Anda di halaman 1dari 21

KERANGKA DASAR KONSEPTUAL PELAPORAN

KEUANGAN PEMERINTAH

Oleh:
Maya Callista Prameswari
Nim : 180020113111006

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Saat ini, publikasi informasi keuangan bukan merupakan suatu paksaan bagi setiap
institusi. Laporan keuangan akan dibuat dan kemudian dipublikasikan pada setiap akhir
periode yang ditentukan oleh masing-masing institusi yang bersangkutan. Laporan
keuangan yang dipublikasikan oleh baik institusi bisnis maupun publik tersebut sangat
bermanfaat bagi berbagai pihak, seperti stakeholder. Namun, masih banyak anggapan
bahwa manfaat dari laporan keuangan yang dipublikasikan hanya diperuntukkan bagi
pihak yang memahami akuntansi.
Laporan keuangan harusnya dilaporkan secara benar, lengkap, dan jelas agar dapat
dengan mudah dipahami oleh berbagai pihak, terutama bagi yang tidak memiliki dasar
akuntansi. Laporan keuangan digunakan oleh pihak-pihak tertentu sebagai bahan
pertimbangan pembuatan keputusan. Memang laporan keuangan bukan merupakan satu-
satunya informasi sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, namun keberadaan
informasi keuangan tidak dapat diabaikan dan dihilangkan begitu saja karena tanpa
informasi tersebut keputusan yang diambil menjadi kurang berkualitas.
Selain itu, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi
yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan,
baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:
1. menyediakan informasi tentang sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya
keuangan;
2. menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periodeberjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran;
3. menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yangdigunakan
dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;
4. menyediakan informasi bagaimana entitas pelaporan mendanaiseluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
5. menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitasberkaitan
dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendekmaupun jangka panjang,
termasuk yang berasal dari pungutan pajakdan pinjaman;
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan,
apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan
selama periode pelaporan. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan
pemerintah harus memenuhi empat karakteristik kualitatif

2. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah dijelaskan didapatkan rumusan masalah adalah
“Bagimana Conceptual Framework Pelaporan Keuangan Pemerintah?”

3. TUJUAN MASALAH
Tujuan dari rumusan masalah yang telah disebutkan adalah untuk lebih memahami
Conceptual Framework Pelaporan Keuangan Pemerintah.
BAB II
PEMBAHASAN

Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

1. Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah


Menurut Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, pelaporan keuangan pemerintah
daerah (pemda) seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam
menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik
dengan:
a) Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan;
b) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran;
c) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam
kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;
d) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan maupun
jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;
f) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah
mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama
periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi
mengenai sumber dan penggunaan sumber daya keuangan/ekonomi, transfer, pembiayaan, sisa
lebih/kurang pelaksanaan anggaran, saldo anggaran lebih, surplus/defisit-Laporan Operasional
(LO), aset, kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu entitas pelaporan.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 01, tujuan umum
laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus
kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelapoan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam
membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik, tujuan
laporan keuangan pemda adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya, dengan:
a) Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas
dana pemda;
b) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan
ekuitas pemda;
c) Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi;
d) Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;
e) Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan
memenuhi kebutuhan kasnya;
f) Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan; dan
g) Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan
dalam mendanai aktivitasnya.
Pelaporan keuangan untuk tujuan umum juga mempunyai peranan prediktif dan prospektif,
menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya sumber daya yang dibutuhkan
untuk operasi yang berkelanjutan, sumber daya yang dihasilkan dari operasi yang berkelanjutan,
serta risiko dan ketidakpastian yang terkait. Pelaporan keuangan juga menyajikan informasi bagi
pengguna mengenai indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan
anggaran, indikasi apakah sumber daya yang diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan,
termasuk batas anggaran yang ditetapkan oleh DPRD.

2. Asumsi Dasar Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah


Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan pemda adalah anggapan yang dapat diterima
sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar kebijakan akuntansi dapat diterapkan.
Asumsi-asumsi tersebut menurut Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan antara lain:
2.1 Asumsi Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas berarti bahwa entitas pelaporan dan entitas akuntansi
dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan
keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antarunit pemerintah daerah dalam pelaporan
keuangan.
2.2 Asumsi Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan emda disusun dengan asumsi bahwa pemda akan berlajnut
keberadaannya dan tidak bermaksud untuk melakukan likuidasi.
2.3 Asumsi Keterukuran dalam Satuan Uang (Monetary Measurement)
Laporan keuangan pemda menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai
dengan satuan uang sehingga memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam
akuntansi.

3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


Menurut Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, karakteristik kualitatif pelaporan
keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi
sehingga dapat memenuhi tujuannya. Karakteristik kualitatif tersebut menjadi prasyarat normatif
yang diterapkan sehingga laporan keuangan pemerintah daerah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki. Karakteristik kualitatif laporan keuangan pemda terdiri atas:
3.1 Relevan
Relevan mengandung pengertian bahwa laporan keuangan pemerintah daerah memuat
informasi yang dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya yaitu:
1) Laporan keuangan memuat informasi yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasinya (feedback value).
2) Laporan keuangan memuat informasi yang dapat membantu pengguna laporan
keuangan untuk memprediksi masa yang akan dating (predictive value).
3) Laporan keuangan disajikan tepat waktu (timeliness) sehingga dapat berpengaruh
dan berguna untuk pembuatan keputusan pengguna laporan keuangan.
4) Penyajian laporan keuangan memuat informasi yang selengkap mungkin
(completeness) yaitu mencakup semua infomasi akuntansi yang dapat
mempengaruhi pembuatan keputusan pengguna laporan.

3.2 Andal
Informasi dalam laporan keuanagn pemerintah daerah bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap kenyataan secara jujur, dapat
diverifikasi dan netral.
1) Jujur, artinya bahwa laporan keuangan memuat informasi yang menggambarkan
dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
2) Dapat diverifikasi, artinya bahwa laporan keuangan memuat informasi yang dapat
diuji dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda
hasinya harus tetap mempunyai kesimpulan yang sama.
3) Netral, artinya bahwa laporan keuangan memuat informasi yang diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan umum dan tidak bias pada kebutuhan pihak tertentu.

3.3 Dapat Dibandingkan


Informasi yang termuat dalam laporan keuangan dapat dibandingkan dengan laporan
keuangan sebelumnya atau laporan keuangan pemerintah daerah lainnya dengan syarat
menetapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila pemerintah menggunakan kebijakan
akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi periode sebelumnya maka perubahan
tersebut harus diungkapkan pada periode terjadinya perubahan tersebut.

3.4 Dapat Dipahami


Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna
laporan keuangan dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas
pemahaman pengguna laporan.

4. Prinsip Akuntansi Dalam Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah


Akuntansi dalam pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang harus
dipahami dan ditaati oleh penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah daerah
serta oleh pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Prinsip
akuntansi yang digunakan dalam pelaporan keuangan pemerintah daerah antara lain meliputi:
4.1 Basis Akuntansi
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis
akrual, untuk pengakuan pendapatan dalam Laporan Operasional (pendapatan-LO), beban,
aset, kewajiban, dan ekuitas. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) disusun berdasarkan
basis kas, berarti bahwa pendapatan dan peneriman pembiayan diakui pada saat kas
diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan; serta belanja, transfer
dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum
Daerah.

4.2 Prinsip Nilai Historis


Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai
wajar imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan.
Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan
untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang dalam pelaksanaan kegiatan
pemerintah. Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena dapat
digunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkait.

4.3 Prinsip Nilai Realisasi


Ketersediaan pendapatan daerah yang telah diotorisasikan melalui APBD selasa suatu
tahun anggaran akan digunakan untuk membiayai belanja daerah dalam periode tahun
anggaran dimaksud. Prinsip layak temu biaya-pendapatan (matching-cost against revenue
principle) tidak menjadi penekanan dalam akuntansi Pemerintah Daerah.

4.4 Prinsip Substansi Mengungguli Formalitas


Informas dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain
yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan
disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek
formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda
dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam
Catatan atas Lporan Keuangan.

4.5 Prinsip Periodisitas


Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah daerah dibagi menjadi
periode-periode pelaporan sehingga kinerja pemerintah daerah dapat diukur dan posisi
sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode pelaporan keuangan adalah
tahunan dan semesteran sesuai ketentuan yang berlaku.

4.6 Prinsip Konsistensi


Perlakuan akuntansi yang sama akan diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode
ke periode oleh pemerintah daerah. Namun demikian, perubahan metode akuntansi akan
dilakukan apabila metode yang baru diterapkan dinilai dapat menunjukkan hasil yang lebih
baik dari metode yang lama. Pengaruh dan pertimbangan atas perubahan penerapan metode
ini diungkapkan dalam laporan keuangan.

4.7 Prinsip Pengungkapan Lengkap


Laporan keuangan pemerintah daerah menyajikan secara lengkap informasi yang
dibutuhkan oleh pengguna laporan baik pada lembar muka (on the face) laporan keuangan
atau Catatan atas Laporan Keuangan.

4.8 Prinsip Penyajian Wajar


Laporan keuangan pemerintah daerah menyajikan dengan wajar laporan realisasi
anggaran, neraca, laporan arus kas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Pemerintah daerah
akan menggunakan prinsip kehati-hatian dan pertimbangan yang logis pada saat
melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak
dinyatakan terlalu tinggi serta kewajiban atau belanja tidak dinyatakan terlalu rendah.

5. Jenis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 01 tentang Penyajian
Laporan Keuangan Paragraf 14 disebutkan bahwa laporan keuangan (financial statement)
pemerintah terdiri dari dua jenis: (1) laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports), dan (2)
laporan finansial (financial reports). Laporan pelaksanaan anggaran terdiri atas Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL). Hal ini sesuai
karakteristik organisasi pemerintahan sebagai pelaksana anggaran. Anggaran merupakan
instrumen penting bagi pemerintah yaitu sebagai alat pernyataan kebijakan publik, target fiskal,
dan pengendalian. Oleh karena itu, laporan pelaksanaan anggaran merupakan laporan keuanngan
penting untuk transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan pemerintahan.
Laporan finansial terdiri atas Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan
Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Laporan
finansial ini dapat dipersamakan dengan laporan keuangan pada organisasi komersial. CaLK
merupakan laporanyang tdiak terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan
finasial karena menjelaskan secara rinci akun-akun di dalam kedua jenis laporan tersebut.

Tabel 5.1 Klasifikasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


No. Kelompok Laporan Keuangan Jenis Laporan
Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
1. Laporan Pelaksanaan Anggaran
Laporan Perubahan SAL (LPSAL)
Neraca
Laporan Operasional (LO)
2. Laporan Finansial Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Laporan Arus Kas (LAK)
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan laporan yang menyajikan ikhtisar sumber,
alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang
menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-
LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan.
Masing-masing unsur LRA dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas
pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran
yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh
pemerintah.
b) Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo
Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.
c) Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan
dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
d) Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh
pada kekayaan bersih entitas yang perlu dbayar kembali dan/atau akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang
dalam penganggaran pemerintah tertutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari
pinjaman dan hasil divestasi.
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL) menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. LRA
dan LPSAL merupakan laporan pelaksanaan anggaran yang bersifat cash basis.
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dcakup oleh neraca terdiri dari aset,
kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akbat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial
di masa depan diharapkan dapat diperolehkan, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan
yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber
daya yang dipelihara karena alsan sejarah dan budaya.
b) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaianya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
c) Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah.
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas
dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Dua unsur yang dicakup secara langsung dalam
Laporan Operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa. Masing-
masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai pemerintah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
b) Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih.
c) Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaan yang dari/oleh suatu
entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan
dana bagi hasil.
d) Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena
kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering
atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) menyajikan infrmasi kenaikan atau penurunan ekuitas
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. LPE disusun berdasar hasil perhitungan
dalam LO yaitu akun surplus/defisit LO yang ditambahkan dengan saldo ekuitas awal untuk
memperoleh ekuitas akhir.
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi,
invetasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran,
dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur yang dicakup dalam
Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a) Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum Daerah.
b) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum Daerah
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera
dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga
mencakup informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar
Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan
penyajian laporan keuangan secara wajar.

6. Hubungan Antarjenis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


Pada bagian ini diuraikan hubungan antarjenis laporan keuangan pemda. Pada laporan pelaksanaan
anggaran, terdapat keterkaitan antara Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Perubahan
Saldo Anggaran Lebih (LPSAL) seperti pada gambar 6.1 berikut ini:
Laporan Realisasi Anggaran
Akun Jumlah (Rp)
Total Pendapatan LRA 6.080
Total Belanja (3.760)
Surplus LRA 2.320
Pembiayaan Neto (300)
SILPA 2.020

Laporan Perubahan SAL


Akun Jumlah (Rp)
SAL Awal 450
SILPA Tahun berjalan 2.020
SAL Akhir 2.470
Gambar 6.1
Hubungan antara LRA dan LPSAL
Penjelasan atas Gambar 6.1 adalah sebagai berikut. Misalkan diperoleh saldo total
pendapatan LRA sebesar Rp 6.080 dan belanja Rp. 3.760 maka dapat dihitung surplus LRA
sebesar Rp 2.320. jika pembiayaan neto yaitu peneriaan pembiayaan dikurangi pengeluaran
pembiayaan sebesar Rp 300 (minus) maka diperoleh Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun
Berjalan (SILPA) sebesar Rp 2.020. SILPA tahun berjalan ini akan masuk ke dalam LPSAL
sebagai penambah saldo awal SAL sebesar Rp 450 sehingga diperoleh SAL akhir sebesar Rp
2.470.
Pada laporan pelaksanaan finansial, terdapat keterkaitan antara Laporan Operasional (LO),
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Neraca seperti pada Gambar 6.2 adalah sebagai berikut.

Laporan Operasional
Akun Jumlah (Rp)
Total Pendapatan LO 6.020
Total Beban (3.400)
Suplus LO 2.620
Laporan Perubahan Ekuitas
Akun Jumlah (Rp)
Ekuitas Awal 50
Ekuitas LO 2.620
Ekuitas Akhir 2.670

Neraca
Akun Jumlah (Rp)
Aset 2.860
Kewajiban 190
Ekuitas 2.670

Gambar 2.2 Hubungan antara LO, LPE, dan Neraca

Misalkan dalam LO diketahui total pendapatan LO sebesar Rp 6.020 dan beban Rp3.400
maka dapat diperoleh surplus LO ssebesar Rp 2.620. Surplus LO ini akan masuk ke dalam LPE
sebagai penambah ekuitas awal sebesar Rp 50 sehingga diperoleh ekuitas akhir sebesar Rp 2.670.
Ekuitas akhir ini akan menjadi bagian dari Neraca. Laporan Arus Kas (LAK) juga mempunyai
keterkaitan dengan LRA dan neraca. Saldo kas dalam LAK harus sama dengan saldo SILPA dalam
LRA dan saldo kas yang ada di akun aset neraca.

7. Perbedaan Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Menurut SAP Kas Menuju
Akrual dan SAP Akrual
Bagian ini menguraikan perbedaan penyajian laporan keuangan pemda menurut SAP
berbasis kas menuju akrual (sebagaimana diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 2005) dan SAP akrual
(PP Nomor 71 Tahun 2010). Secara ringkas, perbedaan dapat disajikan seperti pada tabel 7.1.

Tabel 7.1 Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah SAP Kas Menuju Akrual dan
SAP Akrual
Keterangan SAP Kas Menuju Akrual SAP Akrual
Komponen Laporan Keuangan Pokok: Laporan Keuangan Pokok
Laporan Keuangan 1. LRA 1. LRA
2. Neraca 2. Laporan Perubahan SAL
3. LAK 3. Neraca
4. CaLK 4. Laporan Operasional (LO)
Laporan Opsional 5. LAK
1. Laporan Kinerja Keuangan 6. Laporan Perubahan Ekuitas
(LKK) (LPE)
2. Laporan Perubahan Ekuitas 7. CaLK
(LPE)
Laporan Realisasi Diperlukan dalam rangka Tetap diperlukan untuk
Anggaran (LRA) memenuhi kewajiban pemerintah memenuhi kewajiban pemerintah
yang diatur dalam peraturan yang diatur dalam peraturan
perundangan (statutory) perundangan (statutory)
Laporan Tidak ada laporan tersendiri Laporan Perubahan SAL
Perubahan SAL menyajikan secara komparatif
dengan periode sebelumnya pos-
pos berikut:
1. Saldo Anggaran Lebih Awal;
2. Penggunaan Saldo Anggaran
Lebih;
3. Sisa Lebih/Kurang
Pembiayaan
4. Anggaran tahun berjalan;
5. Koreksi Kesalahan
Pembukuan tahun
sebelumnya; dan lain-lain;
6. Saldo Anggaran Lebih Akhir.
Neraca Akun ekuitas disebut sebagai Tidak lagi disebut Ekuitas Dana
Ekuitas Dana yang terbagi: hanya Ekuitas, yaitu kekayaan
1. Ekuitas Dana Lancar: bersih pemerintah yang
Selisih antara aset lancer dan merupakan selisih antara aset dan
kewajiban jangka pendek, kewajiban pemerintah pada
termasuk sisa lebih tanggal laporan. Saldo ekuitas di
pembiayaan anggara/saldo Neraca berasal dari saldo akhir
anggaran lebih ekuitas pada Laporan Perubahan
2. Ekuitas Dana Investasi: Ekuitas
Mencerminkan kekayaan
pemerintah yang tertanam
dalam investasi jangka
panjang, aset tetap, dan aset
lainnya, dikurangi dengan
kewajiban jangka panjang
3. Ekuitas Dana Cadangan:
Mencerminkan kekayaan
pemerintah yang dicadangkan
untuk tujuan tertentu sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan.
Laporan Arus Kas 1. Disajikan oleh unit yang 1. Disajikan oleh unit yang
mempunyai fungsi mempunyai fungsi
perbendaharaan. perbendaharaan umum.
2. Arus masuk dan keluar kas 2. Arus masuk dan keluar kas
diklasifikasikan berdasarkan diklasifikasikan berdasarkan
aktivitas operasi, investasi aset aktivitas operasi, investasi,
nonkeuangan, pembiayaan, pendanaan, dan transitoris.
dan nonanggaran
Laporan Kinerja 1. Bersifat opsional Merupakan laporan keuangan
Keuangan/Laporan 2. Disusun oleh entitas pelaporan pokok
Operasional yang menyajikan laporan
berbasis akrual
Laporan Bersifat opsional Merupakan laporan keuangan
Perubahan Ekuitas pokok
Catatan atas 1. Disajikan secara sistematis. 1. Disajikan secara sistematis.
Laporan Keuangan Setiap pos dalam LRA, Neraca, Setiap pos dalam LRA,
LAK harus mempunyai Laporan Perubahan SAL,
referensi silang dengan Neraca, LO, LAK, dan LPE
informasi terkait dalam Catatan harus mempunyai referensi
atas Laporan Keuangan. silang dengan informasi
2. CaLK meliputi penjelasan atau terkait dalam Catatan atas
daftar terinci atau analisis atas Laporan Keuangan.
nilai suatu pos yang disajikan 2. CaLK meliputi penelasan
dalam LRA, Neraca, dan LAK atau daftar terinci atau
analisis atas nilai suatu pos
yang disajikan dalam LRA,
Laporan Perubahan SAL,
Neraca, LO, LAK, dan LPE.

1. KENDALA INFORMASI YANG RELEVAN DAN ANDAL


Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah setiap keadaan yang tidak
memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan informasi akuntansi dan
laporan keuangan yang relevan dan andal akibat keterbatasan (limitations) atau karena alasan-
alasan kepraktisan. Tiga hal yang menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi dan
laporan keuangan pemerintah, yaitu:
(a) Materialitas;
(b) Pertimbangan biaya dan manfaat;
(c) Keseimbangan antarkarakteristik kualitatif.

12.1 Materialitas
Walaupun idealnya memuat segala informasi, laporan keuangan pemerintah
hanya diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria materialitas. Informasi
dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang
diambil atas dasar laporan keuangan.

12.2 Pertimbangan Biaya dan Manfaat


Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya.
Oleh karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala
informasi yang manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya. Namun demikian,
evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya itu
juga tidak harus dipikul oleh pengguna informasi yang menikmati manfaat. Manfaat
mungkin juga dinikmati oleh pengguna lain di samping mereka yang menjadi tujuan
informasi, misalnya penyediaan informasi lanjutan kepada kreditor mungkin akan
mengurangi biaya yang dipikul oleh suatu entitas pelaporan.

12.3 Keseimbangan Antarkarakteristik Kualitatif


Keseimbangan antarkarakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu
keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkan dipenuhi
oleh laporan keuangan pemerintah. Kepentingan relatif antarkarakteristik dalam
berbagai kasus berbeda, terutama antara relevansi dan keandalan. Penentuan tingkat
kepentingan antara dua karakteristik kualitatif tersebut merupakan masalah
pertimbangan profesional.

2. KONSEKUENSI EKONOMIS LAPORAN KEUANGAN


Konsekuensi ekonomi adalah konsep yang menyatakan bahwa walaupun bertentangan
dengan implikasi teori pasar modal efisien pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi
nilai suatu perusahaan. Hal ini berarti kebijakan akuntansi dan perubahan kebijakan akuntansi
tersebut merupakan suatu permasalahan, terutama bagi manajemen. Hal ini dikarenakan akan
mengakibatkan manager mengubah hasil operasi perusahaan yang sesungguhnya.
Konsekuensi ekonomis muncul karena perusahaan melakukan kontrak seperti
kompensasi eksekutif dan kontrak utang. Adanya kontrak tersebut memberikan motivasi
kepada manajemen untuk melakukan pemilihan kebijakan akuntansi yang dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi
yang digunakan dapat merupakan sumber informasi yang penting bagi investor. Manajer dapat
menggunakan sumber informasi berupa pilihan kebijakan akuntansi sebagai signal tentang
informasi perusahaan. Konsekuensi ekonomi diperlukan untuk mengetahui respon pasar atas
perubahan kebijakan akuntansi walaupun perubahan tersebut tidak mempengaruhi secara
langsung terhadap arus kas perusahaan.
Pelaporan keuangan memiliki beberapa konsekuensi ekonomis (economic
consequences of financial reporting) yakni:
a) Informasi keuangan dapat mempengaruhi distribusi kekayaan diantara investor. Investor
yang memperoleh informasi lebih banyak (mempekerjakan analis sekuritas) mungkin
mampu meningkatkan kekayaan mereka daripada investor yang kurang informasi.
b) Informasi keuangan dapat mempengaruhi tingkatan risiko yang diterima
perusahaan. Fokus pada jangka pendek, memiliki risiko lebih kecil, tetapi mungkin
mengandung efek-efek jangka panjang yang merugikan (long-term detrimental effects).
c) Informasi keuangan dapat mempengaruhi tingkat formasi modal dalam ekonomi dan
menghasilkan realokasi kekayaan antara konsumsi dan investasi dalam ekonomi.
d) Informasi keuangan dapat mempengaruhi bagaimana investasi dialokasikan dalam
perusahaan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan merupakan konsep dasar penyusunan dan


pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan merupakan acuan bagi Komite Standar
Akuntansi Pemerintahan, penyusun laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna laporan keuangan
dalam mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang belum diatur dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan (PP 71/2010). Kerangka konseptual ini membahas tentang tujuan
kerangka konseptual,lingkungan akuntansi pemerintahan,pengguna dan kebutuhan informasi para
pengguna,entitas akuntansi dan entitas pelaporan,peranan dan tujuan pelaporan keuangan,
komponen laporan keuangan, serta dasar hukum,asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang
menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi
akuntansi,unsurunsur yang membentuk laporan keuangan, pengakuan, dan pengukurannya. Dalam
hal terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar akuntansi, maka ketentuan standar
akuntansi diunggulkan terhadap kerangka konseptual ini. Dalam jangka panjang, konflik demikian
diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar akuntansi di masa depan.
Daftar Pustaka

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Ratmono, D,. dan M. Sholihin. 1999. Akuntansi Keuangan Daerah: Berbasis Akrual.
UPP STIM YKPN

Tanjung, Abdul Hafiz. 2014. Akuntansi Pemerintahan Daerah Berbasis Akrual: Pendekatan
Teknis Sesuai PP No. 71/2010. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai