Anda di halaman 1dari 19

LEMBAR PENGESAHAN

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare pada Balita Usia 1-5 Tahun Di

Wilayah Kerja Puskesmas Labakkang

Nama Penulis : Mahdalena

NIP : 19790628 200604 2 018

Asuhan keperawatan ini telah disetujui dan disahkan pada

Hari : Senin

Tanggal : 10 Juni 2019

Mengetahui

Kepala Puskesmas Penulis

( ) ( )

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat

limpahan karunia-Nya karya tulis yang berjudul “Tingkat pengetahuan ibu

tentang diare pada balita usia 1-5 tahun” dapat terselesaikan dengan baik.

Tentu dalam penyelesaian karya tulis ini terdapat dukungan khusus yang

hadir menyertai. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa hormat dalam

bentuk ungkapan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan

satu persatu yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan karya tulis ini.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menghaturkan

permohonan maaf bila masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan karya

tulis ini. Penulis menyambut baik segala upya untuk memperkuat penelitian ini

melalui saran yang membangun. Atas perhatian Bapak/Ibu, penulis mengucapkan

terima kasih.

Labakkang, 20 Mei 2019

Penyusun

2
ABSTRAK

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare pada Balita Usia 1-5

Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Labakkang

Oleh : Mahdalena

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang

melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Diare adalah buang air

besar dengan frekuensi lebih sering (lebih dari 3 kali sehari) dan bentuk tinja

lebih cair dari biasanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

tingkat pengetahuan Ibu tentang diare pada balita usia 1-5 tahun di wilayah

kerja Puskesmas Labakkang.

Desain yang digunakan adalah Deskriptif. Populasinya adalah semua

ibu yang mempunyai balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas

Labakkang dengan jumlah 754 ibu. Sampelnya adalah sebagian ibu

yang mempunyai balita usia 1-5 tahun dengan jumlah 75 ibu. Sampling

menggunakan consecutif sampling. Alat pengumpul data menggunakan

kuesioner.

Desain yang digunakan adalah Deskriptif. Populasinya adalah semua

ibu yang mempunyai balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas

Labakkang dengan jumlah 754 ibu. Sampelnya adalah sebagian ibu

yang mempunyai balita usia 1-5 tahun dengan jumlah 75 ibu. Sampling

3
menggunakan consecutif sampling. Alat pengumpul data menggunakan

kuesioner.

Hasil penelitian didapatkan bahwa bahwa 50 responden (66,66%)

memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang diare pada balita usia 1-5

tahun dan 25 responden ( 33,34%) mempunyai pengetahuan cukup, dan tidak

ada responden (0%) berpengetahuan kurang.

Hasil penelitian direkomendasikan peneliti selanjutnya tentang sikap

dan perilaku ibu dalam menangani diare pada balita usia 1-5 tahun.

4
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................1

KATA PENGANTAR................................................................................2

ABSTRAK..................................................................................................3

DAFTAR ISI...............................................................................................5

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................6

A. LATAR BELAKANG....................................................................6
B. TUJUAN PENULISAN.................................................................9
 UMUM................................................................................9
 KHUSUS............................................................................9
C. RUMUSAN MASALAH...............................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................10

BAB III METODE PENULISAN.............................................................12

BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................13

BAB V PENUTUP.....................................................................................15

A. KESIMPULAN....................................................................... ......15
B. SARAN..........................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................16

LAMPIRAN/DOKUMEN.........................................................................17

5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Diare merupakan salah satu penyakit infeksi pada balita

(Sanusingawi, 2011). Diare lebih dominan menyerang balita karena daya

tahan tubuh balita yang masih lemah sehingga balita sangat rentan terhadap

penyebaran virus penyebab diare. Diare akut diberi batasan sebagai

meningkatnya kekerapan, bertambah cairan, atau bertambah banyaknya tinja

yang dikeluarkan, akan tetapi hal itu sangat relatif terhadap kebiasaan yang

ada pada penderita dan berlangsung tidak lebih dari satu minggu. Apabila

diare berlangsung antara satu sampai dua minggu maka dikatakan diare yang

berkepanjangan (Soegijanto, 2002). Diare umumnya disebabkan oleh

beberapa kuman usus, yaitu rotavirus, escherichia coli, shigella dan

salmonella.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya

diare seperti: tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama

dari kehidupan, menggunakan botol susu yang kurang bersih, menyimpan

makanan masak pada suhu kamar, air minum tercemar dengan bakteri tinja,

tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja atau

sebelum menjamah makanan (Nursalam, 2005).

6
UNICEF (badan perserikatan bangsa-bangsa untuk urusan anak)

memperkirakan bahwa setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia

karena diare. Data nasional Depkes menyebutkan setiap tahunnya di

Indonesia 100.000 balita meninggal dunia karena diare (Depkes, 2007).

Sejumlah (1-2%) penderita jika tidak tertangani akan jatuh ke dalam

dehidrasi dan kalau tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat

meninggal (Arjatma, 2003).

Balita di wilayah puskesmas Labakkang termasuk yang paling

banyak menderita diare yaitu sebanyak 91 balita. Oleh karena itu, faktor

pengetahuan penanganan diare oleh ibu yang memiliki balita sangat penting.

Dan dari hasil study pendahuluan yang dilakukan pada 6 ibu yang

memiliki balita, didapatkan hasil yaitu 2 ibu berpengetahuan baik, 1 ibu

berpengetahuan cukup, 3 ibu yang berpengetahuan buruk tentang diare.

Balita yang mengalami diare timbul gejala antara lain : BAB cair, berlendir

atau berdarah, kembung, panas, nyeri perut, dan muntah. Namun, Bila

Balita tampak lemas karena bolak balik buang air besar disertai nyeri perut

atau mulas, maka sebagai ibu harus waspada dan balita perlu mendapatkan

tindakan secepatnya. Ibu yang mempunyai sedikit tuntunan dan pengetahuan

tentang tanda gejala diare yang terjadi pada balita perlu perhatian lebih

karena pengetahuan merupakan domain yang penting untuk proses stimulus

sehingga terbentuk perilaku. Dengan adanya pengetahuan diharapkan ibu

7
mampu memberikan respon atau perhatian yang positif terhadap gejala diare

yang terjadi pada balita dan mampu mengurangi keluhan diare pada balita.

Sebagian besar gejala diare dapat diatasi dengan menjaga kebersihan

dan mengolah makanan yang sehat dan bersih, tetapi sebagian ibu yang

mempunyai balita dengan diare mengalami kesulitan atau tidak dapat

mengatasi dan memanajemen untuk penanganan diare karena kurangnya

pengetahuan ibu mengenai upaya pencegahan dan penanggulangan diare.

Melihat dari fenomena diatas maka kita perlu memberikan pengetahuan pada

ibu yang mempunyai balita, tentang diare, tanda gejala diare, penyebab,

dampak dan anjuran pada ibu untuk mencegah dan menanggulangi diare

secara cepat dan tepat agar angka morbiditas dan mortalitas diare menurun.

Namun, jika dalam tatalaksana perawatan dan penanganan diare yang

tidak tepat maka akan berdampak pada munculnya komplikasi serius yaitu

asidosis metabolik dan gangguan elektrolit yang dapat mengakibatkan

perdarahan di dalam otak, kesadaran menurun dan balita dan bila balita tidak

segera ditolong maka akan berakibat fatal pada balita yaitu kematian (Erich,

2007). Berdasarkan uraian diatas tentang dampak dari kejadian diare serta

pentingnya dalam penanganan diare maka hal tersebut mendorong dan

menarik peneliti untuk mengetahui serta melakukan penelitian tentang

“Tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada balita usia 1-5 tahun”.

8
B. Tujuan Penelitian

a) Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada balita usia 1-5

tahun.

b) Tujuan Khusus

Mampu memberikan Asuhan Keperawatan pada klien mengenai diare

C. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat

pengetahuan ibu tentang diare pada balita usia 1-5 tahun?

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Diare

Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan

konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24

jam). Ingat, dua kriteria penting harus ada yaitu BAB cair dan sering, jadi

misalnya buang air besar sehari tiga kali tapi tidak cair, maka tidak bisa

disebut daire. Begitu juga apabila buang air besar dengan tinja cair tapi tidak

sampai tiga kali dalam sehari, maka itu bukan diare. Pengertian Diare

didefinisikan sebagai inflamasi pada membran mukosa lambung dan usus

halus yang ditandai dengan diare, muntah-muntah yang berakibat kehilangan

cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

keseimbangan elektrolit (Betz, 2009).

Hidayat (2008) menyebutkan diare adalah buang air besar pada bayi

atau anak Iebih dan 3 kali sehari, disertai konsistensi tinja menjadi cair

dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dan satu

minggu. Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak

normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa

peningkatan volume cairan, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah.

Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan

konsistensi feses selama dan frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan

10
diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali

atau lebih, atau buang air besar berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24

jam (Depkes, 2009).

Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa diare adalah bertambahnya

frekuensi defekasi lebih dan 3 kali perhari pada bayi dan lebih dari 6 kali

perhari pada anak, yang disertai dengan perubahan konsistensi tinja menjadi

encer.

11
BAB III

METODE PENULISAN

A. Proses

Pada penulisan Karya Tulis Ilmiah kali ini, penulis melakukan segala

usaha untuk mendapatkan suatu informasi mengenai penyakit diare di daerah

Labakkang terkhusus balita 1-5 tahun. Penulis mendapatkan data dari

pemegang program mengenai penyakit diare di Puskesmas Labakkang.

B. Prosedur kerja

1) Mengumpulkan sumber-sumber kepustakaan berupa hasil penelitian.

2) Membaca sumber-sumber kepustakaan hasil penelitian.

3) Membuat kesimpulan dari berbagai sumber pustaka dan

membandingkannya untuk dijadikan judul.

4) Menganalisis seluruh hasil penelitian pada masing-masing sumber pustaka

yang dipilih untuk dijadikan analisis pustaka.

5) Membut makalah dengan bahan dari sumber pustaka berupa hasil

penelitian

C. Metode pengambilan data

1. Daerah penlitian Kecamatan Labakkang dilakukan pengambilan data

dengan cara sebagai berikut:

a) Mengambil data balita yang terkena penyakit diare

12
BAB IV

PEMBAHASAN

Diare adalah buang air besar pada bayi atau anak Iebih dan 3 kali

sehari, disertai konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah

yang berlangsung kurang dan satu minggu. Diare merupakan suatu keadaan

pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang

terjadi berupa peningkatan volume cairan, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir

darah.

Pada penelitian kali ini, terdapat suatu masalah dimana pada kelurahan

Labakkang merupakan suatu daerah yang paling banyak terkena penyakit diare

pada anak. Terkhusus balita usia 1-5 tahun. Ini dikarenakan kurangnya

pemahaman ataupun pengetahuan ibu tentang diare. Dan banyak diantara ibu

balita yang menyepelehkan hal yang namanya penyakit diare. Padahal penyakit

diare ini sendiri terkhusus balita 1-5 tahun memiliki daya tahan tubuh yang masih

sangat lemah. Sehingga tidak sedikit balita ini mengalami kematian diakibatkan

mengalami dehidrasi.

Hal ini tak perlu dibiarkan terus menerus sehingga kita sebagai tenaga

kesehatann harus sering memberikan penyuluhan mengenai penyakit diare

kepada orangtua terkhusus ibu-ibu yang merawat bayi nya. Sehingga dengan

adanya penyuluhan dapat membuat orangtua balita memiliki pengetahuan yang

lebih terhadap penyakit diare. Dengan kurangnya pemahaman mengenai penyakit

13
diare dapat menyebabkan semakin banyaknya anak-anak terkhusus balita umur

1-5 tahun mengalami diare yang berkepanjangan bahkan berujung kematian.

Selain penyuluhan, kita harus mengadakan konseling di dalam ataupun di luar

gedung serta bekerja sama dengan lintas program dan lintas sektor di wilayah

puskesmas Labakkang.

14
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan

konsistensi feses selama dan frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan

diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau

lebih, atau buang air besar berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.

Kelurahan Labakkang merupakan suatu wilayah yang masih banyak

terjangkit penyakit diare terkhusus balita 1-5 tahun. Ini diakibatkan karena

kurangnya pemahaman ibu akan penyakit diare dan masih banyaknya

masyarakat yang kurang mampu terutama dalam hal air bersih sehingga dapat

menjadi salah satu faktor penyebab terkenanya penyakit diare akibat lingkungan

yang kotor.

B. Saran

Saran dari penulis adalah agar para orangtua bisa lebih cekatan dalam

hal mengurusi anak terutama ketika balita mengalami penyakit diare.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul, 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik


Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam, 2001. Pendekatan Praktis Metodelogi Riset Keperawatan.
Jakarta: CV. Agung Sentosa.

Sanusingawi, (2011). Gambaran Kejadian Diare Balita. http:


//wordpress.com. diakses tanggal 20 Mei 2019.

Soegijanto, Soegeng, 2002. Ilmu Penyakit Anak. Jakarta: Penerbit


Salemba Medika. Diakses tanggal 20 Mei 2019.

16
LAMPIRAN

17

Anda mungkin juga menyukai