Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

1.1. TUJUAN
1. Untuk membuktikan teori aljabar Boolean menggunakan rangkaian IC logic
2. Untuk mengetahui teori aljabar Boolean
3. Untuk mengetahui aplikasi dari aljabar Boolean

BAB II LANDASAN TEORI

Penalaran atau logika adalah proses untuk mencari jawaban atas permasalahan dua
nilai sperti benar atau salah, baik atau buruk, ya atau tidak, dan lain-lain. Operasi Boole yang
terdiri atas penambahan OR, perkalian AND, dan komplemen NOT ini diimplementasikan
dengan gerbang OR, gerbang AND, dan untai NOT.

Gerbang OR. Misalkan ada dua variabel logika independen A dan B yang merupakan
variabel yang dioperasikan secara OR. Bila dua variabel independen ini digabungkan dengan
operasi OR, maka dihasilkan variabel dependen y yang dapat dinyatakan sebagai berikut.

Y = A OR B yang ditulis dengan ; Y = A + B

Dengan menggunakan level logika 1 dan 0, maka operasi OR (atau) dapat diartikan sebagai
berikut.

Y = 1 bila A atau B =1

Gerbang OR (OR gate) adalah untai elektronis dengan dua masukan atau lebih, yang
keluarannya merupakan penjumlahan OR dari masukan.

Operasi AND dari dua variabel independen A dan B akan menghasilkan variabel
dependen y yang dapat dinyatakan sebagai berikut.

Y = A AND B, yang ditulis dengan ;

Y = A.B = AB

Dengan menggunakan level logika 0 dan 1, maka operasi AND (dan) ini dapat diartikan
sebagai berikut.

Y = 1 bila A dan B = 1

Gerbang AND (AND gate) adalah untai elektronis dengan dua masukan atau lebih, yang
keluarannya merupakan perkalian AND dari masukan. Operasi NOT hanya memerlukan satu
variabel masukan. Untai NOT juga disebut untai komplementer atau inverter.

Gerbang NAND dan NOR sering memiliki waktu tunda perambatan yang lebih cepat
daripada gerbang AND dan OR sehingga lebih banyak digunakan. Sementara itu semua
ekspresi logika berisi berbagai kombinasi operasi seperti OR,AND ,dan INVERT. Bila
gerbang yang tersedia hanya gerbang NAND dan NOR, maka perlu dicari cara untuk
implementasi fungsi OR, AND, dan INVERT tersebut. Berkat teorem De Morgan, masalah
tersebut dapat diatasi.

Istilah NOR berasal dari NOT-OR yang menyatakan operasi OR dan NOT. Gerbang
NOR diimplementasikan dengan gerbang OR yang diikuti oleh untai NOT. Ekspresi keluaran
gerbang NOR adalah y=A+B. Perbedannya dengan simbol gerbang OR adalah adanya
lingkaran kecil pada keluaran gerbang OR yang menyatakan operasi inversi.

Istilah NAND berasal dari NOT – AND yang menyatakan operasi AND dan NOT.
Gerbang NAND diimplementasikan dengan gerbang AND yang diikuti oleh untai NOT.
Simbol gerbang NAND ekspresi keluarannya adalah Y= A’ + B’. Perbedannya dengan
gerbang AND adalah adanya lingkaran kecil pada keluaran gerbang AND yang menyatakan
operasi inversi. Istilah XOR berasal dari Exclusive OR. Perbedaannya dengan gerbang OR
yang biasa adalah bahwa bila semua masukan gerbang XOR = 1, maka keluarannya akan =0.

(Thomas Sri Widodo, 2007)

Setiap rangkaian logika, bagaimanapun kompleksnya, dapat diuraikan secara lengkap


dengan menggunakan operasi-operasi Boolean yang telah didifinisikan sebelumnya, karena
rangkaian OR gate, AND gate, dan NOT gate merupakan blok-blok bangun dasar dari system-
sistem digital. Perhatikan rangkaian pada gambar 2.1. Rangkaian ini tiga input, A, B, dan C
dan suatu output X. Dengan menggunakan ekspresi Boolean untuk tiap gate dengan mudah
dapat ditentukan ekspresi outputnya.

Gambar 2.1 Rangkaian logika dengan ekspresi Booleannya

Apabila operasi dari suatu rangkaian didifinisikan oleh suatu ekspresi Boolean, maka
suatu diagram rangkaian logika dapat diimplementasikan secara langsung dari ekspresi
tersebut. Misal, apabila diperlukan untuk membuat suatu rangkaian yang didifinisikan oleh
output Y = AC+BC' + A'BC. Ekspresi Boolean ini mengandung tiga term (AC, BC', A'BC),
yang di OR-kan menjadi satu. Ini artinya bahwa ada OR gate tiga input yang masing-masing
input sama dengan AC, BC', dan A'BC . Setiap input OR gate adalah suatu term hasil operasi
AND, yang berarti bahwa suatu AND gate dengan multi input yang sesuai dapat digunakan
untuk menghasilkan tiaptiap term ini.
Teorema-teorema (Hukum) Boolean dapat membantu untuk menyederhanakan ekspresi
Boolean dan rangkaian-rangkaian logika.
Teorema Multivariabel
(9) x + y = y + x (commutative law) ; (10) x * y = y * x (commutative law) ; (11) x+ (y+z)
= (x+y) +z = x+y+z (associative law) ; (12) x (yz) = (xy) z = xyz (associative law) ; (13a) x
(y+z) = xy + xz ; (13b) (w+x)(y+z) = wy + xy + wz + xz ; (14) x + xy = x [proof see
below] ; (15) x + x'y = x + y.
Pembuktian teorema (14)
x + xy = x (1+y) = x * 1 [gunakan teorema (6)] = x [gunakan teorema (2)]
Dua teorema paling penting dari aljabar Boolean ditemukan oleh seorang matematikawan
bernama DeMorgan. Teorema-teorema DeMorgan sangat berguna dalam menyederhanakan
ekspresi-ekspresi aljabar Boolean. Dua teorema tersebut
adalah : (16) (x+y)' = x' * y' ; (17) (x*y)' = x' + y'
Teorema (16) menunjukkan bahwa apabila jumlah OR dari dua variabel (X + Y)
dikomplementasikan atau diinverskan, ini sama dengan apabila dua variable tersebut
diinversikan sendiri-sendiri dan kemudian di-AND-kan menjadi satu. Dengan cara lain
dinyatakan, komplemen dari suatu penjumlahan OR sama dengan perkalian AND dari
komplemen-komplemennya. Teorema (17) menunjukkan bahwa apabila hasil kali dua
variable dikomplementasikan, hasilnya adalah ekivalen dengan mengomplementasikan
variable-variabel tersebut secara individual dan kemudian hasilnya di-OR-kan. Contoh :
X = [(A'+C) * (B+D')]'
= (A'+C)' + (B+D')' [dengan teorema (17)]
= (A''*C') + (B'+D'') [dengan teorema (16)]
= AC' + B'D
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Aljabar%20Boolean.pdf)
Penjumlahan bilangan biner serupa dengan penjumlahan pada bilangan desimal. Dua
bilangan yang akan dijumlahkan disusun secara vertical dan digit-digit yang mempunyai
signifikansi sama diempatkan pada kolom yang sama. Digit-digit ini kemudian dijumlahkan
dan jika jumlahnya lebih besar dari bilangan basisnya (10 untuk desimal, dan 2 untuk biner),
maka ada bilangan yang disimpan.

Bilangan yang disimpan ini kemudian dijumlahkan dengan digit disebelah kirinya dan
seterusnya. Dalam penjumlahan bilangan biner, penyimpanan akan terjadi jika jumlah dari
dua digit yang dijumlahkan adalah 2.
Pengurangan biner. Pada bagian ini hanya akan ditinjau pengurangan bilangan biner
yang memberikan hasil positif. Dalam hal ini, metode yang digunakan adalah sama dengan
metode yang digunakan untuk pengurangan pada bilangan desimal. Dalam pengurangan
bilangan biner jika perlu dipinjam 1 dari kolom disebelah kirinya, yaitu kolom yang
mempunyai derajat lebih.

(K.F. Ibrahim, 1996)


Apakah suatu tindakan itu baik atau buruk? Apakah keputusannya benar atau salah?.
Apakah jawabannya ya atau tidak? Seringkali jalan pikiran dan logika kita berurusan dengan
upaya untuk mencari jawaban dengan pertanyaan yang mempunyai dua nilai seperti di atas.
Logika dua nilai itu sangat mempengaruhi pemikiran aristoteles yang berusaha mencari cara
untuk mengungkapkan kebenaran berdasarkan pengandaian yang benar. Logika semacam itu
juga menarik para matematikawan yang merasakan adanya hubungan antara logika itu dengan
suatu proses aljabar.
De Morgan membuka jalan yang menghubungkan logika dengan matematika, tetapi
Boole (1854) yang berhasil menyatukannya. Boole menciptakan suatu aljabar baru yang
menggantikan metoda Aristoteles.
Boole membuktikan bahwa logika biner atau logika dua nilai berlaku untuk huruf dan
lambing ketimbang untuk ungkapan dengan kata-kata seperti yang dipakai oleh Aristoteles.
Metoda aljabar Boole digunakan untuk menguraikan, memanipulasi, dan menyederhanakan
pernyataan logika dengan cara yang sistematik. Keunggulan metoda Boole ini terletak pada
kesederhanaan dan ketepatannya.
Aljabar Boole tidak mempunyai dampak terhadap dunia teknik sampai Shannon (1938)
menerapkan aljabar baru tersebut untuk rangkaian pengalihan telepon (telephone switching
circuits).
Karena satu saklar pengalih adalah suatu peralatan biner (terhubung atau terputus),
Shannon dapat menganalisis dan merancang rangkaian pengalih itu dengan menggunakan
aljabar Boole. Untuk ini kita akan membahas mengenai dasar dan penerapan aljabar Boole
yang diperlukan dalam analisis rangkaian logika digital.
Matematika merupakan sarana yang berguna dalam analisis rangkaian logika digital.
Semua operasi logika dalam suatu rangkaian logika tergantung pada ada atau tiadanya sinyal,
suatu variabel logika hanya dapat mempunyai salah satu dari dua nilai yang mungkin terjadi.
Matematika dengan logika dua nilai ini disebut aljabar Boole dua nilai.
Aljabar Boole, sebagaimana halnya dengan sistem matematika deduktif yang lain, dapat
didefenisikan dengan suatu himpunan unsur, himpunan operator, dan sejumlah aksioma atau
postulat. Suatu himpunan unsur adalah setiap kumpulan besaran yang mempunyai sifat yang
sama. Jika S adalah suatu himpunan, dan x dan y besaran tertentu, maka x є S menyatakan
bahwa x adalah anggota himpunan S, sedangkan y bukan unsur dalam S. Suatu himpunan
dengan sejumlah unsur yang dapat dihitung dinyatakan dengan tanda kurawal : A = {1,2,3,4};
yang artinya unsur-unsur dalam himpunan A adalah bilangan 1,2,3,dan 4. Suatu operator
biner pada suatu himpunan S yang mempunyai anggota didefenisikan sebagai suatu aturan
yang menetapkan bahwa untuk setiap pasangan unsur dalam S ada suatu unsur yang unik
(satu-satunya) dalam S itu. Misalnya hubungan a * b = c, dinyatakan bahwa * adalah suatu
operator biner jika a,b є S, dan aturan itu menghasilkan c bukan elemen S.
Postulat suatu sistem matematika membentuk pengandaian-pengandaian dasar yang
memungkinkan untuk menyimpulkan aturan, teorema, dan sifat sistem itu. Postulat yang
paling umum digunakan untuk merumuskan berbagai susunan aljabar adalah seperti yang
diberikan berikut ini.
1. Ketertutupan (closure). Suatu himpunan S tertutup terhadap suatu operator biner jika
untuk setiap pasangan unsur dalam S operator biner itu menentukan suatu aturan untuk
mendapatkan suatu unsur yang unik dalam S.
Misalnya himounan bilangan asli tertutup terhadap operasi biner plus (+) menurut
penjumlahan dalam aritmatika, karena setiap a,b є N didapatkan sebuah c є N yang unik
menurut a+b=c. Himpunan bilangan asli itu tidak tertutup terhadap operasi biner minus
(-).
2. Hukum asosiatif. Suatu operator biner * pada suatu himpunan S dikatakan asosiatif bila
(x*y)*z = x*(y*z)
3. Hokum komutatif. Suatu operator biner * pada suatu himpunan S diaktakan komutatif
bila x*y = y*x
4. Unsur identitas. Suatu himpunan S dikatakan mempunyai unsur identitas terhadap suatu
operasi biner * pada S jika terdapat sebuah unsur i є S dengan sifat i*x = x*i
Misalnya unsur 0 adalah sebuah unsure identitas terhadap operasi + pada himpunan
bilangan bulat I karena 0+x = x+0
5. Kebalikan (invers). Suatu himpunan S yang mempunyai unsure identitas terhadap suatu
operator biner * dikatakan mempunyai kebalikan, jika untuk setiap x є S terdapat unsur y
є S sedemikian hingga x*y= i Misalnya dalam himpunan bilangan bulat I dengan i = 0,
kebalikan sebuah unsure a adalah –a, karena a + (-a) = 0
6. Hukum distributif. Jika * dan ● adalah dua operator biner pada suatu himpunan S, *
dinyatakan distributif terhadap ● bilamana x* (y●z) = (x*y) ●(x*z)

Aljabar Boole adalah suatu susunan aljabar yang terdefenisi pada suatu himpunan
unsur B bersama-sama dengan dua operator biner + dan ● (dengan a●b ditulis sebagai ab) jika
dan hanya jika postulat berikut ini berlaku :

Postulat 1 Operasi + dan ● itu asosiatif dan komutatif

Postulat 2 Ada dua unsur identitas yang unik dalam B, yaitu 0 dan 1, berturut-turut untuk
operasi + dan ●
Postulat 3 Setiap operasi itu distributif antara yang satu terhadap yang lain.

Postulat 4 Untuk setiap a dalam B terdapat unsur a’ dalam B sedemikian hingga

a + a’ = 1 aa’ = 0

a’ disebut sebagai komplemen a. Tanda aksen (‘) dipakai untuk menyatakan komplemen.

Di samping postulat itu tentu saja postulat ketertutupan juga harus dipenuhi. Aljabar
Boole dengan dua nilai terdefenisi pada suatu himpunan yang anggotanya hanya dua unsur,
B={0,1}; dengan aturan untuk dua operator biner + dan ● sesuai dengan yang diberikan pada
tabel 2.1.

Tabel 2.1. Operasi pada aljabar Boole dua nilai

x Y x●y x Y x●y x x’
0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 0 1 0
1 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1

Selanjutnya akan dibuktikan bahwa empat postulat di atas, di samping postulat


ketertutupan, berlaku untuk aljabar Boole dengan dua nilai tersebut sebagai berikut. Bukti
kebenarannya akan disertakan menurut postulat yang telah terbukti, tabel kebenaran, atau
teoerema yang telah dibuktikan sebelumnya.

1. Ketertutupan jelas sudah tercermin pada tabel 2.1. itu karena hasiluntuk masing-masing
operasi itu adalah 1 atau 0, dan 0, 1є B.
2. Hukum asosiatif (xy)z = x(yz) (x+y)+z = x+(y+z) dapat dibuktikan kebenarannya dari
tabel operator dari menyusun suatu tabel kebenaran atau true table untuk semua nilai x,y,
dan z yang mungkin. Untuk setiap kombinasi diturunkan (xy)z dan dibuktikan bahwa
nilainya sama seperti untuk x(yz). Hokum asosiatif untuk (x+y)+z = x+(y+z) dapat
dibuktikan secara serupa. Sifat asosiatif tersebut dapat diperluas untuk beberapapun
banyaknya variabel. Tabel kebenaran adalah tabel yang memuat semua kemungkinan
nilai variabel yang terdapat dalam suatu pernyataan, dalam hal ini adalah nilai-nilai 0 dan
1 untuk masing-masing variabel itu. Untuk semua pernyataan dengan n variabel akan
memerlukan 2n baris dalam kebenarannya.
3. Dari tabel 2.1 hukum komutatif tampak jelas dari simetri pada tabel 2.1. tampak bahwa:
0+0=0 0+1=1+0=1
1●1=1 1●0=0●1=0
Sifat komutatif tersebut dapat diperluas untuk beberapapun banyaknya variabel.
4. Terdapat dua unsur identitas, 0 untuk + dan 1 untuk ● seperti yang telah didefenisikan
oleh postulat 2.
5. Dari tabel komplemen dapat dengan mudah dibuktikan bahwa x + x’ = 1, karena
0 + 0’ = 0 + 1 = 1
Dan 1 + 1’ = 1 + 0 = 1
Yang membuktikan kebenaran postulat 4.
6. Hukum distributif. x●(y+z) = (x●y)+(x●z), x+(y●z)=(x+y)●(x+z)
Dapat dibuktikan dengan suatu tabel kebenaran.

Aljabar Boole dengan dua nilai ini setara dengan logika biner yang berhubungan
dengan variabel yang mempunyai dua nilai diskrit dan dengan operasi yang mempunyai arti
logika. Dua nilai yang dimiliki oleh variabel itu dapat dinamakan apa saja (miaslnya sebagai
benar dan salah, iya dan tidak, dan seterusnya), tetapi untuk kepntingan lebih mudah
mengartikannya sebagai bit dan mempunyai nilai 1 dan 0. Logika biner itu selanjutnya
digunakan untuk menjelaskan manipulasi dan pengolahan informasi biner secara matematika.

Logika biner mempunyai tiga operasi dasar, AND, OR, dan NOT.

1. AND. Operasi ini diwakili oleh sebuah bintik (dot) atau tanpa operator. Misalnya x●y = z
atau xy = z dibaca : “x AND y sama dengan z” . Seperti halnya dengan operasi pada
aljabar Boole, operasi logika AND ini diartikan sebagai z = 1 jika dan hanya jika x=1 dan
y=1 ; kalau tidak z=0. (AND artinya dan)
2. OR, operasi ini diwakili oleh tanda plus (+) . misalnya x+y=z dibaca : “ x OR y sama
dengan z”, yang berarti bahwa z = 1 jika x = 1 atau jika y = 1 atau jika baik x = 1 maupun
y = 1 . Jika x = 0 maupun y = 0, maka z = 0. (OR artinya atau).
3. NOT. Operasi ini diwakili oleh sebuah tanda aksen (‘) atau dalam beberapa buku yang
lain dengan garis di atas. Sebagai contoh x’ = z dibaca “ x NOT sama dengan z”, yang
berarti bahwa z bukan x ; yaitu jika x = 1 maka z = 0 da jika x =0 maka z =1. (NOT
berarti bukan).

Jika ketiga defenisi di atas ditulis dalam bentuk tabel kebenaran , hasilnya adalah tabel
2.1.Penerapan aljabar Boole tersebut dalam rangkaian logika dapat ditunjukkan oleh suatu
rangkaian saklar sederhana. Andaikan ada dua saklar A dan B mewakili dua variabel biner
dengan nilai sama dengan 0 bila saklar itu terbuka dan bernilai sama dengan 1 bila saklar itu
tertutup. Demikian pula diandaikan bila lampu L mewakili variabel ketiga yang sama dengan
1 bila lampu itu menyala dan bernilai 0 jika lampu itu padam. Untuk saklar dalam hubungan
seri, lampu itu akan menyala jika A dan B ditutup. Untuk rangkaian dan hubungan paralel,
lampu itu akan menyala jika A atau B tertutup. Jelas bahwa kedua rangkaian itu dapat
dinyatakan dengan pertolongan aljabar Boole sebagai

L = A ● B atau L = A AND B
L = A + B atau L = A OR B

Rangkaian digital elektronika kadang-kadang juga disebut sebagai rangkaian saklar


(switching circuits) karena kesetaraannya . perilaku unsur aktif (transistor) dalam rangkaian
digital itu serupa dengan saklar, transistor yang menghantar setara dengan saklar tertutup
dengan transistor tak menghantar setara dengan saklat terbuka. Tidak seperti saklar yang
dikerjakan dengan tangan, suatu rangkaian saklar elektronika menggunakan sinyal biner
digunakan untuk mengatur keadaan menghantar dan tak menghantar pada unsur aktifnya itu.

Sinyal listrik seperti tegangan atau arus yang terdapat dalam suatu sistem digital dapat
mempunyai salah satu dari dua nilai yang diskrit (kecuali selama masa peralihan). Misalnya
untuk suatu rangkaian yang digerakkan oleh tegangan dapat tanggap terhadap dua tingkat
tegangan yang berbeda. Masing-masing tingkat tegangan itu mewakili sebuah varisbel biner
yang sama dengan logika negatif 1 atau logika negatif 0. Misalnya untuk suatu sistem digital
tertentu didefenisiskan suatu nialai nominal sebesar 3 volt sebagai logika negatif 1 dan logika
negatif 0 didefenisikan dengan nilai nominal sebesar 0 Volt. Setiap tingkat tegangan itu
mempunyai penyimpangan dari nilai nominalnya yang masih dapat diterima. Kawasan
dianatara daerah yang diijinkan itu hanya dilintasi selama masa peralihan.

Rangkaian digital elektronika juga disebut rangkaian logika. Dengan masukan ynag
sesuai akan memberikan jalur manipulasi logika. Rangkaian logika yang melakukan operasi
logika AND, OR dan NOT ditunjukkan dengan lambangnya pada gambar 2.2. lambang itu
mengikuti standar militer Amerika Serikat, MIL-STD 806B. Rangkaian itu, yang disebut
gerbang (gate), adalah perangkat keras blog (blog hardware) yang menghasilkan suatu logika
negatif 1 atau logika negatif 0 jika persyaratan logikanya dipenuhi. Tampak bahwa ada 4
nama telah digunakan untuk rangkaian dengan jenis yang sama : rangkaian digital, rangkaian
saklar, rangkaian logika dan rangkaian gerbang. Ke empat nama itu digunakan secara luas,
dan rangkaian logika diartikan sebagai rangkaian yang mengandung gerbang logika.

AND

NOT

OR

Gambar 2.2. Simbol AND, OR , dan NOT

Gerbang NOT kadang-kadang disebut juga sebagai rangkaian pembalik ( inverter


circuit) karena rangkaian itu membalik suatu sinyal biner. Sinyal masukan x dan y pada
gerbang dengan dua masukan akan tersedia dalam salah satu dari empat kemungkinan
keadaan : 00, 01, 10, dan 11. Sinyal masukan itu bersama-sama dengan sinyal keluaran dari
gerbang AND , OR, NOT. Tanggapan masing-masing gerbang tersebut terhadap keempat
kemungkinan kombinasi biner masukannya. Alasan untuk menamakan gerbang NOT itu
sebagai pembalik tampak jelas bila sinyal x (masukan pembalik) dibandingkan dengan sinyal
x’ (keluaran pembalik). Gerbang AND dan OR dapat mempumyai masukan lebih dari dua.
Sebuah gerbang AND denagn tiga masukan dan sebuah gerbang OR dengan empat masukan
telah ditunjukkan. Gerbang AND dengan tiga masukan akan memberikan tanggapan logika 1
pada keluarannya jika ketiga sinyal masukannya adalah logika 1. Keluaran tersebut akan sama
dengan 0 jika salah satu atau semua masukannya adalah logika 0.

Gerbang OR empat masukan memberikan tanggapan logika 1 jika salah satu atau
semua sinyal masukannya adalah logika 1. Keluarannya menjadi logika 0 jika semua sinyal
masukannya adalah logika 0. Untuk sementara pembahasan dibatasi pada sistem matematika
logika biner yang lebih dikenal sebagai aljabar Boole atau saklar aljabar saja. Aljabar tersebut
dengan mudah dapat digunakan untuk menguraikan operasi rangkaian logika ynag rumit.
Perancang sistem digital menggunakan aljabar Boole untuk mengubah suatu diagram
rangkaian menjadi pernyataan aljabar dan sebaliknya. (Budiono Mismail,1998)

BAB III METODELOGI PERCOBAAN1

3.1. PERALATAN DAN KOMPONEN


3.1.1. PERALATAN
1. Power supply 5V DC
Fungsi : sebagai sumber tegangan DC
2. Protoboard
Fungsi : sebagai tempat merangkai komponen
3. Saklar
Fungsi : untuk pemberi input logika high dan low
4. Jumper
Fungsi : untuk menghubungkan komponen dengan komponen
5. Jepit buaya
Fungsi : untuk menghubungkan peralatan dengan rangkaian

3.1.2. KOMPONEN
1. LED
Fungsi : sebagai indikator hidup (high) – mati (low)
2. IC 74LS04 (1 buah)
Fungsi : sebagai IC NOT (inverter)
3. IC 74LS08 (1 buah)
Fungsi : sebagai IC AND (2 masukan)
4. IC 74LS11 (1 buah)
Fungsi : sebagai IC AND (3 masukan)
5. IC 74LS32 (1 buah)
Fungsi : sebagai IC OR (2 masukan)
6. Resistor (330 Ohm) 1 buah
Fungsi : sebagai hambatan arus

3.2. PROSEDUR PERCOBAAN


A. 1 Disusun rangkaian sesuai gambar di bawah ini:

2 Dihidupkan PSA
3 Diberikan sinyal masukan A,B, dan C yaitu 000,001,010,011,100,101,110,111
dengan menggunakan saklar
4 Dicatat hasil keluaran Ya
5 Dimatikan PSA
B. 1 Disusun rangkaian seperti gambar di bawah :

2 Dihidupkan PSA
3 Diberikan sinyal masukan A,B, dan C yaitu 000,001,010,011,100,101,110,111 dengan
menggunakan saklar
4 Dicatat hasil keluaran Ya
5 Dimatikan PSA

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

4.1. DATA PERCOBAAN

MASUKAN KELUARAN
A B C Ya Yb
0 0 0 1 1
0 0 1 0 0
0 1 0 0 0
0 1 1 0 0
1 0 0 1 1
1 0 1 1 1
1 1 0 1 1
1 1 1 1 1
4.2. ANALISA DATA

1. Tentukan persamaan Ya dan Yb


Ya = A’B + A’B’C
Yb = A + B’C’

2. Buktikan dengan aljabar Boolean bahwa Ya = Yb


Jawab :
Dari gambar percobaan diperoleh persamaan :
Ya = A’B + A’B’C
Yb = A + B’C’
Ya = Yb
AB’ + ABC’ = A + B’C’ ( menggunakan hukum distributive )
A’B + A’B’C = A + B’C’
A’ (B’C + B) = A + B’C’ ( menggunakan Theorema 6 (b))
A’B’C + A’B = A + B’C’
A + (B’C + B) = A + B’C’
A + ((B+C’) B’ = A + B’C’
A + B.B’ + B’.C’ = A + B’C’
A + B’C’ = A + B’C’
Dari penjabaran di atas terbuktilah bahwa Ya = Yb.

3. Dengan menggunakan tabel data tuliskan keluaran tiap-tiap IC logic yang digunakan

7432 (OR)
A B Out
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1

4. Sebutkan aplikasi percobaan


Aplikasi aljabar Boolean adalah
- Sebagai jaringan pensaklaran (switching network)
- Pada rangkaian digital elektronik

GAMBAR PERCOBAAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN

1. Dari data percobaan telah dibuktikan bahwa teori aljabar Boolean hasilnya sama
dengan hasil yang telah dipraktekkan dengan rangkaian. Hal ini juga dapat
ditunjukkan dengan membuat tabel kebenaran yang menunjukkan setiap masukan
dari persamaan Boolean tersebut.
2. Aljabar Boolean merupakan aljabar yang berhubungan dengan variabel-variabel
biner dan operasi-operasi logic. Dapat dijelaskan secara garis besar tentang teori
aljabar Boolean, dimana aljabar Boolean memiliki 3 gate dasar yaitu AND, OR,
dan NOT, dimana gate yang lainnya merupakan turunan dari gate-gate dasar.
Suatu fungsi Boolean juga dapat dinyatakan dalam tabel kebenaran.
3. Kegunaan dari aljabar Boolean adalah untuk menyederhanakan atau
menyelesaikan permasalahan dua kemungkinan yang dapat dilambangkan dengan
0 dan 1. Aplikasi dari aljabar Boolean antara lain adalah untuk jaringan
pensaklaran (switching network) dan pada rangkaian digital elektronik.

5.2. SARAN
1. Diharapkan praktikan dapat memahami penggunaan datasheet
2. Diharapkan praktikan dapat merangkai sebuah rangkaian
3. Diharapkan praktikan memahami karakteristik dari alat ataupun komponen yang
akan digunakan saat praktikum.

DAFTAR REFERENSI

Ibrahim, K.F.1996. Teknik Digital. Yogyakarta : Andi.


Hal : 10 – 17.
Mismail, Budiono.1998. Dasar-Dasar Rangkaian Logika Digital. Bandung :Penerbit ITB
Bandung.
Hal : 61 – 69.
Widodo, Thomas Sri. 2007. Teknik Digital Prinsip dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hal : 32 – 49.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Aljabar%20Boolean.pdf
diakses tanggal 2 juni, pukul 6 : 08 WIB

Anda mungkin juga menyukai