100%(3)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (3 suara)
9K tayangan2 halaman
Tari Jaran Kepang berasal dari Yogyakarta dan melibatkan pola lantai sederhana lurus dan lengkung serta melingkar, garis lurus ke depan, dan garis horizontal tanpa makna khusus melainkan untuk formasi penari. Tari Lilin berasal dari Sumatera Barat dan melibatkan penari yang membawa lilin di piring sambil bergerak meliuk untuk menjaganya tetap menyala.
Tari Jaran Kepang berasal dari Yogyakarta dan melibatkan pola lantai sederhana lurus dan lengkung serta melingkar, garis lurus ke depan, dan garis horizontal tanpa makna khusus melainkan untuk formasi penari. Tari Lilin berasal dari Sumatera Barat dan melibatkan penari yang membawa lilin di piring sambil bergerak meliuk untuk menjaganya tetap menyala.
Tari Jaran Kepang berasal dari Yogyakarta dan melibatkan pola lantai sederhana lurus dan lengkung serta melingkar, garis lurus ke depan, dan garis horizontal tanpa makna khusus melainkan untuk formasi penari. Tari Lilin berasal dari Sumatera Barat dan melibatkan penari yang membawa lilin di piring sambil bergerak meliuk untuk menjaganya tetap menyala.
Tari Jaran Kepang / Kuda Lumping yang berasal dari Yogyakarta.
Tari Jaran Kepang / Kuda Lumping mempunyai pola lantai gabungan antara pola lantai lurus dan lengkung yang sederhana. Pola lantai yang digunakan Pola Tarian Kuda Lumping pada tari ini antara lain : 1. Pola melingkar, 2. Garis lurus ke depan, 3. Garis horizontal. Pola lantai pada Tari Jaran Kepang / Kuda Lumping tidak memiliki makna tertentu. Pola lantai dibuat untuk formasi penari. namun biasanya tari kuda lumping sering menggunakan pola lantai melingkar TARI LILIN
Tari lilin adalah tarian tradisional dari Sumatera Barat yang sudah ada sejah dulu kala. Tarian ini tergolong ke jenis tari kelompok yang terdiri dari sejumlah penari dan mengenaikan beberapa properti unik.
Gerakan Tari Lilin:
Pada setiap belah tangan penari membawa lilin yng dinyalakan. Penari akan menarikan tarian secara berkumpulan dengan memusingkan piring yang mempunyai lilin yang menyala secara berhati-hati agar piring tersebut sentiasa mendatar, dan lilin tidak padam. Gerakan badan yang meliuk, membongkok, mengadah (berdoa) melahirkan keindahan