Oleh :
Lavia Al-Hazmy
170160100111084
Pembimbing :
drg. Lalita El Milla, M.Si
I. Identitas
Nama Pasien (Initial) : Ny. A
Usia : 44 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No, Rekam Medis : 12131
2
- Pernapasan : 20 x/menit
Lokal
Ekstra Oral
- Inspeksi : T.A.K
- Palpasi : T.A.K
Intra Oral
- Inspeksi : Gigi 15 tertutup gingiva
- Palpasi
Nyeri tekan : T.A.K
3
Prosedur Tindakan
1. Persiapan alat dan bahan
4
2. Persiapan pasien dan penandatanganan inform consent oleh pasien
3. Pengukuran vital sign dan pemeriksaan ekstraoral dan intraoral
4. Asepsis ekstraoral dan intraoral
5. Anestesi palatinal blok dan infiltrasi pada muccobucal fold pada regio kanan
atas, kemudian dilakukan pemeriksaan anestesi.
5
dilakukan pemisahan jaringan gingiva dengan tulang alveolar menggunakan
rasparatorium.
6
8. Ekstraksi sisa akar gigi 15 menggunakan bein dan tang sisa akar rahang
atas posterior.
7
11. Hentikan pendarahan dengan tampon.
12. Penjahitan dengan jahitan simple interrupted sebanyak 5 jahitan.
8
Kontrol H+1 (Tanggal 15 November 2018)
Subjektif:
Pasien perempuan usia 44 tahun datang untuk kontrol H+1 setelah dilakukan
pencabutan pada sisa akar gigi belakang kanan atasnya. Pasien mengeluhkan
sedikit rasa sakit pada daerah pencabutan. Pasien mengkonsumsi obat sesuai
resep yang diberikan.
Objektif:
Pada pemeriksaan ekstraoral dan intraoral didapatkan:
-Ekstra Oral
Inspeksi : T.A.K
Palpasi : T.A.K
- Intra Oral
9
sedikit rasa sakit pada daerah pencabutan namun sudah berkurang
dibandingkan pada saat kontrol pertama. Pasien menyatakan mengonsumsi obat
sampai habis.
Objektif:
Pada pemeriksaan ekstraoral dan intraoral didapatkan:
- Ekstra Oral
Inspeksi : T.A.K
Palpasi : T.A.K
- Intra Oral
10
Inspeksi : T.A.K
Palpasi : T.A.K
- Intra Oral
TINJAUAN PUSTAKA
Ekstraksi gigi didefinisikan sebagai pengambilan tanpa rasa sakit baik gigi
utuh atau bagian dari gigi dengan trauma minimal pada jaringan sehingga luka
dapat sembuh secara baik dan tidak ada masalah prostetik yang timbul setelah
post-operasi (Chandra HM, 2014). Ekstraksi gigi sendiri terbagi menjadi dua
macam yakni Intra-alveolar extraction dan Extra-alveolar extraction. Intra-
alveolar extraction juga dikenal dengan ekstraksi closed method yaitu
pencabutan gigi sederhana dengan menggunakan forcep/ elevator/ keduanya.
11
Sedangkan open method extraction atau disebut juga transalveolar extraction
adalah metode yang membutuhkan pembuatan flap mukoperiosteal,
pengurangan tulang dan terkadang separasi akar untuk pencabutan gigi.
Menurut Peterson, teknik pencabutan secara bedah atau open method
adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan kembali akar yang fraktur
selama pencabutan atau gigi yang tidak dapat diekstraksi secara closed method
oleh karena beberapa alasan (Peterson, 2003). Prinsip pada teknik ini adalah
pembuatan flap, membuang sebagian tulang, pemotongan gigi, pengangkatan
gigi, penghalusan tulang, kuretase, dan penjahitan.
Sisa akar yang tidak dapat dijangkau dengan tang sisa akar
Gigi yang tidak dapat diambil dengan ekstraksi biasa menggunakan tang
Tulang sclerosis, densitas tulang padat/ keras
Gigi yang berhubungan dengan adanya patologi- granuloma periapical,
kista, tumor dll
Gigi impaksi, Gigi yang terbenam
Posisi gigi dekat dengan strukur vital
Gigi dengan hipercementosis atau ankylosis
Bukti radiografi bahwa terdapat komplikasi pada gigi atau struktur akar
sulit
C. Kontraindikasi Open Method Extraction
12
Akses mudah
Mencegah laserasi gingiva
Mencegah trauma dari tulang dan gigi fraktur
Mengurangi komplikasi post operasi
E. Prosedur
Tahap pembedahan:
1. Pembuatan flap
2. Pengambilan sebagian tulang alveolar sampai tampak sebagian akar gigi
3. Ekstraksi gigi atau akar dengan menggunakan elevator atau tang
ekstraksi
4. Penjahitan dan perawatan luka (Fragiskos, 2007).
13
Jenis-jenis Desain Flap
1. Envelope flap
3. Trapezoidal flap
4. Semilunar flap
14
akan dicabut, atau bisa juga diperluas kebagian posterior dari gigi yang akan
dicabut. Jika tang akar atau elevator memungkinkan masuk ke ruang ligamen
periodontal, maka pengambilan dapat digunakan tang sisa akar atau bisa juga
menggunakan elevator dari bagian mesial atau bukal gigi yang akan dicabut. Jika
akar gigi terletak di bawah tulang alveolar dan tang akar atau elevator tidak dapat
masuk ke ruang ligamen periodontal maka diperlukan pengambilan sebagian
tulang alveolar.
Pengambilan tulang diusahakan seminimal mungkin untuk menghindari
luka bedah yang besar. Pengambilan tulang alveolar dapat dilakukan dengan
beberapa cara. Pertama, pengambilan tulang dilakukan dengan ujung tang akar
bagian bukal menjepit tulang alveolar. Kedua, pembuangan tulang bagian bukal
dengan bur atau chisel selebar ukuran mesio-distal akar dan panjangnya
setengah sampai dua pertiga panjang akar. Pengambilan akar gigi bisa dilakukan
dengan elevator atau tang akar. Jika dengan cara ini tidak berhasil maka
pembuangan tulang bagian bukal diperdalam mendekati ujung akar dan dibuat
takikan dengan bur untuk penempatan elevator. Setelah akar gigi terangkat
selanjutnya menghaluskan tepian tulang, kuretase debris atau soket gigi.
mengirigasi dan melakukan penjahitan tepian flap pada tempatnya.
15
Teknik Pencabutan Gigi Akar Multipel atau Akar Divergen
Gambar 3 : Pencabutan gigi molar bawah dengan teknik open method extraction,
dimana dilakukan pemotongan mahkota dan akar gigi.
16
Gambar 4 : Pencabutan gigi molar atas dengan pemotongan mahkota dan
pengambilan akar satu persatu.
F. Komplikasi
Komplikasi
Intraoperasi
1. Ketidakmampuan untuk menggerakkan gigi
2. Gigi fraktur
3. Fraktur processus alveolaris
4. Fraktur tuberositas maksilaris
5. Fraktur rahang
6. Laserasi mukosa, luka tusukan
7. Abrasi atau terbakarnya jaringan lunak
8. Kerusakan gigi yang berdekatan
9. Dislokasi gigi yang berdekatan
10. Luka pada saraf
11. Hemorage
12. Dislokasi TMJ
Komplikasi Post-operasi
17
(Bakar, 2015).
PEMBAHASAN
18
Ekstraksi gigi didefinisikan sebagai pengambilan tanpa rasa sakit baik gigi
utuh atau bagian dari gigi dengan trauma minimal pada jaringan sehingga luka
dapat sembuh secara baik dan tidak ada masalah prostetik yang timbul setelah
post-operasi. Salah satu macam teknik ekstaraksi gigi adalah menggunakan
open method. Open method extraction atau disebut juga transalveolar extraction
adalah metode yang membutuhkan pembuatan flap mukoperiosteal,
pengurangan tulang dan terkadang separasi akar untuk pencabutan gigi.
Menurut Peterson, teknik pencabutan secara bedah atau open method adalah
metode yang digunakan untuk mendapatkan kembali akar yang fraktur selama
pencabutan atau gigi yang tidak dapat diekstraksi secara closed method oleh
karena beberapa alasan.
Tindakan bedah utama yang dapat dilakukan adalah dengan ekstraksi
gigi dengan teknik open method akar tunggal. Teknik pencabutan open method
extraction dilakukan pada gigi akar tunggal jika pencabutan secara intra
alveolar atau pencabutan tertutup mengalami kegagalan, atau fraktur akar di
bawah garis servikal. Tahap pertama teknik ini adalah membuat flap
mukoperiostal dengan desain flap linear ditambah satu flap marginal pada bagian
mesial dan distal gigi 15. Setelah flap mukoperiostal terbuka secara bebas
selanjutnya dilakukan pengambilan tulang pada daerah bukal dari gigi yang akan
dicabut. Lalu karena akar gigi terletak di bawah tulang alveolar dan tang akar
atau elevator tidak dapat masuk ke ruang ligamen periodontal maka diperlukan
pengambilan sebagian tulang alveolar, lalu sisa akar baru bisa diangkat dengan
menggunakan bein.
Setelah akar gigi terangkat selanjutnya menghaluskan tepian tulang,
kuretase debris atau soket gigi. mengirigasi dan melakukan penjahitan tepian
flap pada tempatnya sebanyak 5 jahitan. Namun pembedahan dapat
menimbulkan komplikasi berupa dry socket, fraktur tulang alveolar, dan lain
sebagainya pada regio gigi yang dilakukan operasi.
Pada saat kontrol h+1 pasien mengaku telah mengkonsumsi obat yang
diresepkan dan terdapat rasa sakit pada daerah bekas pencabutan. Pada
pemeriksan ekstra oral tidak terdapat kelainan apapun, sedangkan pada
pemeriksaan intraoral nampak masih terdapat hiperemi. Hal ini disebabkan
19
karena luka bekas operasi dan masih terjadi fase inflamasi. Pada saat kontrol
h+5, pasien masih terdapat keluhan sedikit rasa sakit dan jahitan masih lengkap
berjumlah 5 jahitan. Pada saat kontrol h+7 pasien sudah tidak mengeluhkan
keluhan apapun. Pada pemeriksaan ekstra oral dan intra oral tidak nampak
kelainan apapun, jumlah jahitan masih lengkap, dan dilakukan pengangkatan
jahitan.
DAFTAR PUSTAKA
20