Anda di halaman 1dari 154

EAS

MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH

Dit.EAS
DITJEN PENGELOLAAN PEMBIAYAAN SEMARANG
DAN RISIKO 26 Oktober 2016
1. Dasar Hukum;
BAGIAN I
2. Prinsip Prinsip Penerimaan Hibah.
1. Definisi dan Kriteria Hibah;
2. Bentuk Hibah;
OUTLINE

3. Jenis Hibah;
BAGIAN II 4. Sumber Hibah;
5. Berbagai Variasi Mekanisme
Pelaksanaan Hibah;

BAGIAN III 1. Mekanisme Pertanggungjawaban Hibah

1. Peraturan Hibah Pilkada;


2. Mekanisme Pertanggungjawaban Hibah
BAGIAN IV Pilkada;
3. NPHD;.
BAGIAN I

DASAR PRINSIP
HUKUM PENERIMAAN
DASAR HUKUM (1)
UU No.17/2003 tentang Keuangan UU No.33 /2004 tentang Perimbangan
UU No.1/ 2004 tentang Negara Keuangan Antara Pemerintah Pusat
Perbendaharaan Negara dan Pemerintah Daerah

PP.10/2011 Tentang Tata Cara


Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan PP 71 Tahun 2010 Tentang PP. 27/2014 Tentang Pengelolaan
Penerimaan Hibah Standar Akuntansi Pemerintah Barang Milik Negara/ Daerah

PMK No. 191/2011 PMK No. 271/2014 PMK No. 213/2013 PMK No. 96/2007
Tentang Mekanisme Tentang Sistem Tentang Sistem Akuntansi Tentang Pelaksanaan Penggunaan,
Pengelolaan Hibah Akuntansi dan dan Pelaporan Keuangan Pemanfaatan, penghapusan, dan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat Pemindahtanganan Barang Milik
PMK No. 180/2012 Hibah Negara
Tentang Perubahan Atas PMK No. 84/2015
PMK 224/2011 Tata Cara Tentang Tata Cara PMK No. 123/2013
Pemantauan & Evaluasi Penarikan Pinjaman Dan/ Tentang Pengelolaan BMN yg Berasal
atas PH Kepada Atau Hibah Luar Negeri dari Aset Lainnya
Pemerintah
DASAR HUKUM (2)
UU 17/2003 tentang Keuangan
Persetujuan DPR pada
Negara Pendapatan Belanja APBN
Psl 22, 23, dan 24

Pemerintah Pusat dapat Persetujuan hibah


memberikan/menerima hibah kepada langsung ditetapkan dalam UU
Lembaga Asing/Pemda. Pertanggungjawaban APBN

Menteri Keuangan
UU No.1/2004 Perbendaharaan
Pasal 38 Pasal 33 sebagai Bendahara
Negara
Umum Negara

Menunjuk DJPU sebagai Memberikan PHLN Kepada


Pejabat Yang Diberi Kuasa Pemda./BUMN/BUMD/ Lembaga
PMK. 100/PMK.01/2008 Asing

UU No.33/2004 Hibah kepada Daerah yang


Perimbangan Keuangan Pasal bersumber dari
Antara Pemerintah Pusat 5 dan 9 luar negeri dilakukan melalui
dan Pemerintah Daerah Pemerintah
PRINSIP PENERIMAAN HIBAH
Pasal 2 Peraturan Pemerintah No.10 tahun 2011 tentang Tatacara Pengadaan
Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, menetapkan prinsip pengadaan
pinjaman luar negeri dan penerimaan hibah yaitu :

 Transparansi, yaitu proses penerimaan hibah dilakukan secara terbuka


kepada pihak yang berkepentingan;
 Akuntabilitas, yaitu penerimaan hibah dilakukan sesuai dengan prosedur
yang dapat dipertanggungjawabkan;
 Efisien dan efektif, yaitu penerimaan hibah dilakukan sesuai dengan
tujuannya dan biaya yang timbul dapat ditekan seminimal mungkin;
 Kehati-hatian, yaitu proses pengambilan keputusan dilakukan dengan
mengutamakan kehati-hatian, dengan menghindari keputusan yang bersifat
spekulatif ;
 Tidak disertai ikatan politik, yaitu Penerimaan hibah tidak mempengaruhi
kebijakan politik Negara;
 Tidak memiliki muatan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan
Negara.
DEFINISI &
KRITERIA
BAGIAN II

BENTUK
HIBAH JENIS HIBAH

SUMBER VARIASI
HIBAH MEKANISME

LARANGAN
HIBAH
LANGSUNG
DEFINISI DAN KRITERIA
Setiap penerimaan negara dalam bentuk devisa, devisa yang
dirupiahkan, rupiah, barang, jasa dan/atau surat berharga yang
DEFINISI diperoleh dari Pemberi Hibah yang tidak perlu dibayar kembali,
yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri

 Tidak perlu dibayar kembali (cuma-cuma);


 Output dari pelaksanaan kegiatan hibah --baik berupa
manfaat, kepemilikan atas barang, jasa yang diberikan, hasil
KRITERIA penelitan, hak cipta, dan manfaat lainnya-- hanya diterima
oleh dan semata-mata untuk kepentingan penerima hibah;
 Untuk mendukung tugas dan fungsi kementerian/lembaga
penerima hibah
BENTUK HIBAH
1. Uang Tunai;
Hibah dalam bentuk uang yang diterima Pmerintah dan penggunaannya
sepenuhnya ditentukan oleh Pemerintah melalui mekanisme APBN
2. Uang untuk Membiayai Kegiatan;
Hibah yang diterima Pemerintah yang peruntukannya ditentukan dalam
Perjanjian Hibah dan dilaksanakan oleh Kementerian Negara / Lembaga /
Pemerintah Daerah penerima hibah.
3. Barang/Jasa;
Barang: Hibah yang diterima Pemerintah yang pengadaannya
dilaksanakan oleh Pemberi Hibah untuk mendukung kegiatan
Kementerian Negara/Lembaga/Pemerintah Daerah/BUMN
Jasa: Hibah yang diterima Pemerintah berupa jasa tertentu yang
kegiatannya dilaksanakan oleh Pemberi Hibah untuk mendukung
kegiatan Kementerian Negara/Lembaga/Pemerintah Daerah/BUMN
4. Surat Berharga:
Dapat berupa saham kepemilikan pada perusahaan
JENIS HIBAH
UU No.1 Tahun 2004 UU No.17 Tahun 2003

PP 10/2011
Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri
dan Penerimaan Hibah

Pasal 48 ayat (2) : Hibah yang direncanakan adalah hibah yang dilaksanakan melalui
Mekanisme perencanaan;
Pasal 48 ayat (3) : Hibah langsung adalah hibah yang dilaksanakan tidak melalui
mekanisme perencanaan.

Penjelasan Pasa 48 ayat (3), Hibah yang dimaksud pada ayat ini mencakup :

a) Hibah untuk penanggulangan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus;
banjir; kekeringan; angin topan;
b) Hibah dalam rangka kerjasama tehnik antara K/L dengan Donor seperti workshop,
pelatihan,seminar), Hibah Bersaing ( seperti riset dosen, riset peneliti);
c) Hibah yang atas permintaan donor diserahkan langsung ke Kementerian/Lembaga.
SUMBER HIBAH
 Lembaga Keuangan Dalam Negeri
 Lembaga Non Keuangan Dalam Negeri

DALAM 

Pemerintah Daerah
Perusahaan Asing yang berdomisili dan melakukan kegiatan
NEGERI di wilayah NKRI
 Lembaga Lainnya
 Perorangan

 Negara Asing
 Lembaga di bawah PBB
 Lembaga Multilateral
LUAR  Lembaga Keuangan Asing
NEGERI 

Lembaga Non Keuangan Asing
Lembaga Keuangan Nasional yang berdomisili dan melakukan
kegiatan usaha di luar wilayah NKRI
 Perorangan
VARIASI MEKANISME PELAKSANAAN (I)
HIBAH

Jenis Hibah TERENCANA/DRKH LANGSUNG/NON DRKH

Penandatangan Menteri Keuangan Menteri/Pimpinan Lembaga


Hibah

Penarikan NON KPPN/BUN


KPPN/BUN
Hibah

Bentuk Hibah UANG UANG BARANG/ JASA

Dokumen
Pertanggung- NPH,WA,NOD SP2HL, SPTMHL,SPTJM •BAST, SP3HLBJS
REKENING KORAN •MPHLBJS, SPTMHL
jawaban

LC, DP, REKSUS, RKUN


Cara Penarikan LANGSUNG KL
REIMBURSEMENT
LARANGAN HIBAH LANGSUNG KEPADA SKPD
UU No.33 Tahun 2004 Perimbangan • Donor menyalurkan hibah langsung kepada
Keuangan Antara Pemerintah Pusat SKPD tanpa melalui mekanisme on granting atau
dan Pemerintah Daerah Naskah Perjanjian Hibah;
• Donor tidak menyampaikan data pencairan
sebagai dokumen akuntansi untuk dicatat dalam
APBN/APBD;
PP No.57 tahun 2005 jo PP • Alternatif pertanggungjawabannya :
2/2012 Tentang Hibah Daerah.
 Menetapkan K/L untuk menandatangani BAST
dengan Donor;
 Mengesahkan kepada DJPPR dan KPPN
sebagai dasar pencatatan dalam LKPP;
 Menetapkan BAST antara KL dengan SKPD
Pasal 5 : Hibah kepada Daerah sebagai dasar pencatatan dalam LKPD;
yang bersumber dari luar negeri
dilakukan melalui Pemerintah.
Pasal 9 : Hibah dari Pemerintah
kepada Pemerintah Daerah dan
sebaliknya dilakukan melalui
mekanisme APBN dan APBD.
MEKANISME
PERTANGGUNGJAWABAN
BAGIAN III

a. NASKAH PERJANJIAN HIBAH


b. REGISTRASI
HIBAH c. BERITA ACARA SERAH TERIMA (BAST)
BARANG d. FUNGSI BAST
e. PENGATURAN PENYUSUNAN BAST
& JASA f. PENGESAHAN HIBAH

HIBAH
UANG
MEKANISME PERTANGGUNGJAWABAN
HIBAH BARANG & JASA
Tahapan Pengesahan Hibah Langsung Barang dan Jasa

• Naskah Perjanjian • SP3HLBJS • MPHLBJS


Hibah • SPTMHL • SP3HLBJS
• Grant Summary/ • BAST • SPTMHL
Ringkasan Hibah • SPTJM
PENDEKATAN TAHAPAN PENGESAHAN
HIBAH LANGSUNG BARANG/JASA

1) Naskah Perjanjian Hibah (NPH);


2) Register;
PENDEKATAN
3) BAST;
I
4) SP3HLBJS
5) MPHLBJS

1) BAST
PENDEKATAN 2) Register;
II 3) SP3HLBJS
4) MPHLBJS
NASKAH PERJANJIAN HIBAH (I)
• Naskah Perjanjian ditandatangani Menteri/Pimpinan
Lembaga atau Pejabat yang dikuasakan, dengan demikian
dalam hal Perjanjian hibah ditandatangani Satker perlu surat
delegasi dari Menteri / Pimpinan Lembaga.(PP 10 Tahun 2011
pasal 63)
• Perjanjian Hibah paling sedikit memuat
Jumlah
Peruntukan
Ketentuan dan Persyaratan
• Bentuk-bentuk Naskah perjanjian atau yang dipersamakan
Naskah Perjanjian Hibah (NPH)
Memorandum of Understanding
Record of Discussions (RoD)
Letter of Intent
Grant Agreement
Subsidiary Arrangement
NASKAH PERJANJIAN HIBAH (II)
• Bila naskah perjanjian atau yang dipersamakan masih bersifat
umum atau berfungsi sebagai perjanjian payung (Umbrella
Agreement) maka yang akan diregistrasi agar dokumen yang
lebih bersifat operasional seperti :

Annual Work Plan atau Prodoc;


Grant Agreement sebagai pelaksanaan Exchange Note
REGISTRASI (I)
 Pengajuan Permohonan Registrasi Hibah Langsung dalam
bentuk barang/jasa/surat berharga dilampiri dengan
 Naskah Perjanjian Hibah Asli/copy legalisir; dan
 Ringkasan Hibah; dan atau
Dalam hal tidak terdapat dokumen NPH, maka harus
melampirkan dokumen sebagai berikut :
 Berita Acara Serah Terima (BAST) yang ditandatangani
Pimpinan K/L Satker penerima Hibah Asli/copy legalisir; dan
 Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung
(SPTMHL) yang ditandatangani PA/KPA;
 Surat Pernyataan Tanggungjawab Mutlak (SPTJM) yang
ditandatangani PA/KPA.
BERITA ACARA SERAH TERIMA (BAST)

PMK 271/PMK.05/2014 : “Aset tetap, aset lainnya


dan/atau persediaan dari hibah bentuk barang dicatat
DASAR pada saat aset tetap, aset lainnya dan/atau persediaan
HUKUM diterima oleh satuan kerja sebesar nilai aset tetap, aset
lainnya dan/atau persediaan yang diterima oleh satuan
kerja berdasarkan BAST”

Dokumen serah terima barang/jasa sebagai bukti


penyerahan dan peralihan hak/kepemilikan atas
DEFINISI barang/jasa/surat berharga dari pemberi kepada penerima
hibah
FUNGSI BAST

PENERIMA HIBAH PEMBERI HIBAH

• Dokumen sumber • Dokumen sumber

pencatatan pencatatan.

• Dokumen penerimaan • Bukti penyerahan hibah

hibah
• Dokumen Perencanaan
PENGATURAN PENYUSUNAN BAST
 Nilai yang digunakan dalam BAST adalah nilai historis dari barang/jasa
tersebut;
 BAST dapat disusun dalam periode waktu tertentu misal satu tahun atau
dapat setiap tahap penyelesaian pekerjaan;
 Nilai barang/jasa/surat berharga yang tertera pada BAST dalam bentuk
mata uang asing, dikonversi ke mata uang rupiah berdasarkan kurs
tengah BI pada tanggal BAST;
 Apabila BAST tidak ada terdapat nilai maka menteri/pimpinan
lembaga/Kepala Kantor/Satker selaku PA/KPA mencatat berdasarkan
penilaian menurut biaya, harga pasar, atau perkiraan/taksiran harga wajar;
 BAST Barang agar disusun terpisah dengan BAST Jasa; dan porsi yang
dipergunakan sendiri oleh Konsultan Donor;
 BAST barang agar dirinci antara Aset Begerak/Tidak Bergerak dengan
Persediaan;
 Hibah barang dan jasa yang sudah diterima pada tahun sebelumnya namun
belum dicatat, dituangkan dalam BAST tahun berjalan;
KOMPONEN UTAMA BAST

Tanggal serah
terima (3)
Pihak Pemberi
Bentuk hibah
dan Penerima
(6)
(1)

BAST

Nilai nominal Rincian harga


(valas dan IDR) per barang (4)
(2)
Tujuan
Penyerahan
Barang (5)
MEKANISME PENGESAHAN PENDAPATAN DAN PENCATATAN
ASET/PERSEDIAAN/BEBAN JASA OLEH BUN ATAS
HIBAH BARANG DAN JASA MELALUI BAST
Sesuai PMK 191/PMK.05/11 Tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah
 KL Penerima Hibah, mengajukan dokumen SP3HLBJS dengan dilampiri dengan
dokumen :
- BAST yang ditandatangani antara Kepala Satker dengan Donor;
- SPTMHL yang ditandatangani oleh KPA.
 Dokumen SP3HL BJS tersebut harus ditandatangani oleh KPA.
 Dokumen SP3HLBJS yang telah disahkan oleh DJPPR selaku UAKPA BUN, lembar I
disampaikan kepada KL untuk dasar pengajuan MPHLBJS;
 K/L (PA/KPA) menyusun MPHL-BJS (Memo Pencatatan Hibah Langsung –
Barang/Jasa/Surat Berharga) dengan dilampiri :
SPTMHL
SPTJM
SP3HL-BJS lembar ke-2
 Atas dasar MPHL-BJS, KPPN menerbitkan Persetujuan MPHL-BJS sebanyak 3
rangkap
Lembar ke-1 untuk PA/KPA
Lembar ke-2 untuk DJPPR
Lembar ke-3 untuk pertinggal KPPN
 Atas dasar dokumen SP3HLBJS/Persetujuan MPHLBJS dimaksud, DJPPR selaku
UAKPABUN mencatat sebagai pendaptan hibah dan K/L mencatat sebagai
Aset/Persediaan/Beban Jasa dalam Laporan Keuangan.
MEKANISME PENGESAHAN HIBAH UANG
Tahapan Pengesahan Hibah Lansung Uang

• Naskah Perjanjian • Pernyataan Penggunaan • Izin Pembukaan • SP2HL


Hibah Rekening Rekening • SPTMHL
• Grant Summary/ • Surat Kuasa • Nomor Register • SPTJM
Ringkasan Hibah • Surat Ket. sumber dana, • Copy Rekening Hibah
mekanisme penyaluran
• Kesanggupan mencantumkan
dana hibah dalam DIPA
• Nomor Register
PERMOHONAN PERSETUJUAN PEMBUKAAN
REKENING HIBAH

Ijin Pembukaan Rekening


(PMK 252/PMK.05/2014
tentang Rekening milik
KL/Satker)

K/L KPPN – DJPB


Persetujuan Pembukaan Rekening

 Dilampiri paling sedikit :


 Surat Ijin Pembukaan Rekening
 Pernyataan Penggunaan Rekening
 Surat Kuasa
 Surat Ket. sumber dana, mekanisme penyaluran
 Kesanggupan mencantumkan dana hibah dalam DIPA
 Surat register hibah
PERMOHONAN PERSETUJUAN PEMBUKAAN
REKENING HIBAH
 1 (satu) NPH - 1 (satu) nomor register - 1 (satu) nomor rekening
 Pengelolaan rekening hibah dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran
Satker yang dapat dibantu oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu
(PMK 162/PMK.05/2013 tentang Kedudukan & tanggungjawab
Bendahara pada Satker pengelola APBN)
 K/L dapat langsung menggunakan uang yang berasal dari hibah
langsung tanpa menunggu terbitnya persetujuan pembukaan
rekening
 Rekening hibah yang sudah tidak digunakan harus ditutup dan
saldonya disetor ke rekening KUN (SSBP) / kecuali ditentukan lain
dalam perjanjian hibah (dikembalikan ke donor)
 Jasa giro/bunga yang diperoleh dari rekening hibah disetor ke kas
negara sebagai PNBP kecuali ditentukan lain dalam perjanjian hibah
PENGAJUAN PERMOHONAN REVISI DIPA
BELANJA
PMK 15/PMK.02/2016 tentang Tata cara revisi anggaran TA 2016 & PMK
65/PMK.02/2015 tentang Standar Biaya Masukan TA 2016

 Yang di Revisi adalah Pagu Belanja di K/L


 Revisi tersebut bersifat on-top
 Menggunakan kode Fungsi, Sub Fungsi, Kegiatan & Output yang sesuai
 Menggunakan akun belanja dalam 6 digit (52xxxx, 53xxxx & 57xxxx)
 Berpotensi menambah honorarium penanggungjawab pengelola kegiatan Satker
Syarat Revisi DIPA:
1. Ringkasan naskah perjanjian
2. Nomor Register dari DJPPR
3. Persetujuan pembukaan rekening hibah dari Dit. PKN/KPPN
4. Surat pernyataan KPA bahwa perhitungan dan penggunaan dana sesuai standar
biaya dan peruntukan
Revisi DIPA:
1. Diajukan ke DJA/Kanwil DJPBN
2. Jumlah yang direvisi adalah Jumlah yang direncanakan akan dilaksanakan/
dibelanjakan dalam 1 (satu) tahun, setinggi-tingginya sebesar Perjanjian Hibah
3. Dalam hal terdapat sisa pagu TA berjalan yang akan digunakan pada TA
berikutnya, dapat menambah pagu belanja DIPA tahun anggaran berikutnya
(setinggi-tingginya sebesar sisa uang yang bersumber dari hibah pada akhir tahun
berjalan)
PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG UANG

SP2HL / SP4HL
SPTMHL SPTJM
SPTJM Rek Koran
Rek Koran Bukti transfer

K/L (SAS)
Sistem Aplikasi Satker
KPPN – DJPB
LK K/L
SPHL / SP3HL

 Lingkup pengesahan :
 Pendapatan hibah & Belanja yang bersumber dari hibah
 Dokumen Pengesahan
 SP2HL (Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung)  K/L
 SPHL (Surat Pengesahan Hibah Langsung)  KPPN
 Rekening hibah yang sudah tidak digunakan harus ditutup dan saldonya disetor ke rekening KUN
(SSBP), kecuali ditentukan lain dalam perjanjian hibah (disetor kembali ke donor) maka :
 K/L : SP4HL (Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung)
 KPPN : SP3HL (Surat Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung)
 Jasa giro/bunga yang diperoleh dari rekening hibah disetor ke kas negara sebagai PNBP kecuali
ditentukan lain dalam perjanjian hibah
PENGESAHAN PENDAPATAN DAN BELANJA YANG
BERSUMBER DARI HIBAH UANG
 Mengajukan SP2HL ke KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah (HLN) /
KPPN Setempat (HDN) melampirkan SPTJM , SPTMHL beserta ADK.
 SP2HL dicetak melalui aplikasi SPM di K/L
 Agar diperhatikan ketika pengisian kolom saldo, pendapatan, dan
belanja.
 uang yang diterima dalam bentuk valas agar langsung dikonversikan
ke dalam mata uang rupiah untuk menghindari selisih kurs ketika
pertanggungjawaban hibah
 Selanjutnya KPPN akan menerbitkan 3 rangkap SPHL
 1 untuk K/L sebagai dokumen realisasi belanja
 1 untuk DJPPR sebagai dokumen pencatatan pendapatan hibah
 1 untuk pertinggal KPPN
PENGEMBALIAN PENERIMAAN HIBAH
S-5660/PB.6/2016 tanggal 19 Juli 2016)
1. Pengembalian sisa kas hibah langsung yang sebelumnya telah disahkan (telah
diterbitkan SPHL) ke donor
a. Tahun Anggaran Berjalan
Transfer ke donor  Mengajukan SP4HL ke KPPN dengan akun 43113X
/ 43123X (sesuai akun yang digunakan pada SPHL) dan kode satker
999.02.0151.977263  Perekaman SP3HL pada SAIBA
b. Tahun Anggaran Yang Lalu
Transfer ke donor  Mengajukan SP4HL ke KPPN dengan akun 311911
dan kode satker sesuai satker penyetor  Perekaman SP3HL pada
SAIBA
2. Pengembalian sisa kas hibah langsung yang sebelumnya telah disahkan (telah
diterbitkan SPHL) ke kas negara
a. Setor ke kas negara melalui MPN-G2 dengan akun 815131 dan kode
satker sesuai satker penyetor
b. Menyampaikan surat pemberitahuan ke KPPN mitra kerja dilampiri
salinan BPN dan surat nomor register
c. Perekaman BPN pada SAIBA
3. Pengembalian sisa kas hibah langsung yang belum disahkan ke donor
Transfer ke donor  Jurnal Manual pada SAIBA
CONTOH KASUS HIBAH UANG
1. NILAI GRANT AGREEMENT (COMMITMENT) IDR 1.000.000
2. NILAI HIBAH YANG HARUS DI REGISTRASI IDR 1.000.000
3. DANA DITERIMA DI REKENING (PENDAPATAN) IDR 900.000
REALISASI PENGELUARAN (BELANJA) IDR 700.000
SISA DANA (SALDO) IDR 200.000
4. NILAI REVISI DIPA IDR 700.000
5. NILAI PENGESAHAN HIBAH :
 PENGESAHAN PENDAPATAN IDR 900.000
 PENGESAHAN BELANJA IDR 700.000
SALDO (SISA DANA) IDR 200.000
Perlakuan atas 1. Sebagai Penambah Nilai hibah; atau
JASA GIRO 2. Disetorkan ke Kas Negara sebagai PNBP
(Disesuaikan dengan pengaturan dalam Naskah Perjanjian
Hibah)

Perlakuan atas 1. Dikembalikan kepada pihak donor; atau


SISA DANA HIBAH 2. Di setor ke kas negara
(Disesuaikan dengan pengaturan dalam Naskah Perjanjian
Hibah)
PERATURAN
BAGIAN IV

HIBAH NPHD
PILKADA

PENGELOLAAN &
PERTANGGUNGJAWABAN
HIBAH PILKADA
PERATURAN TERKAIT PENGELOLAAN
APBN
 PMK 252/PMK.05/2014 tentang Rekening milik KL/Satker
 1 (satu) Register - 1 (satu) Naskah Perjanjian Hibah (NPH) – 1 (satu)
Rekenening
 PMK 162/2013 tentang Kedudukan dan Tanggungjawab Bendahara
pada Satker Pengelolaan APBN
 Pertanggungjawaban BP & BPP tetap mempedomani
 PMK 190/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka
Pelaksanaan APBN
 PMK 65/PMK.02/2015 tentang Standar Biaya Masukan TA 2016
 PMK 15/PMK.02/2016 tentang Tata cara revisi anggaran TA 2016
 Ps 8 - Perubahan anggaran belanja yang bersumber dari PHLN
/PHDN yang bersifat menambah pagu anggaran dapat berupa
lanjutan kegiatan tahun lalu sepanjang pinjaman/hibah belum Closing
Date
PERATURAN TERKAIT PILKADA (I)
 Undang-Undang No 8/2015 tentang Perubahan atas UU 1/2015 tentang
Penetapan PERPU 1/2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan
Walikota menjadi UU
 Pasal 166 ayat (1) diatur bahwa Pendanaan kegiatan Pemilihan
dibebankan pada APBD dan dapat didukung melalui APBN sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Permendagri 44 tahun 2015 jo 51/2015 tentang Pengelolaan dana
kegiatan pemilihan Gub/Bupati/Walikota dan Wakilnya
 Ps 2: Pendanaan kegiatan pemilihan Gubernur/Bupati/walikota
dibebankan pada APBD Provinsi/Kabupaten/Kota
 Ps 7: Standar satuan harga kebutuhan pendanaan kegiatan pemilihan
berpedoman pada pengelolaan APBN
 Ps 19: Tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, serta
pelaporan dan pertanggungjawaban dana hibah kegiatan pemilihan yang
diterima oleh KPU Provinsi/Kabupaten/Kota dan Bawaslu Provinsi/Panwas
Kabupaten/Kota berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang
mengatur pengelolaan APBN
 Ps 20: Standar satuan harga kebutuhan pendanaan kegiatan pemilihan
tahun 2015 ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah
PERATURAN TERKAIT PILKADA (II)

 PMK 89/PMK.05/2016 tentang Tata cara pengelolaan hibah langsung


dalam bentuk uang untuk kegiatan pemilihan Gubernur, Bupati dan
Walikota.
 Ketua KPU dan Ketua Bawaslu selaku KPA bertanggungjawab mengelola hibah
langsung dalam bentuk uang
 Ketua KPU dan Ketua Bawaslu menyusun Pedoman Teknis
 Tujuan, tahapan transfer, tata cara pembayaran,
 Penyusunan, verifikasi dan jangka waktu penyampaian bukti pengeluaran
 Format SPT Hibah, bukti pengeluaran, SPTJ dan rekapitulasi
 Pelaksanaan pengesahan pendapatan dan belanja yang bersumber dari hibah
langsung bentuk uang untuk kegiatan pemilihan di daerah otonom baru
 KPU/Bawaslu Provinsi menerima dana hibah langsung dalam bentuk uang dari
Pemerintah Provinsi untuk kegiatan penyelenggaraan pemilihan Gubernur dan
wakil yang selanjutnya disalurkan kepada:
 KPU/Bawaslu Provinsi, KPU/Panwas Kabupaten/Kota/Kecamatan, BPP Ad Hoc
 KPU/Panwas Kabupaten/Kota menerima dana hibah langsung dalam bentuk
uang dari Pemerintah Kabupaten/Kota untuk kegiatan penyelenggaraan
pemilihan Bupati/Walikota dan wakil
 Melakukan pengesahan dan pertanggungjawaban hibah yang diterima
PERATURAN TERKAIT PILKADA (III)

 Keputusan Bawaslu nomor 0171 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis


Pengelolaan Dana Hibah Pengelenggaraan Pengawasan Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur/ Bupati/ Wakil Bupati/ Walikota dan Wakil
Walikota.
 Keputusan Komisi Pemilihan Umum RI Nomor 43/Kpts/KPU/TAHUN 2016
tentang Standar Kebutuhan Barang/Jasa dan Honorarium Untuk Kegiatan
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.
 Keputusan Komisi Pemilihan Umum RI Nomor 44/Kpts/KPU/TAHUN 2016
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Anggaran Dalam Rangka Kebutuhan
Barang/Jasa dan Honorarium Untuk Kegiatan Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil
Walikota.
 Surat Menteri Keuangan Nomor S-118/MK.02/2016 tanggal 19 Februari
2016 tentang Penetapan Standar Biaya Honorarium Tahapan Pemilihan
Umum Anggota DPR, DPD, DPRD, Presiden dan Wakil Presiden serta
Tahapan Pemilihan Gubernur/Bupati/Walikota Serentak
PENGELOLAAN HIBAH PILKADA T.A
2017 (I)
 Pertanggungjawaban dana hibah APBN dilaksanakan dalam TA berjalan dan
berpedoman pada pengelolaan APBN
 Register diajukan segera setelah penandatanganan NPHD (Register
mendahului pembukaan Rekening  kembali ke pengelolaan umum dana hibah
sebagaimana PMK 191/2011)
 1 (satu) Register - 1 (satu) NPHD – 1 (satu) Rekenening
 Klausul NPHD untuk dana hibah pilkada:
 NPHD yang ditandatangani Gubernur & Ketua Bawaslu/Panwas merupakan
komitmen pemberian & penggunaan dana hibah
 Dapat didukung dengan pakta integritas
 Nomor rekening seharusnya tidak menjadi prasyarat dalam
penandatanganan NPHD
 NPHD sebaiknya mencantumkan klausul masa penggunaan/ pelaksanaan
dana hibah s.d lewat tahun anggaran (multiyears 2016-2017)
 Pada akhir tahun anggaran, sisa dana hibah diharapkan tidak perlu
dikembalikan ke kas Pemda s.d tahapan berakhir
 Dapat disusun NPHD turunan untuk setiap tahapan pencairan dana hibah
(tidak perlu di register)
PENGELOLAAN HIBAH PILKADA T.A
2017 (II)
 Untuk NPHD yang berlaku hanya 1 (satu) TA berjalan dan sisa dana akan
dilanjutkan di TA berikutnya, diperlukan NPHD Addendum/ Surat
keterangan perpanjangan pelaksanaan/ penggunaan dana hibah s.d TA
berikutnya dan disetujui oleh pemberi dan penerima hibah
 NPH Addendum/Surat Keterangan Addendum harus merujuk/
mencantumkan nomor dan tanggal NPHD awal yang telah di registrasi
 Dilampiri dokumen Ringkasan Hibah
 Dokumen persyaratan registrasi dan addendum merupakan dokumen
asli/ fotocopy yang telah di legalisir (cap dinas dan tandatangan basah)
 Dana Pilkada yang telah ditransfer dari Pemda dapat langsung
digunakan/dibelanjakan untuk kebutuhan penyelenggaraan Pilkada tanpa
menunggu terbitnya persetujuan pembukaan rekening hibah
 Revisi DIPA dan Pengesahan dapat dilakukan kemudian namun tetap
dalam tahun anggaran berjalan
Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan
dan Risiko
Gedung Frans Seda Lt. 7, Jalan Wahidin Raya No.1. Jakarta

021-3864778 Email: hibah.djppr@kemenkeu.go.id


021-3843712
LAMPIRAN

41
LATAR BELAKANG
 Implementasi Paris Declaration on Aid Effectiveness 2005,
Accra Agenda for Action (AAA) 2008, dan Jakarta Commitment Aid
for Development Effectiveness Indonesia’s Road Map 2014
transparansi dan akuntabilitas setiap rupiah yang mengalir ke
Pemerintah;

 Wujud Tata Kelola Keuangan yang baik (Good Governance);

 Hibah merupakan bagian dari penerimaan negara dalam postur


APBN;

 Kecenderungan penerimaan hibah di setiap tahun mengalami


kenaikan dibanding tahun sebelumnya bahkan melampaui estimasi
yang tercantum dalam APBN .
TUJUAN HIBAH
 Mendukung program pembangunan nasional, termasuk Hibah yang
diteruskan kepada Pemerintah Daerah, antara lain:

 meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia;


 menunjang peningkatan fungsi pemerintahan;
 menunjang penyediaan pelayanan dasar umum;
 meningkatkan transfer pengetahuan dan teknologi;
 mendukung sumber daya alam, lingkungan hidup, dan budaya; dan
 mendukung kegiatan antisipasi dampak climate change

 Mendukung penanggulangan bencana alam dan bantuan


kemanusiaan, termasuk penanggulangan pada saat bencana dan
setelah kejadian bencana (pascabencana) untuk pemulihan (recovery).
UU NO. 17 TAHUN 2003
Pasal 22

Ayat (2) : Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman dan/atau hibah kepada
Pemerintah Daerah atau sebaliknya.

Ayat (3) : Pemberian pinjaman dan/atau hibah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
dilakukan setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

Pasal 23

Ayat (1) : Pemerintah Pusat dapat memberikan hibah/pinjaman kepada atau menerima
hibah/pinjaman dari pemerintah/lembaga asing dengan persetujuan DPR

Pasal 24

Ayat (2) : Pemberian pinjaman/hibah/penyertaan modal dan penerimaan


pinjaman/hibah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terlebih dahulu
ditetapkan dalam APBN/APBD.
UU NO. 1 TAHUN 2001
Pasal 33
Ayat (1) : Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman atau hibah kepada Pemerintah
Daerah/Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah sesuai dengan yang
tercantum/ditetapkan dalam Undang-undang tentang APBN.

Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman atau hibah kepada lembaga asing sesuai
dengan yang tercantum/ditetapkan dalam Undang-undang tentang APBN.

Pasal 38

(1) : Menteri Keuangan dapat menunjuk pejabat yang diberi kuasa atas nama Menteri
Keuangan untuk mengadakan utang negara atau menerima hibah yang berasal dari
dalam negeri ataupun dari luar negeri sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam Undang-undang APBN

(2) : Utang/hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diteruspinjamkan kepada
Pemerintah Daerah/BUMN/BUMD.

(3) : Biaya berkenaan dengan proses pengadaan utang atau hibah sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dibebankan pada Anggaran Belanja Negara.

(4) : Tata cara pengadaan utang dan/atau penerimaan hibah baik yang berasal dari dalam
negeri maupun dari luar negeri serta penerusan utang atau hibah luar negeri kepada
Pemerintah Daerah/BUMN/BUMD, diatur dengan peraturan pemerintah.
UU NO. 33 TAHUN 2004
Pasal 43
Lain-lain Pendapatan terdiri atas pendapatan hibah dan pendapatan Dana
Darurat.

Pasal 44

(1) : Pendapatan hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 merupakan


bantuan yang tidak mengikat.

(2) : Hibah kepada Daerah yang bersumber dari luar negeri dilakukan
melalui Pemerintah.

(3) : Hibah dituangkan dalam suatu naskah perjanjian antara Pemerintah


Daerah dan pemberi hibah.

(4) : Hibah digunakan sesuai dengan naskah perjanjian sebagaimana


dimaksud pada ayat (3).
HIBAH TERENCANA VS HIBAH LANGSUNG
Grant Pelaksanaan dan
Jenis Hibah Perencanaan Penganggaran
Agreement Pencairan

• Daftar • Menteri • Uang Untuk Membiayai • Tender dan KPBJ


Rencana Keuangan Cq Kegiatan : • Pencairan melalui :
Kegiatan DJPPR Penuangan dalam DIPA; On Treasury
Hibah Hibah (DRKH) • Pertanggungjawaban :
Terencana  NOD- SP3
• Barang dan Jasa :  BAST-SP3HLBJS
• Tanpa DIPA dan tidak perlu
direvisi
• Uang Untuk Membiayai
•Tanpa DRKH Menteri/ Kegiatan : • Tender dan KPBJ
Pimpinan Tanpa DIPA (dapat direvisi • Pencairan melalui :
Lembaga/ sewaktu- waktu sepanjang Off Treasury
Pejabat yang tahun; bersifat on top • Pertangungjawaban :
Hibah diberi Kuasa menambah pagu,dan  Uang – SPHL
Langsung Belanja dapat mendahului  BAST-SP3HLBJS
DIPA);

• Barang dan Jasa :


• Tanpa DIPA dan tidak perlu
direvisi;
VARIASI MEKANISME PELAKSANAAN (II)
Jenis Hibah Pencairan
Alternatif
Type Terencana Langsung Melalui KPPN Tidak Melalui Pelaksana Bentuk Ket
(DRKH) (Non DRKH) (On Treasury) KPPN an
(Off Tresury)
1 x x DRKH - Uang utk
On Membiayai
Treasury Kegiatan
2 x x DRKH – Uang utk
Off Membiayai
Treasury Kegiatan
3 x x Barang dan
Jasa
4 x x Uang utk
Membiayai
Kegiatan
5 x x Barang dan
Non DRKH Jasa
– Off
Treasury Uang utk Diteruskan
6 x x Membiayai kepada
Kegiatan Pemda
(SKPD)
7 x x Barang dan
Jasa
REGISTRASI (II)

DJPPR
K/L c.q. Dit.
EAS

Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen


Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Berkas dokumen pengajuan register
Kementerian Keuangan
disampaikan Kepala Satker selaku
Gedung Frans Seda Lantai 7
PA/KPA ke:
Jl. DR. Wahidin No 1 Jakarta 10710
Telp. 021-3864778, Fax 021-3843712
NPH SEBAGAI LAMPIRAN REGISTRASI
DONOR UMBRELLA IMPLEMENTATION KETERANGAN
AGREEMENT AGREEMENT

USAID ASSISTANCE IMPLEMENTATION PROSES REGISTRASI MENGGUNAKAN


AGREEMENT ARRANGEMENT DOKUMEN IMPLEMENTATION
ARRANGEMENT

DFAT SUBSIDIARY DIRECT FUNDING PROSES REGISTRASI MENGGUNAKAN


ARRANGEMENT AGREEMENT DOKUMEN DIRECT FUNDING
AGREEMENT
GIZ TECHNICAL IMPLEMENTATION PROSES REGISTRASI MENGGUNAKAN
COOPERATION AGREEMENT DOKUMEN IMPLEMENTATION
AGREEMENT
UNFPA CPAP PRODOC PROSES REGISTRASI MENGGUNAKAN
DOKUMEN PRODOC

UNICEF CPAP PRODOC PROSES REGISTRASI MENGGUNAKAN


DOKUMEN PRODOC

JEPANG EXCHANGE OF GRANT AGREEMENT PROSES REGISTRASI MENGGUNAKAN


NOTE DOKUMEN PROJECT GRAN T AID
PIHAK PEMBERI & PENERIMA DALAM BAST

Donor GA KL BAST SKPD

On Granting
BAST

 Para Pihak terdiri dari Donor sebagai Pemberi dan KL


sebagai Penerima;
 Penerima dapat terdiri dari KL dan atau SKPD.
TANGGAL PENANDATANGANAN BAST SEBAGAI
DASAR PENETAPAN KURS

Donor UU Pertanggugnjawaban
LK KL dalam LKPP Dalam APBN
Rupiah Rupiah
TA
Pendapatan Hibah

NPH KL Pengesahan oleh KPPN/BUN

BAST : BAST :
Dalam Nilai Dalam angka nominal Dengan
1$ = Rp Pada
Nominal Sesuai Cost Basis Dalam Mata Uang
Saat
Basis Cost dan Rupiah
Tandatangan
Mata Uang Asing
BAST

Note : In the absence of data and information the development partner may estimate the
historical nominal value of the aid as well as the respective exchange rate.
RINCIAN ASET DALAM BAST DAN LK

Donor NPH $ 1.000

KL
Barang dan Jasa
BAST yang Dikirim
Barang/Jasa yang
dirinci dalam :
Aset Tidak Proses
Verifikasi
Bergerak
$.600
Aset Bergerak
$.100 Simak BMN
Persediaan Data Base
KL $700 KL $700 LK BPK
$100
Jasa $.100
Jasa Untuk
Aplikasi
Konsultan Donor
Persediaan
$200 $100

LKPP

Pengesahan Hibah langsung Melalui KPPN 53


PENYUSUNAN BAST BERDASARKAN ACTUAL COST BASIS

SA/DFA $ 1.000

Physical Asset The Total Cost Capital


of Ownership Operasional
HOC $.700 Expenses
$ 700 Expenes $150
$ 550

The Total Cost Capital


Inventory Expenses Operasional
HOC $100 of Owenrship Expenes $50
$100 $50

The Total Cost Capital Operasional


Services Expenses
of Owenrship Expenes
HOC $200 $0
$200 $ 200
54
PENGATURAN PEMISAHAN BAST BARANG, JASA DAN
KONSULTAN DONOR
Manegement
SA/DFA $ 1.000 Consultan of
Development
Partner $100

HOC $.100

Physical Assets The Total Cost


Capital Operasional
BAST $.600 of Owenrship
Expenses Expenes $
$ 600
100
$ 500

The Total Cost


Inventory Capital Operasional
of Owenrship Expenes $
BAST $.100 $100 Expenses
$.50 50

The Total Cost Operasional


Capital
Services of Owenrship
Expenses
$200 Expenses
BAST $200 $ 20055
$.0
KEGIATAN HIBAH JASA DENGAN MULTI BENEFICIARY

CONTOH
Penerima Manfaat
Jenis Biaya BAST Keterangan
K/L K/L
(Counterpart) (Outside)

Event 100 100 200


Tertuang
Consultant 200 100 300 dalam Work
Plan
Operasional 500 500

Total 1.000 1.000


PENGATURAN BAST YANG BELUM TERLAPORKAN
(NILAI RUPIAH DIKETAHUI)
Penyerahan hibah yang belum terlaporkan
2016
BAST Transaksi BAST Transaksi
2014 2015 atas Tahun Lalu Atas Tahun Berjalan

Transaksi $100 BAST $100 e.q.


Transaksi $100
e.q BAST $100 e.q.
e.q Rp.14.500.000
Rp.12.000.000 Rp.12.000.000
Rp.13.000.000

BAST $100 e.q


Rp.13.000.000
Note : Donor mungkin belum
menandatangani BAST untuk barang
yang diserahkan tahun lalu karena
laporan keuangan 2014 telah ditutup. Laporan
BAST $200 Keuangan
Sehingga, EA akan mengalami
eq.Rp.25.000.000
kesulitan untuk memasukkan aset ke
dalam SIMAK BMN dan laporan
keuangan.
TIGA LANGKAH UNTUK PERSIAPAN PENCATATAN BAST
HIBAH

Legal rights of the Development Partner


1. Identify the SA/DFA and the MoF/EA as Recipient established

Performance obligation take place at


2. Identify the Performance
Obligations Single Multiple

3. Government Revenue from Over a period of


Aid begins to record At a point in time
time
RENCANA PECATATAN HIBAH DALAM BAST
At one point in time
2015
Project/Activity
Implementation

SA/DA Project/Activity
Signing of Completion of $1.000
$.1000
Over Period of Ttime
2016 2017
Project/Activity
Implementation

SA/DA Delivery of 1’st Delivery of 2nd Delivery of


Signing of package of $400 package of $ 3rd package
59
$.1000 300 of 300
MEKANISME PENGESAHAN PENDAPATAN OLEH BUN ATAS
HIBAH BARANG DAN JASA (PMK 191/PMK.05/2011)

GIZ APBN
Technical Laporan Pendapatan Hibah
Cooperation Keuangan
LKPP

Grant Executing SP3HL MPHL


Agency Register BJS
Agreement BJS

BAST Persetujuan
MPHL BJS KPPN
MEKANISME PERTANGGUNGJAWABAN HIBAH LANGSUNG
BARANG KEPADA DAERAH

GIZ B A S T

JIKA AKAN DICATAT MENJADI ASET K/L JIKA AKAN DISERAHKAN KEPADA PEMDA

Berita Acara Serah


Terima Operasional
(BASTO), Sambil
Menunggu Izin DJKN

Berita Acara Serah


Terima (BAST),
Setelah Izin DJKN

Penetapan status izin pemindahtanganan


penggunaan BMN BMN untuk dihibahkan
PENGELOLAAN REKENING HIBAH SESUAI PMK
:252/2015

Surat Pernyataan
Penggunaan Rekening
Sudah Habis
Bendahara untuk
Hibah
Menggunakan Rek.
Bendahara
Penerimaan/ Mengajukan
Pengeluaran Permohonan
Membuka Rekening
Masih ada Sisa

Memindahkan
Sisa Dana
PENGELOLAAN REKENING HIBAH SESUAI PMK
:252/2015 (2)

 KPA/pemimpin BLU mengajukan permohonan persetujuan pembukaan Rekening


Lainnya berupa Rekening Penampungan Dana Hibah Langsung pada Bank
Umum/Kantor Pos kepada Kuasa BUN di Daerah., dengan menyertakan :
 Surat pernyataan mengenai penggunaan rekening
 Surat kuasa KPA/pemimpin BLU kepada Kuasa BUN Pusat dan Kuasa BUN di
Daerah untuk memperoleh informasi dan kewenangan terkait Rekening yang dibuka
pada Bank Umum/Kantor Pos
 Surat keterangan mengenai sumber dana, mekanisme penyaluran dana dan
perlakuan mengenai penyetoran bunga/jasa giro
 Surat pernyataan kesanggupan untuk memasukkan dana hibah dalam DIPA
 Salinan surat penerbitan nomor register hibah
 KPA/pemimpin BLU harus menyampaikan laporan pembukaan Rekening kepada
Kuasa BUN Pusat atau Kuasa BUN di Daerah paling lambat 20 (dua puluh) hari
kalender sejak terbitnya surat persetujuan pembukaan Rekening
 KPA/pemimpin BLU harus melaporkan saldo seluruh Rekening yang dikelolanya
setiap bulan kepada Kepala KPPN paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.
MEKANISME PERTANGGUNGJAWABAN HIBAH
LANGSUNG UANG KEPADA DAERAH

Grant
Agreement

Membuka Rekening
1 Penampungan
Penerusan Hibah
2 Langsung Ke DJPBN

3
Membuka Rekening
Hibah langsung ke
Bendahara Pengeluaran BPP Pemda
KPPN KPH
KL
LPJ-
6 BP
LKPP PPK
KPA KL
4

5 SP2HL
Aliran uang
Aliran KPPN KPH
pertanggungjawaban
PERTANGGUNGJAWABAN DANA PILKADA
S.D. TAHUN 2014
APBD APBN

Belanja Transfer dana ke


Langsung Belanja KPUD Pendapatan Hibah
(Belanja Barang Hibah tanpa register
untuk Pilkada)
Tidak Dicatat
Rekening
pada APBN
Bawaslu/Panwaslu

Dimasukkan pada
CALK dlmLKPP
Swakelola
Laporan
Pertanggungjaw Rekomendasi
aban BPK
kepada Pemda
Harmonisasi
Peraturan

PEMDA Naskah Perjanjian Bawaslu


Hibah
PERTANGGUNGJAWABAN DANA PILKADA
2015 OLEH BAWASLU
NPHD (1)

APBN
APBN
APBD
APBD
Pendapatan Hibah
Belanja Belanja Hibah
Operasional
Laporan (7) LKPP
Transfer Keuangan
Dana
Laporan
Kepada (2)
Daerah (3) (4) Ijin
KPU/
Register Pembukaan
Bawaslu
(DJPPR) Rekening
(SATKER)
(KPPN)

(6) (5)

Revisi DIPA
SP2HL
(Kanwil
(KPPN)
DJPB/ DJA)
NPHD (I)
 Pasal 11 Ayat (5) Permendagri No. :44/2015 Tentang Pengelolaan Dana Kegiatan
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil
Walikota diatur :

Pemberi dan
penerima Hibah
(1) Tujuan
TAMBAHAN??? pemberian
Hibah
(2)

NPHD
NPHnD
Besaran dan
Rincian
Tata cara Penggunaan
penyaluran Dana Kegiatan
(5) HakTujuan
dan Pemilihan (3)
kewajiban
Pemberian
(4)
Hibah(2)
NPHD (II)

 Hal lain yang perlu diatur dalam NPHD selain 5 ketentuan yaitu :

NPHD

5 Ketentuan
Dalam Peraturan Terkait Lain Lain Tatacara Pertangung-
Permendagri Hibah/ PILKADA jawaban dan
44/2015 Pelaporan

Ketentuan
Khusus/ Sanksi
Perkecualian
PROSES HIBAH YANG DIRENCANAKAN
Perencanaan Negosiasi/Penadatanganan Penganggaran Pelaksanaan

Kemenkeu melakukan K/L mengajukan


negosiasi dan pencantuman dana K/L melaksanakan
K/L Menyiapkan penandatanganan dalam dokumen PENGADAAN dan
USULAN KEGIATAN GRANT AGREEMENT anggaran (RKA-KL) ke membuat kontrak
yang akan dibiayai (Pasal 59&61 PP Kemenkeu.
dengan hibah ke 10/2011)
Bappenas (Pasal 54 PP
10/2011)

Kemenkeu
menyampaikan RUU K/L melaksanakan
APBN dan nota PENCAIRAN DANA
keuangan ke DPR Hibah

Bappenas melakukan
penilaian usulan
kegiatan yg
berpedoman pada DPR menyetujui
RPJM dan menyusun
APBN
Daftar Rencaana
Kegiatan Hibah (DRKH) K/L menyusun
(Pasal 54 ayat 2&3 PP
pertanggung
10/2011)
jawaban / LAPORAN
K/L dan Kemenkeu
menyusun DIPA
69
PROSES HIBAH LANGSUNG
Perencanaan Negosiasi/Penadatanganan Penganggaran Pelaksanaan

K/L mengajukan K/L menerima


K/L melakukan negosiasi pencantuman dana dalam TRANSFER DANA
dan penandatanganan dokumen anggaran/ REVISI HIBAH dari donor
K/L MENGKAJI maksud & GRANT AGREEMENT DIPA ke Kemenkeu (DJA)
(Pasal 60&63 untuk hibah dalam bentuk
tujuan pemberian hibah K/L melaksanakan
uang (pasal 44 PP
sesuai prinsip prinsip PP10/2011) 10/2011). PENGADAAN dan
penerimaan hibah. Dan membuat kontrak
menyiapkan kegiatan yang
akan dibiayai dengan hibah
(Pasal 56 ayat 1&2 Untuk hibah dalam
PP10/2011) bentuk Barang/Jasa K/L menerima
dicatat dalam LKPP hibah barang/ jasa
dan tidak perlu dari donor
dituangkan dalam
DIPA (Pasal 45 Serah terima
PP10/2011) dituangkan dalam
dokumen BAST dan
ditandatangani K/L dan
K/L melakukan Donor
KONSULTASI kepada
Kemenkeu, Bappenas
dan Kementerian Pasal 63
terkait lainnya (Pasal 1. Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang diberi kuasa melakukan
56 ayat 3 PP 10/2011) penandatanganan Perjanjian Hibah.
2. Perjanjian Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit K/L menyusun
memuat: pertanggung
a. jumlah; jawaban /
b. peruntukan; dan LAPORAN
c. ketentuan dan persyaratan. 70
Mekanisme Pengelolaan Hibah Langsung Uang yang
Pelaksanaan Kegiatannya di Daerah

STRUKTUR ORGANISASI PEJABAT PERBENDAHARAAN TERKAIT PENYALURAN


DANA DI DAERAH
Contoh BAST

Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen, DJPPR


DOKUMEN PENGESAHAN
HIBAH BARANG/JASA

Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen, DJPPR


Contoh draft BAST BARANG

81
Contoh draft BAST JASA

82
Formulir Laporan Triwulanan
Lampiran VII – VIII

II (PMK 188/PMK.08/2012 Tentang Perubahan


Atas PMK Nomor 224/PMK.08/2011
Tentang Tata Cara dan Evaluasi Atas
Pinjaman dan Hibah Kepada Pemerintah)

88
Formulir VII-1
VII-1
Formulir
VII-2 VII-2
Formulir
VII-3 VII-3
VIII – 1 VIII-1
Formulir
VIII – 2 VIII-2
Formulir
Pengelolaan Hibah Terencana Cash Transaction
(On Budget - On Treasury ) Type 1
Negosiasi/
Perencanaan Penandatanganan
Penganggaran Pelaksanaan Pelaporan

K/L mengajukan Dit EAS DJPPR


K/L menyiapkan Kemenkeu melakukan menyusun
pencantuman dana K/L melaksanakan
usulan kegiatan negosiasi dan Laporan
dalam dokumen pengadaan dan
ke Bappenas dan penandatanganan Keuangan BA
anggaran ke membuat kontrak
menyiapkan Grant Agreement 999.02
Kemenkeu
readiness criteria berdasarkan
NoD dari donor

Kemenkeu
menyampaikan K/L melaksanakan
RUU APBN dan pencairan dana
KPPN
Nota Keuangan ke hibah ke KPPN
Bappenas menerbitkan
menilai DPR SP3
kelayakan dan berdasarkan
kesiapan proyek NoD
dan menyusun
Daftar Kegiatan
(DRKH) DPR menyetujui
APBN

K/L menyusun
Laporan SAI
berdasarkan
SP3
K/L dan Kemenkeu
menyusun DIPA
Pengelolaan Hibah Terencana Uang
(On Budget - Off Treasury) Type 2
Negosiasi/
Perencanaan Penandatanganan
Penganggaran Pelaksanaan Pelaporan

K/L menyiapkan Kemenkeu melakukan K/L mengajukan


K/L melaksanakan KPPN
usulan kegiatan negosiasi dan permohonan Ijin
pengadaan dan menerbitkan
ke Bappenas dan penandatanganan pembukaan rekening
membuat kontrak SPHL
menyiapkan Grant Agreement ke Kemenkeu
readiness criteria

K/L melaksanakan Dit EAS DJPPR


Kemenkeu pencairan dana menyusun
menyampaikan ijin hibah dari Laporan
pembukaan Rekening Hibah Keuangan BA
Bappenas rekening Bendahara 999.02
menilai Pengeluaran berdasarkan
kelayakan dan SPHL dari KPPN
kesiapan proyek
dan menyusun
Daftar Kegiatan K/L mengajukan
(DRKH) pengesahan
K/L dan Kemenkeu
pendapatan dan
menyusun DIPA
belanja yang K/L menyusun
bersumber dari Laporan SAI
hibah ke KPPN berdasarkan
SPHL
Pengelolaan Hibah Terencana Barang/Jasa
(On Budget - Off Treasury) Type 3
Negosiasi/
Perencanaan Penandatanganan
Pelaksanaan Pelaporan

K/L menyiapkan Kemenkeu melakukan KPPN


usulan kegiatan negosiasi dan K/L mengajukan permohonan menerbitkan
ke Bappenas dan penandatanganan penerbitan nomor register Persetujuan
menyiapkan Grant Agreement MPHL-BJS
readiness criteria

K/L mengajukan pengesahan Dit EAS DJPPR


pendapatan yang bersumber menyusun
dari hibah ke DJPPR Laporan
(SP3HL-BJS) Keuangan BA
Bappenas 999.02
menilai berdasarkan
kelayakan dan MPHL-BJS dari
kesiapan proyek KPPN
dan menyusun Dit EAS DJPPR menerbitkan
Daftar Kegiatan nomor register dan SP3HL-
(DRKH) BJS

K/L menyusun
K/L mengajukan pencatatan Laporan SAI
pendapatan dan beban jasa/ berdasarkan
asset/persediaan yang MPHL-BJS
bersumber dari hibah
barang/jasa ke KPPN
(MPHL-BJS)
Pertanggungjawaban Hibah Langsung Uang
(Off Budget - Off Treasury)
Type 4
Donor APBN
Laporan
Technical Keuangan Pendapatan Hibah LKPP
Cooperation

Grant
Agreement

Executing Ijin Revisi


Register SP2HL
Agency Rekening DIPA

SPHL
Transfer Dana (KPPN)
Pertanggungjawaban Hibah Langsung Barang/Jasa
(Off Budget - Off Treasury)
Type 5
Donor APBN
Laporan
Technical Keuangan Pendapatan Hibah LKPP
Cooperation

Grant
Agreement

Executing SP3HL MPHL


Register
Agency BJS BJS

Persetujuan
BAST MPHL BJS
(KPPN)
Pertanggungjawaban Hibah Langsung Uang - SKPD
(Off Budget - Off Treasury)
Type 6
Donor APBN
Laporan
Technical Keuangan Pendapatan Hibah LKPP
Cooperation

Grant
Agreement

Executing Ijin Revisi


Register SP2HL
Agency Rekening DIPA

SPHL
Transfer Dana (KPPN)

Pemda
(BPP)
Pertanggungjawaban Hibah Langsung Barang/Jasa - SKPD
(Off Budget - Off Treasury)
Type 7
Donor APBN
Laporan
Technical Keuangan Pendapatan Hibah LKPP
Cooperation

Grant
Agreement

Executing SP3HL MPHL


Register
Agency BJS BJS

BAST
Persetujuan
MPHL BJS
DJKN/ KPKNL (KPPN)

Pemda
(BASTO)
Pertanggungjawaban Hibah Terencana Barang/Jasa
(On Budget - Off Treasury)
Type 8
Donor APBN
Laporan
Technical Keuangan Pendapatan Hibah LKPP
Cooperation

Grant
Agreement
Kemenkeu
Executing SP3HL MPHL
Register
Agency BJS BJS

Persetujuan
BAST MPHL BJS
(KPPN)
BAGAN AKUN STANDAR HIBAH
PENDAPATAN BELANJA

AKUN URAIAN

521XXX Belanja Barang dan Jasa


Belanja Barang untuk
526XXX diserahkan kepada
Masyarakat/ Pemda

53XXXX Belanja Modal


Pengajuan Revisi DIPA

Dalam Hal:
• Hibah ditampung dalam Rekening Bendahara
Pengeluaran/Penerimaan, Surat Pernyataan dari
KPA tentang Penggunaan Rekening Bendahara
untuk Hibah;
• hibah diterima dalam bentuk uang tunai, bukti
penerimaan uang tunai;
dapat dipersamakan dengan persetujuan
pembukaan rekening penampung dana hibah.

105
105
Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen, DJPPR
DAFTAR SINGKATAN
1. APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
2. APBN-P : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan.
3. BA : Bagian Anggaran.
4. BAR : Berita Acara Rekonsiliasi.
5. BAST : Berita Acara Serah Terima.
6. BUN : Bendahara Umum Negara
7. CaLK : Catatan Atas Laporan Keuangan.
8. DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran.
9. DJPB : Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
10 DJPK : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.
11. DJPPR : Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko.
12. KL : Kementerian Lembaga.
13. KPPN : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.
14. KUN : Kas Umum Negara.
15. LRA : Laporan Realisasi Anggaran.
16. MPHLBJS : Memo Pencatatan Hibah Langsung – Barang/Jasa/Surat Berharga.
17. NoD : Notice of Disbursement.
18. NPH : Naskah Perjanjian Hibah
19. NPHD : Naskah Perjanjian Hibah Daerah
20. PA : Pengguna Anggaran.
21. PPA : Pembantu Pengguna Anggaran.
22. SAP : Standar Akuntansi Pemerintahan.
23. SP3 : Surat Perintah Pengesahan/Pembukuan.
24. SPAN : Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara.
25. SPHL : Surat Pengesahan Hibah Langsung.
26. SP2D : Surat Perintah Pencairan Dana.
27. SP2HL : Surat Perintah Pengesahan Hibah Langsung.
28. SP3HL : Surat Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung.
29. SP4HL : Surat Perintah Pengesahan Pengembalian Pendapatan Hibah Langsung.
30. SP3HLBJS : Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga.
31. SPTMHL : Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung.
LAMPIRAN (PILKADA)

107
Mekanisme Revisi Anggaran Hibah Pilkada

Panwas NPHD
Kab/Kota Pemda
(PPK)

ADK Rincian
rencana anggaran &
kegiatan

Bawaslu
(KPA)

Usulan Revisi
anggaran &
kegiatan

Kanwil
DJPB
108
Mekanisme Pengesahan SP2HL Hibah Pilkada

Bukti
kegiatan Panwaslu
Kegiatan (PPK+BPP)
Pilkada
Laporan + ADK
SPTJM

Bawaslu
(KPA)

SP2HL
SPTMHL
SPTJM
Copy Rekening

KPPN
109
ADDENDUM NPHD DALAM KAITANNYA DENGAN REGISTRASI

NPHD Rp.8 M
REGISTER - 236J9VAG
(APBD)

Adendum Update TIDAK PERLU DIREGISTER ULANG

NPHD Rp.10 M
REGISTER - 236J9VAG
(APBD-P)

Adendum Update TIDAK PERLU DIREGISTER ULANG

NPHD Rp.12 M
(APBD-2016) REGISTER - 236J9VAG
110
KETENTUAN PENGAJUAN DOKUMEN ADDENDUM KE DJPPR

 Dokumen NPH Addendum merujuk pada Nomor dan tanggal


NPH Awal yang di adendum
 Terdapat perubahan data semula – menjadi pada NPH
addendum terhadap NPH awal
Nilai pagu, jangka waktu, rincian belanja, ketentuan lain
 1 (satu) dokumen NPH Addendum untuk 1 (satu) NPH untuk
1 (satu) Nomor Register
 Tidak dimungkinkan dilakukan pembatalan nomor register
Berdampak ke pertanggungjawaban hibah yang telah
diterbitkan (rekening, Rev DIPA, SP2HL)
 Adendum Nomor Register tidak terkait dengan realisasi
pencairan dana dari Pemberi hibah
111
DOKUMEN PERSYARATAN ADDENDUM KE DJPPR

Persyaratan:
Surat Permohonan Addendum Hibah
Naskah Perjanjian Hibah (NPH) Awal
Naskah Perjanjian Hibah (NPH) Addendum
Merujuk pada nomor dan tanggal NPH Awal
Perubahan nilai hibah semula – menjadi setelah di
addendum
Ringkasan Hibah merujuk pada nomor, tanggal , dan
nilai dari NPH Addendum
Dokumen persyaratan yang disampaikan berupa dokumen
asli/ fotocopy yang telah dilegalisir (cap dinas dan tanda
tangan basah) dari satker penerima hibah 112
Contoh NPH Addendum

113
Contoh Ringkasan Hibah Addendum

114
Contoh Surat Addendum keterkaitan
NPH Awal dengan NPH Addendum

115
Contoh Surat Adenddum keterkaitan
NPH Awal dengan NPH Addendum

116
Karakteristik Penganggaran Pilkada Yang Dibiayai Belanja
Hibah APBD Sesuai Permendagri 44 jo 51/2015
1. Batas Tertinggi Indeks Satuan Harga mengacu pada APBN
sesuai PMK no.: 53/PMK.02/2014 jo PMK No.
:57/PMK.02/2015 yang selanjutnya ditetapkan dalam SK
Bupati/Walikota;
2. Penetapan Harga Satuan oleh Bupati/Walikota terutama untuk
mengakomodasi kemampuan masing masing Pemda. Dengan
demikian, honor bulanan untuk Komisioner ataupun KPA/PPK/
berbeda satu KPUD dengan KPUD yang lain;
3. Komisioner tidak diperkenankan menerima honor Pokja di luar
gaji/honor bulanan ( 12 bulan) yang ada kaitannya dengan
penugasannya dalam rangka Pilkada. Namun Komisoner dapat
menjadi anggota Pokja.
4. Non Komisioner diperkenankan menerima honor pokja
sepanjang memang belum menerima honor bulanan.
117
Implikasi Perubahan Status Dana Pilkada Terhadap
Pertanggungjawabannya.

1. Pemda bertanggung jawab 1. KPUD bertanggungjawab


sampai batas penyaluran; terhadap penggunaan dan
2. Pemda tidak diperkenan pertanggungjawabannya
untuk meminta Laporan sesuai APBN;
Pertanggungjawaban (LPJ) 2. Dalam hal, Pemda tetap
kepada KPU; meminta LPJ, dapat disiasati
3. Pemda hanya berwenang dengan memberikan copy
untuk meminta Laporan kuintansi;
Penggunaan Dana dari 3. KPUD menyampaikan laporan
KPUD. penggunaan dana pilkada
4. Inspektorat Pemda, tidak kepada Pemda;
diperkenankan untuk 4. Penggunaan hibah Pilkada
melakukan audit pada diaudit oleh BPK R.I.
KPUD.

118
Ketentuan Permendagri 57/2009
 Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2) :
 “Bagi Daerah yang belum menetapkan Peraturan Daerah
tentang APBD tahun anggaran berkenaan, dapat menetapkan
DPA-PPKD dengan Peraturan Kepala Daerah sebagai dasar
pengeluaran belanja hibah Pemilu Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah untuk selanjutnya ditampung dalam Peraturan
Daerah tentang APBD tahun anggaran berkenaan”

 “Dalam hal Daerah belum menganggarkan atau telah


menganggarkan belanja hibah Pemilu Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah dalam APBD tahun anggaran berkenaan, akan
tetapi belum sesuai dengan kebutuhan, dapat menyesuaikan
anggaran mendahului Perubahan APBD dengan cara
mengubah Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran
APBD tahun anggaran berkenaan sebagai dasar pelaksanaan,
untuk kemudian ditampung dalam Peraturan Daerah tentang
Perubahan APBD tahun anggaran berkenaan”
119
UU No. 15/2011
1. Kedudukan KPU/Bawaslu/Panwaslu, sesuai Pasal 1 UU No.
15/2011:
KPU Provinsi/Kab./Kota adalah penyelenggara pemilu yang
bertugas melaksanakan pemilu di Provinsi/Kab./Kota;

120
UU 23/2014 ttg Pemda

2. Ketentuan pendanaan urusan pemerintahan sesuai Pasal 282


UU 23/2014 ttg Pemda: “penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari
dan atas beban APBD, penyelenggaraan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan pemerintah pusat di daerah didanai
dari dan atas beban APBN”.

121
Ketentuan Permendagri No. 44/2007

 Pasal 10 ayat 1 “Belanja Hibah Pemilu kepda KPU


Provinsi/Kabupaten/Kota yang dianggarkan dalam APBD
sebagimana dimaksud dalam Pasal 3 dituangkan terlebih
dahulu dalam naskah perjanjian hibah daerah”

122
Ketentuan pendanaan melalui Hibah

Pasal 22 ayat (2) UU No. 17/2003 ttg Keuangan Negara :


“Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman dan/atau
hibah kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya”;
Pasal 8 PP No. 2/2012 :
Ayat (2) : Hibah dari Pemda kepada Pemerintah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan
dengan ketentuan
Hibah dimaksud sebagai penerimaan negara;
Hanya untuk mendanai kegiatan dan/atau
penyediaan barang dan jasa yang tidak dibiayai
dari APBN.
Pasal 74 PP No.10/2011 diatur bahwa “Setiap
perjanjian pinjaman luar negeri dan perjanjian
hibah diregistrasi oleh Kementerian Keuangan”.
123
Peraturan terkait Pilkada
 Permendagri 44 tahun 2015 tanggal 29 April 2015 tentang
Pengelolaan dana kegiatan pemilihan Gub/Bupati/Walikota
dan Wakilnya
 Pasal 2
Pendanaan kegiatan pemilihan Gubernur/Bupati/ walikota
dibebankan pada APBD Provinsi/Kabupaten/ Kota
 Pasal 7
Standar satuan harga kebutuhan pendanaan kegiatan
pemilihan berpedoman pada pengelolaan APBN
 Pasal 19:
Tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan,
serta pelaporan dan pertanggungjawaban dana hibah
kegiatan pemilihan yang diterima oleh KPU
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Bawaslu Provinsi/Panwas
Kabupaten/Kota berpedoman pada peraturan perundang-
undangan yang mengatur pengelolaan APBN
124
Contoh ADK

125
No Kode Akun Uraian
1 521213 Belanja Honor Output Kegiatan,
Honor tidak tetap yang dibayarkan kepada pegawai yang melaksanakan kegiatan dan
terkait dengan output seperti Honor Panitia
2 521211 Belanja Bahan,
untuk pembayaran biaya bahan pendukung kegiatan yang habis pakai misalnya
komsumsi, snack rapat, dan penggandaan
3 522151 Belanja Jasa Profesi,
untuk pembayaran honorarium narasumber yg diberikan kpd pegawai negeri/non-
pegawai negeri sebagai narasumber, pembicara, praktisi, pakar yg memberikan
informasi/pengetahuan kepada PNS lainnya/masyarakat.
4 522131 Belanja jasa Konsultan,
untuk pembayaran jasa konsultan secara kontraktual contoh : pendampingan
hokum/advokasi
5 522141 Belanja Sewa,
untuk pembayaran sewa seperti: sewa kendaraan dan sewa gedung/ruangan
6 524113 Belanja Perjalanan dinas dalam kota
untuk membayar perjalanan dinas dalam kota misalnya bantuan transport
7 524114 Belanja Perjalanan dinas paket meeting dalam kota
untuk perjalanan dinas dalam rangka kegiatan rapat, seminar dan sejenisnya yang
dilaksanakan di dalam kota satker penyelenggara dan dibiayai sepenuhnya oleh satker
penyelenggara maupun yang dilaksanakan di dalam kota satker peserta dan biaya
126
perjalanan dinasnya ditanggung oleh satker peserta misalnya uang saku rapat
KEDUDUKAN DAN TANGGUNG JAWAB BENDAHARA

1.PERATURAN MENTERI KEUANGAN


NOMOR 162/PMK.05/2013

2.PERDIRJEN PERBENDAHARAAN NOMOR


PER-3/PB/3014

127
BENDAHARA
1. Bendahara Penerimaan
2. Bendahara Pengeluaran
3. Bendahara Pengeluaran Pembantu
4. Bendahara Satker BLU
Catatan:
Bendahara Satker BLU juga berkewajiban menyampaikan LPJ dikarenakan rencana
kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU disusun dan disajikan
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta laporan
keuangan dan kinerja K/L.
Ada 3 nomenklatur Bendahara, yaitu Bendahara Penerimaan, Bendahara
Pengeluaran, dan Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP).

128
BATASAN TANGGUNG JAWAB
BENDAHARA

1. Bendahara Penerimaan dan Bendahara


Pengeluaran secara fungsional bertanggung
jawab kepada Kuasa BUN, secara pribadi
bertanggung jawab atas seluruh uang/surat
berharga yang dikelolanya.
2. BPP bertanggung jawab secara pribadi atas
uang yang dikelolanya dan menyampaikan
LPJ kepada Bendahara Pengeluaran.

129
Batasan Tanggung Jawab Bendahara

Bendahara
Penerimaan
LPJ
Kuasa
BUN
Bendahara
BPP
Pengeluaran
LPJ LPJ

- Secara fungsional bendahara bertanggung jawab kpd Kuasa BUN


- Secara pribadi bertanggungjawab atas seluruh uang/surat berharga yang dikelolanya.

130
Menteri/Pimpinan Lembaga berwenang mengangkat:

Bendahara Penerimaan dan/ Guna kelancaran dapat Dapat mendelegasikan kepada:


Pengeluaran mengangkat BPP

Kepala Kantor/Satker

Pengangkatan harus:
Bendahara Penerimaan dan/atau Bendahara Penerimaan dan Karena keterbatasan SDM
Memenuhi persyaratan Pengeluaran tidak boleh
dirangkap oleh KPA, PPSPM, PPK
Bendahara Pengeluaran/BPP boleh dirangkap seizin Kuasa
yang ditetapkan BUN tidak boleh saling merangkap BUN
dan Kuasa BUN

Jika tidak ada perubahan Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran/BPP pada saat pergantian
periode tahun anggaran, Bendahara Penerimaan/Bendahara Pengeluaran/BPP tahun anggaran yang lalu
masih tetap berlaku
PENGANGKATAN BPP

1. • Terdapat kegiatan yang lokasinya


berjauhan dengan tempat kedudukan
Bendahara Pengeluaran.

2. • Beban kerja Bendahara Pengeluaran


sangat berat berdasarkan penilaian Kepala
Kantor/Satker.

132 132
SYARAT PENGANGKATAN BENDAHARA

1. Harus memiliki Sertifikat Bendahara

2. Dalam hal proses sertifikasi belum terlaksana,


persyaratan yang harus dipenuhi sbb:
a) Pegawai Negeri
b) Pendidikan minimal SLTA atau sederajat
c) Golongan Minimal II/b atau sederajat

133
PENATAUSAHAAN KAS
• Bendahara harus menatausahakan seluruh uang yang dikelolanya
• Bendahara wajib menggunakan rekening atas nama jabatannya pada bank
umum/pos dan dilarang menyimpan uang yang dikelolanya pada rekening
atas nama pribadi
• Penarikan uang dari rekening Bendahara menggunakan cek yang
ditandatangani oleh Bendahara dan KPA dan/atau PPK atas nama KPA

Penatausahaan Kas Bendahara Penerimaan


Meliputi:

Pentausahaan Kas Bendahara Pengeluaran

Penatausahaan Kas BPP

134
Penatausahaan Kas Bendahara Pengeluaran/BPP

1
• Uang yang dikelola Bendahara Pengeluaran/ BPP meliputi:
a. UP/TUP
b. LS kepada Bendahara Pengeluaran (honor)
c. Pajak
d. Uang dari sumber lainnya yang menjadi hak negara,
contoh: PNBP yang dikelola Bendahara Pengeluaran
e. Uang lainnya (hibah, bansos, dll)

• Bendahara Pengeluaran/BPP dapat membayarkan UP/TUP


2
setelah mendapat SPBy dari PPK

135
Penatausahaan Kas Bendahara Pengeluaran/BPP (2)

3
• Setiap akhir hari kerja, maksimal UP/TUP yang ada di
brankas Bendahara Pengeluaran/BPP adalah Rp
50.000.000,-
4
• Bila pada akhir hari kerja UP/TUP melebihi Rp
50.000.000,- maka dibuat Berita Acara Keadaan Kas.
• Bendahara dapat memberikan Uang Muka Kerja (selain
5 UM Perjadin) setelah mendapat SPBy.
• Pada akhir tahun anggaran, UP/TUP harus disetorkan ke
6 kas negara. Sedangkan sisa LS Bendahara disetor paling
lambat 90 hari kerja dari tanggal SP2D.

136
PEMBUKUAN BENDAHARA New

Pembukuan Bendahara berdasarkan dokumen sumber SiLaBI


dengan menggunakan aplikasi yang dibangun oleh DJPBN. Sistem Laporan
Bendahara Instansi

Dalam hal tidak memungkinkan maka bisa dengan manual tulis tangan/komputer

Pembukuan mencakup seluruh uang yang ada pada satker tersebut

Pembukuan dilakukan pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu dan Buku
Pengawasan Anggaran

137
PEMERIKSAAN KAS BENDAHARA

• Pemeriksaan dilakukan oleh KPA/PPK atas nama KPA/PPK


1

• Pemeriksaan kas dilakukan dalam hal: terjadi pergantian bendahara,


dilakukan rekonsiliasi dan sewaktu-waktu
2

• Hasil pemeriksaan kas dituangkan dalam Berita Acara dan memuat:


kesesuaian kas tunai di brankas dan rekening dengan pembukuan,
3 penyetoran penerimaan negara/pajak, penjelasan atas selisih

• Pemeriksaan Kas dilakukan minimal sekali dalam sebulan


4

138
LPJ BENDAHARA
Bendahara harus menyampaikan LPJ Bendahara kepada: Kuasa BUN
(KPPN), Menteri/pimpinan lembaga, BPK

LPJ Bendahara disusun berdasarkan pembukuan yang dilakukan Bendahara


dan ditandatangani olek Bendahara dan KPA/PPK

LPJ Bendahara menyajikan:


a. Keadaan pembukuan;
b. Keadaan kas akhir bulan;
c. Hasil rekonsiliasi internal;
d. Penjelasan atas selisih.

139
Pembukuan Bendahara
Buku Bendahara Pengeluaran

Buku Kas Umum

Kas
Buku Pembantu BPP
Uang Muka/Voucher
Uang Persediaan
LS Bendahara
Buku Pembantu Pajak Lain-Lain
Buku Pengawasan Anggaran
Belanja

140
Pembukuan Bendahara
Buku Bendahara Pengeluaran Pembantu

Buku Kas Umum BPP

Kas
Buku Pembantu Uang Muka/voucher

LS melalui Bendahara

Buku Pembantu Pajak Lain-Lain

Buku Pengawasan Anggaran


Belanja

141
Contoh LPJ
Contoh LPJ

143
Contoh LPJ

144
Format Surat Permohonan Register
Contoh NPH
Contoh Ringkasan Hibah

Cap Dinas dan Tanda


Tangan asli/basah 147
Contoh DIPA

148
Format SPTJM

149
Contoh SP2HL

150
Contoh SP4HL

151
Dasar Hukum/ Peraturan Pilkada dan
Pertanggungjawabannya

152
Dasar Hukum
Merujuk Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2) Permendagri No. 44/2007 sebagaimana diubah
dengan Permendagri No. 57/2009, diatur bahwa “Belanja Pemilu
Gubernur/Bupati/Walikota dan Wakil Gubernur/Wakil Bupati/Wakil Walikota yang
tercantum dalam APBD Provinsi/Kabupaten/Kota diuraikan menurut:
Urusan Pemerintahaan Umum,
Organisasi Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah,
Kelompok belanja tidak langsung,
JENIS BELANJA HIBAH,
Obyek belanja hibah Pemilu Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah kepada KPU Provinsi/Kabupaten/Kota, dan
Rincian Obyek Belanja Hibah Pemilu Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah kepada Panwaslu
Provinsi/Kabupaten/Kota..

153
KETENTUAN MENGENAI MEKANISME HIBAH DANA PILKADA DARI APBD APBN via
KPU/BAWASLU (1)
Ketentuan pendanaan melalui Hibah : …………………….(lanjutan) Pasal 27
Pasal 1 angka 2 PP No. 10/2011 diatur bahwa : Hibah Pemerintah adalah
setiap penerimaan negara dalam bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan,
rupiah, barang, jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari Pemberi
Hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri
atau luar negeri”.
Pasal 1 angka 10 PP No. 2/2012 : Hibah Daerah adalah pemberian dengan
pengalihan hak atas sesuatu dari Pemerintah atau pihak lain kepada
Pemerintah Daerah atau sebaliknya yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya dan dilakukan melalui perjanjian”.
Pasal 74 PP No.10/2011 diatur bahwa “Setiap perjanjian pinjaman luar
negeri dan perjanjian hibah diregistrasi oleh Kementerian Keuangan”.

154

Anda mungkin juga menyukai