Anda di halaman 1dari 19

JURNAL PERCOBAAN I

UNTAI DASAR DAN TEORI ALJABAR BOOLEAN

SUBHAN FAHMI NASUTION


142411004

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN FISIKA
PRODI D-III METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
MEDAN
2015
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul percobaan : UNTAI DASAR DAN TEORI ALJABAR BOOLEAN


Kategori : Jurnal Praktikum Sistem Logika Digital
Nama : SUBHAN FAHMI NASUTION
Nomor Induk Mahasiswa : 142411004
Program Studi : D-III METROLOGI DAN INSTRUMENTASI
Departemen : Fisika
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
(FMIPA)

Medan, 19 Maret 2015


Asisten, Praktikan,

ILHAM SYURYADI HARAHAP SUBHAN FAHMI NASUTION


110801022 142411004
BAB I
TUJUAN
1. Untuk membuktikan teori Aljabar boolean menggunakan rangkaian IC Logic
2. Untuk mengetahui teori Aljabar Boolean
3. Untuk mengetahui aplikasi dari Aljabar Boolean

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Gerbang dan Aljabar Boolean


Konsep dasr aljabar Boolean (Boolean Algebra) telah diletakan oleh seorang
matematis Inggeris George Boole, pada tahun 1854. Konsep dasar itu membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk disadari kegunaanny, baik dala bidang matematika maupun dalam
bidang teknik. Pada tahun 1938 Claude Shanon, seorang ahli komunikasi, memanfaatkan dan
menyempurnakan konsep Boolea tersebut.
(Mismail,Budiono:1998)
2.2 Gerbang Dasar dan Tabel Kebenaran
Harga peubah (variabel) logika, pada dasarnya hanya dua, yaitu benar (true) atau salah
(false). Dalam persamaan logika, umumnya simbol 1 itu untuk menyatakan benar dan simbol
0 itu untuk menyatakan salah. Dengan memakai simbol ini, maka keadaan suatu logika hanya
mempunyai dua kemungkinan, 1 dan 0. Kalau tidak 1, maka keadaan itu harus 0 dan kalau
tidak 0 maka keadaan itu harus 1. Operasi yang paling mendasar dalam logika adalah
penyangkalan dengan kata-kata “tidak” (NOT). Jadi, “benar” adalah “tidak salah” dan “salah”
adalah “tidak benar”. Operasi ini dikenal secara umum dengan nama “inversion” yang
disimbolkan dengan garis di atas peubah yang tersangkal ataupun tanda petik(„) di kanan atas
peubah itu. Dengan notasi ini, maka logika penyangkalan dapat di tuliskan sebagai:
1= 0 dan 0= 1 atau 1‟ = 0 dan 0‟ = 1 .......................................................................................(1)
Gebang elektronika yang berfungsi menidakan ini disebut gerbang NOT dan sering juga
disebut “inverter”. Bila masukan dan keluaran itu dituliskan sebagai:
Z = 𝐴 atau Z= A‟ ................................................................................................................... (2)
Karena masukan A hanya dapat berkeadaab 0 atau 1, maka Z untuk setiap keadaan
masukannya dapat ditunjukan dalam bentuk tabel yang disebut “tabel kebenaran”, yang
Sering juga disebut tabel kombinasi.

Tabel 2.1 Kebenaran NOT


A Z= 𝐴
0 1
1 0

Dari pers (2.1) dia atas dapat dilihat, yang juga ditunjukan dalam tabel kebenaran di
atas, bahwa fungsi Z berkeadaan 1 bila A keadaan 0. Perhaikan juga bahwa fungsi dinyatakan
untuk keadaan 1 dan peubah yang berkeadaan di NOT kan unr=tuk mwmbuat Z = 1. Bentuk
keluaran suatu rangkian logika dalam bentuk fungsi Boole dapat diperoleh dengan mudah dari
tabel kebenaran rangkaian logika yang bersangkutan.
Tetapi fungsi yang dihasilkan dari tabel kebenaran umumnya belumlah bentuk yang
sederhana, yang membutuhkan gerbang yang paling sedikit, dan masih perlu disederhanakan.
Dua operasi yang paling mendasar lainnya dalam aljabar logika adalah operasi “DAN”
(AND) dan operasi “ATAU” (OR). Gerbang elektronik yang merealisasikan logika ini
masing-masing diberi nama gerbang “OR”.
Perlu ditegaskan kembali bahwa untukk logika yang dipakai seterusnya dalam buku
ini, 1 diartikan benar dan 0 diartikan salah diartikan secara eloktronikanya.
Untuk sutu gerbang OR dengan 2 masukan, katakanlah A dan B, keluarannya akan
benar (=1) bila salah satu masukan A “atau” B adalah benar dan keluarnnya itu akan salah
(=0) bila keduanya masukan A dan B secara bersama-sama salah. Untuk gerbang AND
dengan dua masukan A dan B.
Keluarannya akan benar hanya bila kedua masukannya A “DAN” B adalah benar dan
salah bila salah satu masukan itu salah. Keerangan itu ditunjukan pada tabel kebenaran ada
gambar 2.2.
Gambar 2.2. Tabel-tabel kebenaran gerbang OR dan AND

Masukan Keluaran Masukan KELUARAN


A B Z=A+B A B Z = A.B
0 0 0 0 0 0
0 1 1 0 1 0
1 0 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1
(a) Gerbang OR: Z = A+B (b) Gerbang AND: Z = A.B = AB
Dalam aljabar Boolea operasi yang dilakukan oleh gerbang OR disimbolkan dengan
operator “+” dan dibaca OR atau “ATAU” dan operasi AND disimbolkan operator “.” Dan
dibaca AND atau “DAN”.
2.3 Pengertian Aljabar Boolean

Aljabar Boolean atau aljabar Boole adalah salah satu teori aljabar yang banyak
digunakan dalam teknik digital di mana pada dewasa ini sangat populer pemakaiannya.
Pemberian nama aljabar Boolean ini diambil berdasarkan nama dari penemunya yakni
seorang ahli matematika yang bernama George Boole pada tahun 1854.
Boole menciptakan suatu aljabar baru yang menggantikan metoda Aristoteles. Boole
membuktikan bahwa logika biner atau logika dua nilai berlaku untuk huruf dan lambang
ketimbang untuk ungkapan dengan kata-kata seperti yang dipakai oleh Aristoteles.
(https://www.habibullahurl.com/2014/11/pengertian-aljabar-boolean.html?m=1)
Metoda aljabar Boole digunakan untuk menguraikan, memanipulasi, dan
menyederhanakan pernyataan logika dengan cara yang sistematik. Keunggulan metoda Boole
ini terletak pada kesederhanaan dan ketepatannya.
Jadi, yang dimaksud aljabar Boolean adalah persamaan (aljabar) logika dasar untuk
menyederhanakan rangkaian logika digital agar diperoleh bentuk persamaan yang lebih
sederhana.
Memahami aljabar Boolean merupakan syarat mutlak agar mampu membangun sistem
digital yang lebih kompleks dari gerbang-gerbang sederhana.
(Suryatmo, F. 1994.Teknik Digital.Jakarta : Bumi Aksara)
2.4 Notasi Aljabar Boolean
Aljabar Boole mempunyai beberapa notasi sebagai berikut.
a. Fungsi AND dinyatakan dengan sebuah titik (dot, .). Sehingga sebuah gerbang AND
yang mempunyai dua masukan A dan B keluarannya bisa dinyatakan sebagai :
F = A . B atau F= B . A

A.B = B.A
Gambar 2.1. Notasi Fungsi AND
Dengan A dan B adalah masukan dari gerbang AND. Untuk gerbang AND tiga
masukan (A, B, dan C), maka keluarannya bisa dituliskan sebagai :
F = A.B.C
Tanda titik sering tidak ditulis, sehingga persamaan di atas bisa ditulis sebagai F=AB
(atau BA) dan F=ABC.
b. Fungsi OR dinyatakan dengan seluruh simbol plus (+). Sehingga gerbang OR dua
masukan masukan dangan masukan A dan B, keluarannya dapat dituliskan sebagai:
F= A+B atau F= B+A

A+B = B+A
Gambar 2.2. Notasi Fungsi OR
c. Fungsi NOT dinyatakan dengan garis atas (overline) pada masukannya. Sehingga,
gerbang NOT dengan masukan A mempunyai keluaran yang dapat dituliskan sebagai:
F = Ā (dibaca sama dengan not A atau bukan A).
d. Fungsi XOR dinyatakan dengan simbol  . Untuk dua masukan, keluarannya bisa
dituliskan sebagai:
F = AB
Notasi NOT digunakan untuk menyajikan sembarang fungsi pembalik (ingkaran).
Sebagai contoh, jika keluaran dari gerbang AND diingkar untuk menghasilkan fungsi
NAND, ungkapan Boole dapat dituliskan sebagai:

F = Ā. ͞B atau F= Ā ͞B

Sedangkan fungsi NOR adalah : Ā+ ͞B


(Ibrahim, KF.1991.Teknik Digital.Yogyakarta : Andi Yogyakarta)

2.5 Hukum-Hukum Aljabar Boolean


Tiga hukum dasar aljabar Boolean untuk fungsi penjumlahan logika (gerbang OR) dan
fungsi perkalian logika (gerbang AND) adalah :
1. Hukum kumutatif
Yaitu baik fungsi penjumlahan logika maupun perkalian logika berlaku hukum
komutatif. Mengacu kepada tabel kebenarannya masukan A dan B jika dibalik tidak
akan mempengaruhi keluaran gerbangnya.
A + B = B + A (Sifat kumutatif gerbang OR)
A.B = B.A (Sifat komutatif gerbang AND)
2. Hukum asosiatif
Yaitu baik fungsi penjumlahan logika (gerbang OR) maupun fungsi perkalian logika
(gerbang AND) berlaku hukum asosiatif.
A + (B + C) = (A + B) + C (Sifat asosiatif gerbang OR)
A(B.C) = (A.B).C (Sifat asosiatif gerbang AND)
3. Hukum distributif
Yaitu baik fungsi penjumlahan logika (gerbang OR) maupun fungsi perkalian logika
(gerbang AND) berlaku hukum distributif. Sebenarnya baik sifat kumutatif, asosiatif,
dan distributif secara otomatis akan terpenuhi bila hanya menyangkut operasi skala,
fungsi gerbang logika bukanlah bersifat vektor sehingga selalu memenuhi ketiga sifat
tersebut.
A (B + C) = A.B + A.C (Sifat Distributif)
A + B) (C +D) = A.C + A.D + B.C + B.D (Sifat Distributif)
Sifat distributif ini merupakan penggabungan antara dua gerbang logika dengan
hukum distributif dalam penjabarannnya.

(Muis, Saludin. 2007. Teknik Digital Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu)


2.6 Penyederhanaan Fungsi Boole Secara Aljabar
Ditinjau dari segi rangkaian logika, semua sistem digital dapat dibedakan atas dua
jenis, yaitu:
- rangkaian kombinasi (Combinational Circuit), dan
- rangkaian berurut (Sequential Circuit).
Dalam rangkaian kombinasi, keluaran rangkaian pada setiap saat hanya ditentukan
oleh masukannya pada saat itu. Pada rangkaian berurut, selain ditentukan oleh masukan saat
itu,keluaran juga ditentukan oleh keadaan keluaran sebelumnya.
Jadi, rangkaian berurut mempunyai kemampuan untuk mengingat keadaan
keluarannya pada saat sebelumnya dan karena itu rangkaian berurut digunakan sebagai alat
penyimpanan atau pengingat (storage atau memory) dalam sistem digital.
Tabel 2.3 Rumus-rumus Dasar Aljabar Boole
1. Operasi dengan 0 atau 1 X+0 = x x.0 = 0
X+1 = 1 x.1 = x

2. Hukum idempenden X+x = x


x.x = x

3. Hukum involasi 𝑥=x

4. Hukum complement X+ 𝑥 = 1 x.𝑥= 0

5. Hukum kumutatif X+y = y + x


x.y = y.x

6. Hukum assosiatif (x+y)+z = x+(y) = x+y+z


(xy)z = x(yz) = xyz

7. Hukum distributive X(y+z) = xy+xz


X+yz = (x+y)(x+z)

Pada umumnya, setidak-tidaknya di bagian masukan atau keluarannya,rangkaian


berturut juga memepergunakan rangkaian kombinasi. Karena itu, penyederhanaan rangkaian
kombinasi merupakan hal yang penting dalam setiap perencanaan sistem digital. Dengan
penyederhanaan akan diperoleh rangkaian yang akan membutuhkan gerbang yang lebih
sedikit dengan jumlah masukan yang lebih sedikit dibandingkan dengan merealisasikan atau
mengimplemantasikan fungsi Boole hasil perencanaan awal.
2.7 Penyajian Fungsi Boole
Dalam aljabar Boole pengertian operasi AND sering disebut sebagai perkalian dan
operasi OR disebut penjumlahan. Dengan memakai pengertian ini, maka istilah sukumin
(singkatan dari “ suku minimum” yang berasal dari istilah minterm, minimum term) dan
sukumax (singkatan dari “suku maksimum” yang berasal dari istilah maxterm, maximum
term) dapat dijelaskan lebih mudah.
Suku min dan sukumax juga dikenal dengan nama lai, yaitu “standart product” untuk
sukumin dan “standart sum” untuk suku max. Ini lebih memudahkan uraian aljabar dan
penyajian fungsi-fungsi logika (fungsi Boole).
Suku min adalah perkalian (operasi AND) dari sejumlah literal. Literal disini
dimaksud sebagai oeubah, baik dalam bentuk sebenarnya maupun komplementnya. Dalam
komplementnya. Dalam satu suku, setiap literal muncul paling banyak satu kali. Ini berarti
bahwa bila satu suku mengandung literal A. Misalnya, suku suku tersebut tidak boleh
mengundang literal A. Karena untuk n peubah dapat dibentuk 2n macam kombinasi, maka
untuk n peubah dapat dibentuk sejumlah 2n sukumin. Setiap sukumin beharga 1 hanya untuk
satu kombinasi. Untuk penyingkatan penulisan, sukumin sering ditulis secara singkat dengan
m, dengan i menunjukan harga desimal dari pada sukumin tersut. Sukumax adalah
penjumlahan (operasi OR) dari pada sejumlah literal dengan setiap literal muncul hanya 1 kali
setiap sukumax mempunyai harga 0 hanya untuk satu macam kombinasi dari pada literal
pembentuknya.
(Tarigan, Pernanti dkk. 2006. Dasar Teknik Digital. Medan : Universitas Sumatera Utara)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan, Komponen dan Bahan


3.1.1 Peralatan
1. Power Supply 5 Volt DC (1 buah)
Fungsi : Sebagai sumber tegangan.
2. Jumper (Secukupnya)
Fungsi : Sebagai penghubung antara komponen dan komponen.
3. Penjepit Buaya
Fungsi : Sebagai alat penghubung antara komponen ke peralatan.
4. Saklar
Fungsi : sebagai masukan high dan low.
5. Protoboard
Fungsi : Sebagai tempat merangkai komponen-komponen sementara.

3.1.2 Komponen
1. IC 7404 (1 buah)
Berfungsi sebagai IC gerbang NOT dengan 2 masukan dan 1 keluaran
2. IC 7408 (1 buah)
Berfungsi sebagai IC gerbang AND dengan 2 masukan dan 1 keluaran
3. IC 7411 (1 buah)
Berfungsi sebagai IC gerbang AND dengan 3 masukan dan 1 keluaran
4. IC 7432 (1 buah)
Berfungsi sebagai IC gerbang OR dengan 2 masukan dan 1 keluaran
5. LED (1 buah)
Berfungsi sebagai indikator hidup (high) dan mati (low).
6. Resistor (330 Ω) 1 buah
Berfungsi sebagai hambatan arus listrik.
3.2 Prosedur Percobaan
A. Percobaan 1

1. Disiapkan peralatan
2. Dibuat rangkaian sesuai gambar dibawah ini
1

A
1 AB
7408
2
B AND 3

13 A A.AB.C
1 7411
C 2 C 12 4 A.AB.C + C’
7432
6
5

C’
1 7404
2

3. Dihidupkan PSA 5 volt DC


4. Diberikan sinyal masukan A,B, dan C, yaitu 000,001,010,011,100,101,110,111
dengan menggunakan skalar
5. Dicatat hasil keluaran Ya
6. Dimatikan PSA.

B. Percobaan 2
1. Disiapkan peralatan
2. Dibuat rangkaian seperti dibawah ini

A 1 A’
7404
2

4
A’+B’C’
7432

B
6
3 B’ 5
7404
4 1
B’C’
7408

2 3

C 5 6 C’
7404

3. Dihidupkan PSA 5 volt DC


4. Diberikan sinyal masukan A,B, dan C, yaitu 000,001,010,011,100,101,110,111
dengan menggunakan skalar
5. Dicatat hasil keluaran Yb
6. Dimatikan PSA.
BAB IV
DATA DAN ANALISA DATA

4.1 Data Percobaan

MASUKAN KELUARAN

A B C Ya Yb
0 0 0 1 1
0 0 1 0 0
0 1 0 0 0
0 1 1 0 0
1 0 0 1 1
1 0 1 1 1
1 1 0 1 1
1 1 1 1 1

Medan,19 Maret 2015


Asisten, Praktikan,

ILHAM SYURYADI HARAHAP SUBHAN FAHMI NASUTION


110801022 142411004
4.2 Analisa Data
1. Tentukan persamaan Ya dan Yb
2. Buktikan dengan aljabar Boolean bahwa Ya = Yb
3. Dengan menggunakan tabel data tuliskan keluaran tiap-tiap IC logic yang digunakan
4. Sebutkan aplikasi percobaan

Jawaban :
1. Persamaan Ya dan Yb
Ya = A‟B + ABC‟ = A+ B‟C‟
Yb = A+ B‟C‟
2. Pembuktian dengan aljabar Boolean bahwa Ya = Yb
Ya = A‟B + ABC‟ = A+ B‟C‟
Yb = A+ B‟C‟
Ya=Yb
Terbukti bahwa Ya =Yb
3. Tabel data keluaran tiap-tiap IC logic yang digunakan :
Dengan menggunakan tabel data tuliskan keluaran tiap – tiap IC logic yang digunakan.
Penyelesaian:
IC NOT 7404 Sebagai IC NOT 1 input 1 output.
Jika masukannya (inputnya) 1 maka keluarannya 0.

A B

0 1

1 0

IC AND 7408 Sebagai IC AND 2 input 1 output.


Jika masukan (inputnya ) 11 maka keluarannya (outputnya) = 1
A B Y

0 0 0

0 1 0

1 0 0
1 1 1

IC 3 Input 74011 Sebagai IC AND 3 input 1 output.


Jika masukannya (input) 111 maka keluarannya (output) 1.
A B C Y

0 0 0 0

0 0 1 0

0 1 0 0

0 1 1 0

1 0 0 0

1 0 1 0

1 1 0 0

1 1 1 1

IC OR 7432 Sebagai IC OR 2 input 1 output.


Jika masukannya (inputnya) 11 maka keluarannya (outputnya) 1.
A B Y

0 0 0

1 0 1

0 1 1

1 1 1

4. Aplikasi aljabar Boolean adalah

- Sebagai jaringan pensaklaran (switching network)


- Pada rangkaian digital elektronik
- Dalam decoder bilangan biner
- Dalam rangkaian komparator digital
- Dalam rangkaian TTL
4.3 Gambar percobaan
4.3.1. Percobaan A

11

10
11

10

11

10
11

10

14

13

12
14

13

12

14

13

12
14

13

12

8
9

8
9

8
A5 Y5 A4 Y4 C1 Y1 C2 Y2 C3 Y3 B4 A4 Y4 B3 A3 Y3

VCC
A4 Y4 B3 A3 Y3

VCC
A6 Y6

VCC
B4
VCC

NOT AND AND OR


IC 7404 IC 7408 IC 7411 IC 7432

GND
GND

GND
GND
A1 Y1 A2 Y2 A3 Y3 A1 B1 Y1 A2 B2 Y2 A1 B1 A2 B2 A3 B3 A1 B1 Y1 A2 B2 Y2

7
1

7
1

PLN

LED
A
PSA5V
330 Ω

B +_

C
4.3.2. Percobaan B

11

10

11

10
14

13

12

14

13

12
9

11

10
14

13

12

8
A6 Y6 A5 Y5 A4 Y4 Y3

VCC
B4 A4 Y4 B3 A3 Y3

VCC
VCC B4 A4 Y4 B3 A3

NOT AND OR
IC 7404 IC 7408 IC 7432

GND

GND

GND
A1 Y1 A2 Y2 A3 Y3 A1 B1 Y1 A2 B2 Y2 A1 B1 Y1 A2 B2 Y2
1

7
PLN

LED
A
PSA5V
330 Ω

B +_

C
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Aljabar Boolean memiliki 3 gate dasar yaitu AND, OR, dan NOT, serta gate yang lainnya
merupakan turunan dari gate-gate dasar. Suatu fungsi Boolean juga dapat dinyatakan
dalam tabel kebenaran. Operasi-operasi dasar logika dan gerbang logika merupakan
operasi dasar untuk peyelesaian operasi-operasi logic,seperti aljabar Boolean memiliki 3
gate dasar yaitu AND, OR, dan NOT, serta gate yang lainnya merupakan turunan dari gate-
gate dasar.
2. Aplikasi dari aljabar Boolean antara lain adalah untuk jaringan pensaklaran (switching
network), pada rangkaian digital elektronik, dalam decoder bilangan biner, dalam
rangkaian komparator digital, dan lain lain.

5.2 Saran
1. Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya Sebelum melaksanakan praktikum, agar praktikan
mengetahui alat-alat dan komponen .
2. Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya diharapkan agar praktikan lebih teliti dalam
pembacaan alat, agar kemungkinan untuk persen ralatnya kecil
3. Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya praktikan diharapkan dapat menguasai materi yang
akan dibawakan
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, KF.1991.Teknik Digital. Yogyakarta : Andi Yogyakarta
Halaman : 26-29
Mismail,Budiono.1998. Dasar-dasar Rangkaian Logika Digital. Bandung : ITB
Halaman : 48-49
Muis, Saludin. 2007. Teknik Digital Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu
Halaman : 25-27
Suryatmo, F. 1994. Teknik Digital. Jakarta : Bumi Aksara
Halaman : 60-61
Tarigan, Pernanti dkk. 2006. Dasar Teknik Digital. Medan : Universitas Sumatera Utara
Halaman : 21-31
https://www.habibullahurl.com/2014/11/pengertian-aljabar-boolean.html?m=1
Diakses pada: 12 Maret 2015
Pukul : 20:43 WIB
Nama : Subhan Fahmi Nasution
NIM : 142411004
Judul : Untai Dasar dan Aljabar Boolean
Kelompok : I

TUGAS PERSIAPAN
1. Tuliskan dan jelaskan operasi dasar aljabar Boolean serta tuliskan contohnya ?
2. Tuliskan persamaan Boolean dari rangkaian logic pada prosedur percobaan.
3. Sederhanakan : a. A‟B+A.B+A‟.B‟ menjadi B +A‟
b. A.(A.B+C) dan buktikan hasilnya ?
4. Sederhanakan dan buktikan hubungan A‟B+A.B+A‟B‟=B+A‟ ?
5. Buktikan hubungan A+BC = (A+B)(A+C) menggunakan table kebenaran ?

PENJELASAN
1. Penalaran atau logika adalah proses untuk mencari jawaban atas permasalahan dua nilai
seperti benar atau salah, baik atau buruk, ya atau tidak, dan lain-lain. Logika kemudian
menarik minat metematikawan yang merasakan adanya proses aljabar yang bekerja pada
penalaran. Secara garis besar Aljabar Boole diciptakan oleh seorang ilmuan dan
Kemudian diterapkan pada elektronika digital yang beroperasi pada mode biner, yaitu
level logika 0 dan level logika 1. ada 3 operasi, yakni :
a. OPERASI OR : Misalkan ada dua variabel logika independen A dan B yang
merupakan variabel yang dioperasikan secara OR. Bila dua variabel independen ini
digabungkan dengan operasi OR, maka dihasilkan variabel dependen y yang dapat
dinyatakan dengan: Y=A+B
Y = 1 bila A atau B = 1
Operasi OR ini berprinsip jika salah satu masukan atau kedua-duanya adalah 1 maka
keluarannya juga 1. Operasi ini ditunjukkan dengan tabel kebenaran (Tuth Tabel) yang
menunjukkan bagaimana level logika dependen menanggapi berbagai kombinasi level
logika independen.
b. OPERASI AND : Operasi AND dari dua variabel independen A dan B akan
menghasilkan variabel dependen yang dapat dinyatakan dengan : Y = A.B = AB
Dengan menggunakan level logika 0 dan 1, maka opersai AND dapat diartikan sebagai: Y =
1 bila A dan B =1
c. OPERASI NOT : Operasi NOT hanya memerlukan satu variabel masukan. Untai
NOT juga disebut untai komplementer atau inverter.
2. Gambar dari Rangkaian logic pada prosedur percobaan :
B A`B

A A` (A`B)+(A`B`C) (AB`)+(ABC`)
A`

B` A`B`C
B

C
Menghasilkan persamaan : (AB`) + (ABC`)

3. a. A‟B+A.B+A‟.B‟ menjadi B +A‟


A‟B+A.B+A‟.B‟ = (A` + A)B + A`B`
= 1.B + A`B`
= B + A`B`
= B +A‟
b. A.(A.B+C) = A.A.B + A.C
=AB + AC
=A(B+C)
4. A‟B + AB + A‟B‟ = B+A‟
(A‟+A)B+A‟B‟ = B+A‟
1B+A‟B‟ = B+A‟
B+ A‟B` = B+A‟
B+A` = B+A`
5. A+BC = (A+B)(A+C) dapat disederhanakan :
(A +B)(A + C) = AA + AC + AB + BC
= A + AC + AB + BC
= A + AB + AC + BC
= A (1 + B) + C (A + B)
= A + C (A + B)
= A + AC + BC
= A (1 + C) + BC
= A + BC

Anda mungkin juga menyukai