Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Fokus Konseling , Volume 4, No.

1 (2018), 143-152
ISSN Cetak : 2356-2102
ISSN Online : 2356-2099
DOI: https://doi.org/10.26638/jfk.553.2099

Perilaku Phubbing Sebagai Karakter Remaja Generasi Z


Inta Elok Youarti, Nur Hidayah
Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Malang
E-mail koresponden: irnello@yahoo.com

Abstract: Preparing for the Z generation born and growing in the 21st century is clearly
different from earlier generations. The various challenges of the times existed as though
demanding renewal and acceleration in all aspects of life. Including one of them is in the
field of communication technologies such as smart phones. The offer of modernity given
also has a negative impact that is quite alarming. One of them is the emergence of the term
phubbing as an indication of Z generation addiction to the smart phone makes a teenager
willing to hurt the people around him with a nonchalant and more focused on the smart
phone in his hand. Meanwhile, in terms of guidance and counseling, CBT approach is an
appropriate therapy and can be used by a counselor to overcome the phubbing behavior.
With the reduction of phubbing behavior thanks to existing efforts, it is expected that
teenagers' social awareness can be further improved.
Keywords: Generation Z, Phubbing, Cognitive Behavior Teraphy

Abstrak: Mempersiapkan generasi Z yang lahir dan tumbuh berkembang di abad ke-21 jelas
berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Berbagai macam tantangan zaman yang ada
seakan menuntut pembaharuan serta percepatan di segala aspek kehidupan. Termasuk salah
satunya adalah di bidang teknologi komunikasi seperti smartphone. Tawaran modernitas
yang diberikan ternyata juga membawa dampak negatif yang cukup memperihatinkan. Salah
satunya adalah kemunculan istilah phubbing sebagai indikasi kecanduan generasi Z terhadap
smartphone menjadikan seorang remaja rela menyakiti orang-orang yang ada di sekitarnya
dengan bersikap acuh dan lebih terfokus pada smartphone yang ada di tangannya. Sementara
itu, dari sisi bimbingan dan konseling, pendekatan CBT merupakan terapi yang sesuai dan
dapat digunakan oleh seorang konselor untuk mengatasi perilaku phubbing tersebut. Dengan
berkurangnya perilaku phubbing berkat upaya yang ada, diharapkan kepedulian sosial remaja
bisa lebih ditingkatkan.
Kata kunci: Generasi Z, Phubbing, Cognitive Behavior Teraphy

Artikel diterima: 11 Desember 2017; direvisi: 10 Januari 2018; disetujui: 30 Januari 2018

C iptaan disebarluaskan di bawah Lisensi C reative C ommons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.


Tersedia online di : http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus

143
Inta Elok Youarti, & Nur Hidayah

1. PENDAHULUAN Tidak hanya itu, dua orang yang


berjauhan juga bisa dimudahkan bertatap
Semakin berkembangnya zaman,
muka tanpa harus bertemu langsung
berkembang pula teknologi dan informasi.
dengan layanan video call. Bahkan, media
Tawaran modernitas tidak lagi dapat
rekreasi dan refreshing, juga bisa
dihindari. Awalnya, seseorang
dipindahkan ke dalam genggaman dengan
menggunakan alat komunikasi seperti
jutaan jenis games yang tersedia.
telephone adalah ketika dirinya ingin
Sayangnya, dengan segala kemudahan
menyampaikan sebuah informasi kepada
yang ditawarkan, seseorang sering lupa
orang lain, namun terkendala jarak. Begitu
akan dampak negatifnya, contohnya
juga dengan internet, seseorang
adalah apa yang disebut dengan perilaku
memanfaatkannya hanya untuk
Phubbing. Phubbing adalah sebuah kata
mengakses informasi-informasi penting
singkatan dari phone dan snubbing, dan
saja. Namun dengan berkembangnya
digunakan untuk menunjukan sikap
zaman dan teknologi informasi, orang-
menyakiti lawan bicara dengan
orang telah dimanjakan oleh fasilitas
menggunakan smartphone yang
smartphone.
berlebihan. Seseorang dengan perilaku
Smartphone adalah telepon pintar
phubbing terindikasi menyakiti orang lain
yang bisa difungsikan mirip dengan
dengan pura-pura memperhatikan saat
computer. Menu-menu yang umumnya
diajak berkomunikasi, tetapi
ada di smartphone, tidak lagi hanya untuk
pandangannya sebentar-sebentar tertuju
menelpon saja. Dengan dilengkapi akses
pada smartphone yang ada di tangannya.
internet dan bisa dibawa kemana-mana,
Turnbull (2010) mengemukakan
seseorang bahkan merasa menggenggam
bahwa seseorang yang banyak
dunia ketika smartphone ada di
menghabiskan waktu untuk mengakses
tangannya.
internet, maka dia hanya punya sedikit
Dengan smartphone, berkirim pesan
waktu untuk berkomunikasi dengan orang
kepada orang lain tidak hanya bisa
lain secara nyata. Hal ini sejalan dengan
dilakukan personal saja. Dengan sekali
penelitian yang di lakukan oleh Rinjani
update status di salah satu media sosial,
dan Firmanto (2013) yang mengukur
seseorang bisa mengirimkan pesan kepada
antara kebutuhan afiliasi remaja dengan
jutaan orang di seluruh penjuru dunia.

144
Perilaku Phubbing Sebagai Karakter Remaja…

intensitas mengakses facebook, di on off. Dari data tersebut bisa disimpulkan


dapatkan hasil bahwa 54 subjek memiliki bahwa aktifitas menggunakan smartphone
kebutuhan afiliasi yang tinggi di siswa SMAN 1 Turen cukup tinggi dan

Generasi remaja saat ini, yang biasa kemungkinan munculnya perilaku


juga disebut dengan generasi Z atau Net phubbing juga cukup tinggi.

generasi atau generasi millennial adalah Secara khusus, layanan bimbingan


generasi yang paling berpotensi konseling bertujuan untuk membantu
melakukan phubbing. Karena generasi ini siswa mencapai aspek-aspek
termasuk generasi yang sangat akrab perkembangan. Salah satunya adalah
dengan gadget. Menurut Absher dan aspek perkembangan pribadi sosial, yaitu
Amidjaya (dalam Fatmati, 2010) bahwa menghargai orang lain. Perilaku phubbing
generasi millennial itu merupakan adalah perilaku yang harusnya menjadi
generasi yang lahirnya berkisar antara salah satu masalah yang patut diberikan
1982 sampai dengan 2002. Tapscott perhatian khusus oleh seorang konselor.
(2008) menyatakan bahwa sebutan istilah Dengan menyakiti orang lain dengan cara
untuk generasi baru millennial ini ada mengabaikan dan lebih terfokus pada
yang disebut sebagai generasi Z. Dalam smartphonenya, seorang remaja akan
dunia pendidikan, siswa kelas SMA dianggap apatis serta rawan terkena
adalah siswa yang masuk dalam generasi konflik dengan teman sebayanya bahkan
Z. Dimana kemungkinan perilaku dengan guru atau orang dewasa lainnya.
phubbing rawan sekali dilakukan. Sebagai Individu tersebut akan mengalami
contoh, hasil pengumpulan data yang kesulitan beradaptasi dengan orang-orang
dilakukan oleh penulis tentang di sekitarnya.
kepemilikan smartphone di siswa SMA Maka dari itu, artikel ini bertujuan
Negeri 1 Turen. untuk mendeskripsikan perilaku phubbing
Dari pendataan yang dilakukan oleh sebagai karakter generasi Z dan
penulis pada 3 kelas, dari total jumlah bagaimana peran bimbingan dan
siswa 108, hanya 6 orang yang tidak konseling untuk mengatasi perilaku
memiliki smartphone. Dari 102 yang tersebut.
memiliki smartphone, 73% menggunakan
paket data aktif 24 jam dan 15 %
menggunakan jaringan wifi sekolah dan
sisanya menggunakan paket data secara
145
Inta Elok Youarti, & Nur Hidayah

2. PEMBAHASAN yang sangat kuat. Orang yang mengalami


kecanduan akan sulit terlepas dari keadaan
Ke canduan Smartphone
tersebut, orang itu kurang mampu
Dengan berkembangnya zaman,
mengontrol dirinya sendiri untuk
smartphone tidak lagi hanya menjadi
melakukan kegiatan tertentu yang disukai.
pelengkap saja bagi manusia, namun
sudah menjadi kebutuhan pokok. Tidak Telah banyak tulisan yang

sedikit kini seseorang merasa mengemukakan mengenai dampak

kebingungan bila jauh dari teknologi salah satunya adalah Firdania

smartphonenya. Fungsi komputer yang Rutnia Yudiningrum (dalam Angraeni, R.:

dipindahkan ke barang yang bisa 2015), dalam tulisannya mengemukakan

digenggam dan dibawa kemana-mana efek negatif teknologi komunikasi

sungguh membuat manusia terfasilitasi. elektronik bagi anak, tapi kami merasa

Adanya berbagai menu mulai dari chat, bahwa apa yang dikemukakan tidak hanya

messenger, browser, game dan berbagai dilihat pada anak-anak tetapi juga pada

aplikasi lainnya, membuat seseorang tak remaja. Mengingat harga smartphone

perlu berpindah tempat untuk menyapa yang semakin terjangkau, menjadikan

dunia. orang dewasa tidak perlu berpikir dua kali


untuk memfasilitasi anaknya yang masih
Beberapa orang terbiasa meletakkan
remaja dengan smartphone.
smartphone di sakunya untuk
mempermudah bila ingin mengecek. Griffiths (dalam Adi, 2017)

Bahkan fenomena yang terjadi akhir-akhir mengemukakan bahwa apabila mengalami

ini adalah seseorang tidak lagi melihat kecanduan maka seseorang akan lupa

smartphone untuk mengecek pesan yang waktu, hingga dirinya tidak menghiraukan

ditujukan padanya, namun untuk melihat keadaan sekitar dan tidak menghargai

apa yang diunggah oleh temannya atau orang lain. Dari pernyataan tersebut dapat

orang lain. Smartphone kini telah menjadi disimpulkan bahwa Phubbing adalah salah

candu untuk banyak orang. Cooper satu efek negative dari kecanduan

(2000), berpendapat bahwa kecanduan smartphone.

merupakan perilaku ketergentungan pada


suatu hal yang disenangi. Kecanduan
merupakan kondisi terikat pada kebiasaan

146
Perilaku Phubbing Sebagai Karakter Remaja…

Phubbing sering tidak memperhatikan orang lain


Phubbing adalah gabungan dari kata bahkan menyakitinya dengan menjadi
phone dan snubbing, menurut Haigh phubber.
(2015) diartikan sebagai tindakan Jintarin Jaidee seorang psikiatri dari
menyakiti orang lain dalam interaksi Bangkok (dalam chasombat, 2014)
sosial karena lebih berfokus pada menyebutkan bahwa perilaku phub
smartphonenya. Karadag, et, al (2015) dengan berkali-kali mengecek smartphone
menyebutkan bahwa Phubbing dapat dapat mengakibatkan kecanduan yang
digambarkan sebagai individu yang lainnya seperti kecanduan game online,
melihat telepon genggamnya saat mobile application atau media sosial.
berbicara dengan orang lain, sibuk dengan Menurut Ivan Goldberg (dalam
smartphonenya dan mengabaikan Nurmandia, 2013) gejala-gejala
komunikasi interpersonalnya. kecanduan internet adalah sebagai berikut:
Phubber menggunakan smartphone a. Sering lupa waktu
sebagai pelarian untuk menghindari Mengabaikan hal-hal yang mendasar
ketidaknyamanan di keramaian atau biasa saat mengakses internet terlalu lama.
disebut awkward silent, seperti, di lift atau
b. Gejala menarik diri
bepergian sendiri dengan naik bus atau
Seperti merasa marah, tegang, atau
bosan di pesta. Namun sekarang perilaku
depresi ketika internet tidak bisa
phubbing sudah semakin parah, remaja
diakses. Mereka akan kesal jika tidak
tidak lagi karena hal-hal diatas saja.
ada signal, ata hpnya tertinggal secara
Tetapi melakukannya setiap saat dan
tidak sengaja.
kepada siapapun, bahkan ketika sedang
c. Munculnya sebuah kebutuhan konstan
mengikuti pelajaran di dalam kelas. Pada
untuk meningkatkan waktu yang
saat guru menjelaskan di dalam kelas,
dihabiskan. Semakin lama jumlah
remaja seringkali mengecek smartphone
waktu yang dibutuhkan untuk
yang ada di sakunya.
mengakses internet terus bertambah.
Teknologi diciptakan untuk
d. Kebutuhan akan peralatan komputer
mempermudah seseorang berkomunikasi
yang lebih baik dan aplikasi yang
satu dengan yang lainnya, bukan malah
lebih banyak untuk dimiliki. Mereka
sebagai pemutus hubungan antar mansia.
akan mengganti komputer atau gadget
Namun kenyataannya, karena keasyikan
untuk mengakses internet dengan yang
dengan smartphonenya seorang remaja
147
Inta Elok Youarti, & Nur Hidayah

lebih baik dan aplikasi terbaru pasti c. The Baby Bust (lahir antara 1965 –
akan terus diburu. 1976)– Generasi X
e. Sering berkomentar, berbohong, d. The Echo of the Baby Boom (lahir
rendahnya prestasi, menutup diri antara 1977 – 1997) – Generasi Y
secara sosial, dan kelelahan. Ini e. Generation Net (lahir antara 1998
merupakan dampak negatif dari hingga 2009) – Generasi Z
penggunaan Internet yang
f. Generation Alpha (lahir pada 2010) –
berkepanjangan. Gejala ini sama Generasi A
seperti gejala yang ada pada
Sesuai dengan pendapat Tapscot di
kecanduan narkoba.
atas, dalam dunia pendidikan yang mask
Berbagai kampanye telah dilakukan
dalam kategori generasi Z adalah siswa
untuk menolak perilaku phubbing ini, kelas 2 SD sampai dengan mahasiswa
sepreti yang dilakukan oleh Caitin baba semester 4.
(2013) melalui akun youtubenya, dia
Generasi Z adalah generasi yang mulai
mengunggah video yang berisikan pesan
dari kecil sudah sangat akrab dengan
untuk menghentikan perilaku phubbing
teknologi. Dengan berbagai kemahiran
dengan judul videonya “Stop Phubbing
yang dimilikinya, generasi Z berjumlah
Arround” atau Nila Dedeoglu (2014)
18% dari penduduk yang ada di dunia
melalui blognya mengupload poster-
(Muhazir & Ismail, 2015). Hampir semua
poster cantik yang bertuliskan “Stop
waktu yang dimiliki oleh remaja generasi
Phubbing and look around”
Z dihabiskan untuk World Wide Web.
Ge ne ras i Z
Generasi Z terbiasa berteman dengan
Don Tapscott dalam bukunya Grown orang banyak melalui media sosial.
Up Digital membahagikan demografi Namun, mereka tidak terlalu memiliki
penduduk kepada beberapa kelompok kecakapan yang baik untuk bersosialisasi
berikut: secara langsung. Karena semua informasi

a. Pre Baby Boom (lahir pada 1945 dan yang dibutuhkan dapat dipenuhi dari layar

sebelumnya) yang ada di depannya, (Muhazir & Ismail,


2015) mengemukakan bahwa generasi Z
b. The Baby Boom (lahir antara 1946 –
cenderung individualistik.
1964)

148
Perilaku Phubbing Sebagai Karakter Remaja…

Berkomunikasi dengan orang lain konseling yang didasarkan atas


secara nyata, tidak membuat generasi Z konseptualisasi atau pemahaman pada
meninggalkan smartphone dari tangannya. setiap konseli, yaitu pada keyakinan
Hampir tiap menit pandangannya tertuju khusus konseli dan pola perilaku konseli.
pada benda logam yang digenggamnya. Proses konseling dengan cara
Jadi bisa dikatakan, perilaku phubbing memahami konseli didasarkan pada
telah menjadi karakter dan ciri khas restrukturisasi kognitif yang menyimpang,
generasi gadget ini. keyakinan konseli untuk membawa

Cognitive Behaviour Teraphy perubahan emosi dan strategi perilaku ke


arah yang lebih baik.
Seorang phubber pada umumnya akan
Oleh sebab itu CBT merupakan salah
melakukan tindakan pengacuhan dan
satu pendekatan yang lebih integratif
pengabaian orang lain dan terfokus pada
dalam konseling. (Alford & Beck, 1997).
smartphone di tangannya. Hal ini sangat
Monty P. Satiadarma (Oemarjoedi, 2003)
rawan menimbulkan konflik dengan orang
mengatakan bahwa penyimpangan prilaku
lain. Dengan kata lain, seorang remaja
manusia terjadi karena adanya
yang melakukan phubbing bisa dikatakan
penyimpangan fungsi kognitif. Untuk
telah melakukan perilaku maladaptive.
memberbaiki perilaku manusia yang
Jadi bila ingin mengubah perilaku yang
mengalami penyimpangan tersebut
maladaptif dari manusia, maka tidak
terlebih dahulu harus dilakukan perbaikan
hanya sekedar mengubah perilakunya
terhadap fungsi kognitif manusia.
saja, namun juga menyangkut aspek
Pernyataan inimenunjukan pentingnya
kognitifnya.
pengaruh aspek kognitif terhadap perilaku
Konseling Cognitive behavior teraphy
manusia. Peran kognitif dalam
adalah pendekatan yang dapat digunakan
mempertimbangkan keputusan untuk
untuk membantu remaja dengan perilaku
melakukan tindakan tertentu menjadi
phubbing. Menurut Hidayah (2017)
fokus perhatian dalam pendekatan
Tujuan dari Konseling Cognitive-
cognitive-behavior therapy.
Behavior adalah membantu konseli
Seseorang yang melakukan phubbing
mengidentifikasi dan mengubah proses
pikirannya cenderung teredistorsi untuk
kognitif spesifik yang terkait dengan
terus melihat smartphonenya. Young &
afektif dan perilaku. Cognitive-Behavior
Abreu (2007) menyarankan cognitive
Therapy (CBT) merupakan pendekatan
restructuring untuk mengubah perilaku
149
Inta Elok Youarti, & Nur Hidayah

terdistorsi tersebut menjadi pikiran yang a. S (Stimulus) : peristiwa yang terjadi


lebih rasional. Oleh karena itu, salah satu sebelum individu menunjukkan
bentuk treatment yang dapat diterapkan perilaku tertentu
adalah Cognitive Behaviour Therapy b. O (Organism) : partisipan dengan
(CBT) yang dirancang untuk membantu aspek Kognisi (C) dan Emosi (E) di
individu memperoleh insight terhadap dalam-nya
permasalahannya sehingga individu
c. R (Response) : apa yang dilakukan
tersebut dapat mengganti pikiran yang oleh individu atau organism, sering
terdistorsi menjadi pemikiran yang juga disebut dengan perilaku
rasional sehingga bisa memunculkan (behavior), baik perilaku yang tampak
perilaku yang adaptif (Spiegler & (overt behavior) ataupun perilaku yang
Guevremont, 2003) tidak tampak
Beberapa penelitian terdahulu d. C (Consequences) : peristiwa yang
mendukung pemikiran penulis bahwa terjadi setelah atau sebagai suatu hasil
teknik CBT dapat digunakan sebagai dari perilaku.
konseling untuk mengatasi perilaku
e.
STIMULUS ORGANISM RESPONSE CONSEQUENCES

Phubbing, salah satunya yaitu penelitian


yang dilakukan oleh Siregar (2013). EVENT COGNISI & BEHAVIOUR

EMOSI
Dalam penelitiannya tersebut, telah dapat +&-

dibuktikan bahwa konseling CBT efektif


digunakan untuk mengurangi Durasi Diagram 1. analisa S-O-R-C
Bermain Games Pada Individu Yang
Mengalami Games Addiction. 3. KESIMPULAN
Spiegler & Guevremont (2003)
Artikel ini menggambarkan
menyatakan bahwa sebagai langkah
bagaimana fenomena perilaku phubbing
pentingdalam memahami masalah
yang semakin mewabah di kalangan
partisipan dengan lebih tepat berdasarkan
generasi Z. Generasi Z adalah generasi
pendekatan cognitive behavior, perlu
yang lahir dengan fasilitas yang sangat
dilakukan analisa fungsional atau analisa
memanjakan. Kecanggihan teknologi dan
masalah berdasarkan prinsip “S-O-R-C”.
berkembangnya pola pikir orang-orang di
sekitar sangat mendukungnya

150
Perilaku Phubbing Sebagai Karakter Remaja…

memperoleh kemudahan. Namun, efek Angraeni, R., Djamal, K., & Muhammad,
R. (2016). Perkembangan teknologi
dari segala fasilitas itu kurang disadari,
komunikasi, kecanduannya dan
terutama oleh para remaja. Phubbing dampak yang ditimbulkan. Gerakan
sosial, 1177.
adalah salah satu contoh nyata dampak
Alford, B. A., & Beck, A. T. (1997). The
negative dari Perkembangan zaman. Integrative Power of Cognitive
Therapy. New York: Guilford Press.
Karena kecanduannya untuk melihat
Caitin Baba (2014). Stop Phubbing
smartphonenya, menjadikan seorang Arround. Tersedia di https://www.
youtube.com/watch?v=P1sWBEvl6
remaja rela menyakiti orang-orang yang
Y
ada di sekitarnya dengan tidak Chasombat, P. (2014). Social Networking
Sites Impacts On Interpersonal
memperhatikan saat berkomunikasi dan
Communication Skills And
lebih terfokus pada smartphone yang ada Relationships. A Thesis Submitted
in Partial Fulfillment of the
di tangannya.
Requirements for the Degree of
Pemikiran ini mengindikasikan Master of Arts (Communication
Arts and Innovation) School of
pentingnya keahlian seorang konselor
International College National
untuk membantu konselinya agar dapat Institute of Development
Administration.
menjadi individu yang lebih peduli
Cooper, A. (2000). Seks Maya : The Dark
terhadap sosial dan menghindari konflik Side of the Force : A Special Issue
of The Jurnal Sexual Addiction &
sosial dengan lingkungannya. Teknik
Compulsivity. Philadelphia : G.H.
CBT adalah terapi yang sesuai yang bisa Buchanan.
Fatmawati, E. (2010). Pergeseran
digunakan oleh seorang konselor untuk
Paradigma Perpustakaan Generasi
mengatasi perilaku phubbing ini. Dengan Millenial. Visi Pustaka, 12(2), 7-12.
Haigh, A. (2015). Stop phubbing. tersedia
berkurangnya perilaku phubbing
di http://stopphubbing.com.
diharapkan kepedulian sosial remaja bisa Hidayah, Nur & Ramli, M. (2017). Need
of Cognitive-Behavior Counseling
ditingkatkan.
Model Based on Local Wisdom to
Improve Meaning of Life of
4. DAFTAR PUSTAKA Madurese Culture Junior High
School Students. ICET 2017.
Adi Prasetyo, R., AMir, M., & Psi, M. Karadag, E., Tosuntas, S.B., Erzen, E.,
(2017). Hubungan Antara Duru, P., Bostan, N., S ¸ ahin, B.
Kecanduan Gadget (Smartphone) M., Babadag, B. (2015).
Dengan Empati Pada Mahasiswa Determinants of phubbing, which is
Fakultas Psikologi Universitas the sum of many virtual addictions:a
Muhammadiyah Surakarta structural equation model. Journal
(Doctoral dissertation, Universitas of Behavioral Addictions, 1e15.
Muhammadiyah Surakarta). http://dx.doi.org/10.1556/2006.4.20
15.005.

151
Inta Elok Youarti, & Nur Hidayah

Nila Dedeoglu. (2014). Stop Phubbing. Young, K.S., & Abreu, C.N. (2007).
Tersedia di https://www.behance. Internet Addiction : A Hand Book
net/gallery/16767915/StopPhubbing And Guide To Evaluation And
Nurmandia, H., Wigati, D., & Masluchah, Treatment. New Jersey : John
L. (2013). Hubungan Antara Wiley & Sons inc.
Kemampuan Sosialisasi Dengan
Kecanduan Jejaring Sosial. Fakultas
Psikologi Universitas Darul „Ulum
Jombang, 6-8.
Oemarjoedi, A. Kasandra. (2003).
Pendekatan Cognitive Behavior
dalam Psikoterapi. Jakarta: Kreativ
Media.
Rinjani, H. & Firmanto, A. (2013).
Kebutuhan Afiliasi dengan
Intensitas Mengakses Facebook
pada Remaja. Jurnal Ilmiah
Psikologi Terapan Vol. 01. No.01.
Siregar, E. Y. (2013). Penerapan
Cognitive Behavior Therapy (CBT)
Terhadap Pengurangan Durasi
Bermain Games Pada Individu Yang
Mengalami Games Addiction.
Jurnal Psikologi, 9(1), 17-24.
Muhazir, Siti Mahani & Ismail, Nazlinda
(2015). Generasi Z: Tenaga Kerja
Baru dan Cabarannya. Artikel
Psikologi Tahun 2015. Jabatan
Perkhidmatan Awam.
Spiegler & Guevremont (2003)
.Contemporary Behavior Therapy
(4th edition). USA. Thomson
Wadsworth.
Taspcott, Don (2008). Grown Up Digital:
How the Net Generation is
Changing Your orld. McGraw-Hill.
Turnbull, C. (2010). Mom just facebooked
me and dad knows how to text. The
Elon Journal of Undergraduate
Research in Communications.
Tersedia di Http://www.elon.edu
/docs/eweb/academics/communicati
ons/research/01TurnbullEJSpring10.
pdf

152

Anda mungkin juga menyukai