Anda di halaman 1dari 4

Niken pun mencenceng kepala itu dan lalu menelitinya bersama James.

Tetapi James serasa


enggan menyentuhnya karena dia sedikit takut. Kepala itu mempunyai bola mata yang berwarna
jingga dengan muka yang sedikit berbulu. James semakin berambisi untuk menemukan cairan
yang disuntikkan kak Daniel kepada makhluk-makhluk itu. ia dan Niken berniat untuk
menemukanya. Tetapi, tiba-tiba James teringat untuk membuat sebuah penjinak bagi mereka.
Sampai sekarang ia masih penasaran kenapa eksperimenya tadi gagal.

“Aku harus membuat eksperimenku berhasil untuk membuat penawar bagi mereka. Mungkin ada
yang salah dengan zat yang aku campurkan. Sebenarnya itu..” tiba-tiba Niken memotong
pembicaraan James.
“Sebelumya.. mmm.. aduh.. aku.. me.. nukar cairanmu yang terakhir itu dengan slime hijau yang
aku encerkan. Dan sekarang..”
“Apakah kau sedang bercanda? Sekarang di mana cairan yang sebenarnya hah?!” James
membentak Niken dengan perasaan yang penuh kemarahan. Namun makhluk-makhluk buas yang
ada di luar terdengar semakin menggila dan berisik. Hingga sirine kampus berbunyi. Mereka tidak
menghiraukanya dan melanjutkan pertengkaran mereka.
“A.. ku menaruhnya di Labku. Ma.. af.” Niken sangat menyesal sambil menundukkan kepalanya.
“Oke nggak papa. Yang penting lu tadi udah nyelametin gue dari monster brengsek itu. sekarang
apa yang harus kita lakukan?”
“Kita manfaatkan semua senapan itu saja. Kita ambil senapan sebanyak-banyaknya! Kita harus
pelan-pelan sepertinya mereka sangat sensitif dengan suara”

Mereka mengambil lima senapan dari ruangan itu. James serasa tulang punggungnya akan putus
satu persatu karena tasnya penuh dengan senapan. Niken memegang senapan itu dengan
gagahnya dan menendang pintu itu dan dengan membabi buta menembak para monster itu.
Sementara itu, James terus mengotak ngatik pistolnya dan saat itu ada yang hampir menggigit
bokongnya tetapi Niken dengan cepat menembaknya.

“Lu ngapain aja sih lama banget?”


“Ini aku nggak bisa. Berat banget ngaturnya.”
“Abaikan dulu serahin ke gue. Ayo lari!!”
Mereka pun berlari secepat dan dikelilingi oleh para macan manusia yang terus menggeram. Niken
terus menembak mereka dengan dua senapan di tanganya. James tak bisa melakukan apa-apa
selain berlari mengikuti Niken. Seluruh koridor kampus dikelilingi oleh singa itu dan juga banyak
sisa-sisa tubuh korban.

Akhirnya mereka sampai ke lab Niken. Niken berhasil menyingkirkan semua monster itu dari
ruanganya dan dengan cepat ia menutupnya. Dan ia lihat di sekitar labnya tidak ada apa-apa.
Niken hendak mengambil zat itu di raknya tetapi ia melihat sesuatu yang bergerak di bawah
mejanya. Saat dia ingin memeriksanya James ternyata berkata sesuatu.
“Gue baru inget. Tadi di Labnya kak Daniel kenapa Rasti menghilang ya?” James bertanya dengan
muka heranya.
“Rasti itu siapa?” Rasti menjawabnya sambil fokus dengan pencarianya.
“Itu adiknya kak Daniel. Yang menunjukkan makhluk itu pertama kali adalah dia. Dan kau tahu,
yang dijadikan kak Daniel makhluk itu adalah keluarganya.” Saat James berkata seperti itu, Niken
sontak menghentikan pencarianya.
“Hah? Kenapa kak Daniel melakukanya. Dan kenapa hanya Rasti yang tidak dijadikan bahan
eksperimenya?”
“Mana aku tahu. Lu kenapa sih di kelas kok diem banget? aku kira kamu anak SLB nyasar di sini
hahaha.”
“Aku malas kalau disuruh berbicara yang tidak penting.”

“Cewek aneh! Oh iya, kamu pernah punya cinta pertama?”


“Apa yang lu omongin?”
“Aku baru saja menemukanya. Dan aku bahagia dia juga mengenalku.”
“Ini cairan yang aku curi darimu. Maaf.” Niken merunduk dan menyodorkan cairan yang berada di
dalam tabung kaca kecil itu.
“Pasti ini tidak akan terjadi jika kau tidak mencurinya. Suit untuk memaafkanmu!”
Niken tak berani menatap James lagi karena rasa bersalahnya. Tetapi hati nuraninya
menyuruhnya untuk kembali membantu James mengakhiri bencana horror ini. Namun, James
telah lenyap dari pandanganya. Ia hanya mendengar teriakan James. Saat ia mengintip apa yang
terjadi di luar, ternyata James telah diseret oleh monster itu.
Niken mengejarnya dengan tak henti menembaki monster-monster yang menghalangi jalannya.
Monster itu membawa James ke dalam kelasnya. Ia melihat semua yang ada di kelasnya telah
lenyap. Dan mungkin yang menyeret James adalah teman sekelasnya. Para monster itu hampir
saja merobek perut James, tetapi Niken menembak mereka dengan brutal. Niken pun menarik
James keluar dengan cepat dengan berbekal kursi yang dibawanya dari kelas. Sampai akhirnya
mereka sampai di depan kampus. Niken pun sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya
sedangkan James sedang sibuk menghabisi monster-monster itu.

“Sepertinya semua telah terinfeksi.”


“Wow! Sekarang kota kita menjadi hutan di Afrika. Penuh dengan singa.”
“Aku heran, kenapa infeksinya menyebar dengan cepat.”
“Saat aku terseret tadi, aku menemukan fakta bahwa setelah mereka tergigit atau terkena cakar
pasti akan terinfeksi. Dan kau tahu, dosen kita itu juga terinfeksi.”
“Sial! Di belakangmu!”
Niken menarik tangan James sambil berlari dari kejaran monster-monster itu yang tiba-tiba
muncul dari belakang mereka. Dan akhirnya mereka menemukan sebuah mobil yang terlihat
kosong. Mereka pun menggunakanya untuk kabur dari para monster itu.

Senjata mereka semakin sakti sekarang. dengan mudahnya mereka menggilas para monster itu
yang ada di jalanan. Sementara itu, James sedang meracik cairan yang akan digunakan untuk
menjadi lawan dari infeksi ini. Niken dengan seriusnya menyetir. James pun memecahkan Susana
yang tegang ini dengan pertanyaanya.
“Kau akan membawa kita ke mana?”
“Ke rumah ayahku.”
“Oh iya aku baru inget kalau kau juga punya keluarga.”
“Bagaimana dengan keluargamu? Apakah kau tidak ingin menemuinya?”
“Aku punya keluarga yang sangat besar. Sampai akhirnya aku kehilangan mereka. Kau tahu kan
tempat tinggalku kan di labku sendiri jadi keluargaku ya seisi kampus ini. Hahaha.”
“Nggak lucu. Jadi kamu sebatang kara?”
“Siapa bilang aku sebatang kara. Aku kan manusia skak mat!”
“Hmm. Bagaimana kau berhasil membuat vaksinya?”
“Ini sudah selesai. Tapi hasilnya nanti tidak seperti yang kau bayangkan.”

“Kita sudah sampai.”


Mereka telah tiba di depan rumah Niken. Suasana di sana sangatlah sepi. Tidak ada seorangpun.
Begitu pula monster-monster itu yang entah ke mana. Mereka mulai masuk ke dalam rumah Niken
dan tidak ada siapapun di sana. Lalu Niken teringat dengan ruangan pribadi ayahnya yang tak
pernah sekalipun ia masuki. Ia dengan nekatnya mendobrak pintu itu. dan menemukan ayahnya
sedang duduk di depan komputernya. Niken menepuk bahu ayahnya. Dan tiba-tiba ayahnya
menggigitnya. Dia berniat menembak ayahnya tapi tanganya terasa berat. Sementara itu, James
terus melarang Niken membunuh ayahnya sendiri dan terus menyodorkan jarum suntiknya. Tetapi
Niken sudah menembak kepala ayahnya. Setelah itu mereka berbincang-bincang di ruang tamu.

“Kenapa kau membunuhnya? Padahal vaksinku sudah siap.”


“Tidak. Aku tahu reaksi dari vaksinmu seperti apa.”
“Iya sih. Ayahmu tak mungkin berubah menjadi manusia. Malah mennjadi seperti Hachiko. Lu
jenius juga ya.”
“Sebenarnya aku tidak suka sains. Tapi di saat seperti ini aku harus memanfaatkan sains.”
“Tapi setidaknya ayahmu bisa hidup.”
“Aku sudah tidak tahan melihat wajahnya lagi. Dia sudah selalu memaksaku untuk menguasai
sains dan dia selalu menghajarku setiap aku ada di rumah.”
“Itu pasti alasan kenapa kau menjadi sedingin itu. Tapi di mana kak Daniel dan Rasti sekarang?”
“Aku tidak tahu. Mama.. di mana kau sekarang mamaku. Andaikan dia masih hidup.” Sambil
menangis, Niken memeluk erat James. James kaget dan tidak tahu harus berbuat apa. Ia hanya
bisa mengelus-ngelus rambut Niken.

“Aku punya ide! Bagaimana kalau kita campur ramuan itu dengan darah manusia?”
“Bisa juga. Bagaimana kalau kau ambil darahmu dulu?”
“Iya. Tapi bagaimana dengan darahmu?”
“Ti.. tidak. Nggak bisa. Aku punya anemia.”
“Ah aku punya ide lagi. Bagaimana kalau kita pergi ke toko mainan?”
“Buat apa?”
“Ayolah cepet!”

Mereka berlanjut ke toko mainan. Dan Niken membawanya ke took mainan terdekat. James
membawa semua pistol air mainan yang dibuatnya untuk menyemprotkan penawar kepada para
monster itu. mereka memutuskan untuk kembali ke kampus mencoba kesuksesan penawarnya.

Jalanan yang asalnya sangat sepi menjadi sedikit bergemuruh karena mereka keluar dari toko
mainan itu. James dengan santainya mengambil darah dari lenganya lalu mencampurkanya ke
cairan-cairan yang lain. Kemudian, Niken mendekati monster itu saat monster itu membuka
mulutnya, James dengan refleks mengarahkan pistol air yang berisi penawar ke mulut monster itu
dan si monster itu pun berhenti melompat ke arah Niken otot-ototnya mulai mengecil, matanya
yang dulu merah berubah menjadi hitam. Si monster itu pun kembali menjadi manusia. Niken dan
James tersenyum bahagia. Dengan refleks Niken memeluk erat James dan tertawa lepas. Lagi-lagi
Niken membuat James tersentak dengan kelauan anehnya yang tak seperti biasa.
“Kau berhasil James!”
“Hahaha tidak Niken. Kita yang berhasil! Ayo kita lanjutkan permainanya!”
“Game is not over yet! Huhuuuu!”

Mereka dengan gesit menembaki monster-monster itu dan menyuruh monster yang telah berubah
menjadi manusia untuk membantunya. lalu mereka kembali ke kampus untuk mengembalikan
keadaan kampus yang sangat kacau. James kembali ke labnya untuk mengambil cairan lebih
banyak. Dan ia mengekstrasinya menjadi gas yang bisa dihirup sehingga lebih mudah untuk
menyebar. Ia menyalurkan gas itu ke semua pendigin ruangan di kampus.

Lalu mereka teringat akan kak Daniel dan Rasti. Mereka pun mencarinya ke mana-mana. Sampai
akhirnya mereka menemukan kak Daniel di atap kampus sambil membawa Rasti yang kelihatan
sangat lemah. James pun berteriak memperingatkan kak Daniel.

“Apa yang kau lakukan? Ada apa dengan Rasti?”


“Tenang dulu tenang.. seharusnya kau berterima kasih kepadaku.”
“Huh? Berterima kasih? Untuk apa huh?”
“Kau belum tahu ya? Aku akan menjadikanmu pasangan dari adikku. Tapi terlebih dulu kau harus
menjadi sepertinya.”
“Jadi.. kau sudah merubah..”
“Yup! You’re right! Kalian akan menjadi couple yang akan menghasilkan hybrid yang sangat luar
biasa!”
“Ke sini jemput pasanganmu.”
“Tolong jangan sakiti Rasti! Kau tahu, dia itu cinta pertamaku!”
“Ah ah ah.. cukup mengharukan! Aku sudah menyetujui perasaanmu itu jadi jangan khawatir
sayang!”
“Mendekatlah!”

James pun seakan terhipnotis. Dia mendekati kak Daniel demi menyelamatkan Rasti. Niken selalu
berusaha untuk menghentikan James. Tetapi James tetap mendekati kak Daniel. Sementara itu,
Rasti perlahan-lahan berubah menjadi makhluk yang meraum-raum. Yang dilakukan James
kemudian adalah menendang kak Daniel ke tepi atap. James memeluk Rasti dengan sangat erat
hingga akhirnya ia melepaskanya saat Rasti berubah menjadi seeorang monster. Serangan Rasti
gagal setelah Niken menendang Rasti ke arah kak Daniel yang ternyata belum terjatuh dan
tanganya masih menggantung di tepi atap. Rasti terlempar tepat ke arah kak Daniel dan ia
menggigit tangan kakaknya sendiri, namun kak Daniel menarik gigitan Rasti beserta dirinya ke
bawah. Mereka berdua tewas.

Setelah itu James berlari mendekati Niken yang sedang terlihat tidak sehat.
“Menjauhlah dariku?”
“Kenapa? Kau kenapa? Aku telah kehilangan cinta pertamaku sekarang.”
“Ja..di dia cin..ta per.. Tamamu?”

Tiba-tiba Niken menggigil sangat hebat dan otot-otot ditubuhnya mulai bermunculan. Dia
mengucapkan kalimat terakhirnya sebelum ia berubah “Maaf, aku telah terinfeksi!” James pun
menangis dan ragu untuk mendekati Niken. Dia berusaha meraih penawar yang jauh darinya.
Hingga saat Niken berusaha menerkam James. James tidak melawanya melainkan ia
menyemprotkan cairan penawar itu ke mulut Niken yang menganga lebar. Dan saat niken tepat
jatuh di tubuhnya Niken tak lama kemudian tersadar dari kegilaanya.

“Terima kasih. Aku akan menggantikan dia sebagai cinta pertamamu.”


“Sama-sama. Jadilah partnerku. Dan cintailah sains.”

Mereka akhirnya menyadari kalau terdapat takdir yang datang kepadanya di tengah bencana yang
mengenaskan itu. Mereka bersatu untuk mengalahkan kekejaman sains dengan kebaikan sains
yang mereka manfaatkan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Cerita Pendek - Tetangga Sebelah
    Cerita Pendek - Tetangga Sebelah
    Dokumen3 halaman
    Cerita Pendek - Tetangga Sebelah
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Uplo 2
    Uplo 2
    Dokumen1 halaman
    Uplo 2
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Uplo 5
    Uplo 5
    Dokumen2 halaman
    Uplo 5
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Uplo 2
    Uplo 2
    Dokumen6 halaman
    Uplo 2
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Cerpen
    Cerpen
    Dokumen1 halaman
    Cerpen
    rosa
    Belum ada peringkat
  • Uplo 1
    Uplo 1
    Dokumen1 halaman
    Uplo 1
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Uplo 3
    Uplo 3
    Dokumen2 halaman
    Uplo 3
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Uplo 1
    Uplo 1
    Dokumen3 halaman
    Uplo 1
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Uplo 2
    Uplo 2
    Dokumen4 halaman
    Uplo 2
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Uplo 1
    Uplo 1
    Dokumen3 halaman
    Uplo 1
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Uplo 2
    Uplo 2
    Dokumen4 halaman
    Uplo 2
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Uplo 8
    Uplo 8
    Dokumen1 halaman
    Uplo 8
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Uplo 3
    Uplo 3
    Dokumen2 halaman
    Uplo 3
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Uplo 7
    Uplo 7
    Dokumen1 halaman
    Uplo 7
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Uplo 6
    Uplo 6
    Dokumen3 halaman
    Uplo 6
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Cerpen 1
    Cerpen 1
    Dokumen1 halaman
    Cerpen 1
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Uplo 3
    Uplo 3
    Dokumen3 halaman
    Uplo 3
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Cerpen 3
    Cerpen 3
    Dokumen1 halaman
    Cerpen 3
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Uplo 4
    Uplo 4
    Dokumen2 halaman
    Uplo 4
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Uplo 1
    Uplo 1
    Dokumen2 halaman
    Uplo 1
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Uplo 2
    Uplo 2
    Dokumen3 halaman
    Uplo 2
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Cerpen 2
    Cerpen 2
    Dokumen2 halaman
    Cerpen 2
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Pungtuasi Dan Ejaan
    Pungtuasi Dan Ejaan
    Dokumen75 halaman
    Pungtuasi Dan Ejaan
    Muhammad Anka
    Belum ada peringkat
  • Kuliah Tropis Hiv (Dr. Tirta)
    Kuliah Tropis Hiv (Dr. Tirta)
    Dokumen59 halaman
    Kuliah Tropis Hiv (Dr. Tirta)
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Ragam Bahasa Indonesia
    Ragam Bahasa Indonesia
    Dokumen23 halaman
    Ragam Bahasa Indonesia
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Tertib Mengutip
    Tertib Mengutip
    Dokumen23 halaman
    Tertib Mengutip
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • DNA Replication
    DNA Replication
    Dokumen27 halaman
    DNA Replication
    Bagoes As
    Belum ada peringkat
  • Panu
    Panu
    Dokumen15 halaman
    Panu
    mulkihakam21
    Belum ada peringkat
  • DNA Ekstranuklear-R
    DNA Ekstranuklear-R
    Dokumen51 halaman
    DNA Ekstranuklear-R
    Bagoes As
    Belum ada peringkat