UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kanker serviks merupakan kanker primer yang berasal dari serviks (kanalis
servikalis dan atau porsio). Kanker serviks merupakan penyakit ginekologik yang
memiliki tingkat keganasan cukup tinggi. Kanker serviks menjadi salah satu
penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita di negara-negara berkembang.
Kanker ini termasuk penyakit pembunuh wanita tertinggi di Indonesia, selain kanker
payudara.
Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat sekitar 528.000 kasus baru dan
266.000 kematian akibat kanker serviks. Kasus kanker serviks sering terjadi di
negara-negara berkembang. Lebih dari 60% kasus baru dan sekitar 70% kematian
akibat kanker setiap tahunnya terjadi di Afrika, Asia, Amerika Tengah, dan Amerika
Selatan.Setiap tahunnya kasus kematian akibat kanker serviks terus meningkat.
International Agency for Research on Cancer (IARC) memperkirakan pada tahun
2050 populasi perempuan usia 15 tahun ke atas yang menderita kanker serviks di
seluruh dunia mencapai tiga miliar.
Human Papilloma Virus (HPV) adalah penyebab utama kanker serviks baik
secara biologi maupun epidemiologi. HPV termasuk golongan pavovavirus yang
merupakan virus DNA. HPV berbentuk ikosahedral dengan ukuran 50-55 nm, 72
kapsomer, dan 2 protein kapsid. HPV merupakan suatu virus yang bersifat non
enveloped yang mengandung double stranded DNA. HPV bersifat memicu terjadinya
perubahan genetik. Virus ini juga bersifat epiteliotropik yang dominan menginfeksi
kulit dan selaput lendir dengan karakteristik proliferasi epitel pada tempat infeksi.
Infeksi HPV juga dapat ditemui pada kanker vulva, vagina, penis, anus, laring,
orofaring, dan rongga mulut. Selain itu, terdapat faktor-faktor resiko lain yang
menjadi pemicu terjadinya kanker serviks, yang biasa disebut dengan ko-faktor.
Faktor-faktor yang dianggap sebagai ko-faktor kanker serviks diantaranya faktor
nutrisi, kontrasepsi hormonal, merokok, multiparitas, dan penyakit hubungan seksual.
Partikel HPV dapat dibuat dengan membuat kapsid L1 (viral capsid gene)
yang kemudian dapat dieksploitasi atau dikloningkan menjadi vaksin. Vaksin tersebut
dapat menimbulkan titer antibodi yang tinggi terhadap infeksi HPV. Sehingga
pencegahan primer kanker serviks dapat dilakukan dengan vaksinasi HPV.
DIPERTAHANKAN
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Dwipoyono, 2007. Kanker Serviks dan Vaksin HPV. Indonesian Journal of
Cancer, 1(3), pp. 1-3.