KIMIA UNSUR
Kompetensi Dasar :
3.6 Menganalisis kelimpahan, kecenderungan sifat fisik dan sifat kimia, manfaat, dampak, proses
pembuatan unsur-unsur golongan utama (gas mulia, halogen, alkali dan alkali tanah, periode
3) serta unsur golongan transisi (periode 4) dan senyawanya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
3.6.1 Mengidentifikasi kelimpahan unsur di alam
3.6.2 Mengidentifikasi keberadaan unsur-unsur yag ada di alam terutama di Indonesia
3.6.3 Mengidentifikasi produk-produk yang mengandung zat tersebut
3.6.4 Menjelaskan sifat fisik unsur-unsur golongan utama (gas mulia, halogen, alkali dan alkali
tanah, periode 3, serta unsur golongan transisi periode keempat
3.6.5 Menjelaskan sifat kimia unsur-unsur golongan utama (gas mulia, halogen, alkali dan alkali
tanah, periode 3, serta unsur golongan transisi periode keempat.
3.6.6 Mendeskripsikan kemampuan unsur transisi periode keempat membentuk ion kompleks.
3.6.7 Mendeskripsikan pengertian ion pusat, bilangan koordinasi, dan ligan dalam ion kompleks.
3.6.8 Mendeskripsikan aturan penulisan nama senyawa kompleks.
3.6.9 Menjelaskan kegunaan unsur gas mulia, halogen, alkali, alkali tanah, unsur periode ketiga,
dan logam transisi periode keempat bagi manusia dan lingkungan.
3.6.10 Menganalisis dampak pemanfaatan unsur gas mulia, halogen, alkali, alkali tanah, unsur
periode ketiga, dan logam transisi periode keempat bagi manusia dan lingkungan.
3.6.11 Menjelaskan proses pembuatan beberapa unsure penting
1.
Sekitar 90 jenis unsur terdapat di alam, sisanya merupakan unsur buatan. Sebagian dari unsur tersebut
terdapat sebagai unsur bebas, tetapi lebih banyak berupa senyawa.
1. Gas Mulia
Unsur yang termasuk gas mulia dapat dilihat pada tabel berikut:
Helium ditemukan spektrumnya dari sinar matahari berupa garis kuning. Dari semua gas mulia, hanya
radon yang bersifat radioaktif. Unsur gas mulia terbanyak di udara adalah argon, akan tetapi unsur gas
mulia terbanyak di alam semesta adalah helium (banyak terdapat di bintang).
2. Halogen
Yang termasuk unsur golongan halogen adalah fluorin (F2), klorin (Cl2), bromine (Br2), iodine (I2),
dan astatine (At). Unsur halogen merupakan unsur nonlogam yang paling reaktif sehingga halogen tidak
terdapat dalam keadaan bebas di alam. Halogen ditemukan di alam dalam bentuk senyawa garamnya.
3. Logam Alkali
Logam alkali bersifat reaktif sehingga tidak terdapat dalam keadaan bebas di alam, tetapi dalam bentuk
senyawa berupa mineral. Mineral logam alkali ada yang berupa silikat, klorida, nitrat, dan karbonat.
Tabel 2. Kadar unsur alkali dalam kerak bumi dan mineral logam alkali
Unsur Kadar dalam kerak Mineral
bumi (ppm)
Li 65 Lepidolit, spodumene (LiAlSi2O6)
Na 28300 Garam batu (NaCl), air laut
K 25900 Silvit (KCl), karnalit [KMgCl3(H2O)6]
Rb 310 Lepidolit
Cs 7 Polutit (Cs4Al4Si9O16H2O)
Dari tabel terlihat bahwa logam alkali paling banyak dalam kerak bumi
adalah natrium.
a. Aluminium di alam
Aluminium meliputi 8,8% dari massa kulit bumi sehingga merupakan unsur ketiga
terbanyak di kulit bumi setelah oksigen dan silikon. Di alam, aluminium
terdapat dalam senyawa mineral terutama terdapat dalam bijih bauksit, Gambar 2. Bauksit
Al2O3.nH2O. Bijih bauksit merupakan sumber untuk mendapatkan logam
aluminium. Selain itu, senyawa aluminasilikat dan kriolit dapat dijadikan sumber aluminium. Sumber
bauksit terdapat di pulau Bintan dan Kalimantan Barat.
c. Fosforus di alam
Fosforus di alam terdapat di kulit bumi dalam bentuk senyawa yang pada umumnya senyawa fosfat.
Sumber utama senyawa fosfat terdapat dalam batu karang fosfat, yaitu apatit dan fosforit yang penyusun
utamanya adalah kalsium fosfat.
d. Belerang di alam
Belerang di alam terdapat di kulit bumi meliputi kira-kira 0,1% dari
massa kulit bumi. Belerang dalam unsur bebas didapat dari daerah
gunung berapi dalam tanah. Dalam bentuk senyawa belerang terdapat
dalam garam sulfida sperti pirit, sengblenda, atau garam sulfat seperti
gips, barium sulfat, dan magesium sulfat.
Tabel 5. Mineral utama unsur transisi periode keempat dan daerah perkembangannya
Logam Mineral Rumus Daerah
Sc Jarang ditemukan - -
Ti Rutil TiO2 -
Ilmetit FeTiO3 -
V Vanadit Pb3(VO4)2 -
Cr Kromit FeCr2O4 Sulawesi tengah
Mn Pirolusit MnO2 Kalimantan barat
Fe Hematit Fe2O3 Kalimantan barat
Magnetit Fe3O4 Sumatera barat
Limonit HfeO2 Sumatera selatan
Siderit FeCO3 Sulawesi tengah
Pirit FeS2 -
Ilmenit FeTiO3 -
Co Kobaltit CoAsS Sulawesi tengah dan sulawesi tenggara
Ni Pentlandit (FeNi)S Sulawesi tengah
Garnerit H2(NiMg)SiO4.2H2O Sulawesi tenggara
Cu Kalkopirit CuFeS2 Kalimantan barat
Malachit Cu2(OH)2CO3 Sumatera barat dan peg. jaya wijaya
Zn Seng blende ZnS Sumatera barat dan sulawesi tengah
Unsur yang paling melimpah di kuit bumi berturut-turut : oksigen, silikon, dan aluminium (Tabel 6).
Tabel 6. Kelimpahan unsur-unsur dalam kulit bumi
Unsur % Massa Unsur % Massa
Oksigen 49,20 Klorin 0,19
Silikon 25,67 Fosforus 0,11
Aluminium 7,50 Mangan 0,69
Besi 4,71 Karbon 0,08
Kalsium 3,39 Belerang 0,06
Natrium 2,63 Barium 0,04
Kalium 2,40 Nitrogen 0,03
Magnesium 1,93 Fluorin 0,03
Hidrogen 0,87 Stronsium 0,02
Titanium 0,58 Unsur lain 0,47
Sumber komersial dari oksigen dan nitrogen adalah udara. Kelimpahan kedua unsur dalam udara diberikan
pada Tabel 7.
Tabel 7. Komposisi udara bersih dan kering
Komponen Rumus Konsentrasi (%)
Nitrogen N2 78,09
Oksigen O2 20,94
Argon Ar 0,934
Karbon dioksida CO2 0,0315
Neon Ne 0,0018
Helium He 0,00052
Metana CH4 0,00010 – 0,00012
Kripton Kr 0,0001
Karbon monoksida CO 0,00001
Dinitrogen oksida N2O 0,00005
Hidrogen H2 0,00005
Xenon Xe 0,000006
Nitrogen dioksida NO2 0,000002
Ozon O3 0,000001 – 0,000004
Rumus beberapa mineral lainnya dapat dilihat pada Tabel 8, sedangkan berbagai logam yang terdapat cukup
melimpah di Indonesia diberikan pada Tabel 9.
Gambar 1. Plastik tahan panas atau dikenal dengan nama teflon, digunakan untuk penggorengan
b. Klorin terdapat dalam senyawa pestisida seperti DDT, aldrin, dan dieldrin. Klorin juga terdapat dalam
produk polimer seperti PVC (poli vinil klorida), yaitu bentuk polimer dari vinil klorida CH2CHCl. KCl
juga terdapat dalam produk pelarut seperti karbon tetraklorida, CCl4.
c. Bromin terdapat dalam senyawa etilen dibromida, C2H4Br2, sebuah komponen bensin etil pengganti
senyawaan timbel sebagai zat anti ketuk (antiknock).
d. Iodin terdapat dalam senyawa iodoform, CHI3 zat berwarna kuning dan mempunyai bau khas dan
digunakan sebagai obat antiseptik untuk luka.
2. Produk yang Mengandung Unsur Logam Alkali
a. Litium terdapat dalam senyawa Li2CO3 sebagai bahan campuran dalam pengolahan aluminium.
b. Natrium terdapat dalam senyawa NaCl, Na2CO3, NaOH, Na2SO4, Na2SO3, NaNO2, NaNO3, NaHCO3,
dan lain-lain.
c. Kalium terdapat dalam senyawa KO2, KOH, KCl, KNO3, K2CO3 dan lain-lain.
d. Sesium terdapat dalam sel fotolistrik dan propelan motor roket.
e. Rubidium terdapat dalam filamen sel fotolistrik yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik.
c. Fosforus terdapat dalam senyawa asam fosfat, (H3PO4). Fosforus merah sebagai bahan bidang gesek
korek api yang dicampur dengan pasir halus dan Sb2S3. Adapun, kepala batang korek api adalah
campuran KClO3, Sb2S3, dan belerang.
d. Belerang terdapat dalam senyawa H2SO4, dan lain-lain.
h. Seng terdapat dalam logam paduan, misalnya atap rumah dan peralatan rumah tangga.
6. Produk yang Mengandung Unsur Karbon, Nitrogen, dan Oksigen
a. dalam senyawa anorganik dan organik. Pada senyawa anorganik, senyawa kebanyakan terdapat dalam
senyawa karbonat dan bikarbonat, misalnya senyawa natrium karbonat (Na 2CO3) dan natrium
bikarbonat (NaHCO3). Pada senyawa organik, karbon terdapat dalam semua senyawa organik
komersial, misalnya senyawa asam asetat (CH3COOH) dan freon (CFC).
b. Nitrogen dalam produk terdapat dalam senyawa NaNO2, NaNO, NH4NO3, (NH4)2SO4, NH3, dll.
c. Oksigen dalam produk terdapat dalam senyawa oksida unsur, garam karbonat, basa, asam-asam nitrat,
asam-asam karbonat, dan lain-lain
Pertanyaan :
1. Unsur logam apa saja yang banyak ditemukan di bagian kerak bumi?
Jawab :
2. Unsur logam apa saja yang banyak ditemukan di dalam air laut?
Jawab :
Pertanyaan :
Sifat He Ne Ar Kr Xe Rn
Nomor atom 2 10 18 36 54 86
Elektron valensi 2 8 8 8 8 8
Jari-jari atom 0,50 0,65 0,95 1,10 1,30 1,45
Titik leleh (oC) -272,2 -248,6 -189,4 -157,2 -111,8 -71
o
Titik didih ( C) -268,9 -246,0 -185,9 -153,4 -108,1 -62
Energi ionisasi (kJ mol-1) 2640 2080 1520 1350 1170 1040
Afinitas elektron (kJ mol-1) 21 29 35 39 41 41
Densitas (g L-1) 0,178 0,900 1,78 3,73 5,89 9,73
Seperti yang tampak pada Tabel 1, gas mulia mempunyai titik leleh serta titik didih yang sangat
rendah. Titik didih helium mendekati nol absolut (0 K). titik didih gas mulia hanya beberapa derajat di atas
titik lelehnya. Rendahnya titik didih gas mulia dapat diterangkan sebagai berikut. Seperti telah diketahui,
Diktat Kimia XII MIA Semester : Gasal Page 83
gas mulia terdapat sebagai molekul monoatomik. Gaya tarik menarik antarmolekulnya hanyalah gaya
Lodon (gaya dispersi) yang lemah. Oleh karena itu, gas mulia hanya akan mencair atau menjadi padat jika
energi molekul-molekulnya menjadi sangat dilemahkan, yaitu pada suhu yang sangat rendah. Dari atas ke
bawah, seiring dengan bertambahnya massa atom relatif, gaya dispersi semakin besar dan titik leleh serta
titik didihnya juga meningkat.
Kereaktifan gas mulia bertambah besar sesuai dengan pertambahan jari-jari atomnya, yaitu dari
atas ke bawah. Pertambahan jari-jari atom mengakibatkan daya tarik inti terhadap elektron kulit luar
berkurang, sehingga elektronnya semakin mudah ditarik oleh atom lain. Walaupun senyawa gas mulia
telah berhasil dibuat, namun tetap harus diakui bahwa unsur gas mulia lebih stabil dari semua golongan
lainnya. Unsur gas mulia hanya dapat berikatan dengan unsur yang sangat elektronegatif, seperti fluorin
dan oksigen.
Setelah senyawa gas mulia berhasil dibuat, istilah gas inert tidak sesuai lagi. Para ahli lebih
cenderung menggunakan istilah gas mulia, yang berarti stabil atau sukar bereaksi, serupa dengan istilah
logam mulia yang digunakan untuk emas dan platina.
a) Elektronegativitas
Elektrnegativitas gas mulia secara umum semakin kecil dari He ke Rn. Hal ini karena jari-jari atom dari
He ke Rn semakin besar, sehingga kecenderungan untuk menarik elektron semakin kecil.
b) Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan suatu atom dalam bentuk gas untuk melepakan satu
elektron terluarnya. Pembahasan tentang energi ionisasi dapat dikaitkan dengan jari-jari atom. Semakin
besar jari-jari atom, semakin kecil energi ionisasi. Dengan demikian, dari He ke Rn energi ionisasi
semakin kecil.
Kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar membentuk ion,
artinya sukar untuk melepas elektron. Perhatikanlah data energi ionisasinya yang besar sehingga untuk
dapat melepas sebuah elektron (untuk dapat membentuk ion) diperlukan energi yang besar. Helium
adalah unsur gas mulia yang memiliki energi ionisasi paling besar.
c) Afinitas elektron
Dengan elektron valensi yang sudah penuh, unsur gas mulia sangat sukar untuk menerima elektron. Hal
ini dapat dilihat dari harga afinitas elektron yang rendah.
d) Kereaktifan
Pada saat awal ditemukan, gas mulia dianggap sebagai gas yang bersifat inert (tidak bereaksi dengan
unsur lain). Namun pendapat tersebut dapat disangkal setelah para ilmuwan menemukan bahwa ternyata
xenon dapat bereaksi dengan fluorin, dan beberapa tahun kemudian ditemukan bahwa argon dan kripton
juga dapat membentuk senyawa dengan unsur lain. Kemudahan unsur-unsur tersebut bereaksi dengan
unsur lain dinyatakan dengan kereaktifan. Kereaktifan gas mulia dapat diketahui dengan membandingkan
kondisi yang diperlukan unsure-unsur tersebut agar dapat bereaksi, sebagaimana ditunjukkan Tabel .
Unsur Reaksi dengan Fluorin
Reaksi berlangsung jika diberi muatan listrik atau sinar X pada
Kr
suhu -196oC
Reaksi berlangsung jika diberi pemanasan atau disinari dengan
Xe
sinar UV yang kuat
Rn Reaksi berlangsung spontan
Kereaktifan gas mulia akan bertambah seiring dengan bertambahnya nomor atom. Bertambahnya nomor
atom akan menambah jari-jari atom pula. Hal ini mengakibatkan gaya tarik inti atom terhadap elektron
terluar berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan electron untuk ditangkap oleh zat lain. Menurut
percobaan yang dilakukan Neil Bartlett dan Lohmann, gas mulia hanya dapat bereaksi dengan unsur
Oksigen (O) dan Fosfor (F). Senyawa gas mulia yang ditemukan pertama kali adalah XePtF6.
Topik 1
Kelimpahan Unsur Gas Mulia
Pada awalnya, unsur-unsur golongan gas mulia dikenal dengan istilah gas inert (lembam) karena tidak satu
pun unsur-unsur ini dapat bereaksi dengan unsur lain membentuk senyawa. Sehingga umumnya unsur
golongan gas mulia terdapat di alam dalam bentuk unsur bebas. Gambarlah diagram yang menunjukkan
kelimpahan unsur golongan gas mulia pada lingkaran di bawah ini dengan mengkaji literatur.
Keterangan warna :
Helium
Neon
Argon
Kripton
Xenon
Radon
Ketidakreaktifan gas mulia dapat dilihat dari konfigurasi elektronnya. Isilah tabel berikut ini, kemudian buatlah
kesimpulan dari data yang ada pada tabel tersebut!
No Unsur Gas Mulia Konfigurasi Elektron Elektron Valensi
1 2He
2 10Ne
3 18Ar
4 36Kr
5 54Xe
Kesimpulan :
Topik 2
Sifat Unsur Gas Mulia
Amatilah beberapa diagram atau grafik sifat fisika dan sifat kimia unsur-unsur golongan gas mulia di bawah
ini. Buatlah kesimpulan berdasarkan diagram atau grafik yang kalian amati. Kemudian berilah penjelasan
mengapa diperoleh data seperti yang ditunjukkan pada diagram atau grafik tersebut !
Dengan mengkaji literatur, diskusikan proses pembuatan unsur-unsur gas mulia. Buatlah resume proses
pembuatan unsur-unsur gas mulia secara singkat dan jelas!
.............................................................................................................................................................
Pembuatan Unsur Gas Mulia
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
Topik 4
........................................................................................................................................................
Kegunaan Unsur Gas Mulia
........................................................................................................................................................
Diketahui beberapa gambar aplikasi kegunaan unsur gas mulia dalam kehidupan seperti berikut ini.
........................................................................................................................................................
Pasangkan gambar tersebut dengan unsur gas mulia yang sesuai !
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
..............................................................................................
a
b
e f
g h
i j
1 Helium
2 Neon
3 Argon
4 Kripton
5 Xenon
6 Radon
Topik 5
Dampak Negatif Unsur Gas Mulia
Diskusikan bersama kelompok kalian dampak negatif penggunaan unsur-unsur golongan gas mulia!
1 Helium
2 Neon
3 Argon
4 Kripton
5 Xenon
6 Radon
Sifat-sifat halogen
Pada suhu kamar F berupa gas kuning muda, Cl berupa gas kuning hijau, Br adalah cairan kental berwarna
merah coklat, I berupa padatan hitam berkilat yang mudah dicairkan atau menyublim (uap ungu).
F Cl Br I
1. Sifat fisis halogen
Untuk dapat mempelajari kecenderungan sifat fisis halogen, simak data sifat atomik dan struktur unsurnya.
a. Sifat atomik halogen
Tabel berikut memuat sifat-sifat atomik unsur-unsur halogen
Tabel 1.2 sifat atomik halogen
Unsur Jari-jari ionik Jari-jari Energi Keelektro- Afinitas Bilangan oksidasi
(pm) kovalen ionisasi negatifan elektron
(pm) (KJ/mol)
Fluorin 133 71 1680 4,0 -328 -1, 0
Klorin 180 99 1250 3,0 -349 -1, 0, +1, +3, +5, +7
Brimin 195 114 1140 2,8 -325 -1, 0, +1, +3, +5, +7
Iodin 215 133 1008 2,5 -295 -1, 0, +1, +3, +5, +7
Astatin - 145 912 2,2 -270 -1, 0, +1, +3, +5, +7
Dari tabel, terlihat jelas adanya suatu keteraturan sifat atomik halogen dari F ke At
Nilai jari-jari atom bertambah dari F ke At
Nilai kereaktifan berkurang dari F ke At
Afinitas elektron berkurang dari F ke At, kecuali sedikit fluktuasi dari F ke Cl (tanda negative
berarti energi dilepaskan). Penurunan nilai afinitas elektron dapat dipahami dari nilai jari-jari atom
yang bertambah dengan penambahan kulit atom, perkecualian pada F. Hal ini karena elektron-
elektronnya saling berdekatan sehingga menimbulkan tolak menolak yang kuat dengan elektron atom
lain sewaktu elektron atom lain tersebut diserap atom F. dengan demikian, kecenderungan pembentukan
ion F- lebih kecil dari yang diharapkan.
Halogen memiliki beberapa bilangan oksidasi, kecuali F dengan 2 bilangan oksidasi. Hal ini dapat
dijelaskan dalam kotak berikut. Halogen dapat memiliki bilangan oksidasi -1,0,+1, +3, +5, +7. Hal ini
karena pada periode atas, unsur sudah memiliki subkulit d, selain subkulit s dan p, sehingga unsur dapat
memiliki elektron valensi lebih dari 8.
c. Sifat karakteristik daya oksidasi halogen dan daya reduksi ion halida
Daya oksidasi (pengoksidasi / oksidator) adalah kemampuan suatu zat untuk menyerap elektron
dari atom lain, atau mengoksidasi atom lain tersebut. Sedangkan daya reduksi (pereduksi / reduktor)
adalah kemampuan zat untuk melepas elektron atau mengalami reduksi.
Daya oksidasi dan daya reduksi zat dapat diramalkan dengan menggunakan data potensial reduksi
standar (E°) . semakin positif nilai E° , semakin besar daya oksidasinya. Sebaliknya, semakin
negative nilai E° maka semakin besar daya reduksinya.
Untuk memahami kecenderunagan daya oksidasi halogen dan daya reduksi ion halida, simak data E°
berikut ini.
Daya oksidasi
bertambah
Nilai E° halogen F2(g) + 2e- ⇄ 2F-(aq) E°= +2,87 V Nilai E° ion halida
semakin positif semakin negative
Cl2(g) + 2e- ⇄ 2Cl-(aq) E°= +1,36 V
dari I ke F. daya (semakin
oksidasi Br2(aq) + 2e- ⇄ 2Br-(aq)E°=+1,07 berkurang) dari F-
halogen I2(s) + 2e- ⇄ 2I-(aq) E°=+0,54 V ke I-. daya reduksi
berkurang dari ion halida
F ke I bertambah dari F ke
I
Daya reduksi
Bertambah
Daya oksidasi halogen dan daya reduksi ion halida juga dapat dipahami dari nilai E° reaksi redoksnya
yang berupa reaksi pendesakan. Nilai E° positif menunjukkan reaksi bersifat spontan, sedangkan nilai
E° negatif menunjukkan reaksi tidak spontan, dalam hal ini tidak terjadi reaksi.
3. Reaksi-reaksi halogen
Unsur halogen bersifat sangat reaktif sehingga mudah bereaksi dengan zat lainnya membentuk
senyawa halogen. Ada lima jenis reaksi halogen yang akan dibahas yaitu reaksi halogen dengan nonlogam,
logam, air, basa, dan reaksi antar halogen.
Tabel 1.6 Reaksi-reaksi halogen
No Reaksi halogen Senyawa halogen yang terbentuk
1. Reaksi halogen a. Hidrogen halida
dengan nonlogam.H Hidrogen bereaksi dengan halogen membentuk senyawa hidrogen halida yang
Halogen bereaksi semuanya adalah gas tidak berwarna. Jika X adalah unsur halogen, persamaan
reaksinya: H2(g) + X2(g) → 2HX(g)
dengan hampir
Contoh reaksi Keterangan
semua nonlogam.
Jenis senyawa yang H2 + F2 → 2HF Reaksi berlangsung hebat
terbentuk sebagian Reaksi berlangsung lambat di tempat gelap tetapi
besar adalah H2 + Cl2 → 2HCl jika di bawah sinar matahari akan terjadi ledakan
senyawa kovalen. Reaksi berlangsung pada suhu 300°C dan
H2 + Br2 → 2HBr menggunakan katalis Pt
Reaksi berlangsung lambat pada suhu 300°C
H2 + I2 ⇄ 2HI menggunakan katalis Pt. reaksi bersifat dapat
balik dan hanya sebagian yang bereaksi
b. Nonlogam halida
Halogen bereaksi dengan unsur-unsur nonlogam seperti P,C,O, dan S
membentuk nonlogam halida. Contoh nonlogam halida adalah CCl4, PCl3, PCl5,
PF3, OF2, SCl2, dan S2Cl2
Contoh reaksi Keterangan
3. Reaksi halogen
dengan air - Reaksi fluorin dengan air membentuk asam fluorida
Fluorin bereaksi 2F2(g) + 2H2O(g) ⇄ 4HF(g) + O2(g)
dengan air Reaksi berlangsung hebat karena air terbakar di dalam fluorin
- Reaksi halogen lain dengan air melalui reaksi disproporsionasi membentuk
membentuk asam senyawa oksohalogen dan asam halida.
fluorida, sementara X2 + H2O ⇄ HOX + HX
halogen lainnya
bereaksi dengan air Contoh reaksi
melalui reaksi Cl2 + H2O ⇄ HOCl + HCl
disproporsionasi Br2 + H2O ⇄ HOBr + HBr
membentuk asam I2 + H2O ⇄ HOI + HI
halida dan senyawa
oksohalogen
4. Reaksi halogen Senyawa oksohalogen
dengan basa - Fluorin bereaksi dengan basa membentuk oksigen difluorida (OF2) dan ion
Halogen bereaksi fluorida (F-)
2F2(g) + 2OH- → OF2(g) + 2F-(aq) + H2O(l)
dengan basa
- Klorin, bromin, dan iodin bereaksi dengan basa membentuk ion hipohalit
membentuk (OX-) dan ion halida (X-)
senyawa halida X2(g) + 2OH-(aq) → OX-(aq) + X-(aq) + H2O(l)
yang kemudian Ion OX-(aq) yang terbentuk dapat terdisproporsionasi lagi membentuk ion
mengalami reaksi halat (XO3-) dan ion halida (X-)
disproporsionasi 3OX-(aq) → XO3-(aq) + 2X-(aq)
membentuk
Contoh reaksi Keterangan
senyawa
oksohalogen Ion OCl- yang stabil pada suhu ruang
Cl2 +2OH- → OCl- + Cl- + H2O akan terdisproporsionasi manjadi
3OCl- → ClO3- + 2Cl- ClO3- jika dipanaskan
- Unsur halogen pada periode tiga ke atas (Cl,Br,I, At) dapat bereaksi
menurut persamaan reaksi berikut
X2 + nY2 → 2XYn
Reaksi ini menghasilkan senyawa halogen dengan beberapa bilangan
oksidasi, seperti +3 (Cl pada ClF3), +5 (Br pada BrF5), dan +7 (I pada IF7)
Contoh reaksi
Cl2 + 3F2 → 2ClF3
Br2+ 5F2 → 2BrF5
I2 + 7F2 → 2IF7
4. Pembuatan Halogen
Halogen dibuat dari senyawa halida yang ada di alam. Caranya dengan mengoksidasi ion-ion halida.
Proses pembuatan halogen tersebut dapat dilakukan dengan elektrolisis dan reaksi redoks
(reduksi-oksidasi). Pengecualian unsur At bersifat radioaktif diperoleh dengan metode radiasi.
Cara redoks
Untuk reaksi redoks, perpindahan elektron berlangsung melalui transfer electron. Zat yang teroksidasi
melepaskan elektron dan zat yang tereduksi menangkap elektron. Zat yang teroksidasi akan mereduksi
pasangan reaksinya dan sebaliknya, zat yang tereduksi berperan sebagai pereduksi (reduktor) dan zat
yang tereduksi berperan sebagai pengoksidasi (oksidator). Jumlah elektron yang dilepaskan oleh
reduktor harus sama dengan jumlah elektron yang diterima oleh oksidator.
Cara elektrolisis
Pada sel elektrolisis:
Di anode terjadi reaksi oksidasi, merupakan kutub (+)
Di katode terjadi reaksi reduksi, merupakan kutub (-)
Ketentuan penulisan reaksi redoks pada sel elektrolisis dengan elektroda inert (C, Pt, Au)
Iodin dapat dibuat dengan dua cara, baik di laboratorium maupun di industri. Cara tersebut
adalah dengan cara reaksi redoks dan dengan cara elektrolisis
Cara reaksi redoks
a) Secara komersial iodin dapat dibuat dengan mengoksidasi ion iodida yang terdapat
dalam air laut dengan klorin
Cl2(g) + 2I-(aq) → I2(s) + 2Cl-(aq)
b) Iodin dapat dibuat dengan mereduksi NaIO3 dengan NaHSO3 dalam suasana asam.
Iodin (I) Persamaan reaksinya
IO3-(aq) + 3HSO3-(aq) → I-(aq) + 3H+(aq) + 3SO42-(aq)
I-(aq) + IO3-(aq) + 6H+(aq) → I2(s) + 3H2O(l)
c) Di laboratorium iodin dibuat dari MnO2 + KI + H2SO4 pekat yang dipanaskan.
Persamaan reaksinya
2KI(s) + MnO2(s) + 2H2SO4(l) → K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 2H2O(l) + I2(s)
I2 yang terbentuk akan mengkristal pada bagian bawah cawan (terjadi sublimasi)
Halogen di alam dalam bentuk senyawa, diantaranya senyawa hidrogen halida dan asam oksi halogen serta
bentuk senyawa garam, yaitu garam halida.
1. Senyawa hidrogen halida
Pada temperatur kamar, senyawa hidrogen halida berupa gas, tidak berwarna, dan sangat mudah
larut dalam air. Hidrogen halida dalam pelarut air bersifat asam yang disebut asam halida. Makin besar
perbedaan keelektronegatifan antara hidrogen dengan unsur halogen maka makin kuat ikatan senyawa
tersebut, sehingga kekuatan asam makin lemah. Mengapa demikian? Karena semakin kuat ikatan senyawa
tersebut, makin sulit melepaskan ion H+. urutan kekuatan asam halida adalah
HF < HCl < HBr < HI
Senyawa HF mempunyai titik didih tertinggi sebab pada senyawa HF terdapat ikatan hidrogen.
Pembuatan hidrogen halida
a. Hidrogen fluorida (HF)
Hidrogen fluorida dibuat dengan cara mereaksikan kalsium fluorida dengan asam sulfat pekat.
Persamaan reaksinya sebagai berikut.
CaF2(s) + H2SO4(l) → CaSO4(s) + 2HF(g)
HF tidak dapat disimpan dalam alat yang terbuat dari kaca karena akan bereaksi dengan kaca. Reaksi
HF dengan kaca sebagai berikut.
6HF(g) + SiO2(s) → SiF62- (aq) + 2H3O+(aq)
b. Hidrogen klorida (HCl)
Hidrogen klorida dibuat dengan cara mereaksikan garam dapur dengan asam sulfat pekat yang
dipanaskan. Pada temperature kamar akan berbentuk gas. Persamaan reaksinya sebagai berikut.
NaCl(s) + H2SO4(l) → NaHSO4(s) + HCl(g)
NaCl(g) + NaHSO4(s) → Na2SO4(s) + HCl(g)
c. Hidrogen bromida (HBr)
Untuk memperoleh HBr murni dapat diperoleh dari reaksi fosfor tribromida dengan air. Persamaan
reaksinya sebagai berikut.
PBr3(s) + 3H2O → H3PO3(aq) + 3HBr(g)
d. Hidrogen iodide (HI)
Untuk memperoleh HI murni dapat diperoleh dari reaksi fosfor triiodida dengan air. Persamaan
reaksinya sebagi berikut
PI3(s) + 3H2O(l) → H3PO3(aq) + 3HI(g)
3. Garam halida
Sifat-sifat unsur halogen yang reaktif menyebabkan halogen tidak terdapat bebas di alam melainkan
terdapat sebagai garam-garam halida yang larut dalam air laut, misalnya natrium klorida (NaCl) dan larutan
natrium iodide (NaI). Halogen juga terdapat sebagai garam mineral.
Diktat Kimia XII MIA Semester : Gasal Page 98
Contoh :
1) Senyawa fluorsfar (CaF2)
2) Senyawa kriolit(Na3AlF6)
3) Senyawa apatit (CaF2.3Ca3(PO4)2)
4) Senyawa natriumiodat (NaIO3)
gambar mineral apatit merupakan salah satu bentuk senyawa garam halide
Garam-garam halida umumnya mudah larut dalam air, kecuali garam dari kation Ag+, Hg22+, dan Cu+,
sedangkan garam-garam halida dari Pb2+, seperti PbF2, PbCl2, PbBr2, dan PbI2 sukar larut dalam air biasa,
tetapi dapat larut apabila dipanaskan atau ditambah air panas.
Garam fluorida ditambahkan pada pasta gigi atau air minum untuk
mencegah kerusakan gigi
Bromin Etil bromida (C2H4Br2) suatu zat aditif yang dicampurkan ke dalam
bensin berimbal (TEL) untuk mengikat timbal, sehingga tidak
melekat pada silinder atau piston. Timbal tersebut akan membentuk
PbBr2 yang mudah menguap dan keluar bersama-sama dengan gas
buangan dan akan mencemarkan udara
- Senyawa bromin digunakan pada pestisida, obat-obatan, pembuatan plastik dan tekstil bahan api
- Natrium bromida (NaBr) sebagai obat penenang saraf
b. DDT (dikloro difenil trikloroetana) digunakan sebagai pestisida dan telah menyelamatkan senyawa
jutaan manusia dari penyakit malaria, tipus, dan demam kuning. DDT tidak dapat terurai secara alamiah,
dan akan terakumulasi dalam jaringan tubuh hewan dan menyebar ke makhluk hidup lainnya melalui rantai
makanan, dari sinilah rantai makanan terkontaminasi.
Pertanyaan :
1. Kecenderungan jari-jari atom unsur Halogen dalam satu golongan (dari atas ke bawah) adalah
semakin....
2. Kecenderungan energi ionisasi unsur Halogen dalam satu golongan (dari atas ke bawah) adalah
semakin....
3. Kecenderungan keelektronegatifan unsur Halogen dalam satu golongan (dari atas ke bawah) adalah
semakin....
4. Kecenderungan afinitas elektron unsur Halogen dalam satu golongan (dari atas ke bawah) adalah
semakin....
5. Unsur Halogen dengan jari-jari atom paling kecil adalah….
6. Unsur Halogen dengan energi ionisasi paling kecil adalah….
7. Unsur Halogen dengan keelektronegatifan paling besar adalah….
8. Unsur Halogen dengan afinitas elektron paling besar adalah….
9. Jelaskan mengenai bilangan oksidasi unsur Halogen berdasarkan sifat atomik Halogen...
Kegiatan 2 :
B. Simak dan lengkapilah tabel sifat fisik Halogen berikut.
Daya
Titik Titik
Kerapatan ∆Hfus ∆Hv hantar
Unsur Fase Leleh didih
(kg/m3) (kj/mol) (kj/mol) panas
(0C) (0C)
(W/cmK)
Flourin Gas … -220 … 0.255 … 0.000279
… … 3.214 … -35 … 10.2 …
Bromin Cair … -7.7 … 3.20 … 0.00122
Iodin … 4.930 … 184 … 20.9 …
Astatin padat - 302 … - - 0.017
Pertanyaan :
1. Unsur Halogenyang memiliki kerapatan paling besar adalah....
2. Unsur Halogenyang memiliki titik leleh paling kecil adalah....
3. Unsur Halogen yang memiliki titik didih paling besar adalah....
4. Kecenderungan titik leleh Halogen dalam satu golongan (dari atas ke bawah) adalah semakin....
5. Kecenderungan titik didih Halogen dalam satu golongan (dari atas ke bawah) adalah semakin....
6. Kecenderungan ∆Hfus Halogen dalam satu golongan (dari atas ke bawah) adalah semakin....
7. Kecenderungan ∆Hv Halogen dalam satu golongan (dari atas ke bawah) adalah semakin....
8. Urutan titik leleh unsur Halogen dari yang paling besar ke yang paling rendah yaitu....
9. Urutan titik didih unsur Halogen dari yang paling besar ke yang paling rendah yaitu....
10. Urutan daya hantar panas unsur Halogen dari yang paling besar ke yang paling rendah yaitu....
Pertanyaan :
1. Unsur Halogen yang memiliki kereaktifan paling besar dari data tabel di atas adalah…………
2. Unsur Halogen yang memiliki kereaktifan paling kecil dari tabel di atas adalah…………
3. Urutan kekuatan kereaktifan unsur Halogen dari yang paling besar ke yang paling kecil
yaitu………………
4. Kecenderungan kereaktifan unsur Halogen dalam satu golongan (dari atas ke bawah) adalah
semakin………………..
Kegiatan 4 :
Wujud Pada Suhu Kamar dan Warna Unsur
Unsur gambar Wujud pada suhu warna
kamar
Cl
Br
At
TUJUAN
1. Menganalisis sifat fisika logam alkali dan alkali tanah
2. Menganalisis sifat kimia logam alkali dan alkali tanah
3. Menjelaskan reaksi-reaksi yang terjadi pada unsur logam alkali dan alkali tanah
4. Menjelaskan pembuatan unsur logam alkali, alkali tanah dan senyawanya
5. Menganalisis kegunaan unsur logam alkali, alkali tanah dan senyawanya
6. Menganalisis dampak penggunaan unsur logam alkali dan alkali tanah dalam kehidupan
Konfigurasi
No atom Unsur Jumlah elektron/kulit
elektron
3 Litium 2, 1 [He]2s1
11 Natrium 2, 8, 1 [Ne]3s1
19 Kalium 2, 8, 8, 1 [Ar]4s1
37 rubidium 2, 8, 18, 8, 1 [Kr]5s1
55 Caesium 2, 8, 18, 18, 8, 1 [Xe]6s1
87 Fransium 2, 8, 18, 32, 18, 8, 1 [Rn]7s1
Keberadaan logam alkali di alam dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Unsur Persen di kerak bumi Keberadaan di alam
Litium 0,0007% di bebatuan beku Dalam spodune LiAl(SiO3)2.
Natrium 2,8% Dalam garam batu NaCl, senyawa Chili NaNO3, Karnalit
KMgCl3.6H2O, trona Na5(CO3)2.(HCO3).2H20, dan air laut
Kalium 2,6% Dalam silvit (KCl), garam petre KNO3, dan karnalit
KCl.MgCl2.6H2O
Rubidium 0,0078% Dalam lepidolit
Sesium 0,0003% Dalam polusit (Cs4Al4Si9O26)
Fransium Sangat sedikit Berasal dari peluruhan aktinium (Ac). Bersifat radioaktif
dengan waktu paro 21.8 menit
Garam batu (NaCl), silvit (KCl), dan karnalit (KMgCl3.6H2O) berasal dari endapan yang terbentuk akibat
penguapan laut dahulu kala. Karena perbedaan kelarutan, garam – garam mengendap tidak bersamaan, tetapi
satu persatu sehingga terbentuk lapisan – lapisan garam yang relatif murni. Garam di tambang dengan cara
menyemprotkan air untuk melarutan garam, kemudian memompa larutan garam tersebut kepermukaan.
Jari-jari atom
Jari-jari atom dari Li ke Fr semakin besar karena jumlah “kulit” atom dari Li ke Fr juga semakin banyak. Ingat
kembali konfigurasi elektron golongan alkali.
Titik titik
didihleleh
dan titik leleh dari Li ke Fr semakin rendah karena adanya ikatan logam antar atom logam alkali.
Ikatan logam tersebut semakin lemah dari Li ke Fr karena tarik-menarik antara inti atom dengan awan elektron
semakin lemah. Hal ini karena jari-jari atom dari Li ke Fr semakin besar. Dengan demikian, energi yang
diperlukan untuk memutuskan ikatan logam tersebut semakin kecil.
Rapatan
Ukuran atom yang besar dan massa atom yang ringan menyebabkan rapatan alkali kecil. Namun demikian,
rapatan alkali semakin besar dari Li ke Fr karena pertambahan massa atomnya jauh lebih besar daripada
pertambahan ukuran atomnya. Ingat! Jarak antar kulit atom semakin pendek.
Warna nyala yang dihasilkan oleh suatu unsur disebut sprektum emisi. Spektrum emisi yang dihasilkan
berkaitan dengan model atom Neils Bohr. Ketika atom diberikan sejumlah energi, elektron-elektron yang
berada pada keadaan dasar akan tereksitasi menuju tingkat energi yang lebih tinggi. Elektron yang tereksitasi
dapat kembali keadaan dasar atau mengemisi dengan memancarkan sejumlah energi dalam bentuk radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang (λ) tertentu. Spektrum emisi terjadi ketika larutan garamnya
dibakar menggunakan nyala bunsen. Spektrum emisi yang dihasilkan setiap unsur berbeda antara yang satu
dengan yang lainnya.
Ketika dibakar litium menghasilkan warna merah, natrium menghasilkan warna kuning, kalium menghasilkan
warna pink atau lilac, rubidium menghasilkan warna merah lembayung dan sesium menghasilkan warna merah
lembayung. Warna-warna yang dihasilkan oleh unsur-unsur alkali sangat indah sehingga logam-logam alkali
banyak dimanfaatkan dalam pembuatan kembang api atau mercon.
o Secara umum, sifat logam alkali adalah sangat reaktif atau mudah mengalami reaksi dengan zat lainnya
membentuk senyawa. Hal ini disebabkan pada orbital terluarnya hanya terdapat satu elektron dan energi
ionisasi yang lebih kecil dibanding unsur golongan lain.
o Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, kereaktifan logam alkali makin bertambah seiring bertambahnya
nomor atom. Logam-logam alkali sangat elektropositif dan bereaksi langsung dengan sebagian besar unsur
lain dan banyak senyawaan dengan pemanasan.
o Litium biasanya yang kurang reaktif sedangkan Cs adalah yang paling reaktif.
Lithium bereaksi lambat dengan air pada 25o dan tidak menggantikan hidrogen asam yang lemah dalam
C6H5C CH, sedangkan unsur yang lainnya dapat. Meskipun demikian , Li secara unik reaktif terhadap N2,
lambat pada 25o tetapi cepat pada 400o, membentuk nitride Kristal berwarna merah rubi, Li3N. Seperti Mg,
yang menghasilkan Mg3N2, lithium dapat digunakan untuk menyerap N2.
o Dengan air, Na bereaksi hebat, K menyala dan Rb serta Cs bereaksi dengan menimbulkan ledakan,
gumpalan besar Na juga bereaksi dengan ledakan. Lithium, Natrium, dan Kalium dapat ditangani di
dalam air meskipun cepat menjadi panas. Yang lainnya harus ditangani dengan argon.
o Perbedaan yang mendasar terdapat pada ukuran kation yang ditunjukkan oleh reaksi dengan O2. Dalam udara
atau O2 pada 1 atm, logam-logamnya terbakar. Lithium hanya memberikan Li2O dengan sedikit runutan
Li2O2. Natrium biasanya memberikan peroksida, Na2O2, tetapi akan berlanjut dengan adanya O2 di bawah
tekanan serta panas, menghasilkan superoksida, NaO2. Kalium, rubidium dan sesium membentuk
superoksida MO2. Logam-logam alkali bereaksi dengan alcohol dan larut hebat dalam air raksa.
o Hampir semua logam alkali bersifat ionik dan mudah larut dalam air. Pada logam alkali yang memiliki satu
elektron valensi ia akan lebih mudah membentuk ion positif agar stabil dengan melepas satu elektron
tersebut. Li menjadi Li+, Na menjadi Na+, K manjadi K+ dan yang lainnya.
Energi Ionisasi
Karena jari-jari atom alkali dari Li ke Fr semakin besar, maka semakin lemah gaya tarik inti terhadap elektron
terluarnya. Dengan demikian, dari Li ke Fr elektron semakin mudah dilepaskan untuk membentuk ion positif.
Dengan kata lain, energi ionisasi alkali dari Li ke Fr semakin rendah.
Elektronegativitas
Jari-jari atom golongan alkali dari Li ke Fr semakin besar, sehingga semakin kecil kecenderungan untuk
menarik elektron. Dengan kata lain, elektronegativitas dari Li ke Fr semakin kecil.
Kereaktifan
Perhatikanlah konfigurasi elektron golongan alkali berikut ini!
d. Reaksi-reaksi Alkali
2) Reaksi logam alkali
a) Reaksi dengan air
Berdasarkan data pada tabel di atas, harga potensial standar pada perubahan atom logam menjadi
ionnya sebesar 2,0 volt, sehingga logam-logam itu merupakan pereduksi kuat, misalnya air dapat
direduksi menjadi gas hidrogen.
(1) Reaksi logam natrium dengan air.
2 Na(s) → 2 Na+(aq) + 2e- Eo = +2,71 volt
2 H2O(aq) + 2e- → H2(g) + 2 OH-(aq) Eo = -0,83 volt
2 Na(s) + 2 H2O(aq) → 2 Na (aq) + 2 OH (aq) + H2(g)
+ -
Eo = +1,88 volt
Berdasarkan harga Eo reaksi tersebut. Eo reaksi kalium dengan air > Eo reaksi natrium dengan air, berarti
logam kalium lebih reaktif daripada logam natrium. Reaksi antara logam natrium dengan air
berlangsung dengan cepat dan dahsyat. Logam ini mengapung di atas air, mendesis dan meluncur kian
kemari di atas air.urutan kehebatan reaksi logam alkali dengan air adalah Li< Na< K.
Mg Ca Sr Sr
Jadi kereaktifan Li hampir sama dengan Mg, Na dengan Ca dan K dengan Sr. Seperti pada tabel titik leleh
dan titik didih alkali tanah cenderung makin rendah. Jika dibandingkan dengan logam alkali yang
seperioda, titik leleh dan titik didihnya lebih tinggi jadi alkali tanah tidak lunak seperti alkali.
ii. Reaksi logam alkali
1. Reaksi dengan air
Semua logam alkali tanah kecuali Be bereaksi dengan air membentuk basa dan gas hidrogen.
M(s) + 2H2O(l) → M(OH)2(aq) + H2(g) M= alkali tanah kecuali Be
Magnesium bereaksi lambat pada suhu kamar dan lebih cepat dengan air panas.
c. Kalsium (Ca)
Kalsium dapat didapatkan dengan menghidrolisis leburan garam kloridanya. Logam Ca akan terbentuk pada
katoda dan terbentuk gas Cl2 pada anoda.
d. Stronsium (Sr)
Dapat dipersiapkan dengan cara elektrolisis klorida terfusi yang bercampur dengan kalium klorida atau bisa
juga dengan cara mereduksi stronsium oksida dengan alumunium di dalam vakum pada suhu dimana
stronsium tersuling.
e. Barium (Ba)
Barium, seperti halnya Kalsium, dapat dihasilkan dari proses elektrolisis leburan garam kloridanya. Proses
ini menghasilkan logam Ba dan gas Cl2.
f. Radium (Ra)
Radium bersifat radioaktif dan terbentuk dari peluruhan radioaktif unsur-unsur berat. Radium umumnya
didapatkan sebagai impiritis dalam incheblend atau dari hasil sisa pemrosesan uranium.
UNSUR-UNSUR LOGAM
ALKALI DAN ALKALI TANAH
KELOMPOK 1
TUJUAN
Siwa dapat menganalisis sifat fisika dan sifat kimia unsur logam alkali
Perhatikan tabel di bawah ini!
Li Na K Rb Cs
Nomor atom 3 11 19 37 35
Konfigurasi elektron 2s1 3s1 4s1 5s1 6s1
Massa atom relatif, Ar 6,941 22,9898 39,102 85,4678 132,9055
Titik leleh/ K 454 371 336 312 302
Kerapatan (g cm-3) 0,53 0,97 0,86 1,59 1,90
Kekerasan (Mohs) 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2
Entalpi peleburan (kJ mol-1) 3,01 2,59 2,30 2,18 2,09
Titik didih / K 1604 1163 1040 975 960
Entalpi penguapan (kJ mol-1) 133 90 77,5 69,1 65,9
Energi ionisasi pertama (kJ mol-1) 519 498 418 401 376
Keelektronegatifan 1,0 0,9 0,8 0,8 0,7
Jari-jari kovalen/pm 134 154 196 211 225
Jari-jari ion/pm (M+) 60 95 133 148 169
Potensial elektroda standard (V) -3,02 -2,71 -2,93 -2,93 -2,92
Entalpi hidrasi M+ (kJ mol-1) -519 -407 -322 -301 -276
Daya hantar molar (ohm-1 cm2 mol-1) 38,7 60,1 73,5 77,8 77,3
Jumlah isotop di alam 2 1 3 2 1
Wujudnya dalam suhu kamar padat padat padat padat cair
Analisislah sifat-sifat fisika dan kimia dari unsur-unsur logam alkali berdasarkan tabel diatas!
Konfigurasi elektron
Kerapatan
Energi ionisasi
Kereaktifan
KELOMPOK 2
REAKSI-REAKSI ALKALI
KELOMPOK 2
REAKSI LOGAM ALKALI
TUJUAN
KELOMPOK 3
PEMBUATAN LOGAM ALKALI
TUJUAN
TUJUAN
LITIUM
NATRIUM
SESIUM
Siswa dapat menganalisis dampak penggunaan unsur atau senyawa alkali dalam kehidupan
Siswa dapat menganalisis sifat fisika dan kimia unsur alkali tanah
Siswa dapat menjelaskan reaksi-reaksi yang terjadi pada unsur alkali tanah
KELOMPOK 3
PROSES EKSTRAKSI LOGAM ALKALI TANAH
TUJUAN
TUJUAN
Siswa dapat menjelaskan aplikasi unsur atau senyawa alkali tanah dalam
kehidupan
KELOMPOK 5
DAMPAK PENGGUNAAN UNSUR ATAU SENYAWA ALKALI TANAH
DALAM KEHIDUPAN
TUJUAN
Banyak senyawa silikat merupakan senyawa aluminosilikat. Senyawa ini terbentuk dari
senyawa silikat dimana sebagian atom Si telah diganti dengan atom Al. senyawa
aluminosilikatdapat dibedakan menurut pembentukannya:
- Feldspar: atom Si yang diganti dengan Al berasal dari silica. Jumlah atom Si yang
diganti bisa sampai separuhnya. Contohnya: NaAlSi3O8 (albit) dan Ca(AlSiO4)2 (anortit).
- Mika: atom Si yang diganti dnegan Al berasal dari senyawa silikat. Contohnya:
KAl2(AlSi3O10)(OH)2 (muskovit).
Fosfor Fosfor (P) ditemukan pada bebatuan fosfat sebagai senyawa fluoropatit dan
hidroksiapatit Ca5(PO4)3(OH), dan klorapatit Ca5(PO4)3Cl.
Belerang Belerang (S) ditemukan dalam bentukunsur dan senyawanya. Sebagai unsure, belerang
terdapat di daerah pegunungan vulkanik dan sebagai endapan pada kedalaman lebih dari
atau sama dengan 100 m di bawah tanah. Endapan ini kemungkinan terbentuk dari
reduksi CaSO4 menjadi unsur S oleh bakteri.
Sebagai senyawa, belerang terdapat dalam senyawa sulfid seperti FeS2, PbS, Cu2S, dan H2S
dalam gas alam; dan dalam senyawa sulfat seperti CaSO4.2H2O
Klorin Cl ditemukan sebagai senyawa klorida dalam air laut dan garam batu.
http://www.periodictable.com/Eleme
nts/011/index.wt.html
Natrium
Logam
Padat
http://www.periodictable.com/Eleme
nts/012/index.wt.html
Magnesium
http://www.periodictable.com/Eleme
nts/013/index.wt.html
Aluminium
Metaloid
Padat
http://www.periodictable.com/Eleme
nts/014/index.wt.html
Silikon
Non logam
Padat
http://www.periodictable.com/Eleme
nts/015/index.wt.html
Fosfor
Non logam
Padatan rapuh, getas
http://www.periodictable.com/Eleme
nts/016/index.wt.html
Belerang
Non logam
Gas
http://www.periodictable.com/Eleme
nts/017/index.wt.html
Klorin
Non logam
Gas
http://www.periodictable.com/Eleme
nts/018/index.wt.html
Argon
Pada periode ketiga dalam sitem periodik, terlihat bahwa paling kiri adalah unsur logam yang
semakin ke kanan menjadi semi –logam (metalloid) dan non logam.
Dari tabel, terlihat adanya keteraturan sifat atomik dari Na ke Ar yang secara umum dirumuskan
sebagai berikut:
- Nilai jari-jari atom berkurang dari Na ke Ar
- Nilai energi ionisasi bertambah dari Na ke Ar, dengan fluktuasi nilai dari Mg ke Al dan dari P ke S
- Nilai afinitas elektron bertambah dari Na ke Cl, dengan fluktuasi nilai untuk Al dan P
(catatan : tanda negatif pada harga afinitas elektron berarti energi dilepaskan, ingat kembali
tentang reaksi eksoterm)
- Nilai keelektronegatifan bertambah dari Na ke Cl
- Nilai bilangan oksidasi maksimum bertambah dari Na ke Cl
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan diskusi kelompok pada pembelajaran diharapkan siswa dapat :
1. Menjelaskan kelimpahan unsur-unsur periode ketiga di alam
2. Menjelaskan ciri fisik seperti warna, fasa, dan kelogaman dari unsur-unsur periode ketiga
3. Menyebutkan ciri-ciri sifat logam, metaloid, dan non logam unsur secara umum
4. Menganalisis sifat unsur-unsur periode ketiga berdasarkan pengamatan video atau pengetahuan
dalam kehidupan sehari-hari
5. Menggolongkan unsur-unsur periode ketiga ke dalam sifat logam/metaloid/non logam
6. Menjelaskan kecenderungan sifat logam unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan dalam satu
periode
7. Menyebutkan ciri sifat logam yang terlihat pada unsur Na, Mg, dan Al
8. Menyebutkan ciri sifat metaloid yang terlihat pada unsur Si
9. Menyebutkan ciri sifat non logam yang terlihat pada unsure P, S, Cl, dan Ar
10. Menganalisis data table sifat atomic unsur-unsur periode ketiga untuk menjelaskan
kecenderungan sifat fisik unsur-unsur periode ketiga
11. Menjelaskan struktur unsur-unsur periode ketiga berdasarkan analisis jumlah elektron valensi
12. Menjelaskan sifat daya hantar listrik unsur-unsur periode ketiga dan kecenderungannya dalam
satu periode berdasarkan analisis jumlah electron valensi dan jari-jari atom
13. Menjelaskan kecenderungan harga energy ionisasi, afinitas electron unsur-unsur periode ketiga
berdasarkan analisis konfigurasi electron
14. Menjelaskan kecenderungan sifat reduktor unsur-unsur periode ketiga berdasarkan analisis harga
potensial reduksi standar dan jari-jari atom
15. Menjelaskan kecenderungan sifat asam basa senyawaan dari unsur-unsur periode ketiga
berdasarkan analisis harga energy ionisasi
16. Mempresentasikan informasi cara pembuatan unsur-unsur periode ketiga dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil studi literatur
Magnesium
……………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………
Aluminium
……………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………
Silikon
……………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………
Fosfor ……………………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………
Belerang
……………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………
Klorin
……………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………
Argon
……………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
………………………………………………………….
http://www.periodictable.com/Eleme
nts/011/index.wt.html
Natrium
………………………………………………………….
…………………………………………………………
………………………………………………………….
http://www.periodictable.com/Eleme
nts/012/index.wt.html
nts/011/index.wt.html
Magnesium
…………………………………………………………
………………………………………………………….
http://www.periodictable.com/Eleme
nts/011/index.wt.html
nts/013/index.wt.html
Aluminium
………………………………………………………….
…………………………………………………………
………………………………………………………….
http://www.periodictable.com/Eleme
nts/014/index.wt.html
nts/011/index.wt.html
Silikon
………………………………………………………….
………………………………………………………….
……………………………….
http://www.periodictable.com/Eleme
nts/015/index.wt.html
Fosfor
………………………………………………………….
…………………………………………………………
………………………………………………………….
http://www.periodictable.com/Eleme
http://www.periodictable.com/Eleme
nts/011/index.wt.html
nts/016/index.wt.html
Belerang
………………………………………………………….
…………………………………………………………
………………………………………………………….
http://www.periodictable.com/Eleme
http://www.periodictable.com/Eleme
nts/017/index.wt.html
nts/011/index.wt.html
Klorin
………………………………………………………….
…………………………………………………………
………………………………………………………….
http://www.periodictable.com/Eleme
http://www.periodictable.com/Eleme
nts/011/index.wt.html
nts/018/index.wt.html
Argon
Ciri dan Wujud Sifat Ciri dan Wujud Sifat Ciri dan Wujud Sifat
LOGAM METALOID NON LOGAM
Na : P:
Mg : S:
Al : Cl :
Si : Ar :
Kesimpulan :
…………………………………………………………………………………………………………
C. Sifat Fisis Unsur-Unsur Periode Ketiga
Untuk dapat mempelajari kecenderungan sifat fisis unsur-unsur periode ketiga, simak data sifat
atomik dan struktur unsurnya.
Tabel 1. Sifat-sifat atomic unsur-unsur periode ketiga
Sifat atomic Na Mg Al Si P S Cl Ar
Jari-jari ionik (pm) 102 72 54 26 17 29 180 -
Jari-jari logam/kovalem (pm) 190 160 118 111 102 102 99 98
Energi ionisasi I (kJ/mol) 496 738 578 789 1013 1000 1250 1520
Afinitas elektron -52,8 >0 -42,5 -134 -72,0 -2,00 -3,49 >0
Keelektronegatifan 1,0 1,2 1,5 1,6 2,1 2,5 3,0 -
Bilangan oksidasi maksimum +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7 0
Berdasarkan data pada tabel, perhatikan adanya keteraturan sifat atomik dari Na ke Ar , yaitu :
- Nilai jari-jari atom, dalam satu periode berkurang/bertambah *) dari Na ke Ar
- Nilai energi ionisasi, dalam satu periode berkurang/bertambah *) dari Na ke Ar, dengan fluktuasi
nilai dari ………………………. dan dari ……………………………..
- Nilai afinitas elektron, dalam satu periode berkurang/bertambah *) dari Na ke Ar, dengan
fluktuasi nilai dari ………………………. dan dari …………………………
Struktur kubus pusat badan Struktur kubus pusat muka Struktur terjejal heksagonal (hcp)
(bcc) (fcc)
Struktur unsur-unsur periode ketiga dari Na ke Ar ditentukan oleh jumlah elektron valensinya yang
semakin bertambah/berkurang*) dari Na ke Ar.
Tabel 2. Struktur unsur-unsur periode ketiga
Unsur Struktur Unsur
Logam Na, Mg, Al Na Kristal logam bcc/hcp/fcc*)
Atom Na, Mg, dan Al memiliki jumlah Mg Kristal logam bcc/hcp/fcc*)
elektron valensi yang terlalu sedikit, yaitu 1, Al Kristal logam bcc/hcp/fcc*)
2, dan 3 elektron. Hal ini menyebabkan atom-
atom cenderung bergabung melalui ikatan
logam/ikatan kovalen/atom tunggal*)
Semi logam/metaloid Si Si
Atom Si memiliki 4 elektron valensi yang …………………………………………
cukup untuk dipakai bersama membentuk
ikatan logam/ikatan kovalen/atom …………………………………………
tunggal*) dengan 4 atom Si lainnya da
menghasilkan struktur tetrahedron. Akan ………………………………………….
tetapi, keempat atom Si dapat membentuk 4
ikatan kovalen lagi dengan atom-atom Si
lainya sehingga diperoleh struktur/molekul
kovalen raksasa.
Non logam P, S, Cl P
Atom P, S, dan Cl memiliki jumlah elektron …………………………………………
valensi besar, yakni 5, 6, dan 7 sehingga …………………………………………
dipakai bersama membentuk ikatan
S
logam/ikatan kovalen atom tunggal*)
…………………………………………
…………………………………………
Cl
…………………………………………
…………………………………………
Non logam Ar Ar
Konfigurasi elektron sudah stabil …………………………………………
(konfigurasi gas mulia) sehingga atom-atom
berada sebagai ikatan logam/ikatan …………………………………………
kovalen atom tunggal*)
Kekuatan ikatan atau gaya antar partikel pada struktur unsure dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kekuatan ikatan logam bertambah dari Na ke Al
Alasan : ……………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………..
Sifat atomik dan struktur unsur juga mendasari kecenderungan sifat-sifat fisis unsur-unsur periode ketiga,
yaitu:
1. Kerapatan Mengapa logam Na lunak hingga bisa
diiris sedangkan Al adalah logam
2. Kekerasan yang keras?
3. Titik leleh
4. Titik didih
5. Perubahan entalpi peleburan (ΔHfus)
6. Perubahan entalpi penguapan (ΔHV)
7. Daya hantar listrik
8. Daya hantar panas
Dari data pada tabel dapat terlihat adanya keteraturan sifat-sifat fisis unsur-unsur periode ketiga.
Jelaskan kecenderungan keteraturan sifat fisis unsure periode ketiga dalam satu periode. Hubungkan
dengan sifat atomic dan struktur unsure.
1. Kerapatan
Kecenderungan dalam satu periode :
…………………………………………………………………………………………………………….…
Alasan :
…………………………………………………………………………………………………………….……………………………………
…………………………………………………………………………….
2. Kekerasan
Kecenderungan dalam satu periode :
…………………………………………………………………………………………………………….…
Alasan :
…………………………………………………………………………………………………………….……………………………………
…………………………………………………………………………….
Diktat Kimia XII MIA semester : Gasal Page 136
3. Titik leleh dan ΔHfus
Kecenderungan dalam satu periode :
…………………………………………………………………………………………………………….…
Alasan :
…………………………………………………………………………………………………………….……………………………………
…………………………………………………………………………….
Kecuali Ar, unsur-unsur periode ketiga dapat memiliki konfigurasi elektron gas mulia dengan cara
melepas elektron atau menyerap elektron dari atom lain.
Unsur-unsur logam seperti Na, Mg, dan Al dengan elektron valensi 1, 2, dan 3 lebih mudah untuk
melepaskan elektron valensinya.
Sebaliknya, unsur-unsur non logam P, S, dan Cl memiliki jumlah elektron valensi 5, 6, dan 7 sehingga
cenderung menerima elektron dari atom lain untuk mendapatkan konfigurasi elektron yang stabil.
Perhatikan data harga energi ionisasi dan afinitas elektron pada tabel 1.
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron valensi.
Afinitas elektron adalah energi minimum yang dibutuhkan untuk menyerap satu elektron dari atom lain
Sehingga, dapat disimpulkan kereaktifan unsur-unsur periode ketiga dari Na ke Cl sebagi berikut :
Kesimpulan :
Kesimpulan :
Kecenderungan sifat asam dalam satu periode pada unsure-unsur
periode ketiga adalah
…………………………………………………………………………………………
Unsur yang apabila bereaksi dengan air, larutan senyawa hasil
reaksinya yang paling bersifat ASAM adalah ……………
Unsur yang apabila bereaksi dengan air, larutan senyawa hasil
reaksinya yang paling bersifat BASA adalah ……………
Proses ekstraksi
Sifat logam dari insur-unsur transisi ini tampak dari permukaannya yang mengkilap dan logam dapat
ditempa/mudah dibentuk menjadi pelat atau kawat tipis. Semua logam transisi periode keempat
berwarna putih mengkilap, kecuali Cu. Perhatikan gambar di bawah ini :
Jari-jari atom (A) 1,44 1,32 1,22 1,18 1,17 1,17 1,16 1,15 1,17 1,25
Jari-jari ion M2+ (A) - 1,00 0,93 0,87 0,81 0,75 0,79 0,83 0,87 0,88
Titik leleh (°C) 1541 1660 1890 1857 1244 1535 1495 1453 1083 420
Titik didih (°C) 2831 3287 3380 2672 1962 2750 2870 2732 2567 907
Rapatan (gram cm-3) 3,0 4,5 6,0 7,2 7,2 7,9 8,9 8,9 8,9 7,1
Energi ionisasi (kJ mol-1) 631 658 650 652 717 759 758 737 745 908
Keelektronegatifan 1,3 1,5 1,6 1,6 1,5 1,8 1,8 1,8 1,9 1,6
E°red M2+ (aq) (volt) - - -1,20 -0,91 -1,19 -0,44 -0,28 -0,25 +0,34 -0,76
E°red M3+ (aq) (volt) -2,10 -1,20 -0,86 -0,74 -0,28 -0,04 -0,40 - -
1. Sifat Logam
Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam, baik dalam sifat kimia maupun dalam sifat fisis. Harga
energi ionisasi yang relative rendah (kecuali seng yang agak tinggi), sehingga, mudah membentuk ion positif.
Demikian pula, harga titik didih dan titik lelehnya relative tinggi (kecuali Zn yang membentuk TD dan TL
relative rendah). Hal ini disebabkan orbital subkulit d pada unsure transisi banyak orbital yang kosong atau
tersisi tidak penuh. Adanya orbital yang kosong memungkinkan atom-atom membentuk ikatan kovalen (tidak
permanen) disamping ikatan logam. Orbital subkulit 3d pada seng terisi penuh sehingga titik lelehnya rendah.
Bandingkan dengan unsure utama yang titik didih dan titik lelehnya juga relative rendah.
Unsure +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7
Sc - - Tb - - - -
Ti - - ungu Tb - - -
Fe - Hijau Kuning - - - -
Co - Merah Ungu - - - -
muda
Ni - Hijau - - - - -
Cu Tb Biru - - - - -
Zn - Tb - - -
Bahwa unsur transisi membentuk senyawa – senyawa berwarna dan hal itu berkaitan dengan
adanya subkulit d yang terisi tidak penuh. Pada suatu atom atau yang sama. Akan tetapi,
kehadiran ligan menyebabkan pemisahan (splitting) tingkat energi pada orbital – orbital itu. Pada
sistem oktahedral (ion kompleks dengan bilangan koordinasi 6), orbital dx2 – y2 dan dz2 menjadi
lebih tinggi dari pada orbital dxy, dyz, dan dxz ( lihat gambar 3.18 ). Selisih tingkat energi antara
orbital d energi rendah dengan orbital d energi tinggi ditandai dengan delta ( o sistem
Ion Kompleks
Ion adalah atom atau kelompok atom yang bermuatan listrik. Jadi, ion dapat berupa ion tunggal, atau ion
poliatom.
2. Ligan
Ligan adalah anion atau molekul netral yang terikat langsung pada ion atau atom
pusat. Seperti telah disebutkan diatas, ikatan antara ion pusat dengan ligannya
adalah ikatan kovalen koordinat. Dalam hal ini, ligan bertindak sebagai penyumbang
pasangan elektron, sedangkan ion pusat menyiapkan orbital kosong. Jadi, ligan
haruslah mempunyai pasangan bebas. Ligan yng menyumbangkan satu pasang
elektron (mempunyai satu atom donor) disebut ligan unidentat; ligan yang menyumbangkan dua pasang
elektron (mempunyai dua atom donor) disebut bidentat; dan ligan yang menyumbang lebih dari dua pasang
elektron disebut ligan polidentat. Ligan bi- atau polidentat mempunyai bentuk yang cukup panjang sehingga
dapat melengkung untuk mengarahkan dua atau lebih atom donornya pada satu ion pusat.
3. Bilangan koordinasi
Jumlah ligan sederhana atau jumlah ikatan koordinasi yang dibentuk oleh satu ion pusat disebut bilangan
koordinasi ion pusat itu. Bilangan koordinasi besi dalam ion kompleks Fe(CN)6-4 adalah 6, sedangkan bilangan
koordinasi tembaga dalam ion kompleks Cu(NH3)42+ adalah 4. Seringkali, bilangan koordinasi suatu ion pusat
sama dengan dua kali bilangan oksidasinya. Bilangan koordinasinya yang umum adalah 2,4, dan 6.
perhatikanlah beberapa contoh berikut.
Bilangan koordinasi 2 : Ag(NH3)2+
Bilangan koordinasi 4 : [Cu(NH3)4]2+, [Zn(NH3)4]2+, dan [PtCl4]2-
Bilangan koordinasi 6 : [Fe(CN)6]3-, [Co(NH3)4Cl2]+, dan [PtCl6]2-
3. Kegunaan Kromium
Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industry :
Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang bersifat keras dan
permukaannya tetap mengkilap.
Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan tidak kusam
Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator kuat yang biasanya digunakan
untuk mencuci alat-alat laboratorium.
4. Kegunaan Mangan
Untuk produksi baja
Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi
Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang penting untuk penggunaan vitamin B1.
5. Kegunaan Besi
Membuat baja
Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari seperti, cangkul, pisau, sabit,
paku, mesin, dan sebagainya.
6. Kegunaan kobalt
Sebagai aloi
Larutan Co2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga dalam system peramalan
cuaca
7. Kegunaan Nikel
Pembuatan aloi, electrode baterai, dan keramik
Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat
Pelapis besi (pernekel)
Sebagai katalis
8. Kegunaan Tembaga
Bahan kabel listrik
Bahan uang logam
Untuk bahan mesin tenaga uap
Dan untuk aloi
9. Kegunaan Zink
Bahan cat putih
Pelapis lampu TL
Layar TV dan monitor computer
Campuran logam dengan metal lain
2. Proses Reduksi
Umumnya menggunakan reduktor yang murah yaitu karbon (kokes). Untuk logam yang reaktif
digunakan reduktor yang lebih kuat seperti hidrogen, logam alkali tanah dan alumunium. Logam-logam
yang sangat reaktif dilakukan reduksi elektrolisis (reduksi katodik)
a. Reduksi dengan karbon (C)
ZnO + C Zn + CO
Fe2O3 + 3 CO 2 Fe + 3CO2
b. Reduksi dengan logam yang lebih reaktif
TiCl4 + 2 Mg Ti + 2MgCl2
Cr2O3 + 2 Al 2 Cr + Al2O3
3. Proses Pemurnian (refining)
Dengan proses-proses peleburan, destilasi atau dengan elektrolisis. Proses peleburan misalnya untuk
memperoleh tembaga 99% untuk membuat baja dan sebagainya. Untuk memperoleh tembaga yang
murni untuk keperluan teknik listrik dilakukan dengan elektrolisis. Dengan destilasi misalnya pada
pembuatan air raksa dan seng. Berikut ikhtisar mineral dan cara memperoleh logam transisi periode 4.
a) Skandium (Sc)
Skandium digunakan sebagai komponen pada lampu berintensitas tinggi, menghasilkan larutan asam
pada proses hidrolisis [Sc(H2O)6]3+ dan membentuk senyawa Na3ScF6 yang mirip kriolit (Na3AlF6), sebagai
bahan pembentuk gelatin hidroksida (Sc(OH)3) yang bersifat amfoter. Logam skandium dibuat dengan
elektrolisis cairan ScCl3 yang dicampurkan dengan klorida-klorida lain.
b) Titanium (Ti)
Kelimpahan titanium dikulit bumi cukup banyak sekitar 0,6%. Selain rutil dan ilmenit, mineral yang
mengandung titanium yaitu perovskite (CaTiO3) dan titanit (CaTiOSiO4). Densitas titanium rendah,
kekuatan strukturnya tinggi pada suhu tinggi, dan tahan terhadap korosi (karat). Oleh karena itu
titanium banyak digunakan dalam industri pesawat terbang, mesin turbin, dan peralatan kelautan.
Logam titan (Ti) diperoleh dengan jalan mengalirkan gas klorin pada TiO2 sehingga terbentuk TiCl4.
Reaksikan
TiO2(s) + 2C(s) + 2Cl2(g) TiCl4(s) + 2CO(g)
TiCl4 yang terjadi direduksi dengan logam Mg pada suhu tinggi yang bebas oksigen. Reaksinya :
TiCl4(s) + 2Mg(s) Ti(s) + 2MgCl2(s)
c) Vanadium (V)
Vanadium dalam bentuk logam campuran (aliase) dengan besi menghasilkan ferovanadium yang bersifat
keras, kuat, dan tahan korosi.
Ferovanadium dihasilkan dari reduksi V2O5 dengan campuran silikon (Si) dan besi (Fe). Reaksinya:
Senyawa SiO2 ditambah dengan CaO menghasilkan suatu terak CaSiO3 yaitu bahan yang dihasilkan
selama pemurnian logam. Reaksinya:
d) Krom (Cr)
Kromit (FeCr2O4) direduksi oleh karbon menghasilkan ferokrom. Reaksinya:
FeCr2O4(s) + 4C(s) Fe(s) +2Cr(s) + 4CO(s)
Ferokrom
Logam krom dibuat menurut proses Goldschmidt dengan jalan mereduksi Cr2O3 dengan logam
aluminium. Reaksinya : Cr2O3(s) + 2Al(s) Al2O3(s) + 2Cr(s)
Pada proses ini mangan dalam baja feromangan berfungsi untuk mengikat oksigen agar pada proses
penuangan tidak terjadi gelembung udara yang menyebabkan baja kropos (berongga di dalamnya).
Logam mangan murni dibuat dengan proses alumino thermi seperti pembuatan logam krom. Reaksinya :
Tahap 1 : 3MnO2(s) Mn3O4(g) + O2(g)
Tahap 2 : 3Mn3O4(s) + 8Al(s) 9Mn(s) + 4Al2O3(s)
f) Besi (Fe)
Proses pengolahan Besi
Proses pengolahan bijih besi untuk menghasilkan logam besi dilakukan dalam tanur tinggi. Prinsip
kerjanya dengan mereduksi oksida besi dengan gas karbon monoksida.
Adapun langkah-langkah dalam proses pengolahan besi dari bijihnya sebagai berikut.
a. Bahan-bahan dimasukkan ke dalam tanur melalui puncak tanur meliputi:
1) Bahan utama, yaitu bijih besi hematit (Fe2O3) dicampur dengan pasir (SiO2) dengan oksida-oksida
asam lain. Bahan ini akan direduksi.
2) Bahan pereduksi, yaitu kokas (karbon)
3) Bahan tambahan, yaitu batu kapur (CaCO3) yang berfungsi untuk mengikat zat-zat pengotor.
b. Udara panas dimasukkan dari bagian bawah tanur sehingga suhu tanur semakin ke atas semakin
rendah. Hal ini menyebabkan kokas terbakar.
c. Gas CO2 yang terbentuk direduksi oleh kokas yang panas menjadi CO.
d. Gas CO yang terbentuk dan kokas akan mereduksi bijih besi (Fe2O3).
e. Besi cair yang terbentukmengalir ke bawah dan berkumpul didasar tanur.
f. Pada bagian tengah tanur, batu kapur terurai.
g. Selanjutnya CaO akan mengikat zat pengotor dan membentuk terak pada dasar tanur.
Terak yang terbentuk akan mengapung di permukaan besi cair dan keluar melalui saluran tersendiri.
Terak tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan beton jalan raya.
g) Kobalt (Co)
Pemanggangan :
CoAs (s) Co2O3(s) + As2O3(s)
Co2O3(s) + 6HCl 2 CoCl3(aq) + 3 H2O(l)
Zat-zat lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan gas H2S
Bi2O3(s) + 3 H2S(g) Bi2S3 (aq) + 3 H2O(l)
PbO(s) + H2S(g) PbS(s) + H2O(l)
Pada penambahan CoCO3 (s) dengan pemanasan akan diendapkan As dan Fe sebagai karbonat. Dengan
penyaringan akan diperoleh CoCl3.
Tambahan zat pencuci mengubah CoCl3 menjadi Co2O3. Selanjutnya CoCO3 direduksi dengan gas hydrogen,
menurut reaksi : Co2O3 (s) + H2(g) 2 CO(s) + 3 H2O (g)
h) Nikel (Ni)
Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah sebagai berikut:
- Pengeringan
Di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang dipasok dari bagian
Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.
- Kalsinasi dan Reduksi di Tanur
untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel
logam, dan sulfidasi.
- Peleburan di Tanur Listrik
untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan terak
- Pengkayaan di Tanur Pemurni
untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen.
- Granulasi dan Pengemasan
untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran- butiran yang siap diekspor setelah
dikeringkan dan dikemas
j) Seng (Zn)
Pembuatan logam seng dilakukan dengan pemanggangan seng sulfida (ZnS) kemudian oksida seng direduksi
dengan karbon pijar. Reaksinya :
2ZnS(s) + 3O2(g) 2ZnO(s) + 2SO2(g)
ZnO(s) + C(s) Zn(g) + CO(g)
Proses ini berlangsung pada suhu ± 1.200oC. seng dalam bentuk gas dikondensasikan menjadi debu seng.
1. Limbah Fe
Pada pengolahan logam besi, jika limbahnya dibuang ke sungai dapat menyebabkan pertumbuhan
fitoplankton yang tidak terkendali. Hal ini menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam air sehingga akan
mengganggu pertumbuhan ikan dan hewan air lainnya.
4. Cu
Pada penambangan tembaga, akan terbuang pasir sisa yang masih mengandung logam Cu. Jika pasir sisa ini
dibuang ke perairan maka akan membahayakan organisme-organisme di perairan tersebut.
Kegiatan 1 : Sifat-sifat unsur transisi periode 4 terdiri dari sifat fisis, sifat kimia dan sifat karakteristik.
A. Sifat Fisis
Sifat Atomik : Perhatikan tabel berikut!
Berdasarkan tabel di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini:
Sifat atomik Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
No atom 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jari-jari logam (pm) 144 132 122 118 117 117 116 116 117 125
Energi Ionisasi I 631 658 650 653 717 759 758 758 746 906
Keelektronegatifan 1,3 1,5 1,6 1,6 1,5 1,8 1,8 1,8 1,9 1,6
1. Bagaimana keteraturan jari-jari atom dari unsur logam transisi periode keempat?
................................................................
2. Bagaimana keteraturan energi ionisasi dari unsur logam transisi periode keempat?
................................................................
3. Bagaimana keteraturan nilai keelektronegatifan dari unsur logam transisi periode keempat?
................................................................
Diskusi
Jari-jari ion M2+ (A) - 1,00 0,93 0,87 0,81 0,75 0,79 0,83 0,87 0,88
5. Bagaimana keteraturan titik didih dari unsur logam transisi periode keempat?
................................................................
................................................................
................................................................
6. Bagaimana keteraturan titik leleh dari unsur logam transisi periode keempat?
................................................................
................................................................
Bandingkanlah kerapatan, titik leleh dan titik didih unsur transisi dengan alkali (K) dan alkali
tanah (Ca). Perhatikan tabel di bawah ini!
Unsur Sifat Kerapatan (g/mL) Titik leleh (oC) Titik didih (oC)
K 0,862 63,65 774
Ca 1,55 839 1484
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
2. Sifat Magnetik
Sifat magnetik terdiri dari:
a. Diamagnetik
b. Paramagnetik
Kekuatan tarik-menarik zat paramagnetik dalam medan magnet cenderung lemah, namun untuk
Fe, Co, dan Ni memiliki atom-atom paramagnetik yang berada pada jarak sedemikian sehingga
interaksi yang terjadi antar atom begitu kuat yang dinamakan dengan sifat feromagnetik.
Jadi,
Unsur yang termasuk diamagnetik adalah Cu dan Zn
Unsur yang termasuk paramagnetik adalah V. Cr, Mn, Cu, dan Zn
3. Tingkat Oksidasi
Golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1 dan +2.
Bagaimana dengan unsur transisi?
.........
Ti4+ = (Ar)
Cu+ = Ar
c. Bandingkan diagram orbital ion yang tidak berwarna dengan ion Fe3+ dan Mn2+
Fe3+
Mn2+
Kesimpulan:
Senyawa atau ion yang tidak berwarna ditentukan jika . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.............................
Tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama menyebabkan timbulnya warna
pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena elektron dapat bergerak ke tingkat yang lebih
tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak.
Contoh:
[Ag(CN2)] - = ion disianoargentat(I)
Contoh :
[Co(NH3)2 (CN)4]2- = ion diaminatetrasianokobaltat(II)
Berdasarkan contoh, tuliskan cara penamaan jika ligan lebih dari 1:
Latihan
Tuliskan nama dari senyawa kompleks:
a. [Fe(H2O)6] 2+
b. [Fe(Cl6)]3-
c. [Co(NH3)3 (NO2)3]
Besi diekstraksi dari bijih besi yang mengandung senyawa besi seperti hematit (Fe2O3),
limonit ( 2Fe2O3.3H2O), megnetit (Fe3O4) dan siderit (FeCO3). Prosess ekstraksi dilakukan
dalam tanur tiup menggunakan metode reduksi. Lengkapi skema berikut dengan pilihan
yang tersedia.
Karbon monoksida (CO) terak batu kapur(CaCO3) Kokas
Karbon dioksida besi gubal CaO baja
Senyawa besi asam Oksigen (O2) udara panas
5 2
Gas CO bergerak ke atas dan mulai .............................................
mereduksi .......................... ditiupkan / dialirkan ke tanur
dalam bijih besi.
4
Gas CO2 naik ke atas dan bereaksi
dengan C menghasilkan gas 3
................................................ Kokas bereaksi dengan...........
dalam udara panas
membentuk gas
...................
6
7 Pengotor dalam bijih besi yang bersifat
Pengotor dalam bijih besi yang bersifat ........... seperti SiO2 dipisahkan melalui
........... seperti SiO2 dipisahkan melalui reaksi dengan ............ yang dhasilkan
reaksi dengan ............ yang dhasilkan
dari pemanasan CaCO3. Campuran
dari pemanasan CaCO3. Campuran
pengotor ini disebut .......... pengotor ini disebut ..........
Tembaga dapat diekstraksi dari senyawa sulfidanya dalam mineral kolkopirit (CuFeS2) dan
kalkosit (Cu2S). Pemisahan bersifat cukup komplek karena senyawa mengandung cukup
banyak besi. Lengkapi skema berikut dengan pilihan yang tersedia.
2. Secara Teknik
Dalam industri, nitrogen diperoleh dari udara. Prosesnya berlangsung dalam dua tahap, yaitu
mencairkan udara dan distilasi bertingkat. Lengkapi skema berikut !
Krom merupakan salah satu logam terpenting dalam industri logam. Kromium dibuat dengan cara
dioksidasi dan direduksi. Lengkapi skema berikut !
Oksigen dapat dibuat dalam skala kecil di laboratorium dan dapat juga dibuat dalam skala besar di industri
a. Pemanasan garam kalium klorat dengan katalis MnO2. Reaksinya sebagai berikut.
MnO2
2KClO3(s) .............. + .............
Oksigen dapat dibuat dengan dua cara, yaitu elektrolisis air yang sedikit diasamkan dan distilasi
bertingkat udara cair.
Sumber :
I Made Sukarna. 2003. Kimia Dasar 1. Yogyakarta : Jurusan Kimia FMIPA UNY
Michael Purba. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Penerbit Erlangga
J.M.C Johari dan M. Rachmawati. 2008. Kimia 3 SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta : Penerbit Erlangga (esis)
Unggul Sudarmo. 2015. Kimia untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Erlangga
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2006/034115/hukum%20Raoult.html