Laporan Akhir Magang Tambahan Laporan Dan Persetujuan
Laporan Akhir Magang Tambahan Laporan Dan Persetujuan
Sehubungan dengan program magang yang akan dilaksanakan prasarat pendidikan Pasca Sarjana
Magister Manajemen Konsentrasi Manajemen Kesehatan STIE Indonesia Banjarmasin, saya yang
bertanda tangan di bawah ini :
Nama : SUPRIADI
NIM : 20161100033
Telp. / HP : 081348186985
Sebagai instansi tempat magang dan pembimbing lapangan saya selama melakukan program
magang.
SUPRIADI
PERSETUJUAN PEMBIMBING LAPANGAN
MAGANG OBSERVASI MANAJEMEN KESEHATAN
Kepada Yth,
Dengan hormat,
Sehubungan dengan kegiatan magang observasi sebagai bagian dari proses pembelajaran
Program Magister Konsentrasi Manajemen Kesehatan STIE Indonesia Banjarmasin, diperlukan
pembimbing lapangan saat mahasiswa melakukan kegiatan magang di Dinas Kesehatan
Kabupaten Kotabaru. Kami mohon kesediaan Bapak :
Nama : SUPRIADI
NIM : 20161100033
Panduan akan kami berikan setelah persetujuan pembimbing lapangan dan proses magang di
Dinas Kesehatan Kabupaten Kotabaru. Kami memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada
Bapak yang telah memberikan konteribusi tak terhingga dalam menghasilkan calon manajer Dinas
Kesehatan Kabupaten Kotabaru di masa depan.
Demikian permohonan kami, atas kerjasama dan kesediaannya kami ucapkan terimakasih.
Peserta Magang
Nama : Supriadi
Alamat : Marabahan
Telp. / HP : 081251106691
Dr.dr.A.J.Djohan,MM
LAPORAN AKHIR MAGANG
Disusun Oleh :
SUPRIADI
NIM. 20161100033
Disusun Oleh :
SUPRIADI
NIM. 20161100033
Disetujui
Preceptor Mentor
Tanggal Tanggal
I. Penilaian Kinerja
Berikan tanda (√ ) pada kolom skala penilaian sesuai dengan pengamatan anda terhadap
kinerja mahasiswa, dengan skor berikut :
5 = Sangat Baik ; 4 = Baik ; 3 = Cukup Baik ; 2 = Kurang Baik ; 1 = Sangat Kurang Baik
Peserta magang sangat memerlukan tambahan pengalaman atau pelatihan dalam hal :
a+b+c+d
Nilai Kinerja dari Preceptor : = ......................
4
Tanda Tangan :
Evaluasi Kinerja Peserta Magang oleh Mentor
1. Hasil Supervisi
2. Informasi yang diperoleh dari komunikasi dengan :
- Peserta Magang
- Manajemen Tempat Magang
- Preceptor
Nilai :
5 = Sangat Baik ; 4 = Baik ; 3 = Cukup Baik ; 2 = Kurang Baik ; 1 = Sangat Kurang Baik
Peserta magang sangat memerlukan tambahan pengalaman atau pelatihan dalam hal :
Tanda Tangan :
Evaluasi Proyek Magang oleh Preceptor
Skala penilaian :
5 = Sangat Baik ; 4 = Baik ; 3 = Cukup Baik ; 2 = Kurang Baik ; 1 = Sangat Kurang Baik
Peserta magang sangat memerlukan tambahan pengalaman atau pelatihan dalam hal :
a+b+c+d+e+f
Nama Preceptor : dr. Lisa Herawati, MM Nilai= = ……….
6
Tanggal : ......................... (sebutan :...................... ..............)
Tanda Tangan :
Evaluasi Proyek Magang oleh Mentor
Skala penilaian :
5 = Sangat Baik ; 4 = Baik ; 3 = Cukup Baik ; 2 = Kurang Baik ; 1 = Sangat Kurang Baik
Peserta magang sangat memerlukan tambahan pengalaman atau pelatihan dalam hal :
a+b+c+d+e+f
Nama Preceptor : DR.Dr. A.J. Djohan, MM Nilai = 6
Tanda Tangan :
NILAI AKHIR PESERTA MAGANG
Nama : SUPRIADI
NIM : 20161100033
Tempat Magang : RSUD H Abdul Aziz Marabahan
Waktu Magang : Desember 2018 s/d Januari 2019
Pembimbing Kasus (Mentor) : DR. Dr. A.J. Djohan, MM
Pembimbing Lapangan (Preceptor) : dr. Lisa Herawati, MM
Nilai :
A+B+C+D
Nilai Akhir Magang = = ......................
4
Sebutan :
5 = Sangat Baik ; 4 = Baik ; 3 = Cukup Baik ; 2 = Kurang Baik ; 1 = Sangat Kurang Baik
Rumus Penilaian
Menerangkan bahwa :
Nama : Supriadi
Telah melaksanakan magang pada RSUD H Abdul Aziz Marabahan dari tanggal 06 bulan
Desember 2018 sampai dengan tanggal 20 bulan Januarii tahun 2019.
Marabahan,
Direktur RSUD H Abdul Aziz Marabahan
Kabupaten Barito Kuala,
Disusun Oleh :
SUPRIADI
NIM. 20161100033
Disetujui
Preceptor Mentor
Tanggal Tanggal
DISUSUN OLEH:
BAB 1
PENDAHULUAN
Manfaat – manfaat diatas merupakan beberapa hal penting yang dapat dipertimbangkan rumah
sakit untuk mengimplementasikan SIMRS.
Pembangunan kesehatan Kabupaten Barito Kuala diarahkan untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat dan terwujudnya masyarakat Marabahan yang sehat tahun 2010. RSUD H.
Abdul Aziz Marabahan merupakan unsur penunjang pemerintah kabupaten di bidang kesehatan
yang bertugas mewujudkan hal tersebut.
RSUD H. Abdul Aziz Marabahan merupakan rumah sakit tipe C dengan luas tanah sebesar
3500 m2 dan kapasitas 95 tempat tidur serta 10 pelayanan poli rawat jalan. RSUD H. Abdul Aziz
Marabahan merintis pelaksanaan sistem informasi berbasis komputer sejak januari tahun 2012
yang bekerja sama dengan pihak Universitas Lambung Mangkurat. Dikarenakan pihak manajerial
lebih membutuhkan data yang semakin akurat dan mudah diakses dimanapun dan kapanpun,
maka pada tahun 2018 dilakukan pergantian vendor SIMRS. Aplikasi SIMRS dan perangkat yang
baru, sudah dipasang serta disosialisasikan ke unit ruangan yaitu loket, RM (Rekam Medik), IGD
(Instalasi Gawat Darurat), Radiologi, Elektromedik, Apotik, Laboratorium, Instalasi Rawat Inap, dan
hanya poli mata untuk Intalasi Rawat Jalan, serta kasir, namun dalam pelaksanaan proses aplikasi
SIMRS tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini dapat dilihat dari petugas kesehatan yang
masih menggunakan kwitansi pembayaran untuk melakukan tagihan kepada pasien, petugas yang
masih belum mengentry data secara tepat waktu, petugas yang masih melakukan double entry,
bahkan beberapa komputer tidak mengaplikasikan SIMRS hanya dipergunakan untuk membuat
laporan.
Sebagian besar masalah yang timbul banyak dikarenakan perilaku user SIMRS. TAM
(Technology Acceptance Model) dapat mempelajari perilaku user dalam kesiapam menerima
teknologi baru. TAM merupakan suatu model penerimaan sistem teknologi informasi yang akan
digunakan oleh user yang terdiri dari lima konstruk utama yaitu kegunaan persepsian (perceived
usefulness), kemudahan penggunaan persepsian (perceived easy of use), sikap terhadap perilaku
(attitude towards) atau sikap menggunakan teknologi (attitude towards using technology), minat
perilaku (behavioral intention) atau minat perilaku menggunakan teknologi (behavioral intention to
use) dan perilaku (behavior) atau penggunaan teknologi sesungguhnya (actual system use)(Prof
Jogiyanto HM,2007).
2.1.1 Permasalahan
Berikut daftar permasalahan yang ditemukan selama diadakan survei
pendahuluan:
Main Problem Potential Cause Root Cause
SIMRS tidak berjalan SDM ahli kurang Kesiapan user
Software kurang user friendly
Perilaku user
Sarana prasarana kurang
Pelatihan kurang intensif
SDM kurang Minat menjadi pegawai rumah sakit Gaji kurang
kurang
Tenaga ahli kurang
Gaji tenaga kontrak rendah
Pelayanan lama Tenaga ahli jarang ditempat Administrasi manual
Sistem administrasi masih manual
SDM kurang
Penurunan BOR Rumah sakit swasta pesaing Pelayanan lama
Pelayanan lama
Pihak eksekutif rumah sakit SIMRS tidak berjalan SIMRS tidak
sulit mendapat informasi Mutasi pegawai
berjalan
dalam pengambilan
keputusan dan pembuatan
laporan
Pengetahuan tentang
pentingnya
penggunaan SIMRS
Dari penilaian kelayakan solusi diatas, maka deskripsi solusi terpilih dititik beratkan pada hal
tersebut dibawah ini:
- Analisa TAM
- Perbaikan / penggantian software
- Penambahan tenaga ahli
- Penambahan sarana prasarana
- Sistem reward and punishment
- Pelatihan SIMRS secara intensif
- Pertemuan rutin mengingat pentingnya penggunaan SIMRS
peningkatan menjadi 80,71 %. Standar ideal menurut depkes yaitu 60% sampai 85%.
No. Indikator Satuan 2015 2016 2017 2018
1 BOR (64 – 68 %) % 60,13 74,94 68,48 80,71
2 ALOS (3 – 12 hari) Hari 4,31 3,7 4 5
3 BTO (40 – 50 x) Kali 47,46 74,22 70,92 57
4 TOI (1-3 hari) Hari 3,00 1 2 1
5 NDR (≤ 25%o) %o 8,779 15,617 16,605 21
6 GDR (≤ 45%o) %o 18,675 31,642 30,983 33
Tabel 8. Gambaran kunjungan rawat inap
Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) RSUD H. Abdul Aziz Marabahan
merintis pelaksanaan sistem informasi berbasis komputer sejak januari tahun 2012 yang
bekerja sama dengan pihak Universitas Lambung Mangkurat. Dikarenakan pihak manajerial
lebih membutuhkan data yang semakin akurat dan mudah diakses dimanapun dan
kapanpun, maka pada tahun 2018 dilakukan pergantian vendor SIMRS. Namun dalam
implementasi SIMRS terdapat berbagai kendala yang ditemukan sehingga implementasi ini
tidak berjalan dengan baik. Hal ini didukung pula oleh petugas SIMRS yang loyal meninggal
2 bulan lalu, sehingga aplikasi SIMRS sempat terhenti.
Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) RSUD H. Abdul Aziz
Marabahanmerintis pelaksanaan sistem informasi berbasis komputer sejak januari tahun
2012 yang bekerja sama dengan pihak Universitas Lambung Mangkurat. Dikarenakan pihak
manajerial lebih membutuhkan data yang semakin akurat dan mudah diakses dimanapun
dan kapanpun, maka pada tahun 2018 dilakukan pergantian vendor SIMRS. Namun dalam
implementasi SIMRS terdapat berbagai kendala yang ditemukan sehingga implementasi ini
tidak berjalan dengan baik. Hal ini didukung pula oleh petugas SIMRS yang loyal meninggal
2 bulan lalu, sehingga aplikasi SIMRS sempat terhenti. Aplikasi SIMRS terdapat di ruangan;
loket, RM (Rekam Medik), IGD (Instalasi Gawat Darurat), Radiologi, Elektromedik, Apotik,
Laboratorium, Instalasi Rawat Inap, dan hanya poli mata untuk Intalasi Rawat Jalan, serta
kasir, namun dalam pelaksanaan proses aplikasi SIMRS tidak berjalan sebagaimana
mestinya.
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa dalam satu ruangan tidak semua karyawan
menguasai SIMRS.
3.2.2 Data Primer
3.2.2.1 Data Identitas Responden
Jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 13 37.1 37.1 37.1
perempuan 22 62.9 62.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18-24 tahun 3 8.6 8.6 8.6
25-30 tahun 16 45.7 45.7 54.3
31-35 tahun 8 22.9 22.9 77.1
36-40 tahun 2 5.7 5.7 82.9
40-45 tahun 4 11.4 11.4 94.3
lebih dari 45 tahun 2 5.7 5.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SMA 10 28.6 28.6 28.6
DIPLOMA 19 54.3 54.3 82.9
SARJANA 6 17.1 17.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel diatas menunjukkan bahwa 54,3 % responden lulusan diploma, 28,6 % lulusan
SMA dan 17,1 % lulusan sarjana.
Profesi di RS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid paramedis 20 57.1 57.1 57.1
non paramedis 15 42.9 42.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel diatas menunjukkan bahwa profesi responden 57,1 % paramedis dan 42,9%
adalah responden non paramedis.
Rata-rata menggunakan komputer dalam 1 hari di RS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang dari = 30 menit 9 25.7 25.7 25.7
30-60 menit 9 25.7 25.7 51.4
1-4 jam 7 20.0 20.0 71.4
>4 jam 10 28.6 28.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel 15. Tabel frekuensi responden rata-rata penggunaan komputer dalam 1 hari di RS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid microsoft office 3 8.6 8.6 8.6
SIMRS (billing) 31 88.6 88.6 97.1
game 1 2.9 2.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel 16. Tabel frekuensi aplikasi komputer yang sering dipakai responden di RS
Tabel diatas menunjukkan bahwa aplikasi komputer yang banyak dipakai oleh
responden di RS adalah SIMRS yaitu sebanyak 88,6 %; microsoft office 8,6 % dan 2,9 %
menggunakan game.
Tabel 17. Tabel frekuensi penggunaan SIMRS bermanfaat untuk tugas responden
Dari grafik diatas menunjukkan frekuensi responden 2,87 atau 71,75% dari
seluruh responden menyatakan bahwa SIMRS bermanfaat bagi responden.
Secara global keadaan perceived usefulness adalah user merasakan manfaat
dari penggunaan SIMRS di RSUD H. Abdul Aziz Marabahan.
2. Kemudahan penggunaan persepsian (Perceived Easy of Use)
Variabel yang digunakan adalah:
- SIMRS mudah dipelajari
- SIMRS mudah dioperasikan
- SIMRS bisa membuat seseorang lebih mahir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang setuju 6 19.4 19.4 19.4
setuju 24 77.4 77.4 96.8
sangat setuju 1 3.2 3.2 100.0
Total 31 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak setuju 1 3.2 3.2 3.2
kurang setuju 8 25.8 25.8 29.0
setuju 22 71.0 71.0 100.0
Total 31 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak setuju 2 6.5 6.5 6.5
kurang setuju 10 32.3 32.3 38.7
setuju 19 61.3 61.3 100.0
Total 31 100.0 100.0
Tabel 22. Tabel frekuensi SIMRS membuat responden menjadi mahir dalam mengoperasikan komputer
Tabel diatas menunjukkan bahwa, untuk pertanyaan user menjadi mudah mahir
mengoperasikan SIMRS, 6,5% tidak setuju, 32,3% kurang setuju, dan 61,3% setuju
bahwa SIMRS membuat user lebih mahir dalam mengoperasikan SIMRS.
Gambar 5. Grafik variabel konstruk TAM perceived easy of use (persepsi kemudahan penggunaan)
Persepsi kemudahan
20
10
F re q u e n cy
Persepsi kemudahan
Dari grafik diatas menunjukkan frekuensi responden 2,69 atau 67,25% dari
seluruh responden menyatakan bahwa SIMRS mudah dipelajari, dioperasikan, dan
menambah mahir mengoperasikannya bagi responden.
Secara global keadaan perceived easy to use adalah aplikasi SIMRS mudah
digunakan oleh user di RSUD H. Abdul Aziz Marabahan.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak setuju 2 6.5 6.5 6.5
kurang setuju 2 6.5 6.5 12.9
setuju 20 64.5 64.5 77.4
sangat setuju 7 22.6 22.6 100.0
Total 31 100.0 100.0
Tabel 23. Tabel frekuensi responden menerima pelaksanaan SIMRS karena bermanfaat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak setuju 3 9.7 9.7 9.7
kurang setuju 9 29.0 29.0 38.7
setuju 18 58.1 58.1 96.8
sangat setuju 1 3.2 3.2 100.0
Total 31 100.0 100.0
Tabel 24. Tabel frekuensi responden menerima pelaksanaan SIMRS karena dapat memperingan
tugas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak setuju 1 3.2 3.2 3.2
kurang setuju 10 32.3 32.3 35.5
setuju 20 64.5 64.5 100.0
Total 31 100.0 100.0
Tabel 25. Tabel frekuensi responden menerima pelaksanaan SIMRS karena SIMRS mudah
dipelajari
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sangat setuju 1 2.9 2.9 2.9
setuju 12 34.3 34.3 37.1
kurang setuju 13 37.1 37.1 74.3
tidak setuju 9 25.7 25.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel 26. Tabel frekuensi responden menolak penggunaan SIMRS karena menambah beban kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sangat setuju 2 5.7 5.7 5.7
setuju 4 11.4 11.4 17.1
kurang setuju 19 54.3 54.3 71.4
tidak setuju 10 28.6 28.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel 27. Tabel frekuensi responden menolak penggunaan SIMRS karena software rumit
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sangat setuju 2 5.7 5.7 5.7
setuju 2 5.7 5.7 11.4
kurang setuju 18 51.4 51.4 62.9
tidak setuju 13 37.1 37.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel 28. Tabel frekuensi responden menolak penggunaan SIMRS karena tidak bisa
mengoperasikan komputer
Sikap pengguna
14
12
10
6
F re q u e n c y
0 N = 31.00
1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00
Sikap pengguna
Dari grafik diatas menunjukkan frekuensi responden 2,91 atau 72,75% dari
seluruh responden menyatakan menerima implementasi SIMRS.
Secara global keadaan attitude towards adalah user menerima implementasi
SIMRS di RSUD H. Abdul Aziz Marabahan.
4. Minat perilaku pengguna (Behavioral Intention to Use)
Minat perilaku pengguna (Behavioral Intention to Use) adalah suatu
keinginan (minat) seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu.
Variabel yang digunakan adalah:
- User merasa tidak mampu menguasai SIMRS
- User akan memakai dan mengembangkan pemakaian SIMRS
- User akan selalu menggunakan SIMRS di masa akan datang
- User menyarankan rekan kerjanya untuk mengimplementasikan SIMRS
- User menyampaikan hal-hal positif tentang penggunaan SIMRS ke rekan kerjanya
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid setuju 7 20.0 20.0 20.0
kurang setuju 22 62.9 62.9 82.9
tidak setuju 6 17.1 17.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel 29. Tabel frekuensi responden merasa tidak akan mampu menguasai penggunaan SIMRS
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa untuk pertanyaan user merasa tidak
akan mampu menguasai penggunaan SIMRS, 80 % responden merasa akan mampu
untuk menguasai penggunaan SIMRS d an 20% responden merasa tidak akan
mampu menguasai penggunaan SIMRS.
Saya akan memakai dan mengembangkan pemakaian SIMRS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak setuju 3 9.7 9.7 9.7
kurang setuju 4 12.9 12.9 22.6
setuju 22 71.0 71.0 93.5
sangat setuju 2 6.5 6.5 100.0
Total 31 100.0 100.0
Tabel 30. Tabel frekuensi responden akan memakai dan mengembangkan pemakaian SIMRS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak setuju 1 2.9 2.9 2.9
kurang setuju 5 14.3 14.3 17.1
setuju 27 77.1 77.1 94.3
sangat setuju 2 5.7 5.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel 31. Tabel frekuensi responden akan selalu menggunakan SIMRS untuk masa akan datang
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak setuju 2 6.5 6.5 6.5
kurang setuju 8 25.8 25.8 32.3
setuju 16 51.6 51.6 83.9
sangat setuju 5 16.1 16.1 100.0
Total 31 100.0 100.0
Tabel 32. Tabel frekuensi responden akan menyarankan rekan kerjanya untuk menggunakan
SIMRS
Tabel diatas menunjukkan, untuk pertanyaan user akan menyarankan rekan kerja
saya untuk menggunakan SIMRS juga, 6,5% tidak setuju, 25,8% kurang setuju, 51,6%
setuju dan 16,1% sangat setuju bahwa responden menyarankan rekan kerjanya untuk
mengimplementasikan SIMRS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang setuju 8 25.8 25.8 25.8
setuju 18 58.1 58.1 83.9
sangat setuju 5 16.1 16.1 100.0
Total 31 100.0 100.0
Tabel 33. Tabel frekuensi responden menyampaikan hal-hal positif tentang SIMRS ke
rekan kerjanya
Gambar 9. Grafik variabel konstruk TAM behavioral intention (Minat perilaku pengguna)
Minat perilaku pengguna
20
10
Frequency
0 N = 31.00
1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00
Dari grafik diatas menunjukkan frekuensi responden 2,88 atau 72% dari seluruh
responden memiliki minat dalam penguasaan, penggunaan, pengembangan dan hal-hal
poitif lain dalam implementasi SIMRS.
Secara global keadaan behavioral intention to use adalah sebagian user memiliki
minat terhadap implementasi SIMRS, termasuk penguasaan, penggunaan,
pengembangan dan hal positif lain dalam implementasi SIMRS di RSUD H. Abdul Aziz
Marabahan.
5. Kenyataan perilaku implementasi SIMRS (Actual system use)
Variabel yang digunakan adalah:
- User selalu menggunakan SIMRS saat bekerja
- User selalu mendalami, mengembangkan kemampuan teknis dan mempelajari
SIMRS
- User merasa puas dapat menggunakan SIMRS
- User tidak menggunakan SIMRS karena unit lain tidak menggunakan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak setuju 5 16.1 16.1 16.1
kurang setuju 11 35.5 35.5 51.6
setuju 14 45.2 45.2 96.8
sangat setuju 1 3.2 3.2 100.0
Total 31 100.0 100.0
Tabel 34. Tabel frekuensi responden selalu menggunakan SIMRS saat bekerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak setuju 3 9.7 9.7 9.7
kurang setuju 10 32.3 32.3 41.9
setuju 15 48.4 48.4 90.3
sangat setuju 3 9.7 9.7 100.0
Total 31 100.0 100.0
Tabel 35. Tabel frekuensi responden selalu mendalami, mengembangkan dan mempelajari SIMRS
Tabel diatas menunjukkan untuk pertanyaan user selalu mendalami,
mengembangkan kemampuan teknis dan mempelajari SIMRS, 9,7% tidak setuju, 32,3%
kurang setuju, 48,4% setuju dan 3% sangat setuju bahwa responden selalu mendalami,
menggunakan dan mempelajari SIMRS di RSUD H. Abdul Aziz.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak setuju 1 3.2 3.2 3.2
kurang setuju 9 29.0 29.0 32.3
setuju 19 61.3 61.3 93.5
sangat setuju 2 6.5 6.5 100.0
Total 31 100.0 100.0
Tabel 36. Tabel frekuensi responden merasa puas dapat menggunakan SIMRS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sangat setuju 1 2.9 2.9 2.9
setuju 3 8.6 8.6 11.4
kurang setuju 20 57.1 57.1 68.6
tidak setuju 11 31.4 31.4 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel 37. Tabel frekuensi responden tidak menggunakan SIMRS karena unit lain tidak
menggunakan
Gambar 11. Grafik variabel konstruk TAM actual system use (kenyataan perilaku pengguna
dalam implementasi SIMRS)
Kenyataan penggunaan
14
12
10
6
F re q u e n cy
0 N = 31.00
1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00
Kenyataan penggunaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak lancar 5 14.3 14.3 14.3
kurang lancar 20 57.1 57.1 71.4
lancar 10 28.6 28.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa untuk pelaksanaan mutasi data di RSUD H.
Abdul Aziz 14,%3 responden mengungkapkan tidak lancar, 57,1 % kurang lancar dan 28,6 %
lancar.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang setuju 5 14.3 14.3 14.3
setuju 28 80.0 80.0 94.3
sangat setuju 2 5.7 5.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa untuk pelaksanaan SIMRS sudah didukung
server, 14,3% responden mengungkapkan kurang setuju, 80 % setuju dan 5,7 % sangat
setuju.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang setuju 4 11.4 11.4 11.4
setuju 28 80.0 80.0 91.4
sangat setuju 3 8.6 8.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa untuk pelaksanaan SIMRS sudah didukung
pihak manajemen, 11,4% responden mengungkapkan kurang setuju, 80 % setuju dan 8,6 %
sangat setuju.
Pelaksanaan SIMRS mengurangi pelayanan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak setuju 10 28.6 28.6 28.6
kurang setuju 13 37.1 37.1 65.7
setuju 11 31.4 31.4 97.1
sangat setuju 1 2.9 2.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
3. Alasan menerima SIMRS - menerima namun saat ini masih belum menggunakan SIMRS karena program
yang ada harganya tidak sesuai dengan perda
- bisa membantu pasien untuk mengetahui tindakan di ruang perawatan
- karena mudah dipelajari
- menyimpan data dengan valid
- memudahkan akses data dari tiap-tiap unit
4. Alasan tidak - Tidak menggunakan karena pada pemilihan pemeriksaan ada harga yang tidak
menggunakan SIMRS sesuai dan ada pemeriksaan yang tidak terdapat pada SIMRS
- tidak menggunakan karena banyak pasien berobat, akhirnya tidak sempat
mengoperasikan SIMRS, namun apabila tidak banyak pasien tetap
menggunakan
- pekerjaan yang ditulis banyak sehingga tidak sempat menggunakan
- karena saya bukan petugas khusus adminstrasi
4. Alasan menggunakan - menggunakan SIMRS karena mempermudah pekerjaan saya dan mengetahui
SIMRS tindakan pasien di ruangan
- menggunakan, namun hanya sebagian obat saja karena hanya terdapat
beberapa item
-menggunakan, karena memudahkan saya untuk mencari data pasien di
kemudian hari
- bisa membantu pasien untuk mengetahui tindakan di ruang perawatan
- sudah menjadi tugas operator SIMRS
Tabel 42. Fungsi SIMRS menurut wawancara dengan responden
Harapan yang muncul dalam implementasi SIMRS berdasar wawancara yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
- Jika terdapat software yang praktis dan awal entry sampai dengan mengeluarkan
data mungkin akan lebih baik
- Selalu memperhatikan kendala dan memberi solusi yang tepat
- Software di up grade sehingga tidak terlalu banyak option yang harus diisi
- Peningkatan pelatihan
- Penambahan tenaga khusus
- Jangan ada error lagi
Ancaman
(Threat)
Gambar 15. Strategi adaptasi pemecahan masalah di RSUD H. Abdul Aziz Marabahan
Proses pemecahan masalah seperti gambar diatas diperlukan kerjasama antara pihak
manajemen, pihak vendor, pihak server / tim SIMRS, serta seluruh user, agar mendapatkan
pelaksanaan SIMRS berjalan dengan lancar dan diharapkan seluruh pihak dapat
memanfaatkan SIMRS.
Dari ke 4 kuadran diatas, strategi utama yang akan diterapkan rumah adalah
pemaksimalan manfaat (Benefits maximizing). Rumah sakit menerapkan strategi adaptasi ini
karena user menilai bahwa dengan adanya teknologi baru merupakan ancaman atau
kesempatan. Kesempatan dapat diperoleh apabila dilakukan perbaikan software,
penambahan tenaga IT, kebijakan entry data sepenuhnya dengan komputer oleh pihak
manajemen. User akan merasa memilki kontrol atas situasi tersebut. Usaha adaptasi
tersebut lebih berfokus pada masalah. Strategi ini diarahkan untuk mendapatkan keuntungan
penuh dari kesempatan-kesempatan (opportunities) yang ditawarkan oleh peristiwa teknologi
informasi dan juga untuk memaksimumkan manfaat-manfaat personal (Jogiyanto,2007, Hee-
Ock Rho, IY ,2010).
3.4 Output Proyek Magang
Output proyek magang di RSUD H. Abdul Aziz Marabahan berupa saran bagi user
dan rumah sakit dalam menghadapi kesiapan implementasi SIMRS dari berbagai sudut
pandang manajerial agar SIMRS dapat berjalan dengan baik. Saran yang diberikan dalam
proyek magang ini adalah sebuah prioritas pemecahan masalah serta rencana langkah nyata
yang bisa diterapkan di RSUD H. Abdul Aziz Marabahan.
4.1 Kesimpulan
Keadaan kesiapan user SIMRS di RSUD H. Abdul Aziz Marabahan berdasarkan
analisis TAM adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan persepsian (Perceived Usefullness)
71,75 % responden menyatakan bahwa SIMRS bermanfaat dalam menyelesaikan
tugas-tugas responden.
2. Kemudahan penggunaan persepsian (Perceived Easy of Use)
67,25 % responden menyatakan bahwa SIMRS mudah dipelajari, dioperasikan dan
menambah kemahiran responden dalam megoperasikan computer.
3. Sikap pengguna (Attitude Towards)
72,25 % responden menyatakan bahwa responden menerima implementasi SIMRS.
4. Minat perilaku (Behavioral Intention)
72 % responden memilki minat dalam penguasaan, penggunaan, pengembangan
dan hal-hal positif lain dalam implementasi SIMRS.
5. Kenyataan perilaku implementasi SIMRS (Actual system use)
68 % responden dalam kenyataan penggunaan SIMRS selalu menggunakan SIMRS
saat bekerja, mendalami, mengembangkan kemampuan teknis dan mempelajari
SIMRS.
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa user SIMRS di RSUD H. Abdul Aziz siap
dalam menerima implementasi SIMRS. Namun memerlukan perhatian pada aspek
perceived easy to use (persepsi kemudahan) karena menduduki peringkat teratas sebesar
32,75% dimana user merasa dalam penerimaan teknologi baru masih mengalami kesulitan
dalam hal pembelajaran dan pengoperasian SIMRS.
Sehubungan dengan tidak berjalannya SIMRS di RSUD H. Abdul Aziz, didapatkan
kendala-kendala utama yang dipandang dari aspek analisis TAM dan aspek yang lain yaitu:
1. Software yang rumit (tidak sesuai dengan pelayanan dan kurang user friendly)
2. kurangnya tenaga ahli khusus IT
3. Kurangnya sarana prasarana meliputi hardware dan software
4. Kurangnya pelatihan SIMRS ke seluruh paramedis dan non paramedis secara
intensif dan terjadwal
5. Kurangya pertemuan rutin membahas manfaat, pentingnya menggunakan SIMRS
dan sharing masalah pengoperasian SIMRS
6. Peraturan yang mengikat mengenai ketertiban dalam entry dan mutasi data belum
ada sehingga perlu diterapkan sistem reward and punishment untuk user
4.2 Saran
Untuk RSUD H. Abdul Aziz Marabahan, saran yang kami berikan adalah sebagai
berikut:
1. Pihak user :
- Diharapkan tertib dalam entry dan mutasi data
- Apabila terdapat masalah sehubungan pengoperasian SIMRS dapat menghubungan
pihak server atau tim SIMRS
- Selalu menerapkan hasil pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh tim SIMRS dan
mempelajari SIMRS
- Selalu mengikuti pertemuan rutin sebagai media dalam membahas kendala-
kendala yang muncul
2. Pihak manajemen RS
- Diperlukan penambahan tenaga khusus IT dalam membantu proses implementasi
SIMRS
- Diperlukan penambahan sarana prasarana baik hardware dan software untuk
menunjang pelaksanaan SIMRS dan maintenance SIMRS
- Sebaiknya dilakukan pengawasan terhadap user dalam implementasi SIMRS
- Selain pengawasan, diperlukan peraturan yang mengikat yaitu sistem reward and
punishment untuk memacu semangat user
3. Pihak server/Tim SIMRS :
- Diharapkan maintenance rutin dan membantu menyelesaikan masalah yang timbul
selama implementasi SIMRS(Prof Jogiyanto HM. 2007)
4. Peneliti selanjutnya
- Untuk peneliti selanjutnya, kami sarankan untuk menganalisa perkembangan
implementasi SIMRS di RSUD H. Abdul Aziz Marabahan.
DAFTAR PUSTAKA
Handoyo, E 2008, 'Aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit Berbasis Web pada Subsistem
Farmasi menggunakan Framework Prado', in Teknologi Elektro, vol. 7.
Hee-Ock Rho, IY, 'The impact of information technology threat avoidance factors on
avoidance behaviour of user', 4 november 2010.
Medifirst 2000, 'Proposal Pengembangan SIMRS Medifirst 2000'. Medifirst, Bandung.
Prof Jogiyanto HM., A, MBA., Ph.D 2007, Sistem Informasi Keperilakuan, Andi, Yogyakarta.