Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat Illahi Robbi, karena dengan Hidayah,
Inayah dan Petunjuk Nya, kita di panjangkan akal budi dan diluaskan pengetahuan
sehingga Pusdiklat Pt.Krakatau Steel dapat menyumbangkan sedikit pengetahuan ini
untuk perusahaan maupun siapa saja yang membutuhkan.
Diktat Program ini disusun dengan menggunakan pendekatan Competency
Base Training, sehingga setelah melaksanakan tahapan-tahapan latihan, para peserta
diharapkan akan mempunyai kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan pada
bidang yang telah di ikutinya, tentunya setelah melalui Perpormance Job Assesment
yang dilakukan oleh para Asesor kompetensi perusahaan.
Kita semua menyadari bahwa sesuai dengan perkembangan zaman dan
kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi, maka kompetensi yang dibutuhkan oleh
perusahaan maupun tuntutan Regulasi Internasional akan selalu dinamis, oleh
karena itu Pusdiklat Pt.Krakatau Steel bersama unit-unit terkait dalam perusahaan di
tuntut untuk selalu mengikuti, menyesuaikan diri dan bahkan mengantisipasi agar
Core Competency Pt.Krakatau Steel sebagai produsen Baja berkualitas Internasional
akan tetap terjaga dengan baik.
Terima kasih kepada seluruh anggota Tim Penyusun Materi/Diktat Pelatihan
Pusdiklat Pt.Krakatau Steel serta unit-unit terkait di perusahaan yang telah bersusah
payah menyelesaikan tugasnya dengan baik, dan semoga Allah SWT.akan membalas
amal baik kita semua, Amin
Terima kasih.
Cilegon, 2018
Divisi HCD & Learning Center
Pt.Krakatau Steel (Persero)Tbk.
Edji Djauhari
Manager
A. Pendahuluan
Sebelum adanya Programmable Logic Controller (PLC), sudah banyak peralatan
kontrol sekuensial yang menggunakan relay, panel control dengan relay menjadi
kontrol sekuen yang utama, tetapi relay elektromagnetik tidak cocok diterapkan
untuk kontrol dengan kecepatan tinggi. Pada aplikasi industri banyak dibutuhkan
implementasi pengontrol proses yang akan beraksi menghasilkan output sebagai
fungsi dari state (keadaan), perubahan state, atau beberapa variabel biner. Sistem
yang mengimplementasikan fungsi ini disebut sistem pengontrol logic karena input
sinyal diproses berupa variabel biner.
Penggunaan PLC memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem kontrol
proses konvensional, antara lain:
Dibandingkan sistem kontrol proses konvensional, jumlah kabel yang
dibutuhkan bisa berkurang hingga 80%; Halaman 1 dari 25
PLC mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem proses
kontrol konvensional (berbasis relai);
Fungsi diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian
kesalahan yang mudah dan cepat;
Perubahan pada urutan operasional atau proses atau aplikasi dapat dilakukan
dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau penggantian
program, baik melalui terminal konsol maupun komputer PC;
Tidak membutuhkan spare-part yang banyak;
Lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya dalam
kasus penggunaan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi operasional
prosesnya cukup kompleks;
Ketahanan PLC jauh lebih baik dibandingkan dengan relai auto-mekanik.
B. Pengertian PLC
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah
fungsi atau kegunaanya
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik
dan logic (ALU), yang melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur
proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang
dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan
tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan
sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.
5. Alat pemprograman
Programming Device adalah alat untuk membuat atau mengedit program
PLC. Pada mulanya berupa handheld programmer. Keuntungannya ialah dapat
dibawa ke mana karena bentuknya kecil, namun alat ini sulit untuk melihat
program secara keseluruhan karena yang ditampilkan ialah program per baris
saja. Dengan perkembangan komputer yang cepat, dan disertai ukurannya yang
semakin mengecil, maka PC atau laptop jauh lebih sering digunakan sebagai
programming unit.
A. Pendahuluan
SIMATIC® Manager adalah GUI (Graphic User Interface) untuk mengedit S7
object (project, program, block, hardware station). SIMATIC® Manager dapat
diaktifkan melalui icon , atau melalui Start menu.
Yang dapat dilakukan dengan menggunakan SIMATIC® Manager adalah:
Manajemen project dan library,
Mengaktifkan tool STEP 7,
Mengakses PLC secara online,
Mengedit memory card.
Project Structure Data disimpan pada sebuah project dalam bentuk object.
Object pada sebuah project disusun dalam suatu hirarki.
Hirarki yang ditampilkan pada window serupa dengan yang
tampil dalam Windows Explorer. Hanya icon dan object
tersebut yang berbeda.
Menu bar Berisi semua menu yang tersedia dan jendela aplikasi
yang sedang dibuka.
d) Pilih File–>New
i) Selesai
BAB III
KONFIGURASI HARDWARE
Misalnya membuka station SIMATIC® 300 pada Catalog . Membuka Folder “RACK-
300” memperlihatkan ikon DIN rail . Klik dua kali pada ikon ini untuk
menggunakannya sebagai rack. Ada dua buah jendela baru yang tampil dimana
jendela bagian atas menampilkan daftar modul secara sederhana sedangkan bagian
bawah menunjukkan modul dengan detail.
No. slot pada S7-300 rack memudahkan pengalamatan pada pembuatan S7-300
project.
Slot 2 :
Slot dua digunakan untuk CPU.
Slot 3 :
Slot 3 boleh kosong atau diisi dengan modul interface (IM) untuk konfigurasi
multi- tier menggunakan rack ekspansi .
Slot 4-11:
Slot 4 adalah slot pertama yang dapat digunakan untuk modul I/O,
communication processors (CP), atau function modules (FM).
9) Slot 1 terisi PS 300 sesuai dengan type yang terpasang di Training Kit PLC
17) Slot 4 terisi modul DI 300 sesuai type yang dipilih dengan address default
0...3
20) Slot 5 terisi modul DO 300 sesuai type yang dipilih dengan address default
4...7
22) Pilih AI 300 –> Klik 2x SM 331 AI 2x12 Bit (sesuai modul yang terpasang di
training kit)
23) Slot 6 terisi modul AI 300 sesuai type yang dipilih dengan address default
288... 291
29) Pilih AO 300 –> Klik 2x SM 332 AO 2x12 Bit (sesuai modul yang terpasang
di training kit)
30)
31) Slot 7 terisi modul AO 300 sesuai type yang dipilih dengan address default
304 ...307
33) Pilih di toolbar icon Save &Compile / Pilih Station –> Save And
Compile
Download in PLC Download atau klik pada ikon jika user yang
Module ingin mentransfer konfigurasi yang telah dibuat dari PC ke
PLC. Pada saat download setpoint konfigurasi, PLC harus
pada mode STOP.
System Data Blocks Data block sistem (SDB) yang telah dibuat pada saat
melakukan compile konfigurasi dapat dimodifikasi dengan
compile konfigurasi baru. SDB berisi data konfigurasi dan
parameter modul-modul yang digunakan. Ketika data
block sistem didownload ke PLC, data konfigurasi dan
parameter modul disimpan di memori kerja CPU. Hal ini
memudahkan penggantian modul, karena parameter data
modul didownload ke modul baru dari data block sistem
pada saat startup.
A. Pendahuluan
PLC menyediakan macam-macam tipe block dimana program dan data
terkait dapat disimpan. Berdasarkan persayaratan proses, program dapat
distrukturisasi di block yang berbeda.
Data Block Data blocks (DB) adalah data area dari program yang dibuat
DB oleh user yang mana data tersebut diatur dengan lebih
terstruktur.
B. Struktur Program
Linear Program Semua program dibuat di dalam satu program block. Model
ini menyerupai kontrol relay hard-wired, yang digantikan
sebuah programmable logic controller. CPU memproses
instruksi berurutan secara kontinyu.
Note Jika output diberi nilai oleh program pada beberapa lokasi,
hanya keadaan terakhir dari output yang ditransfer ke
modul output yang sesuai.
D. Cyclic Program
Scan Cycle Siklus operasi CPU terdiri dari tiga bagian utama, seperti
yang ditunjukkan pada gambar di atas. Yang dilakukan oleh
CPU adalah:
- Mengecek status sinyal input dan memperbarui tabel
process-image input.
- Mengeksekusi program buatan user sesuai urutan.
- Menulis nilai dari tabel process-image output ke
modul output.
E. Membuat S7 Block
Inserting a Block Highlight pada folder “Blocks” dari sebuah “S7 Program”,
kemudian pilih menu Insert S7 Block untuk
Starting the Editor Cara paling mudah untuk memulai LAD/STL/FBD Editor
adalah dengan melakukan klik dua kali pada sebuah block di
SIMATIC® Manager. Komponen yang terdapat pada editor
adalah:
Declaration Table Declaration table termasuk bagian dari blok. Tabel ini
digunakan untuk mendeklarasikan variabel dan parameter
untuk blok. User dapat mendeklarasikan variabel sebagai
input atau output.
Saving a Block Program yang dibuat dapat disimpan pada hard disk PC
dengan:
- Memilih menu File Save
- Dengan menekan tombol .
Jika ada lebih dari satu block yang dibuka dengan Editor,
hanya block yang sedang aktif yang disimpan.
A. Pendahuluan
Agar program yang dibuat bisa dijalankan oleh PLC, user harus melakukan
download blok yang dibuat ke PLC.
Download :Transer program dari PC/Programming unit ke PLC
Upload :Transer program dari PLC ke PC/Programming unit
b. Hardware Konfigurasi :
Transfer Hanya Hardware konfigurasi, CPU akan Off saat proses download
berlangsung.
B. Proses Download
d) Pasang kabel Interface MPI–>ON kan PLC sampai lampu indikator RUN
menyala
e) Pastikan Interface MPI di CPU sudah di aktikan
*Cara Mengecek Aktif tidak nya Interface MPI di CPU*
1) Buka Hardware Konfigurasi
2) Klik 2x Slot 2
4) Jika Network status nya No ( MPI belum aktif atau dipilih) –> Klik
properties .
k) Selesai
A. Pendahuluan
Instruksi bit logic bekerja dalam dua digit (0 dan 1), yang merupakan bentuk
sistem bilangan biner. Bit 1 mengindikasikan keadaan aktif (energize) dan bit 0
mengindikasikan keadaan tidak aktif (deenergize). Instruksi bit logic
menginterpretasikan keadaan signal 1 dan 0 dan kombinasinya menurut aljabar
boolean. Hasil kombinasinya juga menghasilkan 1 dan 0 yang disebut RLO (result of
logic operation). Operasi logic yang ditriger oleh bit logic memainkan berbagai fungsi.
B. Instruksi Logic
Berikut ini macam – macam fungsi instruksi bit logic :
Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang keadaan
normalnya adalah terbuka.
Simbol
<address>
--| |--
Address di atas dimulai dari I0.0 sampai I65535.7 ataupun juga dapat diisi alamat
instruksi lainnya, misalnya Counter. Normally Open Contact akan menjadi tertutup
(Closed) ketika nilai bit dari address bernilai “1“.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Nilai akhir pengoperasian bernilai “1“ jika sinyal input I124.0 dan I124.1
bernilai “1“ atau hanya sinyal dari input I124.2 saja yang bernilai “1’.
Penjelasan :
Nilai akhir pengoperasian bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I124.1
bernilai “1“ atau hanya sinyal dari input I124.2 saja yang bernilai “0“.
Penjelasan :
Nilai sinyal output Q124.0 bernilai “0“ saat kondisi input I124.0 bernilai“1“ atau
input I124.1 dan I124.2 bernilai “1“, sedangkan Nilai sinyal output Q124.0 bernilai
“1“ saat kondisi input I124.0 bernilai “0“ atau input I124.1 dan I124.2 bernilai “0“
Simbol
<Address>
--( )
Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi oleh
instruksi-instruksi yang ada di depannya.Address diatas dimulai dari Q0.0 sampai
Q65535.7.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Nilai sinyal output Q124.0 bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I124.1 bernilai
“1“ atau hanya sinyal inoput I 124.2 bernilai “0“. Sedangkan untuk sinyal output
Q124.1 akan bernilai “1“ jika sinyal input I124.0 dan I124.1 bernilai “0“ atau hanya
sinyal input I124.2 bernilai “1“.
Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin membuat output yang terletak di
tengah.
Simbol
<address>
--( # )—
Instruksi tersebut dipasang pada pertengahan network dan statusnya dipengaruhi
oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya.Address diatas dimulai dari M0.0
sampai M65535.7.
Contoh Aplikasi
Penjelasan :
Pada ladder di atas, status output M0.0 akan aktif bila kedua saklar I1.0 dan I1.1
aktif. Sedangkan status output Q4.0 akan akan aktif bila ketiga saklar I1.0, I1.1 dan
I1.2 aktif.
SR (Set-Reset Flip Flop) akan me-set jika signal di R adalah 1 dan 0 di S input. Jika
sebaliknya signal 0 di R dan 1 di S input, maka flip flop di reset.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Output Q 124.0 akan aktif atau bernilai “1“ jika nilai set (S) I 124.0 bernilai “1“.
Walaupun nilai set (S) berubah menjadi “0“ nilai output Q 124.0 tetap “1“. Nilai
output Q 124.0 bernilai “0“ jika kedua input bernilai “0“ (saat set belum
diaktifkan) atau ketika input I 124.1 bernilai “1“ (saat set telah aktif) Jika input
keduanya bernilai “1“ maka yang mendominasi adalah input reset (R) sehingga
nilai outputnya menjadi “0“.
RS ( Reset-Set Flip Flop) akan me-reset jika signal di R adalah 1 dan 0 di S input.
Jika sebaliknya signal 0 di R dan 1 di S input, maka flip flop di set.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan :
Output Q 124.0 akan aktif atau bernilai “1“ jika nilai set (S) I124.1 bernilai “1“.
Walaupun nilai set (S) berubah menjadi “0“ nilai output Q124.0 tetap “1“. Nilai
output Q124.0 bernilai “0“ jika kedua input bernilai “0“ (saat set belum diaktifkan)
atau ketika input I124.0 bernilai “1“ (saat set telah aktif) Jika input keduanya
bernilai “1“ maka yang mendominasi adalah input set sehingga nilai outputnya
menjadi “1“.
Penjelasan :
Output Q12 4.0 akan aktif dan bernilai “1“ jika nilai input I124.0 bernilai“1“. Jika
inputan I124.1 aktif atau bernilai “1“ maka reset akan aktif dan akan mereset
alamat Q124.0 sehingga nilainya berubah menjadi “0“ meskipun input I124.0 yang
mengaktifkannya masih aktif.
Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi oleh
instruksi-instruksi yang ada di depannya. Address diatas diisi dengan address dari
output/timer/counter yang ingin kita set.
Contoh Aplikasi
Penjelasan : Pada contoh di atas, output Q4.0 akan di set bila saklar I0.0 dan I0.1
berlogic atau saklar I0.2 berlogic 0. Output Q4.0 tersebut akan aktif walaupun
saklar yang ada di depannya masih terbuka.
BAB VII
A. Pendahuluan
Sistem kontrol logic pada dasarnya melakukan pemrosesan data biner.
Performa CPU PLC yang ada sekarang ini telah meningkatkan arti pentingnya
pemrosesan data menggunakan PLC. Proses digital dapat ditemukan dalam operasi
proses produksi maupun monitoring proses produksi.
Monitoring proses produksi dapat memberikan informasi keadaan proses produksi
yang aktual kepada operator yang sedang mengendalikan proses produksi. Informasi
disediakan secara cepat, dan operator juga dapat melakukan intervensi terhadap
proses produksi. Fungsi tersebut dapat disediakan oleh PLC. Sekarang ini seringkali
proses produksi dan monitoring dihubungkan ke PLC.
Sekarang ini, field device yang digunakan untuk mengambil data dan
mengontrol proses produksi telah dibri fitur variabel digital yang dapat ditransfer
secara langsung melalui sistem fieldbus. Format pengkodean dari data yang dikirim
berbeda-beda berdasarkan dari field device yang terhubung ke PLC, demikian juga
dengan penyimpanan dan pemrosesan data di dalam CPU PLC.
0 0000 6 0110
1 0001 7 0111
2 0010 8 1000
3 0011 9 1001
5 0101
C. Counter
1) Up-Down Counter
Adalah salah satu jenis counter yang dapat diatur terlebih dahulu pada
variable PV yang akan aktif apabila mendapatkan sebuah pulsa positif pada input S.
Jika logic 1 diberikan pada input R, maka counter akan mengatur ulang nilai counter
menjadi 0. Nilai counter akan bertambah 1 apabila pada sinyal state pada input CU
berubah dari “0” menuju “1” dan saat nilai counter kurang dari “999”. Nilai counter
akan berkurang 1 apabila pada sinyal state pada input CD berubah dari “0” menuju
“1” dan saat nilai counter lebih dari “0”.
2) Down Counter
Pelatihan Dasar Programmable Logic Controller (PLC)
HCD & LEARNING CENTER 56
PT.KRAKATAU STEEL (PERSERO),Tbk
Adalah counter yang berkurang nilainya sebanyak 1bila terjadi perubahan
state pada input C. Nilai Counter akan teratur ulang (restet) pada nilai 0, apabila
input kaki R diberi logika 1.
3) Up Counter
Up counter dapat dipreset apabila terdapat pulsa positif pada input S. Nilai
counter akan melakukan mode reset apabila input R diberi pulsa positif, maka
nilainya akan diatur menjadi 0. Nilai counter akan bertambah satu apabila pada input
CU terjadi perubahan state dari “0’ menuju “1”.
6) UP Counter Coil
Adalah counter yang bertambah nilainya sebanyak 1bila terjadi perubahan
state pada RLO dan nilai counter lebih kecil dari “999”.
D. Timer
Ketika timer di start, isi dari timer cell digunakan sebagai time value. Bit 0
sampai 11 dari timer cell berisi time value dalam kode BCD. Bit 12 dan 13 berisi time
base dalam kode biner. Berikut ini adalah gambaran tentang isi dari timer cell yang
diisi dengan timer value 127 dan time base 1 second:
Macam-macam Timer :
Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”, dan lamanya menghitung (delay
time) sesuai dengan nilai pada TV . Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S)
berubah menjadi “0“ maka hitungan timer akan berhenti dan hitungannya akan
kembali ke awal saat nilai S menjadi “1“. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “1“
selama timer menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q akan berubah
menjadi “0“. Timer akan di-reset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode
BCD.
Contoh aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai
hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai input (I124.0)
bernilai ”1”. Jika nilai nilai input (I124.0) berubah dari “1“ ke “0“ maka hitungan timer
akan berhenti. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka
hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0)
benilai “1“ ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan
menjad “0“ seperti saat di-reset.
Timing Diagram
Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer akan terus menghitung
sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input awal (S) berubah nilai menjadi ”0”
ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S)
berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari
awal lagi. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika
timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “0“.Timer akan di-reset (timer
bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”. Nilai timer dapat juga menggunakan BI
yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode BCD.
Contoh aplikasi :
Timing Diagram
3. S_ODT On-Delay
Contoh aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai
hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai input (I124.0)
bernilai ”1”. Nilai output (Q124.0) benilai “0“ ketika timermenghitung, jika telah
selesai menghitung nilai output akan men jadi “1“.Jika nilai input (I124.0)
berubah dari “1“ menjadi “0“ maka timer akan berhenti dan nilai output
(Q124.0) menjadi “0“. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer
menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer
T5 bernilai “0“(di-reset).
Timing diagram
Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer akan terusmenghitung
sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input awal (S) berubah nilai menjadi
”0” ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input
awal (S) berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan
dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “0“ selama timer
menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi
“1“.Timer akan di-reset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”. Nilai
timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode
BCD.
Contoh aplikasi :
Timing diagram
5. S_OFFDT Off-Delay
Contoh aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai
hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input
(I124.0) telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0) berubah dari ”0”
menjadi ”1” sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi
dari awal. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka
hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0)
benilai “1“ ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output
akan menjadi “0“ seperti saat di-reset.
Timing diagram
Timer akan bekerja selama ada sinyal positif pada input (”1”). Jika input berubah
menjadi ”0” pada saat timer menghitung maka timer akan berhenti menghitung.
Output bernilai ”1” saat timer menghitung, setelah hitungan selesai nilai timer
berubah menjadi ”0”.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan : Timer T5 akan bekerja selama input (I124.0) bernilai ”1”. Timer
bekerja selama 2 detik. Jika input nilainya berubah menjadi ”0” sebelum nilai
Timer akan mulai menghitung sesuai dengan nilai timer saat ada inputan awal
bernilai positif atau ”1” . Timer akan terus menghitung walaupun nilai inputan
berubah menjadi negatif atau ”0”. Output bernilai ”1” saat timer menghitung,
setelah hitungan selesai nilai timer berubah menjadi ”0”. Ketika timer menghitung
dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ maka hitungan timer akan berhenti
dan hitungannya akan kembali ke awal saat nilai S menjadi “1“.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai
hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I124.0)
telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1”
sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. Jika
nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan
berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “1“
ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat di- reset.
Timer akan bekerja selama input awal (S) selalu bernilai ”1” , jika saat menghitung
(S) berubah dari nilai ”1” menjadi ”0” maka hitungan timer akan berhenti
Contoh Aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai
hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilaiinput (I124.0)
bernilai ”1”. Nilai output (Q124.0) benilai “0“ ketika timer menghitung, jika telah
selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“. Jika nilai input (I124.0) berubah
dari “1“ menjadi “0“ maka timer akjan berhenti dan nilai output (Q124.0) menjadi
“0“. Jika nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan
akan berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset).
Timer akan bekerja ketika input awal bernilai ”1”. Timer akan terus menghitung
sampai nilai timer habis walaupun nilai input awal berubah nilai menjadi ”0”
Pelatihan Dasar Programmable Logic Controller (PLC)
HCD & LEARNING CENTER 70
PT.KRAKATAU STEEL (PERSERO),Tbk
ketika ditengah–tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal
berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai
dari awal lagi. Timer akan
bernilai ”0” hanya ketika nilai Reset bernilai ”1”.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan : : Jika sinyal input (I124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai
hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I124.0)
telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1”
sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. Jika
nilai input (I124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan
berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai “0“
ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi
“1“.
Timer akan bekerja ketika input awal bernilai ”1”. Timer akan terus menghitung
sampai nilai timer habis walaupun nilai input awal berubah nilai menjadi ”0”
ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal
berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai
dari awal lagi. Nilai sinyal output akan bernilai “1“ selama timer menghitung,
ketika timer selesai menghitung nilai output akan berubah menjadi “0“.Timer akan
bernilai ”0” ketika nilai Reset bernilai ”1”.
Contoh Aplikasi :
Time Specification Nilai waktu yang dapat digunakan untuk timer harus
memenuhi format yang sudah ditetapkan. Format yang
digunakan adalah S5T#xy (x adalah nilai waktu, y adalah
satuan waktu). Penggunaan format S5T#xy dikarenakan timer
yang digunakan adalah timer dari S5-Timers. Jangkauan nilai
yang diijinkan adalah dari S5T#10ms sampai
S5T#2h46m30s0ms.
Time Base Time base merupakan interval yang digunakan oleh unit of
E. Comparator
Comparator merupakan logika sekuensial dari rangkaian PLC yang berfungsi
sebagai pembanding.
Macam-macam dari comparator adalah sebagai berikut :
1. Equal, digunakan untuk membandingkan dua input apakah nilainya sama
atau tidak. Jika sama. maka sistem ON. Jika tidak, sistem OFF.
2. Not equal, yaitu pembanding dua input. Jika nilainya sama, maka sistem
OFF. Jika tidak sama, maka sistem ON