Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

“ TUMOR OTAK”
A. DEFINISI
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang
ditimbulkan karena ada desakan ruang baik jinak
maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan
tengkorak. (price, A. Sylvia, 1995: 1030). Tumor
otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak
(benigna) ataupun ganas (maligna) membentuk
massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial)
atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat
berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak
itu sendiri disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase)
seperti kanker paru, payudara, prostate, ginjal, dan lain-lain disebut tumor otak sekunder.
(Mayer. SA,2002) dalam Febri (2012).
Tekanan intra kranial ( TIK ) adalah suatu fungsi nonlinier dari fungsi otak, cairan
serebrospinal (CSS) dan volume darah otak sehingga. Sedangkan peningkatan intra
kranial (PTIK) dapat terjadi bila kenaikan yang relatif kecil dari volume otak, keadaan ini
tidak akan cepat menyebabkan tekanan tinggi intrakranial, sebab volume yang meninggi
ini dapat dikompensasi dengan memindahkan cairan serebrospinal dari rongga tengkorak
ke kanalis spinalis dan volume darah intrakranial akan menurun oleh karena
berkurangnya peregangan durameter. Hubungan antara tekanan dan volume ini dikenal
dengan complience. Jadi jika otak, darah dan cairan serebrospinal volumenya terus
menerus meninggi, maka mekanisme penyesuaian ini akan gagal dan terjadi peningkatan
intrakranial yang mengakibatkan herniasi dengan gagal pernapasan dan gagal jantung
serta kematian, Febri (2012).
Tumor otak merupakan salah satu penyakit yang menyerang otak. Dikarenakan
otak meruopecan salah satu organ tubuh yang paling penting, organ lainnya dapat
terganggu, sehingga kematian dapat terjadi. Tumor otak bisa menyerang siapa saja,
bahkan anak-anak dan remaja, namun pada umumnya tumor menyerang orang usia
produktif atau dewasa (Wikipedia).
Tumor otak tidak selalu mengakibatkan kematian. Namun pada kasus tumor otak
jinak, saat mereka tumbuh, mereka dapat menghancurkan dan menekan jaringan otak
yang normal lainnya, yang dapat berakibat pada kelumpuhan ataupun fatal. Karena itu,
dokter lebih suka menggunakan istilah "tumor otak" dari pada "kanker otak." Saat ini
ilmu kedokteran telah berkembang pesat, teknik diagnostik dan pengobatan telah

Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 1
memberikan harapan hidup bagi para pasien tumor otak dan yang menjadi concern utama
pada pasien kanker otak maupun tumor otak ini adalah seberapa cepat mereka menyebar
melalui bagian otak/ syaraf tulang belakang lainnya dan apakah mereka bisa diangkat dan
tidak kambuh lagi (Wikipedia).

B. KLASIFIKASI TUMOR OTAK


Tumor otak dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Jenis Tumor
a. Jinak
 Acoustic neuroma
 Meningioma
 Pituitary adenoma
 Astrocytoma (grade I)

Sebagian besar tumor bersifat jinak, berkapsul, dan tidak menginfiltrasi jaringan
sekitarnya tetapi menekan struktur yang berada di bawahnya. Pasien usia tua sering
terkena dan perempuan lebih sering terkena dari pada laki-laki. Tumor ini sering
kali memiliki banyak pembuluh darah sehingga mampu menyerap isotop radioaktif
saat dilakukan pemeriksaan CT scan otak.

b. Malignant
 Astrocytoma (grade 2,3,4)
 Oligodendroglioma
Tumor ini dapat timbul sebagai gangguan kejang parsial yang dapat muncul
hingga 10 tahun. Secara klinis bersifat agresif dan menyebabkan
simptomatologi bermakna akibat peningkatan tekanan intrakranial dan
merupakan keganasan pada manusia yang paling bersifat kemosensitif.
 Apendymoma
Tumor ganas yang jarang terjadi dan berasal dari hubungan erat pada ependim
yang menutup ventrikel. Pada fosa posterior paling sering terjadi tetapi dapat
terjadi di setiap bagian fosa ventrikularis. Tumor ini lebih sering terjadi pada
anak-anak daripada dewasa. Dua faktor utama yang mempengaruhi
keberhasilan reseksi tumor dan kemampuan bertahan hidup jangka panjang
adalah usia dan letak anatomi tumor. Makin muda usia pasien maka makin
buruk progmosisnya.
2. Berdasarkan Lokasi
a. Tumor Supratentorial
Hemisfer otak, terbagi lagi :

Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 2
1. Glioma :
 Glioblastoma multiforme
Tumor ini dapat timbul dimana saja tetapi paling sering terjadi di
hemisfer otak dan sering menyebar kesisi kontra lateral melalui korpus
kolosum.
 Astroscytoma
 Oligodendroglioma
 Merupakan lesi yang tumbuh lambat menyerupai astrositoma tetapi
terdiri dari sel-sel oligodendroglia. Tumor relative avaskuler dan
cenderung mengalami klasifikasi biasanya dijumpai pada hemisfer otak
orang dewasa muda.
2. Meningioma
Tumor ini umumnya berbentuk bulat atau oval dengan perlekatan
duramater yang lebar (broad base) berbatas tegas karena adanya psedokapsul
dari membran araknoid. Pada kompartemen supratentorium tumbuh sekitar
90%, terletak dekat dengan tulang dan kadang disertai reaksi tulang berupa
hiperostosis. Karena merupakan massa ekstraaksial lokasi meningioma disebut
sesuai dengan tempat perlekatannya pada duramater, seperti Falk (25%),
Sphenoid ridge (20%), Konveksitas (20%), Olfactory groove (10%),
Tuberculum sellae (10%), Konveksitas serebellum (5%), dan Cerebello-
Pontine angle. Karena tumbuh lambat defisit neurologik yang terjadi juga
berkembang lambat (disebabkan oleh pendesakan struktur otak di sekitar
tumor atau letak timbulnya tumor). Pada meningioma konveksitas 70% ada di
regio frontalis dan asimptomatik sampai berukuran besar sekali. Sedangkan di
basis kranii sekitar sella turcika (tuberkulum sellae, planum sphenoidalis, sisi
medial sphenoid ridge) tumor akan segera mendesak saraf optik dan
menyebabkan gangguan visus yang progresif.
Meningioma merupakan tumor terpenting yang berasal dari meningen,
sel-sel mesotel, dan sel-sel jaringan penyambung araknoid dan dura.
3. Tumor Infratentorial
4. Schwanoma akustikus
5. Tumor metastasisc
Lesi-lesi metastasis menyebabkan sekitar 5 % – 10 % dari seluruh tumor otak
dan dapat berasal dari setiap tempat primer. Tumor primer paling sering
berasal dari paru-paru dan payudara. Namun neoplasma dari saluran kemih
kelamin, saluran cerna, tulang dan tiroid dapat juga bermetastasis ke otak.

Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 3
6. Hemangioblastoma
Neoplasma yang terdiri dari unsur-unsur vaskuler embriologis yang paling
sering dijumpai dalam serebelum.

C. ETIOLOGI TUMOR OTAK


Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui
secara pasti walaupun telah banyak penyelidikan yang
dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu:
1. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang
ditemukan kecuali pada meningioma, astrocytoma dan
neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota
sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-
Weberyang dapat dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru memperlihatkan
faktor familial yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-bukti
yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada
neoplasma.
2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang
mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Ada kalanya
sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh menjadi ganas dan merusak
bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada
kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.
3. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu
glioma. Meningioma pernah dilaporkan terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.
4. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses
terjadinya neoplasma tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi
virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
5. Substansi-substansi karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini telah
diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone, nitroso-
ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.
6. Trauma Kepala

Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 4
7. Prilaku Buruk
Kebiasaan buruk yang bisa menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya sebagai
penyebab tumor otak, yaitu kebiasaan merokok dan meminum minuman beralkohol.
Lihat saja pada tulisan di setiap bungkus rokok jika enggak percaya. Tulisan ini tidak
hanya sekedar tulisan yang tidak mempunya arti dan tujuan loh sobat.
8. Makanan Kurang Sehat
9. Sering memakan makanan berlemak dan juga makanan yang kurang seratnya, seperti
makanan instan di toko-toko makanan, bisa menjadi penyebab tumor otak. Makanan
berlemak indentik dengan kandungan kolesterol, dan teman-teman sudah pada tau kan
keganasan kolesterol bagi seluruh bagian tubuh kita. Untuk makanan instan pastinya
mengandung bahan pengawet (natrium benzoat) dan juga bahan pewarna tentunya.
10. Pekerjaan
Seseorang yang bekerja di pabrik pembuat bahan kimia atau pabrik yang memakai
bahan kimia dalam proses produksinya, harap lebih berhati-hati. Karena pekerjaan ini
lebih tinggi resikonya untuk terkena tumor otak atau sebagai penyebab tumor otak.
Pekerjaan yang memakai alat-alat radiologi efeknya juga sama tingginya. Maka dari
itu taatilah aturan keselamatan di perusahaan tersebut. Malah ada juga artikel yang
mengatakan bahwa pekerjaan yang berhadapan dengan kabel beraliran listrik juga
cukup berpotensi.

D. MANIFESTASI KLINIS TUMOR OTAK


1. Nyeri Kepala
Merupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang kemudian
berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri kepala berat juga
sering diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver valsava dan aktivitas fisik.
Muntah ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% penderita. Nyeri kepala ipsilateral
pada tumor supratentorial sebanyak 80 % dan terutama pada bagian frontal. Tumor
pada fossa posterior memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher.
2. Perubahan Status Mental
Gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan mood dan
berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita dengan tumor lobus
frontal atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak ditangani dapat
menyebabkan terjadinya somnolen hingga koma.
3. Seizure
Adalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti astrositoma,
oligodendroglioma dan meningioma. Paling sering terjadi pada tumor di lobus frontal
baru kemudian tumor pada lobus parietal dan temporal.

Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 5
4. Edema Papil
Gejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan teknik
neuroimaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil pada awalnya tidak
menimbulkan gejala hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema papil yang
berkelanjutan dapat menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan lapangan
pandang perifer dan menyebabkan penglihatan kabur yang tidak menetap.
5. Muntah
Muntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari massa tumor
tersebut juga mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah berulang pada pagi
dan malam hari, dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual menambah
kecurigaan adanya massa intracranial.
6. Vertigo
Pasien merasakan pusing yang berputar dan mau jatuh.

E. PATOFISIOLOGI TUMOR OTAK


Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejala-gejala terjadi berurutan.
Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien. Gejala-gejalanya
sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu. Gejala neurologik pada tumor otak
biasanya dianggap disebabkan oleh 2 faktor gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan
tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi
apabila penekanan pada jaringan otak dan
infiltrasi/invasi langsung pada parenkim otak
dengan kerusakan jaringan neuron. Tentu saja
disfungsi yang paling besar terjadi pada tumor
yang tumbuh paling cepat. Perubahan suplai
darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor
yang tumbuh menyebabkan nekrosis jaringan
otak. Gangguan suplai darah arteri pada
umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat
dikacaukan dengan gangguan cerebrovaskuler primer (Febri, 2012).
Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuro dihubungkan
dengan kompresi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapatumor
membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat
gangguan neurologis fokal. Peningkatan tekanan intra kranial dapat diakibatkan oleh
beberapa faktor : bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar
tumor dan perubahan sirkulasi cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan
bertambahnya massa, karena tumor akan mengambil ruang yang relatif dari ruang

Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 6
tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan oedema dalam jaruingan otak.
Mekanisme belum seluruhnyanya dipahami, namun diduga disebabkan selisih osmotik
yang menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan kerusakan
sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intrakranial. Observasi
sirkulasi cairan serebrospinaldari ventrikel laseral ke ruang sub arakhnoid menimbulkan
hidrocepalus.
Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa, bila terjadi secara
cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme
kompensasi memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan
oelh karena itu tidak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme
kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darahintra kranial, volume cairan
serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan
tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi ulkus atau serebulum. Herniasi timbul
bila girus medialis lobus temporals bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh
massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan men ensefalon menyebabkab hilangnya
kesadaran dan menenkan saraf ketiga. Pada herniasi serebulum, tonsil sebelum bergeser
ke bawah melalui foramen magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi medula
oblongata dan henti nafas terjadi dengan cepat. Intrakranialyang cepat adalah bradicardi
progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi dan gangguan pernafasan), Febri
(2012).

Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 7
F. PATHWAY

Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 8
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK TUMOR OTAK
1. CT scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi awal
ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit otak
yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-gejala
tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.
2. Foto polos dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis yang
akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak
yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi
anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses
infeksi (abses cerebri).
4. Biopsi stereotaktik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5. Angiografi Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
6. Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat
memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.

H. PENATALAKSANAAN TUMOR OTAK


Faktor –faktor Prognostik sebagai Pertimbangan Penatalaksanaan
1. Usia
2. General Health
3. Ukuran Tumor
4. Lokasi Tumor
5. Jenis Tumor

Untuk tumor otak ada tiga metode utama yang digunakan dalam penatalaksaannya, yaitu

a) Surgery
Terapi Pre-Surgery :
- Steroid ® Menghilangkan swelling, contoh dexamethasone

Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 9
- Anticonvulsant ® Untuk mencegah dan mengontrol kejang, seperti
carbamazepine
- Shunt ® Digunakan untuk mengalirkan cairan cerebrospinal

Pembedahan merupakan pilihan utama untuk mengangkat tumor. Pembedahan pada


tumor otak bertujuan utama untuk melakukan dekompresi dengan cara mereduksi
efek massa sebagai upaya menyelamatkan nyawa serta memperoleh efek paliasi.
Dengan pengambilan massa tumor sebanyak mungkin diharapkan pula jaringan
hipoksik akan terikut serta sehingga akan diperoleh efek radiasi yang optimal.
Diperolehnya banyak jaringan tumor akan memudahkan evaluasi histopatologik,
sehingga diagnosis patologi anatomi diharapkan akan menjadi lebih sempurna.
Namun pada tindakan pengangkatan tumor jarang sekali menghilangkan gejala-gelaja
yang ada pada penderita.

b. Radiotherapy
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam penatalaksanaan
proses keganasan. Berbagai penelitian klinis telah membuktikan bahwa modalitas
terapi pembedahan akan memberikan hasil yang lebih optimal jika diberikan
kombinasi terapi dengan kemoterapi dan radioterapi.
Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif (moderately sensitive),
sehingga pada tumor dengan ukuran terbatas pemberian dosis tinggi radiasi
diharapkan dapat mengeradikasi semua sel tumor. Namun demikian pemberian dosis
ini dibatasi oleh toleransi jaringan sehat disekitarnya. Semakin dikit jaringan sehat
yang terkena maka makin tinggi dosis yang diberikan. Guna menyiasati hal ini maka
diperlukan metode serta teknik pemberian radiasi dengan tingkat presisi yang tinggi.
Glioma dapat diterapi dengan radioterapi yang diarahkan pada tumor sementara
metastasis diterapi dengan radiasi seluruh otak. Radioterapi jyga digunakan dalam
tata laksana beberapa tumor jinak, misalnya adenoma hipofisis.
c. Chemotherapy
Pada kemoterapi dapat menggunakan powerfull drugs, bisa menggunakan satu atau
dikombinasikan. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk membunuh sel tumor
pada klien. Diberikan secara oral, IV, atau bisa juga secara shunt. Tindakan ini
diberikan dalam siklus, satu siklus terdiri dari treatment intensif dalam waktu yang
singkat, diikuti waktu istirahat dan pemulihan. Saat siklus dua sampai empat telah
lengkap dilakukan, pasien dianjurkan untuk istirahat dan dilihat apakah tumor
berespon terhadap terapi yang dilakukan ataukah tidak.

Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 10
I. KOMPLIKASI TUMOR OTAK
1. Edema Serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi sehingga
menambah efek masa yang mendesak (space-occupying). Edema Serebri dapat terjadi
ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).
2. Hidrosefalus
Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa dalam rongga
cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi pada aliran cairan
serebrospinal akibat massa.
3. Herniasi Otak
Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan singuli.
4. Epilepsi
5. Metastase ketempat lain

J. PROGNOSIS TUMOR OTAK


Meskipun diobati, hanya sekitar 25% penderita kanker otak yang bertahan hidup setelah 2
tahun. Prognosis yang lebih baik ditemukan pada astrositoma dan oligodendroglioma,
dimana kanker biasanya tidak kambuh dalam waktu 3-5 tahun setelah pengobatan. Sekitar
50% penderita meduloblastoma yang diobati bertahan hidup lebih dari 5 tahun.
Pengobatan untuk kanker otak lebih efektif dilakukan pada:
1. Penderita yang berusia dibawah 45 tahun.
2. Penderita astrositoma anaplastik.
3. Penderita yang sebagian atau hampir seluruh tumornya telah diangkat melalui
pembedahan.

K. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TUMOR OTAK


1. Pengkajian
a. Data Demografi
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan
penanggung biaya.
b. Riwayat Sakit dan Kesehatan
- Keluhan utama: Biasanya klien mengeluh nyeri kepala
c. Riwayat penyakit saat ini
Klien mengeluh nyeri kepala, muntah, papiledema, penurunan tingkat kesadaran,
penurunan penglihatan atau penglihatan double, ketidakmampuan sensasi
(parathesia atau anasthesia), hilangnya ketajaman atau diplopia.

Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 11
d. Riwayat penyakit dahulu
Klien pernah mengalami pembedahan kepala
e. Riwayat penyakit keluarga
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada
hubungannya dengan penyakit klien sekarang, yaitu riwayat keluarga dengan
tumor kepala.
f. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Perubahan kepribadian dan perilaku klien, perubahan mental, kesulitan
mengambil keputusan, kecemasan dan ketakutan hospitalisasi, diagnostic test dan
prosedur pembedahan, adanya perubahan peran.

2. Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System )


Pemeriksaan fisik pada klien dengan tomor otak meliputi pemeriksaan fisik umum per
system dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1 (breathing),
B2 (Blood), B3 (Brain), B4 (Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone).
a. Pernafasan B1 (breath)
- Bentuk dada : normal
- Pola napas : tidak teratur
- Suara napas : normal
- Sesak napas : ya
- Batuk : tidak
- Retraksi otot bantu napas ; ya
- Alat bantu pernapasan : ya (O2 2 lpm)
b. Kardiovaskular B2 (blood)
- Irama jantung : irregular
- Nyeri dada : tidak
- Bunyi jantung ; normal
- Akral : hangat
- Nadi : Bradikardi
- Tekanana darah Meningkat
c. Persyarafan B3 (brain)
- Penglihatan (mata) : Penurunan penglihatan, hilangnya ketajaman atau
diplopia.
- Pendengaran (telinga): Terganggu bila mengenai lobus temporal
- Penciuman (hidung) : Mengeluh bau yang tidak biasanya, pada lobus frontal
- Pengecapan (lidah) : Ketidakmampuan sensasi (parathesia atau anasthesia)

Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 12
- Afasia : Kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif
atau kesulitan berkata-kata, reseotif atau berkata-kata komprehensif, maupun
kombinasi dari keduanya.
- Ekstremitas : Kelemahan atau paraliysis genggaman tangan tidak seimbang,
berkurangnya reflex tendon.
- GCS : Skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien, (apakah
pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasien terhadap
rangsangan yang diberikan.
- Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1–
6 tergantung responnya yaitu :
d. Perkemihan B4 (bladder)
- Kebersihan : bersih
- Bentuk alat kelamin : normalUretra : normal
- Produksi urin: normal
e. Pencernaan B5 (bowel)
- Nafsu makan : menurun
- Porsi makan : setengah
- Mulut : bersih
- Mukosa : lembap
f. Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
- Kemampuan pergerakan sendi : bebas
- Kondisi tubuh: kelelahan

3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan medula oblongata.
c. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan
intrakranial, pembedahan tumor, edema serebri.
d. Resiko cedera berhubungan dengan vertigo sekunder terhadap hipotensi ortostatik.
e. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan efek afasia pada ekspresi atau
interpretasi.
f. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan efek
kemoterapi dan radioterapi.
g. Gangguan persepsi sensori visual berhubungan dengan aneurisma.
h. Gangguan persepsi sensori penghidu berhubungan dengan aneurisma.
i. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri akibat tidak mampu
menggerakan leher.

Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 13
4. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
Tujuan : Nyeri yang dirasakan berkurang`1 atau dapat diadaptasi oleh klien
Kriteria hasil :
(1) Klien mengungkapkan nyeri yang dirasakan berkurang atau dapat diadaptasi
ditunjukkan penurunan skala nyeri. Skala = 2
(2) Klien tidak merasa kesakitan.
(3) Klien tidak gelisah

Intervensi :

1. Kaji keluhan nyeri: intensitas, karakteristik, lokasi, lamanya, faktor yang


memperburuk dan meredakan
Rasional: Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan oleh
pasien. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan
merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok
dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang
diberikan
2. Instruksikan pasien/keluarga untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri
timbul.
Rasional: Pengenalan segera meningkatkan intervensi dini dan dapat
mengurangi beratnya serangan.
3. Berikan kompres dingin pada kepala
Rasional: Meningkatkan rasa nyaman dengan menurunkan vasodilatasi.
4. Mengajarkan tehnik relaksasi dan metode distraksi
Rasional: Akan melancarkan peredaran darah, dan dapat mengalihkan
perhatian nyerinya ke hal-hal yang menyenangkan
5. Kolaborasi pemberian analgesic
Rasional: Analgesik memblok lintasan nyeri, sehingga nyeri berkurang
6. Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal seperti ekspresi wajah,
gelisah, menangis/meringis, perubahan tanda vital.
Rasional: Merupakan indikator/derajat nyeri yang tidak langsung yang
dialami.

b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan denga penekanan medula oblongata.


Tujuan : Pola pernafasan kembali normal
Kriteria Hasil :
1. Pola nafas efekif

Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 14
2. GDA normal
3. Tidak terjadi sianosis

Intervensi:

1. Pantau frekuensi, irama, kedalaman pernafasan. Catat ketidakteraturan


pernafasan
Rasional: Mengidentifkasi adanya masalah paru atau obstruksi jalan nafas
yang membahayakan oksigenasi serebral atau menandakan infeksi paru.
2. Posisikan semi fowler
3. Anjurkan pasien untuk melakukan nafas dalam
4. Auskultasi suara nafas, perhatikan daerah hipoventilasi dan adanya suara-suara
tambahan yang tidak normal
5. Kolabolasi. Berikan terapi oksigen
Rasional: Memaksimalkan oksigen pada darah arteri dan membantu dalam
pencegahan hipoksia. Jika pusat pernafasan tertekan, mungkin diperlukan
ventilasi mekanik
6. Perubahan dapat menandakan awitan kompliasi pulmonal atau menandakan
lokalisasi keterlibatan otak. Pernapasan lambat , periode apnea dapat perlunya
ventilasi mekanis.
7. Memudahkan ekspansi paru dan menurunkan kemungkinan lidah jatuh yang
menyumbat jalan nafas.
8. Membuat pola nafas lebih teratur

c. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan


intrakranial, pembedahan tumor, edema serebri.
Tujuan : Perfusi jaringan membaik ditandai dengan tanda-tanda vital stabil.
Kriteria hasil :
1. Tekanan perfusi serebral >60mmHg, tekanan intrakranial <15mmHg, tekanan
arteri rata-rata 80-100mmHg
2. Menunjukkan tingkat kesadaran normal
3. Orientasi pasien baik
4. RR 16-20x/menit
5. Nyeri kepala berkurang atau tidak terjadi

Intervensi:

1. Monitor secara berkala tanda dan gejala peningkatan TIK


Rasional: Mengetahui fungsi retikuler aktivasi sistem dalam batang otak,
tingkat kesadaran memberikan gambaran adanya perubahan TIK
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 15
2. Kaji perubahan tingkat kesadaran, orientasi, memori, periksa nilai GCS
Rasional: Mengetahui keadaan umum pasien, karena pada stadium awal tanda
vital tidak berkolerasi langsung dengan kemunduran status neurologi
3. Kaji tanda vital dan bandingkan dengan keadaan sebelumnya
4. Kaji fungsi autonom: jumlah dan pola pernapasan, ukuran dan reaksi pupil,
pergerakan otot
Rasional: Respon pupil dapat melihat keutuhan fungsi batang otak dan pons
5. Kaji adanya nyeri kepala, mual, muntah, papila edema, diplopia, kejang
Rasional: Merupakan tanda peningkatan TIK
6. Ukur, cegah, dan turunkan TIK
7. Pertahankan posisi dengan meninggikan bagian kepala 15-300, hindari posisi
telungkup atau fleksi tungkai secara berlebihan
Rasional: Peninggian bagian kepala akan mempercepat aliran darah balik dari
otak, posisi fleksi tungkai akan meninggikan tekanan intraabomen atau
intratorakal yang akan mempengaruhi aliran darah balik dari otak
8. Monitor analisa gas darah, pertahankan PaCO2 35-45 mmHg, PaO2 >
80mmHg
Rasional: Menurunnya CO2 menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah
9. Kolaborasi dalam pemberian oksigen
Rasional: Memenuhi kebutuhan oksigen
10. Hindari faktor yang dapat meningkatkan TIK
11. Istirahatkan pasien, hindari tindakan keperawatan yang dapat mengganggu
tidur pasien
Rasional: Keadaan istirahat mengurangi kebutuhan oksigen
12. Berikan sedative atau analgetik dengan kolaboratif
Rasional: Mengurangi peningkatan TIK

d. Resiko cedera berhubungan dengan vertigo sekunder terhadap hipotensi ortostatik.


Tujuan : Diagnosa tidak menjadi masalah actual
Kriteria hasil :
1. Pasien dapat mengidentifikasikan kondisi-kondisi yang menyebabkan vertigo
2. Pasien dapat menjelaskan metode pencegahan penurunan aliran darah di otak
tiba-tiba yang berhubungan dengan ortostatik.
3. Pasien dapat melaksanakan gerakan mengubah posisi dan mencegah drop
tekanan di otak yang tiba-tiba.
4. Menjelaskan beberapa episode vertigo atau pusing

Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 16
Intervensi:

1. Kaji tekanan darah pasien saat pasien mengadakan perubahan posisi tubuh.
2. Diskusikan dengan klien tentang fisiologi hipotensi ortostatik.
3. Ajarkan teknik-teknik untuk mengurangi hipotensi ortostatik
4. Untuk mengetahui pasien mengakami hipotensi ortostatik ataukah tidak.
5. Untuk menambah pengetahuan klien tentang hipotensi ortostatik.
6. Melatih kemampuan klien dan memberikan rasa nyaman ketika mengalami
hipotensi ortostatik

e. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan efek afasia pada ekspresi atau
interpretasi.
Tujuan : Tidak mengalami kerusakan komunikasi verbal dan menunjukkan
kemampuan komunikasi verbal dengan orang lain dengan cara yang dapat di
terima.
Kriteria Hasil:
1. Pasien dapat mengidentifikasi pemahaman tentang masalah komunikasi.
2. Pasien dapat membuat metode komunikasi dimana kebutuhan dapat
diekspresikan
3. Pasien dapat menggunakan sumber-sumber dengan tepat

Intervensi:

1. Perhatikan kesalahan dalam komunikasi dan berikan umpan balik.


2. Minta pasien untuk menulis nama atau kalimat yang pendek. Jika tidak dapat
menulis, mintalah pasien untuk membaca kalimat yang pendek.
3. Berika metode komunikasi alternative, seperti menulis di papan tulis, gambar.
Berikan petunjuk visual (gerakan tangan, gambar-gambar, daftar kebutuhan,
demonstrasi).
4. Katakan secara langsung dengan pasien, bicara perlahan, dan dengan tenang.
Gunakan pertanyaan terbuka dengan jawaban “ya/tidak” selanjutnya
kembangkan pada pertanyaan yang lebih komplek sesuai dengan respon
pasien.
5. Pasien mungkin kehilangan kemampuan untuk memantau ucapan yang keluar
dan tidak menyadari bahwa komunikasi yang diucapkannya tidak nyata.
6. Menilai kemampuan menulis dan kekurangan dalam membaca yang benar
yang juga merupakan bagian dari afasia sensorik dan afasia motorik.
7. Memberikan komunikasi tentang kebutuhan berdasarkan keadaan/ deficit yang
mendasarinya.

Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 17
f. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan dengan efek
kemoterapi dan radioterapi
Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dengan adekuat
Kriteria hasil:
1. Antropometri: berat badan tidak turun (stabil)
2. Biokimia: albumin normal dewasa (3,5-5,0) g/dl
3. Hb normal (laki-laki 13,5-18 g/dl, perempuan 12-16 g/dl)
4. Clinis: tidak tampak kurus, terdapat lipatan lemak, rambut tidak jarang dan
merah
5. Diet: klien menghabiskan porsi makannya dan nafsu makan bertambah
6. Kaji tanda dan gejala kekurangan nutrisi: penurunan berat badan, tanda-tanda
anemia, tanda vital

Intervensi:

1. Monitor intake nutrisi pasien


Rasional: Menentukan adanya kekurangan nutrisi pasien
2. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional: Mengurangi mual dan terpenuhinya kebutuhan nutrisi
3. Timbang berat badan 3 hari sekali
Rasional: Berat badan salah satu indikator kebutuhan nutrisi.
4. Monitor hasil laboratorium: Hb, albumin
Rasional: Menentukan status nutrisi
5. Kolaborasi dalam pemberian obat antiemetic
Rasional: Mengurangi mual dan muntah untuk meningkatkan intake makanan

g. Gangguan persepsi sensori visual berhubungan dengan aneurisma


Tujuan : Mempertahankan fungsi penglihatan dan mencegah kerusakan yang
lebih parah
Kriteria Hasil:
1. Mempertahankan lapang pandang tanpa kehilangan lebih lanjut

Intervensi:

1. Kaji respon pupil


Rasional: Perubahan pupil menunjukkan tekanan pada syaraf okulomotorius
atau optikus
2. Inspeksi pupil dengan senter kecil untuk mengevaluasi ukuran, konvigurasi,
dan reaksi terhadap cahaya.

Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 18
Rasional: Reaksi pupil diatur oleh syarafokulomotorius (syaraf cranial III)
pada batang otak..
3. Evaluasi tatapan klien untuk menentukan apakah terdapat konjugasi
(berpasangan, saling bekerja sama) atau apakah gerakan mata abnormal.
Rasional: Gerakan mata konjugasi diatur dari bagian korteks dan batang otak.
4. Evaluasi kemampuan mata untuk melakukan abduksi dan adduksi
Rasional: Syaraf cranial VI atau syaraf abdusen mengatur gerakan abduksi
dan adduksi mata. Syaraf cranial IV atau syaraf troklearis juga mengatur
gerakan mata.
5. Pastikan derajat atau tipe kehilangan penglihatan
Rasional: Mempengaruhi harapan masa depan pasien dan pilihan intervensi
6. Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan atau kemungkinan
kehilangan penglihatan
Rasional: Intervensi dini mencegah kebutaan bagi pasien dalam menghadapi
kemungkinan atau mengalami kehilangan penglihatan sebagian atau total.
Meskipun kehilangan penglihatan telah terjadi tak dapat diperbaiki kehilangan
lanjut dapat dicegah.
7. Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan
penglihatan. Misalnya, kurangi kekacauan, atur perabot, ingatkan memutar
kepala ke subjek yang terlihat, perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan
malam.
Rasional: Menurunkan bahaya keamanan sehubungan dengan perubahan
lapang pandang atau kehilangan penglihatan dan akomodasi pupil terhadap
sinar lingkungan
8. Lakukan tindakan pembedahan pada tumor yang masih bersifat jinak
(benigna).
Rasional: Mencegah terjadinya metastase ke organ lain serta mencegah
kerusakan yang lebih parah.
9. Agen hiperosmotik. Contoh: mannitol (osmitrol; gliserin)
Rasional: digunakan untuk menurunkan sirkulasi volume cairan, dimana akan
menurunkan produksi aquos humor bila pengobatan lain belum berhasil.
10. Dipifevren hidroclorida (propine)
Rasional: Mungkin menguntungkan bila pasien tidak berespon pada obat lain.
Bebas efek samping seperti, penglihatan kabur, kebutaan malam.

Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 19
h. Gangguan persepsi sensori penghidu berhubungan dengan aneurisma
Tujuan: Mempertahankan fungsi pembau dan mencegah kerusakan yang lebih
parah
Kriteria Hasil: Mempertahankan fungsi pembau
Intervensi:
1. Lakukan uji indra pembau klien dengan memberi tester bau yang khas seperti
kopi dan bawang
Rasional: Mengetahui seberapa baik kemampuan membau klien
2. Memberi helth education kepada pasien mengenai penurunan fungsi pembau
Rasional: Membantu pasien untuk dapat menerima kondisi yang dialami

i. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri akibat tidak mampu


menggerakan leher
Tujuan : Memberikan kenyamanan gerak leher pada klien
Kriteria Hasil :
1. Klien dapat menggerakan leher secara normal
2. Klien dapat beraktifitas secara normal

Intervensi:

1. Kaji rentang gerak leher klien


2. Memberi helth education kepada pasien mengenai penurunan fungsi gerak
leher
3. Kolaburasi dengan fisioterapi
4. Mengetahui kemampuan gerak leher klien
5. Membantu pasien untuk dapat menerima kondisi yang dialami
6. Terapi dapat membantu mengembalikan gerak leher klien secara normal

Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 20
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Tumor dan Kanker Otak. Di akses pada tanggal 20 November 2015 di
http://tumorkankerotak.blogspot.co.id/.

Wikipedia. Tumor Otak. Di akses pada tanggal 20 November 2015 di


https://id.wikipedia.org/wiki/Tumor_otak

USU. 2010. Chapter II – Tumor Otak. Di akses pada tanggal 20 November 2015 di
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31137/4/Chapter%20II.pdf

Febri. 2012. Asuhan Keperawatan Tumor Otak. DI akses pada tanggal 20 November 2015 di
https://nersfebri.wordpress.com/2012/04/01/asuhan-keperawatan-askep-tumor-
otak/

Septi. 2013. Askep Tumor Otak. Di akses pada tanggal 20 November 2015 di
http://septiapritayani.blogspot.co.id/2013/07/askep-tumor-beserta-pathway_6.html

Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 21

Anda mungkin juga menyukai