Anda di halaman 1dari 4

MEMAKAI HURUF KAPITAL

Bahaya dan Pencegahan Kanker Serviks Bagi Perempuan Muda

PUTRI AULIA NAHADIN / 191221145

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kanker serviks merupakan kanker primer yang berasal dari serviks (kanalis
servikalis dan atau porsio). Kanker serviks merupakan penyakit ginekologik yang
memiliki tingkat keganasan cukup tinggi. Kanker serviks menjadi salah satu
penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita di negara-negara berkembang.
Kanker ini termasuk penyakit pembunuh wanita tertinggi di Indonesia, selain kanker
payudara.

Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat sekitar 528.000 kasus baru dan
266.000 kematian akibat kanker serviks. Kasus kanker serviks sering terjadi di
negara-negara berkembang. Lebih dari 60% kasus baru dan sekitar 70% kematian
akibat kanker setiap tahunnya terjadi di Afrika, Asia, Amerika Tengah, dan Amerika
Selatan.Setiap tahunnya kasus kematian akibat kanker serviks terus meningkat.
International Agency for Research on Cancer (IARC) memperkirakan pada tahun
2050 populasi perempuan usia 15 tahun ke atas yang menderita kanker serviks di
seluruh dunia mencapai tiga miliar.

Indonesia merupakan negara kedua di dunia setelah Cina yang warganya


terkena kasus kanker serviks terbanyak, dengan angka kejadian mencapai 15.000
kasus setiap tahun dan 50% dari penderita meninggal dunia. Hal ini membuat kanker
serviks dinyatakan sebagai penyakit pembunuh wanita tertinggi di Indonesia. Sebab
setiap harinya dari 40 wanita yang terdiagnosa menderita kanker serviks, 20 wanita
diantaranya meninggal karena kanker serviks. Wanita berusia di atas 15 tahun
merupakan populasi beresiko tinggi terkena kanker serviks. Kelompok usia terbanyak
yang menderita kanker serviks adalah wanita usia 25-64 tahun. Kanker serviks sangat
mempengaruhi kualitas hidup dari penderita dan keluarganya. Kanker serviks juga
akan sangat mempengaruhi sektor pembiayaan kesehatan oleh pemerintah.

Sebagian besar kasus kanker serviks berjenis karsinoma sel skuamosa,


sedangkan jenis adenokarsinoma lebih jarang ditemukan. Jenis adenokarsinoma
sering ditemukan pada penderita yang berusia lebih muda. Selain itu jenis
adenokarsinoma relatif sering ditemukan di daerah yang kasus kanker serviksnya
rendah.

Human Papilloma Virus (HPV) adalah penyebab utama kanker serviks baik
secara biologi maupun epidemiologi. HPV termasuk golongan pavovavirus yang
merupakan virus DNA. HPV berbentuk ikosahedral dengan ukuran 50-55 nm, 72
kapsomer, dan 2 protein kapsid. HPV merupakan suatu virus yang bersifat non
enveloped yang mengandung double stranded DNA. HPV bersifat memicu terjadinya
perubahan genetik. Virus ini juga bersifat epiteliotropik yang dominan menginfeksi
kulit dan selaput lendir dengan karakteristik proliferasi epitel pada tempat infeksi.
Infeksi HPV juga dapat ditemui pada kanker vulva, vagina, penis, anus, laring,
orofaring, dan rongga mulut. Selain itu, terdapat faktor-faktor resiko lain yang
menjadi pemicu terjadinya kanker serviks, yang biasa disebut dengan ko-faktor.
Faktor-faktor yang dianggap sebagai ko-faktor kanker serviks diantaranya faktor
nutrisi, kontrasepsi hormonal, merokok, multiparitas, dan penyakit hubungan seksual.

Partikel HPV dapat dibuat dengan membuat kapsid L1 (viral capsid gene)
yang kemudian dapat dieksploitasi atau dikloningkan menjadi vaksin. Vaksin tersebut
dapat menimbulkan titer antibodi yang tinggi terhadap infeksi HPV. Sehingga
pencegahan primer kanker serviks dapat dilakukan dengan vaksinasi HPV.

Selain itu, program nasional pencegahan kanker serviks yang sudah


dilaksanakan saat ini adalah deteksi dini kanker leher rahim dengan metode Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA). Pencegahan kanker leher rahim akan semakin efektif jika
bersamaan dengan melakukan upaya proteksi spesifik. Berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 34 tahun 2015, saat ini pencegahan primer telah
digalakkan yaitu menghindari resiko dan vaksinasi HPV. Pemerintah telah
mencanangkan program imunisasi nasional yaitu vaksin HPV kepada siswi
perempuan kelas 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis kedua) SD/MI dan sederajat baik
negeri maupun swasta melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Dapat disimpulkan bahwa kanker serviks ini memang sangat mematikan terutama
bagi perempuan muda. Maka dari itu, perlu melakukan vaksinasi HPV dini untuk
mencegah terjadinya kanker serviks dalam diri seseorang.

KATA KUNCI: Kanker, Pencegahan, Perempuan, Vaksinasi, Virus

DIPERTAHANKAN
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Dwipoyono, 2007. Kanker Serviks dan Vaksin HPV. Indonesian Journal of
Cancer, 1(3), pp. 1-3.

Ajeng Della Sari, et al. 2014. PROFIL PENGETAHUAN DAN KEYAKINAN


VAKSINASI HPV SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KANKER SERVIKS
PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS AIRLANGGA, SURABAYA.
file:///C:/Users/USER/Downloads/admin,+3.+PROFIL+PENGETAHUAN+D
AN+KEYAKINAN+VAKSINASI+HPV+SEBAGAI+UPAYA+PENCEGAH
AN.pdf [online]. (diakses tanggal 7 September 2022).

Hidayat, Yudi Mulyana. (2017). Bandung Controversies and Consesnsus in


Obstectrics & Gynecology. Jakarta: Departemen Obstetri & Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.

Harry Kurniawan Gondo, 2011. VAKSIN HUMAN PAPILOMA VIRUS (HPV)


UNTUK PENCEGAHAN KANKER SERVIKS UTERI. Jurnal Ilmiah
Kedokteran Wijaya Kusuma, 2 (3), pp. 30-44.

Anda mungkin juga menyukai