Anda di halaman 1dari 11

D.

Hasil dan Pembahasan


Tabel 5.1 Hasil Percobaan Pengecilan Ukuran Tepung Beras
Ukuran Berat Berat %
Kel Sampel Volume Densitas
Ayakan Tertahan Lolos Tertahan
20 190 310 61,290 220 0,950
30 153 347 44,092 190 0,805
7 Beras
50 40 460 8,695 52 0,769
dan Kering
60 27 473 5,708 48 0,562
10 (500 gr)
80 14 486 2,881 20 0,700
Pan 6 494 1,215 10 0,012
20 6 494 1,215 5 1,200
Berat 30 47 453 10,375 70 0,671
8
direndam 50 65 435 14,943 96 0,677
dan
20 menit 60 93 407 22,850 187 0,497
11
(500 gr) 80 72 428 16,822 146 0,493
Pan 1 499 0,200 1 1
20 43 452 10,619 62 0,774
Berat 30 70 430 16,279 100 0,700
9
direndam 50 103 397 25,945 178 0,578
dan
1 jam 60 169 331 51,057 338 0,500
12
(500 gr) 80 90 410 21,951 188 0,478
Pan 1 499 0,200 2 0,500
Sumber : Laporan Sementara

Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran, yang akan


dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. Dengan demikian dapat
dipisahkan anatara partikel lolos ayakan (butiran halus) dan yang tertinggal di
ayakan (butiran kasar). Pengayakan merupakan pemisahan berbagai
campuran partikel padatan yang mempunyai berbagai ukuran bahan dengan
menggunakan ayakan. Proses pengayakan juga digunakan sebagai alat
pembersih, pemisah kontaminan yang ukurannya berbeda dengan bahan baku.
Pengayakan memudahkan kita untuk mendapatkan serbuk dengan ukuran
yangseragam. Dengan demikian pengayakan dapat didefinisikan sebagai
suatu metoda pemisahan berbagai campuran partikel padat sehingga didapat
ukuran partikel yang seragam serta terbebas dari kontaminan yang memiliki
ukuran yang berbeda dengan menggunakan alat pengayakan.Pengayakan
dengan berbagai rancangan telah banyak digunakan dan dikembangkan
-secara luas pada proses pemisahan bahan-bahan pangan berdasarkan ukuran.
Pengayakan yaitu pemisahan bahan berdasarkan ukuran mesin atau lubang
ayakan. Bahan yang mempunyai ukuran lebih kecil dari diameter lubang akan
lolos dan bahan yang mempunyai ukuran lebih besar akan terjerap pada
permukaan lubang ayakan. Bahan-bahan yang lolos melewati lubang ayakan
mempunyai ukuran yang seragam dan bahan yang terjerap dikembalikan
untuk dilakukan penggilingan ulang.Ayakan berfungsi untuk menyaring
bahan dari hasil penggilingan. Dari data StandarisasiNasional Indonesia
(SNI), standar mutu lolos ayakan adalah 1000 mesh. Mesh adalah jumlah
lubang dalam 1 inchi linear. Standar kehalusan tepung adalah 0,09 mm
dengan bahan yang digunakan pada ayakan adalah stainless stell.Hasil
penggilingan diayak untuk mendapatkan berbagai tingkat kehalusan, yaitu
butir halus (>10 mesh), tepung kasar atau bubuk (< 40 mesh), tepung agak
halus (65-80 mesh), dan tepung halus (≥ 100 mesh). Dari hasil penelitian
ukuran kehalusan bahan dengan menggunakan mesh 50 pada level kehalusan
1 dengan jarak rotor dan stator 0 mm memiliki persentase kelolosan 64%,
level kehalusan 2 dengan jarak rotor dan stator 0,6 mm memiliki persentase
kelolosan 25% dan level kehalusan 3 dengan jarak rotor dan stator 1,2 mm
memiliki persentase kelolosan 12%. Ukuran mesh 50 memiliki arti, bahwa
sepanjang 1 inchi terdapat 50 lubang dan memiliki tingkat kehalusan tekstur
butir halus sampai tepung kasar atau bubuk (Margaretta,2014).
Massa Jenis atau dapat juga di sebut Bulk Density, adalah pengukuran
massa setiap satuan volume, semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka
semakin besar pula massa tiap volumenya, massa jenis rata-rata setiap benda
merupakan total massa dengan volume. Satuan massa jenis atau Bulk Density
adalah kg/m3. Densitas kamba adalah perbandingan bobot bahan dengan
volume yang ditempatinya, termasuk ruang kosong diantara butiran bahan.
(Syarief, 1988) dalam Windi, 2010. Bulk density merupakan densitas yang
memperhatikan porositas (nonsolid). Densitas kamba (bulk density)
merupakan salah satu parameter yang sering kali digunakan untuk
merencanakan suatu gudang penyimpanan, volume alat pengolahan, jenis
pengemasan atau sarana transportasi (Sigit, 2010).
Dari Tabel 5.1 Hasil Percobaan Pengecilan Ukuran Tepung Beras, dapat
diketahui bahwa sampel diberi tiga perlakuan. Perlakuan pertama sampel
beras kering sebanyak 500 gram (kelompok 7 dan 10). Perlakuan kedua
sampel beras di rendam selama 20 menit sebanyak 500 gram (kelompok 8
dan 11). Dan perlakuan ketiga dengan sampel beras direndam 1 jam sebanyak
500 gram. Dengan menggunakan ukuran ayakan 20 mess pada sampel beras
kering berat yang tertahan adalah 190 gram, berat yang lolos 310 gram, %
tertahan 61,290 dengan volume 220 dan densitas 0,950. Pada ukuran ayakan
yang sama dengan sampel beras direndam 20 menit berat yang tertahan
adalah 6 gram, berat yang lolos 494 gram, % tertahan 1,215 dengan volume 5
dan densitasnya 1,200. Pada ukuran ayakan yang sama pula dengan sampel
beras direndam 1 jam berat yang tertahannya adalah 43 gram, berat yang lolos
452 gram, % tertahan 10,619 dengan volume 62 dan densitas 0,774. Pada
ukuran ayakan 30 mess dengan sampel beras yang dikeringkan berat yang
tertahan 153 gram, berat yang lolos 347 gram, % tertahan 44,092 dengan
volume 190 dan densitas 0,805. Dengan ukuran ayakan yang sama pada
sampel beras yang direndam 20 menit berat yang tertahan adalah 47 gram,
berat yang lolos sebesar 453 gram, % tertahan10,375 dengan volume 70 dan
densitasnya 0,671. Pada ukuran ayakan yang sama juga sampel beras yang
direndam selama 1 jam berat yang tertahan adalah 70 gram, barat yang lolos
adalah 430 gram % tertahan 16,279 dengan volume 100 dan densitas 0,700.
Dengan ukuran ayakan 50 mess sampel beras kering didapatkan berat
tertahannya 40 gram, berat yang lolos 460 gram, % tertahannya 8,695 dengan
volume 52 dan densitasnya 0,769. Pada ukuran ayakan sama dengan sampel
beras yang drendam selam 20 menit berat yang tertahan sebesar 65 gram,
berat yang lolos 435 gram, % tertahannya 14,943 dengan volume 96 dan
densitasnya 0,677. Pada sampel beras yang direndam selama 1jam dengan
ukuran mess yang masih sama berat tertahannya adalah 103 gram, berat yang
lolos sebesar 397 gram, % tertahan 25,945 dengan volume 178 dan
densitasnya 0,578. Pada sampel beras yang dikeringkan dengan ukuran
ayakan 60 mess berat tertahannya 27 gram, berat yang lolos 473 gram, %
tertahannya adalah 5,708 serta volumenya 48 dan densitasnya 0,562.
Sedangkan dengan ukuran ayakan yang sama pada sampel beras yang
direndam selama 20 menit berat tertahannya adalah 93 gram maka berat yang
lolosnya adalah 407 gram, % tertahannya 22,850 dengan volume 187 dan
densitasnnya 0,497. Pada sampel beras yang direndam selama 1 jam masih
dengan ukuran ayakan yang sama didapatkan berat yang tertahannya adalah
169 gram maka berat yang lolosnya adalah 331 gram, % tertahannya 51,057
dengan volume 338 dan densitasnyaa 0,500. Selanjutnya dengan ukuran
ayakan 80 mess pada sampel beras yang dikeringkan didapatkan berat yeng
tertahannya 14 gram, berat yang lolos 486 gram, % tertahannya2,881 dengan
volume 20 dan densitasnya 0,700. Sedangkan pada sampel beras yang
direndam selama 20 menit dengan ukuran ayakan yang sama berat tertahan
yang di dapatkan adalah 72 gram, berat yang lolos 428 gram ,% tertahannya
16,882 dengan volume 146 dan densitasnya 0.493. Dan dengan ukuran
ayakan yang sama juga pada sampel beras yag direndam selama 1 jam
didapatkan berat yang tertahan sebesar 90 gram maka berat yang lolos adalah
410 gram, % tertahannya sebesar 21,951 dengan volume 188 dan densitasnya
0,478. Pada ukuran ayakan yang pan pada sampel beras yang dikeringkan
didapatkan data bahwa berat yang tertahannya adalah 6 gram, berat yang
lolosnya adalah 494gram, % tertahannya 1,215 dengan volume 10 dan
densitasnya adalah 0,012. Dan pada sampel beras yang direndam selama 20
menit dengan ukuran ayakan pan didapatkan berat tertahannya sebesar 1
gram, berat yang lolosnya 499 gram, % tertahannya adalah 0,200 dengan
volume 1 dan densitasnya 1. Serta pada sampel beras yang direndam selama 1
jam dengan ukuran ayakan pan didsaptkan berat tertahannya sebeaar 1 gram,
berat yang lolosnya 499 gram , % tertahannya 0.200 dengan volume 2 dan
densitasnnya 0,500.
Tabel 5.2 Penentuan Fineness Modulus (FM)
Ukura
% F. D rata-
Kel Sampel n a.b FM
Tertahan pengali rata
ayakan
20 61,290 5 306,450
Beras 30 44,092 4 176,368
7
Kering 50 8,695 3 26,085
dan 5,232 0,154
(500 60 5,708 2 11,416
10
gram) 100 2,881 1 2,881
pan 1,215 0 0
20 1,215 5 6,075
Beras 30 10,375 4 41,500
8 direndam
50 14,943 3 44,829
dan 30 menit 1,549 0,012
11 (500 60 22,850 2 45,700
gram) 100 16,822 1 16,822
pan 0,200 0 0
20 10,619 5 5,095
Beras 30 16,279 4 64,116
9 direndam
50 25,945 3 77,835
dan 1 jam 3,201 0,038
12 (500 60 51,057 2 102,114
gram) 100 21,951 1 21,951
pan 0,200 0 0
Sumber : Laporan Sementara

Modulus Kehalusan(Fineness Modulus,FM) merupakan keseragaman bahan


(tingkat kehalusan) dengan jumlah berat bagian yang tertinggal pada tiap-tiap
ayakan/saringan yang digunakan dibagi 100.Ukuran rata-rata sebuah bahan (D)
dinyatakan dalam inchi dengan menggunakan rumus: D = 0,0041 (2)FM. Derajat
kehalusan (fineness modulus) merupakan bilangan yang mewakili ukuran rata-rata
partikel bahan hasil penggilingan. Derajat kehalusan dihitung berdasarkan jumlah
fraksi bahan yang tertinggal pada setiap ayakan tyler dibagi dengan 100
(Henderson danPerry, 1976) dalam Tamrin,2016.
Modulus kehalusan diartikan sebagai jumlah berat bahan yang tertahan
disetiap ayakan dibagi dengan 100. Derajat kehalusan (fineness modulus) dan
indeks keseragaman menunjukkan keseragaman hasil giling atau penyebaran fraksi
halus dan kasar dalam hasil giling. Derajat kehalusan jumlah berat fraksi yang
tertahan pada setiap saringan dibagi 100. Pada penggilingan beras dengan
perlakuan yang tidak direndam akan menghasilkan modulus kehalusan yang lebih
kecil atau hasilnya lebih kasar. Pada perlakuan yang direndam lebih lama akan
menghasilkan modulus kehalusan yang lebih besar tau hasil yang halus daripada
beras yang direndam lebih singkat (Syah dkk, 2013).
Berdasarkan tabel 5.2 sampel yang digunakan beras kering, beras direndam
setengah jam, dan beras direndam satu jam dengan massa 500 gram. Ukuran
ayakan yang digunakan untuk pengayakan hasil gilingan yaitu 20, 30, 50, 60, 100,
dan pan. Didapatkan hasil praktikum untuk kelompok 7 dan 10 dengan sampel
beras kering didapatkan hasil % tertahan untuk mess 20 adalah 61,290; mess 30
sebesar 44,092; mess 50 sebesar 8,695; mess 60 sebesar 5,708; mess 100 sebesar
2,881; mess pan sebesar 1,215, dengan nilai besar a x b sebesar 306,450; 176,368;
26,085; 11,416; 2,881; 0,000, dengan nilai besar FM adalah 5,232, dan nilai D rata-
rata sebesar 0,154. Untuk kelompok 8 dan 11 dengan sampel beras direndam
setengah jam didapatkan hasil % tertahan berturut-turut sebesar 1,215; 10,375;
14,943; 22,850; 16,822; 0,200; dengan nilai besar a x b berturut-turut adalah 6,075;
41,500; 44,829; 45,700; 16,822; 0,000; besar nilai FM adalah 1,549; dan besar nilai
D rata-rata adalah 0,012. Untuk kelompok 9 dan 12 dengan sampel beras direndam
1 jam didapatkan hasil % tertahan berturut-turut sebesar 10,619; 16,279; 25,945;
51,057; 21,951; 0,200; dengan besar nilai a x b berturut-turut adalah 5,095; 64,116;
77,835; 102,114; 21,951; 0,000; besar nilai FM adalah 3,201; dan nilai D rata-rata
sebesar 0,038.
Tabel 5.3 Indeks Kesegaran Pada Tiap-tiap Jenis Ukuran
Kel Sampel Ukuran % Total/10 Pembulatan Indeks
Ayakan Tertahan keseragaman

20 61,290 6,129 6,1

30 44,092
7 Beras 50 8,695 5,849 5,9
dan kering 6,1:5,9:0,4
10 (500 gr) 60 5,708

100 2,881
0,409 0,4
pan 1,215

20 1,215 0,125 0,1

30 10,375
Beras
8 50 14,943 4,816 4,8
direndam
dan 0,1:4,8:1,7
½ jam 60 22,850
11
(500 gr)
100 16,822
1,700 1,7
pan 0,200

20 10,619 1,061 1,1

30 16,279
Beras
9 50 25,945 9,328 9,3
direndam
dan 1,1:9,3:2,2
1 jam 60 51,057
12
(500 gr)
100 21,951
2,215 2,2
pan 0,200
Sumber: Laporan Sementara

Berdasarkan Tabel 5.3 dengan sampel beras kering sebanyak 500 gram
diperoleh data yaitu % tertahan sebesar 61,3 untuk mesh 20; 44,1% untuk
mesh 30; 8,7% untuk mesh 50; 5,8% untuk mesh 60; 2,9% untuk mesh 100
dan 1,2% untuk pan. Nilai total/10 dari sampel beras kering yaitu 6,13 dengan
nilai pembulatan 6,1 untuk kasar; 5,86 dengan pembulatan 5,9 untuk medium
dan 0,42 dengan pembulatan 0,4 untuk halus. Besar indeks keseragaman dari
sampel beras kering yaitu 6,1:5,9:0,4. Pada sampel beras direndam ½ jam
diperoleh hasil yaitu % tertahan sebesar 1,2% untuk mesh 20; 10,3% untuk
mesh 30; 14,9% untuk mesh 50; 22,9% untuk mesh 60; 16,8% untuk mesh
100 dan 0,2% untuk pan. Nilai total/10 sampel beras direndam ½ jam yaitu
0,2 dengan nilai pembulatan 0,1 untuk kasar, 4,81 dengan nilai pembulatan
4,8 untuk medium dan 1,7 dengan pembulatan 1,7 untuk halus. Indeks
keseragam dari beras direndam ½ jam yaitu 0,1:4,8:1,7.
Beradasarkan Tabel 5.3 pada sampel beras direndam 1 jam diperoleh
hasil yaitu% tertahan sebesar 10,6% untuk mesh 20; 16,2% untuk mesh 30;
25,9% untuk mesh 50; 51,5% untuk mesh 60; 21,9% untuk mesh 100 dan
0,2% untuk pan. Nilai total/10 dari sampel beras kering yaitu 1,06 dengan
nilai pembulatan 1,1 untuk kasar; 9,32 dengan pembulatan 9,3 untuk medium
dan 2,21 dengan pembulatan 2,2 untuk halus. Besar indeks keseragaman dari
sampel beras kering yaitu 1,1:9,3:2,2.
Bidang industri pangan, beras diolah menjadi tepung beras. Proses
pengolahan tepung beras sangatlah mudah, beras ditampi atau diayak untuk
menghilangkan kotoran seperti kerikil dan gabah. Beras dapat dicuci terlebih
dahulu sampai bersih, setelah itu ditiriskan dan dikeringkan sehingga
menghasilkan beras yang lembab. Beras lembab ini kemudian digiling sampai
halus dengan menggunakan penggiling hammer mill yang berpenyaring 80
mesh. Beras lembab ini lebih mudah dihaluskan sehingga penggilingannya
lebih cepat dan hemat energi. Setelah digiling, tepung beras perlu dijemur
atau dikeringkan sampai kadar air dibawah 14%. Tingkat kehalusan tepung
secara umum minimal adalah lolos mesh 80, karena tepung dengan
pengayakan dibawah mesh 80 terlihat masih kasar. Menurut SNI 3549 (2009)
standart kehalusan dari tepung yaitu lolos mesh 80 minimal 90% dengan
kenampakan putih untuk tepung beras dan tidak ada cemaran (Ambarsari
dkk., 2009).
Tabel 5.4 Luas Permukaan Pada Tiap Jenis Ayakan
Kelompok Sampel Ukuran Ayakan A (m2)
20 0,00201
30 0,00261
Beras Kering (500 50 0,00133
7 dan 10
gram) 60 0,00096
100 0,00084
Pan 0,00079
20 0,000063
30 0,000802
Beras Direndam 30 50 0,002161
8 dan 11
menit (500 gram) 60 0,003318
100 0,004302
Pan 0,000132
20 0,00051
30 0,00119
Beras Direndam 1 jam 50 0,00342
9 dan 12
(500 gram) 60 0,00603
100 0,00538
pan 0,00013
Sumber : Laporan Sementara

Kadar air merupakan sebuah besaran yang menunjukkan kandungan air


yang terkandung dalam sebuah benda. Semakin lama perendaman maka semakin
tinggi kadar air yang terkandung pada bahan tersebut. Besar kadar air ini
berpengaruh pada hasil penggilingan yaitu terhadap jumlah dan kualitas hasil
penggilingan beras. Semakin besar kadar airnya maka hasil penggilingannya
semakin halus diameter partikel dan modulus kehalusan semakin kecil, sedang
keragaman partikel semakin rendah atau sebaran ukuran butirannya semakin
lebar. Jadi hubungannya pada hasil penggilingan adalah jika hasil
penggilingannya halus maka modulus kehalusannya semakin kecil tapi jika hasil
penggilinganya kasar maka FM nya semakin besar (Ratna, 2013).
Peralatan penghancur zat padat dibagi atas mesin pemecah, mesin
penggiling, mesin ultra halus, dan mesin pemotong. Mesin pemecah bertugas
melakukan kerja berat memecah bongkah-bongkah besar menjadi kepingan-
kepingan kecil. Mesin penggiling memperkecil lagi umpan hasil pecahan menjadi
serbuk. Mesin pemotong menghasilkan partikel yang ukuran dan bentuknya
tertentu. Tujuan dari pemecahan dan penggilingan yaitu untuk menghasilkan
partikel-partikel kecil dari yang lebih besar. Salah satu efisiensi operasi adalah
yang didasarkan atas energi yang diperlukan untuk membuat permukaan
tambahan. Luas permukaan satu satuan massa partikel sangat besar dengan
diperkecilnya ukuran partikel . Luas Permukaan total adalah total keseluruhan
permukan suatu benda yang dihitung dengan menjumlahkan seluruh permukaan
benda tersebut (McCabe, 1993). Setiap benda memiliki luas permukaan yang
berbeda. Semakin diperkecil ukuran dari benda tersebut makan luas
permukaannya akan semakin besar. Benda yang memiliki luas permukaan yang
semakin besar maka untuk bahan yang sama ukuran partikel dari benda tersebut
akan semakin kecil (Syah, 2015).
Pada Tabel 5.4 pada sampel beras kering diperoleh luas permukaan (m2)
tepung yaitu 0,00201 m2 untuk mesh 20; 0,00261 m 2 untuk mesh 30; 0,00133 m2
untuk mesh 50; 0,00096 m2 untuk mesh 60; 0,00083 m2 untuk mesh 100 dan
0,00079 m2 untuk pan. Pada sampel beras direndam 30 menit diperoleh luas
permukaan yaitu 0,000063 m2 untuk mesh 20; 0,000802 m2 untuk mesh 30;
0,00216 m2 untuk mesh 50; 0,00331 m2 untuk mesh 60; 0,00432 m2 untuk mesh
100; 0,000132 m2 untuk pan. Pada sampel beras direndam 1 jam diperoleh luas
permukaan yaitu 0,000513 m2 untuk mesh 20; 00,00119 m2 untuk mesh 30;
0,00342 m2 untuk mesh 50; 0,00603 m2 untuk mesh 60; 0,0054 m2 untuk mesh 100
dan 0,000132 m2 untuk pan. Luas permukaan terbesar untuk tiap jenis ayakan
yaitu pada mesh 60 untuk sampel beras direndam 1 jam yaitu sebesar 0,00603 m 2
dan luas permukaan terkecil tiap jenis ayakan yaitu pada sampel beras direndam
30 menit pada mesh 20 sebesar 0,000063 m2.
E. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan pada acara V. Pengecilan Ukuran
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada proses pengiingan semakin besar kadar airnya maka hasil
penggilingannya semakin halus diameter partikel dan modulus kehalusan
semakin kecil, sedang keragaman partikel semakin rendah atau sebaran
ukuran butirannya semakin lebar
2. Modulus kehalusan diartikan sebagai jumlah berat bahan yang tertahan
disetiap ayakan dibagi dengan 100. Derajat kehalusan (fineness modulus)
dan indeks keseragaman menunjukkan keseragaman hasil giling atau
penyebaran. Besarnya indeks keseragaman pada sampelyang di rendam
selama 1 jam adalah 1,1:9,3:2,2
3. Diameter rerata dari kelompok 9 dengan sampel beras yang direndam
selama 1 jam adalah 0,002777

Anda mungkin juga menyukai