1. PENDAHULUAN
Pulau Derawan adalah pulau yang berada di Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau,
Kalimantan Timur. Di pulau ini terdapat sejumlah obyek wisata bahari salah satunya Taman
Bawah Laut yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara karena keindahan alamnya
terutama alam bawah lautnya. Kecamatan Pulau Derawan memiliki lima desa yaitu, Desa
Tanjung Batu, Desa Pulau Derawan, Pegat Batumbuk, Teluk Semanting dan Kasai. Pulau
yang terkenal di sekitar Kecamatan Pulau Derawan, yaitu Pulau Maratua, Sangalaki, dan
Kakaban yang dihuni satwa langka penyu hijau dan penyu sisik. Pulau Derawan termasuk
dalam wilayah segitiga terumbu karang dunia dan berada di Selatan Samudera Pasifik, dan
wilayah ini hanya dimiliki oleh enam negara di dunia, di antaranya Indonesia, Malaysia,
Filipina, Papua Nugini, Timor Leste dan Kepulauan Solomon. Di wilayah ini, terdapat
hampir 600 spesies terumbu karang dimana 76% dari total terumbu karang di dunia dapat
ditemukan. Lebih lanjut, fakta yang tidak dapat dipungkiri bahwa hampir 574 spesies
terumbu karang di segitiga terumbu karang ini (95%) dan 72% dari total spesies terumbu
karang yang ada di dunia berada di perairan Indonesia, dimana Raja Ampat menduduki
peringkat pertama dan diikuti di kepulauan Derawan (Coral Triangle, 2017).
Gambar 1. Konsep Pengembangan Kawasan Dan Pusat Pusat Pertumbuhan Ekonomi Untuk
Mempercepat Pemerataan Pembangunan Wilayah
Berdasarkan data tersebut diketahui gambaran keadaan sampah di Pulau Derawan yang
apabila tidak dikelola dengan baik akan terus meningkat dan terakumulasi yang
berdampak pada estetika, pencemaran lingkungan, dan keberlangsungan biota yang berada
di sekitar perairan Pulau Derawan. Hal ini dapat berdampak pada potensi pariwisata yang
ada di Pulau Derawan.
Sistem pengelolaan sampah di Indonesia berdasarkan regulasi yang telah diatur oleh
Pemerintah berdasarkan Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 03 Tahun 2013 tentang Penyelengaraan Prasarana dan Sarana
Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga meliputi dua kegiatan, yaitu pengurangan sampah dan penanganan system.
Kegiatan pengurangan sampah yaitu pembatasan, pemanfaatan kembali, dan daur ulang,
sedangkan penanganan sampah adalah pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan, dan pemrosesan akhir. Pengurangan sampah umumnya dilakukan di sumber
sampah oleh masing-masing individu, sementara aktifitas penanganan sampah dilakukan
oleh Dinas maupun Instansi yang bertanggung jawab atas kebersihan di suatu daerah,
meliputi serangkaian proses penanganan sampah mulai dari Tempat Penampungan
Sementara (TPS) hingga ke Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA Sampah) seperti
terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Sistem Pengelolaan Sampah di Indonesia
KESIMPULAN
Strategi pengelolaan sampah di Pulau Derawan dapat dilakukan dengan meningkatkan
upaya swadaya masyarakat melalui BUMK yang sudah ada dan perlu peningkatan peranan
Pemerintah Daerah dalam mensubsidi upaya peningkatan pengelolaan sampah di TPS
Pulau Derawan secara terintegrasi (composting, daur ulang, teknologi)
Daftar Pustaka
Mujiono, D. I. K, 2018, Potensi Bahari Pulau Derawan Menuju Destinasi Wisata Kompetitif,
Dinamika Global Volume 03 No. 22
Direktorat Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2016, Tata
Cara Sistem Pengelolaan Sampah di Pulau Kecil, 2016
Oktaviyani, A. S., Hairunnisa, fareis Althalets, 2018, Strategi Komunikasi Dinas Pariwisata
Provinsi Kalimantan Timur Dalam Upaya Penerapan Sustainable Torusim Development
Di Kalimantan Timur (Studi Kasus Penerapan Sustainable Tourism Development Di
Pulau Derawan), eJournal Ilmu Komunikasi, 2018, Volume 6 (No 4): 398-412, ISSN
2502-5961 (Cetak), ISSN 2502-597x (Online), ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id ©
Copyright 2018