Anda di halaman 1dari 5

INSTALASI BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL

No No. Revisi Hal : ………../


RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT Dokumen ……… …….
UNIVERSITAS HASANUDDIN ……………

Tanggal DISAHKAN OLEH


STANDAR PELAYANAN MEDIK Terbit : DIREKTUR
GIGI IMPAKSI
(ICD-DA: K 07.35)
MUHAMMAD RUSLIN
NIP. 19730702 200112 1 001
Definisi : Impaksi adalah gigi yang mengalami kesukaran/kegagalan erupsi yang
disebabkan oleh malposisi, kekurangan tempat atau dihalangi oleh gigi
lain, tertutup tulang yang tebal dan/atau jaringan lunak di sekitarnya.

Diagnosis : Pada pemeriksaan terlihat gigi secara keseluruhan atau sebagian


besar berada di dalam tulang rahang dengan berbagai posisi.

Diagnosis Banding : Ameloblastoma, odontoma

Pemeriksaan Penunjang : Foto periapikal, foto oklusal, foto panoramik

Pelaku : Dokter gigi: impaksi M3 klasifikasi IA


Residen : impaksi M3 klasifikasi IIB dan gigi lain dalam posisi sulit
Dokter gigi spesialis Bedah Mulut

Konsultasi : -

Perawatan RS : Rawat jalan dan rawat inap 1-3 hari bila dilakukan dengan anestesi
Umum dengan factor penyulit.
  
Penatalaksanaan/terapi : Odontektomi (23.19)

Prognosis : Quo Ad Vitam : ad bonam


Quo Ad Sanationam : ad bonam
Quo Ad Functionam : ad bonam

Penyulit : Perdarahan, infeksi, fragmen akar tertinggal, fragmen akar terdorong


ke dalam sinus maksilaris, lesi N. Mandibularis, trauma gigi tetangga,
laserasi, perforasi sinus maksilaris.

Informed Consent : Mutlak dibuat tertulis agar pasien/ keluarga mengerti tentang keadaan
penyakit pasien, rencana pengobatan yang akan dilakukan, penyulit dari
penyakit serta prognosisnya dan komplikasi yang mungkin terjadi
  
Masa pemulihan : 1-2 minggu
Output : Penutupan luka dengan sempurna tanpa komplikasi. 

Patologi anatomi : Tidak diperlukan


 
Otopsi : Tidak diperlukan
 
 
Catatan Medik : Perlu dibuatkan untuk kepentingan arsip, follow up, penelitian.
Dilakukan pencatatan identitas pasien secara jelas dan lengkap,
diagnosis akhir, penatalaksanaan, penyulit, keadaan pasien setiap kali
control.
INSTALASI BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL

No No. Revisi Hal : ………../


RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT Dokumen ……… …….
UNIVERSITAS HASANUDDIN ……………

Tanggal DISAHKAN OLEH


STANDAR PROSEDUR Terbit : DIREKTUR
OPERASIONAL
(SPO)
ODONTEKTOMI MUHAMMAD RUSLIN
NIP. 19730702 200112 1 001
 Odontektomi adalah suatu tindakan pengambilan gigi yang
1. PENGERTIAN yang tidak erupsi dan erupsi sebagian sehingga harus
dengan pembedahan dengan cara membuat flap
mukoperiosteal dan membuang tulang sekitar gigi dengan
menggunakan chisel, bor atau tang pemotong tulang.
 Pasien Bedah Mulut adalah pasien yang datang dari rawat
jalan, rawat inap, rujukan dari praktek swasta atau rujukan
dari Puskesmas atau rumah sakit lain.
 Perawat adalah karyawan RSGM yang bekerja membantu
dokter dalam melaksanakan tugasnya.
 Mahasiswa Ko-Asisten adalah mahasiswa yang sedang
mengikuti pendidikan profesi dokter gigi dalam bidang
Bedah Mulut dan Maksilofasial.
 Dokter gigi umum adalah dokter gigi yang merupakan
dosen atau asisten dibagian Bedah Mulut dan Maksilofasial
FKG Unhas.
 Dokter gigi residen adalah dokter gigi yang sedang
mengikuti pendidikan dokter gigi Spesialis Bedah Mulut
dan Maksilofasial FKG Unhas.
 Dokter gigi spesialis bedah mulut dan maksilofasial adalah
dokter gigi yang telah menyelesaikan pendidikan spesialis
di bidang Bedah Mulut dan Maksilofasial.
 “Informed Consent” adalah lembar persetujuan dari pasien
untuk dilakukan suatu tindakan.
 Pelayanan perawatan Odontektomi dilakukan mulai jam
08.00 s.d selesai dan dilaksanakan menurut jadwal yang
telah ditetapkan.
Sebagai acuan dalam melakukan tindakan odontektomi pada
2. TUJUAN pasien di bagian Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGM
Universitas Hasanuddin.

3. KEBIJAKAN

4. PROSEDUR 1.Odontektomi dengan Anastesi Lokal

 Odontektomi dengan anestesi lokal dapat dilakukan pada


kasus dengan impaksi kelas IA maksimal 2 gigi
 Asisten menyiapkan alat-alat untuk operasi odontektomi
 Operator dan asisten mencuci tangan dengan
Chlorhexidine Gluconat 4%, kemudian dikeringkan dan
memakai sarung tangan steril
 Dilakukan aseptik ekstra oral betadine 10% dan intra oral
dengan betadine 10%.
 Daerah operasi ditutup dengan duk bolong steril
 Dilakukan injeksi anastesi blok nervus alveolaris inferior
dan infiltrasi pada sisi yang akan dilakukan operasi, bukal
dan lingual
 Dilakukan pembersihan daerah odontektomi dengan NaCl
0,9%
 Dilakukan pembuatan flap
 Dilakukan pembuangan jaringan tulang di sekitar gigi
impaksi
 Dilakukan pengeluaran gigi impaksi dengan bein atau
dengan membagi gigi menjadi beberapa bagian dan
mengeluarkannya
 Dilakukan penghalusan sisa tulang yang kasar dan tajam
seperlunya
 Dilakukan spoling dengan NaCl 0,9%
 Dilakukan penjahitan gingiva dan mukosa untuk menutup
flap
 Dilakukan spoling NaCl 0,9%
 Pemberian analgesik
 Instruksi cara perawatan pada pasien

2. Odontektomi dengan Anastesi Umum

 Odontektomi dengan anestesi Umum dapat dilakukan


pada kasus Impaksi diatas kelas IA dengan jumlah minimal
3 gigi atau 1 gigi dengan tingkat kesulitan yang tinggi.
 Perawat bekerja sama dengan bagian instrumen kamar
bedah (COT) mempersiapkan alat-alat dan BMHP untuk
tindakan pembedahan odontektomi termasuk mesin bor
low speed, hand piece, mata bor, tang cabut dan bein.
 Pasien dibaringkan terlentang dengan posisi supine di
meja operasi, lalu dipasang infuse Ringer Laktat (RL) atau
sejenisnya (bagian anastesi).
 Dokter anastesi (konsulen dan residen) dibantu perawat
anastesi melakukan tindakan anastesi umum dengan
pemberian gas O2, N2O, Etran, Halotan, Enfluren dan
Sevo fluran, melalui intubasi pemasangan endotracheal
tube atau naso endotracheal tube.
 Perawat instrumen mempersiapkan baju operasi untuk
operator dan asisten operator, sarung tangan dan alat-alat
perlengkapan pembedahan odontektomi.
 Operator dan asisten operator mencuci tangan dengan
Chlorhexidine Gluconat 4%, savlon, atau antiseptic lainnya
kemudian mengenakan baju operasi dan sarung tangan
steril.
 Asisten operator melakukan tindakan aseptik dan
antiseptik pada wajah pasien terutama daerah operasi
dengan alkohol 70% untuk ekstra oral dan betadine 10%
untuk intra oral.
 Penutupan anggota tubuh pasien dengan kain/ duk steril
kecuali daerah operasi.
 Pemberian suntikan secara infiltrasi menggunakan
hemostatikum/ agen vasokonstritor (adrenalin 1 : 200.000)
di sekitar daerah insisi sebelum insisi dilakukan.
 Dilakukan pembersihan daerah odontektomi dengan NaCl
0,9%
 Dilakukan pembuatan flap
 Dilakukan pembuangan jaringan tulang di sekitar gigi
impaksi
 Dilakukan pengeluaran gigi impaksi dengan bein atau
dengan membagi gigi menjadi beberapa bagian dan
mengeluarkannya
 Dilakukan penghalusan sisa tulang yang kasar dan tajam
seperlunya
 Dilakukan spoling dengan NaCl 0,9%
 Dilakukan penjahitan gingiva dan mukosa untuk menutup
flap
 Dilakukan spoling NaCl 0,9%
 Pemberian analgesik
 Instruksi cara perawatan pada pasien
Instalasi poli rawat Jalan Bedah Mulut dan Maksilofasial
5. UNIT KERJA TERKAIT Instalasi rawat inap Bedah Mulut dan Maksilofasial
Instalasi poli rawat jalan Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Instalasi Kamar Operasi
Instalasi CSSD
Instalasi Radiologi
Instalasi Farmasi

Anda mungkin juga menyukai