Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Human Papiloma Virus (HPV) adalah virus yang paling sering dijumpai

pada penyakit menular seksual dan diduga berperan dalam proses terjaidnya

kanker. Terdapat lebih dari150 genotipe HPV yang telah berahsil diidentifikasi

dan terdapat beberapa genotipe HPV dapat menginfeksi area genitalia wanita

maupun laki-laki, mulut, serta tenggorokan. Virus ini terutama ditularkan melalui

hubungan seksual. Varian yang berbhaya dari virus ini adalah tipe 16, 18, 31,33,

45, 52, 56 dan 58, kasus kanker yang disebabkan oleh HPV paling sering genotipe

16 dan 18.1,2

Kanker mulut rahim atau disebut kanker serviks adalah jenis kanker yang

99.7% disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV) onkogenik, yang

menyerang leher rahim.6 Diperkirakan di seluruh dunia pada setiap tahunnya

ditemukan 500.000 kasus baru dan lebih dari 250.000 kematian. Sampai saat ini

kanker serviks merupakan masalah kesehatan wanita di Indonesia sehubungan

dengan angka kejadian dan angka kematian yang tinggi. Di Indonesia yang

berpenduduk sekitar 220 juta jiwa, terdapat 52 juta wanita yang terancam kanker

serviks. Diperkirakan ditemukan 40 ribu kasus baru kanker serviks setiap

tahuannya. Menurut data kanker berbasis patologi di 13 pusat laboratorium

patologi, kanker serviks merupakan penyakit kanker yang memeliki jumlah

penderita di Indonesia, yaitu lebih kurang 36%. Dari data 17 rumah sakit di

Jakarta, kanker sekviks menduduki urutan pertama yaitu 432 kasus di antara 918

1
2

kanker pada wanita. Di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, frekuenesi kanker

serviks sebesar 76,2% diantara kanker ginekologi. Kebanyakan pasien datang

pada stadium lanjut, yaitu IIB-IVB sebanuyak 66,4 %. Proses terjadinya

karsinoma serviks sangat erat dengan hubungannya dengan metaplasia. Perubakan

biasanya terjadi pada daerah sambungan skuamous kolumnar atau daerah

transformasi.7

Program Nasional pencegahan kanker serviks yang sudah dilaksanakan

saat ini adalah dengan deteksi dini kanker serviks dengan IVA. Pencegahan

kanker leher Rahim akan semakin efektif jika disandingkan dengan melakukan

upaya proteksi spesifik dengan memberikan imunisasi HPV. Penggunaan vaksin

HPV yang diberikan pada pasien bisa mengurangi infeksi HPV, karena

mempunyai proteksi > 90 %. Tujuan dari vaksin propiolitik dan vaksin

pencegahan adalah untuk mencegah perkembangan infeksi HPV dan rangkaian

dari keadaan yang mengarah ke kanker serviks. Kebanyakan vaksin adalah

berdasarkan respons humoral dengan penghasilan antibodi yang menghancurkan

virus sebelum masuk kedalam fase intraseluler. Vaksin profilaksis akan berkeja

efisein bila vaksin tersebut diberikan sebelum individu terpapar infeksi HPV.

Vaksin mulai dapat diberikan pada wanita usia 10 tahun, yaitu setelah menstruasi.

Vaksin menjadi lebih optimal untuk wanita yang belum pernah melakukan

hubungan seksual. Jika wanita sudah berhubungan badan, maka vaksin tidak

efektif lagi, sebab ada kemungkinan HPV telah masuk sebelumnya.15

Anda mungkin juga menyukai