Anda di halaman 1dari 38

ANALISIS RASIO

KEUANGAN

NURAENI,S.SOS.,M.AB
Analisis Rasio Keuangan

 Analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis


laporan keuangan yang dilakukan dengan cara
membandingkan satu komponen atau unsur dengan
komponen lainnya yang ada dalam neraca maupun
laba-rugi.
 Rasio keuangan dihitung dengan cara
membandingkan angka yang ada dalam neraca
maupun angka yang ada dalam laba-rugi.
Metode Pembandingan Ratio Financial

Pada dasarnya ada dua cara yang dapat dilakukan di


dalam membandingkan ratio finansial yaitu:
 Time series analysis
 Cross sectional approach.
Berdasarkan sumber yang dianalisis, analisis rasio
keuangan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
 Perbandingan internal (internal comparation),
 Perbandingan eksternal (external
comparation)
KEGUNAAN HASIL ANALISIS RASIO
KEUANGAN (Use of Financial Ratio)

Pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap


laporan analisis rasio keuangan, yaitu:
1. Manajemen perusahaan yang bersangkutan,.
2.Pemilik perusahaan (para pemegang saham
3.Pemberi pinjaman atau kreditor,
4.Kelompok lain, seperti pemerintah, tenaga kerja, dan
masyarakat.
Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

1. Sering kali sulit dalam mengidentifikasi kategori industri dari


perusahaan yang beroperasi dalam beberapa jenis bidang usaha.
2. Angka rata-rata industri yang diterbitkan sering hanya merupakan
perkiraan saja dan hanya memberikan panduan umum, karena
bukan merupakan hasil penelitian ilmiah dari seluruh perusahaan
yang ada dalam industri.
3. Perbedaan praktik akuntansi pada masing-masing perusahaan
dapat menghasilkan perbedaan angka rasio yang diperoleh.
4. Angka rasio keuangan dapat menjadi terlalu tinggi atau terlalu
rendah
5. Rata-rata industri mungkin tidak memberikan target rasio atau
norma yang diinginkan..
6. Banyak perusahaan mengalami situasi musiman dalam kegiatan
operasinya. Jadi, pos neraca dan rasionya akan berubah sepanjang
tahun saat laporan disiapkan.
hal yang perlu diperhatikan di dalam penggunaan
rasio-rasio keuangan:
 Satu rasio tidak dapat digunakan untuk menilai
keseluruhan operasi perusahaan yang telah dilakukan.
 Pembandingan yang dilakukan harus dari perusahaan
yang sejenis dan pada saat yang sama.
 Sebaiknya perhitungan rasio keuangan didasarkan pada
data laporan keuangan yang sudah diaudit atau diperiksa
akuntan public.
 Akuntansi atau teknik pelaporan keuangan yang
digunakan harus sama.
JENIS-JENIS RASIO (Types of Ratio)

 Rasio likuiditas (liquidity ratio),


 Rasio aktivitas (activity ratio).
 Rasio leverage finansial (financial leverage
ratio),
 Rasio keuntungan (Profitability ratio)
Rasio likuiditas (liquidity ratio)

 Rasio-rasio likuiditas (liquidity ratios) adalah suatu


rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi berbagai kewajiban
jangka pendeknya yang harus dipenuhi
 Dalam menganalisis posisi likuiditas perusahaan
dapat menggunakan dua macam rasio, yaitu Rasio
Lancar (Current Ratio) dan Rasio Cepat
(Quick Ratio or Acid Test Ratio). Ada juga yang
menambahkan dengan Cash ratio (Rasio Kas)
Rasio likuiditas (liquidity ratio)

Current Ratio (Rasio Lancar)


CR dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
Aktiva Lancar
Rasio Lancar  x 100 %
Kewajiban Lancar
Current ratio ”PT A” Tahun 2008 =

1.003.200
x 100 %  208 ,158 % atau 2 , 08158
481.940
Current ratio ”PT A” Tahun 2009 =
1.222.715
x 100 %  197 %  1 , 97
620.750
Rasio likuiditas (liquidity ratio)

Quick ratio (Rasio cepat)


 Quick ratio (QR) atau disebut juga Acid Test Ratio
merupakan alat ukur yang lebih akurat untuk mengukur tingkat
likuiditas perusahaan. Quick ratio merupakan rasio atau
perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan
dengan jumlah hutang lancar

Aktiva Lancar - Persediaan


Rasio Cepat  x100 %
Kewajiban Lancar
Rasio likuiditas (liquidity ratio)

 Contoh:
Quick ratio ”PT A” Tahun 2008 =

1.003.200 - 280.855
x 100 % = 149,88 % atau 1,4988
481.940

Quick ratio ”PT A” Tahun 2009 =


1.222.715 - 288.885
x 100 % = 150,43 % atau 1,5043
620.750
Rasio likuiditas (liquidity ratio)
Cash Ratio (Rasio kas)
Cash ratio adalah rasio yang membandingkan
antara kas dengan aktiva lancar yang bisa segera
menjadi uang kas dengan hutang lancar. Aktiva
lancar yang bisa segera menjadi uang kas adalah
efek atau surat berharga.
 Rumus Cash Ratio:
Cash  Efek
cash ratio= Current Liabilities x100% atau
Kas  Surat Berharga
x100 %
Cash ratio= Hutang Lancar
Cash Ratio (Rasio Kas)

 Contoh:
Cash ratio ”PT A” Tahun 2008 =
287.720 50.765
x100%  70,23%  0,723
481.940
Cash ratio ”PT A” Tahun 2009 =
362.970  68.160
x100 %  69 , 45 %  0 ,6945
620.750
Rasio Aktivitas ( Activity Ratios )

 Rasio aktivitas adalah rasio keuangan yang mengukur


bagaimana perusahaan secara efektif mengelola aktiva-
aktivanya
 Rasio aktivitas digunakan untuk melihat seberapa besar
tingkat aktiva tertentu yang dimiliki perusahaan, apakah
sudah sesuai dan beralasan (reasonable), sangat tinggi,
atau sangat rendah jika dipandang dari tingkat penjualan
saat ini dan yang diproyeksikan
 Rasio aktivitas menganalisis hubungan antara laporan
laba-rugi, khususnya penjualan, dengan unsur-unsur
yang ada pada neraca, khususnya unsur-unsur aktiva
Rasio Aktivitas ( Activity Ratios )

 Rasio aktivitas dapat diukur dengan beberapa rasio


yaitu: Perputaran Piutang ( Receivable Turn-
over ), perputaran persediaan (Inventory
Turnover atau ITO) dan perputaran aktiva
total (Total assets Turnover atau TATO) dan
juga perputaran aktiva tetap (Fixed assets
Turnover atau FATO)
Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

 Receivable turnover merupakan ukuran


efektivitas pengelolaan piutang, sehingga semakin
cepat perputaran piutang, berarti semakin efektif
perusahaan dalam mengelola piutangnya.
Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

 Rumus untuk menghitung Receivable turnover


yaitu:
Annual Credit Sales
Receivable turnover = atau
Average Receivable

Perputaran piutang = Penjualan Kredit Bersih Setahun


Rata  rata Piutang
 Contoh:
Perputaran piutang PT A Tahun 2008 =
2.600.000 : 383.860 = 6,77 kali ( x )
Perputaran piutang PT A Tahun 2009 =
3.075.000
 6.936kali
(383.860  502.700) : 2
Average age of Receivable

 Umur rata-rata piutang atau umur rata-rata


pengumpulan piutang ( Average collection
period) merupakan suatu alat yang penting untuk
menilai kebijakan penjualan kredit dan
pengumpulan piutang
 Piutang dapat dikatakan likuid apabila dapat
dikumpulkan tepat waktu dan relatif singkat.
Average age of Receivable

Untuk mengetahui lamanya piutang tertagih atau


receivable collection periode dapat menggunakan
beberapa rumus sebagai berikut:
Receivable Collection periode = Average Receivable x 360 atau
Annual Credit Sales
Rata - rata Piutang x 360
Penjualan Kredit
Contoh: Umur rata-rata piutang atau umur rata-rata pengumpulan
piutang PT A Tahun 2008 dan 2009 sebesar:
383.860 x 360
 53,149hr
sedangkan th 2009= (383.860  52.700) : 2 x 360
 51,896hr
2.600.000 3.075.000
Rasio Perputaran Persediaan ( Inventory Turnover)

 Rasio perputaran persediaan digunakan untuk


mengukur efektivitas perusahaan dalam mengelola
persediaan
 Rasio Perputaran Persediaan dihitung dengan
formula berikut:
Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan
Rata  rata Persediaan
 Contoh:
Inventory Turnover PT A Tahun 2008 sebesar =
1.934.110
 6 ,886 kali
280 . 855
Inventory Turnover PT A Tahun 2009 sebesar =
2.326.925
 8,168 kali
( 280 .855  288 .885 ) : 2
 Untuk mengetahui lamanya persediaan tersimpan di
gudang sebelum masuk proses produksi atau di jual yaitu
Average age of inventory dan dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
360
Average age of inventory= Inventory Turnover

Dari contoh diatas Average age of inventory untuk thn 2008=


( 360 : 6,887 ) = 52,27 hari , sedangkan Tahun 2009 =
( 360 : 8,168 ) = 44,07 hari
Rata - rata Persediaan x 360
Average day’s inventory =
Harga pokok Penjualan
Perputaran Aktiva Tetap

 Rasio perputaran aktiva tetap digunakan untuk


mengukur tingkat efektivitas penggunaan aktiva
tetap sebagai sarana menghasilkan barang yang
dijual maupun dalam mendapatkan penghasilan.
 Rumus:
Fixed Assets Turnover Ratio (FATO) =

Annual Credit Sales


Perputaran Aktiva tetap =
Fixed Assets

Penjualan Bersih
Aktiva Tetap
Rasio Perputaran Aktiva Total
(Total Assets Turnover Ratio = TATO).

 Rasio perputaran aktiva total mengukur perputaran


dari semua aktiva atau asset perusahaan dan
dihitung dengan cara membagi penjualan dengan
aktiva total.
 Rumus Rasio perputaran aktiva total sebagai
berikut:
Penjualan Bersih
Rasio Perputaran Aktiva Total 
Aktiva Total
Rasio Perputaran Hutang Dagang
( Account Payable Turnover )

 Account Payable Turnover atau Tingkat Perputaran


Hutang Dagang digunakan untuk mengetahui berapa
kali hutang dagang berputar dalam satu tahun.
 Rumusnya adalah sebagai berikut:

Pembelian Kredit per tahun


Accountpay ableturnov er 
Rata  rata Hutang Dagang
Umur Rata-rata Hutang Dagang ( Average age of
Account Payable )
 Umur rata-rata hutang dagang atau rata-rata periode
pembayaran ( Average Payment perod) merupakan suatu
alat yang penting untuk menilai kebijakan pembelian kredit
dan pembayaran hutang.
360
Average age of Account Payable=
Account Payable Turnover

atau Rata - rata Hutang Dagang x 360


Pembelian Kredit per Tahun
Rasio Hutang
( Leverage Ratio atau Debt Ratio)

 Rasio leverage atau rasio hutang atau ada yang


menyebut rasio Solvabilitas adalah rasio keuangan
yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban
jangka panjangnya.
 Rasio hutang digunakan untuk melihat seberapa besar
risiko keuangan perusahaan (financial risk).
 Rasio leverage dapat menggunakan dua ukuran, yaitu
rasio hutang total terhadap aktiva total (total
debt to total assets ratio atau DR) dan rasio
hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio
atau DER).
Total Debt to Total Assets Ratio ( TDTAR) atau
Debt Ratio (DR )

 Rasio hutang total terhadap aktiva total atau disebut juga


rasio hutang atau leverage (debt / leverage ratio)
mengukur persentase dana yang disediakan oleh kreditor
terhadap aktiva total yang dimiliki perusahaan.
 Rumus DR:

Hutang Total
Rasio Hutang  x100%
Aktiva Total
Debt To Equity Ratio ( DER ) atau
Total Debt To Equity Ratio ( TDER )

 DER merupakan rasio leverage yang menunjukkan


besarnya hutang jangka panjang dibanding dengan
ekuitas atau modal sendiri.

 Rumus:
Hutang Jangka Panjang
Rasio Utang Terhadap Ekuitas  x100%
Ekuitas Saham
Debt To Total Capitalization Ratio

 Debt To Total Capitalization Ratio merupakan rasio


hutang jangka panjang dengan Total Capitalization,
menunjukkan seberapa besar kreditur jangka
panjang membiayai modal jangka panjang
perusahaan.
 Rumus:
Hutangjang kapenjang
TotalCapit alization  x100 %
Hu tan gjangkapan jang  equity
Pengukuran tingkat kemampuan perusahaan membayar hutang yang
tetap (Measures of the ability to service fixed finansial charges).

 The ability to service debt dimaksudkan untuk


mengukur kemampuan perusahaan di dalam membayar
semua kewajiban finansial yang sifatnya tetap pada saat
yang sudah ditentukan atau untuk mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
panjangnya.
 Dengan adanya hutang jangka panjang, maka ada
pembayaran yang sifatnya tetap dalam bentuk bunga
 Pengukuran terhadap kemampuan perusahaan
membayar kewajiban finansial yang sifatnya tetap, dapat
dilakukan dengan : 1. Time interest earned, 2. Total debt
coverage dan 3. The overall coverge ratio
Time interest earned ( T I E )
 Time interest earned juga disebut The total interest
coverge ratio yang tujuannya untuk mengukur
kemampuan perusahaan membayar semua
kewajiban tetap berupa bunga
 Rumus:
Earning before interest and taxes
TIE 
Beban Bunga
Total Debt Coverage
 Total Debt Coverage digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan di dalam membayar semua
kewajiban kepada kreditur, yaitu berupa bunga
maupun pinjaman pokok (principal) atau sinking
fund.
 Rumus:
EBIT
TotalDebtCoverage 
Interest  ( Principal repayment: 1 - t )
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

 Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar


kemampuan perusahaan menghasilkan laba atau
keuntungan
 Dalam mengukur profitabilitas dapat dilakukan dengan
beberapa macam rasio yaitu: rasio margin laba kotor
(gross profit margin), rasio margin laba operasi bersih
(net operating profit margin), rasio margin laba bersih
(net profit margin), rasio pengembalian atas aktiva
disebut return on asset (ROA), rasio pengembalian atas
investasi disebut return on investment (ROI) dan rasio
pengembalian atas ekuitas disebut return on equity
(ROE)
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

1. Gross Profit Margin = Penjualan – Hrg Pokok Penjualan /


Penjualan
2. Operating Profit Margin atau margin laba operasional) =
EBIT/Penjualan
3. Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak (EAT) / Penjualan
4. Return On Investment = Laba Setelah Pajak (EAT) / Total
Assets
5. Return On Equity = Laba Setelah Pajak (EAT) / Modal
Sendiri
Rasio Nilai Pasar

 Rasio nilai pasar (market value ratio)


merupakan rasio keuangan yang menghubung-kan
harga saham perusahaan dengan pendapatan
maupun nilai buku per lembar saham.
Rasio Pasar:
1. laba per lembar saham atau earnings per share (EPS) =
laba yang tersedia/jml saham biasa yang beredar
2. dividen per lembar saham atau dividends per share (DPS)
=nilai deviden total/jml saham beredar
3. rasio harga terhadap laba atau price earning ratio (PE)
=harga perlmbr saham/EPS
4. rasio harga terhadap nilai buku atau rasio nilai pasar
terhadap nilai buku atau market to book ratio
=Harga pasar sham per lmb/nilai buku shm per lembar
1. rasio pembayaran dividen =DPS/EPS
2. hasil dividen atau yield dividen
= harga psr sham per lmb/DPS

Anda mungkin juga menyukai