Anda di halaman 1dari 13

SISTEM SARAF

Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Ilmu Biomedik Dasar


Dosen pengampu :
Dra Suprihatin, M.Si.

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Refi Dhea Al Wafa 214201516116


Maulita Fachrani 214201516118
Diajeng Ngalem Borowati 214201516127
Siti Maryam 214201516114
AisyahDatun Aini 214201516076

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2021
Definisi Sistem Saraf
Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf
pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan rangsangan (Feriyawati, 2006). Sistem
atau susunan saraf merupakan salah satu bagian terkecil dari organ dalam tubuh, tetapi
merupakan bagian yang paling kompleks. Susunan saraf manusia mempunyai arus informasi
yang cepat dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi dan tergantung pada aktivitas listrik
(impuls saraf) (Bahrudin, 2013). Alur informasi pada sistem saraf dapat dipecah secara skematis
menjadi tiga tahap. Suatu stimulus eksternal atau internal yang mengenai organ-organ sensorik
akan menginduksi pembentukan impuls yang berjalan ke arah susunan saraf pusat (SSP) (impuls
afferent), terjadi proses pengolahan yang komplek pada SSP (proses pengolahan informasi) dan
sebagai hasil pengolahan, SSP membentuk impuls yang berjalan ke arah perifer (impuls efferent)
dan mempengaruhi respons motorik terhadap stimulus (Bahrudin,2013).
Sistem saraf pada manusia memiliki sifat mengatur yang sangat kompleks dan khusus.
Sistem syaraf menerima berjuta-juta rangsangan yang berasal dari berbagai organ. Semua
rangsangan tersebut akan bersatu untuk dapat menentukan respon apa yang akan diberikan oleh
tubuh. Sistem saraf  sendiri terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, organ-organ sensorik, dan
semua saraf yang menghubungkan organ-organ ini dengan seluruh tubuh.
Sistem saraf akan mengoordinasikan setiap tindakan bagian tubuh dengan mengirimkan sinyal ke
dan dari berbagai bagian tubuhnya. Bersama-sama, setiap organ ini bertanggung jawab untuk
mengendalikan tubuh dan komunikasi di antara bagian-bagiannya. Contoh, saraf memberi tahu
jantung untuk berdetak atau memberi tahu paru-paru untuk bernapas tanpa kita sadari.
1. Neuron (Sel Saraf)
Neuron adalah unit terkecil dan fungsional yang membentuk sistem saraf. Neuron
memiliki panjang 39 inchi dan berfungsi untuk menghantarkan rangsangan dari reseptor ke pusat
saraf serta menghantarkan rangsangan dari pusat saraf ke otot dan kelenjar.
Adapun struktur neuron adalah sebagai berikut :
Sel neuron terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
A. Badan sel saraf (perikarion) merupakan pengendali seluruh aktivitas neuron. Fungsi dari
badan sel ini adalah menerima rangsang dari dendrit ke akson. Bagian-bagian badan sel,
yaitu sitoplasma yang didalamnya terdapat badan Nissl (tumpukan RE kasar dan
ribosom), nukleus, dan organel sel lain seperti mitokondria, badan Golgi, dan neurofibril.
B. Dendrit merupakan bagian neuron yang ukurannya pendek dan bercabang-cabang.
Dendrit berfungsi untuk menerima impuls dan meneruskannya ke badan sel saraf.
C. Akson adalah bagian neuron yang ukurannya panjang dan memiliki cabang tunggal.
Bagian ujung terdapat suatu kantong yang berisi neurotransmitter. Neurotransmitter
inilah yang nantinya akan menyampaikan impuls saraf ke bagian sinapsis.
D. Selubung mielin adalah pelindung akson yang berisi lemak berwarna putih kekuningan
dan bersegmen. Selubung mielin disusun oleh suatu sel yang disebut sel Schwann.
Bagian akson yang tidak ditutupi oleh mielin disebut nodus Ranvier.
Pada Akson terdapat:
a) Selubung Mielin, yaitu bagian sel yang membungkus akson.
b) Selubung Mielin terdiri atas sel-sel Schwan
c) Terminal akson, yaitu tempat bertemunya sel saraf dengan sel saraf lainnya.
d) Pada terminal akson ini terdapat sinaps, yaitu pertemuan antara dua terminal akson.
e) Di sinapsis ada cairan yang disebut neurotransmitter.
f) Neurotransmitter berfungsi menghantarkan sinyal dari terminal akson yang satu ke
terminal akson lainnya.

Berdasarkan fungsinya, neuron dibagi menjadi tiga, yaitu neuron sensorik, motorik, dan
konektor.
A. Neuron sensorik adalah neuron yang berfungsi menghantarkan impuls dari reseptor ke
pusat saraf, yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
B. Neuron motorik adalah neuron yang berfungsi untuk mengnatarkan impuls dari pusat
saraf ke efektor (otot dan kelenjar).
C. Neuron keonektor adalah penghubung antara neuron sensorik dan motorik.
Berdasarkan juluran sitoplasmanya, neuron dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a) Neuron unipolar adalah neuron yang memiliki satu juluran sitoplasma pada badan selnya.
b) Neuron bipolar adalah neuron yang memiliki dua juluran sitoplasma pada badan selnya.
Contohnya neuron pada alat indera seperti telinga, mata, dan hidung.
c) Neuron multipolar adalah neuron yang memiliki satu akson dan banyak dendrit pada
badan selnya.

2. Neuroglia
Neuroglia atau biasa disebut sel glia merupakan penunjang susunan saraf pusat yang
berfungsi sebagai jaringan ikat. Neuroglia ini terdiri dari beberapa jenis sel, yaitu astrosit yang
berbentuk seperti bintang dan berfungsi sebagai penyatu neuron, oligodendrosit yang berbentuk
seperti astrosit namun dengan badan sel lebih kecil dan berfungsi membentuk selubung mielin,
mikroglia yang bersifat fagosit, dan sel ependima berupa sel epitelium yang melapisi serebral
dan medula spinalis.
3. Sinapsis
Sinapsis adalah penghubung antarneuron. Artinya, sinapsis menjadi titik temu antara
ujung akson suatu neuron dan dendrit dari neuron lain. Pada celah sinapsis inilah terkandung
suatu substansi kimia yang disebut neurotransmitter. Neurotransmitter terdiri dari beberapa
macam, yaitu sebagai berikut.
 Asetilkolin yang disekresikan oleh neuron di bagian otak.
 Epinefrin disekresikan oleh kelenjar adrenal saat tubuh sedang bahaya.
 Norepinefrin disekresikan oleh sebagian besar neuron yang badan selnya berada di
batang otak dan hipotalamus.
 Dopamin disekresikan oleh hipotalamus. Dopamin ini berperan besar dalam menentukan
emosional.
 Serotonin diproduksi di saluran pencernaan, kelenjar pineal, dan sistem saraf pusat.
 Asam gama aminobutirat disekresikan oleh neuron di otak. Jika kadar asam ini
berkurang, kamu akan merasa tidak nyaman, galau, takut, dan gelisah.

Mekanisme Penghantaran Impuls


Impuls adalah rangsangan yang berupa aliran listrik dan merambat pada serabut saraf.
Penghantaran impuls terjadi secara konduksi yang melibatkan pompa ion Na+ dan K+.
Mekanisme penghantaran impuls terjadi melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
1. Tahap polarisasi (istirahat)
Pada tahap ini, neuron tidak menghantarkan impuls, sehingga saluran ion Na+ dan K+ tertutup
dan bagian luar membran bermuatan positif sedangkan bagian dalamnya bermuatan negatif.
2. Tahap depolarisasi
Pada tahap ini, neuron sedang dilalui oleh impuls. Keadaan neuron pada tahap ini adalah sebagai
berikut.
Saluran ion Na+ terbuka. Akibatnya ion Na+ masuk ke dalam sel.
Muatan listrik mengalami perubahan di mana bagian luar bermuatan negatif dan bagian
dalamnya bermuatan positif.
3. Tahap repolarisasi
Tahap repolarisasi terjadi ketika neuron sudah dilalui impuls. Hal ini mengakibatkan saluran Na+
tertutup dan tidak aktif. Sementara itu, saluran K+ terbuka sehingga ion K+ akan keluar.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.

Fungsi sistem saraf

Secara umum, sistem saraf


pada manusia memiliki
beberapa fungsi. Fungsi
tersebut adalah:

 Mengumpulkan informasi dari


dalam dan luar tubuh (fungsi
sensorik).

 Mengirimkan informasi ke otak dan sumsum tulang belakang.

 Memproses informasi di otak dan sumsum tulang belakang (fungsi integrasi).

 Mengirimkan informasi ke otot, kelenjar, dan organ sehingga dapat merespon dengan tepat
(fungsi motorik).

Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf pusat ini
berfungsi sebagai pusat pengendali utama pada tubuh. Sistem saraf inilah yang mengatur
pergerakan tubuhmu, misalnya saat tangan kamu melakukan gerakan refleks ketika menyentuh
mangkuk bakso yang panas. Gerakan refleks itu, tanpa kamu sadari merupakan tugas dari sistem
saraf pusat.
Otak dan sumsum tulang belakang yang menjadi pengendali tubuh manusia, berada pada sistem
saraf pusat. Kenapa sistem saraf pusat bisa mengontrol gerakan tubuh? Hal ini karena sistem
saraf pusat mampu mengolah informasi atau rangsangan yang diperoleh dari indera-indera tubuh.

Informasi dan rangsangan tersebut disebarkan ke seluruh tubuh, sehingga tubuh bisa merespon
gerakan apa yang harus dilakukan ketika menerima informasi tersebut. Contohnya, saat anda
ingin menyantap semangkuk bakso, otak akan menerima informasi dalam bentuk visual dari
mata, bahwa ada semangkuk bakso di depan anda.
Bersamaan dengan itu, hidung akan menerima rangsangan berupa aroma dari bakso tersebut.
Kedua rangsangan itu kemudian dikirim ke otak untuk memberikan sinyal kepada tangan anda,
sehingga tangan anda bergerak mengambil sendok untuk memasukkan bakso tersebut ke mulut
anda.

Bagian Dari Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, memiliki fungsi untuk
menerima informasi atau rangsangan dari semua bagian tubuh, kemudian mengontrol dan
mengendalikan informasi tersebut untuk menghasilkan respons tubuh. Informasi atau rangsangan
ini termasuk yang berkaitan dengan gerakan, seperti bicara atau berjalan, atau gerakan tak sadar,
seperti berkedip dan bernapas. Ini juga termasuk bentuk informasi lainnya, seperti pikiran,
persepsi, dan emosi manusia.

Nah, itulah sedikit ilustrasi yang menggambarkan fungsi dari sistem saraf pusat. Berikut ini
adalah bagian dari sistem saraf pusat, antara lain:
1. Otak
Otak merupakan organ terpenting dari tubuh manusia yang tersusun oleh jutaan sel saraf.
Permukaan otak manusia yang berlipat-lipat, membuat otak manusia mampu menyimpan lebih
banyak neuron dibandingkan otak yang permukaannya mulus seperti pada sebagian besar hewan.

Berkat permukaan otak yang berlipat-lipat ini, manusia bisa memiliki kemampuan kognitif yang
lebih tinggi dibandingkan hewan. Otak manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu otak depan, otak
tengah, dan otak belakang. Berikut penjelasannya:
Otak Besar (Serebrum)
Otak besar atau otak bagian depan manusia disusun oleh serebrum. Serebrum merupakan
bagian yang paling besar pada otak manusia, sehingga disebut sebagai otak besar. Serebrum atau
otak besar ini menjadi bagian otak manusia yang menentukan dasar-dasar kecerdasan manusia.
Serebrum menjadi pusat integrasi yang paling rumit dan menjadi pusat kontrol semua
ingatan manusia. Serebum mampu merumuskan semua kegiatan yang kompleks, seperti saat
kamu sedang belajar, bermain atau berpikir. Ketika membaca sebuah topik atau materi belajar
misalnya, serebum yang menentukan informasi apa saja yang penting dan harus diingat.
Serebrum juga yang mengatur emosi manusia. Serebrum ini terdiri dari dua belahan, yaitu
hemisfer kanan dan hemisfer kiri. Kedua hemisfer ini memiliki peranan penting dalam proses
belajar kita. Hemisfer kanan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah visual,
sementara hemisfer kiri cara kerjanya lebih rasional dan analitis.
Talamus dan Hipotalamus
Selain serebrum, di otak depan manusia juga terdapat talamus dan hipotalamus. Talamus
merupakan bagian otak yang menjadi penerima informasi sensorik dari organ indra yang
diteruskan ke otak besar. Dari otak besar, informasi hasil terjemahannya akan masuk ke talamus
dulu sebelum keluar dari otak untuk disampaikan ke organ yang ditargetkan. Sementara
hipotalamus, adalah bagian otak yang menjadi pusat pengaturan homeostasis atau pengaturan
lingkungan dalam tubuh kita. Hipotalamus lah yang dapat mengatur suhu tubuh kamu agar tetap
stabil. Saat kamu merasa kepanasan ketika berjalan kaki di siang hari, sensor-sensor yang ada di
seluruh kulit tubuh kamu akan memberi sinyal listrik yang berisi informasi kalau tubuh kamu
sedang kepanasan kepada hipotalamus.
Informasi tersebut akan diterjemahkan oleh hipotalamus untuk menjaga suhu tubuh tetap
stabil dengan cara melepaskan enzim bradikinin ke kulit. Dari kulit, enzim bradikinin ini akan
membuat pembuluh darah dan kelenjar keringat melebar, lalu mengeluarkan keringat dari tubuh.
Saat keringat ini keluar, suhu tubuh kamu akan kembali turun karena panas di tubuh kamu
menguap oleh keringat.
Mesensefalon (Otak Bagian Tengah)
Otak tengah yang biasa disebut mesensefalon ini posisinya sejajar dan lebih dekat dengan
mata dan telinga. Karena lebih dekat kedua organ indra tersebut, tugas mesensefalon ini
berkaitan dengan pendengaran dan penglihatan kita.
Mesensefalon mampu menerjemahkan informasi suara dari kedua telinga kamu.
Sekalipun yang menjadi pusat penglihatan di otak adalah bagian otak besar, tetapi mesensefalon
ini juga memiliki andil dalam gerak refleks mata. Misalnya, saat ada debu yang mengganggu
atau ada cahaya yang menyilaukan mata kamu. Mesensefalon inilah yang secara tidak kamu
sadari bertugas untuk menutup mata kamu.
Serebelum (Otak Kecil)
Di bagian otak belakang, ada serebelum yang disebut juga sebagai otak kecil. Serebelum
merupakan pusat keseimbangan tubuh manusia yang dapat memantau kedudukan posisi tubuh
manusia. Serebelum membantu koordinasi, ketepatan, dan keakuratan waktu gerakan tubuh
manusia. Misalnya, saat ada bola yang melayang ke arah kamu, serebelum ini akan berkoordinasi
dengan korteks motorik yang ada di otak bagian depan untuk menentukan kapan kamu akan
menangkap bola tersebut agar tidak meleset.
Di bagian otak belakang ini juga ada yang namanya pons varoli atau jembatan varol.
Pons varoli ini bertugas untuk menghubungkan atau menghantarkan impuls bolak-balik dari otak
bagian kanan dan kiri. Pons varoli juga menghubungkan bagian dalam otak besar dan otak kecil
hingga sumsum tulang belakang. Pons varoli juga memiliki tugas sebagai pengatur frekuensi dan
kekuatan bernapas manusia.

Ternyata tugas otak manusia sangat rumit, Karena otak menjadi pusat kontrol di seluruh tubuh
manusia, otak membutuhkan kalori yang cukup banyak. Dengan beragam tugas yang rumit itu,
maka tak heran jika otak menjadi organ manusia yang paling banyak membutuhkan energi.
Otak manusia menggunakan 25% kalori setiap harinya. Makanya, biar otak kamu bekerja secara
maksimal, kamu harus menjaga asupan kalori dan gizi dari makanan yang kamu konsumsi.

2. Sumsum Tulang Belakang


Selain otak, sistem saraf pusat terdiri atas sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang ini
terhubung dengan otak. Bagian pangkalnya disebut sumsum lanjutan atau medula oblongata, dan
bagian yang memanjang dalam rongga tulang belakang disebut sebagai medula spinalis.

Medula oblongata berfungsi untuk mengatur denyut jantung, menyempitkan pembuluh darah,
melakukan gerakan menelan, batuk, bersin, bersendawa dan muntah. Medula oblongata juga
menjadi pusat kendali pernapasan utama pada tubuh manusia. Sementara medula spinalis
berfungsi untuk menghubungkan rangsangan dari dan menuju otak.

Sumsum tulang belakang manusia juga berfungsi untuk mengatur gerakan refleks alias gerakan
yang terjadi tanpa disadari. Gerakan refleks ini terjadi sebagai respon tubuh manusia terhadap
adanya ancaman atau hal yang berbahaya.
Misalnya, seperti yang dijelaskan di paragraf awal tadi, saat tangan kamu menyentuh mangkuk
bakso yang panas, tangan kamu akan melakukan gerak refleks untuk melepaskan mangkuk bakso
tersebut. Atau saat kamu tidak sengaja menghirup bubuk merica yang kamu tabur di atas kuah
bakso, tanpa sadar kamu otomatis bersin kan? Untuk melakukan gerakan refleks tersebut, tubuh
manusia membutuhkan jalur penyampaian informasi yang lebih pendek. Nah, medula spinalis
inilah bagian saraf pusat yang sangat cocok dengan tugas tersebut.

Sistem Saraf Tepi


Penyakit sistem saraf

Berbagai penyakit atau gangguan saraf

Ada beberapa gangguan atau penyakit yang mungkin terjadi hingga mengganggu fungsi vital
dari sistem saraf pada manusia. Berikut adalah macam-macam penyakit saraf tersebut:

 Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang menyerang sel-sel otak dan neurotransmitter (bahan
kimia yang membawa pesan di antara sel-sel otak). Penyakit ini memengaruhi fungsi otak,
memengaruhi ingatan Anda, dan cara Anda berperilaku.
 Parkinson

Penyakit Parkinson adalah gangguan yang terjadi ketika sel-sel saraf tidak menghasilkan cukup
dopamin, yaitu bahan kimia yang sangat penting untuk kelancaran kontrol otot dan gerakan.
 Multiple sclerosis

Multiple sclerosis adalah penyakit kronis yang memengaruhi saraf pusat. Kondisi ini ditandai
dengan adanya kerusakan pada selubung pelindung (mielin) yang mengelilingi serabut saraf di
otak dan sumsum tulang belakang.
 Bell’s palsy

Bell’s palsy adalah kondisi lemah atau lumpuh tiba-tiba pada satu sisi wajah. Ini disebabkan
karena adanya saraf di wajah Anda yang meradang. Biasanya kondisi ini hanya sementara dan
bisa pulih dalam jangka waktu tertentu.
 Epilepsi
Epilepsi adalah kondisi yang ditandai dengan kejang yang berulang atau kambuhan. Kondisi ini
dapat terjadi karena adanya gangguan aktivitas listrik di otak.
 Meningitis

Meningitis merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyebabkan selaput di sekitar otak dan
sumsum tulang belakang (meninges) mengalami radang. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh
virus atau bakteri.
 Ensefalitis

Ensefalitis merupakan penyakit infeksi yang ditandai dengan munculnya peradangan pada
jaringan otak. Sama seperti meningitis, penyakit ini juga disebabkan oleh infeksi virus.
 Tumor otak

Tumor otak adalah gumpalan sel abnormal yang tumbuh di otak. Gumpalan ini bisa jinak, tetapi
bisa juga ganas atau kanker otak. Kondisi ini bisa merusak otak Anda dan tidak dapat
menjalankan fungsi normalnya.

 Cedera otak dan tulang belakang

cedera otak adalah cedera terkait otak yang memengaruhi seseorang secara fisik, emosional, dan
sikap. Ada dua bentuk cedera yang mungkin terjadi, yaitu cedera traumatik dan nontraumatik.
Adapun stroke merupakan salah satu bentuk cedera nontraumatik yang mungkin terjadi.
Serupa dengan cedera otak, cedera tulang belakang adalah kerusakan pada sumsum tulang
belakang hingga menyebabkan hilangnya fungsi, perasaan, dan mobilitas tubuh. Cedera ini
paling sering disebabkan oleh trauma.

Ciri-ciri atau gejala penyakit saraf


Kerusakan saraf akibat gangguan atau penyakit tertentu menyebabkan bekas luka atau lesi di
sistem saraf Anda. Ini berarti neuron Anda sudah tidak dapat lagi mengirim sinyal ke seluruh
tubuh Anda dengan benar. Adapun kondisi ini dapat menimbulkan berbagai gejala atau ciri-ciri,
yaitu:
 Sakit kepala.
 Penglihatan buram.

 Kelelahan.
 Mati rasa atau kesemutan.
 Bagian tubuh tertentu bergetar atau tremor.
 Hilang ingatan.
 Kehilangan koordinasi tubuh.

 Hilang kekuatan atau melemahnya otot (atrofi otot) .


 Masalah emosional.

 Perubahan perilaku.

 Kejang.
 cadel.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai