Anda di halaman 1dari 5

a.

gambaran Epidemiologi Kanker Serviks

i.Secara Global

pada tahun 2020,WHO memperkirakan bahwa terdapat19,3 juta insiden kanker di seluruh
dunia,dan diikuti juga dengan 10 juta kematian yang disebabkan oleh kanker serviks secara
global,kanker serviks menduduki posisi ke 7 sebagai kategori kanker yang paling banyak terjadi di
dunia,dengan estimasi sebanyak 604.217 kasus baru (WHO,2020).sekitar 90% dari kasus baru kanker
serviks ini terjadi pada negara dengan tingkat pendapatan nya rendah dan menengah.hal ini
disebabkan oleh karena pada negara-negara dengan penghasilan rendah dan menengah,akses
terhadap tindakan pencegahan ini terbatas dan kanker serviks sering sekali tidak teridentifikasi
sampai penyakit itu berkembang lebih lanjut lagi.sedangkan negara-negara dengan penghasilan
tinggi mempunyai program-program yang memadai terkait vaksinisasi HPV,skrining secara
teratur,dan juga pengobatan yang lebih baik.

Kanker serviks juga menempati posisi ke 9 sebagai kanker yang paling banyak menyebabkan
kematian,dengan estimasi sebanyak 341.831 kematian pada tahun 2020 (WHO,2020).pada
wanita,kanker serviks menempati posisi ke 4 sebagai kanker yang paling banyak terjadi setelah
kanker payudara,kolorektal, dan juga paru-paru.

Berdasarkan incidence rate kanker serviks di dunia pada tahun 2018,ada terdapat 15 negara
dengan incident rate sebanyak 40-80 per 100.000 orang wanita.negara dengan incidence rate nya
tertinggi paling banyak berada di benua Afrika,seperti Afrika-selatan,Tanzania,Zimbabwe,dan
Madagaskar.

Berdasarkan mortality rate kanker serviks di dunia pada tahun 2018,terdapat 15 negara dengan
mortality rate sebanyak 32-42 per 100.000 orang wanita.negara dengan mortality rate nya tertinggi
sama dengan incidence rate,paling banyak ialah di benua Afrika,yaitu
Mozambique,Tanzania,Zimbabwe,Madagaskar.

Dari 604.127 kejadian kanker serviks pada tahun 2020,wilayah yang mempunyai incidence rate
paling tinggi ialah benua Afrika,yaitu negara Eswatini (84,5 per 100.000),Malawi (67,9 per
100.000),Zambia (65,5 per 100.000),Tanzania (62,5 per 100.000),dan Zimbabwe (61,7 per 100.000).

Dari 341.831 kematian akibat dari kanker serviks pada tahun 2020,wilayah yang mempunyai
mortality rate tertinggi berada pada benua Afrika,yaitu negara Eswaniti (55,7 per 100.000),Malawi
(51,5 per 100.000),dan Tanzania (42,7 per 100.000).

Berdasarkan prevalensinya mulai dari tahun 2015-2020,kejadian kanker serviks paling banyak
terjadi di Asia Timur,diikuti dengan Asia Selatan,Asia Tenggara,Amerika Selatan,dan juga Afrika
Timur.WHO (2020) mengestimasikan bahwa telah terdapat sekitar 1.342.318 kasus kejadian kanker
serviks dalam waktu 5 tahun.

ii.Secara Nasional

Pada tahun 2020,WHO mengestimasikan bahwa telah terdapatsekitar 396.914 kasus baru pada
kanker di indonesia.kanker serviks berada di posisi ke 2 setelah kanker payudara,yaitu sekitar 36.633
kasus,diikuti dengan kanker paru-paru,kolorektal,hati,dan kanker lainnya.berdasarkan incidence rate
pada tahun 2020 ,indonesia menduduki posisi 1 di Asia Tenggara,dengan tingkat kejadian sebanyak
24,4 per 100.000 wanita.

Menurut WHO (2020) mengestimasikan telah terdapat 21.003 kematian akibat kanker serviks di
indonesia.berdasarkan mortality rate tahun 2020,indonesia memiliki tingkat kematian yang sama
dengan negara Myanmar,yaitu sebanyak 14,4 per 100.000 wanita.berdasarkan daerah,prevalens
rate kanker di ndonesia tertinggi berada pada daerah istimewa yogyakarta (4,86 per 1000
penduduk),Sumatera Barat (2,47 per 1000 penduduk),dan Gorontalo (2,44 per 1000 penduduk) pada
tahun 2018.

Berdasarkan dari data yang dipublikasikan dalam Riskesdas 2013,dapat dilihat bahwa jumlah
penderita kanker serviks pada tahun 2013 paling banyak berada pada daerah jawa timur (21.313
kasus),jawa tengah (19.734 kasus),dan jawa barat (15.635 kasus) dengan total sebanyak 98.692
kasus.berdasarkan umur,insidens Kanker Serviks di indonesia pada tahun 2020 paling banyak terjafi
pada kelompok umur 60-64 tahun dengan angka kematian tertinggi pada kelompok umur 70-74
tahun.

b.Faktor Resiko Kanker Serviks

infeksi HPV yang telah berkembang hingga menjadi kanker serviks dapat terjadi karena di dukung
oleh beberapa faktor yang terbukti mempengaruhi perkembangan penyakit setelah tubuh terifenksi
HPV.

1.Faktor Virus

Infeksi faktor HPV merupakan faktor risiko terkuat yang menyebabkan persistensi penyakit
hingga menjadi kanker serviks pada wanita,meskipun potensi onkogenik dari jenis HPV berbeda-
beda.sejauh ini dari 13 jenis HPV penyebab kanker serviks,HPV 16 merupakan jenis yang paling kuat
bertahan dan paling sering menyerang penderita kanker serviks yaitu sebesar 57% di dunia,diikuti
oleh HPV 18,58,33,45,31,52,dan juga 35.

Faktor lain seperti variasi intratype (sejenis) dan viral load infeksi (jumlah virus dalam darah)
dapat mempengaruhi variasi risiko kanker.wanita yang di tes dengan hasil positif HPV 16 sebanyak 2
kali setelah interval 9-12 bulan akan mempunyai insiden kumalatif 3 tahun CIN II atau lebih buruk
sebesar 40%.insiden kumulatif HPV 18 yaitu 16% paling sering terjadi di dunia,sedangkan HPV risiko
tertinggi lainnya sebesar 8,5%.vaksinisasi mampu mencegah infeksi HPV 16 dan 18 sekitar 75% agar
tidak menjadi kanker serviks dan mengurangi 60% terjadinya lesi derajat tinggi (bersama pengobatan
saat terdeteksi selama skrining) (American Cancer Society,2018)

2.Faktor Host

Faktor genetik host seperti polimorfisme genetik dalam sistem kompleks histokompatibilitas yang
memediasi respon imun terhadap antiagen mikroba,terbukti dari gen Human Leukocyte Antigen
(HLA) mempengaruhi perkembangan penyakit kanker serviks.status imunitas berupa imunodefisiensi
dan sistem imun yang lemah seperti orang yang hidup dengan HIV lebih mungkin terinfeksi HPV
persisten dan perkembangan nya lebih cepat menjadi prakanker dan kanker.

3.Perilaku dan Gaya Hidup

Perilaku berperan pada perolehan infeksi HPV seperti tingkat pembersihan HPV dengan
terjadinya persistensi infeksi yang di perburuk karena perilaku dan gaya hidup yang tidak baik,dan
perkembangan akhir ke kanker serviks invasif.berikut ini beberapa perilaku dan gaya hidup yang
berisiko lemah dapat mempengaruhi perkembangan kanker serviks:

a.infeksi menular seksual lainnya

studi hubungan HIV/AIDS dengan kanker serviks menyebabkan risiko terjadinya kanker serviks
invasif akan meningkat secara signifikan pada wanita yang terinfeksi HIV dibandingkan dengan
wanita HIV-negatif.sebagian besar wanita yang telah terinfeksi HIV pasti mempunyai koinfeksi
dengan HPV.perubahan imunitas pada wanita yang terinfeksi HIV menyebabkan mereka menjadi
lebih rentan terhadap infeksi HPV dan kemungkinan reaktivitas infeksi HPV laten

b.Paritas

multiparitas terbukti menjadi faktor risiko kanker serviks invasif di antara wanita HPV-positif
menurut IARC dan ICSCCE.asosiasi berupa hubungan perubahan faktor hormonal dan fisik dengan
aktivitas melahirkan anak yang terbukti mampu mempengaruhi zona transformasi serviks.pada
wanita,selama pubertas dan kehamilan bagian zona transformasi pada ektoserviksnya akan
membesar.situasi tersebut dapat memfasilitasi infeksi atau paparan HPV saat berhubungan dengan
sel skuamosa dan aktivitas seksual dini atau melahirkan pertama usia muda.terdapat kemungkinan
terjadinya penurunan insiden kanker serviks selama beberapa dekade di negara-negara barat
dipengaruhi oleh penurunan tingkat kesuburan (WHO 2014)

c.Kontrasepsi oral

di beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa penggunaan kontrasepsi oral adalah risiko
terlemah.penggunaan kontrasepsi ini efektif untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan
dan tidak diinginkan,yang mana untuk mencegah konsekuensi morbiditas dan kematian kehamilan
yang jauh lebih besar dibandingkan dengan potensi yang sangat kecil bagi peningkatan risiko kanker
serviks.dalam hal ini,yang terpenting ialah wanita yang sudah aktif bereproduksi melakukan skrining
kanker serviks berkala

d.Merokok

sebuah tinjauan dari 23 studi tentang merokok dan risiko kanker serviks invasif menyebutkan
perokok mempunyai peningkatan risiko karsinoma sel squamosa,tetapi tidak adenokarsinoma.pada
perokok,risiko karsinoma sel squamosa meningkat sesuai dengan jumlah rokok yang dihisap per hari
dan waktu sejak mulai merokok (awal sampai saat ini).mantan perokok juga memiliki peningkatan
risiko tetapi pada tingkat yang lebih rendah daripada perokok saat ini.

e.Diet

dari 22 penelitian yang berbeda menunjjukan bahwa efek diet kaya buah dan sayuran memiliki
pengaruh terhadap lesi prakanker servik.perlu adanya pemberian wawasan mengenai kebiasaan
mengonsumsi nutrisi,vitamin,dan mineral.

f.Jumlah pasangan Seksual

perilaku yang memilki banyak pasangan dapat meningkatkan risiko infeksi HPV pada pasangan
penularan.terjadi jika pasangan yang satunya telah terinfeksi HPV,maka pasangan lainnya akan
tertular infeksi virus ini,kemudian akan ditularkan pada pasangan selanjutnya saat berhubungan
dengan orang yang telah terinfeksi HPV.

Menurut American Cancer Society (2020),terdapat faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi:

1. Diethylstilbestrol (DES)
Des ialah obat hormonal yang diberikan pada wanita di tahun 1938 dan 1971 untuk mencegah
keguguran.wanita yang menggunakan DES ketika hamil berisiko terjadi perkembangan
adenokarsinomo pada vagina atau serviks.jenis kanker ini sangat jarang terjadi pada wanita yang
belum pernah terpapar DES.
2.Memiliki riwayat keluarga Kanker Serviks
Menurut studi,kejadian langka riwayat keluarga menurunkan ke keturunannya disebabkan
karena kondisi bawaan yang membuat beberapa wanita kurang mampu melawan HPV atau
karena adanya risiko non-genetik yang mendukung perkembangan penyakit.
3.faktor lainnya yaitu umur khususnya berisiko pada wanita yang berusia 15-54 tahun atau sudah
aktif secara seksual dan genetik.
c.Upaya Preventif Kanker Serviks
upaya preventif untuk kanker serviks sama dengan penyakit lainnya yaitu terdiri dari 3
tingakatan pencegahan,yaitu primer,sekunder,dan tersier.upaya preventif primer terdiri dari
promosi kesehatan dan perlindungan khusus promosi kesehatan dilakukan dengan cara
melakukan edukasi terkait pola hidup sehat berupa perilaku CERDIK dan memberikan penjelasan
mengenai perilaku seksual yang dapat meningkatkan risiko untuk terinfeksi HPV kepada
masyarakat.perilaku seksual yang berisiko seperti berganti-ganti pasangan seksual dan
melakukan hubungan seksual di bawah umur 20 tahun.lalu untuk perlindungan khusus dengan
pemberian vaksinisasi HPV pada anak perempuan yang dimulai dari usia > 9 tahun.terdapat 2
jenis vaksin yang digunakan untuk vaksinisasi HPV,yaitu vaksin bivalen (tipe 16 dan 18) dan vaksin
quadrivalent (tipe 6,11,16 dan 18).
Selanjutnya,upaya preventif sekunder yang terdiri dari deteksi dini dan pengobatan
segera.deteksi dini untuk kanker serviks yang umumnya digunakan adalah Inspeksi Visual dengan
Asam Asetat (IVA) atau pap smear.deteksi dini dilakukan agar dapat membedakan masyarakat
yang sakit di antara mereka yang sehat.selain itu juga perlu dilakukan edukasi pentingnya deteksi
dini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.tahap selanjutnya pemberian pengobatan segera
bagi individu yang hasil tes IVAnya positif.
Terakhir,terdapat upaya preventif tersier yang meliputi pembatasan kecacatan dan
rehabilitasi.pengobatan seperti terapi radiasi dan kemotrapi tetap harus dilakukan hingga tubuh
bersih dari sel kanker.upaya rehabilitasi agar individu tersebut dapat beraktivitas kembali secara
normal.upaya rehabilitas yang dilakukan meliputi rehabilitasimedik dan juga psikologi.
Pelayanan paliatif merupakan kondisi dokter tidak dapat berbuat apa-apa untuk mengobati
kanker penderita sehingga perawatan akan berfokus pada pengendalian gejala dan membantu
penderita merasa senyaman mungkin.pelayanan ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup
dari pasien kanker.pelayanan paliatif dan pencegahan sekunder dilakukan bersamaan agar
penyakit dapat sembuh dan kualitas hidup pasien juga meningkat.

DAPUS
Kementrian Kesehatan RI.2020.Profil kesehatan Indonesia
2020.https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-Tahun-2020.pdf

http://p2p.kemkes.go.id/penyakit-kanker-di-indonesia-berada-pada-urutan-8-di-asia-
tenggara-dan-urutan-23-di-asia/

http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PanduanPelayananKanker.pdf

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/22020423/2939708/39708/

Anda mungkin juga menyukai