LP Tumor Otak
LP Tumor Otak
“ TUMOR OTAK”
A. DEFINISI
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang
ditimbulkan karena ada desakan ruang baik jinak
maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan
tengkorak. (price, A. Sylvia, 1995: 1030). Tumor
otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak
(benigna) ataupun ganas (maligna) membentuk
massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial)
atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat
berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak
itu sendiri disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase)
seperti kanker paru, payudara, prostate, ginjal, dan lain-lain disebut tumor otak sekunder.
(Mayer. SA,2002) dalam Febri (2012).
Tekanan intra kranial ( TIK ) adalah suatu fungsi nonlinier dari fungsi otak, cairan
serebrospinal (CSS) dan volume darah otak sehingga. Sedangkan peningkatan intra
kranial (PTIK) dapat terjadi bila kenaikan yang relatif kecil dari volume otak, keadaan ini
tidak akan cepat menyebabkan tekanan tinggi intrakranial, sebab volume yang meninggi
ini dapat dikompensasi dengan memindahkan cairan serebrospinal dari rongga tengkorak
ke kanalis spinalis dan volume darah intrakranial akan menurun oleh karena
berkurangnya peregangan durameter. Hubungan antara tekanan dan volume ini dikenal
dengan complience. Jadi jika otak, darah dan cairan serebrospinal volumenya terus
menerus meninggi, maka mekanisme penyesuaian ini akan gagal dan terjadi peningkatan
intrakranial yang mengakibatkan herniasi dengan gagal pernapasan dan gagal jantung
serta kematian, Febri (2012).
Tumor otak merupakan salah satu penyakit yang menyerang otak. Dikarenakan
otak meruopecan salah satu organ tubuh yang paling penting, organ lainnya dapat
terganggu, sehingga kematian dapat terjadi. Tumor otak bisa menyerang siapa saja,
bahkan anak-anak dan remaja, namun pada umumnya tumor menyerang orang usia
produktif atau dewasa (Wikipedia).
Tumor otak tidak selalu mengakibatkan kematian. Namun pada kasus tumor otak
jinak, saat mereka tumbuh, mereka dapat menghancurkan dan menekan jaringan otak
yang normal lainnya, yang dapat berakibat pada kelumpuhan ataupun fatal. Karena itu,
dokter lebih suka menggunakan istilah "tumor otak" dari pada "kanker otak." Saat ini
ilmu kedokteran telah berkembang pesat, teknik diagnostik dan pengobatan telah
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 1
memberikan harapan hidup bagi para pasien tumor otak dan yang menjadi concern utama
pada pasien kanker otak maupun tumor otak ini adalah seberapa cepat mereka menyebar
melalui bagian otak/ syaraf tulang belakang lainnya dan apakah mereka bisa diangkat dan
tidak kambuh lagi (Wikipedia).
Sebagian besar tumor bersifat jinak, berkapsul, dan tidak menginfiltrasi jaringan
sekitarnya tetapi menekan struktur yang berada di bawahnya. Pasien usia tua sering
terkena dan perempuan lebih sering terkena dari pada laki-laki. Tumor ini sering
kali memiliki banyak pembuluh darah sehingga mampu menyerap isotop radioaktif
saat dilakukan pemeriksaan CT scan otak.
b. Malignant
Astrocytoma (grade 2,3,4)
Oligodendroglioma
Tumor ini dapat timbul sebagai gangguan kejang parsial yang dapat muncul
hingga 10 tahun. Secara klinis bersifat agresif dan menyebabkan
simptomatologi bermakna akibat peningkatan tekanan intrakranial dan
merupakan keganasan pada manusia yang paling bersifat kemosensitif.
Apendymoma
Tumor ganas yang jarang terjadi dan berasal dari hubungan erat pada ependim
yang menutup ventrikel. Pada fosa posterior paling sering terjadi tetapi dapat
terjadi di setiap bagian fosa ventrikularis. Tumor ini lebih sering terjadi pada
anak-anak daripada dewasa. Dua faktor utama yang mempengaruhi
keberhasilan reseksi tumor dan kemampuan bertahan hidup jangka panjang
adalah usia dan letak anatomi tumor. Makin muda usia pasien maka makin
buruk progmosisnya.
2. Berdasarkan Lokasi
a. Tumor Supratentorial
Hemisfer otak, terbagi lagi :
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 2
1. Glioma :
Glioblastoma multiforme
Tumor ini dapat timbul dimana saja tetapi paling sering terjadi di
hemisfer otak dan sering menyebar kesisi kontra lateral melalui korpus
kolosum.
Astroscytoma
Oligodendroglioma
Merupakan lesi yang tumbuh lambat menyerupai astrositoma tetapi
terdiri dari sel-sel oligodendroglia. Tumor relative avaskuler dan
cenderung mengalami klasifikasi biasanya dijumpai pada hemisfer otak
orang dewasa muda.
2. Meningioma
Tumor ini umumnya berbentuk bulat atau oval dengan perlekatan
duramater yang lebar (broad base) berbatas tegas karena adanya psedokapsul
dari membran araknoid. Pada kompartemen supratentorium tumbuh sekitar
90%, terletak dekat dengan tulang dan kadang disertai reaksi tulang berupa
hiperostosis. Karena merupakan massa ekstraaksial lokasi meningioma disebut
sesuai dengan tempat perlekatannya pada duramater, seperti Falk (25%),
Sphenoid ridge (20%), Konveksitas (20%), Olfactory groove (10%),
Tuberculum sellae (10%), Konveksitas serebellum (5%), dan Cerebello-
Pontine angle. Karena tumbuh lambat defisit neurologik yang terjadi juga
berkembang lambat (disebabkan oleh pendesakan struktur otak di sekitar
tumor atau letak timbulnya tumor). Pada meningioma konveksitas 70% ada di
regio frontalis dan asimptomatik sampai berukuran besar sekali. Sedangkan di
basis kranii sekitar sella turcika (tuberkulum sellae, planum sphenoidalis, sisi
medial sphenoid ridge) tumor akan segera mendesak saraf optik dan
menyebabkan gangguan visus yang progresif.
Meningioma merupakan tumor terpenting yang berasal dari meningen,
sel-sel mesotel, dan sel-sel jaringan penyambung araknoid dan dura.
3. Tumor Infratentorial
4. Schwanoma akustikus
5. Tumor metastasisc
Lesi-lesi metastasis menyebabkan sekitar 5 % – 10 % dari seluruh tumor otak
dan dapat berasal dari setiap tempat primer. Tumor primer paling sering
berasal dari paru-paru dan payudara. Namun neoplasma dari saluran kemih
kelamin, saluran cerna, tulang dan tiroid dapat juga bermetastasis ke otak.
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 3
6. Hemangioblastoma
Neoplasma yang terdiri dari unsur-unsur vaskuler embriologis yang paling
sering dijumpai dalam serebelum.
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 4
7. Prilaku Buruk
Kebiasaan buruk yang bisa menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya sebagai
penyebab tumor otak, yaitu kebiasaan merokok dan meminum minuman beralkohol.
Lihat saja pada tulisan di setiap bungkus rokok jika enggak percaya. Tulisan ini tidak
hanya sekedar tulisan yang tidak mempunya arti dan tujuan loh sobat.
8. Makanan Kurang Sehat
9. Sering memakan makanan berlemak dan juga makanan yang kurang seratnya, seperti
makanan instan di toko-toko makanan, bisa menjadi penyebab tumor otak. Makanan
berlemak indentik dengan kandungan kolesterol, dan teman-teman sudah pada tau kan
keganasan kolesterol bagi seluruh bagian tubuh kita. Untuk makanan instan pastinya
mengandung bahan pengawet (natrium benzoat) dan juga bahan pewarna tentunya.
10. Pekerjaan
Seseorang yang bekerja di pabrik pembuat bahan kimia atau pabrik yang memakai
bahan kimia dalam proses produksinya, harap lebih berhati-hati. Karena pekerjaan ini
lebih tinggi resikonya untuk terkena tumor otak atau sebagai penyebab tumor otak.
Pekerjaan yang memakai alat-alat radiologi efeknya juga sama tingginya. Maka dari
itu taatilah aturan keselamatan di perusahaan tersebut. Malah ada juga artikel yang
mengatakan bahwa pekerjaan yang berhadapan dengan kabel beraliran listrik juga
cukup berpotensi.
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 5
4. Edema Papil
Gejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan teknik
neuroimaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil pada awalnya tidak
menimbulkan gejala hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema papil yang
berkelanjutan dapat menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan lapangan
pandang perifer dan menyebabkan penglihatan kabur yang tidak menetap.
5. Muntah
Muntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari massa tumor
tersebut juga mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah berulang pada pagi
dan malam hari, dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual menambah
kecurigaan adanya massa intracranial.
6. Vertigo
Pasien merasakan pusing yang berputar dan mau jatuh.
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 6
tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan oedema dalam jaruingan otak.
Mekanisme belum seluruhnyanya dipahami, namun diduga disebabkan selisih osmotik
yang menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan kerusakan
sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intrakranial. Observasi
sirkulasi cairan serebrospinaldari ventrikel laseral ke ruang sub arakhnoid menimbulkan
hidrocepalus.
Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa, bila terjadi secara
cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme
kompensasi memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan
oelh karena itu tidak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme
kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darahintra kranial, volume cairan
serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan
tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi ulkus atau serebulum. Herniasi timbul
bila girus medialis lobus temporals bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh
massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan men ensefalon menyebabkab hilangnya
kesadaran dan menenkan saraf ketiga. Pada herniasi serebulum, tonsil sebelum bergeser
ke bawah melalui foramen magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi medula
oblongata dan henti nafas terjadi dengan cepat. Intrakranialyang cepat adalah bradicardi
progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi dan gangguan pernafasan), Febri
(2012).
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 7
F. PATHWAY
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 8
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK TUMOR OTAK
1. CT scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi awal
ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit otak
yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-gejala
tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.
2. Foto polos dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis yang
akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak
yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi
anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses
infeksi (abses cerebri).
4. Biopsi stereotaktik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5. Angiografi Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
6. Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat
memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
Untuk tumor otak ada tiga metode utama yang digunakan dalam penatalaksaannya, yaitu
a) Surgery
Terapi Pre-Surgery :
- Steroid ® Menghilangkan swelling, contoh dexamethasone
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 9
- Anticonvulsant ® Untuk mencegah dan mengontrol kejang, seperti
carbamazepine
- Shunt ® Digunakan untuk mengalirkan cairan cerebrospinal
b. Radiotherapy
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam penatalaksanaan
proses keganasan. Berbagai penelitian klinis telah membuktikan bahwa modalitas
terapi pembedahan akan memberikan hasil yang lebih optimal jika diberikan
kombinasi terapi dengan kemoterapi dan radioterapi.
Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif (moderately sensitive),
sehingga pada tumor dengan ukuran terbatas pemberian dosis tinggi radiasi
diharapkan dapat mengeradikasi semua sel tumor. Namun demikian pemberian dosis
ini dibatasi oleh toleransi jaringan sehat disekitarnya. Semakin dikit jaringan sehat
yang terkena maka makin tinggi dosis yang diberikan. Guna menyiasati hal ini maka
diperlukan metode serta teknik pemberian radiasi dengan tingkat presisi yang tinggi.
Glioma dapat diterapi dengan radioterapi yang diarahkan pada tumor sementara
metastasis diterapi dengan radiasi seluruh otak. Radioterapi jyga digunakan dalam
tata laksana beberapa tumor jinak, misalnya adenoma hipofisis.
c. Chemotherapy
Pada kemoterapi dapat menggunakan powerfull drugs, bisa menggunakan satu atau
dikombinasikan. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk membunuh sel tumor
pada klien. Diberikan secara oral, IV, atau bisa juga secara shunt. Tindakan ini
diberikan dalam siklus, satu siklus terdiri dari treatment intensif dalam waktu yang
singkat, diikuti waktu istirahat dan pemulihan. Saat siklus dua sampai empat telah
lengkap dilakukan, pasien dianjurkan untuk istirahat dan dilihat apakah tumor
berespon terhadap terapi yang dilakukan ataukah tidak.
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 10
I. KOMPLIKASI TUMOR OTAK
1. Edema Serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi sehingga
menambah efek masa yang mendesak (space-occupying). Edema Serebri dapat terjadi
ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).
2. Hidrosefalus
Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa dalam rongga
cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi pada aliran cairan
serebrospinal akibat massa.
3. Herniasi Otak
Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan singuli.
4. Epilepsi
5. Metastase ketempat lain
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 11
d. Riwayat penyakit dahulu
Klien pernah mengalami pembedahan kepala
e. Riwayat penyakit keluarga
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada
hubungannya dengan penyakit klien sekarang, yaitu riwayat keluarga dengan
tumor kepala.
f. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Perubahan kepribadian dan perilaku klien, perubahan mental, kesulitan
mengambil keputusan, kecemasan dan ketakutan hospitalisasi, diagnostic test dan
prosedur pembedahan, adanya perubahan peran.
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 12
- Afasia : Kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif
atau kesulitan berkata-kata, reseotif atau berkata-kata komprehensif, maupun
kombinasi dari keduanya.
- Ekstremitas : Kelemahan atau paraliysis genggaman tangan tidak seimbang,
berkurangnya reflex tendon.
- GCS : Skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien, (apakah
pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasien terhadap
rangsangan yang diberikan.
- Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1–
6 tergantung responnya yaitu :
d. Perkemihan B4 (bladder)
- Kebersihan : bersih
- Bentuk alat kelamin : normalUretra : normal
- Produksi urin: normal
e. Pencernaan B5 (bowel)
- Nafsu makan : menurun
- Porsi makan : setengah
- Mulut : bersih
- Mukosa : lembap
f. Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
- Kemampuan pergerakan sendi : bebas
- Kondisi tubuh: kelelahan
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan medula oblongata.
c. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan
intrakranial, pembedahan tumor, edema serebri.
d. Resiko cedera berhubungan dengan vertigo sekunder terhadap hipotensi ortostatik.
e. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan efek afasia pada ekspresi atau
interpretasi.
f. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan efek
kemoterapi dan radioterapi.
g. Gangguan persepsi sensori visual berhubungan dengan aneurisma.
h. Gangguan persepsi sensori penghidu berhubungan dengan aneurisma.
i. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri akibat tidak mampu
menggerakan leher.
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 13
4. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
Tujuan : Nyeri yang dirasakan berkurang`1 atau dapat diadaptasi oleh klien
Kriteria hasil :
(1) Klien mengungkapkan nyeri yang dirasakan berkurang atau dapat diadaptasi
ditunjukkan penurunan skala nyeri. Skala = 2
(2) Klien tidak merasa kesakitan.
(3) Klien tidak gelisah
Intervensi :
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 14
2. GDA normal
3. Tidak terjadi sianosis
Intervensi:
Intervensi:
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 16
Intervensi:
1. Kaji tekanan darah pasien saat pasien mengadakan perubahan posisi tubuh.
2. Diskusikan dengan klien tentang fisiologi hipotensi ortostatik.
3. Ajarkan teknik-teknik untuk mengurangi hipotensi ortostatik
4. Untuk mengetahui pasien mengakami hipotensi ortostatik ataukah tidak.
5. Untuk menambah pengetahuan klien tentang hipotensi ortostatik.
6. Melatih kemampuan klien dan memberikan rasa nyaman ketika mengalami
hipotensi ortostatik
e. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan efek afasia pada ekspresi atau
interpretasi.
Tujuan : Tidak mengalami kerusakan komunikasi verbal dan menunjukkan
kemampuan komunikasi verbal dengan orang lain dengan cara yang dapat di
terima.
Kriteria Hasil:
1. Pasien dapat mengidentifikasi pemahaman tentang masalah komunikasi.
2. Pasien dapat membuat metode komunikasi dimana kebutuhan dapat
diekspresikan
3. Pasien dapat menggunakan sumber-sumber dengan tepat
Intervensi:
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 17
f. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan dengan efek
kemoterapi dan radioterapi
Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dengan adekuat
Kriteria hasil:
1. Antropometri: berat badan tidak turun (stabil)
2. Biokimia: albumin normal dewasa (3,5-5,0) g/dl
3. Hb normal (laki-laki 13,5-18 g/dl, perempuan 12-16 g/dl)
4. Clinis: tidak tampak kurus, terdapat lipatan lemak, rambut tidak jarang dan
merah
5. Diet: klien menghabiskan porsi makannya dan nafsu makan bertambah
6. Kaji tanda dan gejala kekurangan nutrisi: penurunan berat badan, tanda-tanda
anemia, tanda vital
Intervensi:
Intervensi:
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 18
Rasional: Reaksi pupil diatur oleh syarafokulomotorius (syaraf cranial III)
pada batang otak..
3. Evaluasi tatapan klien untuk menentukan apakah terdapat konjugasi
(berpasangan, saling bekerja sama) atau apakah gerakan mata abnormal.
Rasional: Gerakan mata konjugasi diatur dari bagian korteks dan batang otak.
4. Evaluasi kemampuan mata untuk melakukan abduksi dan adduksi
Rasional: Syaraf cranial VI atau syaraf abdusen mengatur gerakan abduksi
dan adduksi mata. Syaraf cranial IV atau syaraf troklearis juga mengatur
gerakan mata.
5. Pastikan derajat atau tipe kehilangan penglihatan
Rasional: Mempengaruhi harapan masa depan pasien dan pilihan intervensi
6. Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan atau kemungkinan
kehilangan penglihatan
Rasional: Intervensi dini mencegah kebutaan bagi pasien dalam menghadapi
kemungkinan atau mengalami kehilangan penglihatan sebagian atau total.
Meskipun kehilangan penglihatan telah terjadi tak dapat diperbaiki kehilangan
lanjut dapat dicegah.
7. Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan
penglihatan. Misalnya, kurangi kekacauan, atur perabot, ingatkan memutar
kepala ke subjek yang terlihat, perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan
malam.
Rasional: Menurunkan bahaya keamanan sehubungan dengan perubahan
lapang pandang atau kehilangan penglihatan dan akomodasi pupil terhadap
sinar lingkungan
8. Lakukan tindakan pembedahan pada tumor yang masih bersifat jinak
(benigna).
Rasional: Mencegah terjadinya metastase ke organ lain serta mencegah
kerusakan yang lebih parah.
9. Agen hiperosmotik. Contoh: mannitol (osmitrol; gliserin)
Rasional: digunakan untuk menurunkan sirkulasi volume cairan, dimana akan
menurunkan produksi aquos humor bila pengobatan lain belum berhasil.
10. Dipifevren hidroclorida (propine)
Rasional: Mungkin menguntungkan bila pasien tidak berespon pada obat lain.
Bebas efek samping seperti, penglihatan kabur, kebutaan malam.
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 19
h. Gangguan persepsi sensori penghidu berhubungan dengan aneurisma
Tujuan: Mempertahankan fungsi pembau dan mencegah kerusakan yang lebih
parah
Kriteria Hasil: Mempertahankan fungsi pembau
Intervensi:
1. Lakukan uji indra pembau klien dengan memberi tester bau yang khas seperti
kopi dan bawang
Rasional: Mengetahui seberapa baik kemampuan membau klien
2. Memberi helth education kepada pasien mengenai penurunan fungsi pembau
Rasional: Membantu pasien untuk dapat menerima kondisi yang dialami
Intervensi:
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 20
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Tumor dan Kanker Otak. Di akses pada tanggal 20 November 2015 di
http://tumorkankerotak.blogspot.co.id/.
USU. 2010. Chapter II – Tumor Otak. Di akses pada tanggal 20 November 2015 di
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31137/4/Chapter%20II.pdf
Febri. 2012. Asuhan Keperawatan Tumor Otak. DI akses pada tanggal 20 November 2015 di
https://nersfebri.wordpress.com/2012/04/01/asuhan-keperawatan-askep-tumor-
otak/
Septi. 2013. Askep Tumor Otak. Di akses pada tanggal 20 November 2015 di
http://septiapritayani.blogspot.co.id/2013/07/askep-tumor-beserta-pathway_6.html
Tumor Otak | Profesi Ners Surya Global Yogyakarta Angkatan XV Tahun 2015 21