aplikasi panas pada inflamasi ini dapat menghasilkan respon yang cepat dan aplikasi
dingin, responnya tidak hilang dan berkepanjangan. Walaupun telah diklaim bahwa gigi
dengan pulpitis irreversible mempunyai ambang rangsang yang rendah terhadap stimulasi
elektrik, menurut Mumford ambang rangsang persepsi nyeri pada pulpa yang terinflamasi dan
tidak terinflamasi adalah sama.
Nekrosis Pulpa
pulpa nekrosis
Nekrosis pulpa adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya, tergantung pada
seluruh atau sebagian yang terlibat. Nekrosis, meskipun suatu inflamasi dapat juga terjadi
setelah jejas traumatic yang pulpanya rusak sebelum terjadi reaksi inflamasi. Nekrosis ada
dua jenis yaitu koagulasi dan likuifaksi (pengentalan dan pencairan). Pada jenis koagulasi,
bagian jaringan yang dapat larut mengendap atau diubah menjadi bahan solid. Pengejuan
adalah suatu bentuk nekrosis koagulasi yang jaringannya berubah menjadi masa seperti keju,
yang terdiri atas protein yang mengental, lemak dan air. Nekrosis likuefaksi terjadi bila enzim
proteolitik mengubah jaringan menjadi massa yang melunak, suatu cairan atau debris
amorfus. Pulpa terkurung oleh dinding yang kaku, tidak mempunyai sirkulasi daerah
kolateral, dan venul serta limfatiknya kolaps akibat meningkatnya tekanan jaringan sehingga
pulpitis irreversible akan menjadi nekrosis likuifaksi. Jika eksudat yang dihasilkan selama
pulpitis irreversible diserap atau didrainase melalui kavitas karies atau daerah pulpa yang
tebuka ke dalam rongga mulut, proses nekrosis akan tertunda; pulpa di daerah akar akan tetap
vital dalam jangka waktu yang cukup lama. Sebaliknya, tertutup atau ditutupnya pulpa yang
terinflamasi mengakibatkan proses nekrosis pulpa yang cepat dan total serta timbulnya
patosis periapikal.
Gejala
Keluhan subjektif :
Pemeriksaan objektif :
1. 2. Pulpitis Reversibel
Definisi pulpitis reversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa ringan sampai sedang yang
disebabkan oleh adanya jejas, tetapi pulpa masih mampu kembali pada keadaan tidak
terinflamasi setelah jejas dihilangkan. Rasa sakit biasanya sebentar, yang dapat dihasilkan
oleh karena jejas termal pada pulpa yang sedang mengalami inflamasi reversibel, tetapi rasa
sakit ini akan hilang segera setelah jejas dihilangkan. Pulpitis reversibel yang disebabkan
oleh jejas ringan contohnya erosi servikal atau atrisi oklusal, fraktur email.
Pulpitis reversibel dapat disebabkan oleh apa saja yang mampu melukai pulpa, antara lain:
trauma, misalnya dari suatu pukulan atau hubungan oklusal yang terganggu; syok termal,
seperti yang timbul saat preparasi kavitas dengan bur yang tumpul, atau membiarkan bur
terlalu lama berkontak dengan gigi atau panas yang berlebihan saat memoles tumpatan;
dehidrasi kavitas dengan alkohol atau kloroform yang berlebihan, atau rangsangan pada leher
gigi yang dentinnya terbuka, adanya bakteri dari karies.
Kadang-kadang setelah insersi suatu restorasi, pasien sering mengeluh tentang sensitivitas
ringan terhadap permukaan temperatur, terutama dingin. Hal ini dapat berlangsung dua
sampai tiga hari atau satu minggu, tetapi berangsur-angsur akan hilang. Sensitivitas ini
adalah gejala pulpitis reversibel. Rangsangan tersebut di atas dapat menyebabkan hiperemia
atau inflamasi ringan pada pulpa sehingga menghasilkan dentin sekunder, bila rangsangan
cukup ringan atau bila pulpa cukup kuat untuk melindungi diri sendiri. Jadi dapat
disimpulkan bahwa penyebab terjadinya pulpitis reversibel bisa karena trauma yaitu apa saja
yang dapat melukai pulpa. Seperti telah diterangkan di atas bahwa sejak lapisan terluar gigi
terluka sudah dapat menyebabkan perubahan pada pulpa.
Pulpitis reversibel simtomatik ditandai oleh rasa sakit tajam yang hanya sebentar. Lebih
sering diakibatkan oleh makanan atau minuman dingin daripada panas, tidak timbul secara
spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya ditiadakan. Perbedaan klinis antara pulpitis
reversibel dan irreversibel adalah kuantitatif; rasa sakit pulpitis irreversibel adalah lebih parah
dan beralngsung lebih lama.
Pada pulpitis reversibel penyebab rasa sakit umumnya peka terhadap suatu stimulus, seperti
air dingin atau aliran udara, sedangkan irreversibel rasa sakit dapat datang tanpa stimulus
yang nyata. pulpitis reversibel asimtomatik dapat disebabkan karena karies yang baru mulai
dan menjadi normal kembali setelah karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik.
Pulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringan hingga sedang
terbatas pada daerah dimana tubuli dentin terlibat. Secara mikroskopis terlihat dentin
reparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaran pembuluh darah dan adanya sel inflamasi
kronis yang secara imunologis kompeten. Meskipun sel inflamasi kronis menonjol dapat
dilihat juga sel inflamasi akut.
Pulpitis reversibel yang simtomatik, seacara klinik ditandai dengan gejala sensitif dan rasa
sakit tajam yang hanya sebentar. Lebih sering diakibatkan oleh rangsangan dingin daripada
panas. Ada keluhan rasa sakit bila kemasukan makanan, terutama makanan dan minuman
dingin. Rasa sakit hilang apabila rangsangan dihilangkan, rasa sakit yang timbul tidak secara
spontan. Cara praktis untuk mendiagnosa pulpitis reversibel adalah:
- Anamnesa: ditemukan rasa sakit / nyeri sebentar, dan hilang setelah rangsangan
dihilangkan
- Gejala Subyektif: ditemukan lokasi nyeri lokal (setempat), rasa linu timbul bila ada
rangsangan, durasi nyeri sebentar.
- Terapi: jika karies media dapat langsung dilakukan penumpatan, tetapi jika karies
porfunda perlu pulp capping terlebih dahulu, apabila 1 minggu kemudian tidak ada keluhan
dapat langsung dilakukan penumpatan.
1. 3. Pulpitis Irreversibel
Definisi pulpitis irreversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten, dapat
simtomatik atau asimtomatik yang disebabkan oleh suatu stimulus/jejas, dimana pertahanan
pulpa tidak dapat menanggulangi inflamasi yang terjadi dan pulpa tidak dapat kembali ke
kondisi semula atau normal.
Pulpitis irreversibel akut menunjukkan rasa sakit yang biasanya disebabkan oleh stimulus
panas atau dingin, atau rasa sakit yang timbul secara spontan. Rasa sakit bertahan untuk
beberapa menit sampai berjam-jam, dan tetap ada setelah stimulus/jejas termal dihilangkan.
Pulpitis irreversibel kebanyakan disebabkan oleh kuman yang berasal dari karies, jadi
sudah ada keterlibatan bakterial pulpa melalui karies, meskipun bisa juga disebabkan oleh
faktor fisis, kimia, termal, dan mekanis. Pulpitis irreversibel bisa juga terjadi dimana
merupakan kelanjutan dari pulpitis reversibel yang tidak dilakukan perawatan dengan baik.
Pada awal pemeriksaan klinik pulpitis irreversibel ditandai dengan suatu paroksisme
(serangan hebat), rasa sakit dapat disebabkan oleh hal berikut: perubahan temperatur yang
tiba-tiba, terutama dingin; bahan makanan manis ke dalam kavitas atau pengisapan yang
dilakukan oleh lidah atau pipi; dan sikap berbaring yang menyebabkan bendungan pada
pembuluh darah pulpa. Rasa sakit biasanya berlanjut jika penyebab telah dihilangkan, dan
dapat datang dan pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas. Rasa sakit seringkali
dilukiskan oleh pasien sebagai menusuk, tajam atau menyentak-nyentak, dan umumnya
adalah parah. Rasa sakit bisa sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat
keterlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannya dengan ada tidaknya suatu stimulus
eksternal. Terkadang pasien juga merasakan rasa sakit yang menyebar ke gigi di dekatnya, ke
pelipis atau ke telinga bila bawah belakang yang terkena.
Secara mikroskopis pulpa tidak perlu terbuka, tetapi pada umunya terdapat pembukaan
sedikit, atau kalau tidak pulpa ditutup oleh suatu lapisan karies lunak seperti kulit. Bila tidak
ada jalan keluar, baik karena masuknya makanan ke dalam pembukaan kecil pada dentin, rasa
sakit dapat sangat hebat, dan biasanya tidak tertahankan walaupun dengan segala analgesik.
Setelah pembukaan atau draenase pulpa, rasa sakit dapat menjadi ringan atau hilang sama
sekali. Rasa sakit dapat kembali bila makanan masuk ke dalam kavitas atau masuk di bawah
tumpatan yang bocor. Cara praktis untuk mendiagnosa pulpitis ireversibel adalah:
- Gejala Subyektif: nyeri tajam (panas, dingin), spontan (tanpa ada rangsangan sakit),
nyeri lama sampai berjam-jam.
- Gejala Obyektif: karies profunda, kadang-kadang profunda perforasi, perkusi dan tekan
kadang-kadang ada keluhan.
- Tes vitalitas: peka pada uji vitalitas dengan dingin, sehingga keadaan gigi dinyatakan
vital.
- Terapi: pulpektomi
1. 4. Nekrosis Pulpa
Nekrosis pulpa adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya, tergantung pada
apakah sebagian atau seluruh pulpa yang terlibat. Nekrosis, meskipun suatu inflamasi dapat
juga terjadi setelah jejas traumatik yang pulpanya rusak sebelum terjadi reaksi inflamasi.
Nekrosis ada dua jenis yaitu koagulasi dan likuefaksi (pengentalan dan pencairan). Pada jenis
koagulasi, bagian jaringan yang dapat larut mengendap atau dirubah menjadi bahan solid.
Pengejuan adalah suatu bentuk nekrosis koagulasi yang jaringannya berubah menjadi masa
seperti keju, yang terdiri atas protein yang mengental, lemak dan air. Nekrosis likuefaksi
terjadi bila enzim proteolitik mengubah jaringan menjadi massa yang melunak, suatu cairan
atau debris amorfus.
Nekrosis pulpa dapat disebabkan oleh jejas yang membahayakan pulpa seperti bakteri,
trauma dan iritasi kimiawi. Gigi yang kelihatan normal dengan pulpa nekrotik tidak
menyebabkan gejala rasa sakit. Sering adanya perubahan warna pada gigi keabu-
abuan/kecoklat-coklatan adalah indikasi pertama bahwa pulpa mati.
Pada pemeriksaan histopatologis tampak debris seluler dan mikroorganisme mungkin terlihat
di dalam kavitas pulpa. Jaringan periapikal mungkin normal atau menunjukkan sedikit
inflamasi yang dijumpai pada ligamen periodontal.
NEKROSIS PULPA
I. Definisi
Nekrosis pulpa (gangrene) merupakan proses lanjut dari radang pulpa akut maupun kronis
atau terhentinya darah secara tiba-tiba karena trauma. Nekrosi pulpa dapat terjadi parsial
maupun full. Ada 2 macam nekrosis :
Tipe koagulasi terjadi karena jaringan yang larut mengendap dan berubah menjadi bahan
yang padat.
Tipa liquefaction terjadi karena enzim proteolitik mengubah jaringan pulpa menjadi bahan
yang lunak dan cair.
Penyebabnya :
1. Microbakterial
2. Trauma fisik (benturan, radiasi)
3. Bahan-bahan kimia (tumpatan gigi, bahan korosif)
4. Reaksi hipersensitivitas
Umumnnya nekrosis pulpa disebabkan karena pulpitis reversible dan irreversible yang tidak
di tangani dengan baik/benar (kegagalan perawatan).
Nekrosis pulpa ditandai dengan hasil akhir berupa H2S, amoniak, bahan yang bersifat lemak,
indikan, protamine, CO2 selain itu Indole, Skatol, Putresin dan kadaverin yang menimbulkan
bau busuk. Ditemukan juga kuman saprofit anaerob.
II. Mekanisme
Meknisme terjadinya nekrosis pulpa merupakan penjalaran yang membutuhkan waktu yang
lama. Proses terjadi nekrosis dimulai dari :
Karies superfacial (karies email).
Dimana terjadi pembentukan plak dan penguraian karbohidrat oleh bakteri dengan
menggunakan enzim Ftase dan Gtase. Bakteri yang mengurai karbohidrat (sukrosa) akan
menghasilkan asam sebagai hasil akhir yang meng-etsa email gigi hingga tebentuk kavitas.
Karies dentin
Merupakan kelanjutan invasi bakteri setelah terbentuk kavitas superfacial.
Peradangan pulpa (infeksi pulpa)
Merupakan reaksi terhadap invasi bakteri yang telah mengenai pulpa.
Ditandai dengan terjadinya dilatasi pembuluh darah, peningkatan volume darah dalam
ruangan pulpa (kongesti)
Pulpitis
Dibedakan menjadi 2 :
- Reversible
Inflamasi pulpa yang masih ringan yang disebabkan oleh stimuli tapi pulpa dapat kembali ke
keadaan tidak terinflamasi bila stimuli dihilangkan.
a. Kronik (tanpa gejala)/asimtomatik
b. Akut (dengan gejala)/symtomatik
- Ireversibel
Inflamasi pulpa yang persisten yang dapat simtomatik ataupun asimtomatik yang
menyebabkan pulpa menjadi nekrosis (mati).
a. Akut
b. Kronik : pulpitis hiperplastik
Ditandai dengan berlanjutnya dilatasi pembuluh darah, akumulasi cairan udema pada jaringan
penghubung yang mengelilingi pembuluh darah kecil. Cairan udema ini akan merusak kapiler
yang ditandai dengan ektravasasi sel darah merah dan diapedesis sel darah putih. Ditemukan
juga PMN disekitar dinding pembuluh kapiler yang aktif bergerak secara teratur. Sel-sel yang
rusak, leukosit PMN, bakteri yang mati yang menyebabkan terbentuknya PUS (abses pulpa).
Pus tersebut akan menyumbat jalan peredaran darah sehingga drainase terganggu akibatnya
pus menjalar di seluruh bagian pulpa dan menyebabkan terjdinya nekrosis.
Nekrosis (gangrene)
Nekrosis yang terjadi dapat menyebabkan terjadinya abses periapikal.
Abses periapikal
Penyebaran PUS ke organ tubuh lain melalui pembuluh darah, yang bisa menyebabkan
kematian.
III. Gejala :
Gejala umum nekrosis pulpa :
a. Simptomnya sering kali hampir sama dengan pulpitis irreversible
b. Nyeri spontan atau tidak ada keluhan nyeri tapi pernah nyeri spontan.
c. Sangat sedikit/ tidak ada perubahan radiografik
d. Mungkin memiliki perubahan-perubahan radiografik defenitif seperti pelebaran jaringa
periodontal yang sangat nyata adalah kehilangan lamina dura
e. Perubahan-perubahan radiografik mungkin jelas terlihat
f. Lesi radiolusen yang berukuran kecil hingga besar disekitar apeks dari salah satu atau
beberapa gigi, tergantung pada kelompok gigi.
• Keluhan subjektif :
Gigi berlubang, kadang-kadang sakit bila kena rangsangan panas
Bau mulut (halitosis)
Gigi berubah warna.
• Pemeriksaan objektif :
Gigi berubah warna, menjadi abu-abu kehitam-hitaman
Terdapat lubang gigi yang dalam
Sondenasi,perkusi dan palpasi tidak sakit
Biasanya tidak bereaksi terhadap tes elektrik dan termal. Kecuali pada nekrosis tipe
liquifaktif.
Bila sudah ada peradangan jaringan periodontium, perkusi,palpasi dan sondenasi sakit.
IV. Pengobatan
a. Simtomatis :
Diberikan obat-obat penghilang rasa sakit/anti inflmasi (OAINS)
b. Kausatif :
Diberikan antibiotika (bila ada peradangan)
c. Tindakan :
- Gigi dibersihkan dengan semprit air, lalu dikeringkan dengan kapas.
- Beri anagesik, bila ada peradangan bisa di tambah dengan antibiotic
- Sesudah peradangan reda bisa dilakukan pencabutan atau dirujuk untuk perawatan saluran
akar.
- Biasanya perawatan saluran akar yang digunakan yaitu endodontic intrakanal.
Yaitu perawatan pada bagian dalam gigi (ruang akar dan saluran akar) dan kelainan
periapaikal yang disebabkan karena pulpa gigi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA