Anda di halaman 1dari 7

HSE SCIENCES, UNCATEGORIZED

Spill Control / Pengendalian Tumpahan


Pada Tangki Penampungan Bahan Bakar
Minyak dan LPG
Diposkan pada Maret 27, 2015
1. Pengendalian Tumpahan bahan bakar minyak pada Tangki Tegak

Pengendalian tumpahan merupakan salah satu proteksi pasif untuk


mencegah ekskalasi dari suatu accident (contoh : running liquid fire,
pencemaran lingkungan akibat tumpahan BBM, dll). Setiap tangki yang
berisi produk kelas I, II atau IIIA harus disediakan fasilitas yang
mencegah tumpahan menjalar ke aset penting lainnya serta ke
lingkungan sekitarnya.

1.1 Pengendalian Tumpahan BBM dengan Remote Impounding

Jika pengendalian tumpahan menggunakan drainase yang dialirkan ke


area remote impounding maka jarak minimal antara tangki dan remote
impounding area adalah sebesar 15 meter dan kemiringan minimum
adalah minimum sebesar 1 %.

Kapasitas Impounding area adalah minimum sama dengan kapasitas


tangki terbesar yang aliran tumpahannya menuju ke remote impounding
tersebut. Jika hal tersebut tidak dapat dipenuhi dikarenakan
keterbatasan lahan maka dapat dibuat remote impounding secara
parsial.
Gambar 1. Jarak antara remote impounding dengan tangki dan fasilitas
lainnya

Drainase harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga jika terjadi


kebakaran pada sistem drainasenya tidak mengenai tangki atau
peralatan penting lainnya.

Impounding area harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga jika


impounding area terisi penuh, jarak permukaan cairan minimum sebesar
15 meter dari pagar atau peralatan lainnya yang akan dibangun
kedepannya.

1.2 Penampungan Tumpahan dengan Bundwall (open / closed dike)

1. Main Bundwall

Jika pengendalian tumpahan menggunakan bundwall yaitu mengurung


tumpahan dan dikumpulkan disekitar tangki maka kemiringan minimum
adalah 1 %. Kapasitas bundwall adalah minimum sebesar BBM yang
dapat keluar dari tangki dengan kapasitas terbesar dengan diasumsikan
penuh.

Untuk kemudahan akses dalam pemeriksaan dan pemadaman


kebakaran maka jarak minimum antara bundwall dan pagar terluar
adalah 3 meter.

Jika bundwall dibuat dari tanah maka ketinggian yang lebih dari 0,9
meter wajib memiliki puncak yang rata dengan lebar minimum 0,6 meter.
Ketinggian bundwall diijinkan maksimum adalah 1,5 meter dan jika akan
dibuat lebih tinggi maka perlu dilakukan pengurugan di area luar
bundwall agar memudahkan pemeriksaan dan pengawasan saat terjadi
kebakaran.

2. Intremediate Bundwall

Setiap bundwall yang terdiri dari dua atau lebih tangki harus dipisahkan
menggunakan saluran air (drainage channel) atau setidaknya dengan
menggunakan intermideate bundwall, hal ini bertujuan agar tumpahan
yang terjadi tidak memapar tangki disekitarnya. Tinggi intermediate
bundwall tidak boleh kurang dari 450 mm, dengan total kapasitas adalah
10 % dari tangki terbesar yang dilindungi.

Intermediate bundwall harus disediakan untuk tangki dengan tipe cone


roof, floating roof, dan internal floating roof dengan kapasitas lebih besar
dari 10.000 bbl (1590 KL); ataupun apabila terdapat beberapa tangki
(dengan kapasitas <10.000 bbl) dengan total kapasitas 15.000 bbl (2385
KL). Untuk tipe tangki lainnya (horizontal tank, dome roof, dll)
intermediate bundwall harus disediakan apabila kapasitas tangki lebih
besar 2380 bbl (380 KL); ataupun apabila terdapat beberapa tangki
dengan total kapasitas <3750 bbl (570 KL). Selain itu intermediate
bundwall juga harus disediakan apabila diameter tangki melebihi 45 m.

1.3 Penampungan Tumpahan dengan menggunakan tangki tegak


sekunder

Jika pengendalian tumpahan menggunakan tangki tegak (tangki


sekunder) diperbolehkan dengan persyaratan kapasitas tangki primer /
utama sesuai table di bawah :

Jarak antara tangki primer dan tangki sekunder tidak boleh kurang dari
0.9 m, dan tangki sekunder harus dapat menahan seluruh hydrostatic
head yang dihasilkan dari kebocoran tangki primer dimana kapasitas
BBM yang keluar dari tangki primer diasumsikan penuh.
Gambar 2. Penampungan tumpahan dengan menggunakan double wall
/ tangki sekunder

Peraturan lebih detail mengenai penanggulangan tumpahan dapat dilihat


pada NFPA 30 edisi terbaru.

2. Penampungan Tumpahan pada Tangki LPG Bertekanan

Tanah dibawah / sekitar tangki LPG harus dibuat miring menuju ke


drainase yang bebas / aman dari perpipaan ataupun tangki lainnya.
Kemiringan minimum ialah 1%. Sistem drainase harus disesain untuk
mencegah LPG yang tumpah / bocor mengalir ke area tangki lain,
perpipaan, ataupun sarana dan fasilitas lain di bab 3. Tembok, bundwall,
maupun gorong – gorong diperbolehkan untuk membantu proses
drainase area di sekitar tangki LPG.
 Drainase

Drainase harus dipasang dibawah tangki LPG dengan alasan properti


fisika dari LPG mix butane dan pentane membuat zat tersebut dapat
berkumpul pada area yang lebih rendah.

System drainase harus memiliki valve yang mudah di akses, aman, dan
ditempatkan di luar dike / bundwall. Valve tersebut harus normaly
closed. Tipe drainase yang diperbolehkan :

1. System pipa yang menembus dike / bundwall menuju area


penampungan
2. Vapor sealed catch basin di area dike / bundwall menuju area
penampungan di luar dike / bundwall degan system drainase
tertutup

Sistem drainase ini didesain supaya tumpahan / kebocoran LPG tidak


masuk ke perairan umum, maupun sebaliknya.

 Dike / Bundwall

Pengendalian tumpahan/kebocoran LPG dengan menggunakan dike /


bundwall harus memenuhi persyaratan :

1. Kemiringan pada area dike / bundwall minimal 1%, dengan arak


kemiringan menjauhi tangki dan perpipaan LPG yang ada di dalam
dike.
2. Jika tangki berbentuk spherical, maka setiap tangki harus memiliki
dike / bundwall tersendiri.
3. Jika tangki bernentuk horizontal, maka satu dike dapat digunakan
untuk beberapa tangki sesuai dengan persyaratan 3.3.1.a.
4. Volume dike / bundwall minimal 25% dari volume tangki LPG
terbesar.
5. Jika tekanan uap (vapor pressure) dari LPG yang disimpan kurang
dari 100 psi pada suhu 100 F, volume dike / bundwall minimal 50%
dari volume tangki LPG terbesar.
6. Tinggi minimal dike / bundwall ialah1,5 ft (0,45 m).
7. Akses untuk keluar / masuk dike / bundwall dalam kondisi normal
maupun emergency harus dibuat dengan mengacu pada NFPA
101 Life Safety Code.
8. Jika tinggi dike / bundwall lebih dari 12 ft (3,6 m) atau jika tidak
terdapat ventilasi alami, akses menuju tangki untuk kondisi normal
harus dibuat sedemikian rupa sehingga pekerja tidak peru
memasuki dike / bundwall terlebih dahulu
9. Lebar dike / bundwall yang terbuat dari tanah minimal 2 ft (0,6 m).

 Remote Impounding

Pengendalian tumpahan dengan menggunakan remote impounding


harus memenuhi persyaratan :

1. Kemiringan atau slop minimal 1%


2. Penggunaan tembok atau dike diperbolehkan untuk membantu
kinerja remote impounding.
3. Jarak remote impounding ke vessel atau tangki hidrokarbon
lainnya minimal 50 ft (15 m).
4. Volume remote impounding minimal 25% dari volume tangki LPG
terbesar.
5. Jika tekanan uap (vapor pressure) dari LPG yang disimpan kurang
dari 100 psi pada suhu 100 F, volume remote impounding minimal
50% dari volume tangki LPG terbesar.

3. Penampungan Tumpahan pada Tangki LPG Refrigerated

Tangki LPG Refrigerated harus memiliki sarana penanggulangan


tumpahan baik berupa remote impounding ataupun dike / bundwall

 Dike / Bundwall

Pengendalian tumpahan dengan menggunakan dike / bundwall harus


memenuhi persyaratan :
1. Kemiringan area di dalam dike / bundwall harus diarahkan ke sisi
dike / bundwall, dengan tingkat kemiringan mnimal 1%.
2. Akumulasi harus diarahkan menjauh dari vessel ataupun
perpipaan LPG.
3. Setiap tangki LPG refrigerated harus memiliki dike / bundwall
tersendiri dengan kapasitas / volume 100% dari tangki yang
dilindungi.

 Remote Impounding

Pengendalian tumpahan dengan menggunakan remote impounding


harus memenuhi persyaratan :

1. Kemiringan atau slop minimal 1%


2. Penggunaan tembok atau dike diperbolehkan untuk membantu
kinerja remote impounding. Penggunaan parit terbuka harus
diminimalisasi.
3. Jarak remote impounding ke vessel atau tangki hidrokarbon
lainnya minimal 50 ft (15 m).
4. Volume remote impounding minimal 100 % dari volume tangki
terbesar.

Anda mungkin juga menyukai