Anda di halaman 1dari 86

Kata Pengantar

Listrik merupakan hal yang tak mungkin terpisahkan oleh kehidupan manusia, di sisi yang
lain listrik juga dapat mengancam kehidupan manusia dan menghancurkan peralatan-
peralatan yang digunakan oleh manusia dalam hidup kesehariannya.

Beberapa tindakan yang di gunakan oleh manusia untuk menghindari kerusakan peralatan
dalam rumah atau perlindungan pribadi dengan tujuan untuk melindungi manusia,
peralatan-peralatan dan bangunan.

Trainer ini di desain untuk mensimulasikan berbagai macam perlindungan dan gangguan
yang akan dibuat dengan mengacu pada VDE 0100 dan PUIL 2000 sehingga gangguan-
gangguan terhadapat manusia ataupun peralatan-peralatan dapat diatasi dengan cara-cara
yang sudah ditentukan.

Pudak Scientific

i
ii
Daftar Isi

Kata Pengantar ......................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................ iii

I. Pendahuluan ................................................................................................... 1

II. Percobaan-percobaan

II.1 LE016001 Pendahuluan ....................................................................... 3

II.2 LE016002 Tegangan Kontak Langsung .................................................. 9

II.3 LE016003 Tegangan Kontak Tidak Langsung ....................................... 16

II.4 LE016004 Perlindungan dengan Tegangan Rendah .............................. 21

II.5 LE016005 Pemutus Arus dengan RCD ................................................. 29

II.6 LE016006 Pelindungan dalam Sistem TT ............................................. 38

II.7 LE016007 Pelindungan dalam Sistem TN ............................................. 44

II.8 LE016008 Pelindungan dalam Sistem IT dan Pemutus Arus Sisa (RCD) .. 58

II.9 LE016009 Pelindungan dengan Separasi Listrik .................................... 63

II.10 LE016010 Pengukuran Tahanan Pembumian ........................................ 69

II.11 LE016011 Tegangan Langkah............................................................. 72

II.12 LE016012 Proteksi dengan Separasi Listrik .......................................... 77

iii
iv
I PENDAHULUAN

Pada buku petunjuk praktek ini disajikan langkah-langkah penggunaan perangkat latih
Electricity Protection Training System secara sistematis dan jelas dalam melaksanakan
praktek yang meliputi:

LE016001 Pendahuluan.

LE016002 Tegangan kontak langsung

LE016003 Tegangan kontak tidak langsung

LE016004 Perlindungan dengan tegangan rendah

LE016005 Pemutus arus dengan RCD

LE016006 Perlindungan dalam sistem TT

LE016007 Perlindungan dalam sistem TN

LE016008 Perlindungan dalam sistem IT dan pemutus arus sisa (RCD)

LE016009 Perlindungan dengan separasi listrik

LE016010 Pengukuran tahanan pembumian

LE016011 Tegangan langkah

Setiap nomor percobaan terdiri atas beberapa komponen yang telah disusun sedemikian rupa
sehingga mempermudah pemakai untuk melakukan persiapan, proses, dan mengambil suatu
pengertian.

Komponen-komponen yang dimaksud terdiri dari :

NOMOR PERCOBAAN

Menunjukkan urutan percobaan yang ada pada buku ini.

JUDUL PERCOBAAN

Memberikan gambaran arah dan penekanan percobaan yang akan dilakukan.

A. TUJUAN PERCOBAAN

Memberikan petunjuk tentang sasaran yang akan dicapai atau perubahan tingkah laku
yang diharapkan setelah melaksanakan kegiatan percobaan

B. PENDAHULUAN

Memberikan suatu gambaran pengetahuan awal sebagai bekal untuk melakukan suatu
percobaan agar tidak terjadi kesalahan dalam menerjemahkan hasil percobaan.

Pendahuluan |1
BUKU BACAAN

Adalah daftar buku yang perlu dibaca agar penguasaan materi pada suatu percobaan cepat
tercapai.

PERALATAN

Terdiri atas dua jenis yaitu

Utama : yang berarti peralatan tersebut adalah kelengkapan yang menyertai


pesawat latih.

Pendukung : yang berarti peralatan tersebut sebagai penunjang dalam praktek


namun tidak menyertai pesawat latih (tambahan yang harus disiapkan
sendiri).

Kedua jenis peralatan tersebut merupakan kelengkapan yang harus disiapkan untuk
melaksanakan suatu kegiatan percobaan.

LANGKAH KERJA

Merupakan petunjuk yang harus diikuti dalam proses melaksanakan suatu kegiatan praktek
karena erat kaitannya dengan hasil yang akan dicapai.

EVALUASI /KESIMPULAN

2| Pendahuluan
Pendahuluan LE016001

I. Tujuan

Setelah melaksanakan percobaan ini, saudara diharapkan dapat:


1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besar impedansi tubuh.
2. Mengetahui nilai besaran resistansi tubuh manusia untuk titik-titik yang sudah
ditentukan.

II. Pendahuluan

Rangkaian ekivalen impedansi tubuh manusia dapat digambarkan seperti gambar 1.1
di bawah ini, yang terdiri dari hambatan internal tubuh Zi pada frekuensi 50/60Hz
impedansi kulit Zs1 dan Zs2 pada titik masuk keluarnya arus.

Gambar 1.1 Rangkaian impedansi total tubuh manusia ZT


Impedansi kulit kulit di modelkan dengan RC paralel, dimana untuk pori-pori di wakili
oleh R (resistif) dan permukaan kulit yang homogen di wakili oleh kapasitansi. Ukuran
kapasitansi ini akan meningkat dengan meningkatnya bidang kontak.
Gambar 1.2 memperlihatkan impedansi relatif dari berbagai bagian tubuh sebagai
persentasi dari tangan ke kaki sesuai dengan IEC 479-1.

Pendahuluan |3
Gambar 1.2 Pesentasi impedansi internal tubuh manusia sesuai dengan IEC 479-1
Impedansi tubuh manusia tergantung pada tegangan yang di berikan, frekuensi,
durasi aliran arus, luas permukaan kontak, tekanan kontak, kelembapan pada titik
kontak, suhu dan jenis kulit.
Untuk tegangan sentuh 50 V a.c., impedansi kulit akan sangat bervariasi, bahkan
untuk seorang individu, tergantung pada area kontak, suhu, berkeringat dan lain
sebagainya.
Untuk tegangan kontak yang lebih dari 50 V a.c., impedansi kulit menurun drastis dan
menjadi kulit rusak. Impedansi kulit juga menurun ketika frekuensi meningkat.
Pada tabel 1.1 di bawah ini terlihat hasil pengujian impedansi total ZT dari tangan ke
tangan menggunakan tegangan AC 50/60Hz dengan permukaan kontak yang besar
yang telah disepakati IEC 479-1 dengan perbandingan sampling populasi 5%, 50%
dan 95%.

4| Pendahuluan
Tegangan Impedansi total ZT dalam 
No kontak
V a.c. 5% dari populasi 50% dari populasi 95% dari populasi

1 25 1750 3250 6100

2 50 1375 2500 4600

3 75 1125 2000 3600

4 100 990 1725 3125

5 125 900 1550 2675

6 150 850 1400 2350

7 175 825 1325 2175

8 200 800 1275 2050

9 225 775 1225 1900

10 400 700 950 1275

11 500 625 850 1150

12 700 575 775 1050

13 1000 575 775 1050

Dari tabel 1.1 diatas terlihat bahwa nilai total impedansi tubuh bervariasi dengan
banyaknya jumlah populasi antara 5%, 50% dan 95% dalam tegangan kontak yang
sama.
Hal ini disebabkan karena setiap populasi memiliki impedansi tubuh yang berbeda satu
dengan yang lainnya.
Perubahan tegangan juga ikut mempengaruhi nilai total impedansi di dalam tubuh,
perhatikan saat kontak tegangan 25 V a.c. dan bandingkan dengan tegangan kontak
1000 V a.c.
Perubahan total impedansi tubuh ini disebabkan rusaknya atau keringnya kulit akibat
besar tegangan yang di berikan pada titik kontak.

Pendahuluan |5
Dengan bervariasinya rentang impedansi yang di hasilkan untuk menghasilkan ZT
ditambah faktor alas kaki dan lantai yang oleh badan IEC (International
Electrotechnical Commission) di asumsikan 1000dan untuk memungkinkan
pengukuran dua jalur dari kaki ke kaki di berikan faktor 0.5. sehingga Impedansi total
tubuh efektif adalah 1000 + 0.5ZT5%.

III. Buku Bacaan

Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:
1. Persyaratan umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
2. Teknik Pemanfaatan Tenaga Lisrik untuk sekolah kejuruan JILID 1, Prih sumardjati
dkk.

IV. Peralatan

Utama : 1 Unit Body Resistansi Module I

: 1 Unit Body Resistansi Module II

Pendukung : 1 Unit Multimeter

V. Langkah Kerja

 Pastikan sumber tegangan stabil antara fasa ke fasa 380V ± 10 % dan


220 ± 10 % fasa ke Neutral sesuai dengan IEC 60038.
 Mengetahui tentang keselamatan kerja di laboratorium listrik.
 Perhatikan hal-hal yang perlu di proteksi saat sebelum melakukan
percobaan dan sesuai dengan IEC 60364.
 Baca terlebih dahulu langkah-langkah percobaan sebelum melakukan
percobaan.

1. Siapkan seluruh perlengkapan yang diperlukan sesuai dengan Gambar 1.3.


2. Kemudian Gambar 1.3 di rakit sesui dengan gambar.

6| Pendahuluan
Gambar 1.3 Pengukuran tahanan model manusia
3. Kemudian lakukan pengukuran untuk setiap hasil yang ada pada table 1.2 di
bawah ini.

Tabel 1.2

NO Titik-titik pengukuran Nilai tahanan ()

1 Tangan kanan - hati

2 Kanan kanan – tangan kiri

3 Tangan kanan – kaki kiri

4 Tangan kanan – ke kaki kanan

4. Ulangi percobaan diatas untuk Resistance module 2.


5. Dan masukkan nilainya pada tabel 1.3 seperti di bawah ini.

Pendahuluan |7
Tabel 1.3

No Titik-titik pengukuran Nilai tahanan ()

dst

6. Setelah melakukan pengukuran untuk titik-titik resistansi di dalam tubuh


manusia rapikan peralatan dan simpan modul-modul ketempat semula.
7. Buat kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.

VI. Kesimpulan

8| Pendahuluan
Tegangan Kontak Langsung LE016002

I. Tujuan

Setelah melaksanakan percobaan ini, saudara diharapkan dapat:


1. Mengetahui bahaya kontak langsung terhadap keselamatan manusia.
2. Mengetahui besar arus yang dapat membahayakan tubuh manusia.
3. Mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi besar arus yang mengalir pada
tubuh manusia pada saat kontak langsung.

II. Pendahuluan

Penyelidikan dan penelitian telah dilakukan oleh beberapa orang ahli untuk
mendapatkan tahanan tubuh manusia, hasil yang diperoleh adalah sebagai mana yang
terlihat pada tabel 2.1 di bawah ini.

Table 2.1

Peneliti Tahanan  Keterangan

500 Dengan tegangan 60 cps

2330 Dengan tegangan 21 V


Tangan ke tangan Ik = 9mA
Dalziel
1130 Tangan ke kaki

1680 Tangan ke tangan dengan arus searah

800 Tangan ke kaki dengan frekuensi 50 Cpc

Laurent 3000

Apabila manusia memegang suatu bagian yang bertegangan maka sesuai dengan
hukum Ohm akan mengalir arus dimana besarnya adalah pembagian tegangan dengan
tahanan tubuh orang tersebut.
Batasan arus dan pengaruhnya pada tubuh manusia menurut DR. Hans Prinz dapat di
lihat pada grafik 2.1 di bawah ini.
Dari gafik diatas dapat di jelaskan lebih lanjut seperti pada tabel 2.2 di bawah ini.

Tegangan Kontak Langsung |9


Table 2.2

Besar arus Pengaruh Pada tubuh manusia

0 – 0,9 mA Belum dirasakan pengaruhnya, tidak menimbulkan reaksi apa-apa

0,9 – 1,2 mA Baru terasa adanya arus listrik, tetapi tidak menimbulkan akibat kejang

1,2 – 1,6 mA Kontraksi atau kehilangan kontrol

1,6 – 6,0 mA Mulai terasa seakan-akan ada yang merayap di dalam tangan

6,0 – 8,0 mA Tangan sampai ke siku merasa kesemutan

13 – 15 mA Tangan mulai kaku, rasa kesemutan makin bertambah

15 – 20 mA Rasa sakit tidak tertahankan, penghantar masih dapat melepaskan


dengan gaya yang besar sekali

20 – 50 mA Otot tidak sanggup lagi melepaskan penghantar

50 – 100 mA Dapat mengakibatkan kerusakan pada tubuh manusia


Batas arus yang dapat menyebabkan kematian

Sebagaimana dalam pendahuluan sebagai pengganti tubuh manusia yang akan


digunakan pada percobaan yang akan dilakukan adalah tahanan dengan nilai yang
diambil dari pengukuran tahanan tubuh secara langsung.

10 | Tegangan Kontak Langsung


Grafik 2.1 Batasan-batasan arus dan pengaruhnya pada manusia

Arus bocor pada suatu sistem akan menyebabkan tegangan sentuh listrik, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan IEC 60449 tegangan sentuh yang
aman pada manusia sebesar 50 VAC dan 120 VDC. Tegangan sentuh langsung terjadi
bila manusia memegang langsung kawat atau kabel fasa bertegangan atau dapat
terlihat seperti gambar 2.2 di bawah ini.

Gambar 2.1 Tegangan sentuh langsung

Tegangan Kontak Langsung | 11


Besarnya arus yang mengalir pada tegangan sentuh langsung di pengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya:
1. Kondisi tangan kering saat menyentuh langsung yang bertegangan.
2. Telapak tangan dalam kondisi berkeringat.
3. Isolasi telapak kaki ke tanah buruk.
4. Isolasi telapak kaki terlisolasi.
Pada PUIL 2000 dan VDE 0100 untuk bahaya tegangan sentuh langsung dapat diatasi/
ditanggulangi dengan cara:
1. Proteksi dengan isolasi bagian aktif (Pasal 3.4.1 PUIL 2000), isolasi dimaksudkan
untuk mencegah setiap sentuh dengan bagian aktif.
2. Proteksi dengan penghalang atau selungkup (Pasal 3.4.2 PUIL 2000),
penghalang atau selungkup dimaksudkan untuk mencegah setiap sentuh dengan
bagian aktif dan juga memperhatikan penjelasan mengenai kode IP atau Pasal
3.4.6 PUIL 2000. menunjukkan tingkat proteksi yang diberikan oleh selungkup
dari sentuh langsung kebagian yang berbahaya, dari masuknya benda asing
padat, dari masuknya air dan untuk memberikan informasi tambahan dalam
hubungannya dengan proteksi tersebut.
3. Proteksi dengan rintangan (Pasal 3.4.3 PUIL 2000), Rintangan dimasukkan untuk
mencegah sentuh tidak sengaja dengan bagian aktif, tetapi tidak mencegah
sentuh disengaja dengan menghindari rintangan secara sengaja.
4. Proteksi dengan penempatan di luar jangkauan (Pasal 3.4.4 PUIL 2000), Proteksi
dengan penempatan di luar jangkauan hanya dimaksudkan untuk mencegah
sentuh yang tak sengaja dengan bagian aktif.
5. Proteksi tambahan dengan gawai proteksi arus sisa atau GPAS (Pasal 3.4.5 PUIL
2000), Penggunaan gawai proteksi arus sisa hanya dimaksudkan untuk
menambahtindakan proteksi lain terhadap kejut listrik dalam pelayanan normal.
Sebelum melakukan percobaan ini ada beberapa istilah yang harus di ketahui seperti:
1. RL, nilai resistansi di kabel penghubung.
2. RM, nilai resistansi tubuh manuasia.
3. RK, nilai resistansi permukaan tubuh/ penutup tubuh.
4. RST, nilai resistansi isolasi orang ke bumi/ melalui sepatu atau penutup lantai.
5. RA, nilai resistansi bumi dari sistem instalasi.
6. RB, nilai resistansi dari trafo ke bumi.
7. VF, tegangan ke bumi dalam kasus kesalahan isolasi antara konduktor dan
peralatan yang terhubung.
8. VB, tegangan sentuh pada manusia.
9. IF, arus atas kesalahan.
10. IK, Arus yang mengalir melalui resistansi tubuh saat menjembatani tegangan
sentuh.

12 | Tegangan Kontak Langsung


Dalam percobaan ini ada beberapa kondisi yang akan disimulasikan yaitu:
1. Kondisi saat tangan kering ( RK = 2.4 k)
2. Kondisi saat tangan basah ( RK = 820)
3. Kondisi saat isolasi antara kaki dengan pembumian buruk (RD = 510 )
4. Kondisi saat isolasi antara kaki dengan pembumian baik (RD = 10 k)

III. Buku Bacaan

Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:
1. Persyaratan umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
2. Teknik Pemanfaatan Tenaga Lisrik untuk sekolah kejuruan JILID 1, Prih
sumardjati dkk.

IV. Peralatan

Utama : PTE-044-01 Workbench Desk 1 Unit

: PTE-044-04 Body Electric Shock Module 1 Unit

: PTE-044-07 Direct Electric Shock Module 1 Unit

: PTE-044-20 Amperemeter Module 1 Unit

: PTE-044-21 Voltmeter Module 1 Unit

: Kabel penghubung

: Jumper AC

V. Langkah Kerja

 Pastikan sumber tegangan stabil antara fasa ke fasa 380V ± 10 % dan


220 ± 10 % fasa ke Neutral sesuai dengan IEC 60038.
 Mengetahui tentang keselamatan kerja di laboratorium listrik
 Perhatikan hal-hal yang perlu di proteksi saat sebelum melakukan
percobaan dan sesuai dengan IEC 60364.
 Baca terlebih dahulu langkah-langkah percobaan sebelum melakukan
percobaan.

Tegangan Kontak Langsung | 13


1. Siapkan seluruh perlengkapan yang diperlukan sesuai dengan gambar 2.2 di
bawah ini.

Gambar 2.2 Rangkaian pengawatan tegangan sentuh langsung

2. Kemudian buat pengawatan seperti yang ada pada gambar 2.2 diatas dan
amperemeter yang digunakan adalah milliamperemeter.
3. Setelah selesai merakit tunjukkan pada instruktur atau guru untuk diperiksa
4. Setelah di setujui, hubungkan rangkaian dengan sumber listrik.
5. Ukur besaran listrik untuk berbagai kondisi sesuai dengan tabel 2.3 di bawah ini.

Table 2.3

RK = 820; RB = 1  RK = 820 ; RB = 1 
Besaran yang
No
diukur RST = 0  RST = 510 RST = 10 RST = 0  RST = 510 RST = 10
 K  

1 VF (Volt)

2 VB (Volt)

3 IF (mA)

6. Tahanan RB adalah tahanan pembumian yang besarnya 1-2.2 .


7. Ulangi percobaan diatas untuk nilai RB 2.2 , dan hasilnya masukkan ke
table 2.4.

14 | Tegangan Kontak Langsung


Table 2.4

RK = 820  RB = 2.2  RK = 820 ; RB = 2.2 


Besaran yang
No
diukur RST = 0  RST = 510 RST = 10 RST = 0  RST = 510 RST = 10
 k  k

1 VF (Volt)

2 VB (Volt)

3 IF (mA)

8. Setelah selesai melakukan percobaan dan pengukuran berdasarkan perubahan


nilai RK, RST dan RB seperti pada tabel di atas, tekan tombol “OFF” sehingga
sumber listrik ke peralatan terputus.
9. Rapikan peralatan dan simpan ditempat sebelumya.
10. Buatlah laporan dan kesimpulan setelah melakukan percobaan ini.
VI. Pertanyaan
1. Dari hasil melakukan percobaan apakah ada nilai yang memungkinkan
berbahaya bagi keselamatan hidup manusia? Berikan penjelasan!
2. Apa yang di maksud dengan kontak langsung?
3. Apa yang dimaksud dengan istilah isolasi dasar (BIL), dan apa tujuannya?

Tegangan Kontak Langsung | 15


Tegangan Kontak Tidak Langsung LE016003

I. Tujuan

Setelah melaksanakan percobaan ini, saudara diharapkan dapat:


1. Mengetahui bahaya kontak tidak langsung terhadap keselamatan manusia.
2. Mengetahui nilai besar arus yang mengalir kedalam tubuh manuasia yang aman
sesuai dengan tabel.

II. Pendahuluan

Tegangan sentuh tidak langsung, terjadi apabila manusia memegang bagian logam
yang bertegangan akibat ke gagalan isolasi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 di
bawah ini.

Gambar 3.1 Tegangan sentuhan tidak langsung


Bahaya listrik tegangan sentuhan tidak langsung dapat menyebabkan “Electrocution”
atau mengalirnya arus listrik ketubuh manusia. Arus listrik tersebut mengganggu
fungsi tubuh yaitu pernafasan dan detak jantung.
Faktor yang menyebabkan keseriusan bahaya kelistrikan terhadap manusia adalah
sebagai berikut:
1. Arus (ampere).
2. Lama waktu tegangan sentuh (s).
Penanggulangan kegagalan isolasi harus dapat cepat di atasi dengan cara:
1. Perlengkapan listrik harus dirancang dan dibuat dengan baik.
2. Bagian aktif harus diisolasi dengan bahan yang tepat.
3. Instalasi listrik harus dipasang dengan baik.
Sesuai dengan PUIL 2000 pada pasal 5.3.1.4 tindakan proteksi harus dilakukan sebaik-
baiknya agar tegangan sentuh yang terlalu tinggi karena kegagalan isolasi tidak dapat
terjadi atau tidak dapat bertahan dan pasal 3.5.1.5 tegangan sentuh yang terlalu
tinggi adalah tegangan sentuh yang melampaui batas rentang tegangan

16 | Tegangan Kontak Tidak Langsung


(pasal 3.3.1.1 pada PUIL 2000, proteksi dengan tegangan ekstra rendah: SELV dan
PELV) yaitu lebih besar 50 V a.b efektif.
Khusus untuk tempat-tempat yang lembab/ basah, ruang kerja dalam industri
pertanian, tegangan sentuh yang terlalu tinggi adalah tegangan sentuh yang lebih
besar 25V V a.b efektif.
Pada pasal 3.5.2.1 Cara proteksi untuk sentuh tak langsung meliputi:
a. Proteksi dengan pemutusan suplai secara otomatis (sesuai pasal 3.7 pada PUIL 2000)
b. Proteksi dengan penggunaan perlengkapan kelas II atau dengan isolasi ekivalen
(sesui pasal 3.8 pada PUIL 2000)
c. Proteksi dengan lokasi tidak konduktif ( sesuai pasal 3.9 pada PUIL 2000)
d. Proteksi dengan ikatan penyama potensial lokal bebas bumi (sesui pasal 3.10
pada PUIL 2000)
e. Proteksi dengan separasi listrik (sesui pasal 3.11 pada PUIL 2000)
Dalam percobaan ini ada beberapa kondisi yang akan disimulasikan yaitu:
1. Nilai RF = 0 (tangan tersentuh langsung tanpa isolasi)
2. Nilai RF = ~ (nilai isolasi sangat bagus)
3. Nilai RF = 10 K (nilai isolasi buruk)
4. Nilai RF = 820 (kegagalan isolasi)
5. Isolasi antara kaki dengan pembumian buruk (RST = 510 )
6. Isolasi antara kaki dengan pembumian baik (RST = 10 k )

III. Buku Bacaan

Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:
1. Persyaratan umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
2. Teknik Pemanfaatan Tenaga Lisrik untuk sekolah kejuruan JILID 1, Prih
sumardjati dkk.

IV. Peralatan

Utama : PTE-044-01 Workbench Desk 1 Unit

: PTE-044-04 Body Electric Shock Module 1 Unit

: PTE-044-08 Indirect Electric Shock Module 1 Unit

: PTE-044-20 Amperemeter Module 1 Unit

: PTE-044-21 Voltmeter Module 1 Unit

: Kabel penghubung

: Jumper AC

Tegangan Kontak Tidak Langsung | 17


V. Langkah Kerja

 Pastikan sumber tegangan stabil antara fasa ke fasa 380V ± 10 % dan


220 ± 10 % fasa ke Neutral sesuai dengan IEC 60038.
 Mengetahui tentang keselamatan kerja di laboratorium listrik
 Perhatikan hal-hal yang perlu di proteksi saat sebelum melakukan
percobaan dan sesuai dengan IEC 60364.
 Baca terlebih dahulu langkah-langkah percobaan sebelum melakukan
percobaan.

1. Siapakan seluruh peralatan yang diperlukan sesuai dengan gambar 3.2 di bawah
ini.

Gambar 3.2 Rangkaian pengawatan tegangan sentuh tak langsung

2. Kemudian buat pengawatan seperti yang ada pada gambar 3.2 diatas.
3. Setelah selesai dirakit, tunjukkan kepada guru atau instruktur untuk diperiksa.
4. Setelah disetujui, hubungkan rangkaian dengan sumber listrik.
5. Ukur besaran listrik untuk berbagai kondisi sesuai dengan tabel 3.1 di bawah ini.

18 | Tegangan Kontak Tidak Langsung


Table 3.1

RST = 510

Besaran RB = 1 ; RA = 47 RB = 2.2 ; RA = 47
No
yang diukur
RF = RF = k RF = k RF = RF = RF = RF = RF =
0k 820 0k k k 820

1 VF (Volt)

2 VB (Volt)

3 IF (mA)

6. Kondisi RF = 0 , posisi di tahanan RF di hubung singkat sedang


ketika RF = ~ , posisi RF tidak terpasang atau isolasi tidak dianggap bocor.
7. Tahanan RB adalah tahanan trafo ke bumi yang besarnya 1-2.2 .
8. Ulangi percobaan di atas untuk nilai RST = 10 k
9. Ukur besaran listrik untuk berbagai kondisi sesuai dengan tabel 3.2 di bawah ini.

Table 3.1

RST = 10 k

Besaran RB = 1 ; RA = 1 k RB = 2.2 ; RA = 1 k
No
yang diukur
RF = RF = k RF = k RF = RF = RF = RF = RF =
0k 820 0k k k 820

1 VF (Volt)

2 VB (Volt)

3 IF (mA)

10. Setelah selesai melakukan percobaan dan pengukuran berdasarkan perubahan


nilai RB, RST dan RF seperti pada tabel di atas, tekan tombol “OFF” sehingga
sumber listrik ke peralatan terputus.
11. Rapikan peralatan dan simpan ditempat sebelumnya.
12. Buatlah laporan dan kesimpulan setelah melakukan percobaan ini.

Tegangan Kontak Tidak Langsung | 19


VI. Pertanyaan
1. Sebelum RF = 0 , RF = 820 dan RF = 10k , ukur juga untuk RF = ~ dari hasil
pengukuran dan pengamatan apakah berbahaya bagi keselamatan hidup
manusia?
2. Apakah yang dimaksud dengan kontak tak langsung?
3. Dari table 3.1 dan table 3.2 apakah ada nilai yang berpengaruh terhadap
keselamatan hidup manusia?
4. Jelaskan kemungkinan kesalahan sentuhan tidak langsung.
5. Jelaskan perbedaan antara sentuhan tubuh langsung dengan tidak langsung!
6. Berapa tegangan kontak maksimum yang diperbolehkan sesuai dengan PUIL 2000.

20 | Tegangan Kontak Tidak Langsung


Perlindungan Dengan Tegangan
LE016004
Rendah

I. Tujuan

Setelah melaksanakan percobaan ini, saudara diharapkan dapat:


1. Mengetahui sistem perlindungan dengan tegangan rendah.
2. Mengetahui sistilah SELV (Safety Extra Low Voltage) dan PELV (Protective Extra
Low Voltage).
3. Mengetahui nilai besar arus yang mengalir kedalam tubuh manuasia IK dan
tegangan VB yang ada pada tubuh manusia.

II. Pendahuluan

Tegangan ekstra rendah kudarang dari AC 25V dan DC 60V aman jika tersentuh
langsung manusia (Gambar 4.1) untuk menurunkan tegangan dipakai transformator
penurun tegangan 220V/ 24V, dilengkapi dengan selungkup pengaman isolasi ganda.
Atau menggunakan transformer 220/ 60V yang di searahkan dengan diode bridge
sehingga diperoleh tegangan 60V. Rangkaian SELV (Safety Extra Low Voltage) tidak
boleh di kebumikan, sedangkan untuk PELV (Protective Extra Low Voltage) bisa
dilakukan pembumian.

Gambar 4.1 Proteksi Tegangan Rendah

Perlindungan dengan Tegangan Rendah | 21


Tindakan pengamanan bisa dilakukan dengan menggunakan transformator pemisah
atau motor generator. Tegangan primer dan sekunder transformator pemisah
besarnya sama, yaitu 220V.Selungkup pengaman dihubungkan ke penghantar PE
(Protective Earth = Pengaman ketanah).
Berdasarkan PUIL 2000 untuk SELV dan PELV ada persyaratan yang harus di penuhi
yaitu:
1. Persyaratan untuk sirkit tegangan ekstra rendah yang tidak di kebumikan
(SELV), PUIL 2000 pasal 3.3.1.4
a. Bagian aktif sirkit SELV harus tidak terhubung ke bumi atau ke bagian aktif atau
ke penghantar proteksi yang merupakan sirkit lain. (PUIL 2000 pasal 3.3.1.4.1)
b. Bagian konduktif terbuka (BKT) tidak boleh secara sengaja di sambungkan
ke bumi, penghantar proteksi atau BKT sirkit lain, atau kebagian konduktif
ekstra (BKE), kecuali bahwa jika perlengkapan listrik sudah menjadi
sifatnya dipersyratkan untuk dihubungkan ke BKE, maka harus di jamin
bahwa bagian tersebut tidak dapat mencapai tegangan yang melampaui
tegangan nominal yang ditentukan dalam Pasal 3.3.1.1 PUIL 2000
c. Jika tegangan nominal melampaui 25V a,b efektif atau 60V bebas riak, proteksi
dari sentuh langsung harus dilengkapi dengan (PUIL 2000 pasal 3.3.1.4.3):
Penghalang atau selungkup yang memberikan tingkat proteksi
sekurang-kurangnya IPXXB, atau
Isolasi yang mampu menahan tegangan uji 500V a.b efektif selama 1
menit

Jika tegangan nominal tidak melampaui 25V a.b efektif atau 60V a.s bebas riak,
proteksi dari sentuh langsung umumnya tidak diperlukan.

2. Persyaratan untuk sirkit yang dibumikan (PELV), PUIL 2000 pasal 3.3.1.5

Jika sirkit dibumikan dan bila SELV sesuai 3.3.1.4 tidak dipersyaratkan, maka
persyaratan 3.3.1.5.1 dan 3.3.1.5.2 harus dipenuhi.

a. Proteksi dari sentuh langsung harus di jamin dengan (PUIL 2000 pasal 3.3.1.5):

Penghalang atau selungkup yang memberikan tingkat proteksi


sekurang-kurannya IPXXB, atau

Isolasi yang mampu menahan tegangan uji 500V a.b efektif selama 1
menit.

22 | Perlindungan dengan Tegangan Rendah


b. Proteksi dari sentuh langsung sesuai dengan 3.3.1.5.1 tidak diperlukan di dalam
atau di luar bangunan, jika di sediakan ikatan penyama potensial utama sesuai
dengan 3.7.2 dan susunan pembumian dan BKT dari system PELV dihubungkan
oleh penghantar proteksi ke terminal pembumian utama, dan tegangan
nominal tidak melampaui (PUIL 2000 pasal 3.3.1.5.2):

25V a.b efektif atau 60V a.s bebas riak, bila perlengkapan secara
normal hanya digunakan dalam lokasi kering dan tidak di harapkan
adanya sentuhan secara luas antara bagian aktif dengan tubuh
manusia.

6V a.b efektif 15V a.s bebas riak dalam semua kasus lain.

III. Buku Bacaan

Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:
1. Persyaratan umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
2. Teknik Pemanfaatan Tenaga Lisrik untuk sekolah kejuruan JILID 1, Prih
sumardjati dkk.

IV. Peralatan

Utama : PTE-044-01 Workbench Desk 1 Unit

: PTE-044-04 Body Electric Shock Module 1 Unit

: PTE-044-15 Low Voltage Isolating Transformer Module 1 Unit

: PTE-044-16 Low Voltage Isolating Transformer With Ground 1 Unit


Module

: PTE-044-23 LOAD 4 1 Unit

: PTE-044-24 LOAD 5 1 Unit

: PTE-044-20 Amperemeter Module 1 Unit

: Kabel penghubung

: Jumper AC

Perlindungan dengan Tegangan Rendah | 23


V. Langkah Kerja

 Pastikan sumber tegangan stabil antara fasa ke fasa 380V ± 10 % dan


220 ± 10 % fasa ke Neutral sesuai dengan IEC 60038.
 Mengetahui tentang keselamatan kerja di laboratorium listrik
 Perhatikan hal-hal yang perlu di proteksi saat sebelum melakukan
percobaan dan sesuai dengan IEC 60364.
 Baca terlebih dahulu langkah-langkah percobaan sebelum melakukan
percobaan.

A. Perlindungan pada sistem SELV (Safety Extra Low Voltage)


1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 4.2 yang ada di bawah ini.

Gambar 4. 2 Rangkaian perlindungan sistem SELV

24 | Perlindungan dengan Tegangan Rendah


2. Kemudian buat pengawatan seperti gambar 4.3 di bawah ini.

Gambar 4. 3 Rangkaian Pengawatan perlindungan sistem SELV

3. Setelah selesai dirakit periksa rangkaian ke pada guru ataupun instruktur.


4. Setelah disetujui, berikan sumber listrik pada rangkaian.
5. Lakukan pengukuran sesuai dengan table 4.1 di bawah ini

Table 4.1

RB = 1
No RST ( )
Hubung pendek di VB (V) IK (mA) VB > VL

1 510 a = 820

2 510 b = 10k

3 510 c (RF =0 )

4 510 d (RF =0 )

5 510 e (RF =0 )

6 510 c+d

7 510 a+c+d

8 510 a+c+e

9 510 b+c

10 510 b+c+d

11 510 b+c+e

Perlindungan dengan Tegangan Rendah | 25


6. Setelah selesai melakukan percobaan matikan sumber listrik dari
rangkaian.

7. Ulangi percobaan di atas untuk nilai RB dan RST yang berbeda.

8. Dan masukkan nilainya kedalam tabel 4.2

9. Buat kesimpulan untuk nilai IK (mA), apakah dapat menimbulkan


kematian?

10. Setelah selesai melakukan percobaan rapikan kembali peralatan.

B. Perlindungan pada sistem PELV (Protective Extra Low Voltage)

1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 4.4 yang ada di bawah ini.

Gambar 4. 4 Rangkaian perlindungan sistem PELV

26 | Perlindungan dengan Tegangan Rendah


2. Kemudian buat pengawatan seperti gambar 4.5 di bawah ini.

Gambar 4. 5 Rangkaian Pengawatan perlindungan sistem PELV

3. Setelah selesai dirakit periksa rangkaian ke pada guru ataupun instruktur.


4. Setelah disetujui, berikan sumber listrik pada rangkaian.
5. Lakukan pengukuran sesuai dengan table 4.3 di bawah ini

Table 4.3

RB = 1
No RST ( )
Hubung pendek di VB (V) IK (mA) VB > V L

1 510 a = 820

2 510 b = 10k

3 510 c (RF =0 )

4 510 d (RF =0 )

5 510 e (RF =0 )

6 510 c+d

7 510 a+c+d

8 510 a+c+e

9 510 b+c

10 510 b+c+d

11 510 b+c+e

Perlindungan dengan Tegangan Rendah | 27


6. Setelah selesai malakukan percobaan matikan sumber listrik dari
rangkaian.
7. Ulangi percobaan di atas untuk nilai RB dan RST yang berbeda.
8. Dan masukkan nilainya kedalam tabel 4.4
9. Setelah selesai melakukan percobaan rapikan kembali peralatan.
10.

VI. Pertanyaan

1. Apa perbedaan antara SELV dengan PELV?


2. Apa yang menjadi persyaratan SELV dan PELV berdasarkan PUIL 2000?
3. Buatkan kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.

28 | Perlindungan dengan Tegangan Rendah


Pemutus Arus Dengan RCD LE016005

I. Tujuan

Setelah melaksanakan percobaan ini, Saudara diharapkan dapat:

1. Mengetahui type RCD yang digunakan.

2. Mengetahui cara mengukur arus bocor dan membandingkan dengan besar arus bocor
yang tertera pada ELCB.

3. Mengetahui prinsip kerja ELCB.

II. Pendahuluan

ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) atau alat pengaman arus bocor tanah atau juga
disebut sakelar pengaman arus sisa (SPAS) bekerja dengan sistem difrensial, sakelar
ini memiliki sebuah transformator arus dengan inti berbentuk gelang, inti ini melingkari
semua hantaran suplai ke mesin atau peralatan yang diamankan, termasuk hantaran
netral, ini berlaku untuk semua sambungan satu fasa, sambungan tiga fasa tanpa
netral maupun sambungan tiga fasa dengan netral.

Dalam keadaan normal, jumlah arus yang dilingkari oleh inti trafo adalah sama dengan
nol, kalo terjadi arus bocor ketanah , misalkan 100mA, maka keadaan seimbang ini
akan terganggu, karena itu dalam inti trafo akan timbul medan magnet yang
membangkitkan suatu tegangan dalam kumparan sekunder, arus diffrensial terkecil
yang masih menyebabkan sakelar ini bekerja disebut arus jatuh nominal (IF) dari
sakelar. Sakelar ini direncanakan untuk suatu arus jatuh nominal tertentu.

Gambar 5.1

Pemutus Arus Dengan RCD | 29


Pada saat terjadi gangguan arus yang mengalir dipenghantar fasa tidak sama lagi
dengan arus yang mengalir pada netral (IL = IN + IF) atau sistem dikatakan dalam
keadaan tidak seimbang, arus difrensial ini dibandingkan dalam sebuah sistem trafo
toroidal. Ketidak seimbangan antara arus fasa dengan arus netral menandakan adanya
arus bocor ketanah akibat kegagalan isolasi, ketidak seimbangan arus ini akan
menyebabkan fluks magnet pada toroidal sehingga pada belitan sekunder toroidal
akan dibangkitkan suatu tegangan yang berfungsi untuk menggerakkan relai

pemutus mekanisme kontak, kemudian kontak utama ELCB akan memutuskan


hubungan dengan peralatan.

Untuk instalasi rumah, kita dapat memilih ELCB dengan kepekaan yang lebih tinggi
yakni ELCB dengan rating arus sisa 10 mA atau 30 mA. Perlindungan yang ideal untuk
instalasi listrik apapun seharusnya memiliki perangkat pengaman terhadap beban
lebih, hubung singkat dan arus bocor.

Untuk mengamankan sistem dan peralatan yang kita gunakan sebaiknya sistem kita
memiliki pentanahan yang baik dalam arti nilai impedansi pentanahan harus sekecil
mungkin agar pengaliran arus gangguan ketanah berlangsung dengan sempurna.

Bagaimanapun juga kenaikan nilai impedansi beberapa ohm saja bisa memepengaruhi
pengaliran arus gangguan ketanah menjadi tak sempurna, sehingga pada kondisi ini
terjadi penambahan waktu pemutusan rangkaian dalam beberapa menit untuk ELCB
tersebut bekerja, atau ada kemungkinan sama sekali ELCB tersebut tidak bisa bekerja.

Banyak contoh yang terkait dengan pentanahan peralatan yang mengalami ganggan,
sehingga satu-satunya cara perlindungan yang dapat diberikan adalah melalui
pemakaian ELCB dengan kepekaan tinggi. Perlu dicatat tidak menutup kemungkinan
terjadinya gangguan yang dapat membahayakan manusia atau mahluk hidup akibat
dari pentanahan yang tidak baik, yang mana nilai impedansi pentanahan yang bisa
berubah. Jika tegangan pada badan peralatan yang ditanahkan tidak boleh melebihi
50 Volt AC.

Berdasarkan PUIL 2000 pada Pasal 3.15.1.2 pemilihan ELCB untuk proteksi tambahan
dari sentuhan langsung dipilih dengan arus operasi pengenal 30 mA.

III. Buku Bacaan

Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:

1. Persyaratan umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).

2. Teknik Pemamfaatan Tenaga Lisrik untuk sekolah kejuruan JILID 1


Prih sumardjati dkk.

30 | Pemutus Arus Dengan RCD


IV. Peralatan

Utama : PTE-044-01 Workbench Desk 1 Unit

: PTE-044-04 Body Electric Shock Module 1 Unit

: PTE-044-08 Indirect Electric Shock Module 1 Unit

: PTE-044-09 Protection Module 1 Unit

: PTE-044-18 AC/ DC Circuits 1 Unit

: PTE-044-20 Amperemeter Module 1 Unit

: Kabel penghubung

: Jumper AC

Tambahan : DC Amperemeter Digital 1 Unit

V. Langkah Kerja

 Pastikan sumber tegangan stabil antara fasa ke fasa 380V ± 10 % dan


220 ± 10 % fasa ke Neutral sesuai dengan IEC 60038.

 Mengetahui tentang keselamatan kerja di laboratorium listrik

 Perhatikan hal-hal yang perlu di proteksi saat sebelum melakukan


percobaan dan sesuai dengan IEC 60364.

 Baca terlebih dahulu langkah-langkah percobaan sebelum melakukan


percobaan.

Pemutus Arus Dengan RCD | 31


A. Perangkat proteksi Arus bocor AC

1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 5.2 yang ada di bawah ini.

Gambar 5.2 Rangkaian Pengawatan Arus Bocor AC

2. Setelah itu kemudian buat pengawatan seperti gambar 5.2 diatas.

3. Setelah selesai dirakit, tunjukkan kepada guru atau instruktur untuk


diperiksa.

4. Putar potensiometer sehingga mencapai nilai maksimum.

5. Kemudian berikan sumber tegangan dengan menekan switch ke posisi ON.

6. Kemudian naikkan tuas ELCB ke posisi ON, lampu akan menyala.

7. Kemudian putar potensiometer secara berlahan sampai lampu padam.

8. Lakukan pengukuran untuk setiap perubahan arus bocor dan masukkan


kedalam table 5.1 di bawah ini.

32 | Pemutus Arus Dengan RCD


Table 5.1

Kondisi Lampu
NO Posisi Potensiometer I (mA) AC
Menyala Padam

1 Max

2 1

3 2

4 3

5 4

6 5

7 6

8 7

9 Min

9. Ulangi percobaan diatas dengan nilai RB dan RA yang berbeda-beda.

10. Setelah selesai, matikan sumber listrik dan bongkar kembali peralatan.

11. Susun dan rapikan tempat peraktikum seperti semula

Pemutus Arus Dengan RCD | 33


B. Perangkat proteksi Arus bocor DC

1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 5.3yang ada di bawah ini.

Gambar 5.3 Rangkaian Pengawatan Arus Bocor DC

2. Setelah itu kemudian buat pengawatan seperti gambar 5.3 diatas.

3. Setelah selesai dirakit, tunjukkan kepada guru atau instruktur untuk


diperiksa.

4. Putar potensiometer sehingga mencapai nilai maksimum.

5. Kemudian berikan sumber tegangan dengan menekan switch ke posisi ON.

6. Kemudian naikkan tuas ELCB ke posisi ON, lampu akan menyala.

7. Kemudian putar potensiometer secara berlahan sampai lampu padam.

8. Lakukan pengukuran untuk setiap perubahan arus bocor dan masukkan


kedalam table 5.2 di bawah ini.

34 | Pemutus Arus Dengan RCD


Table 5.2

Kondisi Lampu
NO Posisi Potensiometer I (mA) DC
Menyala Padam

1 Max

2 1

3 2

4 3

5 4

6 5

7 6

8 7

9 Min

9. Ulangi percobaan diatas dengan nilai RB dan RA yang berbeda-beda.

10. Setelah selesai, matikan sumber listrik dan bongkar kembali peralatan.

11. Susun dan rapikan tempat peraktikum seperti semula

Pemutus Arus Dengan RCD | 35


C. Perlindungan Arus bocor Pada manusia

1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 5.4 yang ada di bawah ini.

Gambar 5.5 Rangkaian Pengawatan Perlindungan arus bocor terhadap manusia

2. Setelah itu kemudian buat pengawatan seperti gambar 5.4diatas.

3. Setelah selesai dirakit, tunjukkan kepada guru atau instruktur untuk


diperiksa.

4. Putar potensiometer sehingga mencapai nilai maksimum.

5. Kemudian berikan sumber tegangan dengan menekan switch ke posisi ON.

6. Kemudian naikkan tuas ELCB ke posisi ON.

7. Lakukan pengukuran untuk setiap perubahan arus bocor dan masukkan


kedalam table 5.3 di bawah ini.

Table 5.3

RST = 0 RST = 510 RST = 10 k Kondisi Lampu


No RF ( )
IF (mA) VB (V) IF (mA) VB (V) IF (mA) VB (V) Menyala Padam

1 10k

2 820

3 820 +
potensiometer

36 | Pemutus Arus Dengan RCD


8. Ulangi percobaan diatas dengan nilai RB yang berbeda.

9. Setelah selesai, matikan sumber listrik dan bongkar kembali peralatan.

10. Susun dan rapikan tempat peraktikum seperti semula

VI. Pertanyaan

1. Dari percobaan yang telah dilakukan, berapa besar arus bocor yang di peroleh
sehingga ELCB menjadi trip baik arus AC maupun DC?

2. Apa yang terjadi dengan pemasangan RST pada percobaan 5.5?

3. Dengan memperlihatkan tabel di atas apakah nilai IF yang di dapat mematikan


manusia? Berikan penjelasannya.

Pemutus Arus Dengan RCD | 37


Pelindungan dalam Sistem TT LE016006

I. Tujuan

Setelah melaksanakan percobaan ini, Saudara diharapkan dapat:

1. Mengetahui sistem perlindungan TT

2. Dapat mengetahui berapa besar nilai arus yang mengalir di tubuh manusia pada
system TT.

3. Dapat mensimulasikan gangguan-gangguan untuk di titik yang berbeda-beda pada


system TT.

II. Pendahuluan

TT berasal dari istilah, “T” huruf pertama adalah hubungan langsung satu titik ke bumi
sedang huruf ke dua “T” adalah hubungan listrik langsung bagian konduktor terbuka
(BKT) ke bumi, yang tidak tergantung pembumian setiap titik tenaga.

Sistem tenaga listrik TT yang mempunyai satu titik dibumikan langsung, bagian
konduktor terbuka (BKT) instalasi dihubungkan ke elektroda bumi yang secara listrik
terpisah dari elektroda bumi ke sistem tenaga listrik.

Semua bagian konduktor terbuka (BKT) perlengkapan/ instalasi yang secara kolektif
diberi proteksi oleh suatu gawai proteksi yang sama, beserta penghantar proteksinya,
harus bersama-sama dihubungkan ke suatu elektroda pembumian bersama. Jika
beberapa gawai proteksi digunakan secara seri, persyaratan tersebut berlaku secara
terpisah bagi semua BKT yang diberi proteksi oleh setiap gawai proteksi
(Pasal 3.12.2 PUIL 2000).

Pembumi BKT perlengkapan/ instalasi listrik secara listrik terpisah dari pembumi
sistem listrik dengan menggunakan ellektrode bumi tersendiri atau jaringan pipi air
minum dari logam yang memenuhi syarat (Pasal 3.12.1.3 PUIL 2000).

Persyaratan:

Untuk sistem TT yang harus dipenuhi adalah:

RA x Ia 50 V

Dimana:

RA adalah jumlah resistansi elektrode bumi dan penghantar proteksi untuk BKT
perlengkapan/ instalasi.

Ia adalah arus listrik yang menyebabkan operasi otomatis dari gawai proteksi yang
tergantung dari jenis dan karakteristik gawai yang digunakan.

38 | Pelindungan dalam Sistem TT


Jika digunakan Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS), Ia adalah arus operasi sisa pengenal
I n.

Untuk proteksi yang selektif, dapat digunakan GPAS jenis S (lihat IEC 1008-1 dan IEC
1009-1) secara seri dengan GPAS jenis umum. Untuk memperoleh selektifitas dengan
GPAS jenis S, waktu operasi yang tidak melampaui 1 detik di izinkan dalam sirkit
distribusi.

Jika digunakan gawai proteksi arus lebih (GPAL), maka harus digunakan:

a) Gawai dengan karakteristik waktu terbalik (invers) yaitu pengaman lebur (PL
atau Sekering) atau pemutus circuit (misal MCB) dan Ia haruslah arus yang
menyebabkan bekerjanya gawai proteksi dalam waktu 5 detik, atau

b) Gawai dengan karakteristik trip (bidas) sesaat dan Ia haruslah arus minimum
yang menyebabkan trip sesaat.

III. Buku Bacaan

Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:

1. Persyaratan umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).

2. Teknik Pemamfaatan Tenaga Lisrik untuk sekolah kejuruan JILID 1,


Prih sumardjati dkk.

IV. Peralatan

Utama : PTE-044-01 Workbench Desk 1 Unit

: PTE-044-04 Body Electric Shock Module 1 Unit

: PTE-044-09 Protection Module 1 Unit

: PTE-044-11 LOAD 1 1 Unit

: PTE-044-20 Amperemeter Module 1 Unit

: Kabel penghubung

: Jumper AC

Pelindungan dalam Sistem TT | 39


V. Langkah Kerja

 Pastikan sumber tegangan stabil antara fasa ke fasa 380V ± 10 % dan


220 ± 10 % fasa ke Neutral sesuai dengan IEC 60038.

 Mengetahui tentang keselamatan kerja di laboratorium listrik

 Perhatikan hal-hal yang perlu di proteksi saat sebelum melakukan


percobaan dan sesuai dengan IEC 60364.

 Baca terlebih dahulu langkah-langkah percobaan sebelum melakukan


percobaan.

1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 6.1 yang ada di bawah ini.

Gambar 6.1 Rangkaian sistem TT

40 | Pelindungan dalam Sistem TT


2. Kemudian buat pengawatan seperti gambar 6.1 diatas dengan tanpa
menggunakan Protection Module.

Gambar 6.2 Rangkaian pengawatan sistem TT tanpa Protection Module

3. Setelah selesai dirakit periksa rangkaian ke pada guru ataupun instruktur.

4. Setelah disetujui, berikan sumber listrik pada rangkaian.

5. Lakukan pengukuran sesuai dengan table 6.1 di bawah ini.

table 6.1

RB = 1 dan RA = 47 Respon Breaker


NO RST
Hubung pendek di Gangguan di VB (V) IK (mA) IRA (mA) Putus Tidak
( )

1 510 RF = a; 0 -

2 510 RF = b; 0 -

3 510 - c

4 510 RF = a; 820 c

5 510 RF = b; 2k2 c

6 510 RF = a; 820 d

7 510 RF = b; 2k2 d

8 510 RF = a; 820 e

9 510 RF = b; 2k2 e

10 510 RF = a; 820 c+d

11 510 RF = b; 2k2 c+d

Pelindungan dalam Sistem TT | 41


6. Setelah selesai melakukan percobaan, matikan sumber tegangan.

7. Kemudian ulangi percobaan untuk nilai RB, RA dan RST yang berbeda.

8. Setelah selesai malakukan percobaan matikan sumber listrik dari rangkaian.

9. Tambahkan protection module pada rangkaian seperti gambar 6.3 di bawah ini.

Gambar 6.3 Rangkaian pengawatan sistem TT dengan Protection Module

10. kemudian rangkaian di periksa kembali oleh guru ataupun instruktur.

11. Setelah disetujui, berikan sumber listrik pada rangkaian.

12. Lakukan pengukuran sesuai dengan table 6.2 di bawah ini.

42 | Pelindungan dalam Sistem TT


table 6.2

RB = 1 dan RA = 47 kondisi

ELCB Breaker
NO
RST ( )
Hubung Gangguan VB (V) IK (mA) putus tidak putus tidak
pendek di di

1 510 RF = a; 0 -

2 510 RF = b; 0 -

3 510 - c

4 510 RF = a; 820 c

5 510 RF = b; 2k2 c

6 510 RF = a; 820 d

7 510 RF = b; 2k2 d

8 510 RF = a; 820 e

9 510 RF = b; 2k2 e

10 510 RF = a; 820 c+d

11 510 RF = b; 2k2 c+d

13. Setelah selesai melakukan percobaan, matikan sumber tegangan.

14. Kemudian ulangi percobaan untuk nilai RB, RA dan RST yang berbeda.

15. Berikan kesimpulan setelah melakukan percobaan diatas.

VI. Kesimpulan

Pelindungan dalam Sistem TT | 43


Pelindungan dalam Sistem TN LE016007

I. Tujuan

Setelah melaksanakan percobaan ini, Saudara diharapkan dapat:

1. Mengetahui sistem perlindungan TN-C, TN-S dan TN-C-S

2. Dapat mengetahui berapa besar nilai arus yang mengalir di tubuh untuk masing-
masing sistem pembumian

3. Dapat membuat perbandingan antara ketiga sistem perlindungan pada sistem TN.

4. Merangkai rangkaian dalam sistim perlindungan TN

II. Pendahuluan

TN berasal dari dua istilah, “T” huruf pertama mengartikan hubungan langsung satu
titik ke bumi sedang huruf ke kedua “N” mengartikan hubungan listrik langsung
bagian konduk terbuka (BKT) ke titik yang dibumikan dari sistem tenaga listrik (dalam
sistem a.b. titik yang dibumikan biasanya titik netral, atau penghantar fase jika titik
netral tidak ada). Untuk istilah “sistem a.b.” dapat dilihat pada buku PUIL 2000 hal.
45.

Prasyarat penting untuk fungsi perlindungan dalam sistem TN adalah kehandalan dan
resistansinya rendah. Persyaratan kedua adalah koneksi yang aman dari konduktor
ground ke konduktor PE atau PEN dan koneksi mekanis ataupun elektriknya stabil ke
titik pembumian kontak koneksi ke konsumen. Penyedia energi bertanggung jawab
untuk keduanya.

Ada tiga jenis sistem TN sesuai dengan susunan penghantar netral dan penghantar
proteksi yaitu sebagai berikut:

1. Sistem TN-S, huruf ketiga “S” mengartikan fungsi proteksi yang diberikan oleh
penghantar yang terpisah dari netral atau dari saluran yang dibumikan (atau
dalam sistem a.b. fase yang dibumikan).

Gbr 7.1a Penghantar netral dan penghantar Gbr 7.1b Penghantar fasa yang dibumikan dan
proteksi terpisah di seluruh sistem penghantar proteksi terpisah diseluruh sistem

44 | Pelindungan dalam Sistem TN


2. Sistem TN-C-S, huruf ketiga “C” mengartikan fungsi netral dan fungsi proteksi
bergabung dalam penghantar tunggal (penghantar PEN).

Gbr 7.2 Sistem TN-C-S

3. Sistem TN-C, fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar
tunggal di seluruh sistem.

Gbr 7.3 Sistem TN-C

Sistem TN dilakukan dengan cara menghubungkan semua BKT perlengkapan/ instalasi


melalui penghantar proteksi ke titik sistem tenaga listrik yang di bumikan sedemikian
rupa sehingga bila terjadi kegagalan isolasi tercegahlah bertahannya tegangan sentuh
yang terlalu tinggi karena terjadinya pemutusan suplai secara otomatis dengan
bekerja gawai proteksi (PUIL 2000 pasal 3.13.1.1).

Pelindungan dalam Sistem TN | 45


Umumnya titik sistem tenaga listrik yang dibumikan adalah titik netral. Jika titik netral
tidak ada atau tidak terjangkau, penghantar fase harus di bumikan. Namun hal ini
tidak dianjurkan di Indonesia. Dalam semua keadaan, penghantar fase tidak boleh
melayani sebagai penghantar PEN (PUIL 2000 pasal 3.13.1.2)

Dalam bangunan besar seperti bangunan bertingkat tinggi, pembumian penghantar


proteksi tambahan tidak memungkinkan karena alasan peraktis. Ikatan penyama
potensial antara penghantar proteksi dan BKE dalam keadaan ini mempunyai fungsi
yang serupa. Untuk alasan yang sama, direkomendasikan bahwa penghantar proteksi
di bumikan saat memasuki bangunan atau gedung.

Dalam instalasi terpasang tetap, penghantar tunggal dapat melayani dengan baik
sebagai penghantar proteksi (PE) maupun sebagai penghantar netral (N), disebut
penghantar PEN asalkan persyaratan PUIL 3.13.2.8 terpenuhi (PUIL 2000 pasal
3.13.1.2).

Pembumian penghantar PEN selain di sumbernya (generator atau transformer)


sedapat mungkin juga di setiap konsumen. Beberapa konsumen kecil yang berdekatan
satu dengan yang lainnya dapat dianggap sebagai kelompok dan penghantar PEN nya
cukup dibumikan ke satu titik (PUIL 2000 pasal 3.13.1.3).

Persyaratan:

Jika terjadi gangguan hubung pendek pada suatu tempat dalam instalasi atara
penghantar fase dengan penghantar proteksi PE atau BKT, maka karakteristik gawai
proteksi dan impedansi sirkit harus sedemikian rupa sehingga akan terjadi pemutusan
suplai secara otomatis dalam waktu yang tidak melebihi waktu pemutusan maksimum
seperti yang ada pada table 7.1 dengan nilai berdasarkan SNI 04-0227-1994
Tegangan standard.

Table 7.1

No VO (Volt) Waktu pemutusan (s)

1 120 0.8

2 230 0.4

3 277 0.4

4 400 0.2

5 >400 0.1

46 | Pelindungan dalam Sistem TN


Dengan demikian berlaku persamaan:

ZS . Ia VO

Dimana:

ZS adalah impedansi lingkar gangguan yang terjadi atas impedansi sumber,


penghantar fase dari sumber sampai ke titik gangguan dan penghantar proteksi PE
antara titik gangguan dan sumber.

Ia adalah arus yang menyebabkan operasi pemutusan otomatis gawai proteksi.

VO adalah tegangan nominal a.b. efektif ke bumi (nominal a.b. lihat PUIL 2000 hal 45).

III. Buku Bacaan

Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:

1. Persyaratan umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).

2. Teknik Pemamfaatan Tenaga Lisrik untuk sekolah kejuruan JILID 1 ,


Prih sumardjati dkk.

IV. Peralatan

Utama : PTE-044-01 Workbench Desk 1 Unit

: PTE-044-04 Body Electric Shock Module 1 Unit

: PTE-044-08 Indirect Electric Schock 1 Unit

: PTE-044-09 Protection Module 1 Unit

: PTE-044-11 LOAD 1 1 Unit

: PTE-044-20 Amperemeter Module 1 Unit

: PTE-044-22 LOAD 3

: Kabel penghubung

: Jumper AC

Pelindungan dalam Sistem TN | 47


V. Langkah Kerja

 Pastikan sumber tegangan stabil antara fasa ke fasa 380V ± 10 % dan


220 ± 10 % fasa ke Neutral sesuai dengan IEC 60038.
 Mengetahui tentang keselamatan kerja di laboratorium listrik
 Perhatikan hal-hal yang perlu di proteksi saat sebelum melakukan
percobaan dan sesuai dengan IEC 60364.
 Baca terlebih dahulu langkah-langkah percobaan sebelum melakukan
percobaan.

A. Percobaan sistem TN-C

1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 7.1 yang ada di bawah ini.

Gambar 7.1 Rangkaian sistem TN-C

48 | Pelindungan dalam Sistem TN


2. Kemudian buat pengawatan seperti gambar 7.2 dibawah ini.

Gambar 7.2 Rangkaian pengawatan sistem TN-C

3. Setelah selesai dirakit periksa rangkaian ke pada guru ataupun instruktur.

4. Setelah disetujui, berikan sumber listrik pada rangkaian.

5. Lakukan pengukuran sesuai dengan table 7.1 di bawah ini untuk RB = 1

Table 7.1

RB = 1 Respon
NO Breaker

RST Hubung pendek di Gangguan di VB (V) IK (mA) Putus Tidak

1 510 a=0 -

2 b=0 -

3 - c

4 a = 820 c

5 b = 2k2 c

6 a = 820 d

7 b = 2k2 d

8 a = 820 e

9 b = 2k2 e

10 a f

11 510 b = 2k2 f

Pelindungan dalam Sistem TN | 49


6. Setelah selesai malakukan percobaan matikan sumber listrik dari
rangkaian.

7. Ulangi percobaan di atas untuk nilai RB dan RST yang berbeda.

8. Dan masukkan nilainya kedalam tabel.

B. Percobaan sistem TN-S

1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 7.3 yang ada di bawah ini.

Gambar 7.3 Rangkaian Sistem TN-S

2. Kemudian buat pengawatan seperti gambar 7.4 dibawah ini.

Gambar 7.4 Rangkaian pengawatan sistem TN-S

50 | Pelindungan dalam Sistem TN


3. Setelah selesai dirakit periksa rangkaian ke pada guru ataupun instruktur.

4. Setelah disetujui, berikan sumber listrik pada rangkaian.

5. Lakukan pengukuran sesuai dengan table 7.2 di bawah ini.

Table 7.2

RB = 1 Respon Breaker
NO
RST Hubung pendek di Gangguan di VB (V) IK (mA) Putus Tidak

1 510 a=0 -

2 b=0 -

3 510 - c

4 510 - d

5 - e

6 a = 820 c

7 b = 2k2 c

8 a = 820 d

9 b = 2k2 d

10 a = 820 e

11 b = 2k2 e

6. Setelah selesai malakukan percobaan matikan sumber listrik dari


rangkaian.

7. Ulangi percobaan di atas untuk nilai RB dan RST yang berbeda.

8. Dan masukkan nilainya kedalam tabel.

Pelindungan dalam Sistem TN | 51


9. Dari gambar 7.3 tambahkan modul protection seperti gambar 7.5 di bawah ini.

Gambar 7.5 Rangkaian Sistem TN-S dilengkapi dengan modul protection

10. Kemudian buat pengawatan seperti gambar 7.6 dibawah ini.

Gambar 7.6 Pengawatan Sistem TN-S dilengkapi dengan modul protection

11. Setelah selesai dirakit periksa rangkaian ke pada guru ataupun instruktur.

12. Setelah disetujui, berikan sumber listrik pada rangkaian.

13. Lakukan pengukuran sesuai dengan table 7.3 di bawah ini.

52 | Pelindungan dalam Sistem TN


Table 7.3

Kodisi
RB = 1
ELCB Breaker
NO
RST Hubung Gangguan di VB (V) IK (mA) putus tidak putus tidak
pendek di

1 510 a=0 -

2 b=0 -

3 510 - c

4 510 - d

5 - e

6 a = 820 c

7 b = 2k2 c

8 a = 820 d

9 b = 2k2 d

10 a = 820 e

11 b = 2k2 e

14. Setelah selesai melakukan percobaan matikan sumber listrik dari


rangkaian.

15. Ulangi percobaan di atas untuk nilai RB dan RST yang berbeda.

16. Dan masukkan nilainya kedalam tabel.

Pelindungan dalam Sistem TN | 53


C. Percobaan sistem TN-C-S

1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 7.7 yang ada di bawah ini.

Gambar 7.7 Rangkaian Sistem TN-C-S

2. Kemudian buat pengawatan seperti gambar 7.8 di bawah ini.

Gambar 7.8 Rangkaian pengawatan sistem TN-C-S

3. Setelah selesai dirakit periksa rangkaian ke pada guru ataupun instruktur.

4. Setelah disetujui, berikan sumber listrik pada rangkaian.

5. Lakukan pengukuran sesuai dengan table 7.4 di bawah ini.

54 | Pelindungan dalam Sistem TN


Table 7.4

RB = 1 Respon Breaker
NO
RST Hubung Gangguan di VB (V) IK (mA) Putus Tidak
pendek di

1 510 a=0 -

2 b=0 -

3 510 - c

4 510 - d

5 - e

6 - f

7 - g

8 a = 820 c

9 b = 2k2 c

10 a = 820 d

11 b = 2k2 d

12 a = 820 e

13 b = 2k2 e

14 a = 820 f

15 b = 2k2 f

16 a = 820 g

17 b = 2k2 g

6. Setelah selesai malakukan percobaan matikan sumber listrik dari


rangkaian.

7. Ulangi percobaan di atas untuk nilai RB, RA dan RST yang berbeda.

8. Dan masukkan nilainya kedalam tabel.

9. Dari gambar 7.7 tambahkan modul protection seperti gambar 7.9 di bawah
ini.

Pelindungan dalam Sistem TN | 55


Gambar 7.9 Rangkaian Sistem TN-C-S dengan modul protection

10. Kemudian buat pengawatan seperti gambar 7.10 di bawah ini.

Gambar 7.10 Rangkaian pengawatan sistem TN-C-S dengan modul protection

11. Setelah selesai dirakit periksa rangkaian ke pada guru ataupun instruktur.

12. Setelah disetujui, berikan sumber listrik pada rangkaian.

13. Lakukan pengukuran sesuai dengan table 7.5 di bawah ini.

56 | Pelindungan dalam Sistem TN


Table 7.5

Kodisi
RB = 1
ELCB Breaker
NO
Hubung Gangguan
RST VB (V) IK (mA) putus tidak putus tidak
pendek di di

1 510 a=0 -

2 b=0 -

3 510 - c

4 510 - d

5 - e

6 - f

7 - g

8 a = 820 c

9 b = 2k2 c

10 a = 820 d

11 b = 2k2 d

12 a = 820 e

13 b = 2k2 e

14 a = 820 f

15 b = 2k2 f

16 a = 820 g

17 b = 2k2 g

14. Setelah selesai malakukan percobaan matikan sumber listrik dari


rangkaian.

15. Ulangi percobaan di atas untuk nilai RB, RA dan RST yang berbeda.

16. Dan masukkan nilainya kedalam tabel.

17. Buat kesimpulan dari percobaan tersebut.

VI. Kesimpulan

Pelindungan dalam Sistem TN | 57


Pelindungan Dalam Sistem IT dan
LE016008
Pemutus Arus Sisa (RCD)

I. Tujuan

Setelah melaksanakan percobaan ini, Saudara diharapkan dapat:

1. Mengetahui sistem perlindungan IT

2. Merangkai rangkaian dalam sistim perlindungan IT

3. Mengetahui respond Insulating monitor modul jika terjadi gangguan.

II. Pendahuluan

Sistem tenaga listrik IT mempunyai semua bagian aktif yang di isolasi dari bumi, atau
satu titik dihubungkan ke bumi melalui impedans dengan BKT instalasi listrik di
bumikan secara independen atau secara kolektif atau ke pembumian.

Dalam sistem IT instalasi harus di isolasi dari bumi atau di hubungkan ke bumi melalui
impedansi yang cukup tinggi. Hubungan ini dapat dibuat pada titik netral sistem
maupun pada titik netral buatan. Titik netral buatan dapat dihubungkan secara
langsung kebumi jika impedans urutan nol yang dihasilkan cukup tinggi. Jika tidak ada
titik netral, maka penghantar fase dapat dihubungkan ke bumi melalui suatu impedans
(PUIL 2000 pasal 3.14.1.1).

Arus gangguan bernilai rendah bila terjadi gangguan tunggal ke BKT atau ke bumi dan
pemutusan tidak penting asalkan kondisi PUIL 2000 pasal 3.14.1.3 terpenuhi BKT
harus dibumikan secara individual, dalam kelompok atau secara kolektif.

Penghantar aktif instalasi tidak boleh dihubungkan langsung ke bumi (PUIL 2000 pasal
3.14.1.2)

Persyaratan:

kondisi seperti di bawah ini harus terpenuhi (PUIL 2000 pasal 3.14.2.1)

RA x Id 50V

dengan:

RA adalah resistansi elektrode ke bumi untuk BKT.

Id adalah arus gangguan dari gangguan pertama dengan impedans yang dapat di
abaikan (hubung pendek) antara penghantar fase dan BKT. Nilai Id memperhitungkan
arus bocor dan impedans pembumian total dari instalasi listrik.

58 | Pelindungan dalam Sistem IT dan Pemutus Arus Sisa (RCD)


Dalam hal dimana sistem IT dipergunakan untuk alasan kontinuitas suplai, maka
sebuah gawai monitor isolasi harus di sediakan untuk menunjukkan terjadinya
gangguan pertama dari bagian aktif ke BKT atau ke bumi. Gawai ini harus dapat
mengeluarkan sinyal yang dapat terdengar dan atau terlihat. Jika kedua sinyal
tersebut sama-sama ada, diizinkan untuk tidak memakai sinyal yang dapat terdengar
tetapi visual harus terus-menerus bekerja selama terjadinya gangguan (PUIL 2000
pasal 3.14.2.2).

Sesudah terjadinya gangguan pertama, kondisi untuk pemutusan suplai saat terjadi
gangguan kedua harus seperti berikut di bawah ini, tergantung apakah semua BKT
terinterkoneksi oleh penghantar proteksi (dibumikan secara kolektif) atau dibumikan
dalam kelompok atau secara individual.

III. Buku Bacaan

Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:

1. Persyaratan umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).

2. Teknik Pemamfaatan Tenaga Lisrik untuk sekolah kejuruan JILID 1,


Prih sumardjati dkk.

IV. Peralatan

Utama : PTE-044-01 Workbench Desk 1 Unit

: PTE-044-04 Body Electric Shock Module 1 Unit

: PTE-044-09 Protection Module 1 Unit

: PTE-044-10 Insulation monitoring Module 1 Unit

: PTE-044-12 LOAD 2 1 Unit

: PTE-044-20 Amperemeter Module 1 Unit

: Kabel penghubung

: Jumper AC

V. Langkah Kerja

 Pastikan sumber tegangan stabil antara fasa ke fasa 380V ± 10 % dan


220 ± 10 % fasa ke Neutral sesuai dengan IEC 60038.
 Mengetahui tentang keselamatan kerja di laboratorium listrik
 Perhatikan hal-hal yang perlu di proteksi saat sebelum melakukan
percobaan dan sesuai dengan IEC 60364.
 Baca terlebih dahulu langkah-langkah percobaan sebelum melakukan
percobaan.

Pelindungan dalam Sistem IT dan Pemutus Arus Sisa (RCD) | 59


1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 8.1 yang ada di bawah ini.

Gambar 8.1 Rangkaian sistem IT dengan modul proteksi

2. Kemudian buat pengawatan seperti gambar 8.2 di bawah ini.

Gambar 8.2 Rangkaian pengawatan sistem IT dengan modul proteksi

3. Setelah selesai dirakit periksa rangkaian ke pada guru ataupun instruktur.

4. Setelah disetujui, berikan sumber listrik pada rangkaian.

5. Setting nilai R1 dari insulation monitoring dengan nilai 10k

6. Kemudian nilai R2 dari insulation monitoring dengan nilai1k

7. Rtotal sama dengan R1 + R2.

60 | Pelindungan dalam Sistem IT dan Pemutus Arus Sisa (RCD)


8. Jika ada gangguan akibat kebocoran terhadap ground ataupun terhadap fasa
maka monitoring akan memberikan display pada RF dengan lampu indikator
menyala.

9. Lakukan pengukuran untuk RA = 1k sesuai dengan table 8.1 di bawah ini.

Table 8.1

Respon
No Hubung pendek di Gangguan di RST ( ) Insulation Memicu FI? VB (V)
monitoring

1 - - 510

2 a - 510

3 a - 10k

4 a -

5 b - 510

6 b - 10k

7 b -

8 a c 510

9 a c 10k

10 a c

11 b c 510

12 b c 10k

13 b c

14 a d 510

15 a d 10k

16 a d

17 b d 510

18 b d 10k

19 b d

20 a e 510

21 a e 10k

Pelindungan dalam Sistem IT dan Pemutus Arus Sisa (RCD) | 61


22 a e

23 b e 510

24 b e 10k

25 b e

26 a c+e 510

27 a c+e 10k

28 a c+e

29 b c+e 510

30 b c+e 10k

31 b c+e

10. Setelah selesai malakukan percobaan matikan sumber listrik dari rangkaian.

11. Ulangi percobaan di atas untuk nilai RA 47 .

12. Dan masukkan nilainya kedalam tabel.

13. Setelah selesai malakukan percobaan matikan sumber listrik dari rangkaian dan
buat kesimpulan dari percobaan tersebut.

14. Apa yang terjadi pada Proteksi Module (FI)? berikan penjelasan dengan melihat
pertimbangan-pertimbangan sebelumnya.

VI. Kesimpulan

62 | Pelindungan dalam Sistem IT dan Pemutus Arus Sisa (RCD)


Pelindungan dengan Separasi Listrik LE016009

I. Tujuan

Setelah melaksanakan percobaan ini, Saudara diharapkan dapat:

1. Mengetahui sistem perlindungan dengan separasi listrik

2. Mengetahui gangguan2 yang terjadi pada perlindungan separasi listrik

II. Pendahuluan

Proteksi dengan separasi listrik adalah suatu tindakan proteksi dengan memisahkan
sirkuit perlengkapan listrik dari jaringan sumber dengan menggunakan transformer
pemisah atau motor generator. Dengan demikian tercegahlah timbulnya tegangan
sentuh yang terlalu tinggi pada BKT perlengkapan yang di proteksi, bila terjadi ke
gagalan isolasi dalam perlengkapan tersebut (PUIL 2000 pasal 3.11.1.1)

Proteksi dengan separasi listrik ini hanya akan efektif selama sirkuit sekunder tidak
terjadi gangguan bumi seperti yang terlihat pada gambar 9.1 di bawah ini.

Gambar 9.1 Tranformator pemisah dengan hubungan pendek ke bumi pada sirkuit sekunder
dan hubungan pendek ke BKT perlengkapan listrik

Yang di maksud dengan sirkuit sekunder dalam hal ini adalah sirkuit sekunder dari
transformator pemisah atau sirkit generator dari motor generator.

Persyaratan:

PUIL 2000 pasal 3.11.2.1, Proteksi dengan separasi listrik harus terjamin sesuai
dengan persyaratan 3.11.2.1.1 (Sirkuit displai melalui sumber terpisah), yaitu:

a. Sebuah transformator pemisah

b. Sumber arus yang memberikan tingkat keselamatan yang ekivalen dengan yang
ditentukan untuk transformator pemisah diatas, misalnya sebuah motor
generator dengan belitan yang member isolasi ekivalen.

Pelindungan dengan Separasi Listrik | 63


Dari transformator pemisah atau sirkuit generator dari motor generator. Proteksi
dengan separasi listrik hanya diperkenalkan pada tegangan jaringan sumber
maksimum 500 Volt. Direkomendasikan agar hasil kali tegangan nominal sirkuit dalam
volt dengan panjang sistem pengawatan dalam meter tidak boleh melebihi
100.000.dan panjang system pengawatan tidak melebihi dari 500m.

III. Buku Bacaan

Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:

1. Persyaratan umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).

2. Teknik Pemamfaatan Tenaga Lisrik untuk sekolah kejuruan JILID 1,


Prih sumardjati dkk.

IV. Peralatan

Utama : PTE-044-01 Workbench Desk 1 Unit

: PTE-044-04 Body Electric Shock Module 1 Unit

: PTE-044-08 Indirect Electric Shock Module 1 Unit

: PTE-044-11 LOAD 1 1 Unit

: PTE-044-13 solating Transformer Module 1 Unit

: PTE-044-14 Isolating Transformer with Ground 1 Unit


Module

: PTE-044-21 Amperemeter Module 1 Unit

: Kabel penghubung

: Jumper AC

V. Langkah Kerja

 Pastikan sumber tegangan stabil antara fasa ke fasa 380V ± 10 % dan


220 ± 10 % fasa ke Neutral sesuai dengan IEC 60038.
 Mengetahui tentang keselamatan kerja di laboratorium listrik
 Perhatikan hal-hal yang perlu di proteksi saat sebelum melakukan
percobaan dan sesuai dengan IEC 60364.
 Baca terlebih dahulu langkah-langkah percobaan sebelum melakukan
percobaan.

64 | Pelindungan dengan Separasi Listrik


A. Perlindungan pada sistem separasi listrik tanpa pentanahan

1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 9.1 yang ada di bawah ini.

Gambar 9.1 Rangkaian Separasi listrik tanpa pentanahan

2. Kemudian buat pengawatan seperti gambar 9.2 dibawah ini

Gambar 9. 2 Rangkaian Pengawatan sistem Separasi Listrik tanpa pentanahan

3. Setelah selesai dirakit periksa rangkaian ke pada guru ataupun instruktur.

4. Setelah disetujui, berikan sumber listrik pada rangkaian.

5. Lakukan pengukuran sesuai dengan table 9.1 di bawah ini.

Pelindungan dengan Separasi Listrik | 65


Table 9.1

RB = 1
No RST ( )
Hubung pendek di VB (V) IK (mA) VB > V L

1 510 a = 820

2 510 b = 10k

3 510 c (RF =0 )

4 510 d (RF =0 )

5 510 e (RF =0 )

6 510 f (RF =0 )

7 510 c+d

8 510 a+c+d

9 510 a+c+e

10 510 a+c+f

11 510 b+c

12 510 b+c+d

13 510 b+c+e

14 510 b+c+f

6. Setelah selesai malakukan percobaan matikan sumber listrik dari


rangkaian.

7. Ulangi percobaan di atas untuk nilai RB dan RST yang berbeda.

8. Dan masukkan nilainya kedalam tabel 9.2

9. Buat kesimpulan untuk nilai IK (mA), apakah dapat menimbulkan


kematian?

10. Setelah selesai melakukan percobaan matikan sumber listrik dari rangkaian
dan rapikan semua peralatan serta simpan ditempat yang telah di
sediakan.

66 | Pelindungan dengan Separasi Listrik


B. Perlindungan pada sistem separasi listrik dengan pentanahan

1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 9.3 yang ada di bawah ini.

Gambar 9.3 Rangkaian Separasi listrik dengan pentanahan

2. Kemudian buat pengawatan seperti gambar 9.4 dibawah ini

Gambar 9. 4 Rangkaian Pengawatan sistem Separasi Listrik dengan pentanahan

3. Setelah selesai dirakit periksa rangkaian ke pada guru ataupun instruktur.

4. Setelah disetujui, berikan sumber listrik pada rangkaian.

5. Lakukan pengukuran sesuai dengan table 9.2 di bawah ini

Pelindungan dengan Separasi Listrik | 67


Table 9.1

RB = 1
No RST ( )
Hubung pendek di VB (V) IK (mA) VB > V L

1 510 a = 820

2 510 b = 10k

3 510 c (RF =0 )

4 510 d (RF =0 )

5 510 e (RF =0 )

6 510 f (RF =0 )

7 510 c+d

8 510 a+c+d

9 510 a+c+e

10 510 a+c+f

11 510 b+c

12 510 b+c+d

13 510 b+c+e

14 510 b+c+f

6. Setelah selesai malakukan percobaan matikan sumber listrik dari


rangkaian.

7. Ulangi percobaan di atas untuk nilai RB dan RST yang berbeda.

8. Dan masukkan nilainya kedalam tabel 9.2

9. Buat kesimpulan untuk nilai IK (mA), apakah dapat menimbulkan


kematian?

10. Setelah selesai melakukan percobaan matikan sumber listrik dari rangkaian
dan rapikan semua peralatan serta simpan ditempat yang telah di
sediakan.

11. Buatkan kesimpulan setelah melakukan percobaan di atas.

VI. Kesimpulan

68 | Pelindungan dengan Separasi Listrik


Pengukuran Tahanan Pembumian LE016010

I. Tujuan

Setelah melaksanakan percobaan ini, Saudara diharapkan dapat:

1. Membuat rangkaian untuk mengukur tahanan pembumian

2. Mengetahui cara melakukan pengukuran tahanan pembumian

II. Pendahuluan

Tahanan pembumian yang akan diukur dihubungkan dengan tegangan fasa L, melalui
pengaman arus lebih, amperemeter, tahanan geser bernilai antara 20 sampai
1000 . Sebuah Voltmeter yang memiliki tahanan dalam Ri 40 k , dan sebuah
elektrode bantu yang ditanam dengan jarak lebih dari 20 m dari elektrode pembumian
RA seperti terlihat pada gambar 10.1.

Gambar 10.1 Rangkaian pengukuran tahanan pembumian

Pengukuran Tahanan Pembumian | 69


Posisikan tahanan geser pada resistansi maksimum (1000 ), geser perlahan-lahan
sampai terbaca tegangan V dan menunjukkan arus A. Besarnya tahanan pembumian
RA sebesar:

RA = VE/ IE ; RA VL/ Ia ; RA VL/ I n

Dimana:

RA Tahanan pembumian

VE Tegangan fasa-netral

IE Arus

Ia, I n Arus gangguan

VL Tegangan sentuh

III. Buku Bacaan

Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:

1. Persyaratan umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).

2. Teknik Pemamfaatan Tenaga Lisrik untuk sekolah kejuruan JILID 1 ,


Prih sumardjati dkk.

IV. Peralatan

Utama : PTE-044-01 Workbench Desk 1 Unit

: PTE-044-15 Low Voltage Isolating Transformer 1 Unit

: PTE-044-17 Bonding 1 Unit

: PTE-044-19 LOAD 6 1 Unit

: PTE-044-20 Amperemeter Module 1 Unit

: PTE-044-21 Voltmeter Module 1 Unit

: Kabel penghubung

: Jumper AC

70 | Pengukuran Tahanan Pembumian


V. Langkah Kerja

 Pastikan sumber tegangan stabil antara fasa ke fasa 380V ± 10 % dan


220 ± 10 % fasa ke Neutral sesuai dengan IEC 60038.

 Mengetahui tentang keselamatan kerja di laboratorium listrik

 Perhatikan hal-hal yang perlu di proteksi saat sebelum melakukan


percobaan dan sesuai dengan IEC 60364.

 Baca terlebih dahulu langkah-langkah percobaan sebelum melakukan


percobaan.

1. Siapkan seluruh perlengkapan dan buat pengawatan seperti gambar 10.2 yang
ada di bawah ini.

Gambar 10.2 pengawatan pengukuran pentanahan tanah

2. Setelah selesai dirakit periksa rangkaian ke pada guru ataupun instruktur.

3. Setelah disetujui, atur terlebih dahulu nilai potensiometer ke posisi maksimun atau
di 1000

4. Kemudian atur potensimometer secara berlahan sampai voltmeter menunjukkan


nilai tertentu.

5. Berikan sumber tegangan, pada percobaan ini menggunakan 24 Volt sehingga


aman tegangan sentuhan langsung.

6. Berapa nilai arus dan tegangan yang terbaca pada meter analog?

7. Dengan menggunakan hukum Ohm tentukan nilai RA.

8. Selesai melakukan percobaan, matikan sumber tegangan dari rangkaian dan buat
kesimpulan.

VI. Kesimpulan

Pengukuran Tahanan Pembumian | 71


Tegangan Langkah LE016011

I. Tujuan

Setelah melaksanakan percobaan ini, Saudara diharapkan dapat:

1. Dapat memasang instalasi untuk demonstrasi tegangan langkah.

2. Mengetahui besar tegangan langkah antara 2 penangkal petir.

3. Mengetahui besar tegangan langkah untuk radius pentanahan.

II. Pendahuluan

Apa itu tegangan langkah? Tegangan langkah dapat di ilustrasikan dengan


gambar 11. 1 di bawah ini.

Gambar 11.1 Ilustrasi Tegangan Langkah pada dua pentanahan

Ada 2 pentanahan yang terpasang yang kebetulan ada seorang yang sedang
melangkah di atara kedua pentanahan ini. Tiba-tiba “penangkap petir” yang
tersambung pada pentanahan 1 tersambar oleh petir. Seandainya petir bisa
digambarkan dengan “slow motion”, maka petir itu akan masuk ke tanah lewat
pentanahan 1 dengan tegangan listrik yang cukup besar. Pertanyaannya adalah

72 | Tegangan Langkah
berapakah tegangan antara pentanahan 1 dan pentanahan 2 pada saat petir
menyambar? Berdasarkan hasil pengamatan, tegangan petir itu tetap akan besar di
sekitar pentanahan 1 dan akan mengecil seiring dengan jauhnya dari penahan 1.

Ilustrasi yang kedua dapat di gambarkan pada gangguan di tiang saluran distribusi di
mana salah satu fasanya putus dan terhubung ke tanah lihat gambar 11.2 di bawah ini.

Gambar 11.2a Gambar 11.2b

Idealnya ketika terjadi kawat fasa menyentuh tanah, maka pengaman listrik berupa
fuse atau relay di gardu distribusi terdekat putus sehingga tidak terjadi tegangan
gangguan tanah.

Dari titik gangguan ketanah akan terjadi tegangan gangguan yang terbesar dan
semakin mengecil sampai radius 20 meter. Ketika orang mendekati titik gangguan
akan merasakan tegangan langkah VS makin besar, dan ketika menjauhi titik
gangguan tegangan langkah akan mengecil.

III. Buku Bacaan

Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:

1. Persyaratan umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).

2. Teknik Pemamfaatan Tenaga Lisrik untuk sekolah kejuruan JILID 1,


Prih sumardjati dkk.

Tegangan Langkah | 73
IV. Peralatan

Utama : PTE-044-01 Workbench Desk 1 Unit

: PTE-044-05 Step Voltage 1 Unit

: PTE-044-08 Safety Ground Module 1 Unit

: PTE-044-19 Load 6 1 Unit

: PTE-044-20 Amperemeter Module 1 Unit

: Kabel penghubung

: Jumper AC

V. Langkah Kerja

 Pastikan sumber tegangan stabil antara fasa ke fasa 380V ± 10 % dan


220 ± 10 % fasa ke Neutral sesuai dengan IEC 60038.
 Mengetahui tentang keselamatan kerja di laboratorium listrik
 Perhatikan hal-hal yang perlu di proteksi saat sebelum melakukan
percobaan dan sesuai dengan IEC 60364.
 Baca terlebih dahulu langkah-langkah percobaan sebelum melakukan
percobaan.

A. Tegangan langkah pada dua batang pentanahan akibat salah satu


sambaran petir

1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 11.3 yang ada di bawah ini
dan buatkan gambar pengawatannya.

Gambar 11. 3 Pengawatan tegangan langkah pada 2 batang pentanahan

74 | Tegangan Langkah
2. Setelah selesai dirakit periksa rangkaian ke pada guru ataupun instruktur.

3. Setelah disetujui, berikan sumber listrik pada rangkaian.

4. Kemudian lakukan pengukuran besar tegangan langkah. Berapa nilai yang


dihasilkan?

5. Setelah selesai melakukan percobaan matikan sumber listrik dari rangkaian


dan rapikan semua peralatan serta simpan ditempat yang telah di
sediakan.

B. Tegangan langkah saat saluran distribusi menyentuh tanah

1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 11.4 yang ada di bawah ini
dan buatkan rangkaian pengatannya.

Gambar 11.4 Pengawatan tegangan langkah pada saluran distribusi menyentuh tanah

2. Setelah selesai dirakit periksa rangkaian ke pada guru ataupun instruktur.

3. Setelah disetujui, berikan sumber listrik pada rangkaian.

4. Lakukan pengukuran sesuai dengan table 11.1 di bawah ini

Tabel 11.1

Jarak ke RE (m) 0 1 2 3 4 5 6 8 10 15

V (volt)

5. Setelah selesai melakukan percobaan matikan sumber listrik dari


rangkaian.

6. Buat grafik dari hasil percobaan diatas dengan V/ l (tegangan / jarak).

7. Ulangi percobaan diatas, kemudian lakukan pengukuran seperti tabel 11.2


di bawah ini.

Tegangan Langkah | 75
Tabel 11.2

Langkah 0-1 1-2 2-3 3-4 4-5 5-6 6-8 8-10 10-15
dari (m)

Tegangan
langkah (V)

8. Setelah selesai melakukan percobaan matikan sumber listrik dari


rangkaian.

9. Buat grafik dari hasil percobaan diatas dengan langkah dari jarak per
tegangan langkah.

10. Buatkan kesimpulan setelah melakukan percobaan di atas.

VI. Kesimpulan

76 | Tegangan Langkah
Proteksi Dengan Separasi Listrik LE016012

I. Tujuan

Setelah melaksanakan percobaan ini, Saudara diharapkan dapat:

1. Mengetahui system proteksi dengan separasi tanpa dan dengan pentanahan.

2. Mengetahui keuntungan pada sistem separasi bila terjadi ke gagalan isolasi/


gangguan.

3. Mengetahui besar tegangan sentuh pada saat di hubungkan dengan pentanahan.

II. Pendahuluan

Proteksi dengan separasi listrik adalah suatu tindakan proteksi dengan memisahkan
sirkit perlengkapan listrik dari jaringan sumber dengan menggunakan transformator
pemisah atau motor generator. Dengan demikian tercegahlah timbulnya tegangan
sentuh yang terlalu tinggi pada BKT perlengkapan yang di proteksi, bila terjadi
kegagalan isolasi dalam perlengkapan tersebut (PUIL 2000 pasal 3.11.1.1). Proteksi
dengan separasi ini hanya akan efektif selama dalam circuit sekunder tidak terjadi
gangguan bumi seperti yang terlihat pada gambar 12.1, yang dimaksud dengan sirkit
sekunder dalam hal ini adalah sirkit sekunder dari transformator pemisah atau sirkit
generator dari motor generator.

Gambar 12.1 Rangkaian sekunder tidak terjadi gangguan ke bumi

Dalam percobaan ini akan di perlihatkan proteksi dengan separasi listrik yang tidak
menggunakan pembumian dan yang menggunakan pembumian.

Proteksi dengan Separasi Listrik | 77


III. Buku Bacaan

Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan ini,
pemakai disarankan membaca buku-buku yang berikut ini:

1. Persyaratan umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).

2. Teknik Pemamfaatan Tenaga Lisrik untuk sekolah kejuruan JILID 1,


Prih sumardjati dkk.

IV. Peralatan

Utama : PTE-044-01 Workbench Desk 1 Unit

: PTE-044-04 Body Electric Shock Module 1 Unit

: PTE-044-08 Indirect Electric Schock Module 1 Unit

: PTE-044-11 Load 1 1 Unit

: PTE-044-13 Isolating Transformer Module 1 Unit

: PTE-044-13 Isolating Transformer With Ground


Module

: PTE-044-20 Amperemeter Module 1 Unit

: Kabel penghubung

: Jumper AC

V. Langkah Kerja

 Pastikan sumber tegangan stabil antara fasa ke fasa 380V ± 10 % dan


220 ± 10 % fasa ke Neutral sesuai dengan IEC 60038.

 Mengetahui tentang keselamatan kerja di laboratorium listrik

 Perhatikan hal-hal yang perlu di proteksi saat sebelum melakukan


percobaan dan sesuai dengan IEC 60364.

 Baca terlebih dahulu langkah-langkah percobaan sebelum melakukan


percobaan.

78 | Proteksi dengan Separasi Listrik


A. Proteksi dengan Separasi Listrik tanpa pembumian

1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 12.2 yang ada di bawah ini.

Gambar 12. 2 Rangkaian Proteksi dengan separasi listrik tanpa pembumian

2. Kemudian buat pengawatannya seperti gambar 12.3 di bawah ini.

Gambar 12.3 Pengawatan Proteksi dengan separasi listrik tanpa pembumian

3. Setelah selesai dirakit periksa rangkaian ke pada guru ataupun instruktur.

4. Setelah disetujui, berikan sumber listrik pada rangkaian.

Proteksi dengan Separasi Listrik | 79


5. Kemudian lakukan pengukuran besar-besaran yang diperoleh seperti yang
ada pada table 12.1 dengan RST = 820 (Kondisi isolasi ke kaki
terhubung rusak)

Tabel 12.1

Hubung Respon Fuse


No RST ( ) Gangguan VB (Volt) Ik (mA)
Pendek Putus Tidak
1 510 a=0 c+e
2 510 a=0 d+f
3 510 a = 820 c+e
4 510 a = 820 d+f
5 510 b = 10 k c+e
6 510 b = 10 k d+f

6. Setelah selesai melakukan percobaan matikan sumber listrik dari


rangkaian.

7. Ulangi percobaan di atas untuk nilai RST = 0 (Kondisi tanpa isolasi ke kaki)
dan RST = 10 k (kondisi isolasi ke kaki sangat baik).

8. Dan masukkan nilainya ke dalam table.

B. Proteksi dengan Separasi Listrik yang dilengkapi pembumian

1. Siapkan seluruh perlengkapan seperti gambar 12.4 yang ada di bawah ini.

Gambar 12.4 Rangkaian Proteksi dengan separasi listrik dilengkapi


dengan pembumian

80 | Proteksi dengan Separasi Listrik


2. Buat pengawatan seperti gambar 12.5 di bawah ini.

Gambar 12.5 Pengawatan Proteksi dengan separasi listrik dilengkapi dengan pembumian

3. Setelah selesai dirakit periksa rangkaian ke pada guru ataupun instruktur.

4. Setelah disetujui, berikan sumber listrik pada rangkaian.

5. Kemudian lakukan pengukuran besar-besaran yang diperoleh seperti yang


ada pada table 12.2 dengan RST = 0 ( Kondisi tanpa isolasi ke kaki)

Tabel 12.2

Hubung Respon Fuse


No RST ( ) Gangguan VB (Volt) Ik (mA)
Pendek Putus Tidak
1 0 a=0 c+e
2 0 a=0 d+f
3 0 a = 820 c+e
4 0 a = 820 d+f
5 0 b = 10 k c+e
6 0 b = 10 k d+f

6. Setelah selesai melakukan percobaan matikan sumber listrik dari


rangkaian.

7. Ulangi percobaan di atas untuk nilai RST = 820 (Kondisi isolasi ke kaki
terhubung rusak) dan RST = 10 k (kondisi isolasi ke kaki sangat baik).

8. Dan masukkan nilainya ke dalam table.

9. Apa yang menjadi perbedaan dari percobaan A dan B? berikan komentar!

VI. Kesimpulan

Proteksi dengan Separasi Listrik | 81


A. Cara Merakit Rak Panel
1. Keluarkan semua perangkat ASSEMBLY RACK, yang terdiri atas:
2 buah kaki panjang (a); 6 buah baut kepala kunci "L" (e);
2 buah penopang pendek (b); 4 buah baut kepala obeng "+" (f).
3 batang alumunium (c); 6 buah penutup plastik (g).
6 buah baut kuningan (d);
2. Pasangkan kaki panjang dan kaki pendek, kemudian ikatkan dengan
menggunakan baut berkepala obeng "+", masing-masing 2 buah (lihat gambar
inset 2). Kencangkan ikatan masing-masing baut.
3. Masukkan baut kuningan pada lubang berulir pada batang alumunium masing-
masing dua buah (kiri dan kanan). Perhatikan gambar inset 1, posisi celah yang
lebih dalam (X) pada batang alumunium dipasang menghadap ke bawah.
4. Setelah baut kuningan terpasang semua, satukan batang-batang alumunium ini
dengan kaki besi dengan memasukkan ujung baut kuningan ke lubang yang
sudah tersedia pada kaki besi, ikatlah penyangga ini dengan baut kepala kunci
"L", jangan langsung dikencangkan. Pasanglah semua batang alumunium pada
sebelah kaki terlebih dahulu.
5. Pasangkan kaki besi yang lain pada sisi yang lain batang-batang alumunium,
kemudian pasangkan juga baut pengikatnya.
6. Setelah semua batang alumunium terpasang dan terikat dengan baik, barulah
kencangkan ikatan baut pengikat ini dengan menggunakan kunci "L".
7. Tutuplah lubang baut dengan penutup plastik (g).

a c

g
X
d

82 | Lampiran

Anda mungkin juga menyukai