Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Kondisi Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta

Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang kaya akan aset budaya seperti

peninggalan bersejarah (artefak), tarian tradisional, potensi alam, kesenian tradisional

dan lain-lain, berbagai potensi tersebutlah yang menjadikan kota Yogyakarta

mendapat julukan sebagai kota pariwisata ke-2 setelah kota wisata yang ada di Bali,

selain itu kota Yogyakarta juga dikenal sebagai kota budaya dan kota pendidikan.

Jumlah obyek wisata di daerah istimewa Yogyakarta sebanyak 112 obyek

wisata dengan perincian wisata alam sebanyak 26 buah, wisata budaya sebanyak 73

buah, dan wisata minat khusus sebanyak 13 buah.

Salah satu objek parawisata yang ada di Yogyakarta yaitu gerabah ‘kasongan’

yang terletak di Desa Wisata Kasongan kabupaten Bantul, yang merupakan

kebanggan bagi warga di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, karena merupakan

desa yang terkenal akan objek wisata kerajinan gerabahnya.

Melihat potensi yang cukup besar dari kerajinan gerabah ini, sangat

membantu bagi perkembangan parawisata di Yogyakarta. Hal ini didasari ketika

diadakannya pameran Kriya Gerabah yang berlangsung 15 - 20 maret 1999 di Hotel

Garuda Yogyakarta, yang dapat menarik perhatian para tamu yang hadir. 1

11
Kedaulatan Rakyat, belum dibuka, gerabah sudah laku, 16 maret 1999

1
Gerabah adalah suatu hasil kerajinan daerah yang terbuat dari tanah liat

misalnya dalam bentuk pot, piring, tempat air, tempat bunga, perlengkapan makan

dan lain-lain.

TABEL 1.1 Jumlah pengunjung Objek Wisata di Kota Yogyakarta tahun 2000-2002

Objek Wisata TAHUN


2000 2001 2002

Kraton 355.898 316.122 299.96


Taman Sari 40.429 13.561 42.007
Gembiraloka 458.988 247.142 355.515
Purawisata 174.79

JUMLAH 855.315 576.825 901259

1.1.2 Manfaat Museum Gerabah di Yogyakarta

Menelusuri sejarahnya kerajinan gerabah kasongan sebenarnya sudah ada

sejak 330 tahun yang lalu yaitu sekitar tahun 1675-1765 dengan produk awalnya

mula-mula berupa cobek. Dalam perkembangannya produk cobek mulai diwarnai

dengan hiasan berbagai bentuk kepala binatang ( 1745-1825 ), dan pada tahun 1805-

1890 mulai dikembangkan produk anglo dan pot.

Pada tahun 1970 Sapto Hudoyo mulai memperkenalkan produk motif

binatang dengan dekorasi tempel yang dijadikan ciri khas produk kerajinan gerabah

tersebut. Dan pada pertengahan 1987 diperkenalkanlah jenis produk tungku

pembakaran jenis api yang mampu menembus pasar internasional.2

Melihat keberhasilan kerajinan gerabah tersebut dari tahun ke tahun, lama

kelamaan mulai menggeser mata pencaharian penduduk sekitar dari bertani menjadi

pengrajin. Hal tersebut juga didukung oleh keterbatasan lahan pertanian dan kondisi

2
Kepala Dusun Kasongan ,juli 1995 dalam Drs. Bedjo Haryono, pembuatan kerajinan tanah liat
di Indonesia, Dep. P&karena, Dierjen Kebudayaan, Proyek Pembinaan Permuseuman DIY.
1995-1996

2
tanah yang kurang subur. Disamping itu faktor jarak yang dekat dengan kota

Yogyakarta dan faktor kemudahan transportasi juga turut menjadi penyebab

terjadinya pergeseran mata pencaharian.3


4
Table 1.2 komposisi mata pencaharian masyarakat Kasongan
JENIS PEKERJAAN JUMLAH %

PETANI 11 2,34

PEGAWAI NEGRI 22 4,68

PENGRAJIN 200 42,55

BURUH 16 3,40

PETERNAK SAPI 11 4,47

PETERNAK ITIK 21 4,26

PERNAK KAMBING 20 4,26

PETERNAK AYAM 169 35,96

JUMLAH 470 100

Dengan terus diminatinya kerajinan gerabah tersebut mendorong peningkatan

produksi baik dari segi kualitas maupun kwantitas. Disamping itu perubahan bentuk

produk yang terus menerus terjadi dari tahun ke tahun yaitu dari bentuk awal,

tradisional, sampai ke bentuk modern sangat disayangkan apabila perkembangan ini

tidak disertai dengan upaya mendokumentasikan dan melestarikannya. Beberapa

generasi ke depan tidak memiliki kesempatan untuk menikmati hasil kebudayaan

yang memiliki nilai yang tinggi tersebut. Untuk itulah diperlukan suatu wadah yang

berperan dalam mendokumentasikan, melestarikan, dan memamerkan berbagai jenis

3
ibid
4
ibid

3
kerajinan gerabah dimulai dari produk mula-mula tradisional sampai pada produk

modern.

Melihat perkembangannya yang secara tahun-ketahun meningkat terus tetapi

tanpa didukung dari para wisatawan lokal maupun manca negara yang datang,

sehingga perlu di bangun sebuah museum gerabah yang dapat dijadikan sebagai daya

tarik

Adapun tabel-tabel jumlah pengunjung yang datang dari tahun ketahun

menurun terus sejak krisis moneter yang melanda di Indonesia sejak tahun 1997.

Maka dibangunnya museum adalah salah satu solusi untuk kembali menarik para

wisatawan.

TABEL 1.3 JUMLAH PENGUNJUNG DESA KERAJINAN KASONGAN TAHUN 1999

BULAN WISMAN WISNUS JUMLAH

JANUARI 57 992 1049


FEBRUARI 79 872 951
MARET 57 1002 1059
APRIL 68 987 1055
MEI 35 1800 1835
JUNI 87 1722 1809
JULI 89 2522 2611
AGUSTUS 112 1758 1870
SEPTEMBER 152 2452 2604
OKTOBER 98 1211 1309
NOVEMBER 101 1301 1402
DESEMBER 98 1251 1349

JUMLAH 1033 17870 18903

TAHUN WISMAN WISNUS JUMLAH

1998 2120 28936 31056


1997 3508 34239 37747
1996 5848 41271 47119
1995 5330 33439 38769

Sumber: Pengelola Objek Dan Daya Tarik Wisata

4
Melihat perkembangan pengunjung yang datang ke desa wisata kasongan

yang terus menerus menurun maka membuat sebuah museum adalah salah satu solusi

yang baik untuk menarik kembali para wisatawan di Yogyakarta, karena di

Yogyakarta museum merupakan salah satu daya tarik pariwisataan yang dapat

meningkatkan jumlah pendapatan sub sektor pariwisata. Hal ini dapat di lihat dari

jumlah pendapatan yang naik terus menerus dari sektor museum.

Tabel 1.4 Jumlah Pendapatan Sub Sektor Pariwisata

NO SUB SEKTOR TAHUN


1998 1999 2000 2001
1 OBYEK WISATA 3.152.511.050 4.592.695.150 8.825.147.555
2 MUSEUM 878.040.000 954.206.800 1.498.995.100
3 ATRAKSI 600.061.070 677.437.760 1.037.375.500
4 BIOSKOP 4.299.386.400 1.461.435.000 1.608.238.600
5 PAJAK PEMBANGUNAN 1 6.250.263.284 11.227.361.135 9.986.922.649 20.742.568.734
6 PAJAK TONTONAN 1.052.973.544 1.300.996.925 715.057.586 1.922.514.145
IJIN USAHA,RETRIBUSI,
7 LOSMEN,
PRAMUWISATA, 28.233.500
R. MAKAN, RHU
JUMLAH 16.261.468.848 20.214.132.770 23.671.736.990 22.665.082.879

Sumber : Statistik Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2002

1.1.3 Arsitektur Modern

Arsitektur modern adalah suatu bagian kebudayaan manusia yang berkaitan

dengan berbagai segi kehidupan termasuk sistem mendirikan bangunan dalam

memenuhi kebutuhan ruang secara mutakhir atau modern.

1.1.4 Museum

• Museum merupakan suatu wadah yang efektif dalam menjawab permasalahan

diatas. Museum merupakan suatu bangunan tempat memelihara, menelaah, dan

5
memamerkan barang-barang yang memiliki nilai lestari, sebagai contoh

peninggalan sejarah, seni, ataupun barang-barang kuno5

• Museum merupakan suatu lembaga atau badan yang bersifat tetap, tidak mencari

suatu keuntungan material, senantiasa melayani masyarakat secara terbuka dan

untuk umum.6

Jadi museum adalah suatu tempat / wadah yang tidak mencari keuntungan

dan berfungsi sebagai tempat untuk melayani masyarakat secara umum dan lebih

bersifat pelestarian yang lebih mengutamakan pendidikan.

1.1.5 Pencahayaan

Pada dasarnya Sumber cahaya pada museum ini di bagi menjadi dua, yaitu

berupa cahaya yang berasal dari sinar matahari ( cahaya alami ) dan cahaya yang

berasal dari lampu ( cahaya buatan ).

Seringkali orang awam banyak yang akan menyepelekan keberadaan sebuah

cahaya bagi ruangan atau mungkin mereka juga tidak terlalu menyadari bahwa

dengan memanfaatkan cahaya, museum yang selama ini kita bayangkan

membosankan jutru bisa menjadi tempat yang rekreatif bahkan cahaya dapat

membuat nilai sebuah benda paner terlihat lebih istimewa

1.1.6 Sirkulasi

Sirkulasi adalah pola kegiatan manusia maupun barang dari suatu bangunan

kegiatan ke ruang kegiatan lainnya. Atau dapat juga disebut menghubungkan ruang –

ruang atau deretan ruang luar dan dalam bersama

5
Esiklopedi Nasional Indonesia (1990)
6
Internatonal Councill Of Museum (ICOM)

6
1.1.1 Perumusan Masalah

Bagaimana merancang suatu Museum Gerabah di daerah Yogyakarta

sehingga dapat memamerkan, memelihara, dan merawat benda-benda yang sudah

ada yang selama ini belum dilestarikan dengan baik, Dan juga dapat menjadikannya

sebagai objek-objek pariwisata yang dapat menghasilkan devisa bagi negara

maupun mata pencaharian bagi penduduk.

1.3 Tujuan

Perencanaan dan perancangan museum kerajinan gerabah di Yogyakarta

dengan menggunakan konsep arsitektur modern sebagai acuan tampilan bangunan,

dengan penekanan pada sirkulasi dan pencahayan bangunan.

1.4 Sasaran

• Melakukan studi tentang kerajinan gerabah / museum berbagai jenis.

• Melakukan studi tentang arsitektur modern, sirkulasi dan pencahayaan.

• Melakukan studi untuk mendapatkan lokasi/site yang baik.

1.5 Lingkup Pembahasan

• Pembahasan akan dibatasi dalam lingkup arsitektural terutama ditekankan

pada perencanaan sirkulasi dan pencahayaan bangunan museum tersebut,

sedangkan bidang lain atau non arsitektural merupakan pendukungnya

• Studi tentang museum yang di batasi pada pewadahan konsep, sirkulasi, dan

pencahayaan yang mengacu pada standart yang telah ditentukan baik melalui

buku-buku ( misalnya Times Saver Standart For Building Type, Public Space

Design In Museums), yang berhubungan dengan museum.

7
1.6 Metode

Metode studi dilakukan dengan cara:

• Studi pustaka : mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan

museum. Mempelajari standart-standart yang telah ditentukan dan konsep

dasar arsirektur modern.

• Studi banding : melihat langsung bangunan-bangunan museum yang

sudah ada.

• Studi pengumpulan data yang berhubungan dengan museum gerabah dan

eksisting dengan kota Yogyakarta, berupa informasi lisan dari nara

sumber, dan pengamatan atau observasi secara langsung.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB 1

PENDAHULUAN

Mengungkapkan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Sasaran,

Lingkup, Metode, dan Sistematika penulisan.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG MUSEUM

Mengungkapkan pengertian, tinjauan teori tentang syarat-syarat museum,

sirkulasi, pencahayaan dan lokasi site.

BAB III

TINJAUAN TEORITIS PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN SEBAGAI

ACUAN DESAIN BANGUNAN

8
Mengungkapkan pengertian, tinjauan teori tentang arsitektur modern, sebagai

acuan citra bagunan. Serta studi terhadap museum yang sudah ada.

BAB IV

ANALISIS MENUJU KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Mengungkapkan proses analisis yang akan menjadi suatu dasar

perencanaan dan perancangan museum melalui metoda-metoda tertentu

yang diaplikasikan pada lokasi/site.

BAB V

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Mengungkapkan konsep-konsep yang akan diterapkan dalam

rancangan fisik arsitektural

Anda mungkin juga menyukai