Anda di halaman 1dari 16

PAPER SOURCE ROCK DAN TRAP

Oleh : Lailatul Maghfiroh (13640046)


Dosen Pengampu : Drs. Abdul Basid, M.Si

I. PENDAHULUAN
Dalam geologi minyak bumi , batu mengacu pada batuan sumber dari
mana hidrokarbon telah dihasilkan atau mampu dihasilkan. Mereka
membentuk salah satu elemen penting dari sebuah kerja sistem petroleum .
Mereka adalah organik sedimen yang kaya yang mungkin telah disimpan
dalam berbagai lingkungan termasuk laut air dalam, lakustrin dan delta.
Source rock atau batuan induk merupakan batuan yang mampu menghasilkan
hidrokarbon. Litologi batuan yang bertindak sebagai source, 90% nya adalah
shale. Batuan ini mengandung banyak materi organik yang mana dalam
kondisi suhu dan tekanan tertentu akan menjadi hidrokarbon. Materi organik
pada source rock sebesar 1%, sedangkan bagian 99% nya adalah mineral.
Materi organik sebesar 1% di atas, 90% nya berupa kerogen dan 10% nya
berupa bitumen.
Dalam sistem petroleum, selain reservoir, unsur yang juga penting
adalah batuan sumber hidrokarbon atau batuan induk. Sedangkan
dalam eksplorasi konvensional ada kecenderungan kegiatan eksplorasi lebih
banyak dilakukan untuk menentukan jenis perangkap hidrokarbon, dan
sedikit dilakukan studi terperinci mengenai batuan sumber asal hidrokarbon
tersebut.
Minyak dan gas bumi dapat terbentuk dan tersimpan dalam perut
bumi untuk kemudian ditemukan oleh manusia, terbentuknya minyak dan gas
bumi dibutuhkan syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat itu di antaranya adalah
terdapatnya batuan induk atau source rock, yaitu batuan sedimen yang
mengandung material organik, adanya migrasi, adanya batuan resorvoir,
adanya perangkap minyak dan gas bumi atau yang biasa disebut oil trap dan
terdapatnya batuan penutup yang merupakan batuan sedimen kedap air, yang
menyebabkan minyak dan gas bumi tidak bisa keluar lagi sampai saatnya
ditemukan oleh manusia.
Dalam paper ini pertama sekali akan membahas tentang batuan induk
(sorce rock) dan kemudian tentang jebakan (trap). Contoh dari batuan source
rock adalah batu gamping, dan kini telah di temukan hidrokarbon yang
terbentuk dari batu bara.

II. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan tugas ini adalah untuk mengetahui, memahami
dan mempelajari mengenai batuan induk (source rock) dan jebakan (trap).

III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Batuan Induk (Source Rock)
Ada beberapa pengertian dari batuan induk ataupun sorce rock yaitu
sebagai berikut: Pertama, Batuan induk (Source rocks) adalah batuan
sedimen berbutir halus yang memiliki kapabilitas sebagai sumber
hidrokarbon. Kedua, Pengertian batuan induk adalah batuan sedimen yang
sedang, akan, atau telah menghasilkan hidrokarbon. Ketiga, Source rock
adalah batuan karbonat yang berasal dari zat-zat organic yang terendapkan
oleh batuan sedimen. Sehingga tidak terjadi siklus carbon seperti selayaknya.
Justru karbonat terendapkan dan menjadi batu.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa batuan induk itu adalah batuan
sedimen yang bisa menghasilkan hidrokarbon. Hidrokarbon berasal dari
material organik yang terkubur dalam batuan sedimen yang disebut batuan
induk. Untuk mengetahui dan memperkirakan distribusi dan jenis dari batuan
induk dalam ruang dan waktu, sangat penting untuk mengetahui sumber
biologis dari petroleum. Lapisan batuan induk (source beds) terbentuk ketika
sebagian kecil dari karbon organik yang bersikulasi dalam siklus karbon di
bumi tekubur dalam lingkungan sedimentasi dimana oksidasi terhalang untuk
dapat berlangsung.
Ada beberapa istilah mengenai batuan induk yang harus kita pahami, antara
lain :
a. Batuan Induk efektif (effective source rocks) adalah batuan sedimen yang
sudah menghasilkan dan mengeluarkan (expelled) hidrokarbon
b. Batuan induk yang mungkin (possible source rocks) adalah batuan
sedimen yang potensi sumbernya belum dievaluasi, tetapi mungkin telah
menghasilkan dan mengeluarkan hidrokarbon
c. Batuan Induk potensial (potential source rocks) adalah batuan sedimen
yang belum matang (immature) yang kapabilitasnya dalam menghasilkan
dan mengeluarkan hidrokarbon diketahui jika tingkat kematangan termal
menjadi lebih tinggi.

Kategori batuan Kapasitas Kapasitas Hidrokarbon


induk sumber asal sumber tersisa yang dihasilkan
Possible Go Tidak terukur Tidak terukur
Potential Go Go Tidak ada
Effective Go G Go – G
Effective Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Keterangan :
- Go tidak perlu sama untuk semua batuan; G = diukur sebagai
kapasitas sumber yang tersisa; Go = tidak dapat diukur langsung dari
sampel yang HC generated; tapi dari immature source rocks, dimana
Go dan G adalah identik
- Go – G = HC generated
Batuan karbonat adalah semua batuan yang terdiri dari garam
karbonat. Dalam prakteknya adalah terutama batugamping dan
dolomit. Karbonat mempunyai keistimewaan dalam cara terbentuknya,
yaitu hanya dari larutan, praktis tidak ada sebagai detritus daratan.
Pembentukan batuan karbonat secara kimia, tetapi yang penting adalah
turut sertanya organisme di dalam batuan karbonat.
Ada 5 (lima) mekanisme penting yang dapat menerangkan
bagaimana terjadinya pengendapan CaCO3 dan bertambahnya CO2 yang
dapat terlarut dalam air yaitu:
1. Bertambahnya suhu dan penguapan. Dari semua gas yang ada, hanya
sedikit yang dapat larut dalam air panas dan hal ini yang
menyebabkan mengapa batuan karbonat terbentuk hanya pada laut di
daerah tropis dan subtropis, jarang didapatkan pada daerah dingin
dekat kutub atau pada daerah laut dalam.
2. Pergerakan air. Bergerak air yang disebabkan oleh angin atau badai
akan mengakibatkan kalsium dari organisme pembentuk karang dan
lumpur karbonat bergerak berpindah ke atas permukaan air.
3. Penambahan salinitas. Karbon dioksida kurang larut dalam air garam
bila dibandingkan dengan daya larutnya dalam air tawar, sehingga
dengan bertambahnya salinitas akan menyebabkan karbon dioksida
terbebas. Bertambahnya salinitas biasanya akibat dari penguapan dan
dapat menambah jumlah kalsium sebanding dengan jumlah ion
karbon.
4. Aktivitas organik. Alga dan koral mempunyai proses yang berbeda
satu sama lain namun saling membutuhkan dimana alga menghirup
karbon dioksida dan akan mengeluarkan oksigen selama
berlangsungnya proses fotosintesa, sedangkan koral menghirup O2
dan akan mengeluarkan CO2.
5. Perubahan tekanan. Air hujan mengandung sejumlah karbon dioksida
mengikat jumlah udara yang banyak, selanjutnya air hujan tersebut
masuk dan melewati zona tanah dengan tekanan karbon dioksida lebih
besar dibandingkan di atmosfir, akibatnya air tanah menjadi kaya akan
karbon dioksida. Bila air tanah tersebut masuk ke dalam sebuah gua
maka karbon akan larut dalam air dan menyebabkan terbentuknya
kenampakan seperti stalaktit dan stalagmit.
Hal lain adalah terbentuknya tekstur klastik pada batuan karbonat
sebagai fragmentasi atau pembentukan sekunder (contoh : oolith), dan
pengendapannya menyerupai detritus.
B. Pematangan Batuan Induk
Source rock kaya akan kandungan unsur atom karbon (C) yang
didapat dari cangkang – cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu.
Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan
kimia hidrokarbon. Hidrokarbon membentuk salah satu elemen penting dari
sebuah kerja sistem petroleum. Hidrokarbon adalah batuan sedimen yang
kaya akan kandungan material organik yang mungkin telah tersimpan dalam
berbagai lingkungan termasuk laut air dalam, lakustrin, dan delta bahan
organik tersebut misalnya ganggang. Jadi ganggang ini bisa saja ganggang
air tawar, maupun ganggang air laut. Tentu saja batuan yang mengandung
karbon ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di
dasar laut. Batuan yang mengandung banyak karbonnya ini yang disebut
Source Rock (batuan induk) yang kaya mengandung unsur karbon (high
TOC-Total Organic Karbon).
Pematangan source rock (batuan induk) ini karena adanya proses
pemanasan dan juga diketahui semakin dalam batuan induk akan semakin
panas dan akhirnya menghasilkan minyak. Proses pemasakan ini tergantung
suhunya dan karena suhu ini tergantung dari besarnya gradien
geothermalnya maka setiap daerah tidak sama tingkat kematangannya.
Daerah yang dingin adalah daerah yang gradien geothermalnya rendah,
sedangkan daerah yang panas memiliki gradien geothermal tinggi. Berikut
adalah grafik pematangan batuan induk (source rock):

Dalam gambar diatas ini terlihat bahwa minyak terbentuk pada suhu
antara 50-180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan
tercapai bila suhunya mencapai 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus
bertambah karena cekungan itu semakin turun dalam yang juga diikuti
penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak karbon
yang ada menjadi gas.
C. Jenis dan Syarat Sebagai Batuan Induk (Source Rock)
Dalam geologi minyak bumi, batu mengacu pada batuan sumber dari
mana hidrokarbon telah dihasilkan atau mampu dihasilkan. Mereka
membentuk salah satu elemen penting dari sebuah kerja sistem petroleum .
Mereka adalah organik sedimen yang kaya yang mungkin telah disimpan
dalam berbagai lingkungan termasuk laut air dalam, lakustrin dan delta .
serpih minyak dapat dianggap sebagai source rock organik kaya tapi belum
matang dari mana minyak sedikit atau tidak telah dihasilkan dan
dikeluarkan. Batuan induk (source rock) diklasifikasikan dari jenis kerogen
bahwa mereka mengandung, yang pada gilirannya mengatur jenis
hidrokarbon yang akan dihasilkan :

a) Tipe I batuan sumber terbentuk dari alga masih diendapkan di bawah


anoksik kondisi di dalam danau : mereka cenderung menghasilkan
minyak mentah lilin ketika diberikan stres termal selama penguburan
yang mendalam.
b) Tipe II sumber batuan terbentuk dari plankton laut dan bakteri tetap
dipertahankan dalam kondisi anoxic di lingkungan laut: mereka
menghasilkan baik minyak dan gas ketika termal retak selama
penguburan dalam.
c) Tipe III batuan sumber terbentuk dari bahan tanaman darat yang telah
diurai oleh bakteri dan jamur dalam kondisi oxic atau sub-oxic: mereka
cenderung menghasilkan sebagian besar gas dengan minyak ringan
terkait ketika termal retak selama penguburan dalam. Kebanyakan
serpih bara dan hitam legam umumnya Tipe 3 batuan sumber.

Semua batuan induk tersebut berpotensial memproduksi minyak dan gas


kecuali tipe III yang khusus memproduksi gas.

Adapun syarat-syarat sebagai batuan induk yaitu:

a. Mengandung kadar organik yang tinggi


b. Mempunyai jenis kerogen yang berpotensi menghasilkan hidrokarbon
dan telah mencapai kematangan tertentu sehingga dapat menghasilkan
hidrokarbon.

D. Faktor Terbentuknya Source Rock

Untuk menjadi source rock ada 3 faktor yang mempengaruhi, yaitu :


1. TOC ( total organic karbon ) merupakan kuantitas dari karbon organic
yang terendapkan dalam batuan tersebut. Semakin tinggi nilai OC
maka akan semakin baik source rock tersebut dan kemungkinan
terbentuknya hidrokarbon akan semakin tinggi. TOC yang dapat
menghasilkan adalah di atas 1 % .
2. Kerogen merupakan kualitas dari carbon organic yang terendapkan
dala batuan tersebut. Komposisi kerogen juga dipengaruhi proses
pematangan termal (katagenesis dan metagenesis) yang mengubah
kerogen tersebut.
Keunikan molekul kerogen :
- Struktur Jaringan (patchwork structures): Kombinasi random dari
banyak fragmen molekul kecil.
- Karakter kimia dan fisika kerogen dipengaruhi oleh tipe molekul
biogenik dan transformasi diagenetik molekul organik tersebut.

Kerogen akan menentukan hidrokarbon yang akan di bentuk. Kerogen


ada beberapa tipe, diantaranya :
a. Kerogen tipe I
- Terbentuk di perairan dangkal
- Berasal dari algae yang bersipat lipid
- H/C > 1.5 dan O/C < 0,1
- Menghasikan minyak
b. Kerogen tipe II
- Terbentuk di marine sedimen
- Berasal dari algae dan protozo
- H/C antara 1,2 – 1,5 dan O/C antara 0,1-0,3
- Menghasilkan minyak dan gas
c. Kerogen tipe III
- Terbentuk di daratan
- Berasal dari tumbuhan daratan
- H/C < 1,0 dan O/C > 0,3
- Menghasilkan gas
d. Kerogen tipe IV
- Telah mengalami oksidasi sebelum terendapkan , sehingga
kandungan karbon telah terurai sebelum terendapkan
- Tidak menghasilkan hidrokarbon

3. Maturity atau pematangan adalah proses perubahan zat-zat organic


menjadi hidrokarbon. Proses pematangan di akibatkan kenaikan suhu
di dalam permukaan bumi. Dimana maturity di bagi 3 yaitu antara
lain:
a. Immature adalah sourcerock yang belum mengalami perubahan
menjadi hidrokarbon.
b. Mature adalah source rock yang sedang mengalami perubahan
menjadi hidrokarbon.
c. Overmature adalah source rock yang telah mengalami pematangan
menjadi hidrokarbon.

E. Perangkap (Trap)
Dalam Sistem Perminyakan, memiliki konsep dasar berupa distribusi
hidrokarbon didalam kerak bumi dari batuan sumber (source rock) ke
batuan reservoar. Salah satu elemen dari Sistem Perminyakan ini adalah
adanya batuan reservoar, dalam batuan reservoar ini, terdapat beberapa
faktor penting diantaranya adalah adanya perangkap minyak bumi.
Perangkap minyak bumi sendiri merupakan tempat terkumpulnya
minyak bumi yang berupa perangkap dan mempunyai bentuk konkav ke
bawah sehingga minyak dan gas bumi dapat terjebak di dalamnya.
Sebetulnya perangkap adalah bentuk lapisan penyekat. Lapisan penyekat
itu dibentuk sedemikian rupa sehingga minyak tidak dapat bermigrasi
kemana-mana lagi. Bentuk ini akan menahan tetes-tetes minyak dalam
perjalanannya sepanjang garis – garis gaya. Perangkap minyak bumi ini
sendiri terbagi menjadi Perangkap Stratigrafi, Perangkap Struktural,
Perangkap Kombinasi Stratigrafi-Struktur dan perangkap hidrodinamik.
1. Perangkap Stratigrafi
Jenis perangkap stratigrafi dipengaruhi oleh variasi perlapisan
secara vertikal dan lateral, perubahan facies batuan dan
ketidakselarasan dan variasi lateral dalam litologi pada suatu lapisan
reservoar dalam perpindahan minyak bumi. Prinsip dalam perangkap
stratigrafi adalah minyak dan gas bumi terperangkap dalam perjalanan
ke atas kemudian terhalang dari segala arah terutama dari bagian atas
dan pinggir, hal ini dikarenakan batuan reservoar telah menghilang
atau berubah fasies menjadi batu lain sehingga merupakan penghalang
permeabilitas. Dan jebakan stratigrafi tidak berasosiasi dengan
ketidakselarasan seperti Channels, Barrier Bar, dan Reef, namun
berasosiasi dengan ketidakselarasan seperti Onlap Pinchouts, dan
Truncations.

Pada perangkap stratigrafi ini, berasal dari lapisan reservoar


tersebut, atau ketika terjadi perubahan permeabilitas pada lapisan
reservoar itu sendiri. Pada salah satu tipe jebakan stratigrafi, pada
horizontal, lapisan impermeabel memotong lapisan yang bengkok
pada batuan yang memiliki kandungan minyak. Terkadang terpotong
pada lapisan yang tidak dapat ditembus, atau Pinches, pada formasi
yang memiliki kandungan minyak. Pada perangkap stratigrafi yang
lain berupa Lens-shaped. Pada perangkap ini, lapisan yang tidak dapat
ditembus ini mengelilingi batuan yang memiliki kandungan
hidrokarbon. Pada tipe yang lain, terjadi perubahan permeabilitas dan
porositas pada reservoar itu sendiri. Pada reservoar yang telah
mencapai puncaknya yang tidak sarang dan impermeabel, yang
dimana pada bagian bawahnya sarang dan permeabel serta terdapat
hidrokarbon.

Pada bagian yang lain menerangkan bahwa minyak bumi


terperangkap pada reservoar itu sendiri yang Cut Off up-dip, dan
mencegah migrasi lanjutan, sehingga tidak adanya pengatur struktur
yang dibutuhkan. Variasi ukuran dan bentuk perangkap yang
demikian mahabesar, untuk memperpanjang pantulan lingkungan
pembatas pada batuan reservoar terendapkan.
2. Perangkap Struktural
Perangkap struktural ini merupakan jebakan tipe struktural
yang banyak dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan dengan
terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang merupakan respon dari
kejadian tektonik dan merupakan perangkap yang paling asli dan
perangkap yang paling penting, pada bagian ini berbagai unsur
perangkap yang membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoar
sehingga dapat menangkap minyak, disebabkan oleh gejala tektonik
atau struktur seperti pelipatan dan patahan
a) Perangkap Patahan
Perangkap patahan merupakan patahan yang terhenti pada lapisan
batuan. Perangkap ini terjadi bersama dalam sebuah formasi
dalam bagian patahan yang bergerak, kemudian gerakan pada
formasi ini berhenti dan pada saat yang bersamaan minyak bumi
mengalami migrasi dan terperangkap pada daerah patahan
tersebut, lalu sering kali pada formasi yang impermeabel yang
pada satu sisinya berhadapan dengan pergerakan patahan yang
bersifat sarang dan formasi yang permeabel pada sisi yang lain.
Kemudian, minyak bumi bermigrasi pada formasi yang sarang
dan permeabel. Minyak dan gas disini sudah terperangkap karena
lapisan tidak dapat ditembus pada daerah perangkap patahan ini.

b) Perangkap Antiklin
Jebakan struktural selanjutnya yaitu jebakan antiklin,
jebakan yang antiklinnya melipat ke atas pada lapisan batuan,
yang memiliki bentuk menyerupai kubah pada bangunan. Minyak
dan gas bumi bermigrasi pada lipatan yang sarang dan pada
lapisan yang permeabel, serta naik pada puncak lipatan. Disini,
minyak dan gas sudah terjebak karena lapisan yang diatasnya
merupakan batuan impermeabel

.
c) Perangkap Struktur Lainnya
Perangkap struktur yang lain adalah Tilted fault blocks in
an extensional regime, marupakan jebakan yang bearasal dari
Seal yang berada diatas Mudstone dan memotong patahan yang
sejajar Mudstone. Kemudian, Rollover anticline on thrust, adalah
jebakan yang minyak bumi berada pada Hanging Wall dan
Footwall. Lalu, Seal yang posisinya lateral pada diapir dan
menutup rapat jebakan yang berada diatasnya.
3. Perangkap Kombinasi
Perangkap yang selanjutnya adalah perangkap kombinasi antara
struktural dan stratigrafi. Dimana pada perangkap jenis ini merupakan
faktor bersama dalam membatasi bergeraknya atau menjebak minyak
bumi. Dan, pada jenis perangkap ini, terdapat leboh dari satu jenis
perangkap yang membenuk reservoar. Sebagai contohnya antiklin
patahan, terbentuk ketika patahan memotong tegak lurus pada antiklin.
Dan, pada perangkap ini kedua perangkapnya tidak saling
mengendalikan perangkap itu sendiri.

4. Perangkap Hidrodinamik
Perangkap yang terakhir adalah perangkap hidrodinamik.
Perangkap ini sangat jarang karena dipengaruhi oleh pergerakan air.
Pergerakan air ini yang mampu merubah ukuran pada akumulasi
minyak bumi atau dimana jebakan minyak bumi yang pada lokasi
tersebut dapat menyebabkan perpindahan. Kemudian perangkap ini
digambarkan pergerakan air yang biasanya dari iar hujan, masuk
kedalam reservoar formasi, dan minyak bumi bermigrasi ke reservoar
dan bertemu untuk migrasi ke atas menuju permukaan melalui
permukaan air. Kemudian tergantung pada keseimbangan berat jenis
minyak, dan dapat menemukan sendiri, dan tidak dapat bergerak ke
reservoar permukaan karena tidak ada jebakan minyak yang
konvensional.
IV. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Source rock atau batuan induk itu adalah batuan sedimen yang bisa
menghasilkan hidrokarbon yang sangat penting peranannya dalam
sumberdaya energy
2. Source rock mengalami pemanasan dari geothermal, yang akan
menghasilkan minyak bumi
3. Syarat-syarat sebagai batuan induk yaitu:
- Mengandung kadar organik yang tinggi
- Mempunyai jenis kerogen yang berpotensi menghasilkan hidrokarbon
dan telah mencapai kematangan tertentu sehingga dapat
menghasilkan hidrokarbon.
4. Untuk menjadi source rock ada 3 faktor yang mempengaruhi, yaitu : TOC,
Kerogen dan Maturity.
5. Perangkap minyak bumi terbagi menjadi Perangkap Stratigrafi, Perangkap
Struktural, Perangkap Kombinasi Stratigrafi-Struktur dan perangkap
hidrodinamik.
V. DAFTAR PUSTAKA
Koesoemadinata, R P. 1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi. Bandung: ITB
https://geounhas06.wordpress.com/minyak-dan-gas-
bumi/perangkap/perangkap-struktur/
http://dennynatalian.blogspot.co.id/2010/11/minyak-bumi.html
https://zoesipenambang.wordpress.com/2013/12/13/source-rock-batuan-
induk/

Anda mungkin juga menyukai