KEUANGAN PEMERINTAH
Oleh:
Maya Callista Prameswari
Nim : 180020113111006
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Saat ini, publikasi informasi keuangan bukan merupakan suatu paksaan bagi setiap
institusi. Laporan keuangan akan dibuat dan kemudian dipublikasikan pada setiap akhir
periode yang ditentukan oleh masing-masing institusi yang bersangkutan. Laporan
keuangan yang dipublikasikan oleh baik institusi bisnis maupun publik tersebut sangat
bermanfaat bagi berbagai pihak, seperti stakeholder. Namun, masih banyak anggapan
bahwa manfaat dari laporan keuangan yang dipublikasikan hanya diperuntukkan bagi
pihak yang memahami akuntansi.
Laporan keuangan harusnya dilaporkan secara benar, lengkap, dan jelas agar dapat
dengan mudah dipahami oleh berbagai pihak, terutama bagi yang tidak memiliki dasar
akuntansi. Laporan keuangan digunakan oleh pihak-pihak tertentu sebagai bahan
pertimbangan pembuatan keputusan. Memang laporan keuangan bukan merupakan satu-
satunya informasi sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, namun keberadaan
informasi keuangan tidak dapat diabaikan dan dihilangkan begitu saja karena tanpa
informasi tersebut keputusan yang diambil menjadi kurang berkualitas.
Selain itu, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi
yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan,
baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:
1. menyediakan informasi tentang sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya
keuangan;
2. menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periodeberjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran;
3. menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yangdigunakan
dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;
4. menyediakan informasi bagaimana entitas pelaporan mendanaiseluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
5. menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitasberkaitan
dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendekmaupun jangka panjang,
termasuk yang berasal dari pungutan pajakdan pinjaman;
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan,
apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan
selama periode pelaporan. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan
pemerintah harus memenuhi empat karakteristik kualitatif
2. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah dijelaskan didapatkan rumusan masalah adalah
“Bagimana Conceptual Framework Pelaporan Keuangan Pemerintah?”
3. TUJUAN MASALAH
Tujuan dari rumusan masalah yang telah disebutkan adalah untuk lebih memahami
Conceptual Framework Pelaporan Keuangan Pemerintah.
BAB II
PEMBAHASAN
3.2 Andal
Informasi dalam laporan keuanagn pemerintah daerah bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap kenyataan secara jujur, dapat
diverifikasi dan netral.
1) Jujur, artinya bahwa laporan keuangan memuat informasi yang menggambarkan
dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
2) Dapat diverifikasi, artinya bahwa laporan keuangan memuat informasi yang dapat
diuji dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda
hasinya harus tetap mempunyai kesimpulan yang sama.
3) Netral, artinya bahwa laporan keuangan memuat informasi yang diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan umum dan tidak bias pada kebutuhan pihak tertentu.
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan laporan yang menyajikan ikhtisar sumber,
alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang
menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-
LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan.
Masing-masing unsur LRA dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas
pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran
yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh
pemerintah.
b) Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo
Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.
c) Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan
dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
d) Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh
pada kekayaan bersih entitas yang perlu dbayar kembali dan/atau akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang
dalam penganggaran pemerintah tertutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari
pinjaman dan hasil divestasi.
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL) menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. LRA
dan LPSAL merupakan laporan pelaksanaan anggaran yang bersifat cash basis.
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dcakup oleh neraca terdiri dari aset,
kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akbat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial
di masa depan diharapkan dapat diperolehkan, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan
yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber
daya yang dipelihara karena alsan sejarah dan budaya.
b) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaianya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
c) Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah.
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas
dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Dua unsur yang dicakup secara langsung dalam
Laporan Operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa. Masing-
masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai pemerintah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
b) Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih.
c) Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaan yang dari/oleh suatu
entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan
dana bagi hasil.
d) Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena
kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering
atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) menyajikan infrmasi kenaikan atau penurunan ekuitas
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. LPE disusun berdasar hasil perhitungan
dalam LO yaitu akun surplus/defisit LO yang ditambahkan dengan saldo ekuitas awal untuk
memperoleh ekuitas akhir.
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi,
invetasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran,
dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur yang dicakup dalam
Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a) Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum Daerah.
b) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum Daerah
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera
dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga
mencakup informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar
Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan
penyajian laporan keuangan secara wajar.
Laporan Operasional
Akun Jumlah (Rp)
Total Pendapatan LO 6.020
Total Beban (3.400)
Suplus LO 2.620
Laporan Perubahan Ekuitas
Akun Jumlah (Rp)
Ekuitas Awal 50
Ekuitas LO 2.620
Ekuitas Akhir 2.670
Neraca
Akun Jumlah (Rp)
Aset 2.860
Kewajiban 190
Ekuitas 2.670
Misalkan dalam LO diketahui total pendapatan LO sebesar Rp 6.020 dan beban Rp3.400
maka dapat diperoleh surplus LO ssebesar Rp 2.620. Surplus LO ini akan masuk ke dalam LPE
sebagai penambah ekuitas awal sebesar Rp 50 sehingga diperoleh ekuitas akhir sebesar Rp 2.670.
Ekuitas akhir ini akan menjadi bagian dari Neraca. Laporan Arus Kas (LAK) juga mempunyai
keterkaitan dengan LRA dan neraca. Saldo kas dalam LAK harus sama dengan saldo SILPA dalam
LRA dan saldo kas yang ada di akun aset neraca.
7. Perbedaan Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Menurut SAP Kas Menuju
Akrual dan SAP Akrual
Bagian ini menguraikan perbedaan penyajian laporan keuangan pemda menurut SAP
berbasis kas menuju akrual (sebagaimana diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 2005) dan SAP akrual
(PP Nomor 71 Tahun 2010). Secara ringkas, perbedaan dapat disajikan seperti pada tabel 7.1.
Tabel 7.1 Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah SAP Kas Menuju Akrual dan
SAP Akrual
Keterangan SAP Kas Menuju Akrual SAP Akrual
Komponen Laporan Keuangan Pokok: Laporan Keuangan Pokok
Laporan Keuangan 1. LRA 1. LRA
2. Neraca 2. Laporan Perubahan SAL
3. LAK 3. Neraca
4. CaLK 4. Laporan Operasional (LO)
Laporan Opsional 5. LAK
1. Laporan Kinerja Keuangan 6. Laporan Perubahan Ekuitas
(LKK) (LPE)
2. Laporan Perubahan Ekuitas 7. CaLK
(LPE)
Laporan Realisasi Diperlukan dalam rangka Tetap diperlukan untuk
Anggaran (LRA) memenuhi kewajiban pemerintah memenuhi kewajiban pemerintah
yang diatur dalam peraturan yang diatur dalam peraturan
perundangan (statutory) perundangan (statutory)
Laporan Tidak ada laporan tersendiri Laporan Perubahan SAL
Perubahan SAL menyajikan secara komparatif
dengan periode sebelumnya pos-
pos berikut:
1. Saldo Anggaran Lebih Awal;
2. Penggunaan Saldo Anggaran
Lebih;
3. Sisa Lebih/Kurang
Pembiayaan
4. Anggaran tahun berjalan;
5. Koreksi Kesalahan
Pembukuan tahun
sebelumnya; dan lain-lain;
6. Saldo Anggaran Lebih Akhir.
Neraca Akun ekuitas disebut sebagai Tidak lagi disebut Ekuitas Dana
Ekuitas Dana yang terbagi: hanya Ekuitas, yaitu kekayaan
1. Ekuitas Dana Lancar: bersih pemerintah yang
Selisih antara aset lancer dan merupakan selisih antara aset dan
kewajiban jangka pendek, kewajiban pemerintah pada
termasuk sisa lebih tanggal laporan. Saldo ekuitas di
pembiayaan anggara/saldo Neraca berasal dari saldo akhir
anggaran lebih ekuitas pada Laporan Perubahan
2. Ekuitas Dana Investasi: Ekuitas
Mencerminkan kekayaan
pemerintah yang tertanam
dalam investasi jangka
panjang, aset tetap, dan aset
lainnya, dikurangi dengan
kewajiban jangka panjang
3. Ekuitas Dana Cadangan:
Mencerminkan kekayaan
pemerintah yang dicadangkan
untuk tujuan tertentu sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan.
Laporan Arus Kas 1. Disajikan oleh unit yang 1. Disajikan oleh unit yang
mempunyai fungsi mempunyai fungsi
perbendaharaan. perbendaharaan umum.
2. Arus masuk dan keluar kas 2. Arus masuk dan keluar kas
diklasifikasikan berdasarkan diklasifikasikan berdasarkan
aktivitas operasi, investasi aset aktivitas operasi, investasi,
nonkeuangan, pembiayaan, pendanaan, dan transitoris.
dan nonanggaran
Laporan Kinerja 1. Bersifat opsional Merupakan laporan keuangan
Keuangan/Laporan 2. Disusun oleh entitas pelaporan pokok
Operasional yang menyajikan laporan
berbasis akrual
Laporan Bersifat opsional Merupakan laporan keuangan
Perubahan Ekuitas pokok
Catatan atas 1. Disajikan secara sistematis. 1. Disajikan secara sistematis.
Laporan Keuangan Setiap pos dalam LRA, Neraca, Setiap pos dalam LRA,
LAK harus mempunyai Laporan Perubahan SAL,
referensi silang dengan Neraca, LO, LAK, dan LPE
informasi terkait dalam Catatan harus mempunyai referensi
atas Laporan Keuangan. silang dengan informasi
2. CaLK meliputi penjelasan atau terkait dalam Catatan atas
daftar terinci atau analisis atas Laporan Keuangan.
nilai suatu pos yang disajikan 2. CaLK meliputi penelasan
dalam LRA, Neraca, dan LAK atau daftar terinci atau
analisis atas nilai suatu pos
yang disajikan dalam LRA,
Laporan Perubahan SAL,
Neraca, LO, LAK, dan LPE.
12.1 Materialitas
Walaupun idealnya memuat segala informasi, laporan keuangan pemerintah
hanya diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria materialitas. Informasi
dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang
diambil atas dasar laporan keuangan.
Kesimpulan
Ratmono, D,. dan M. Sholihin. 1999. Akuntansi Keuangan Daerah: Berbasis Akrual.
UPP STIM YKPN
Tanjung, Abdul Hafiz. 2014. Akuntansi Pemerintahan Daerah Berbasis Akrual: Pendekatan
Teknis Sesuai PP No. 71/2010. Bandung: Alfabeta.