JUMAISA
F1B214020
KENDARI
2018
PROSES PRODUKSI NIKEL LATERIT DI PIT II
JUMAISA
F1B214020
KENDARI
2018
HALAMAN PENGESAHAN
JUMAISA
F1B214020
KENDARI
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga saya selaku penulis dapat
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Laporan ini berjudul Proses
Produksi Nikel Pit II PT. Tambang Bumi Sulawesi yang disusun sebagai tugas
menemui kesulitan dan hambatan. Namun berkat dukungan, motivasi serta bantuan
dari berbagai pihak baik moral maupun material sehingga hambatan tersebut dapat
diatasi. Oleh karena itu, bersama dengan ini penulis sampaikan ucapan terimakasih
yang sebesar–besarnya kepada Bapak Zulkifli Suleman, ST. selaku Ketua Teknik
banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan untuk kesempurnaan laporan
ini, sehingga dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan dan khususnya bagi pribadi
penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................................i
HALAMAN JUDUL....................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA....................................................................................................................3
D. Conto (Sampling)..............................................................................................8
A. Kesimpulan.....................................................................................................23
B. Saran...............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
C. Penggalian Ore.....................................................................................................28
F. Pemuatan Ore.......................................................................................................29
G. Aktivitas Hauling.................................................................................................30
H. Aktivitas Dumping...............................................................................................30
I. Aktivitas Trimming..............................................................................................31
J. Aktivitas Blending...............................................................................................31
A. Latar Belakang
Laterit berasal dari bahasa latin yaitu later, yang artinya bata. Endapan nikel
mengandung Ni dengan kadar tinggi. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun
2011).
Pulau Sulawesi khususnya Sulawesi Tenggara merupakan salah satu daerah yang
sangat menarik dari segi geologi yang tersusun atas batuan ofiolit, yang terdiri dari
Wehrlit, dan Serpentinit, setempat batuan mafik termasuk gabro dan basalt. Batuan-
batuan ini mengalami pelapukan secara kimia yang menghasilkan endapan nikel
terkonsentrasi dalam satu zona atau lebih dikenal dengan pengkayaan supergen.
kandungan Ni akan mengalami proses kimia dan kontak dengan air tanah maupun air
PT. Tambang Bumi Sulawesi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
Maksud pelaksanaan kerja praktek yang dilaksakan pada PT. Tambang Bumi
Sulawesi adalah mengikuti kegiatan proses produksi nikel laterit oleh PT. Tambang
Bumi Sulawesi (TBS) yang menggunakan metode selektive mine yang terdiri dari
proses teknik penggalian dan pengambilan nikel laterit, loading, hauling dan
blending.
Kerja praktek yang dilakukan pada PT. Tambang Bumi Sulawesi (TBS)
Kerja prektek yang dilakukan pada PT. Tambang Bumi Sulawesi (TBS)
2. Memperoleh ilmu dan pengalaman nyata tentang kondisi suatu industri baik
Rusia yang memberikan sumbangan sekitar 15% dari jumlah produksi nikel dunia
pada tahun 2010. Nikel laterit adalah produk residual pelapukan kimia pada batuan
ultramafik. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan
yang sangat menarik dari segi geologi yang tersusun atas batuan ofiolit, yang terdiri
Wehrlit, dan Serpentinit, setempat batuan mafik termasuk gabro dan basalt. Batuan-
batuan ini mengalami pelapukan secara kimia yang menghasilkan endapan nikel
terkonsentrasi dalam satu zona atau lebih dikenal dengan pengkayaan supergen.
kandungan Ni akan mengalami proses kimia dan kontak dengan air tanah maupun air
Laterit berasal dari bahasa latin yaitu later, yang artinya bata (membentuk
bongkah-bongkah yang tersusun seperti bata yang berwarna merah bata). Hal ini
diantara matriks, seperti bata diantara semen. Laterit pada awalnya didefinisikan
sebagai subsoil yang mengeras karena tersingkap atau kontak dengan atmosfer.
Definisi tersebut kemudian berubah menjadi soil di daerah tropis dengan horison
konkresi besi-oksida yang dalam keadaan normal berwarna merah (Ollier, 1969).
batuan induk ultrabasa yang mengandung Ni dengan kadar tinggi, agen pelapukan
Umumnya pembentukan endapan nikel laterit terjadi di daerah tropis atau sub-tropis.
tempat tertentu. Proses ini berjalan dinamis dan perlahan, maka tampak bahwa profil
(Butt, 1993). Lapisan paling bawah merefleksikan tahap awal dari pelapukan batuan
tahapan proses laterisasi secara progresif. Pada bagian bawah profil, pelapukan
terjadi pada kontak antara mineral-mineral dan pada batas-batas fraktur batuan dan
terdapat batuan asal yang melimpah serta hanya sedikit produk alterasi.
bertahan akan semakin sedikit, dan lebih banyak lagi terbentuknya fraktur-fraktur
mineral ubahannya, dimana fabrik batuan induk masih cukup terlihat baik. Pada
lapisan yang lebih tinggi lagi, sudah berupa mineral-mineral ubahan, dan ditandai
oleh hilangnya fabrik primer batuan induknya. Zona ini berupa zona limonit,
magnesium silikat dan besi silikat, yang pada umumnya mengandung 0,30 % nikel.
Batuan tersebut sangat mudah dipengaruhi oleh pelapukan lateritik (Boldt ,1967).
Proses laterisasi adalah proses pencucian pada mineral yang mudah larut dan
silika dari profil laterit pada lingkungan yang bersifat asam, hangat dan lembab serta
membentuk konsentrasi endapan hasil pengkayaan proses laterisasi pada unsur Fe,
Air permukaan yang mengandung CO2 dari atmosfir dan terkayakan kembali
sampai pada zona pelindian, dimana fluktuasi air tanah berlangsung. Akibat fluktuasi
ini air tanah yang kaya CO2 akan kontak dengan zona saprolit yang masih
mengandung batuan asal dan melarutkan mineral - mineral yang tidak stabil seperti
olivin, serpentin dan piroksin. Mg+2, Si+2 dan Ni akan larut dan terbawa sesuai
dengan aliran air tanah dan akan memberikan mineral - mineral baru pada proses
terakumulasi dekat dengan permukaan tanah, sedangkan magnesium, nikel dan silika
akan tetap tertinggal di dalam larutan dan bergerak turun selama suplai air yang
masuk ke dalam tanah terus berlangsung. Rangkaian proses ini merupakan proses
Pada proses pelapukan lebih lanjut magnesium (Mg+2), Silika (Si-+2), dan
Nikel (Ni) akan tertinggal di dalam larutan selama air masih bersifat asam , tetapi
jika dinetralisasi karena adanya reaksi dengan batuan dan tanah, maka zat – zat
Adanya suplai air dan saluran untuk turunnya air, dalam hal berupa kekar,
maka Ni yang terbawa oleh air turun ke bawah, lambat laun akan terkumpul di zona
air yang mana sudah tidak dapat turun lagi dan tidak dapat menembus batuan dasar.
Ikatan dari Ni yang berasosiasi dengan Mg+2, SiO dan H+ akan membentuk mineral
garnierit dengan rumus kimia (Ni, Mg)6 Si4O10(OH)8. Apabila proses ini berlangsung
Saprolit, dalam satu penampang vertikal profil laterit dapat juga terbentuk zona
pengkayaan yang lebih dari satu, hal tersebut dapat terjadi karena muka air tanah
tidak terpengaruh oleh proses oksidasi maupun pelindihan, yang sering disebut
sebagai zona batuan dasar, biasanya berupa batuan ultramafik seperti peridotit dan
dunit.
C. Kegiatan Penambangan Nikel
berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, baik secara mekanis maupun
manual, pada permukaan bumi, dibawa permukaan bumi dan dibawah permukaan
air. Hasil kegiatan ini antara lain, minyak dan gas bumi, batubara, pasir besi, bijih
timah, bijih nikel, bijih bauksit, bijih tembanga, bijih emas, perak dan mangan.
batuan induknya, sehingga mudah untuk diangkut dan di proses pada proses
pengupasan lapisan tanah penutup pada bagian atas cadangan batu gamping
terlaksana (arah kemajuan penambangan dari kontur atas ke bawah). Maka dapat
pemuatan dan pengangkutan. Adapun rincian dari ketiga kegiatan tersebut adalah:
1. Pembongkaran
galian dengan batuan induk. Dilakukan setelah pengupasan lapisan tanah penutup
endapan nikel tersebut selesai. Dapat di lakukan dengan metode mekanis ataupun
2. Pemuatan (Loading)
material atau endapan bahan galian dari hasil pembongkaran ke dalam alat angkut.
Kegiatan pemuatan dilakukan setelah kegiatan penggusuran, pemuatan di lakukan
dengan menggunakan alat muat excavator kobelco 200 PC dan di isikan ke dalam
dalam alat angkut. Pengangkutan di lakukan dengan sistem siklus artinya truck
yang telah melakukan kegiatan loading langsung berangkat tanpa harus menunggu
truck yang lain dan setelah melakukan kegiatan dumping langsung kembali ke
3. Pengangkutan
maerial atau bahan galian dari front penambangan di bawa ketempat pengolahan
Jumlah truck yang di gunakan tergantung dari banyaknya material yang akan di
angkut.
D. Conto (sampling)
Proses pengambilan conto adalah kegiatan yang dilakukan pada sebagian kecil
dari suatu bahan material sedemikian rupa sehingga konsistensi (kesamaan) pada
Secara spesifik, conto dapat dikatakan sebagai sekumpulan material yang dapat
mewakili jenis batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) dalam arti kualitatif dan
kuantitatif dengan pemerian (deskriptif) termasuk lokasi dan komposisi dari batuan,
formasi, atau badan bijih (endapan) tersebut. Proses pengambilan conto tersebut
disebut sampling.
Sampling dapat dilakukan karena beberapa alasan (tujuan) maupun tahapan
eksplorasi sampling dilakukan pada badan bijih (mineral thickness) dan tidak hanya
terbatas pada zona mineralisasi saja, tetapi juga pada zona-zona low grade maupun
material barren, dengan tujuan untuk mendapatkan batas yang jelas antara masing-
masing zona tersebut. Fase evaluasi, tidak hanya pada zona endapan, tapi juga pada
masa eksploitasi, sampling tetap dilakukan dengan tujuan kontrol kadar (quality
control) dan monitoring front kerja (kadar pada front kerja yang aktif, kadar pada
Pemilihan metode sampling dan sejumlah conto yang akan diambil tergantung
Lokasi pengambilan conto, yang berhubungan dengan letak dan kondisi batua
induk.
batuan induk.
Salting, yaitu peningkatan kadar pada conto yang diambil sebagai akibat
Erratic high assay, yaitu kesalahan akibat kekeliruan dalam penentuan posisi
Kesalahan dalam analisis kimia, akibat conto yang diambil kurang representatif.
1. Channel sampling
Channel sampling adalah cara pengambilan conto dengan membuat alur (chanel)
secara teratur dan seragam (lembar 3-10 cm, kedalam 3-5 cm) secara horizontal,
vertikal, atau tegak lurus kemiringan lapisan. Ada beberapa cara atau pendekatan
diakibatkan oleh variasi (distribusi) zona bijih relatif lebar. Contohnya pada
pembuatan channel dalam sumur uji pada endapan laterit atau residual.
Pada batubara atau endapan berlapis, dapat diambil channel sampling per tebal
Bulk sampling (conto ruah) ini merupakan metode sampling dengan cara
mengambil material dalam jumlah (volume) yang besar, dan umum dilakukan
pada semua fase kegiatan (eksplorasi sampai dengan pengolahan). Pada fase
kadar pada suatu blok atau bidang kerja. Metode bulk sampling ini juga umum
penerapan metode bulk sampling ini adalah dalam pengambilan conto dengan
sumur uji.
Chip Sampling adalah sala satu metode sampling dengan cara mengumpulkan
pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui suatu jalur dengan lebar ± 15
ukuran conto yang seragam (baik ukuran butir, jumlah, maupun interval) cukup
sulit, terutama pada urat-urat yang keras dari brittle (seperti urat kuarsa), sehingga
dengan kadar tinggi relatif banyak dari pada fragmen yang low grade.
4. Decimating
Cara pengambilan conto dari lori tetapi tidak seluruh rangkaian pengambilan
Cara pengambilan conto pada pile atau ore bin, untuk ini semua harus tahu saat
Metode ini digunakan jika lapisan penutup (over burden) agak tebal (lebih
dari setengah meter), sehingga metode trenching menjadi tidak praktis karena
pembuangan tanah hasil galian dan masalah pembuangan air yang mungkin
menggenang pada selokan, disamping akan memakan waktu yang lebih lama.
Dalam keadaan tersebut maka dipakai metode dengan pembuatan sumur uji (test
pitting) untuk mengambil contoh bahan galian. Pada umumnya ukuran lubang test
pit ini adalah dan kedalamannya dapat mencapai 35 meter, akan tetapi untuk
jenis over burden yang lepas-lepas seperti pasir, ukuran lubang pit harus dibuat
ketika kedalaman test pit besar, maka ukuran lubang juga harus dibuat lebih besar,
lapisan penutup sangat lepas-lepas, maka dinding test pit-nya dibuat miring,
sedangkan untuk material yang kompak dinding dibuat tegak dengan ukuran.
Untuk penghematan biaya dan keberhasilan pembuatan test pit, maka hal-
- Test pit harus bebas dari bongkah karena jika terhalang oleh bongkah maka
Penyanggaan dapat dihindari dengan cara dinding lubang dibuat miring dan
Cara pengambilan conto dari hasil pemboran inti dimana prosedur sampling ini
Metode ini berguna untuk menemukan bahan galian dan untuk memperoleh data-
pengambilan contoh dengan metode ini paling cocok dilakukan pada tubuh bahan
galian yang terletak dangkal di bawah permukaan tanah, yaitu dimana lapisan
penutup (over burden) kurang dari setengah meter. Trench yang dibuat sebaiknya
- Dasar selokan dibuat miring, sehingga jika ada air dapat mengalir dan
adanya pompa.
sebaiknya digali dua atau lebih parit uji yang saling tegak lurus arahnya agar
kemungkinan untuk menemukan urat bijih itu lebih besar. Bila kebetulan
kedua parit uji itu dapat menemukan singkapan urat bijihnya, maka jurusnya
ukuran urat bijih yang lebih tepat dibuat parit-parit uji yang saling sejajar dan
9. Grab sampling
Grab Sampling merupakan teknik pengambilan conto secara acak dengan cara
mengambil sebagian fragmen yang berukuran besar dari suatu material. Tingkat
ketelitian conto pada metode ini relatif mempunyai bias yang cukup besar.
Beberapa kondisi pengambilan conto dengan teknik grab sampling ini antara lain :
umum kadar.
- Pada material di atas dump truck atau belt conveyor pada transportasi
Pada fragmen material hasil peledakan pada suatu muka kerja untuk
Preparasi sample adalah pengurangan massa dan ukuran dari sample sampai pada
massa dan ukuran yang cocok untuk analisa di laboratorium. Preparasi batubara
merupakan salah satu kegiatan lanjutan untuk conto yang telah disampling, dimana
kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan contoh batubara yang akan dianalisa
penghalusan.
Teknik preparasi sample adalah bagian dari proses analisis yang sangat penting
karena merupakan proses yang harus dilakukan untuk menyiapkan sample sehingga
siap untuk dianalisis menggunakan instrumentasi yang sesuai. Secara umum proses
analisis. Kesalahan pada salah satu tahap pada proses analisis akan menyebabkan
terjadinya kesalahan hasil analisis. Akibatnya akan dihasilkan data hasil analisis yang
tidak valid
III. HASIL KERJA PRAKTEK
PT. Tambang Bumi Sulawesi secara administrasi terletak pada wilayah Pulau
Tenggara. Adapun desa-desa yang masuk ke dalam wilayah IUP Operasi Produksi
PT. Tambang Bumi Sulawesi antara lain Desa Batuawu, Desa Pu’ununu dan Desa
Pongkalaero.
Untuk sampai ke lokasi IUP Operasi Produksi PT. Tambang Bumi Sulawesi
dapat dilakukan dengan rute Kota Kendari melewati Kabupaten Konawe Selatan ke
Kabupaten Bombana dengan waktu tempuh ± 3,5 jam, setelah itu dilanjutkan dengan
menggunakan perjalanan laut menuju Pulau Kabaena yaitu Kecamatan Kabaena
Barat (Pelabuhan Sikeli) dengan waktu tempuh ± 5 jam, dari Kecamatan Kabaena
Barat akan dilakukan perjalan menggunakan jalur darat menuju ke Wilayah IUP
Eksplorasi PT. Tambang Bumi Sulawesi yang tepatnya berada pada wilayah
seluas 1.533 Ha. Luasan izin usaha pertambangan tersebut dibagi dalam 3 blok.
Blok 1 atau blok Pongkalaero dengan luas area 343,5 Ha. Blok 2 atau blok Punu’unu
dengan luas area 537,5. Blok 3 atau blok Batuawu dengan luas area 652 Ha.
praktek dimulai dari tanggal 12 April 2018 sampai dengan tanggal 9 Mei 2018.
B. Proses Produksi Nikel PT. Tambang Bumi Sulawesi (TBS)
Pekerjaan penggalian ore adalah salah satu proses produksi pada kegiatan
bijih dari batuan induknya. Penambangan yang diterapkan oleh PT. Tambang
Bumi Sulawesi (TBS) adalah cara tambang terbuka dengan melakukan selektive
mine (bersifat memilih). Selective mining yaitu suatu cara penambngan yang
diterapkan bila bijih menyebar dengan kadar yang tidak merata, dimana pada
tempat-tempat tertentu terdapat bijih dengan kadar yang relatif tinggi atau di atas
COG, dan pada tempat lainnya terdapat bijih dengan kadar yang rendah atau
dibawah COG.
Untuk mendapatkan bijih dengan kadar yang sesuai dengan permintaan pasar
atau pabrik, maka penambangan bijih yang menyebar secara tidak merata
tersebut dilakukan dengan sistim selective mining atau memilih bijih atau titik
bor sesuai dengan kadar yang diinginkan. Alasan untuk melakukan selective
mining adalah bahwa bila seluruh material bijih dengan kadar yang tidak merata
ditambang maka kadar bijih tersebut dibawah COG (Cut Of Grade). Ketetapan
Bijih nikel kadar rendah (Low grade) dengan kandungan Ni 1,8%– 1,9%
2,9%
( di front penambangan).
pengujian kadar.
2. Pemuatan (Loading)
untuk memuat bijih nikel yang dihasilkan ke dalam alat angkut. Pemuatan
(loading) hasil penggalian dapat dilakukan dengan alat gali yaitu excavator
kobelco PC 200. Bijih yang dimuat adalah bijih yang telah ditumpuk oleh alat
Control. Jika kadar tidak sesuai dengan keinginan perusahaan maka ore yang
ditumpuk di Front akan dijadikan lapisan jalan atau dihauling ke disposal. Jika
kadar hasil uji sesuai dengan keinginan perusahaan atau memenuhi kadar yang
Sistem pemuatan yang digunakan adalah single side loading yaitu sistem
Tumpukan yang ada di front akan dimuat oleh 1 unit excavator dengan jenis
kobelco 200 PC ke dalam dump truk Hino 10 roda. Dump truk Hino 10 roda
yang digunakan sebanyak 2 unit. Top loading dilakukan dengan 1 dump truk
3. Pengangkutan (Hauling)
ore atau memindahkan ore dari front penambangan ke stockpile. Hauling juga
(barging).
4. Pembongkaran (Dumping)
Dumping adalah salah satu kegiatan pembongkaran ore dari dalam dump
pengambilan sampel yang disebut dengan sampel cone. Tujuan dari sampel
cone adalah untuk menguji kadar stokpile setelah dilakukan kegiatan loading
dan hauling.
adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengatur dan merapikan ore
5. Blending
mencapai kadar dan jumlah yang diinginkan. Ore yang berkadar rendah (low
Grade) akan dicampurkan dengan ore yang berkadar tinggi (High Grade)
untuk mencapai kadar yang sesuai dengan prmintaan pasar atau pabrik.
A. Kesimpulan
bahwa proses produksi dimulai dari kegiatan penggalian dan pengambilan ore (ore
getting), loading, hauling, dumping dan blending. Ore getting adalah salah satu
mengambil atau membebaskan bijih dari batuan induknya. Loading adalah rangkaian
kegitan atau pekerjaan yang dilakukan untuk memuat bijih nikel yang dihasilkan ke
dalam alat angkut. Hauling adalah salah satu kegiatan proses produksi yang
mengangkut ore atau memindahkan ore dari point loading ke stockpile. Dumping
adalah salah satu kegiatan pembongkaran ore dari dalam dump truk ke stockpile atau
B. Saran
keselamatan kerja para karyawan dalam bekerja (safety first) misalnya penggunaan
masker, kacamata, helem, baju safety dimana untuk melindungi karyawan dari debu
di sekitar area penambangan. Selain itu, sebaiknya mahasiswa yang mengikuti kerja
Butt, C, 1993, Nickel Laterites, CRC LEME, CSIRO Exploration and Mining,
Australia.
Ollier, C.D., 1969, Weathering, Geomorphology Text 2, Pliver & Boyd, Edinburgh
F. Pemuatan Ore
G. Aktivitas Hauling
H. Aktivitas Dumping
I. Aktivitas Trimming