Anda di halaman 1dari 51

PEWARISAN (DNA)

EKSTRANUKLEAR

Abinawanto
DEFINISI
DNA ekstranuklear merupakan DNA
yang ditemukan di luar nukleus atau
terpisah dari kromosom
(Russell 1994: 450).
KARAKTERISTIK

Berbentuk sirkular.
Double helix dan berpilin.
Dapat bereplikasi secara autonom.
Memiliki ukuran dan susunan gen yang
bervariasi untuk setiap organisme.
Memiliki sifat pewarisan yang khas.
(Russell 1994: 450).
JENIS-JENIS DNA EKSTRANUKLEAR
Genom Mitokondria
Genom Kloroplas
Plasmid
Extranuclear DNA
Struktur Mitokondria
PERANAN MITOKONDRIA
LETAK DNA MITOKRONDRIA
Genom Mitokondria

Berstruktur sirkuler, double helix, dan


molekul DNA super coil (Russell 1994:
450).

mtDNA pada organisme uniseluler


bervariasi dalam ukuran, bentuk, dan
susunan gennya (Admin 2005: 1).
Genom mitokondria tidak memiliki intron
atau spacer antar gen (Admin 2005: 1).
PETA DNA MITOKONDRIA
UKURAN GENOM MITOKONDRIA
Genom Mitokondria lanjutan
Gen yang ditemukan pada mitokondria
yaitu 13 gen penyandi protein, 7 subunit
NADH-dehidrogenase, 2 subunit
ATPase, dan sitokrom b, 2 gen rRNA,
dan 22 gen tRNA (Admin 2005: 2).
Daerah penyandi (coding) meliputi 90%
dari seluruh genom mitokondria, dan
sisanya 10% merupakan daerah bukan
penyandi (non coding) (Admin 2005: 2).
PETA DNA MITOKONDRIA
Genom Mitokondria
Genom Mitokondria lanjutan (2)
Mitokondria DNA diturunkan hanya oleh
induk betina melalui sitoplasma sel telur.
mtDNA tidak mengalami rekombinasi
serta berkembang sepuluh kali lebih
cepat dari DNA inti (Admin 2005: 4).
mtDNA memiliki kode genetik sedikit
berbeda dengan DNA inti dalam sintesis
protein (Admin 2005: 4).
PUTARAN CANGKANG
MITOKONDRIA: FERTILITY & STERILITY (PLANT)
BUDDING
Genom Mitokondria lanjutan (3)
Perubahan sekuen mtDNA meliputi 4 hal
pokok yaitu pengaturan ulang sekuen,
penyisipan, pelesapan, dan substitusi
nukleotida (Admin 2005: 4).
Genetika mitokondria berbeda dengan
hukum Mendel dalam 3 aspek utama:
1. Diturunkan dari ibu
2. Heteroplasmi dan efek ambang batas
(threshold effect)
3. Segregasi mitotik
(Santosa dkk. 2006: 1)
BUDDING
Genom Mitokondria lanjutan (4)
Proses replikasi DNA mitokondria terjadi
melalui siklus sel tanpa adanya siklus S
dalam siklus sel.
Replikasi mtDNA menggunakan DNA
polimerase yang spesifik.
Dua untai mtDNA pada sebagian besar
hewan, memiliki kepadatan yang berbeda,
oleh karena itu disebut untai H (Heavy)
dan L (light)
(Russell 1994: 451).
Replikasi pada DNA Mitokondria
Genom Mitokondria
MITOKONDRIA-YEAST
BUDDING
MITOKONDRIA-YEAST
BUDDING
Genom Mitokondria lanjutan (5)
Transkripsi dari mtDNA mamalia tidak
seperti pada umumnya.
Sebagian besar dari gen-gen yang
mengkode rRNA dan mRNA dilengkapi
oleh gen-gen tRNA
(Russell 1994: 453).
Genom Mitokondria lanjutan (6)
tRNA.fMet mitokondrial pada semua
mitokondria digunakan pada inisiasi
sintesis protein dan faktor inisiasi
mitokondria khusus (IFs), faktor
pemanjangan (elongation factor) (EFs),
dan faktor pembebasan (release factor)
(RFs) digunakan untuk proses translasi
(Russell 1994: 453).
STRUKTUR KLOROPLAS
Variegation plant
PERAN KLOROPLAS
Genom Kloroplas
Struktur genom kloroplas pada
umumnya sama dengan struktur genom
mitokondria.
DNA kloroplas lebih besar daripada
mtDNA hewan.
Genom kloroplas mengandung banyak
sekuens DNA yang tidak mengkode
protein
(Russell 1994: 453--454).
Kloroplas
Genom Kloroplas lanjutan
Genom kloroplas terdiri dari dua kopian
gen, pada setiap kloroplas terdapat RNA
ribosom.
Intron ditemukan pada genom kloroplas.
Sintesis protein kloroplas menggunakan
ribosom yang sangat berbeda dari
ribosom mitokondria dan ribosom
sitoplasma.
(Bayu 2005: 2)
Genom Kloroplas pada Lumut Hati
(Bryophyta)
Genom Kloroplas lanjutan (2)
Proses sintesis protein di dalam kloroplas
sama dengan proses sintesis protein
pada prokariotik (Bayu 2005: 2).
Protein yang penting pada kloroplas
adalah ribulosa biposfat karboksilase
(Bayu 2005: 3).
Plasmid
Molekul DNA utas ganda sirkuler yang
berukuran kecil, terdapat di dalam
sitoplasma, dan dapat melakukan
replikasi secara autonom.
Plasmid berukuran 1-300 kb.
Plasmid dapat dalam keadaan terpisah
dari kromosom (non-integrative), dan
terintegrasi ke dalam kromosom bakteri
(episom) pada saat replikasi.
(Klug & Cummings 1994: 386)
Plasmid
JENIS-JENIS PLASMID
Plasmid F (fertility)
Plasmid R (resistance)
Plasmid yang mengandung gen untuk
mengkode toksin dan bakteriosin
Plasmid degradatif
Plasmid virulensi
(Starr & Taggart 1992: 246--247)
HIPOTESIS ENDOSIMBION
Mitokondria dan kloroplas merupakan
organisme prokariot bebas yang
menyerang sel eukariotik primitif dan
menyusun hubungan simbiosis
mutualisme.
Sel-sel eukariotik berawal dari organisme
anaerobik yang tidak mempunyai
mitokondria dan kloroplas.
(Russell 1994: 455)
HIPOTESIS ENDOSIMBION
KARAKTERISTIK PEWARISAN
DNA EKSTRANUKLEAR
1. Hasil penyilangan resiprokal pada organisme
eukariotik tingkat tinggi yang melibatkan gen-
gen ekstranuklear tidak sama dengan
penyilangan resiprokal yang melibatkan gen-
gen pada inti sel.
2. Gen-gen ekstranuklear tidak dapat dipetakan
dengan kromosom-kromosom di inti sel.
3. Tipikal rasio dari Hukum segregasi Mendel
tidak ditemukan pada gen-gen ekstranuklear.
4. Pewarisan ekstranuklear tidak dipengaruhi oleh
penggantian inti dengan genotipe yang
berbeda.
(Russell 1994: 456)
Kelainan genetik dan kerusakan
DNA mitokondria pada manusia
1. Lebers hereditary optic neuropathy
(LHON)
kebutaan parsial yang disebabkan
degenerasi syaraf optik
Disebabkan oleh mutasi missense
dalam gen mitokondria pada protein
ND1, ND2, ND4, ND5, cytb, dan COI
(Russell 1994: 461).
Kelainan genetik dan kerusakan
DNA mitokondria pada manusia
2. Kearn-Sayre syndrome
Penyakit encephalomyophaty, yang
merupakan penyakit pada otak
Disebabkan karena delesi besar pada
berbagai sekuens mtDNA
(Russell 1994: 461).
Kelainan genetik dan kerusakan
DNA mitokondria pada manusia
3. Myoclonic epilepsy
Mempunyai karakteristik, mengalami
kegilaan, tuli, dan suka menyerang
Disebabkan oleh substitusi nukleotida
tunggal yang mengkode asam amino
lisin (Lys) pada tRNA
(Russell 1994: 461).
Fenomena Killer Yeast (Infectious
Heredity)
Pewarisan uniparental yang dihasilkan
dari infectious heredity dari partikel
virus.
Beberapa strain yeast mensekresikan
killer toxin yang akan membunuh strain
sensitif dari yeast.
Fenomena killer merupakan akibat dari
kehadiran dua tipe virus (L dan M) pada
sitoplasma sel.
(Russell 1994: 461 & 462)
Killer Yeast (Infectious Heredity)
SEKIAN, TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai