Anda di halaman 1dari 4

A.

DEFINISI ASET TETAP


Dalam SAK-ETAP yang diatur oleh IAI (2009: 68), aset tetap adalah
aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk
tujuan administratif dan diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.
Sedangkan menurut pajak, sesuai dengan Pasal 11 UU PPh Nomor 36 2008,
aset tetap adalah harta berwujud yag dapat disusutkan dan terletak atau
berada di Indonesia, dimiliki dan dipergunakan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak serta
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

B. PEROLEHAN ASET TETAP


Aset tetap yang diperoleh dengan pembelian dalam bentuk siap pakai
dicatat oleh sejumlah harga beli ditambah dengan biaya-biaya yang terjadi
saat perolehan atau konstruksi dan/atau jika dapat diterapkan, jumlah yang
dapat diatribusikan ke aset pada aset pertama kali diakui sesuai dengan
persyaratan tertentu dalam SAK-ETAP adalah:
1. Pembelian Dalam Negeri
2. Pembelian Impor dari Luar Negeri
3. Sewa; Laporan keuangan Lessee dan Laporan Keuangan Lessor
(menurut akuntansi dan perpajakan).

Adanya hubungan istimewa antara pembeli dan penjual menyebabkan


hargaperolehan menjadi lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan
jual beli tersebut tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa.

C. PENYUSUTAN ASET TETAP


Dalam SAK-ETAP yang diatur oleh IAI (2009: 71-73), metode –
metode penyusutan yang dapat digunakan adalah:
1. Metode garis lurus (straight line method)

1
2. Metode saldo menurun (diminishing balance method)
3. Metode jumlah unit produksi (sum of the unit of production method)

Metode penyusutan yang diperbolehkan dalam ketentuan perpajakan adalah:

1. Metode garis lurus (straight line method)


2. Metode saldo menurun (diminishing balance method)

a. Kelompok Masa Manfaat dan Tarif Penyusutan


Pasal 11 ayat (6) UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 mengatur masa
manfaat harta berwujud dan tarif penyusutan baik menurut metode garis
lurus maupun metode saldo menurun:
Kelompok Harta Berwujud Masa Tarip Penyusutan
Manfaat
Garis Lurus Saldo Menurun
I. Bukan Bangunan
 Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
 Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
 Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%

 Kelompok 4 20 tahun 6,25% 10%

II. Bangungan
 Permanen 20 tahun 5%
 Tidak permanen 10 tahun 10%

ada harta berwujud yang menurut akuntansi dapat disusutkan, tetapi


menurut perpajakan tidak dapat dibebankan sebgai penyusutan secara
keseluruhan yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto.

2
b. Perubahan Umur Manfaat
Dalam SAK-ETAP yang diatur oleh IAI (2009: 70-73), kebijakan
perbaikan dan perawatan aset tetap yang dilakukan oleh entitas dapat
mempengaruhi masa manfaat asettetap entitas, maka entitas harus menelaah
ulang metode penyusutan saat ini dan mengubah metode penyusutan untuk
mencerminkan pola yang baru. Apabila pengeluaran untuk perbaikan atau
perawatan aset tetap tersebut tidak dapat memperpanjang masa manfaat,
maka umurnya langsung diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi pada
periode terjadinya.

D. PERTUKARAN ASET TETAP


Dalam SAK-ETAP yang diatur oleh IAI (2009: 70), apabila aset tetap
diperoleh melalui pertukaran dengan aset nonmoneter atau kombinasi aset
moneter dan aset nonmoneter maka biaya perolehan diukur pada nilai wajar,
kecuali:
1. Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial,
2. Nilai wajar aset yang diterima atau yang diserahkan tidak dapat diukur
secara andal, maka biaya perolehan diukur pada jumlah tercatat aset
yang diserahkan.

Menurut Pasal 10 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008, nilai perolehan atau


nilai penjualan dalam hal terjadi tukar-menukar harta adalah jumlah yang
seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar.

E. PENGHENTIAN ASET TETAP


1. Pelepasan Aset Tetap
Dalam setiap penjualan aset, dapat timbul laba atau rugi sebesar
selisih antara harga pasar dengan nilai bukuaset. Namun, karena
perbedaan metode penyusutan dan estimasi masa manfaat, laba atau rugi

3
penjualan aset serta pengalihan aset akan berbeda jumlahnya antara
akuntansi dan perpajakan.

2. Tidak Memiliki Masa Manfaat


Menurut SAK-ETAP yang diatur oleh IAI (2009: 74), entitas harus
menghentikan pengakuan aset tetap pada saat ketika tidak ada manfaat
ekonomi masa depan yang diekspetasikan dari penggunaanya. Entitas
dapat mencatat aset tetap sebesar nilaitercatat aset tetap (Rp1), apabila
aset tetap masih dapat digunakan untuk operasional sehari-hari.

F. REVALUASI ASET TETAP


Revaluasi aset tetap adalah suatu penilaian kembali atas aset tetap yang
dimiliki perusahaan sehingga sesuai dengan harga pasar saat dilakukannya
revaluasi. Dalam akuntansi, revaluasi aset tetap tidak diperkenakan. Hal ini
disebabkan karena SAK-ETAP menganut penilaian aset berdasarkan biaya
perolehan atau harga pertukaran. Namun demikian, menurut paragaf 15.15
(2009) penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dapat dilakukan
berdasarkan ketentuan pemerintah. Sehingga, dikeluarkan peraturan
mengenai Penilaian Kembali Aset Tetap melalui PMK-79/PMK.03/2008
tanggal 23 Mei 2008 menggantikan KMK-486/KMK.03/2002 tanggal 28
November 2002.

Anda mungkin juga menyukai