Cara Membuat Larutan Desinfektan
Cara Membuat Larutan Desinfektan
Rumus:
Keterangan:
V1 : Jumlah pelarut (air) yang sudah diketahui
V2 : Jumlah pelarut (air) yang dicari
K1 : Kosentrasi PK yang tersedia
K2 : Kosentrasi PK yang dibutuhkan (1/4000)
PERTIMBANGAN KHUSUS PEMBERIAN OBAT PADA KELOMPOK USIA TERTENTU (BAYI, ANAK-ANAK
DAN LANSIA)
BAYI DAN ANAK
Dosis untuk anak lebih rendah dari pada dosis pada dewasa, sehingga perhatian khusus perlu di
berikan dalam menyiapkan obat untuk anak. Obat biasanya tidak disiapkan dan di kemas dalam
rentang dosis yang di standarisasi untuk anak. Orang tua adalah sumber yang berharga dalam
mempelajari cara terbaik pemberian obat pada anak. Kadang kala troma pada anak berkurang, jika
orang tua yang memberikan obat dan perawat mengawasinya. Supaya anak kooperatif, perawatan
diperlukan yang suportif. Perawat menjelaskan prosedur kepada anak, menggunakan kata-kata yang
pendek dan sederhana, yang sesuai dengan tingkat pemahaman anak. Jika anak dan orang tuanya
dapat dilibatkan, perawat kemungkinan akan lebih berhasil dalam memberikan obat. Misalnya,
katakan “sekarang waktunya minum pil mu. Kamu ingin air atau jus?” Izinkan anak menetapkan
pilihan. Setelah obat diberikan, perawat dapat member pujian kepada anak atau menawarkan hadiah
kecil, misalnya lambang bintang atau mata uang.
LANSIA
Individu berusia lebih dari 65 tahun merupakan pengguna obat terbanyak (Ebersole, Hess, 1994).
Perawat yang member obat kepada lansia harus mencermati 5 pola penggunaan obat oleh klien
lansia sebagaimana yang diidentifikasi Ebersole, Hess, (1994).
1. Polifarmasi. Artinya klien menggunakan banyak obat, yang diprogramkan atau tidak, sebagai
upaya mengatasi beberapa gangga secara bersamaan. Apabila ini terjadi, ada risiko interaksi obat
dengan obat lain dan makanan. Klien juga memiliki risiko lebih besar untuk mengalami reaksi
yangmerugikan terhadap pengobatan.
2. Meresepkan obat sendiri (self-prescribing of medication). Berbagai gejala dapat di alami oleh
klien lansia, misalnya nyeri, konstipasi, insomnia dan ketidak mampuan mencerna.
3. Obat yang dijual bebas. Obat yang di jual bebas di gunakan oleh 75% lansia untuk meredakan
gejala.
4. Pengguna obat yang salah (misuse). Bentuk-bentuk penggunaan obat-obat yang salah oleh
lansia antara lain: penggunaan berlebihan (overuse), penggunaan yang kurang (underuse),
penggunaan yang teratur (eratic use), dan penggunaan yang kontraindikasikan.
5. Ketidakpatuhan (noncomplianse). Ketikpatuhan didefinisikan sebagai penggunaan obat yang
salah secara disengaja. Dari semua populasi lansia 75% diantaranya tidak mematuhi program
pengobatan secara sengaja dengan mengubah dosis obat karena obat dirasa tidak efektif atau efek
samping obat tersebut membuat lansia tidak nyaman.