Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH

SISTEM PERSYARAFAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK V

NURDIANTI RIDHAWATI

NURJANNAH RISKA MUSFIDAH

NURMA YUNITA ABDUL GAFFAR

ROSDA LAELA. ROSLINDA

YAYASAN PENDIDIKAN MAKASSAR


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang sistem saraf.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Makassar, 13 Desember 2017

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bagaimana kita bisa merasakan sakit ketika di cubit?, bagaimana terjadi reflek
ketika tangan tersulut api? bagaimana kita melihat, mendengar dan lain sebagainya?
mungkin jawabannya ada dalam pembahasan berikut, makalah ini akan
membahas tentang sistem saraf.
Sistem koordinasi/sistem saraf merupakan suatu sistem yang mengatur kerja
semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja
untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk
menaggapi rangsangan.Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera
kita, akan diolah di otak.Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ
yang bersangkutan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?
2. Apa saja struktur sel saraf ?
3. Apa saja macam-macam sel saraf ?
4. Bagaimana mekanisme jalannya impuls saraf ?
5. Apa yang dimaksud sistem saraf pusat ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem saraf
2. Untuk mengetahui struktur sel saraf
3. Untuk mengetahui macam-macam sel saraf
4. Untuk mengetahui mekanisme jalnnya impuls saraf
5. Untuk mengetahui apa itu sistem saraf pusat

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf mempunyai sifat-sifat unik berkaitan dengan proses berpikir dan
fungsi pengaturan yang sangat kompleks yang dapat dilakukannya. Sistem ini setiap
menit menerima berjuta-juta rangsangan informasi yang berasal dari bermacam-macam
saraf sensorik dan organ sensorik, kemudian menyatukan semuanya untuk menentukan
respons apa yang akan diberikan oleh tubuh.
1. Neuron Sistem Saraf Pusat : Unit Fungsional Dasar
Sistem saraf pusat mengandung lebih dari 100 juta neuron.untuk berbagai
jenis neuron, mungkin hanya terdapat beberapa ratus atau sampai 200.000
sambungan sinaptik dari serabut yang masuk. Sebaliknya, sinyal yang keluar
berjalan melalui jalur akson tunggal meninggalkan neuron. Kemudian, akson ini
memiliki banyak cabang yang berbeda ke bagian-bagian lain sistem saraf atau
tubuh bagian perifer.
Gambaran khusus kebanyakan sinaps adalah bahwa dalam keadaan normal
sinyal hanya berjalan ke arah depan (dari akson neuron sebelumnya ke dendrit
pada membran sel neuron berikutnya). Hal ini memaksa sinyal untuk berjalan
menuju arah yang diperlukan untuk menghasilkan fungsi saraf yang khusus.
2. Bagian sensorik pada sistem saraf - reseptor-reseptor sensorik
Sebagian besar aktivitas sistem saraf diawali oleh pengalaman-pengalaman
sensorik/reseptor sensorik yang terangsang, yaitu reseptor visual di mata, reseptor
auditorik di telinga, reseptor taktil di permukaan tubuh, atau macam-macam
reseptor lainnya. Pengalaman sensorik ini dapat menimbulkan reaksi segera dari
otak, atau memori dari pengalaman tersebut dapat disimpan dalam otak selama
beberapa menit, beberapa minggu, atau beberapa tahun dan selanjutnya dan dapat
menentukan reaksi tubuh di masa datang.
3. Bagian motorik dari sistem saraf – efektor
Peran yang paling penting dari sistem saraf adalah mengatur berbagai
aktivitas tubuh. Hal ini dapat dicapai melalui pengaturan sbb :

4
a. Kontraksi otot rangka yang tepat di seluruh tubuh
b. Kontraksi otot polos organ dalam, dan
c. Sekresi bahan kimia aktif oleh kelenjar eksokrin dan endokrin di sebagian
besar tubuh.
Seluruh aktivitas ini di sebut fungsi motorik sistem saraf, sedangkan otot
dan kelenjar disebut efektor karena merupakan struktur anatomis sesungguhnya
yang melaksanakan fungsinya sesuai dengan yang diperintahkan oleh sinyal
sarafnya.
Ada suatu sistem saraf lain yang berjalan sejajar dengan sumbu di atas,
yang di pakai untuk mengatur otot polos, kelenjar, dan sistem tubuh lainnya,
yakni sistem saraf otonom.
4. Pengolahan informasi – fungsi “penyatuan” sistem saraf
Salah satu fungsi yang paling penting dari sistem saraf adalah mengolah
informasi yang masuk melalui beberapa jalan sehingga timbul respons motorik
dan mental yang sesuai. Lebih dari 99 persen seluruh informasi sensorik itu
dibuang oleh otak karena tidak berhubungan dan tidak penting. Sebagai contoh,
seseorang biasanya sama sekali tidak memperhatikan bagian tubuh yang
bersinggungan dengan pakaian seperti juga tidak memperhatikan tekanan pada
tempat duduk sewaktu ia duduk. Serupa dengan hal ini, perhatian hanya akan di
curahkan pada objek khusus yang terdapat pada lapangan penglihatan, dan
bahkan suara bising di sekitar kita berlangsung terus-menerus biasanya akan
dipindah kedalam bawah sadar.
Namun, ketika informasi sensorik yang penting itu merangsang fikiran,
informasi tersebut segera disalurkan kebagian motorik otak intergral yang sesuai
sehingga dapat timbul respons yang diinginkan. Penyaluran dan pemrosesan
informasi ini disebut fungsi integratif dari sistem saraf.
Peran sinaps dalam pengolahan informasi. Sinaps merupakan titik
penghubung dari satu neuron ke neuron lainnya.
5. Penyimpanan informasi – Memori
Sebenarnya hanya sebagian kecil informasi sensorik paling penting yang
biasanya dapat segera menimbulkan impuls motorik. Namun, sebagian besar
informasi tersebut disimpan untuk berpikir. Sebagian besar penyimpanan ini
terjadi dalam korteks serebri, tetapi regio basal otak dan medula spinalis dapat
juga menyimpan sebagian kecil informasi ini. Penyimpanan informasi ini

5
merupakan proses yang kita sebut sebagai memori, dan proses ini juga merupakan
fungsi dari sinaps.
6. Tingkatan utama fungsi sistem saraf pusat
Sistem saraf manusia mempunyai kemampuan fungsional khusus yang
diturunkan pada setiap tahap perkembangan evolusi manusia. Dari sifat-sifat yang
diwariskan ini, tiga tingkat utama sistem saraf pusat mempunyai sifat-sifat
fungsional yang khas, yakni :
a. Tingkat medula spinalis
b. Tingkat otak bagian bawah atau subkortikal
c. Tingkat otak bagian atas atau tingkat korteks.
7. Tingkat medula spinalis
Kita sering sekali berpikir bahwa medula spinalis hanyalah suatu saluran
untuk menyalurkan sinyal yang berasal dari perifer tubuh ke otak atau dengan
arah yang berlawanan dari otak kembali ke tubuh. Hal ini sebenarnya jauh dari
keadaaan yang sebenarnya. Biarpun medula spinalis itu telah dipotong setinggi
daerah leher atas, banyak fungsi medula spinalis itu masih tetap ada. Contohnya,
sirkuit neurol dalam medula spinalis dapat menyebabkan :
a. Gerakan berjalan
b. Refleks yang menarik bagian tubuh dari suatu objek
c. Refleks yang mengeraskan kaki guna menunjang tubuh terhadap gravitasi,
dan
d. Refleks yang dipakai untuk mengatur pembuluh-pembuluh darah setempat,
gerakan gastrointestinal ata ekskresi urin.
8. Tingkat otak bagian bawah atau tingkat subkortikal
Tidak semua aktivitas bawah sadar dari tubuh diatur oleh bagian bawah
otak-pada medula oblongata, pons, mesensefalon, hipotalamus, talamus,
serebelum, dan ganglia basalis. Sebagai contoh, pengaturan bawah sadar dari
tekanan arteri dan pernapasan terutama dicapai di dalam medula dan pons.
Pengaturan keseimbangan merupakan fungsi gabungan dari bagian serebelum
yang lebih dahulunterbentuk dan substansia retikular dari medula, pons, dan
mesensefalon. Refleks untuk makan, seperti salivasi dan menjilat bibir sebagai
respons terhadap rasa makanan dan diatur oleh daerah-daerah dalam medula,
pons, mesensefalon, amigdala, dan hipotalamus. Dan banyak pula emosi, seperti
marah, sifat menyerang, aktivitas seksual, reaksi terhadap nyeri, ata reaksi

6
terhadap rasa senang, semuanya ini masih dapat timbul setelah perusakan banyak
bagian korteks serebri.
9. Tingkat otak bagian atas atau tingkat korteks
Setelah sebelumnya menjelaskan banyak fungsi sistem saraf yang dapat
terjadi pada tingkat medula spinalis dan tingkat otak bagian bawah,.korteks itu
tidak pernah berfungsi sendiri tetapi selalu berhubungan dengan pusat-pusat
bagian bawah sistem saraf.
Tanpa adanya korteks serebri, fungsi pusat-pusat otak bagian bawah sering
sangat tidak teliti lagi. Tempat penyimpanan atau gudang informasi yang luar
dalam korteks biasanya akan mengubah fungsi-fungsi ini menjadi tindakan yang
lebih tepat dan tertentu. Akhirnya, korteks serebri berguna untuk sebagian besar
proses berpikir, tetapi tidak dapat bekerja sendiri.
10. Perbandingan antara sistem saraf dengan sebuah komputer
Sewaktu alat komputer mula-mula di temukan, segera terbukti bahwa mesin
ini mempunyai banyak gambaran yang sama dengan sistem saraf. Pertama,
seluruh komputer mempunyai sirkuit masukan yang sebanding dengan bagian
sensorik dari sistem saraf dan sirkuit keluaran yang sebanding dengan bagian
motorik sistem saraf.
Pada komputer yang sederhana, sinyal yang keluar langsung diaturboleh
sinyal yang masuk, cara kerjanya sesuai dengan refleks medula spinalis yang
sederhana, namun, pada komputer yang lebih kompleks, sinyal yang keluar
ditentukan oleh sinyal yang masuk dan oleh informasi yang telah disimpan dalam
bagian memori alat komputer tersebut, yang analog dengan refleks yang lebih
kompleks dan mempunyai mekanisme pengolahan sistem fungsi luhur. Kemudian,
dengan bertambah canggihnya alat komputer ini maka perlu penambahan unit lagi,
yang disebut sebagai unit pengolah sentral, yang menentukan urutan kerja alat
komputer itu.
11. Sinaps sistem saraf pusat
Setiap mahasiswa kedokteran menyadari bahwa informasi yang diajarkan di
dalam sistem saraf pusat terutama dalam bentuk potensial aksi saraf, disebut
“impuls saraf”, yang melewati serangkaian neuron-neuron, dari satu neuron
keneuron berikutnya. Namun, selain itu, setiap impuls itu :
a. Mungkin dihambat sewaktu dijalarkan dari satu neuron ke neuron
berikutnya.

7
b. Mungkin diubah dari impuls tunggal menjadi impuls yang datangnya
beruntun, atau
c. Mungkin digabungkan dengan impuls yang dari neuron-neuron lainnya
untuk membentuk pola impuls yang sangat ruwet yang melewati
serangkaian neuron. Semua fungsi ini dapat diklasifikasikan sebagai fungsi
sinaps dari neuron.
12. Jenis sinaps- kimia dan listrik
Terdapat dua macam sinaps yaitu :
a. Sinaps kimia, dan
b. Sinaps listrik.
Hampir semua sinaps yang dipakai untuk menjalarkan sinyal pada sistem
saraf pusat manusia adalah sinaps kimia. Pada sinaps kimia ini, neuron pertama
menyekresikan pada sinaps ujung sarafnya suatu bahan kimia yang disebut
neurotransmiter (atau sering disebut bahan transmiter), dan bahan transmiter ini
sebaliknya bekerja pada protein reseptor dalam membran neuron berikutnya
sehingga neuron tersebut akan terangsang, menghambatnya, atau mengubah
sensitivitasnya dalam berbagai cara. Sebaliknya, sinaps listrik ditandai oleh
adanya kanal cairan terbuka langsung yang menjalarkan aliran listrik dari satu sel
ke sel berikutnya.
13. Konduksi “ satu arah” pada sinaps kimia.
Sinaps kimia mempunyai sifat yang penting sehingga sangat disukai untuk
menjalarkan banyak sinyal sistem saraf. Sinaps ini selalu menjalarkan sinyal
dalam satu arah yakni : dari neuron yang menyekresi bahan transmiter, yang
disebut neuron presinaps, ke neuron tempat bahan transmiter tadi bekerja, yang di
sebut neuron postsinaps. Hal ini dikenal sebagai prinsip konduksi satu arah pada
sinaps kimia, dan pelajaran ini sungguh berbeda dengan penjalaran sinyal pada
dua arah.
B. Sistem Saraf Perifer
Sistem saraf perifer terdiri dari serat-serat saraf yang membawa informasi antara
SSP dan bagian-bagian lain tubuh. Divisi aferen sistem saraf perifer mengirim
informasi mengenai lingkungan internal dan eksternal ke SSP. Informasi aferen
mengenai lingkungan internal, misalnya konsentrasi CO₂ di cairan tubuh, tidak pernah
mencapai tingkat kesadaran, tetapi masukan ini penting untuk menentukan keluaran
eferen yang sesuai untuk mempertahankan homeostasis. Masukan aferen yang tidak
8
mencapai tingkat kesadaran dikenal sebagai masukan sensorik dan mencakup sensasi
aromatik (sensasi somestetik dan propriosepsi) dan indera khusus (penglihatan,
pendengaran, pengecapan, dan penghidu). Pengolahan akhir masukan sensorik oleh
SSP tidak saja penting untuk interaksi dengan lingkungan untuk kelangsungan hidup
(sebagai contoh, mencari makan dan bertahan dari ancaman) tetapi juga sangat
memperkaya kehidupan.
1. Sistem Saraf Otonom
Medula di dalam batang otak Jalur saraf otonom terdiri dari suatu rantai dua
neuron, dengan neurotransmiter terakhir yang berbeda antara saraf simpatis dan
parasimpatis.
Setiap jalur saraf otonom yang berjalan dari SSP ke suatu organ terdiri dari
suatu rantai yang terdiri dari dua neuron. Badan sel neuron pertama di rantai
tersebut terletak di SSP. Aksonnya, serat praganglion, bersinaps dengan badan sel
neuron kedua, yang terdapat di dalam suatu ganglion di luar SSP. Akson neuron
kedua, serat pascaganglion, mempersarafi organ-organ efektor.
Sistem saraf otonom terdiri dari dua divisi yaitu sistem saraf simpati dan
parasimpatis. Serat-serat saraf simpati berasal dari daerah toraks dan lumbal koda
finalis. Sebagian besar serat praganglion simpati berukuran sangat pendek,
bersinaps dengan badan sel neuron pascaganglion di dalam ganglion yang
terdapat di rantai ganglion simpati yang terletak dikedua sisi korda finalis. Serat
pascaganglion panjang yang berasal dari rantai ganglion itu berakhir di organ-
organ efektor. Sebagian serat praganglion melewati rantai ganglion tanpa
membentuk sinaps dan kemudian berakhir di ganglion kolateral simpati yang
terletak disekitar separuh jalan antara SSP dan organ-organ yang dipersarafi,
dengan serat pascaganglion menjalani jarak sisanya. Serat-serat praganglion
parasimpatis berasal dari daerah kranial dan sakral SSP. (sebagian saraf kranialis
mengandung serat parasimpatis.) serat-serat ini berukuran lebih panjang
dibandingkan dengan serat praganglion simpatis karena serat-serat itu tidak
terputus sampai mencapai ganglion ganglion terminal yang terletak di dalam atau
dekat organ detektor. Serat- serat pascaganglion yang sangat pendek berakhir di
sel-sel organ yang bersangkutan itu sendiri.
Serat-serat praganglion simpati dan parasimpatis mengeluarkan
neurotransmiter yang sama, yaitu asetil kaolin (ACh), tetapi ujung-ujung
pascaganglion kedua sistem mengeluarkan neurotransmiter yang berlainan

9
(neurotransmiter yang mempengaruhi organ efektor). Serat-serat pascaganglion
parasimpatis mengeluarkan asetilkolin. Dengan demikian, serat serat itu, bersama
dengan semua serat praganglion otonom, disebut serat kolinergik. Sebaliknya,
sebagian besar serat pascaganglion simpati disebut serat adrenergik, karena
mengeluarkan noradrenalin, lebih umum dikenal sebagai norepinefrin. Baik
asetilkolin maupun norepinefin juga berfungsi sebagai zat perantara kimiawi di
bagian tubuh lainnya.
Serat-serat otonom pascaganglion tidak berakhir di sebuah tonjolan seperti
kepala sinaps, namun cabang-cabang terminal dari serat otonom mngandung
banyak tonjolan, atau varicosities, yang secara simultan mengeluarkan
neurotransmiter kedaerah luas pada organ yang dipersarafi dan bukan ke sebuah
sel. Pelepasan neurotransmiter yang bersifat difusi ini, disertai kenyataan bahwa
di otot polos atau jantung setiap perubahan aktivitas listrik akan disebarkan
melalui kap junction, memiliki arti bahwa keseluruhan organ biasanya
dipengaruhi aktivitas otonom, bukan sel satu per satu.
a. Sistem saraf otonom mengontrol aktivitas organ viseral involunter:
Sistem saraf otonom mengatur aktivitas alat-alat dalam (viseral) yang
dalam keadaan normal diluar kesadaran dan kontrol volunter, misalnya
sirkulasi, pencernaan, berkeringat, dan ukuran pupil. Dengan demikian
sistem ini dianggap sebagai cabang involunter divisi meteran, berbeda
dengan cabang volunter aromatik, yang mempersarafi otot rangka dan dapat
dikontrol secara volunter. Namun, tidaklah seluruhnya benar bahwa
individu tidak memiliki kontrol terhadap aktivitas yang diatur oleh sistem
otonom. Informasi aferen visera biasanya tidak mencapai tingkat kesadaran,
sehingga individu tidak mungkin secara sadar mengontrol keluaran referen
yang timbul. Namun, dengan teknik-teknik biofeedback (umpan-balik
hayati), individu dapat diberi suatu sinyal sadar mengenai informasi aferen
visera, misalnya dalam bentuk suara, cahaya, atau tampilan grafik pada
layar komputer.
b. Sistem saraf simpati dan parasimpatis bersama-sama mempersarafi
sebagian besar organ visera.
Sebagian besar organ visera dipersarafi oleh serat saraf simpati dan
parasimpatis. Sistem saraf simpati dan parasimpatis menimbulkan efek
yang bertentangan pada organ tertentu. Stimulasi simpati meningkatkan

10
kecepatan denyut jantung, sementara stimulasi parasimpatis
menurunkannya; stimulasi simpati memperlambat gerakan saluran
pencernaan, sedangkan stimulasi parasimpatis meningkatkan motilitas
saluran pencernaan. Perhatikan bahwa satu sistem tidak selalu bersifat
aksitatorik dan yang lain selalu inhibitorik. Kedua sistem meningkatkan
aktivitas beberapa organ dan menurunkan aktivitas organ-organ lain.
c. Medula adrenal, suatu kelenjar endokrin, adalah sistem saraf simpatis yang
mengalami modifikasi.
Medula adrenal, bagian dalam suatu kelenjar endokrin yang dikenal
sebagai kelenjar adrenal, dianggap sebagai suatu modifikasi ganglion
simpatis yang tidak membentuk serat pascaganglion. Bahkan, medula
adrenal mengeluarkan hormon-hormon ke dalam darah apabila dirangsang
oleh serat praganglion yang beraal dari SSP. Tidak mengherankan bila
hormon-hormon tersebut identik atau serupa dengan neurotransmiter
simpati pascaganglio. Sekitar 20% dari hormon yang dikeluarkan oleh
medula adrenal adalah norepinefrin, dan 80% sisanya adalah zat terkait erat,
yaitu epinefrin (adrenalin). Hormon ini secara umum bekerja untuk
memperkuat aktivitas sistem saraf simpati.
d. Banyak bagian di susunan saraf pusat terlibat dalam mengontrol aktivitas
otonom.
Pesan-pesan dari SSP disampaikan ke otot jantung, otot polos, dan
kelenjar melalui saraf otonom, tetapi bagian-bagian mana dari SSP yang
mengatur keluaran otonom?
1) Sebagian refleks otonom, misalnya berkemih, defekasi, dan ereksi,
reintegrasi di tingkat korda spinalisadalah bagian yang secara
langsung paling betanggung jawab untuk keluaran otonom. Pusat-
pusat untuk mengontrol aktivitas kardiovaskular, respirasi, dan
pencernaan melalui sistem otonom terletak di sini.
2) Hipotalamus berperan penting dalam mengintegrasikan respons
otonom, aromatik, dan endokrin yang otomatis menyertai berbagai
keadaan emosi dan perilaku. Sebagai contoh, peningkatan kecepatan
denyut jantung, tekanan darah, dan aktivitas pernapasan yang
berkaitan dengan rasa marah atau takut ditimbulkan oleh hipotalamus
yang bekerja melalui medula.

11
2. Sistem Saraf Somatik
a. Neuron motorik mempersarafi otot rangka
Otot rangka dipersarafi oleh neuron motorik yang akson-aksonnya
membentuk sistem saraf aromatik. Badan sel dari neuron-neuron motorik
ini terletak di dalam tanduk Central koda finalis. Tidak seperti rantai dua
neuron pada serat saraf otonom, akson suatu neuron motorik berjalan dari
asalnya di koda finalis sampai tempat terkhirnya di otot rangka. Bagian
terminal akson neuron motorik mengeluarkan asetilkolin, yang
menimbulkan eksitasi dan kontraksi serat-serat otot yang dipersarafi.
Nauron motorik hanya dapat merangsang otot rangka, berbeda sengat serat
otonom.
b. Neuron motorik adalah jalur bersama terakhir.
Neuron motorik dipengaruhi oleh banyak masukan prasinaps
konvergen, baik yang bersifat eksitatorik maupun inibitarik. Sebagian dari
masukan ini adalah bagian dari jalur refleks spinal yang berasal dari
reseptor –reseptor sensorik perifer. Yang lain adalah bagian dari jalur-jalur
desendens yang berasal dari otak. Daerah-daerah di otak yang mengontrol
gerakan otot rangka meliputi daerah-daerah motorik korteks, nukleus asal,
serebelum, dan batang otak.
3. Taut Neuromuskulus
a. Asetilkolin secara kimiawi menghubungkan aktivitas listrik di neuron
motorik dengan aktivitas listrik di sel-sel otot rangka.
Suatu potensial aksi di neuron motorik dengan cepat menjalar di SSP
ke otot rangka di sepanjang serat bermielin besar (akson) neuron. Ketika
mendekati otot, akson terbagi bagi menjadi banyak cabang terminal dan
kehilangan sarung mielinnya. Setiap terminal akson itu membentuk suatu
taut khusus, taut neuromuskulus

12
Perbandingan Antara Sistem Saraf Otonom dan Sistem Saraf
Somatik
Sifat Sistem saraf otonom Sistem sarafsomatik
Tempat asal Otak atau tanduk lateral Tanduk vetral koda finalis
koda spinalis
Jumlah neuron dari tempat Rantai dua neuron Neuron tunggal (neuron
asal di SSP sampai ke (praganglion dan motorik)
organ detektor pascaganglion)

Organ yang dipersarafi Otot jantung, otot polos, Otot rangka


kelenjar eksokrin dan
sebagian kelenjar endokrin

Jenis persarafan Sebagian besar organ Organ efektor dipersarafi


efektor dipersarafi secara hanya oleh neuron
ganda oleh kedua cabang motorik
sistem yang antagonistis
ini (simpati dan
paasimpatis)

Neurotransmiter di organ Mungkin asetilkolin Hanya asetilkolin


efektor (ujung parasimpatis) atau
norepinefrin (ujung
simpatis)

Efek pada organ efektor Stimulasi atau inhibisi Hanya stimulasi (inhibisi
(efek antagonistis dari hanya dapat terjadi secara
kedua cabang) sentral melalui IPSP
dibasa sel dari neuron
motorik)

Jenis kontrol Dikontrol oleh bawah Dikontrol oleh keasadaran

13
sadar (involunter); dapat (volunter); banyak
dikontrol secara volunter aktivitas yang
dengan teknik umpan dikoordinasikan secara
balik hayati dan latihan bawah sadar

Pusat-pusat yang lebih Koda finalis, medula, Koda finalis, korteks


tinggi di otak yang ikut hipotalamus, korteks motorik, nukleus basal,
mengontrol frontalis serebelum, batang otak.

C. Sistem Indra
1. Susunan optik mata
a. Mata sebagai kamera
Mata, secara optik dapat disamakan dengan sebuah kamera fotografi
biasa. Mata mempunyai sistem lensa, sistem apertura yang dapat berubah-
ubah (pupil), dan retina yang dapat disamakan dengan film. Sistem lensa
mata terdiri atas empat perbatasan refleksi :
1) Perbatasan antara permukaan anterior kornea dan udara
2) Perbatasan antara permukaan posterior kornea dan humor aquosus
3) Perbatasan antara humor aquosus dan permukaan anterior lensa mata
4) Perbatasan antara permukaan posterior lensa dan humor vitreous.
Indeksi internal udara adalah 1 ; kornea 1,38; humor aquosus 1,33; lensa
kristalina (rata-rata) 1,40; dan humor vitreous 1,34.
Bila semua permukaan refleksi mata dijumlahkan secara aljabar dan
dibayangkan sebagai sebuah lensa, susunan optik mata normal akan terlihat
sederhana dan ditampilkan secara skematis sebagai reduced eye. Skema ini
amat berguna untuk perhitungan sederhana. Pada reduced eye dibayangkan
hanya terdapat satu lensa degan titik pusat 17 mm didepan retina, dan
mempunyai daya bias total 59 dioptri saat mata berakomodasi untuk
melihat jauh.
Lensa internal mata, yang secara normal bersinggungan dengan cairan
di setiap permukaannya, memiliki daya bias total hanya 20 dioptri, kira-kira
sepertiga dari daya bias total mata. Namun, lensa internal ini penting karena

14
sebagai respons terhadap sinyal saraf dari otak, lengkung permukaannya
dapat mencembung sehingga memungkinkan terjadinya “akomodasi”.
Pembentukan bayangan di retina . sama seperti pembentukan
bayangan oleh lensa kaca pada secarik kertas, sistem lensa mata juga dapat
membentuk bayangan diretina. Bayangan ini terbalik dari benda aslinya.
Namun, demikian persepsi otak terhadap benda tetap dalam keadaan tegak,
tidak terbalik seperti bayangan yang terjadi di retina, karena otak sudah
dilatih menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan normal.
b. Mekanisme akomodasi
Pada anak-anak, daya bias lensa mata dapat ditingkatkan dari 20
dioptri menjadi kira-kira 34 dioptri; ini berarti terjadi ” akomodasi” sebesar
14 dioptri.
Pada orang muda, lensa terdiri atas kapsul elastik yang kuat dan berisi
cairan kental yang mengandung banyak protein namun transparan. Bila
berada dalam keadaan relaksasi tanpa tarikan terhadap kapsulnya, lensa
dianggap berbentuk hampir sferis, terutama akibat retraksi elastik dari
kapsul lensa.
Pengaturan akomodasi oleh saraf parasimpatis. Otot siliaris hampir
seluruhnya diatur oleh sinyal saraf parasimpatis yang dijalarkan ke mata
melalui saraf kranial III dari nukleus saraf III pada batang otak.
Perangsangan saraf parasimpatis menimbulkan kontraksi kedua set serabut
otot siliaris, yang akan mengendurkan ligamen lensa, sehingga
menyebabkan lensa menjadi semakin tebal dan meningkatkan daya biasnya.
Presbiopia. Dengan meningkatnya usia, lensa semakin besar dan
menebal serta menjadi kurang elastik, sebagian disebabkan oleh denaturasi
protein lensa yang progresif.
c. Diameter pupil
Fungsi utama iris ialah untuk meningkatkan jumlah cahaya yang
masuk ke dalam mata pada waktu gelap, dan untuk mengurangi jumlah
cahaya yang masuk ke dala mata pada waktu terang.
Jumlah cahaya yang memasuki mata melalui pupil sebanding dengan
luas pupil atau kuadrat diametr pupil.
“Kedalaman fokus” sistem lensa meningkat dengan menurunnya
diameter pupil. Pada mata atas, apertura pupilnya kecil, sedangkan pada

15
mata bawah, apertura pupilnya besar. Didepan setiap mata terdapat dua titik
sumber cahaya yang kecil; cahaya dari setiap titik sumber cahaya masuk
melalui aperturabpupil dan di fokuskan di retina.
d. Kelainan pembiasan
1) Emetropia.
Mata akan dianggap normal atau “emetrop” bila cahaya sejajar dari
objek jauh difokuskan di retina pada keadaan otot siliaris relaksasi
total. Ini berarti bahwa mata emetrop dapat melihat semua objek jauh
secara jelas dengan otot siliaris yang relaksasi. Namun, untuk melihat
objek dekat, otot siliaris harus berkontraksi agar mata dapat
berakomodasi dengan baik.
2) Hiperopia (penglihatan jauh)
Hiperopia dikenal pula sebagai “penglihatan jauh”, biasanya akibat
bola mata terlalu pendek, atau kadang-kadang karena sistem lensa
terlalu lemah.
3) Miopia (penglihatan dekat)
Pada miopia atau “penglihatan dekat”, sewaktu otot siliaris relaksasi
total, cahaya dari objek jauh difokuskan didepan retina, keadaan ini
biasanya akibat bola mat yang terlalu panjang, atau kadang-kadang
karena daya bias sistem lensa terlalu kuat.
Koreksi miopia dan hiperopia dengan menggunakan lensa.
perlu diingat lagi bahwa cahaya yang melalui lensa konkaf akan
disebarkan. Bila permukaan refraksi mata mempunyai daya bias
terlalu besar, seperti pada miopia, kelebihan daya biasa ini dapat
dinetralkan dengan meletakkan lensa sferis konkaf didepan mata,
yang akan menyebarkan berkas cahaya.
4) Astigmatisma
Merupakan kelainan reflaksi mata yang menyebabkan bayangan
penglihatan pada satu bidang difokuskan pada jarak yang berbeda dari
bidang yang tegak lurus terhadap bidang tersebut.
Koreksi astigmatisma dengan lensa silindris. Kita bisa
menganggap mata yang astigmatis mempunyai sistem lensa terdiri
atas dua lensa silindris dengan kekuatan berbeda yang diletakkan
saling tegak lurus.

16
Koreksi kelainan optik dengan menggunakan lensa kontak.
Lensa kontak dari kaca atau plastik dapat diletakkan di permukaan
depan kornea. Lensa-lensa ini dipertahankan di tempatnya oleh
lapisan tipis air mata yang mengisi ruang antara lensa kontak dan
permukaan depan mata.
5) Katarak
Adalah kelainan mata yang terutama terjadi pada orang tua. Katarak
adalah suatu daerah berkabut atau keruh didalam lensa. Pada stadium
dini pembentukan katarak, protein dalam serabut-serabut lensa di
bawah kapsul mengalami denaturasi. Lanjut usia, protein tadi
berkoagulasi membentuk daerah keruh menggantikan serabut-serabut
protein lensa yang dalam keadaan normal seharusnya transparan.
e. Tajam penglihatan
Secara teoritis, cahaya yang datang dari sumber titik jauh, ketika
difokuskan di retina akan menjadi bayangan yang sangat kecil. Namun,
karena sistem lensa mata tidak pernh sempurnah, bintik diretina biasanya
mempunyai diameter total kira-kira 11 mikrometer walaupun dengan
resolusi maksimal dari sistem optik mata yang normal.
2. Indra pendengaran
a. Membran timpani dan sistem tulang pendengaran
1) Kondukasi suara dari membran timpani ke koklea
Membran tempani (umumnya disebut gendang telinga) dan
tulang-tulang pendengaran, yang menghantarkan suara dari membran
timpani melewati telinga tengah ke koklea(telinga dalam). Melekat
pada membran tempani adalah tungkai dari maleus.
“kesesuaian impendansi” oleh sistem tulang pendengaran.
Amplitudo gerakan bidang depan stapes di setiap getaran suara, hanya
tiga perempat dari amplitudo tangkai maleus. Oleh karena itu, sistem
pengungkit tulang pendengaran tidak memperbesar jarak pergerakan
dari stapes, seperti yang umumnya diyakini. Sebaliknya sistem
tersebut sebenarnya mengurangi jarak tetapi meningkatkan tenaga
pergerakan sekitar 1,3 kalinya.
Penguatan suara melalui kontraksi muskulus stapedius dan
tensor timpani. Ketika suara yang keras ditransmisikan melalui

17
sistem tulang pendengaran, dan dari tempat ini ke dalam sistem
sistem saraf pusat; setelah periode laten yang hanya selama 40 sampai
80 milidetik akan timbul refleks untuk menyebabkan kontraksi
muskulus stapedius dan sedikit lebih lemah pada muskulus tensor
timpani. Fungsi dari mekanisme ini diduga meningkat sehingga dua
kali lipat :
a) Untuk melindungi koklea dari getaran merusak yang disebabkan
oleh suara yang sangat keras
b) Untuk menutupi suara berfrekuensi rendah pada lingkungan suara
keras.
2) Transmisi suara melalui tulang.
Karena telinga dalam, koklea, tertanam pada kavitas bertulang
temporalis yang disebut labirin tulang, getaran diseluruh tulang
tengkorak dapat menyebabkan getaran cairan pada koklea itu sendiri.
a) Koklea
 Anatomi fungsional koklea
Koklea adalah suatu sistem tuba yang melingkar-
lingkar, koklea terdiri dari tiga tuba melingkar yang saling
bersisian :
 Skala vestibuli
 Skala media
 Skla tempani
Membran basilar dan resonansi di dalam koklea.
Membran basilar adalah membran fibrosa yang memisahkan
skala media dari skal timpani. Membran basilar mengandung
20.000 smampai 30.000 serabut basilar yang keluar dari pusat
penulangan di koklea, yaitu; modiolus, menuju kearah dinding
luar.
b) Transmisi gelombang suara di dalam koklea- “gelombang
berjalan”
Jika kaki stapes bergerak kedalam menghadap fenestra
ovalis, fenestra rotundum harus menonjol keluar, karena semua
sisi koklea dikelilingi oleh dinding yang bertulang.

18
Pola getaran membran basilar di berbagai frekuensi suara.
Setiap gelombang relatif lemah pada permulaan, tetapi menjadi
kuat ketika mencapai bagian membran basilar yang mempunyai
keseimbangan resonansi frekuensi alami terhadap masing-
masing frekuensi suara.
Pola amplitudo getaran membran basilar. Kurva dengan
garing terputus-putus memperlihatkan posisi gelombang suara
pada membran basilar ketika stapes:
 Sedang bergerak ke dalam
 Telah bergerak kembali ketitik netral
 Sedang bergerak keluar, dan
 Telah bergerak kembali ke titik netral tetapi sedang bergerak
ke dalam.
b. Fungsi organ corti
Organ corti adalah organ reseptor yang membangkitkan impuls saraf
sebagai respons terhadap getaran membran basilar. Serabut sarf yang di
rangsang oleh sel rambut akan menuju ganglion spiralis corti, yang terletak
di modiolus (pusat) koklea.
Eksitasi sel rambut. Rambut halus atau stereosilia, menonjol keatas
dari sel-sel rambut dan menyentuh atau tertanam pada permukaan lapisan
gel dari membran tektorial, yang terletak di atas stereosilia dalam skala
media.
Sinyal auditorik terutama dijalarkan oleh sel-sel rambut bagian dalam.
Walaupun sel-sel rambut bagian luar terdapat lebih banyak tiga sampai
empat kali dari pada sel-sel rambut bagian dalam, tetapi kurang lebih 90%
serabut saraf auditorik dirangsang oleh sel-sel bagian dalam bukan sel-sel
bagian luar.
Potensial reseptor sel rambut dan eksitasi serabut saraf auditorik.
Stereosilia (“rambut” yang menonjol dari ujung-ujung sel rambut),
merupakan struktur yang kaku karena setiap stereolisia ini memiliki
jaringan protein yang kaku setiap sel rambut memiliki sekitar 100
stereolisia pada tepi apikalnya.
Potensial endokoklea. Untuk menjelaskan secara lebih rinci mengenai
potensial listrik yang dibangkitkan oleh sel rambut, kita perlu menjelaskan

19
fenomena listrik lain yang disebut potensial endokoklea; skala media terisi
dengan cairan yang disebut endolimfe, yang berbeda dengan perilimfe yang
ditemukan dalam skala vestibuli dan skala timpani.
c. Penentuan frekuensi suara- prinsip “tempat”
Suara berfrekuensi rendah menyebabkan aktivasi mksimal pada
membran basilar didekat peks koklea, dan suara berfrekuensi tinggi
mengaktivasi membran basilar didekat basis koklea.
d. Menentukan kekerasan suara
Kekerasan suara ditentukan oleh sistem pendengaran, sekurang-
kurangnya melalui tiga cara.
1) Ketika suara menjadi lebih keras, amplitudo getaran membran basilar
dan sel-sel rambut juga meningkat, sehingga sel-sel rambut
mengeksitasi ujung saraf dengan lebih cepat
2) Ketika amplitudo getaran meningkat, akan menyebabkn semakin
banyak sel-sel rambut dipinggir bagian membran basilar yang
beresonanansi spasial impuls-yaitu: transmisi melalui banyak serabut
saraf,dan bukan melalui beberapa serabut saraf
3) Sel-sel rambut luar tidak terangsang secara bakmakna sampai getaran
membran basilar mencapai intensitas yang tinggi, dan perangsangan
sel-sel ini tampaknya yang mengambarkan pada sistem saraf bahwa
suara tersebut sangat keras.
e. Mekanisme pendengaran sentral
1) Jaras persarafan pendengaran
Beberapa titik penting harus diperhatikan.
 Sinyal dari kedua telinga dijalarkan melalui jaras
 Sisi otak, dengan penjalaran yang sedikit lebih besar pada jaras
kontralateral.
Pada sekurang-kurangnya ditiga tempat dalam batang otak, terjadi
persilangan anatara kedua jaras ini:
 Dalam korpus trapezoid
 Dalam komisura diantara dua inti lemniskus lateralis, dan
 Dalam komisura yang menghubungkan dua kolikulus inferior.
f. Fungsi korteks serebri pada pendengaran

20
Korteks auditorik primer dan korteks asosiasi auditorik (disebut juga
korteks auditorik sekunder). Korteks auditorik primer secara langsung
dirangsang oleh penonjolan korpus genikulatum medial, sedangkan area
asosiasi auditorik dirangsang secara sekunder oleh impuls yang berasal dari
korteks auditorik primer dan oleh penonjolan dari daerah asosiasi talamus
yang berdekatan dengan korpus genikulatum medial.
g. Penentuan arah sumber suara
Seseorang menentukan sumber suara dalam arahhorizontal melalui
dua prinsip yaitu:
1) Perbedaan waktu antara masuknya suara kedalam satu telinga dan
masuknya kedalam telinga yang lain, dan
2) Perbedaan antara intensitas suara daam kedua telinga.
Mekanisme pertama, berfungsi paling baik untuk frekuensi dibawah
300 siklus perdetik, dan mekanisme kedua bekerja paling baik pada
frekuensi yang lebih tinggi karena kepala bertindak sebagai sawar suara
yang lebih baik pada frekuensi-frekuensi ini.
3. indera kimia- pengecapan dan penghidu
a. indera pengecap

Pengecapan terutama merupakan fungsi dari taste buds yang terdapat


didalam mulut, tetapi pengalaman juga menyatakan bahwa indera penghidu
sangat berperan pada persepsi pengecapan.

b. Sensasi pengecapan utama


Untuk membuat analisis pengecapan yang praktis, kemampuan reseptor
yang telah disebutkan juga dikumpulkan menjadi lima kategori umum yang
disebut sensasi pengecapan utama. Kelima kategori tersebut adalah :
c. Rasa Asam
Disebabkan oleh asam, yakni karena konsentrasi ion hidrogen, dan
intensitas sensasi asam ini hampir sebanding dengan logaritma konsentrasi ion
hidrogen.
d. Rasa Asin
Dihasilkan dari garam yang terionisasi, terutama karena konsentrasi ion
nutrium.

21
e. Rasa Manis
Rasa manis tidak dibentuk oleh satu gelombang zat kimia saja.
f. Rasa Pahit, dan
Rasa pahit, seperti rasa manis, tidak dibentuk hanya satu tipe agen kimia.
g. Rasa Umami
Adalah kata bahasa jepang (yang artinya “lezat”) yang menyatakan rasa
kecap yang menyenangakan, yang secara kualitatif berbeda dari rasa asam,asin,
manis, atau pahit.
4. Taste bud dan fungsinya
Taste bud, yang mempunyai diameter sekitar 1/30 milimeter dan panjang
sekitar 1/16 milimeter. Taste bud terdiri atas kurang lebih 50 selsel epitel tang
termodifikasi, beberapa diantaranya adalah sel penyokong yang disebut sebagai sel
sustentakuler, dan yang lainnya disebut sebagai sel pengecap.sel-sel pengecap
terus-menerus digantikan melalui pembelahan mitosis dari sel-sel epitel
disekitarnya, sehingga beberapa sel pengecap adalah sel muda.
5. Transmisi sinyal pengecap ke sistem saraf pusat
Jaras saraf untuk transmisi sinyal pengecap dari lidah dan daerah faringeal ke
sistem saraf pusat. Impuls pengecap dari dua pertiga anterior lidah mula-mula akan
diteruskan kesaraf lingualis, kemudian melalui korda timpani menuju nervus
fasialis, dan akhirnya ke traktus solitarius dibatang otak.
6. Pemilahan pengecapan dan pengendalian diet
Pemilahan pengecapan secara sederahana berarti bahwa seekor hewan akan
memilih jenis makanan tertentu yang lebih disukainya dari pada orang lain, dan
hewan tersebut secara otomatis menggunankannya untuk membantu
mengendalikan jenis makanan yang dimakannya.
7. Indera penghidu
Penciuman adalah indera yang paling sedikit dimengerti. Keadaan ini
sebagian disebabkan oleh kenyataan bahwa indera penghidu merupakan fenomena
subjektif yang tidak mudah dipelajari pada hewan-hewan tingkat rendah. Kendala
lain yang menambah kerumitan adalah pada manusia indera penghidu tidak
berkembang sempurna dibandingkan sebagian besar hewan tingkat rendah.
D. SISTEM SARAF PUSAT
Sistem saraf adalah satu dari dua sistem control utama tubuh, selain sistem
endokrin. Sistem saraf dibentuk oleh jaringan interaktif kompleks dari tiga jenis dasar sel

22
saraf-neuron eferen, dan antarneuron. Susunan (sistem) saraf (SSP) terdiri dari otak dan
korda spinalis, yang menerim masukan mengenai lingkungan internal dan eksternal dari
neuron eferen. SSP menyortir dan mengolah masukan ini, kemudian memulai
pengarahan yang di neuron-neuron eferen, yang membawa intruksi ke kelenjar atau otot
untuk melaksanakan respons yang diinginkan beberapa jenis sekresi atau gerakan.
Banyak aktivitas yang di control eleh sistem saraf diarahkan untuk memepertahankan
homeostatis. Secara umum, sistem saraf bekerja melalui sinyal linstrik ( potensial aksi )
untuk mengontrol respons tubuh cepat.
E. PERLINDUNGAN DAN MAKANAN UNTUK OTAK
1. Neuroglia secara fisik menunjang antarneuron dan membantu mempertahankan
metabolisme mereka

Sekitar 90% sel-sel di dalam SSP bukanlah neuron tetapi sel gila atau
neuroglia. Walaupun jumlahnya besar, sel glia menempati hanya sekitar separuh dari
volume otak karena sel-sel ini tidak memiliki cabang-cabang ekstensif seperti
neuron. Tidak seperti neuron, sel glia tidak memulai atau menghantarkan impuls
saraf. Namun, sel-sel ini penting untuk viabilitas SSP. Sejak penemuan mereka pada
abad kesembilan belas, sel- sel glia hanya dianggap sebagai “adukan semen” pasif
yang secara fisik menunjang neuron yang memiliki fungsi penting. Namun, selama
dekade terakhir, berbagai peran penting dari sel-sel yang dinamis ini mulai terkuak.
Sel-sel glia berfungsi sebagai jaringan ikat SSP dan dengan demikian membantu
menunjang neuron baik secara fisik maupun metabolik. Terdapat empat jenis sel glia
di SSP yaitu astrosit, oligodendrosit, sel ependimal, dan mikroglia.

Diberi nama sesuai bentuknya yang seperti bintang ( astro berarti “ bintang”,
cyte berarti “sel” ), astrosit memiliki sejumlah fungsi penting. Pertama, sebagai
“perekat” utama (glia berarti “glue” atau lem perekat) SSP, yang menyatu neuron-
neuron dalam hubungan spatial yang sesuai. Kedua, astrosit berfungsi sebagai
tangga-tangga (perancah) untuk menentukan neuron ke tujuan akhir yang sesuai
selama perkembangan otak masa janin. Ketiga ,dan fungsional astrosit menginduksi
perubahan anatomis dan fungsional pembuluh-pembuluh darah halus di otak yang
berperan membentuk sawar darah otak, suatu barikade yang sangat selektif antara
darah dan otak yang segera akan di jelaskan secara lebih rinci.

23
a. Jaringan saraf pusat yang lembut terlindung dengan baik
Jaringan saraf pusat sangat lah lembut (lunak). Sifat ini, ditambah dengan
kenyataan bahwa sel saraf yang rusak tidak dapat dihentikan karena neuron
tidak mampu membelah diri, menyebabkan jaringan yang rapuh dan tidak
tergantikan ini harus terlindung dengan baik. Terdapat empat keistimewaan
yang melindungi SP dari cedera :
a. SSP terbungkus oleh struktur tulang yang keras. kranium (tengkorak)
melindungi otak, dan kolumna fertebralis mengelilingi korda spinalis.
b. Tiga membrane yang melindungi dan mengandung zat makanan, yaitu
meanings, terletak antara tulang penutupdan jaringan saraf.
c. Otak “terapung” dalam suatu bantalan cairan, cairan serebrospinalis (CSS)
d. Sawar darah otak yang sangat selektif dan membatasi akses zat-zat darah ke
dalam jaringan otak yang rentan.
2. Uga “ibu” menings memberikan perlindungan dan makanan untuk susunan saraf
pusat.

Menings, tiga membran yang membungkus susunan saraf pusat adalah, dari
lapisan terluar sampai terdalam, dura mater. Araknoid mater, dan pia mater (Gbr.
5-4). (mater berarti “ibu”, menunjukan peran protektif dan suportif yang
dimainkan oleh ketiga membrane tersebut.)

Dura mater ( dura berarti”kuat”) adalah selaput tidak elastic kuat yang
terdiri dari dua lapisan. Biasanya kedua lapisan tersebut melekat erat, tetapi di
bagian-bagian tertentu keduanya terpisaah dan membentuk rongga berisi darah,
sinus dura, atau pada rongga yang lebih besar, sinus vena. Darah vena yang
berasal dari otak mengalir kesinu-sinus ini untuk dikembalikan ke jantung. Cairan
sebrospinalis juga masuk kembali ke darah di sinus-sinus ini.

Susunan saraf pusat terapung dalam cairan serebrospinalisnya sebdiri.

cairan serebrospinalis dibentuk terutama oleh pleksus koroideus yang


ditemukan di daerah-daerah tertentu rongga ventrikel otak. Pleksus koroideus
terdiri dari massa jaringan pia mater seperti kembang kol yang kaya akan
pembuluh darah yang masuk ke dalam kantung-kantung yang dibentuk oleh sel-
sel ependimal. Setelah terbentuk, CSS mengalir melelui empat ventrikel yang
saling berhubungan di dalam bagian interior otak dan melalui kanalis sentralis

24
korda spinalis yang sempit., yang berhubungan dengan ventrikel terakhir. Cairan
serebrospinalis keluar melalui lubang-lubang kecil dari ventrikel keempat di dasar
otak melalui runang subaraknoid dan akhirnya mengalir di antara lapisan-lapisan
menings di seluruh permukaan otak dan korda spinalis. Sewaktu mencapai bagian
atas otak, SSP direabsopsi dari ruang subaraknoid ke dalam darah vena melalui
vilus araknoidalis.

Melalui proses pembentukan, sirkulasi, dan reabsorbsi yang terus menerus,


seluruh volume CSS yang sekitar 125 sampai 150 ml digantikan lebih dari tiga
kali sehari. Hidrosefalus (“air di dalam otak”) terjadi apabila salah satu dari
proses-proses tersebut terganggu sehingga terjadi penimbunan CSS berlebihan.
Peningkatan tekanan CSS yang terjadi dapat menimbulkan kerusakan itak dan
menyebabkan retardasi mental apabila tidak terapi. Terapi berupa pembuatan
pirau ( shunt ) secara bedah untuk mengalirkan kelebihan CSS ke vena lain di
tubuh.

Cairan serebrospinalis dibentk melalui mekanisme transportasi selektf


melintasi membran pleksus koroideus. Komposisi CSS berad dari komposisi
plasma. Sebagai contoh, CSS memiliki kadar K+ lebih rendah dan Na+ lebih
tinggi, sehingga CSS merupakan lingkungan yang ideal untuk perpindahan ion-
ion tersebut menuruni gradient konsentrasi, suatu proses yang penting untuk
hantaran impuls saraf (lihat h.83-88*).

3. Sawar darah-otak yang sangat selektif secara cermat mengatur pertukaran zat
antara darah dan otak.

Otak secara cermat dilindungi dari perubahan dalam darah yang mungkin
berbahaya oleh sawar dara-otak. Pertukaran zat antara darah dan cairan
interstisium di sekitarnya hanya dapat berlangsung melalui dinding kapiler,
pembuluh darah terkecil . tidak seperti pertukaran melalui kapiler pada bagian
tubuh lain yang lebih bebas, pertukaran melalui kapiler-kapiler otak mengalami
pembatasan yang ketat. Perubahan pada bagian besar konstituen plasma tidak
mudah mempengaruhi komposisi cairan interstisium otak karena hanya
pertukaran tertentu yang dapat berlangsung. Sebagai contoh, walaupun kadar K +
di dalam darah digandakan, hanya sedikit terjadi perubahan konsentrasi K+ di

25
dalam cairan membasahi neuron-neuron sentral. Hal ini bermanfaat karena
perubahan konsentrasi K+ cairan interstisium akan membahayan fungsi neuron.

Kapiler otak dikelilingi olehh tonjolan-tonjolan astrosit,yang pernah


dianggap bertanggung jawab secara fisik dalam membentuk sawar darah-otak.
Bukti yang ada sekarang menujukkan bahwa astrosit memiliki dua peran
berkaitan dengan sawar darah otak:

1. Astrosit tampaknya member sinyal pada sel-sel yang membentuk kapiler otak
untuk “merapat”. Sel-sel kapiler tidak memiliki kemampuan inheren untuk
membentuk taut erat; sel-sel tersebut hanya melakukannya atas perintah dari
sinyal lingkungan saraf di sekitarnya.
2. Astrosit diperkirakan turut berperan pada transportasi zat-zat tertentu
menembus sel, misalnya K+.

4. Obat bergantung pada pengantaran oksigen dan glukosa yang konstan oleh darah.

Walaupun banyak zat di dalam darah yang tidak pernah benar-benar


berkontak dengan jaringan otak, otak, melebihi jaringan lain di tubuh, sangat
bergantung pada pasokan yang konstan dari darah. Tidak seperti jaringan yang
dapat menggunakan metabolisme anaerobic untuk menghasilkan ATP apabila
tidak tersedia O2 paling tidak untuk jangka waktu singkat (lihat h. 33*), otak tidak
membentuk ATP tanpa adanya O2. Selain itu, berbeda dengan kebanyakan
jaringan lain, yang dapat menggunakan sumber bahan bakar lain untuk
menghasilkan energy sebagai pengganti glukosa, dalam keadaan normal otak
hanya menggunakan glukosa tetapi tidak menyimpan zat ini. Dengan demikian,
otak bergantung mutlak pada pasokan O2 dan glukosa yang adekuat dan kontinu.
Kerusakan otak dapat terjadi apabila organ ini kekurangan O2 selama lebih dari
empat sampai lima menit atau apabila pasokan glukosanya terputus lebih dari
sepuluh sampai lima belas menit.

5. Kerusakan otak dapat terjadi walaupun terdapat mekanisme protektif.

Walaupun otak secara cermat dilindungi dalam ruang yang berbantalan,


cedera kepala traumatik dapat merusak jaringan otak yang lambat. Kerusakan
otak langsung dapat timbul jika otak secara keras terguncang bergetar oleh

26
benturan kuat, misalnya terjatuh atau pukulan, atau jika tulang tengkorak yang
patah menekan jaringan saraf di bawahnya. Kerusakan otak tidak langsung lebih
lanjut dapat terjadi setelah cedera kepala akibat pembengkakan dan perdarahan di
dalam cranium yang merupakan ruang tertutup. Peningkatan tekanan
intrakranium yang terjadi dapat menyebabkan penekanan dan kerusakan jaringan
otak.

Namun, penyebab tersering kerusakan otak bukanlah cedera kepala


traumatik, tetapi cerebrovascular accidents (stroke). Jika pembuluh darah otak
(serebrum) robek/ruptur atau tersumbat oleh bekuan, jaringan otak yang
diperdarahi oleh pembuluh darah tersebut akan kekurangan pasokan O2 dan
glukosa. Akibatnya adalah kerusakan dan biasanya kematian jaringan yang
mengalami kekurangan tersebut. Baru-baru ini para peneliti mempelajari bahwa
kerusakan saraf ( dan diikuti oleh hilangnya fungsi saraf) meluas melebihi daerah
yang kekurangan darah akibat kekurangan darah akibat pengeluaran zat-zat toksik
oleh glutamate, suatu neurotransmiter eksitatorik yang lazim di jumpai, dari
neuron-neuron yang kekurangan O2. Glutamat atau neurotransmiter lain dalam
keadaan normal di keluarkan dalam jumlah kecil dari neuron sebagai suatu cara
komunikasih kimawi antar sel otak.

Kerusakan otak juga dapat terjadi akibat infeksi atau gangguan saraf
degenerative atau otot, yang kesemuanya dapat menyebabkan kerusakan jaringan
otak. Adapun sebabnya, sifat dari gangguan funsi nerologis bergantung pada
daerah otak yang terkena dan tingkat kerusan permanen yang terjadi. Berikut ini
adalah ringkasan kemungkinan akibat yang terjadi: (1). Kematian apabila terjadi
kerusakan pada daerah yang bertanggung jawab atas fungsi vital (misalnya, pusat
otak yang mengontrol pernapasan;(2) hilangnya kemampuan sensorik spesifik
yang ringan atau berat; (3) gangguan motorik(gerakan) dengan keparahan
berfariasi; (4) gangguan berbahasa; (5) gangguan kemampuan mental; atau (6)
pemulihan fungsional sempurnah.

Nyeri kepala jarang disebabkan oleh kerusakan otak

Nyeri kepala adalah bentuk nyeri yang sering terjadi. Hamper setiap orang
mengalami nyeri kepala paling tidak sekali-sekali. Untungnya, sebagian besar

27
nyeri kepala tidak berkaitan dengan kerusakan otak. Berikut ini adalah penyebab
nyeri kepala yang sering dijumpai:

a. Ketegangan berkaitan dengan pengetahuan berkepanjangan otot-otot di leher,


kulit kepala dan dahi yang berkaitan dengan rasa semas, stres, kelemahan.
b. Pembengkakan membrane mukosa yang melapisi sinus sebagai respon
terhadap infeksi atau alergi saluran nafas.
c. Gangguan mata yang disertai oleh ketegangan otot-otot mata.
d. Dilatasi pembulu-pembulu darah serebrum berkaitan dengan tekanan darah
tinggi, keadaan setelah mabuk alcohol ( hangofer) atau sakit kepala migren
e. Peningkatan tekanan intrakanium yang menyertai tumor otak atau
perdarahan intrakanium.
f. Peradangan dan pembengkakan yang berkaitan dengan infeksi meanings
( meningitis) atau infeksi pada otak itu sendiri (ensefalitis).
F. KORTEKS SEREBRUM
1. Daerah-daerah di otak yang lebih baru dan canggih ditumpuk di atas daerah yang
lebih lama primitive.
Walaupun merupakan suatu keseluruhan fungsi, otak disusun menjadi
beberapa daerah yang berbeda. Bagian-bagian otak dapat secara bebas di
kelompokan kedalam berbagai cara berdasarkan perbedaan antomis, spesialisasi
fungsional dan perkembangan evolusi.
Sistim saraf primitive terdiri dari antarneuron yang berada di antara neuron
aferen dan eferen yang jumlahnya relative sedikit. Selama perkembangan evolusi,
komponen antarneuron secara secara progresif meluas, membentuk
interkoneksiyang lebih rumit, dan terlokalisasi di ujung depan sistem saraf,
membentuk otak. Lapisan-lapisan yang lebih baru dan canggih ditambah ke lapisan-
lapisan lama yang lebih primitive. Otak manusia mencerminkan puncsk
perkembangan terkini.
Batang otak, daerah paling tua dan paling kecil di otak, bersambungan dengan
korda spinalis. Bagian ini mengontrol banyak proses untuk mempertahankan hidup,
misalnya bernapas, sirkulasi, dan pencernaan, yang juga dijumpai pada banyak
bentuk vertebrata rendah. Proses-proses diatas sering disebut sebagai fungsi
“vegetative”, karena hilangnya fungsi-fungsi otak yang lebih tinggi, namun disertai
denganterapi suportif yang sesuai seperti pemberian makanan secara intravena,

28
tingkat otak yang paling rendah ini masih dapat mempertahankan fungsi yang
penting bagi kelangsungan hidup.
2. Korteks serebrum adalah bahan abu-abu di lapisan terluar yang membungkus bahan
putih bagian tengah.
Serebrum, yang benar-benar merupakan bagian terbesar dari otak manusia,
dibagian menjadi dua belahan, yaitu hemisfer serebrum kiri dan kanan. Keduanya
dihubungkan satu sama lain oleh korpus kalosum, suatu pita tebal yang mengandung
sekitar 300 juta akson saraf melintang di antara kedua hemisfer.
Setiap hemisfer terdiri dari sebuah lapisan luar yang tipis yaitu substansi
grisea (bahan abu-abu) atau korteks serebrum, menutupi bagian tengah yang lebih
tebal yaitu, substansi alba (bahan putih). Diseluruh SSP, substansi grisea terutama
terdiri dari badab-badan sel yang terkemas rapat dengan dendrite-dendrit mereka dan
sel-sel glia. Berkas atau traktus (jaras) serat-serat saraf bermielin(akson) membentuk
substansia alba; penampakannya yang putih disebabkan oleh komposisi lemak
mielin. Serat-serat di substansi alba menyalurkan sinyal dari satu bagian korteks
serebrum dibagian lain atau antara korteks dan bagian SSP yang lain.
3. Korteks serebrum terorganisasi menjadi lapisan-lapisan dan kolom-kolom fungsional.

Korteks serebrum terorganisasi menjadi enam lapisan berbatas tegas


berdasarkan distribusi badan sel yang yang bervariasi dan serat-serat terkait lain dari
beberapa jenis sel tertentu. Lapisan-lapisan ini tersususn menjadi kolom-kolom
vertical fungsional, yang berjalan secara tegak lurus dari permukaan ke bawah
menelusuri kedalam korteks sampai ke substansia alba yang mendasarinya.

4. Empat pasangan lobus di korteks serebrum mengalami spesialisasi untuk aktivitas-


aktivitas yang berlainan
Perlu diketahui bahwa walaupun aktivitas tertentu pada akhurnya dikaitkan
dengan daerah tertentu, di otak, tidak ada bagian otak yang berfungsi sendirian.
Patokan-patokan anatomis yang digunakan dalam pemetaan korteks adalah lipatan-
lipatan dalam tertentu yang membagi setiap belahan korteks menjadi empat lobus
utama: lobus-lobus oksipitalis, temporalis, parietalis, dan frontalis.
Lobus oksipitalis dan Temporalis. Lobus oktapitalis, yang terletak disebelah
posterior (di kepala belakang), bertanggung jawab untuk pengolahan awal masukan
penglihatan. Sensasi suara mula-mula diterima oleh lobus temporalis, yang terletak
di sebelah lateral (di sisi kepala).

29
Lobus parietalis, lobus parietalis dan lobus frontalis, yang treletak di puncak
kepala, dipisahkan oleh sebuah lipatan dalam, sulkus sentralis, yang berjalan
kebawah di bagian tengah permukaan lateral tiap-tiap hemisfer. Lobus parietalis
terletak di belakang sulkus sentralis pada kedua sisi, dan lobus frontalis terletak di
depan sulkus.
Lobus parietalis terutama bertanggung jawab untuk menerima dan mengolah
masukan sensorik seperti sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri dari permukaan
tubun. Sensasi-sensasi ini secara kolektif dikenal sebagai sensasi somestetik
(so1mesthetic berarti “perasaan tubuh” ). Lobus parietali jugamerasakan kesadaran
mengenai posisi tubuh, suatu fenomena yang disebut sebagai propsiosepsi. Koeteks
somato sensorik, tempat pengolahan kortikal awal masukan somestetik dan
proprioseptif ini, terletak di bagian depan tiap-tiap lobus parietalis tepat dibelakang
sulkussentralis.
G. BATANG OTAK
1. Batang otak adalah penghubung yang sangat penting antara korda spinalis dan
bagian otak yang lebih tinggi.
Batang otak, yang tediri dari medula, pons, dan otak tengah(midbrain), adalah
penghubung penting antarabagian otak lainnya dengan korda spinalis. Semua serat
bermimpi.
pola prilaku yang menyertai tidur paradoksial ditandai oleh inhibisimendadak
tonus otot seluruh tubuh. Otot-otot mengalami relaksasi totaltanpa terjadi gerakan.
Tidur paradoksial juga ditandai oleh gerakan mata cepat (rapid eye movement),
sehingga juga disebut tidur REM. Kecepatan denyut jantung dan frekuensi
pernapasan menjadi tidak teratur(ireguler) dan tekanan darah mungkin berfluktuasi.
Karakteristik lain pada tidur REM adalah bermimpi. Terdapat sedikit bukti yang
menyatakan bahwa gerakan mata cepat tersebut berkaitan dengan “melihat” mimpi
secara imajinatif.
2. Siklus tidur bangun mungkin di control oleh interaksi tiga daerah batang otak.
Siklus tidur bangun serta berbagai stadium tidur diperkirakan disebabkan oleh
hubungan timbale balik siklis dari tiga sistem saraf yang berbeda di batang otak:
a. system, yang merupakan bagian dari retikuler ractivating system,
b. pusat tidur gelombang lambat,dan
c. pusat tidur paradoksikal.

30
Pola interaksi antara ketiga daerah saraf iru, yang menyebkan munculnya
urutan siklis teratur antara bangun dan tidur (yang berganti antara dua stadium),
sedang dalam penyelidikan intensif. Bagaimanapun, mekanisme molekul yang
mengontrol siklus tidur-bangun masih belum dipahami.
Gangguan tidur yang jarang terjadi adalah narkolepsi. Kelainan ini di tandai
oleh serangan tidur yang singkat (lima sampai tiga puluh menit) yang tidak dapat
ditahan beberapa kali sehari. Orang yang mengidap kelainan ini tiba-tiba jatuh
tertidur selagi melakukan aktivitas, sering tanpa ada tanda-tanda terlebih dahulu.
Narkolepsi diperkirakan berkaitan dengan pengaktifan abnormal neuron-neuron
dipusat tidur paradoksial selama keadaan terjaga.
H. KORDA SPINALIS
1. Korda spinalis berjalan melalui kanalis vertebralis dan dihubungkan denfan saraf
spinalis.
Dari batang otak betrjalan suatu silinder jaringan saraf panjang dan ramping,
yaitu korda spinalis, dengan ukuran panjang (18 inci) dan garis tengah 2 cm
(seukuran kelingking). Korda spinalis, yang keluar dari sebuah lubang besar didasar
tengkorak,dilindungi oleh kolumna vertebralis se keluar saraf-saraf waktu turun
melalui kanalis vertebralis. Dari korda spinalis keluar saraf-saraf spinalis
berpasangan melalui ruang-ruang yang dibentuk oleh lengkung-lengkung tulang
mirip-sayap vertebrata yang berdekatan. Saraf spinalis diberi nama sesuai daeraf
kolumna vertebralis tempat keluarny, dua belas saraf torakalis, lima saraf lumbalis,
lima saraf sarkalis, dan satu saraf koksigeus.
Selama perkembangan, kolumna vertebra tumbuh sekitar 25 cm lebih panjang
dari pada korda spinalis. Karena perbedaan pertumbuhan tersebut, segmen-segmen
korda spinalis yang merupakan pangkal dari saraf-saraf spinalis tidak bersatu
dengan ruang-ruang antarvertebra yang sesuai.

2. Kord spinalis bertanggung jawab untuk integrasi banyak reflex dasar.


Korda spinalis secara strategis terlekat di antara otak dan serat-serat aferen
sistem saraf perifer; letak ini memungkinkan korda spinais memenuhi dua fungsi
utama: (1) sebagai penghubung untuk menyalurkan informasi antara otak dan bagian
tubuh lainya; dan (2) mengintegrasikan aktifitas reflex antara masukan eferen dan
keluaran eferen tanpa melibatkan otak. Jenis aktivitas refleks ini dikenal sebagai.

31
3. refleks spinal.
Refleks adalah respon apapun yang terjadi secara otomatis tanpa usaha sadar.
Trdapat dua jenis refleks: refleks sederhana atau refleks dasa, yaitu respon built-in
yang tidak perlu dipelajari, misalnya menutup mata apabila ada benda yang
mendekatinya; dan refleks didapat atau refleks terkondisi, yang terjadi karena belajar
dan berlatih, misalnya seorang pemain pianoyang menekan tuts tertentu sewaktu
melihat suatu nadadi kertas partitur. Musisi tersebut melakukannya secara otomatis,
tetapi hanya setelah latihan yang cukup lama. ( lihat fitur penyerta dalam kontak,
lebih dekat tentang fisiologi Olahraga.)
Jalur-jalur saraf yang berperan dalam pelaksanaaan aktivitas refleks dikenal
sebagai lengkung reflek, yang biasanya mencakup lima komponen dasar.
a. Reseptor
b. Jalur aferen
c. Pusat integrasi
d. Jalur eferen
e. Efektor
Reseptor berespons terhadap stimulus itu tebal ( rangsangan), yaitu
perubahan fisika atau kimia dilingkungan reseptor yang dapat dideteksi. Sebagai
respons terhadap rangsangan tersebut, reseptor membentuk potensial aksi yang di
pancarkan oleh jalur eferen kepusat integrasi untuk diolah. Biasanya, sebagai
pusat integrasi adalah SSP. Kordes spinalis dan batang otak bertanggung jawab
untuk mengintegrasikan refleks-refleks dasar, sementara pusat-pusat otak yang
lebih tinggi biasanya mengolah refleks-refleks di dapat. Pusat intrgrasi mengolah
semua informasi yang dating dari reseptor serta dari masukan lain, kemudian
“mengambil keputusan” mengenai respons yang sesuai. Insrtuksi dari pusat
integrasi disalurkan melalui jalur eferen ke efekror suatu otot atau kelenjar untuk
melaksanakan respons yang di inginkan. Tidak seperti perilaku sadar yang
memiliki beberapa kemungkinan respons, respons refleks dapat diduga karena
jalur antara reseptor dan efektor selalu sama.
I. OTAK

Otak kira-kira merupakan 2% dari berat badan orang dewasa (sekitar 3 pon). Otak
menerima sekitar 20 curah jantung dan memerlukan 20% pemakain oksigen tubuh dan
sekitar 400 kikalori energi setiap harinya. Otak merupakan jaringan yang paling banyak

32
memakai enrgi dalam seluruh tubuh manusia dan terutama berasal dari proses
metabolisme oksidasi glukosa.

J. Batang otak

Ke arah kaudal batang otak berlanjut sebagai medulla spinalis dank e rostral
berhubungan langsung dengan pusat-pusat otak yang lebih tinggi. Bagian-bagian batang
otak dari bawah ke atas adalah medula oblongata, pons, dan mesensefalon (otak tengah).
Diseluruh batang otak banyak ditemukan jaras-jaras yang berjalan naik dan turun. Batang
otak merupakan pusat penyampaian dan refleks yang penting dari SSP.

Medula oblongata merupakan pusat refleks untuk jantung, vasokontriktor,


pernapasan, borsing, batuk, menelan, saliva, dan muntah. Semua jaras esenden dan
desenden medulla spinalis dapat terlihat di sini. Pada permukaan anterior terdapat 2
pembesaran ( disebut piramik) yang terutama mengandung serabut-serabut motorik
volunteer.

Pons (latin, berarti”jembatan”) berupa jembatan serabut-serabut yang


mehubungnghubungkan kedua hemisferium serebrik, serta menghubungkan
mesensevalon di sebelah atas dengan medulla oblongata di bawah. Pons merupakan mata
rantai penghubung yang pentng pada jaras kortikoserebelaris yang menyatukan
emisferium serebri dan serebolik. Bagian bawah pons berperan dalam pengaturan
pernapasan.

Otak tengah merupakan bagian pendek dari batang otak yang letaknya di atas pons
bagian ini terdiri dari (1) bagian posterior, yaitu tektum yang terdiri dari kolikulus
superior dan kolikulus interior, dan (2) bagian anterior, yaitu pedunkulus serebri. Polikul
superior berperan dalam refleks penglihatan dan koordinasi pergerakan penglihatan,
sedangkan polikuli inferior berperan dalam refleks pendengaran, misalnya pergerakan
kepala ke arah datangnya suara. Pedunkuli serebri (atau basis pedunkuli) terdiri dari
berkas serabut-serabut motorik yang berjalan tun dari serebrum

K. Serebelum
terletak di dalam fosatkrani posterior dan ditutupi oleh dura mater yang
menyerupai atap tenda, yaitu tentorium yang memisahkannya dari bagian posterior
serebrum. Sereblum terdiri dari bagian tengah (fermis) dan hemisferlateral. Sereblum
dihubungkan dengan batang otak oleh tiga berkas serabut yang dimakan (pedunkulus).

33
Pedunkulus serebli superior berhubungan dengan mesensefalon; pedunkulus serebli
media menghubungkan kedua hemisfer otak; sedangan pedunkulus serebli inferior berisi
serabut-serabut traktus spinoserbelaris dorsalis dan berhubungan dengan medula
oblongata. Semua aktivitas serebelum berada dibawak kesadaran. Fungsi utamanya
adalah sabagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot, serta
mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untk mempertahankan keseimbangan dan sikap
tubuh.
L. Diesefalon

Diesefalon adalah istila yang digunakan untuk menyatakan struktur-struktur


disekitar ventrikel ke tiga dan membentuk int bagian dalam serebrum. Diesenfalon
biasanya dibagi menjadi empat wilayah: thalamus, subtalamus, epitalamus, hipotalamus.
Diesefalon memproses rangsang sensotik dan membantu memulai atau modifikasi reaksi
tubuh terhadap rangsangan tersebut.

Thalamus terdiri dari dua struktur ovoid besar, masing-masing mempunayai


kompleks nucleus yang saling berhubungan dengan korteks serebri ipsilateral, serebalum,
dan dengan berbagai kompleks nuclear subrotikal seperti yang ada dalam hipotalamus,
formasio retikularis batang otak dan juga merupakan pengintegrasi subkortikal yang
penting.

Hipotalamus terletak di bawah thalamus. Hipotalamus berkaitan dengan pengaitan


rangsangan sistem susunan saraf autonom perifer yang menyertai ekspresi tingkah laku
dan emosi. Dengan demikian hipotalamus juga berperan penting dalam pengaturan
hormone-hormon.

Subtalamus merupakan nucleus motorik ekstrapiramidalyang penting. Subtalamus


mempunyai hubungan dengan nucleus rubra, substansi nigra, dan globus palidus dari
ganglia basalis. Fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi pada
subtalamus dapat menimbulkan diskinesia dramatis yang disebut hemibalismus.
Hemibalismus ditandai dengan gerakan kaki atau tanagan yang terhempas kuat pada satu
sisi tubuh. Gerakan involuntar biasanya lebih nyata pada tangan dari pada kaki.

Epitalamus adalah pita sempit jaringan saraf yang membentuk atap diensevalon.
Struktur utama daerah ini adalah nucleus habenulare dan komisura, komisura posterior,
striamedularis, dan badan pienalis. Epitalamus berhubungan dengan sistem limbic dan

34
agaknya berperan pada beberapa dorongan emosi dasar dan integrasi informasi
olvaktorius.

M. Sistem limbik
Sistem limbic berarti “batas” atau “tepi” yang diperkenalkan oleh Broca pada tahun
tidak memiliki 1878 untuk menunjuk pada dua girus yang membentuk limbus atau batas
di sekitar diensefalon. “sistim limbic” merupakan suatu konsep funsional dan tidak
memiliki defenisi yang diterima secara umum. Struktur kortikal adalah girus singuli,
girus hipokampus, dan hipokamous. Bagian subkortikal mencakup amigdala, traktus dan
bulbus olfaktorius, serta septum. Beberapa ahli menyatakan hipotalamus dan bagian-
bagian talamus dalam sistem limbikini karena sistem fungsionalnya yang erat. Pada
vertebrata rendah, sistem limbic terutama berperan dalam proses penghidu.
N. Sereberum

Serebrum merupakan bagian otak yang terbesar dan paling menonjol. Di sini
terletak pusat-pusat sarafyang mengatur semua kegiatan sensorik dan motorik, juga
mengatur proses penalaran, ingatan, dan intelegensia. Serebrum dibagi menjadi hamisfer
kanan dan kiri oleh suatu lekuk atau cerah dalamyang disebut fisura longitudinalis mayor.
Bagian luar hamisferiumserebri terdiri dari substansia grisea yang disebut segbagai
korteks serebri, terletak di atas substansia alba yang merupakan bagian dalam (inti)
hamisfer dan dinamakan pusat medula. Kedua hamisfer saling berhubungan oleh suatu
pita serabut lebar yang disebut korpus kalosum. Di dalam substansia alba tertanam
substansia grisea yang disebu gangli basalis. Hamisferium serebri kanan mengatur
bagian tubuh sebelah kiri dan hemisferium serebri kiri mengatur bagian tubuh sebelah
kanan. Konsep fungsional ini disebut pengendalian kontralateral.

O. Korteks serebri
Korteks serebri (atau mantel abu-abu)pada serebrum mempunyai banyak lipatan
yang disebut konvolusi atau giri (tunggal, girus). Susunan seperti ini memungkinka
permukaan otak menjadi luas (diperkirakan seluas 350 inci2). Yang terkandung dalam
rongga tengkorak yang sempit. Celah-celah atau lekukan yang disebut sulki ( tunggal,
sulkus) dibentuk dari lipatan-lipatantersebut dan membagi setiap hemisfer menjadi
daerah-daerah tertentuyang terkenal sebagai lobus frontalis, perientalis, temporalis,
oksipitalis.

35
P. Area fungsional korteks serebri

Beberapa daerah tertentu korteks serebri telah diketahui memiliki fungsi spesifik.
Pada tahun 1909 Brodmann (neuropsikiater Jerman ) telah membagi korteks serebri
menjadi 47 area berdasarkan struktur secular (sitoarsitektur).

Korteks serebri dapat dinggap mempunyai area primer dan area asosiasi untuk
berbagai fungsi. Area primer adalah daerah dimana terjadi persepsi atau gerakan. Area
asosiasi diperlukan untuk integrasi dan peningkatan perilaku dan intelektual.
Pembahasan berikut ini embicarakan fungsi utama korteks frontalis, parietalis, dan
oksipitalis.

korteks prafrontalis (area 9 sampai 12), merupakan area-area yang berkaitan


dengan kepribadian seseorang.

Peran utama korteks parietalis adalah pada kegiatan pemrosesan dan integrasi
informasi sensorikyang lebih tinggi tingkatnya. Area somestetik primer terletak pasa
girus postsentralis, parallel terhadap korteks motorik dan letaknya disebelah posterior
dan sulkus sentralis. Bagian ini retsusun secara samototopik dalam pola yang serupa,
tetapi tidak identik dengan korteks motorik primer.

Area asosiasi somestetik menduduki lobus parietalis superior dan meluas sampai
permukaan medial hemisfer. Bagian ini banyak berhubungan area-area sensorik lain dari
korteks sensorik. Korteks asosiasi sensorik menerima dan mengintegrasi berbagai
modalitas sensorik, misalnya mengidentifikasi mata uang dalam tangan tanpa melihat.
Kualitas dari bentuk, tekstur, berat, dan suhu berkaitan pengalaman-pengalaman sensorik
dimasa lalu, sehingga informasi dapat diinterpretasikan dan ditanggapi. Lesi pada girus
supramarginalis korteks

Parietalis menyebabkan astereonosis (ketidakmaampuan mengenal benda melaui


sentuhan). Lesi pada daerah ini (seperti yang dapat terjadi setelah CVA atau stroke) juga
dapat engakibatkan gangguan kesadaran tubuh pada sisi kontralateral terhadap lesi.
Misalnya, orang yang mengalami lesi tidak menyadari keadaan lengannya pada satu sisi
tubuh, atau tidak sanggup mencuci separuh wajahnya.
Q. Spesialisasi Fungsional Hemisferium Serebri
Salah satu cirri khas otak adalah pengendalian sensorik dan motorik, yaitu bahwa
setiap hemisfer otak terutama mengurus sisi tubuh yang letaknya kontralateral. Sekilas

36
pandaang otak tampaknya simetris bilateral sehingga sering dianggap bahwa kedua
belahan otak memiliki fungsi yang seimbang. Namun, anggapan ini ternyata salah. Sudah
diketahui sejak beberapa waktu yang lalu bahwa tingkahlaku yang dipelajari seperti
keterampilan, persepsi bahasa, gaya bicara, dan mengenal ruang merupakan fungsi-
fungsi yang terutama dikendalikan oleh salah satu hemisfer. Sekitar 90% manusia
memiliki tanagan kanan yang lebih dominan, suatu sifat keturunan yang diatur oleh sisi
kiri otak. Dari pengamatan pasien stroke dan lesi otak lain, telah diketahui bahwa
kemampuan bahasa (bicara, membaca, menulis) terutama merupakan fungsi otak kiri
pada 96% penduduk.
Bukti adanya spesialisasi serebral terlihat pada pasien yang menjalani
komisurotomi serebral, yaitu suatu operasi pemutusan korpus kolosum dan komisura-
komisura lain yang menghubungkan kedua hemisfer otak untuk menanggulangi serangan
kejang(epilepsi) yang sulit. Penyelidikan terhadap “orang yang mengalami pemisahan
otak” ini member informasi rinci yang makin menigkat tentang hemisfer yang terpisah.

R. SARAF KRANIAL
Saraf-saraf cranial langsung berasal dari otak dan meninggalkan tengkorak melalui
lubang-lubang pada tulang yang disebut foramina (tunggal, foramen). Terdapat 12
pasang saraf cranial yang dinyatakan dalam nama atau angka Romawi. Saraf-saraf
tersebut adalah olfaktorius(I), optikus(II), okulomotorius(III), troklearis(IV),
trigeminus(V), abdusens(VI), fasialis(VII), vestibulokoklearis(VIII), glosofaringeus(IX),
vagus(X), asesorius(XI), hipoglosus(XII). Saraf cranial I,II, dan VIII merupakan saraf
sensorik murni; saraf cranial III,IV, VI, XI, dan XII terutama merupakan saraf motorik,
tetapi juga mengandung serabut proprioseptif dari otot-otot yang dipersarafinya; saraf
cranial V, VII,IX, dan X merupakan saraf campuran. Saraf cranial III, VII, dan X juga
mengandung beberapa serabut saraf dari cabang parasimpatis sistem saraf autonom.
S. SARAF SPINAL
Medulla spinalis terdiri dari 31 segmen jaringan saraf dan masing-masing memiliki
sepasang saraf spinal yang keluar dari kanalis vertebralis melalui foramina
intervertebralis (lubang pada tulang vertebra). Saraf-saraf spinal diberi nama sesuai
dengan foramina intervertebralis tempat keluarnya saraf-saraf tersebut, kecuali saraf
servikal pertama yang keluar diantara tulang oksipital dan vertebra servikal pertama.
Dengan demikian, terdapat delapan pasang saraf servikal (dan hanya tujuh vertebra

37
servikalis), 12 pasang saraf torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralis dan
1 pasang saraf koksigeal.
Saraf spinal melekat pada permukaan lateral medulla spinalis dengan perantaraan
dua radiks, radiks posterior atau dorsal (sensorik) dan radiks anterior atau ventral
(motorik). Radiks dorsal memperlihatkan pembesaran, yaitu ganglion radiks dorsal yang
terdiri dari badan-badan sel neuron eferen atau neuron sensorik. Badan sel seluruh
neuron aferen medulla spinalis terdapat dalam ganglia tersebut. Serabut-serabut radiks
dorsal merupakan tonjolan-tonjolan neuron sensorik yang membawa impuls dari bagian
perifer ke medulla spinalis. Badan sel neuron motorik atau neuron efern terdapat di
dalam medulla spinalis dalam kolumna anterior dan lateral substansia grisea.
Secara umum, bagian dorsal saraf spinal mempersarafi otot intrinsic punggung dan
segmen-segmen tertentu dari kulit yang melapisinya yang disebut dermatoma. Bagian
ventral merupakan bagian yang besar dan membentuk bagian utama saraf spinal. Otot-
otot dan kulit leher, dada, abdomen, dan ekstremitas dipersarafi oleh bagian ventral.
T. MEDULA SPINALIS
Medulla spinalis berfungsi sebagai pusat refleks spinal dan juga sebagai jaras
konduksi impuls dari atau ke otak. Medulla spinalis terdiri dari substansia alba (serabut
saraf bermielin) dengan bagian dalam terdiri dari substansia grisea (jaringan saraf tak
bermielin). Substansi alba berfungsi sebagai jaras konduksi impuls aferen dan eferen
antara berbagai tingkat medulla spinalis dan otak. Substansia grisea merupakan tempat
integrasi refleks-refleks spinal.
U. Lengkung refleks
Lengkung refleks merupakan unit funsional sistem saraf. Apabila disederhanakan
sampai pada bentuk yang paling sederhana, maka lengkung refleks terdiri dari dua
neuron , yaitu satu neuron sensorik, dan satu neuron motorik yang menyampaikan impuls
ke otot atau kelenjar. Namun, biasanya kedua neuron itu tidak mempunayai huungan
langsung, tetapi terdapat satu atau lebih neuron intrnunsial di antara kedua neuron
tersebut.

V. Lintasan Beberapa Traktus Medula spinalis


Informsdi sensorik dari reseptor peife dihantarkan melalui sistem saraf dalam
serangkaian neuron yang tersusun sedemikian rupa sehingga membentuk sistem jaras
esendens. Rantai sensorik terdiri dari tiga neuron yang masing-masing mempunyai akson
yang panjang. Badan sel neuron pertama terletak pada ganglion radiks dorsalis

38
W. Jaras Nyeri dan Suhu
Lintasan saraf langsung sensasi nyeri dan suhu adalah jaras spinotalamikus lateralis.
Serabut-serabut saraf sensorik yang membawa rangsang nyeri atau suhu dari reseptor
akan masuk melalui radiks dorsalis medulla spinalis. Begitu mencapai substansia alba,
serabut saraf sensorik akan bercabang menjadi dua dan berjalan asendens atau desendens
ke beberapa segmen sebelum bersinaps dengan neuron tingkat kedua dalam substansia
grisea kornu dorsalis. Akson neuron tingkat ke dua ini menyilag menuju sisi kontralateral
dan akson ini bergabung dengan serabut-serabut lain dalam traktus spinotalamikus
lateralis. Serabut-serabut ini terus menuju thalamus tempat bersinapsnya serabut ini
dengan neuron tingkat ketiga yang menyebarkan impuls ke korteks sensorik.
X. Jaras Raba Halus, Vibrasi, dan Propiosepsi Sada
Lintasan saraf bagi raba halus (kesadaran akan posisi da pegerakan tubuh), dan
sensai getar dinakamakan sistemlenmiksus medialis. Sistem ini terdiri dari traktus-traktus
yang menyusun kolumna dorsalis medulla spinalis (fasikuls kuneatus dan grasilis) dan
ditambah lenmiskus medialis, yaitu suatu pita tipis serabut-serabut yang meluas melalui
batang otak.

Y. Jaras Desendens
Ada dua sistem utama lintasan motorik yang digolongkan sebagai sistem piramidalis
ekstrapiramidalis. Traktus piramidalis (traktus kortikospinalis lateralis dan ventralis)
merupakan bagian yang serabut-serabutnya menyatu dalam medulla oblongata
membentuk piramis, sehingga dinamakan traktus piramidalis. Lintasan motorik
desendens umumnya melibatkan dua neuron utama, yaitu neuron motorik atas (upper
motor neuron) dan neuron bawah ( lower motor neuron). Neuron motorik atas
mempunyai badan sel dalam korteks motorik serebri atau daerah subkortikal otak dan
batang otak, dan serabut-serabutnya menghantarkan impuls dari otak (traktus
kortikobulbaris). Neuron motorik spinalis (neuron motorik cranial) yang mempersarafi
otot disebut neuron motorik bawah. Oleh karena itu, neuron motorik bawah dimulai
dalam SSP (kornu anterior substansia grisea medulla spinalis) dan mengirimkan serabut-
serabutnya untuk mempersarafi otot-otot. Dengan demikian, neuron motorik bawah
merupakan bagian dari sistem saraf perifer.
Z. Jaras Motorik Voluntar
traktus kortikospinalis lateralis dan ventrikalis merupakan traktus motorik volunta
utama pada medulla spinalis. Traktus-traktus ini terutama berperan dalam proses

39
pengaturan gerakan tangkas ekstremitas. Fungsi lain yang penting dari neuron motorik
atas adalah untuk mempengaruhi gerakan refleks dengan mengirimkan ke bawah impuls-
impuls yang mempermudah atau menghambat neuron motorik alfa dan gama.
Neuron motorik atas traktus kortikospinalis berasal dari area 4 korteks motorik
primer, area 6 korteks premotorik, dan berbagai bagian lobus parietalis. Dari sini serabut-
serabut berjalan menurun melalui kapsula interna untuk bersinaps dengan neuron
internusial pada berbagai tingkat medula spinalis, yang kemudian bersinaps dengan
neuron dalam serabut dalam substansia grisea kornu ventralis.
Sebagai suatu unit anatomis, sistem terdiri dari (1) ganglia basalis dan sirkuit-
sirkuitnya, (2) area pada korteks yang mempunyai proyeksi pada gangliar basalis, (3)
daerah serebelum yang mempunayi proyeksi pada ganglia basalis, (4) bagian dari
formasio retikularis yang berhubungan dengan ganglia basalis dan korteks serebri, dan (5)
nucleus tamales yang menghubungkan ganglia basalis formasio retikularis.
Fungsi utama sistem ekstrapiramidalis adalh mengatur secara kasra otot-otot
foluntar(sistem piramidalis dan sistem kortikospinalis mengatur secara halus). Seluruh
itu bekerja sebagai satu unit dan merupakan sarana integrasi pada tuga tingkatan: kortikal,
striatal, dan tegmental. Efek utamanya adalah inhibisi.

40
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf terdiri
dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang
berupa rangsang atau tanggapan. Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat
dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
Sistem saraf perifer terdiri dari sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.

B. Saran
Untuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi-materi
dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita harus dapat
mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah
untuk paham dan akan selalu diingat.

41
DAFTAR PUSTAKA

Guytfon,Arthur c (2007). Buku Ajar fisiolgi kedokteran ED. Jakarta : EGC, 2007

Price, sylvia Anderson (2005) patofisiologi : konsep klms proses penyakit. ED.6. Jakarta:
EGC,2005

Sherrwook, Laurale (2001). Fisiologi manusia : dari sel ke sistem saraf.ed.jakarta: EGC 2001

42

Anda mungkin juga menyukai