Listrik merupakan hal yang tak mungkin terpisahkan oleh kehidupan manusia, di sisi yang
lain listrik juga dapat mengancam kehidupan manusia dan menghancurkan peralatan-
peralatan yang digunakan oleh manusia dalam hidup kesehariannya.
Beberapa tindakan yang di gunakan oleh manusia untuk menghindari kerusakan peralatan
dalam rumah atau perlindungan pribadi dengan tujuan untuk melindungi manusia,
peralatan-peralatan dan bangunan.
Trainer ini di desain untuk mensimulasikan berbagai macam perlindungan dan gangguan
yang akan dibuat dengan mengacu pada VDE 0100 dan PUIL 2000 sehingga gangguan-
gangguan terhadapat manusia ataupun peralatan-peralatan dapat diatasi dengan cara-cara
yang sudah ditentukan.
Pudak Scientific
i
ii
Daftar Isi
I. Pendahuluan ................................................................................................... 1
II. Percobaan-percobaan
II.8 LE016008 Pelindungan dalam Sistem IT dan Pemutus Arus Sisa (RCD) .. 58
iii
iv
I PENDAHULUAN
Pada buku petunjuk praktek ini disajikan langkah-langkah penggunaan perangkat latih
Electricity Protection Training System secara sistematis dan jelas dalam melaksanakan
praktek yang meliputi:
LE016001 Pendahuluan.
Setiap nomor percobaan terdiri atas beberapa komponen yang telah disusun sedemikian rupa
sehingga mempermudah pemakai untuk melakukan persiapan, proses, dan mengambil suatu
pengertian.
NOMOR PERCOBAAN
JUDUL PERCOBAAN
A. TUJUAN PERCOBAAN
Memberikan petunjuk tentang sasaran yang akan dicapai atau perubahan tingkah laku
yang diharapkan setelah melaksanakan kegiatan percobaan
B. PENDAHULUAN
Memberikan suatu gambaran pengetahuan awal sebagai bekal untuk melakukan suatu
percobaan agar tidak terjadi kesalahan dalam menerjemahkan hasil percobaan.
Pendahuluan |1
BUKU BACAAN
Adalah daftar buku yang perlu dibaca agar penguasaan materi pada suatu percobaan cepat
tercapai.
PERALATAN
Kedua jenis peralatan tersebut merupakan kelengkapan yang harus disiapkan untuk
melaksanakan suatu kegiatan percobaan.
LANGKAH KERJA
Merupakan petunjuk yang harus diikuti dalam proses melaksanakan suatu kegiatan praktek
karena erat kaitannya dengan hasil yang akan dicapai.
EVALUASI /KESIMPULAN
2| Pendahuluan
Pendahuluan LE016001
I. Tujuan
II. Pendahuluan
Rangkaian ekivalen impedansi tubuh manusia dapat digambarkan seperti gambar 1.1
di bawah ini, yang terdiri dari hambatan internal tubuh Zi pada frekuensi 50/60Hz
impedansi kulit Zs1 dan Zs2 pada titik masuk keluarnya arus.
Pendahuluan |3
Gambar 1.2 Pesentasi impedansi internal tubuh manusia sesuai dengan IEC 479-1
Impedansi tubuh manusia tergantung pada tegangan yang di berikan, frekuensi,
durasi aliran arus, luas permukaan kontak, tekanan kontak, kelembapan pada titik
kontak, suhu dan jenis kulit.
Untuk tegangan sentuh 50 V a.c., impedansi kulit akan sangat bervariasi, bahkan
untuk seorang individu, tergantung pada area kontak, suhu, berkeringat dan lain
sebagainya.
Untuk tegangan kontak yang lebih dari 50 V a.c., impedansi kulit menurun drastis dan
menjadi kulit rusak. Impedansi kulit juga menurun ketika frekuensi meningkat.
Pada tabel 1.1 di bawah ini terlihat hasil pengujian impedansi total ZT dari tangan ke
tangan menggunakan tegangan AC 50/60Hz dengan permukaan kontak yang besar
yang telah disepakati IEC 479-1 dengan perbandingan sampling populasi 5%, 50%
dan 95%.
4| Pendahuluan
Tegangan Impedansi total ZT dalam
No kontak
V a.c. 5% dari populasi 50% dari populasi 95% dari populasi
Dari tabel 1.1 diatas terlihat bahwa nilai total impedansi tubuh bervariasi dengan
banyaknya jumlah populasi antara 5%, 50% dan 95% dalam tegangan kontak yang
sama.
Hal ini disebabkan karena setiap populasi memiliki impedansi tubuh yang berbeda satu
dengan yang lainnya.
Perubahan tegangan juga ikut mempengaruhi nilai total impedansi di dalam tubuh,
perhatikan saat kontak tegangan 25 V a.c. dan bandingkan dengan tegangan kontak
1000 V a.c.
Perubahan total impedansi tubuh ini disebabkan rusaknya atau keringnya kulit akibat
besar tegangan yang di berikan pada titik kontak.
Pendahuluan |5
Dengan bervariasinya rentang impedansi yang di hasilkan untuk menghasilkan ZT
ditambah faktor alas kaki dan lantai yang oleh badan IEC (International
Electrotechnical Commission) di asumsikan 1000dan untuk memungkinkan
pengukuran dua jalur dari kaki ke kaki di berikan faktor 0.5. sehingga Impedansi total
tubuh efektif adalah 1000 + 0.5ZT5%.
Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:
1. Persyaratan umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
2. Teknik Pemanfaatan Tenaga Lisrik untuk sekolah kejuruan JILID 1, Prih sumardjati
dkk.
IV. Peralatan
V. Langkah Kerja
6| Pendahuluan
Gambar 1.3 Pengukuran tahanan model manusia
3. Kemudian lakukan pengukuran untuk setiap hasil yang ada pada table 1.2 di
bawah ini.
Tabel 1.2
Pendahuluan |7
Tabel 1.3
dst
VI. Kesimpulan
8| Pendahuluan
Tegangan Kontak Langsung LE016002
I. Tujuan
II. Pendahuluan
Penyelidikan dan penelitian telah dilakukan oleh beberapa orang ahli untuk
mendapatkan tahanan tubuh manusia, hasil yang diperoleh adalah sebagai mana yang
terlihat pada tabel 2.1 di bawah ini.
Table 2.1
Laurent 3000
Apabila manusia memegang suatu bagian yang bertegangan maka sesuai dengan
hukum Ohm akan mengalir arus dimana besarnya adalah pembagian tegangan dengan
tahanan tubuh orang tersebut.
Batasan arus dan pengaruhnya pada tubuh manusia menurut DR. Hans Prinz dapat di
lihat pada grafik 2.1 di bawah ini.
Dari gafik diatas dapat di jelaskan lebih lanjut seperti pada tabel 2.2 di bawah ini.
0,9 – 1,2 mA Baru terasa adanya arus listrik, tetapi tidak menimbulkan akibat kejang
1,6 – 6,0 mA Mulai terasa seakan-akan ada yang merayap di dalam tangan
Arus bocor pada suatu sistem akan menyebabkan tegangan sentuh listrik, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan IEC 60449 tegangan sentuh yang
aman pada manusia sebesar 50 VAC dan 120 VDC. Tegangan sentuh langsung terjadi
bila manusia memegang langsung kawat atau kabel fasa bertegangan atau dapat
terlihat seperti gambar 2.2 di bawah ini.
Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:
1. Persyaratan umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
2. Teknik Pemanfaatan Tenaga Lisrik untuk sekolah kejuruan JILID 1, Prih
sumardjati dkk.
IV. Peralatan
: Kabel penghubung
: Jumper AC
V. Langkah Kerja
2. Kemudian buat pengawatan seperti yang ada pada gambar 2.2 diatas dan
amperemeter yang digunakan adalah milliamperemeter.
3. Setelah selesai merakit tunjukkan pada instruktur atau guru untuk diperiksa
4. Setelah di setujui, hubungkan rangkaian dengan sumber listrik.
5. Ukur besaran listrik untuk berbagai kondisi sesuai dengan tabel 2.3 di bawah ini.
Table 2.3
RK = 820; RB = 1 RK = 820 ; RB = 1
Besaran yang
No
diukur RST = 0 RST = 510 RST = 10 RST = 0 RST = 510 RST = 10
K
1 VF (Volt)
2 VB (Volt)
3 IF (mA)
1 VF (Volt)
2 VB (Volt)
3 IF (mA)
I. Tujuan
II. Pendahuluan
Tegangan sentuh tidak langsung, terjadi apabila manusia memegang bagian logam
yang bertegangan akibat ke gagalan isolasi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 di
bawah ini.
Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:
1. Persyaratan umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
2. Teknik Pemanfaatan Tenaga Lisrik untuk sekolah kejuruan JILID 1, Prih
sumardjati dkk.
IV. Peralatan
: Kabel penghubung
: Jumper AC
1. Siapakan seluruh peralatan yang diperlukan sesuai dengan gambar 3.2 di bawah
ini.
2. Kemudian buat pengawatan seperti yang ada pada gambar 3.2 diatas.
3. Setelah selesai dirakit, tunjukkan kepada guru atau instruktur untuk diperiksa.
4. Setelah disetujui, hubungkan rangkaian dengan sumber listrik.
5. Ukur besaran listrik untuk berbagai kondisi sesuai dengan tabel 3.1 di bawah ini.
RST = 510
Besaran RB = 1 ; RA = 47 RB = 2.2 ; RA = 47
No
yang diukur
RF = RF = k RF = k RF = RF = RF = RF = RF =
0k 820 0k k k 820
1 VF (Volt)
2 VB (Volt)
3 IF (mA)
Table 3.1
RST = 10 k
Besaran RB = 1 ; RA = 1 k RB = 2.2 ; RA = 1 k
No
yang diukur
RF = RF = k RF = k RF = RF = RF = RF = RF =
0k 820 0k k k 820
1 VF (Volt)
2 VB (Volt)
3 IF (mA)
I. Tujuan
II. Pendahuluan
Tegangan ekstra rendah kudarang dari AC 25V dan DC 60V aman jika tersentuh
langsung manusia (Gambar 4.1) untuk menurunkan tegangan dipakai transformator
penurun tegangan 220V/ 24V, dilengkapi dengan selungkup pengaman isolasi ganda.
Atau menggunakan transformer 220/ 60V yang di searahkan dengan diode bridge
sehingga diperoleh tegangan 60V. Rangkaian SELV (Safety Extra Low Voltage) tidak
boleh di kebumikan, sedangkan untuk PELV (Protective Extra Low Voltage) bisa
dilakukan pembumian.
Jika tegangan nominal tidak melampaui 25V a.b efektif atau 60V a.s bebas riak,
proteksi dari sentuh langsung umumnya tidak diperlukan.
2. Persyaratan untuk sirkit yang dibumikan (PELV), PUIL 2000 pasal 3.3.1.5
Jika sirkit dibumikan dan bila SELV sesuai 3.3.1.4 tidak dipersyaratkan, maka
persyaratan 3.3.1.5.1 dan 3.3.1.5.2 harus dipenuhi.
a. Proteksi dari sentuh langsung harus di jamin dengan (PUIL 2000 pasal 3.3.1.5):
Isolasi yang mampu menahan tegangan uji 500V a.b efektif selama 1
menit.
25V a.b efektif atau 60V a.s bebas riak, bila perlengkapan secara
normal hanya digunakan dalam lokasi kering dan tidak di harapkan
adanya sentuhan secara luas antara bagian aktif dengan tubuh
manusia.
6V a.b efektif 15V a.s bebas riak dalam semua kasus lain.
Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:
1. Persyaratan umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
2. Teknik Pemanfaatan Tenaga Lisrik untuk sekolah kejuruan JILID 1, Prih
sumardjati dkk.
IV. Peralatan
: Kabel penghubung
: Jumper AC
Table 4.1
RB = 1
No RST ( )
Hubung pendek di VB (V) IK (mA) VB > VL
1 510 a = 820
2 510 b = 10k
3 510 c (RF =0 )
4 510 d (RF =0 )
5 510 e (RF =0 )
6 510 c+d
7 510 a+c+d
8 510 a+c+e
9 510 b+c
10 510 b+c+d
11 510 b+c+e
1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 4.4 yang ada di bawah ini.
Table 4.3
RB = 1
No RST ( )
Hubung pendek di VB (V) IK (mA) VB > V L
1 510 a = 820
2 510 b = 10k
3 510 c (RF =0 )
4 510 d (RF =0 )
5 510 e (RF =0 )
6 510 c+d
7 510 a+c+d
8 510 a+c+e
9 510 b+c
10 510 b+c+d
11 510 b+c+e
VI. Pertanyaan
I. Tujuan
2. Mengetahui cara mengukur arus bocor dan membandingkan dengan besar arus bocor
yang tertera pada ELCB.
II. Pendahuluan
ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) atau alat pengaman arus bocor tanah atau juga
disebut sakelar pengaman arus sisa (SPAS) bekerja dengan sistem difrensial, sakelar
ini memiliki sebuah transformator arus dengan inti berbentuk gelang, inti ini melingkari
semua hantaran suplai ke mesin atau peralatan yang diamankan, termasuk hantaran
netral, ini berlaku untuk semua sambungan satu fasa, sambungan tiga fasa tanpa
netral maupun sambungan tiga fasa dengan netral.
Dalam keadaan normal, jumlah arus yang dilingkari oleh inti trafo adalah sama dengan
nol, kalo terjadi arus bocor ketanah , misalkan 100mA, maka keadaan seimbang ini
akan terganggu, karena itu dalam inti trafo akan timbul medan magnet yang
membangkitkan suatu tegangan dalam kumparan sekunder, arus diffrensial terkecil
yang masih menyebabkan sakelar ini bekerja disebut arus jatuh nominal (IF) dari
sakelar. Sakelar ini direncanakan untuk suatu arus jatuh nominal tertentu.
Gambar 5.1
Untuk instalasi rumah, kita dapat memilih ELCB dengan kepekaan yang lebih tinggi
yakni ELCB dengan rating arus sisa 10 mA atau 30 mA. Perlindungan yang ideal untuk
instalasi listrik apapun seharusnya memiliki perangkat pengaman terhadap beban
lebih, hubung singkat dan arus bocor.
Untuk mengamankan sistem dan peralatan yang kita gunakan sebaiknya sistem kita
memiliki pentanahan yang baik dalam arti nilai impedansi pentanahan harus sekecil
mungkin agar pengaliran arus gangguan ketanah berlangsung dengan sempurna.
Bagaimanapun juga kenaikan nilai impedansi beberapa ohm saja bisa memepengaruhi
pengaliran arus gangguan ketanah menjadi tak sempurna, sehingga pada kondisi ini
terjadi penambahan waktu pemutusan rangkaian dalam beberapa menit untuk ELCB
tersebut bekerja, atau ada kemungkinan sama sekali ELCB tersebut tidak bisa bekerja.
Banyak contoh yang terkait dengan pentanahan peralatan yang mengalami ganggan,
sehingga satu-satunya cara perlindungan yang dapat diberikan adalah melalui
pemakaian ELCB dengan kepekaan tinggi. Perlu dicatat tidak menutup kemungkinan
terjadinya gangguan yang dapat membahayakan manusia atau mahluk hidup akibat
dari pentanahan yang tidak baik, yang mana nilai impedansi pentanahan yang bisa
berubah. Jika tegangan pada badan peralatan yang ditanahkan tidak boleh melebihi
50 Volt AC.
Berdasarkan PUIL 2000 pada Pasal 3.15.1.2 pemilihan ELCB untuk proteksi tambahan
dari sentuhan langsung dipilih dengan arus operasi pengenal 30 mA.
Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:
: Kabel penghubung
: Jumper AC
V. Langkah Kerja
1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 5.2 yang ada di bawah ini.
Kondisi Lampu
NO Posisi Potensiometer I (mA) AC
Menyala Padam
1 Max
2 1
3 2
4 3
5 4
6 5
7 6
8 7
9 Min
10. Setelah selesai, matikan sumber listrik dan bongkar kembali peralatan.
Kondisi Lampu
NO Posisi Potensiometer I (mA) DC
Menyala Padam
1 Max
2 1
3 2
4 3
5 4
6 5
7 6
8 7
9 Min
10. Setelah selesai, matikan sumber listrik dan bongkar kembali peralatan.
1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 5.4 yang ada di bawah ini.
Table 5.3
1 10k
2 820
3 820 +
potensiometer
VI. Pertanyaan
1. Dari percobaan yang telah dilakukan, berapa besar arus bocor yang di peroleh
sehingga ELCB menjadi trip baik arus AC maupun DC?
I. Tujuan
2. Dapat mengetahui berapa besar nilai arus yang mengalir di tubuh manusia pada
system TT.
II. Pendahuluan
TT berasal dari istilah, “T” huruf pertama adalah hubungan langsung satu titik ke bumi
sedang huruf ke dua “T” adalah hubungan listrik langsung bagian konduktor terbuka
(BKT) ke bumi, yang tidak tergantung pembumian setiap titik tenaga.
Sistem tenaga listrik TT yang mempunyai satu titik dibumikan langsung, bagian
konduktor terbuka (BKT) instalasi dihubungkan ke elektroda bumi yang secara listrik
terpisah dari elektroda bumi ke sistem tenaga listrik.
Semua bagian konduktor terbuka (BKT) perlengkapan/ instalasi yang secara kolektif
diberi proteksi oleh suatu gawai proteksi yang sama, beserta penghantar proteksinya,
harus bersama-sama dihubungkan ke suatu elektroda pembumian bersama. Jika
beberapa gawai proteksi digunakan secara seri, persyaratan tersebut berlaku secara
terpisah bagi semua BKT yang diberi proteksi oleh setiap gawai proteksi
(Pasal 3.12.2 PUIL 2000).
Pembumi BKT perlengkapan/ instalasi listrik secara listrik terpisah dari pembumi
sistem listrik dengan menggunakan ellektrode bumi tersendiri atau jaringan pipi air
minum dari logam yang memenuhi syarat (Pasal 3.12.1.3 PUIL 2000).
Persyaratan:
RA x Ia 50 V
Dimana:
RA adalah jumlah resistansi elektrode bumi dan penghantar proteksi untuk BKT
perlengkapan/ instalasi.
Ia adalah arus listrik yang menyebabkan operasi otomatis dari gawai proteksi yang
tergantung dari jenis dan karakteristik gawai yang digunakan.
Untuk proteksi yang selektif, dapat digunakan GPAS jenis S (lihat IEC 1008-1 dan IEC
1009-1) secara seri dengan GPAS jenis umum. Untuk memperoleh selektifitas dengan
GPAS jenis S, waktu operasi yang tidak melampaui 1 detik di izinkan dalam sirkit
distribusi.
Jika digunakan gawai proteksi arus lebih (GPAL), maka harus digunakan:
a) Gawai dengan karakteristik waktu terbalik (invers) yaitu pengaman lebur (PL
atau Sekering) atau pemutus circuit (misal MCB) dan Ia haruslah arus yang
menyebabkan bekerjanya gawai proteksi dalam waktu 5 detik, atau
b) Gawai dengan karakteristik trip (bidas) sesaat dan Ia haruslah arus minimum
yang menyebabkan trip sesaat.
Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:
IV. Peralatan
: Kabel penghubung
: Jumper AC
1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 6.1 yang ada di bawah ini.
table 6.1
1 510 RF = a; 0 -
2 510 RF = b; 0 -
3 510 - c
4 510 RF = a; 820 c
5 510 RF = b; 2k2 c
6 510 RF = a; 820 d
7 510 RF = b; 2k2 d
8 510 RF = a; 820 e
9 510 RF = b; 2k2 e
7. Kemudian ulangi percobaan untuk nilai RB, RA dan RST yang berbeda.
9. Tambahkan protection module pada rangkaian seperti gambar 6.3 di bawah ini.
RB = 1 dan RA = 47 kondisi
ELCB Breaker
NO
RST ( )
Hubung Gangguan VB (V) IK (mA) putus tidak putus tidak
pendek di di
1 510 RF = a; 0 -
2 510 RF = b; 0 -
3 510 - c
4 510 RF = a; 820 c
5 510 RF = b; 2k2 c
6 510 RF = a; 820 d
7 510 RF = b; 2k2 d
8 510 RF = a; 820 e
9 510 RF = b; 2k2 e
14. Kemudian ulangi percobaan untuk nilai RB, RA dan RST yang berbeda.
VI. Kesimpulan
I. Tujuan
2. Dapat mengetahui berapa besar nilai arus yang mengalir di tubuh untuk masing-
masing sistem pembumian
3. Dapat membuat perbandingan antara ketiga sistem perlindungan pada sistem TN.
II. Pendahuluan
TN berasal dari dua istilah, “T” huruf pertama mengartikan hubungan langsung satu
titik ke bumi sedang huruf ke kedua “N” mengartikan hubungan listrik langsung
bagian konduk terbuka (BKT) ke titik yang dibumikan dari sistem tenaga listrik (dalam
sistem a.b. titik yang dibumikan biasanya titik netral, atau penghantar fase jika titik
netral tidak ada). Untuk istilah “sistem a.b.” dapat dilihat pada buku PUIL 2000 hal.
45.
Prasyarat penting untuk fungsi perlindungan dalam sistem TN adalah kehandalan dan
resistansinya rendah. Persyaratan kedua adalah koneksi yang aman dari konduktor
ground ke konduktor PE atau PEN dan koneksi mekanis ataupun elektriknya stabil ke
titik pembumian kontak koneksi ke konsumen. Penyedia energi bertanggung jawab
untuk keduanya.
Ada tiga jenis sistem TN sesuai dengan susunan penghantar netral dan penghantar
proteksi yaitu sebagai berikut:
1. Sistem TN-S, huruf ketiga “S” mengartikan fungsi proteksi yang diberikan oleh
penghantar yang terpisah dari netral atau dari saluran yang dibumikan (atau
dalam sistem a.b. fase yang dibumikan).
Gbr 7.1a Penghantar netral dan penghantar Gbr 7.1b Penghantar fasa yang dibumikan dan
proteksi terpisah di seluruh sistem penghantar proteksi terpisah diseluruh sistem
3. Sistem TN-C, fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar
tunggal di seluruh sistem.
Dalam instalasi terpasang tetap, penghantar tunggal dapat melayani dengan baik
sebagai penghantar proteksi (PE) maupun sebagai penghantar netral (N), disebut
penghantar PEN asalkan persyaratan PUIL 3.13.2.8 terpenuhi (PUIL 2000 pasal
3.13.1.2).
Persyaratan:
Jika terjadi gangguan hubung pendek pada suatu tempat dalam instalasi atara
penghantar fase dengan penghantar proteksi PE atau BKT, maka karakteristik gawai
proteksi dan impedansi sirkit harus sedemikian rupa sehingga akan terjadi pemutusan
suplai secara otomatis dalam waktu yang tidak melebihi waktu pemutusan maksimum
seperti yang ada pada table 7.1 dengan nilai berdasarkan SNI 04-0227-1994
Tegangan standard.
Table 7.1
1 120 0.8
2 230 0.4
3 277 0.4
4 400 0.2
5 >400 0.1
ZS . Ia VO
Dimana:
VO adalah tegangan nominal a.b. efektif ke bumi (nominal a.b. lihat PUIL 2000 hal 45).
Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:
IV. Peralatan
: PTE-044-22 LOAD 3
: Kabel penghubung
: Jumper AC
1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 7.1 yang ada di bawah ini.
Table 7.1
RB = 1 Respon
NO Breaker
1 510 a=0 -
2 b=0 -
3 - c
4 a = 820 c
5 b = 2k2 c
6 a = 820 d
7 b = 2k2 d
8 a = 820 e
9 b = 2k2 e
10 a f
11 510 b = 2k2 f
1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 7.3 yang ada di bawah ini.
Table 7.2
RB = 1 Respon Breaker
NO
RST Hubung pendek di Gangguan di VB (V) IK (mA) Putus Tidak
1 510 a=0 -
2 b=0 -
3 510 - c
4 510 - d
5 - e
6 a = 820 c
7 b = 2k2 c
8 a = 820 d
9 b = 2k2 d
10 a = 820 e
11 b = 2k2 e
11. Setelah selesai dirakit periksa rangkaian ke pada guru ataupun instruktur.
Kodisi
RB = 1
ELCB Breaker
NO
RST Hubung Gangguan di VB (V) IK (mA) putus tidak putus tidak
pendek di
1 510 a=0 -
2 b=0 -
3 510 - c
4 510 - d
5 - e
6 a = 820 c
7 b = 2k2 c
8 a = 820 d
9 b = 2k2 d
10 a = 820 e
11 b = 2k2 e
15. Ulangi percobaan di atas untuk nilai RB dan RST yang berbeda.
1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 7.7 yang ada di bawah ini.
RB = 1 Respon Breaker
NO
RST Hubung Gangguan di VB (V) IK (mA) Putus Tidak
pendek di
1 510 a=0 -
2 b=0 -
3 510 - c
4 510 - d
5 - e
6 - f
7 - g
8 a = 820 c
9 b = 2k2 c
10 a = 820 d
11 b = 2k2 d
12 a = 820 e
13 b = 2k2 e
14 a = 820 f
15 b = 2k2 f
16 a = 820 g
17 b = 2k2 g
7. Ulangi percobaan di atas untuk nilai RB, RA dan RST yang berbeda.
9. Dari gambar 7.7 tambahkan modul protection seperti gambar 7.9 di bawah
ini.
11. Setelah selesai dirakit periksa rangkaian ke pada guru ataupun instruktur.
Kodisi
RB = 1
ELCB Breaker
NO
Hubung Gangguan
RST VB (V) IK (mA) putus tidak putus tidak
pendek di di
1 510 a=0 -
2 b=0 -
3 510 - c
4 510 - d
5 - e
6 - f
7 - g
8 a = 820 c
9 b = 2k2 c
10 a = 820 d
11 b = 2k2 d
12 a = 820 e
13 b = 2k2 e
14 a = 820 f
15 b = 2k2 f
16 a = 820 g
17 b = 2k2 g
15. Ulangi percobaan di atas untuk nilai RB, RA dan RST yang berbeda.
VI. Kesimpulan
I. Tujuan
II. Pendahuluan
Sistem tenaga listrik IT mempunyai semua bagian aktif yang di isolasi dari bumi, atau
satu titik dihubungkan ke bumi melalui impedans dengan BKT instalasi listrik di
bumikan secara independen atau secara kolektif atau ke pembumian.
Dalam sistem IT instalasi harus di isolasi dari bumi atau di hubungkan ke bumi melalui
impedansi yang cukup tinggi. Hubungan ini dapat dibuat pada titik netral sistem
maupun pada titik netral buatan. Titik netral buatan dapat dihubungkan secara
langsung kebumi jika impedans urutan nol yang dihasilkan cukup tinggi. Jika tidak ada
titik netral, maka penghantar fase dapat dihubungkan ke bumi melalui suatu impedans
(PUIL 2000 pasal 3.14.1.1).
Arus gangguan bernilai rendah bila terjadi gangguan tunggal ke BKT atau ke bumi dan
pemutusan tidak penting asalkan kondisi PUIL 2000 pasal 3.14.1.3 terpenuhi BKT
harus dibumikan secara individual, dalam kelompok atau secara kolektif.
Penghantar aktif instalasi tidak boleh dihubungkan langsung ke bumi (PUIL 2000 pasal
3.14.1.2)
Persyaratan:
kondisi seperti di bawah ini harus terpenuhi (PUIL 2000 pasal 3.14.2.1)
RA x Id 50V
dengan:
Id adalah arus gangguan dari gangguan pertama dengan impedans yang dapat di
abaikan (hubung pendek) antara penghantar fase dan BKT. Nilai Id memperhitungkan
arus bocor dan impedans pembumian total dari instalasi listrik.
Sesudah terjadinya gangguan pertama, kondisi untuk pemutusan suplai saat terjadi
gangguan kedua harus seperti berikut di bawah ini, tergantung apakah semua BKT
terinterkoneksi oleh penghantar proteksi (dibumikan secara kolektif) atau dibumikan
dalam kelompok atau secara individual.
Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:
IV. Peralatan
: Kabel penghubung
: Jumper AC
V. Langkah Kerja
Table 8.1
Respon
No Hubung pendek di Gangguan di RST ( ) Insulation Memicu FI? VB (V)
monitoring
1 - - 510
2 a - 510
3 a - 10k
4 a -
5 b - 510
6 b - 10k
7 b -
8 a c 510
9 a c 10k
10 a c
11 b c 510
12 b c 10k
13 b c
14 a d 510
15 a d 10k
16 a d
17 b d 510
18 b d 10k
19 b d
20 a e 510
21 a e 10k
23 b e 510
24 b e 10k
25 b e
26 a c+e 510
27 a c+e 10k
28 a c+e
29 b c+e 510
30 b c+e 10k
31 b c+e
10. Setelah selesai malakukan percobaan matikan sumber listrik dari rangkaian.
13. Setelah selesai malakukan percobaan matikan sumber listrik dari rangkaian dan
buat kesimpulan dari percobaan tersebut.
14. Apa yang terjadi pada Proteksi Module (FI)? berikan penjelasan dengan melihat
pertimbangan-pertimbangan sebelumnya.
VI. Kesimpulan
I. Tujuan
II. Pendahuluan
Proteksi dengan separasi listrik adalah suatu tindakan proteksi dengan memisahkan
sirkuit perlengkapan listrik dari jaringan sumber dengan menggunakan transformer
pemisah atau motor generator. Dengan demikian tercegahlah timbulnya tegangan
sentuh yang terlalu tinggi pada BKT perlengkapan yang di proteksi, bila terjadi ke
gagalan isolasi dalam perlengkapan tersebut (PUIL 2000 pasal 3.11.1.1)
Proteksi dengan separasi listrik ini hanya akan efektif selama sirkuit sekunder tidak
terjadi gangguan bumi seperti yang terlihat pada gambar 9.1 di bawah ini.
Gambar 9.1 Tranformator pemisah dengan hubungan pendek ke bumi pada sirkuit sekunder
dan hubungan pendek ke BKT perlengkapan listrik
Yang di maksud dengan sirkuit sekunder dalam hal ini adalah sirkuit sekunder dari
transformator pemisah atau sirkit generator dari motor generator.
Persyaratan:
PUIL 2000 pasal 3.11.2.1, Proteksi dengan separasi listrik harus terjamin sesuai
dengan persyaratan 3.11.2.1.1 (Sirkuit displai melalui sumber terpisah), yaitu:
b. Sumber arus yang memberikan tingkat keselamatan yang ekivalen dengan yang
ditentukan untuk transformator pemisah diatas, misalnya sebuah motor
generator dengan belitan yang member isolasi ekivalen.
Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:
IV. Peralatan
: Kabel penghubung
: Jumper AC
V. Langkah Kerja
1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 9.1 yang ada di bawah ini.
RB = 1
No RST ( )
Hubung pendek di VB (V) IK (mA) VB > V L
1 510 a = 820
2 510 b = 10k
3 510 c (RF =0 )
4 510 d (RF =0 )
5 510 e (RF =0 )
6 510 f (RF =0 )
7 510 c+d
8 510 a+c+d
9 510 a+c+e
10 510 a+c+f
11 510 b+c
12 510 b+c+d
13 510 b+c+e
14 510 b+c+f
10. Setelah selesai melakukan percobaan matikan sumber listrik dari rangkaian
dan rapikan semua peralatan serta simpan ditempat yang telah di
sediakan.
1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 9.3 yang ada di bawah ini.
RB = 1
No RST ( )
Hubung pendek di VB (V) IK (mA) VB > V L
1 510 a = 820
2 510 b = 10k
3 510 c (RF =0 )
4 510 d (RF =0 )
5 510 e (RF =0 )
6 510 f (RF =0 )
7 510 c+d
8 510 a+c+d
9 510 a+c+e
10 510 a+c+f
11 510 b+c
12 510 b+c+d
13 510 b+c+e
14 510 b+c+f
10. Setelah selesai melakukan percobaan matikan sumber listrik dari rangkaian
dan rapikan semua peralatan serta simpan ditempat yang telah di
sediakan.
VI. Kesimpulan
I. Tujuan
II. Pendahuluan
Tahanan pembumian yang akan diukur dihubungkan dengan tegangan fasa L, melalui
pengaman arus lebih, amperemeter, tahanan geser bernilai antara 20 sampai
1000 . Sebuah Voltmeter yang memiliki tahanan dalam Ri 40 k , dan sebuah
elektrode bantu yang ditanam dengan jarak lebih dari 20 m dari elektrode pembumian
RA seperti terlihat pada gambar 10.1.
Dimana:
RA Tahanan pembumian
VE Tegangan fasa-netral
IE Arus
VL Tegangan sentuh
Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:
IV. Peralatan
: Kabel penghubung
: Jumper AC
1. Siapkan seluruh perlengkapan dan buat pengawatan seperti gambar 10.2 yang
ada di bawah ini.
3. Setelah disetujui, atur terlebih dahulu nilai potensiometer ke posisi maksimun atau
di 1000
6. Berapa nilai arus dan tegangan yang terbaca pada meter analog?
8. Selesai melakukan percobaan, matikan sumber tegangan dari rangkaian dan buat
kesimpulan.
VI. Kesimpulan
I. Tujuan
II. Pendahuluan
Ada 2 pentanahan yang terpasang yang kebetulan ada seorang yang sedang
melangkah di atara kedua pentanahan ini. Tiba-tiba “penangkap petir” yang
tersambung pada pentanahan 1 tersambar oleh petir. Seandainya petir bisa
digambarkan dengan “slow motion”, maka petir itu akan masuk ke tanah lewat
pentanahan 1 dengan tegangan listrik yang cukup besar. Pertanyaannya adalah
72 | Tegangan Langkah
berapakah tegangan antara pentanahan 1 dan pentanahan 2 pada saat petir
menyambar? Berdasarkan hasil pengamatan, tegangan petir itu tetap akan besar di
sekitar pentanahan 1 dan akan mengecil seiring dengan jauhnya dari penahan 1.
Ilustrasi yang kedua dapat di gambarkan pada gangguan di tiang saluran distribusi di
mana salah satu fasanya putus dan terhubung ke tanah lihat gambar 11.2 di bawah ini.
Idealnya ketika terjadi kawat fasa menyentuh tanah, maka pengaman listrik berupa
fuse atau relay di gardu distribusi terdekat putus sehingga tidak terjadi tegangan
gangguan tanah.
Dari titik gangguan ketanah akan terjadi tegangan gangguan yang terbesar dan
semakin mengecil sampai radius 20 meter. Ketika orang mendekati titik gangguan
akan merasakan tegangan langkah VS makin besar, dan ketika menjauhi titik
gangguan tegangan langkah akan mengecil.
Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:
Tegangan Langkah | 73
IV. Peralatan
: Kabel penghubung
: Jumper AC
V. Langkah Kerja
1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 11.3 yang ada di bawah ini
dan buatkan gambar pengawatannya.
74 | Tegangan Langkah
2. Setelah selesai dirakit periksa rangkaian ke pada guru ataupun instruktur.
1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 11.4 yang ada di bawah ini
dan buatkan rangkaian pengatannya.
Gambar 11.4 Pengawatan tegangan langkah pada saluran distribusi menyentuh tanah
Tabel 11.1
Jarak ke RE (m) 0 1 2 3 4 5 6 8 10 15
V (volt)
Tegangan Langkah | 75
Tabel 11.2
Langkah 0-1 1-2 2-3 3-4 4-5 5-6 6-8 8-10 10-15
dari (m)
Tegangan
langkah (V)
9. Buat grafik dari hasil percobaan diatas dengan langkah dari jarak per
tegangan langkah.
VI. Kesimpulan
76 | Tegangan Langkah
Proteksi Dengan Separasi Listrik LE016012
I. Tujuan
II. Pendahuluan
Proteksi dengan separasi listrik adalah suatu tindakan proteksi dengan memisahkan
sirkit perlengkapan listrik dari jaringan sumber dengan menggunakan transformator
pemisah atau motor generator. Dengan demikian tercegahlah timbulnya tegangan
sentuh yang terlalu tinggi pada BKT perlengkapan yang di proteksi, bila terjadi
kegagalan isolasi dalam perlengkapan tersebut (PUIL 2000 pasal 3.11.1.1). Proteksi
dengan separasi ini hanya akan efektif selama dalam circuit sekunder tidak terjadi
gangguan bumi seperti yang terlihat pada gambar 12.1, yang dimaksud dengan sirkit
sekunder dalam hal ini adalah sirkit sekunder dari transformator pemisah atau sirkit
generator dari motor generator.
Dalam percobaan ini akan di perlihatkan proteksi dengan separasi listrik yang tidak
menggunakan pembumian dan yang menggunakan pembumian.
Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:
IV. Peralatan
: Kabel penghubung
: Jumper AC
V. Langkah Kerja
1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 12.2 yang ada di bawah ini.
Tabel 12.1
7. Ulangi percobaan di atas untuk nilai RST = 0 (Kondisi tanpa isolasi ke kaki)
dan RST = 10 k (kondisi isolasi ke kaki sangat baik).
1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 12.4 yang ada di bawah ini.
Gambar 12.5 Pengawatan Proteksi dengan separasi listrik dilengkapi dengan pembumian
Tabel 12.2
7. Ulangi percobaan di atas untuk nilai RST = 820 (Kondisi isolasi ke kaki
terhubung rusak) dan RST = 10 k (kondisi isolasi ke kaki sangat baik).
VI. Kesimpulan
a c
g
X
d
82 | Lampiran