Anda di halaman 1dari 6

Perlu diketahui bahwasannya DNA mitokondria berbeda dengan DNA yang terdapat dalam

inti sel (nukleus). DNA yang terdapat dalam inti sel hanya berjumlah 2 kopi dalam tiap sel
dan sedangkan DNA mitokondria berjumlah lebih dari 1000 kopi dalam tiap sel. Dalam segi
bentuk, DNA mitokondria berbentuk lingkaran sedangkan DNA dalam inti sel berbentuk
linear. Perbedaan antara DNA mitokondria dan DNA nukleus terdapat pada bagian
hereditasnya. DNA mitokondria hanya diturunkan dari ibu serta bersifat haploid /n sedangkan
DNA nukleus merupakan pencampuran dari DNA kedua orang tua.

Selain itu, perbedaan antara DNA nukleus dan DNA mitokondria terdapat dalam jumlah
genom keduanya. Genom DNA mitokondria lebih sedikit, hal ini dikarenakan secara garis
besar hanya membawa gen yang berfungsi pada proses respirasi selular.

Terdapat sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa mitokondria merupakan organel dari hasil
evolusi sel -proteobacteria prokariota yang ber-endosimbiosis dengan sel eukariota.
Hipotesis tersebut didukung dengan beberapa fakta yang menyertainya, antara lain :

1. Adanya DNA yang terdapat di dalam mitokondria yang menunjukkan bahwa dahulu
mitokondria adalah entitas yang terpisah dari sel inangnya

2. Adanya beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri, baik dalam segi ukuran
maupun cara reproduksi dengan cara membelah diri, juga struktur DNA yang
berbentuk lingkaran.

Oleh sebab itu, mitokondria mempunyai sistem genetik sendiri yang berbeda dengan sistem
genetik pada inti. Selain itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip dengan yang
dimiliki oleh bakteri dibandingkan dengan yang dikode oleh inti sel eukariota.

Secara garis besar, tahap respirasi yang terjadi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur
yang sama, yang sering disebut sebagai daur atau siklus Krebs.

Read more: http://woocara.blogspot.com/2015/08/pengertian-mitokondria-struktur-fungsi-


mitokondria.html#ixzz4fx7C8Txx

DNA Mitokondria (disingkat mtDNA) adalah materi genetik DNA yang terdapat di
dalam mitokondria. Mitokondria merupakan organel sel memiliki struktur khas
dengan bentuk bulat lonjong dalam sel. Fungsi mitokondria adalah untuk memasok
energi dalam sel atau biasa disebut tempat respirasi sel, Energi ini diperoleh dari
makanan. Di dalam sel mitokondria terdapat ratusan ribu mitokondria yanng
terdapat di sitoplasma sel. Mitokondria memiliki materi genetik sendiri yang
karakteristiknya berbeda dengan materi genetik di inti sel.

Perbedaan DNA mitokondria dan DNA inti sebagai berikut :

1. Letak
DNA mitokondria terletak di dalam mitokondria, mitokondria adalah organel sel.
Sedangkan DNA inti sel terletak di dalam inti sel. mtDNA terletak di matriks
mitokondria berdekatan dengan membran dalam mitokondria, tempat
berlangsungnya reaksi fosforilasi oksidatif yang menghasilkan radikal oksigen
sebagai produk samping (Richter, 1988).
2. Laju Mutasi lebih cepat
Laju mutasi DNA mitokondria lebih tinggi sekitar 10-17 kali dibandingkan DNA inti.
Karena mtDNA tidak memiliki mekanisme reparasi yang efisien (Bogenhagen, 1999).
DNA polimerase yang dimiliki oleh mitokondria adalah DNA polimerase yang tidak
mempunyai aktivitas proofreading (suatu proses perbaikan dan pengakuratan
dalam replikasi DNA). Tidak adanya aktivitas ini menyebabkan mtDNA tidak
memiliki sistem perbaikan yang dapat menghilangkan kesalahan replikasi. Replikasi
mtDNA yang tidak akurat ini akan menyebabkan mutasi mudah terjadi.

3. Tidak memiliki protein histon.


Pada DNA inti, disusun dalam bentuk yang khas, dengan adanya beberapa macam
protein histon sehingga bentuknya seperti berpilin-pilin.

4. Jumlah Lebih Banyak dan Ukuran genom lebih kecil


DNA mitokondria mempunyai jumlah lebih banyak jika dibandingkan DNA inti,
karena jumlah mitokondria banyak di dalam sel. Dari segi ukuran genom, genom
DNA mitokondria relatif lebih kecil.

5. Hanya diwariskan dari Ibu


DNA mitokondria diwariskan hanya dari ibu, sedangkan DNA inti dari kedua orang
tua (dari DNA ayah dan ibu). Pada saat pembuahan sel, sel sperma hanya berpusi
materi DNA saja, sedangkan sedangkan bagian-bagian sel sperma lain tidak.
Sehingga DNA mitokondria pada anak hanya dari ibu.

6. Bentuknya Lingkaran dan sirkuler


DNA mitokondria berbentuk lingkaran, berpilin ganda, sirkular, dan tidak
terlindungi membran (prokariotik). Sedangkan bentuk DNA inti panjang tidak
sirkuler, duble helik, pada saat akan pembelahan sel berbentuk kromosom.

7. Tidak memiliki intron


DNA mitokondria tidak memiliki intron dan semua gen pengkode terletak
berdampingan,sedangkan pada DNA inti terdapat ekson dan intron, pada saat
sintesis protein terjadi pemotongan intron yaitu pada pemerosesan mRNA.

8. Haploid (2n)
DNA mitokondria bersifat haploid karena hanya berasal dari ibu.

9. Stop kodonnya berbeda


Salah satu bentuk keunikan lainnya dari mitokondria adalah perbedaan kode
genetik mitokondria menunjukkan perbedaan dalam hal pengenalan kodon
universal. UGA tidak dibaca sebagai berhenti (stop) melainkan sebagai tryptofan,
AGA dan AGG tidak dibaca sebagai arginin melainkan sebagai berhenti, AUA
dibaca sebagai methionin (Anderson et al., 1981).

10. DNA mitokondria mempunyai daerah yang tidak mengode dari mtDNA. Daerah
ini mengandung daerah yang memiliki variasi tinggi yang disebut displacement loop
(D-loop). D-loop merupakan daerah beruntai tiga (tripple stranded) untai ketiga
lebih dikenal sebagai 7S DNA. D-loop memiliki dua daerah dengan laju
polymorphism yang tinggi sehingga urutannya sangat bervariasi antar individu,
yaitu Hypervariable I (HVSI) dan Hypervariable II (HVSII). Daerah non-coding juga
mengandung daerah pengontrol karena mempunyai origin of replication untuk
untai H (OH) dan promoter transkripsi untuk untai H dan L (PL dan PH) (Anderson
et al., 1981). Selain itu, daerah non-coding juga mengandung tiga daerah lestari
yang disebut dengan conserved sequence block (CSB) I, II, III. Daerah yang lestari
ini diduga memiliki peranan penting dalam replikasi mtDNA.

DNA mitokondria
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

DNA mitokondria manusia.

Mikroskopi Elektron menunjukkan DNA mitokondria dalam foci diskrit. Bar: 200 nm. (A)
Bagian sitoplasma setelah diberi label immunogold dengan anti-DNA; partikel emas
menandai mtDNA ditemukan dekan membran mitokondria. (B) Seluruh pandangan mount
sitoplasma setelah ekstraksi dengan CSK buffer dan diberi label immunogold dengan anti-
DNA; mtDNA (ditandai dengan partikel emas) bertahan terhadap ekstraksi. Dari Iborra et al.,
2004.[1]

DNA mitokondria (Mitochondrial DNA; mtDNA atau mDNA)[2]) adalah materi genetik
DNA yang berada di dalam mitokondria. Mitokondria adalah organel dalam sel eukariotik
yang mengubah energi kimia dari makanan dalam bentuk yang dapat digunakan oleh sel,
adenosin trifosfat (ATP). DNA mitokondria hanya sebagian kecil DNA dalam suatu sel
eukariotik; sebagian besar DNA didapati pada nukleus sel, dan pada tumbuhan, juga dalam
kloroplas. Berbeda dengan organel sel lainnya, mitokondria memiliki materi genetik sendiri
yang karakteristiknya berbeda dengan materi genetik di inti sel. Mitokondria, sesuai dengan
namanya, merupakan rantai DNA yang terletak di bagian sel yang bernama mitokondria.
DNA mitokondria memiliki ciri-ciri yang berbeda dari DNA nukleus ditinjau dari ukuran,
jumlah gen, dan bentuk. Di antaranya adalah memiliki laju mutasi yang lebih tinggi, yaitu
sekitar 10-17 kali DNA inti.[3] Selain itu DNA mitokondria terdapat dalam jumlah banyak
(lebih dari 1000 kopi) dalam tiap sel, sedangkan DNA inti hanya berjumlah dua kopi. DNA
inti merupakan hasil rekombinasi DNA kedua orang tua sementara DNA mitokondria hanya
diwariskan dari ibu (maternally inherited).[4]

Besar genom pada DNA mitokondria relatif kecil apabila dibandingkan dengan genom DNA
pada nukleus. Ukuran genom DNA mitokondria pada tiap tiap organisme sangatlah
bervariasi. Pada manusia ukuran DNA mitokondria adalah 16,6 kb, sedangkan pada
Drosophila melanogaster kurang lebih 18,4 kb. Pada khamir, ukuran genom relatif lebih
besar yaitu 84 kb.

Tidak seperti DNA nukleus yang berbentuk linear, mtDNa berbentuk lingkaran. Sebagian
besar mtDNA membawa gene yang berfungsi dalam proses respirasi sel. Eksperimen yang
dilakukan dengan menghilangkan mtDNA pada Saccharomyces cerevisiae menunjukan
penurunan tingkat pertumbuhan yang signifikan yang ditandai dengan mengecilnya ukuran
sel.

Daftar isi
1 Struktur DNA Mitokondria

2 Daerah Hipervariabel DNA Mitokondria

3 Sifat-sifat DNA Mitokondria

4 Lihat pula

5 Referensi

6 Pustaka

Struktur DNA Mitokondria


DNA mitokondria (mtDNA) berukuran 16.569 pasang basa dan terdapat dalam matriks
mitokondria, berbentuk sirkuler serta memiliki untai ganda yang terdiri dari untai heavy (H)
dan light (L). Dinamakan seperti ini karena untai H memiliki berat molekul yang lebih besar
dari untai L, disebabkan oleh banyaknya kandungan basa purin.[5]

MtDNA terdiri dari daerah pengode (coding region)dan daerah yang tidak mengode (non-
coding region). MtDNA mengandung 37 gen pengode untuk 2 rRNA, 22 tRNA, dan 13
polipeptida yang merupakan subunit kompleks enzim yang terlibat dalam fosforilasi
oksidatif, yaitu: subunit 1, 2, 3, 4, 4L, 5, dan 6 dari kompleks I, subunit b (sitokrom b) dari
kompleks III, subunit I, II, dan III dari kompleks IV (sitokrom oksidase) serta subunit 6 dan 8
dari kompleks V. Kebanyakan gen ini ditranskripsi dari untai H, yaitu 2 rRNA,14 dari 22
tRNA dan 12 polipeptida. MtDNA tidak memiliki intron dan semua gen pengode terletak
berdampingan.[5][6] Sedangkan protein lainnya yang juga berfungsi dalam fosforilasi oksidatif
seperti enzim-enzim metabolisme, DNA dan RNA polimerase, protein ribosom dan mtDNA
regulatory factors semuanya dikode oleh gen inti, disintesis dalam sitosol dan kemudian
diimpor ke organel.[3]

Daerah yang tidak mengode dari mtDNA berukuran 1122 pb, dimulai dari nukleotida 16024
hingga 576 dan terletak di antara gen tRNApro dan tRNAphe. Daerah ini mengandung daerah
yang memiliki variasi tinggi yang disebut displacement loop (D-loop). D-loop merupakan
daerah beruntai tiga (tripple stranded) untai ketiga lebih dikenal sebagai 7S DNA. D-loop
memiliki dua daerah dengan laju polymorphism yang tinggi sehingga urutannya sangat
bervariasi antar individu, yaitu Hypervariable I (HVSI) dan Hypervariable II (HVSII).
Daerah non-coding juga mengandung daerah pengontrol karena mempunyai origin of
replication untuk untai H (OH) dan promoter transkripsi untuk untai H dan L (PL dan PH).[5]
Selain itu, daerah non-coding juga mengandung tiga daerah lestari yang disebut dengan
conserved sequence block (CSB) I, II, III. Daerah yang lestari ini diduga memiliki peranan
penting dalam replikasi mtDNA.

Daerah Hipervariabel DNA Mitokondria


Daerah kontrol memiliki tingkat mutasi dan polymorphism yang paling tinggi di dalam
genom DNA mitokondria. Pada daerah D-loop terdapat hipervariabel 1 (HV1) dan
hipervariabel 2 (HV2). Hypervariable I (HVSI) pada urutan nukleotida 16024-16383 dan
Hypervariable II (HVSII) yang terletak pada nukleotida 57-372. Dua daerah ini memiliki laju
mutasi yang lebih tinggi dari daerah pengode.[7] Oleh karena sifatnya yang polimorfik, daerah
ini sangat beragam antar individu tetapi sama untuk kerabat yang satu garis keturunan ibu.
Laju mutasi sejauh ini diketahui 1:33 generasi, jadi perubahan urutan nukleotida hanya akan
terjadi setiap 33 generasi.[8] Oleh karena itu, daerah ini sering dianalisis dan sangat penting
untuk digunakan dalam proses identifikasi individu.

Sifat-sifat DNA Mitokondria


MtDNA diwariskan secara maternal.[4] Sel telur memiliki jumlah mitokondria yang lebih
banyak dibandingkan sel sperma, yaitu sekitar 100.000 molekul sedangkan sel sperma hanya
memiliki sekitar 100-1500 mtDNA.[9] Dalam sel sperma mitokondria banyak terkandung
dalam bagian ekor karena bagian ini yang sangat aktif bergerak sehingga membutuhkan
banyak ATP.

Pada saat terjadi pembuahan sel telur, bagian ekor sperma dilepaskan sehingga hanya sedikit
atau hampir tidak ada mtDNA yang masuk ke dalam sel telur. Hal ini berarti bahwa
sumbangan secara paternal hanya berjumlah 100 mitokondria. Apalagi dalam proses
pertumbuhan sel, jumlah mtDNA secara paternal semakin berkurang. Maka jika
dibandingkan dengan sumbangan secara maternal yaitu 100.000, maka sumbangan secara
paternal hanya 0,01%. Oleh karena itu dapat dianggap tidak terjadi rekombinasi sehingga
dapat dikatakan bahwa mtDNA bersifat haploid, diturunkan dari ibu ke seluruh keturunannya.
[10][3]

DNA mitokondria juga memiliki sifat unik lainnya yaitu laju mutasinya yang sangat tinggi
sekitar 10-17 kali DNA inti.[3] Hal ini dikarenakan mtDNA tidak memiliki mekanisme
reparasi yang efisien [Bogenhagen, 1999], tidak memiliki protein histon, dan terletak
berdekatan dengan membran dalam mitokondria tempat berlangsungnya reaksi fosforilasi
oksidatif yang menghasilkan radikal oksigen sebagai produk samping.[11] Selain itu, DNA
polimerase yang dimiliki oleh mitokondria adalah DNA polimerase yang tidak mempunyai
aktivitas proofreading (suatu proses perbaikan dan pengakuratan dalam replikasi DNA).
Tidak adanya aktivitas ini menyebabkan mtDNA tidak memiliki sistem perbaikan yang dapat
menghilangkan kesalahan replikasi. Replikasi mtDNA yang tidak akurat ini akan
menyebabkan mutasi mudah terjadi.

Salah satu bentuk keunikan lainnya dari mitokondria adalah perbedaan kode genetik
mitokondria menunjukkan perbedaan dalam hal pengenalan kodon universal. UGA tidak
dibaca sebagai berhenti (stop) melainkan sebagai tryptofan, AGA dan AGG tidak dibaca
sebagai arginin melainkan sebagai berhenti, AUA dibaca sebagai methionin.[5]

Anda mungkin juga menyukai