Anda di halaman 1dari 3

Eco Project 2019, Sebuah Rangkaian Tren Ecolifestyle dari Mahasiswa untuk Masyarakat

Oleh: Caroline Aretha M. (15315068)

BANDUNG. Setelah pertama kali digelar pada tahun 2016 dengan tema Teknologi Tepat Guna
dalam Pengelolaan Sampah Domestik, di awal tahun 2019 ini, Eco Project kembali hadir dengan
mengusung tema Implementing Ecolifestyle for Sustainable Future. Tema ini mengedepankan
lima goals dari Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-
bangsa untuk tercapai pada 2030, yakni Clean Water and Sanitation, Affordable and Clean Energy,
Climate Action, Life Below Water, dan Life on Land.

Menurut Annisa Nur Diana, atau akrab dipanggil Icha selaku ketua acara Eco Project 2019, Eco
Project memulai langkahnya melalui pembiasaan-pembiasaan kecil yang semakin lama semakin
masif melalui Eco-Roadshow yang melibatkan siswa-siswi dari berbagai jenjang pendidikan, Eco-
Movement yang bekerja sama dengan Program Kerja Kembang RW HMTL ITB, Eco-Challenge
yang merupakan kompetisi skala nasional untuk menarik inovasi aplikasi bidang Teknik
Lingkungan yang berdaya guna dalam menjawab tantangan global, kampanye #BeliYangBaik
melalui workshop interaktif di kampus ITB atas kerja sama Earth Hour Bandung Raya dan WWF,
serta Eco-Campaign berupa penyebarluasan informasi terkait SDGs melalui media online maupun
offline dalam bentuk kompetisi implementasi ecolifestyle selama tujuh hari berturut-turut. dan
ditutup dengan Festival, Seminar, dan Talkshow sebagai puncak acara.

Pada Minggu (27/01), sebanyak lebih dari 200 peserta dengan antusiasme tinggi mengikuti
seminar yang menghadirkan Ir. Agus Ahyar, M.Sc (Direktur Pengembangan SPAM, Ditjen Cipta
Karya Kementrian PUPR), Bijaksana Junerosano (Founder of Waste4change), dan Winarko HS
(Konsultan dan Praktisi Lingkungan) untuk membahas permasalahan lingkungan dari berbagai
sudut pandang. Dalam seminar tersebut, dipaparkan berbagai data mengenai kondisi eksisting dan
permasalahan dalam penyediaan air di Indonesia, termasuk sisi politik air. Selain itu, Kak Sano
yang membahas masalah sampah juga membagikan pengalamannya untuk berbisnis sambil
menerapkan keilmuan di Teknik Lingkungan dengan mendirikan PT Greeneration Indonesia.

Setelah lunch break, acara dilanjutkan dengan talkhsow yang menghadirkan Dr. Novrizal Tahar
(Direktur Pengelolaan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan B3),
Anindita Sekar Jati (Head of Marketing and Communication of AvaniEco), dan Nadya Natasha
(Miss Favorite Miss Scuba Indonesia) dengan Nabilah Kushaflyki (TL’2015) sebagai moderator.
Ternyata, baik dari pihak pemerintah, entrepreneur, maupun influencer telah bersungguh-sungguh
dalam menerapkan ecolifestyle melalui pendekatan yang berbeda-beda. Contohnya, Pak Novrizal
yang selalu membawa reusable straw dan buku dari kemasan sachet ke kantor dan AvaniEco
sebagai produsen produk ramah lingkungan yang sifatnya B2B. Salah satu produknya ialah plastik
dari getah singkong dan sedotan dari pati jagung yang dibagikan gratis bagi seluruh pengunjung
Festival Eco Project dan peserta Seminar dan Talkshow. Juga, ada Kak Nadya, lulusan Sastra UI
yang menjadi Miss Scuba agar mendapat relasi dan bisa menyuarakan lebih mengenai
kepeduliannya akan lingkungan. Talkshow yang lama pun terasa singkat karena materi yang
disampaikan begitu menarik. Dalam seminar ini, disampaikan pula pengumuman pemenang lima
karya terbaik Eco-Challenge yang diikuti lebih dari 183 tim dari seluruh Indonesia/

Di sisi lain, berlangsung pula Festival di lapangan basket dan lapangan CC Timur dengan berbagai
wahana seru untuk semua kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Lapangan basket
dipenuhi oleh stand dari berbagai komunitas lingkungan, mulai dari Waste 4 Change, Divers’
Clean Action, Lindungi Hutan, Earth Hour, Impact Unpad, Cleanaction, Parongpong RaW
Management, Kang Pisman x KM ITB, dan SEDARIKINI. Ada pula demo workshop pembuatan
scrub dari kopioleh Bio N Oils dan pewarnaan kain dari bahan alami (ecoprint) oleh Momika
Botanical Print. Peserta Eco-Challenge terpilih dan beberapa himpunan mahasiswa jurusan juga
turut memamerkan karya mereka.

Selain itu, terdapat wahana edukatif untuk anak-anak dari Pustaka Lana, Jagabumi, dan Komunitas
Bebek. Terakhir, terdapat Exhibition yang menampilkan karya-karya dari peserta Eco-Challenge
terpilih dan pembukaan stand komunitas berbasis lingkungan. Tak lupa, terdapat panggung megah
dengan special performances dari InLove2Gether, Tataloe Percussion, dan band himpunan.
Penampilan Mocca di penghujung festival sekaligus menutup rangkaian acara Eco Project 2019
kali ini.

Melalui Eco Project, diharapkan masyarakat paham bahwa ecolifestyle tidak hanya sekadar tren
belaka, tapi harus persisten dan pantang menyerah. Semua orasng bisa melakukannya dengan cara
yang sederhana asalkan berani memulai. Jangan lupa, ajak sekitarmu dan teruslah menggali
informasi untuk terus merawat bumi pertiwi.

Anda mungkin juga menyukai