2. Latar Belakang
Potensi Sumber daya alam Indonesia sangat berlimpah, wilayah hutan tropis
Indonesia terluas ketiga di dunia dengan cadangan minyak, gas alam, emas, tembaga
dan mineral lainnya. Terumbu karang dan kehidupan laut memperkaya ke-17.000
pulaunya. Lebih dari itu, Indoensia memiliki tanah dan area lautan yang luas, dan
kaya dengan berjenis-jenis ekologi. Menempati hampir 1.3 persen dari wilayah bumi,
mempunyai kira-kira 10 persen jenis tanaman dan bunga yang ada di dunia, 12 persen
jenis binatang menyusui, 17 persen jenis burung, 25 persen jenis ikan, dan 10 persen
sisa area hutan tropis, yang kedua setelah Brazil (world Bank 1994). Walaupun
demikian persoalan tentang pengelolaan sumber daya alam hanya mendapat perhatian
garis pesisirnya mencapai 81,000 kilometer, ini adalah 14% dari seluruh pesisir di
dunia. Indonesia adalah negara yang memiliki pesisir terpanjang di dunia. Ekosistem
kelautan yang dimiliki oleh Indonesia sungguh sangat bervariasi, dan mendukung
kehidupan kumpulan spesies yang sangat besar. Indonesia memiliki hutan bakau yang
paling luas, dan memiliki terumbu karang yang paling spektakuler di kawasan Asia.
Hutan bakau paling banyak dijumpai di Pesisir Timur Sumatra, pesisir Kalimantan,
2
dan Irian Jaya (yang memiliki 69% dari seluruh habitat hutan bakau di Indonesia).
Sedangkan lautan biru di Maluku dan Sulawesi menaungi ekosistem yang sangat kaya
akan ikan, terumbu karang, dan organisme terumbu karang yang lain.
berarti pengeloaan dari sumberdaya itu harus terabaikan justru Pengelolaan sumber
daya alam yang dilakukan secara terus menerus sebagai usaha untuk meningkatkan
ekonomi hanya akan membawa efek positif secara ekonomi tetapi menimbulkan efek
2007 : 106 ). Oleh sebab itu pengelolaan sumber daya alam perlu diperhatikan
Indonesia, tentunya hal ini menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk mendirikan
beberapa faktor diantaranya yaitu : (1) Berkurangnya penerimaan devisa dari ekspor
kepentingan lain atau hanya sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun
untuk belajar. Selain itu munculnya berbagai kepentingan masyarakat dari waktu ke
Propinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu daerah tujuan ekowisata (DTE)
(Yoeti, 1999 : 44 ) yang banyak dikunjungi wisatawan, baik wisatawan asing maupun
domestik. Hal ini disebabkan oleh keanekaragaman obyek wisata yang dimiliki dan
juga letak geogerafis provinsi NTB yang berada diantara jalur segi tiga emas pusat
pariwisata Indonesaia yaitu Pulau Bali, Pulau Komodo dan Taman Laut Bunaken di
Sulawesi.
Nusa Tenggara Barat ( NTB) adalah salah satu propinsi di Indonesia yang
memiliki potensi wisata yang patut untuk dikembangkan, Arus kunjungan wisatawan
ke daerah ini selalu mengalami peningkatan dari tahun ketahun,. Salah satu
Kabupaten yang memiliki potensi wisata yang cukup terkenal adalah Kabupaten
Lombok Barat, dimana kabupaten ini merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi
NTB yang memiliki beberapa kawasan wisata yang cukup terkenal secara
Internasional seperti Taman Nasional Gunung Rinjani, Pantai Senggigi dan kawasan
Salah satu objek wisata yang yang ada di Kabupaten Lombok Barat adalah
kawasan wisata Senggigi , yaitu salah satu Lokasi di Lombok barat yang cukup
4
dan Nusantara di Kabupaten Lombok Barat kurun waktu 1998-2007, memiliki tren
yang cukup berfluktuasi dimana dalam empat tahun pertama terjadi penurunan yang
cukup signifikan, yaitu dari sebesar 177.968 orang pada tahun 1998 turun menjadi
94.638 orang pada tahun 2001, Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
krisis moneter yang melanda Indonesia dan beberapa negara di Asia pada pertengahan
tahun 1997, yang menyebabkan ketidakstabilan politik, sosial dan ekonomi di dalam
negeri, kondisi keamanan yang kurang baik sebagai imbas dari ketidakstabilan politik
300
253.612 Mancanega
250
ra
222.73 229.28
200 200.24
189.659
177.968
150
. 154.033 150.767 156.504 Nusantara
146.006
134.531 131.461 131.352
122.26
100 104.898 104.133
90.126 94.638 96.107
88.199 87.819
73.41
72.596
65.615 Jumlah
50 54.54 51.606
40.098
23.935 22.269 24.511
0
Tahun 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Dari grafik diatas fluktuasi yang begitu ekstrim terjadi pada tahun 2000
dimana jumlah kunjungan mencapai titik terendah sebesar 90.126 orang, dan mulai
mengalami peningkatan lagi di tahun 2001 sebesar 94.638 orang, hingga di tahun
mencapai angka 156.504 orang, akan tetapi sejalan dengan peningkatan kunjungan
wisatawan yang terjadi, tragedi Bom Bali mencuat, tepat tanggal 12 Oktober 2002 di
ditahun 2003 anjlok mencapai angka 146.006 orang, selain tragedi Bom Bali Invasi
dampaknya bagi dunia pariwisata di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sejumlah
hotel di kawasan wisata Senggigi, maupun Gili Terawangan, Lombok Barat, tingkat
tahun 2004 jumlah kunjungan wisatawan meningkat sebanyak 200.240 orang hingga
Adapun Promosi yang dilakukan selama ini lebih banyak ditujukan untuk
menarik wisatawan asing. Pihak terkait, seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
NTB, bahkan sejumlah anggota DPRD NTB, di tengah suasana psikologis akibat
Perang Teluk, pascapeledakan bom di Bali, dan lain-lain yang menyurutkan orang
untuk bepergian, hampir tidak pernah absen mengikuti kegiatan promosi, di antaranya
kunjungan sebesar 90.244 meningkat menjadi 111.296 ditahun 2007 yang walaupun
jika dilihat dari tahun 2004 yang mana jumlah kunjungan saat itu sebesar 90.447
kunjungan tertinggi berada pada tahun 2005 yaitu sebesar 99.243 orang, yang
tahun 2006 dan 82.212 di tahun 2007, sementara secara general apabila dilihat total
800
722.098
700
600
0
2004 2005 2006 2007 Total
TAHUN
8
Dari Grafik diatas dapat dilihat bahwa tren fluktuasi kunjungan wisatawan
empat tahun terakhir cukup fluktuatif, dimana jumlah kunjungan wisatawan domestik
sedangkan disisi lain terjadi peningkatan yang signifikan dari total kunjungan
wisatawan Mancanegara yang mencapai titik tertinggi dengan angka 99.243, ditahun
91.089, ditahun 2007 arus kunjungan wisatawan Domestik mencapai angka tertinggi
domestik kian membaik, harus di sadari bahwa keadaan tersebut berbanding terbalik
mancanegara maupun domestik selalu mengalami kenaikan dari tahun ketahun. Hal
Ada hal lain juga perlu di pertimbangkan oleh Pemerintah Daerah bahwa
baru-baru ini mencuat isu global tentang pelarangan Maskapai penerbangan Indonesia
ke Uni Eropa, hal ini menjadi tantangan baru bagi eksistensi Pariwisata di NTB,
Imbas dari larangan menggunakan penerbangan Indonesia oleh Uni Eropa langsung
dirasakan beberapa biro perjalanan wisata di NTB. Dimana, sebelum adanya larangan
dari persatuan negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa (UE), banyak
wisatawan dari kawasan tersebut, yang akan melakukan pendakian di taman nasional
gunung rinjani (TNGR). Namun, setelah larangan tersebut keluar, para wisatawan
( www. Mataram.nusatenggaranwes.com ).
eksistensi pariwisata dalam negeri, maka harus ada upaya dalam memperkuat
domestik. Sehingga dari awal perlu sekiranya melihat penilaian wisatawan terhadap
Alasan lain mengapa penilaian sumberdaya alam penting, karena sumber daya
alam adalah merupakan barang publik yang tidak dapat diperjual belikan secara
terang-terangan kepada konsumen, akan tetapi bahwa penilaian sumber daya alam
terkait di kawasan Wisata alam Senggigi adalah untuk mendapatkan Nilai Ekonomi
yang pada akhirnya nanti, pihak-pihak yang terkait dalam proses pengelolaannya
seperti Pemerintah Daerah Lobar dan Seluruh Pengelola hotel yang berada
Hal lain juga yang patut di pertimbangkan ialah bahwa dalam rangka menarik
Lombok Barat maka diperlukan suatu dasar perhitungan investasi yang realistik, yaitu
dengan penilaian manfaat itangible rekreasi secara kuantitatif dan obyektif. penilaian
manfaat intangible rekreasi ini ternyata tidak dapat dinilai dengan sistem pasar
konvensional. Untuk tujuan penilaian ini para ahli ekonomi sumber daya alam dan
yaitu Travel Cost Method atau Metode Biaya Perjalanan yang prinsipnya yaitu
sumber daya alam yang tidak memiliki harga pasar. Pendekatan ini telah dipakai
3. Perumusan Masalah
11
1. Berapa besar nilai ekonomi wisata alam Senggigi dilihat dari biaya perjalanan
(travel cost ) ?
1. Untuk mengetahui berapa besar nilai ekonomi wisata Alam Senggigi dilihat dari
Barat ?
1. Secara akademik untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai kebulatan
program studi Strata Satu (S1) pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lainnya yang berminat untuk mengadakan
3. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi pihak-pihak
5. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang di lakukan oleh Zul Hakim (2007 :53-59) yang bejudul
Trawangan “ penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar nilai sumber
daya alam dan lingkungan di area wisata Gili Trawangan dengan menghitung faktor-
Pengukuran nilai sumber daya alam dan lingkungan di lakukan dengan metode
Travell Cost Analysis di peroleh hasil penelitian dalam persamaan regresi Linier
terdapat dua variabel bebas yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel
terikat (Jumlah kunjungan Individu ) yaitu, variabel pendapatan individu dan biaya
perjalanan Sedangkan dari pengujian secara simultan diperoleh hasil bahwa semua
yaitu dengan pendekatan zonasi dan menggunakan alat analisis regresi. Responden
responden penganbilan data dengan teknik survey, dari hasil pengambilan sampel
dapat di simpulkan 37 persen pengunjung tiap hari kerja dan 67 persen pengunjung
akhir minggu. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemakaian taman Lumpinee
pada akhir minggu lebih banyak jika dibandingkan dengan pemakaian pada hari
kerja. Pedekatan yang kedua di gunakan untuk menghitung kesediaan orang untuk
himpunan kedua datang dari para responden termasuk termasuk baik pemankai atau
bukan pemakai taman yang di wawancarai di pemukiman mereka. Dari sampel yang
moneter. jumlah uang bervariasi dari B 0 sampai B 500 tiap tahun. Sedangakan nilai
sosial taman yang lebih luas baik bagi pemakai atau bukan pemakai.
Menggunakan Metode Travell Cost Taman Wisata Hutan di Taman Wan Abdul
Rachman, Propinsi Lampung” penelitian ini menggunakan biaya perjalanan dengan
teknik pendekatan zonasi dengan alat analisis regresi, zona dibagi menjadi 13 zona
berdasarkan daerah kecamatan tempat tinggal pengunjung. Penentuan nilai ekonomi
wisata didasarkan pada pendekatan biaya perjalanan wisata dengan variabel variabel
konsumsi, karcis dll), biaya transportasi, pendapatan/uang saku per bulan, jumlah
penduduk Kecamatan asal pengunjung, pendidikan, waktu kerja per minggu, waktu
luang per minggu.
Dari hasil regreasi antara jumlah kunjungan per seribu penduduk (Y) dengan
berikut :
Y = 13,1 – 0,000240X1 – 0,000036 X4 – 0,926 X5 + 0,124 X6
15
Dari persamaan regresi di atas menunjukan bahwa dari keseluruhan variable
empat variable bebas yang signifikan mempengaruhi yaitu Biaya perajalanan, jumlah
penduduk, pendidikan dan waktu kerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Sahlan tentang Valuasi ekonomi wisata Alam
berasal dari Kabupaten Lombok Barat yaitu sebesar Rp. 491.686.957,7,-/tahun per
1.000 penduduk. Analisis yang digunakan analisis Regresi Linier Berganda dengan
tujuh variabel utama yaitu variabel jumlah kunjungan (Y), biaya perjalanan (X1),
biaya waktu (X2), persepsi responden (X3), karakteristik substitusi (X4), Fasilitas-
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa dari enam variabel yang di
gunakan hanya dua variabel yang berpengaruh signifikan tehadap variabel terikat
pengaruh yang nyata terhadap variabel terikat (jumlah kunjungan). Nilai koefisien
determinasi (R²) adalah sebesar 0,247 artinya bahwa 24,7 persen variabel dependen
mampu dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya sebesar 75,3 persen
dengan Pendekatan Biaya Perjalanan ( Travel Cost ) Studi Kasus Di Desa Senggigi
terdahulu, ialah bahwa penelitian ini mengambil obyek yang berbeda, variabel-
metode accidental sampling, selain itu pula dasar model yang dibentuk dalam
Pasal 1 ; dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari
kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk
dijelaskan pula bahwa Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang
2. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, seperti : Kawasan wisata, taman
pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat, dan yang bersifat alamiah :
b. Usaha sarana pariwisata yang terdiri dari : akomodasi, rumah makan, bar,
Oka A.Yoeti (1992:8) adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul
Menurut Oka A. Yoeti Kata Pariwisata merupakan sinomin dari kata “tour”
yang memiliki makna yaitu pejalanan. Sedangkan menurut Marpaung Happy, (2000 :
Menurut definisi yang lebih luas pariwisata adalah perjalanan dari satu
dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
18
“Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu negara tanpa
memandang kewarganegaraanya, berkunjung ke suatu tempat pada negara
yang sama untuk jangka waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya
dapat di klsifikasikan pada salah satu dari hal berikut ini, (1) Memanfaatkan
waktu luang untuk berekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan, keagamaan dan
olah raga. (2) Bisnis atau mengunjungi keluarga”.
kelompok orang yang melakukan perjalanan wisata dan lama tinggalnya sekurang-
orang yang melakukan perjalanan lebih dari 24 jam, tinggal di suatu tempat untuk
tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, untuk memenuhi
kehendak ingin tahu, untuk mengendorkan ketegangan saraf, untuk melihat sesuatu
yang baru, untuk menikmati keindahan alam, untuk mengetahui hikayat rakyat
setempat, untuk mendapatkan ketenagan dan kedamaian di luar kota, atau bahkan
sebaliknya untuk menikmati hiburan di kota kota besar ataupun untuk ikut serta
lainya.
Jenis pariwisata ini biasanya ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti
Jenis pariwisata olah raga ini dapat di bagi menjadi dua kategori yaitu:
20
Games,kejuaraan ski dunia atau turnamen olah raga lainnya yang banyak
menarik penonton.
• Sportying tourism of the practioners, yaitu peristiwa bagi mereka yang ingin
mereka sendiri. Seperti pendaki gunung, naik kuda dan olahraga pariwisata
lainnya.
Jenis pariwisata ini dilakukan untuk kegiatan atau urusan-urusan bisnis atau
atau Internasional.
Pengertian wisata alam meliputi obyek dan kegiatan yang berkaitan dengan
ekosistemnya, baik dalam bentuk asli (alami) maupun perpaduan dengan buatan
manusia. Akibatnya tempat wisata ini terbuka yang sifatnya masih alami dan dapat
(Soemarno,2007 :1)
21
memanfaatkan potensi sumber daya alam dan tata lingkungan. Sedangkan obyek
wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi
wisatawan serta ditunjukkan untuk pembinaan cinta alam baik dalam kegiatan alam
merupakan pemanfaatan sumber daya alam yang di tata dengan baik sehingga dapat
menimbulkan rasa senang, rasa indah, nyaman dan bersih dan menggunakan
berbanding terbalik dengan harga” artinya jumlah komoditi dibeli oleh seseorang
selama periode waktu tertentu adalah fungsi atau tergantung pada harganya, dengan
asumsi bahwa pendapatan uangnya, harga komoditi lain dan selera tetap ( cateris
paribus). Apabila harga barang naik maka jumlah barang yang di minta turun atau
berkurang dan sebaliknya apabila harga turun maka jumlah barang yang diminta akan
pengaruhi oleh (1). harga barang itu sendiri, (2) Selera atau preferensi konsumen, (3).
banyaknya konsumen, (4). pendapatan, (5). harga barang lain yang sejenis, (6)
tempat rekreasi, wisata alam juga sama dengan permintaan barang dan jasa.
22
Permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti harga barang atau jasa lingkungan tersebut, selera konsumen,
banyaknya konsumen atau penduduk, harga barang lain yang memiliki daya guna
yang sama, pendapatan. Apabila faktor yang mempengaruhi ini tetap sedangkan
harga barang dan jasa naik, maka jumlah permintaan barang dan jasa lingkungan ini
akan menurun, dan sebaliknya jika harga turun maka permintaan barang dan jasa
akan naik. Begitu dengan permintaan terhadap jasa lingkungan wisata alam semakin
dekat tempat tinggal seseoarang maka akan semakin kecil biaya yang di keluarkan
untuk dapat menikmati jasa lingkungan tersebut, tetapi sebaliknya jika tempat tinggal
seseorang jauh dari lokasi wisata alam tersebut maka akan semakin besar biaya yang
berupa uang dari hasil satu kegiatan ekonomi yang diperoleh dalam satu periode
yaitu:
1. Pendapatan kotor adalah pendapatan yang diterima dari hasil penjualan barang
atau hasil produksi, atau pendapatan yang diterima dari hasil produksi dikalikan
Dalam melakukan perjalanan wisata atau dalam kegiatan wisata biaya ini adalah
biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan dalam menggunakan jasa lingkungan selama
mereka berada di lokasi wisata tersebut. Hal ini mencerminkan nilai dari sumber daya
Perhitungan Nilai ekonomi sumber daya alam (Valuasi ekonomi sumber daya
alam) hingga saat ini berkembang pesat, ini dalam konteks ilmu ekonomi sumber
daya alam dan lingkungan, perhitungan tentang tentang biaya lingkungan sudah
dijadikan nilai nominal dari sumber daya alam tersebut. Dari biaya nominal akan di
ukur manfaat ketersediaan sumber daya alam. Untuk mengukur nilai pasar sumber
daya alam itu perlu dilakukan pemberian nilai (harga) sumber daya alam sesuai
lingkungan itu sangat komplek karena nilai keuntungan itu bukan hanya nilai moneter
(berupa uang) dari konsumen yang menikmati langsung (users) jasa perbaikan
kualitas lingkungan tetapi juga nilai yang berasal dari konsumen potensial dan orang
lain karena alasan tertentu (non-users) jasa tersebut mungkin juga memperoleh
24
Metode ini mendasarkan diri secara langsung pada harga pasar dan
lingkungan, pendekatan ini disebut juga dengan metode dosis-respon; kedua yang
sebagai suatu faktor produksi. Misalnya kualitas air bagi industri yang menggunakan
air untuk tujuan proses produksi. Kegiatan-kegiatan itu perlu adanya peningkatan
pasar yang mengaggu harga pasar, benefit dari peningkatan kualitas lingkungan itu
mengurangi atau mengatasi efek negatif dari polusi. Contoh kasus pencemaran udara
25
berkunjung ke dokter. Biaya berkunjung kedokter ini dianggap sebagai nilai dari
dapat diketahui lebih pasti. Pendekatan ini akan memberikan nilai yang lebih rendah
langsung. Beberapa metode yang digunakan dalam penentuan nilai lingkungan tidak
menanyakan penduduk tentang nilai atau harga yang mereka berikan terhadap
komoditi yang tidak memiliki pasar seperti barang lingkungan. Secara prinsip metode
penyediaan barang lingkungan dan juga mampu menetukan pilihan estimasi pada
Prinsip yang mendasari metode ini adalah bahwa bagi orang yang memiliki
preferensi yang benar tetapi tersembunyai terhadap seluruh jenis barang lingkungan,
ini,diasumsikan bahwa orang akan bertindak nantinya seperti yang dikatakan ketika
situasi hipotesis yang disodorkan akan menjadi kenyataan pada masa yang akan
datang. Dengan dasar asumsi ini,maka pada dasarnya metode MVC ini menilai
• Berapakah jumlah tambahan uang yang ingin dibayar oleh seseorang atau
lingkungan.
Menurut Anwar (1994) dalam Safri et.al ( 9 : 1996 ) pendekatan ini dilakukan
Pendekatan ini dapat diterapkan pada keadaan yang dapat menimbulkan kesenangan
(estetic) seperti pemandangan alam, kebudayaan, historis dan karakteristik lain yang
hipotensi konsumen atau rekreasi ( Hufschmidt et.al, 23: 1987 ). Metode ini lebih
27
fleksibel dan diakui bersifat judgment value, sebab pertanyaan diperoleh dari
pertanyaan hipotesis.
Asumsi yang digunakan dalam metode kontigensi menurut Davis dan Johnson
c. Wawancara dan kuisioner secara obyektif dapat menentukan nilai manfaat tanpa
keuntungan adanya fasilitas rekreasi atau kesenangan yang diperoleh penghuni lokasi
pada gagasan bahwa barang pasar menyediakan pembeli dengan sejumlah jasa, yang
rumah dengan kualitas udara segar disekitarnya, pembelinya akan menerima senagai
pelengkap, mereka mau membayar lebih untuk rumah yang berada diarea dengan
kualitas lingkungan yang baik, dibandingkan dengan rumah kualitas yang sama pada
tempat lain yang kualitas lingkungannya jelek. Dengan anggapan bahwa orang akan
membuat pilihan seperti itu, misalnya membeli rumah sesuai persis seperti rumah
Travel Cost Method (TCM) diturunkan dari pemikiran yang dikembangkan oleh
Hotteling pada tahun 1931, yang kemudian secara formal diperkenalkan oleh Wood dan
Trice (1958) serta Clawson dan Knetsch (1966). Metode ini kebanyakan digunakan untuk
memancing, berburu, hiking dan sebagainya. Secara prinsip metode ini mengkaji biaya
biaya dalam bentuk waktu dan uang untuk mendatangi tempat tersebut. Dengan
mengetahui pola pengeluaran dari konsumen ini, dapat dikaji berapa nilai (value) yang
diberikan konsumen kepada sumber daya alam dan lingkungan. Asumsi mendasar yang
digunakan pada pendekatan TCM adalah bahwa utilitas dari setiap konsumen terhadap
aktivitas, misalnya rekreasi, bersifat dapat dipisahkan (separable). Oleh karena itu, fungsi
permintaan kegiatan rekreasi tersebut tidak dipengaruhi oleh permintaan kegiatan lainnya
Cost Method) ini dilakukan dengan menggunakan informasi tentang jumlah uang
yang dikeluarkan dan waktu yang digunakan orang untuk mencapai tempat rekreasi
untuk mengestimasi besarnya nilai benefit dari upaya perubahan kualitas lingkungan
Metode ini didasarkan pada teori dalam pasar persaingan sempurna dimana
tingkat upah tenaga kerja akan sama dengan nilai produktivitas marginal tenaga kerja
29
tersebut, sedangkan penawaran tenaga kerja akan sesuai dengan kondisi kerja dan
taraf hidup disuatu daerah. Oleh karena tingkat upah yang tinggi diperlukan untuk
menarik tenaga kerja agar mau bekerja didaerah yang tercemar. Perbedaan tingkat
lingkungan (estetic) itu, mereka kadang-kadang mau membayar sebagi pilihan untuk
memanfaatkannya dimasa yang akan datang, sebagai contoh seorang yang memiliki
tersebut sebagai pilihan lain kalau suatu saat mobil itu mogok dan rusak.
Nilai atau harga yang diberikan oleh seorang terhadap eksistensi barang
lingkungan tertentu, spesies atau alam dengan didasarkan pada etika dan norma
tertentu, misalnya orang yang mau membayar ikan paus dilautan tetap ada atau hidup,
Salah satu cara untuk menghitung nilai ekonomi adalah dengan menghitung
Nilai Ekonomi Total (NET). Nilai Ekonomi Total adalah nilai –nilai yang terkandung
dalam suatu sumber daya alam baik nilai guna maupun nilai fungsionalnya. Nilai
Ekonomi Total (NET) dapat ditulis dalam persamaan matematik sebagai berikut :
Keterangan :
(travel cost) untuk menghitung atau mengistimasi nilai ekonomi wisata alam
Senggigi, pada dasarnya semua metode dapat digunakan untuk menghitung nilai
ekonomi suatu kawasan. Seseorang yang melakukan kegiatan wisata atau rekreasi
pasti melakukan mobilitas atau perjalanan dari rumah menuju obyek wisata, dan
mencapai tujuan rekreasi, sehingga biaya perjalanan (travel cost) dapat memberikan
31
korelasi positif dalam menghitung nilai ekonomi suatu kawasan wisata yang sudah
pengganti untuk menganalisis permintaan terhadap daerah rekreasi. Metode ini akan
mengkaji jumlah uang yang di bayar dan waktu yang digunakan untuk mencapai
konsumsi, dokumentasi, tiket masuk dan lain-lain yang relevan. Biaya perjalanan di
repsentasi sebagai nilai atau harga barang lingkungan tersebut, namun selain biaya
perjalanan nilai suatu tempat wisata juga menggunakan variabel, biaya perjalanan ke
lokasi alternatif, pendapatan Rumah tangga, satu set pereperensi dan variabel tingkah
2. Pendekatan individual
dibagi dalam beberapa zona kunjungan berdasarkan tempat tinggal atau asal
pengunjung, dan jumlah kunjungan tiap minggu dalam penduduk di setiap zona
f (Cij, Tij, Qij, Sij, Fij, Mi ). dimana Vij adalah jumlah kunjungan oleh individu I
ketempat j, Cij adalah biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh individu I untuk
mengunjungi lokasi j, Tij adalah biaya waktu yang dikeluarkan oleh individu I untuk
dari tempat yang dikunjungi, Sij adalah karakteristik substitusi yang mungkin ada di
daerah lain, Fij adalah faktor fasilitas-fasilitas di daerah j, Mi adalah pendapatan dari
6. Kerangka Konseptual
Wisatawan/
Pengunjung
Wisata alam
Perhitungan
nilai
Jumlah Kunjungan
ekonomi
wisata Alam
Senggigi
pengaruhi oleh beberapa faktor seperti biaya perjalanan, biaya waktu, persepsi
Tingkat Pendidikan, jarak, dan umur . Sedangkan untuk menghitung nilai ekonomi
wisata alam Senggigi dengan pendekatan biaya perjalanan yang meliputi biaya
perjalanan pulang pergi dari tempat tinggal ke wisata alam Senggigi dan pengeluaran
lain selama di perjalanann dan di dalam kawasan wisata alam Senggigi mencakup
7. Perumusan Hipotesis
hipotesis sebagai berikut : diduga bahwa biaya perjalanan, biaya waktu, persepsi
8. Metode Penelitian
Menurut Hadari Nawawi & Mimi Martini, (1993 : 73) metode penelitian
bahwa lokasi tersebut banyak dikunjungi oleh wisatawan dan menjadi salah satu
Selain itu dikawasan ini pula sebelumnya tidak pernah ada penelitian yang
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode
survey. Metode survey adalah salah satu bentuk penyelidikan yang dilakukan dengan
cara menghubungi sebagian tertentu dari populasi yang berhubungan dalam area
2001: 128). Metode survey digunakan untuk mengumpulkan data yang relatif terbatas
populasi tersebut diambil sampel sebanyak 100 orang. Penentuan responden yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode accidental sampling yaitu
penentuan sampel berdasarkan kebetulan yang mana siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
cara:
1. Studi Kepustakaan yaitu merupakan satu cara untuk memperoleh data dengan
cara membaca literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang di teliti.
data yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti dari hasil publikasi
responden yang akan dijadikan sampel untuk memperoleh data yang di butuhkan
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah quisioner.
1. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka seperti data mengenai
jumlah biaya perjalanan, biaya waktu, pendapatan individu dan jumlah kunjungan
individu.
2. Data kualitatif yaitu data yang dapat digunakan untuk melengkapi dan
kemudahan dalam menganalisa data yang diteliti. Yang termasuk data kualitatif
fasilitas-fasilitas.
Berdasarkan sumber data, maka data yang digunakan dalam penelitian ini
1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil pengolahan pihak kedua atau
1. Biaya perjalanan
2. Biaya waktu
3. Persepsi responden
4. Karakteristik subsitusi
5. Pendapatan individu
7. Tingkat Pendidikan
8. Jarak
9. Umur
sebagai berikut :
2. Variabel terikat (dependent variable) Dalam hal ini adalah jumlah kunjungan
wisatawan ( Individu ).
39
Secara Operasional variabel yang ada dalam penelitian ini dapat di definisikan
sebagai berikut :
likert)
tersebut.
Ordinal)
40
8. Jarak adalah Jauhnya perjalanan yang ditempuh oleh wisatawan yang di ukur
( dalam Km )
9. Umur adalah Tingkat Usia dari seluruh pengunjung kawasan wisata alam
Dalam penelitian ini, nilai ekonomi wisata alam Senggigi di duga dengan
menggunakan metode biaya perjalanan (travell cost method) yang meliputi biaya
transportasi pulang pergi dari tempat tinggal ke wisata alam Senggigi, biaya
sebagai berikut :
1. Menentukan jumlah kunjungan tahun 2007 (JKT) berdasarkan data yang ada di
JKT
Y= X 1000
Jp
Dimana :
Y = Jumlah kunjungan per 1000 penduduk
JP = Jumlah penduduk
41
ni
∑
XIi = 1
ni
4. Untuk menentukan nilai ekonomi dengan kunjungan perjalanan per 1000 penduduk
sebagai berikut :
penelitian ini terdapat beberapa variabel yang bersifat kualitatif dan kuantitatif maka
variabel yang bersifat kualitatif diukur dengan menggunakan skala likert. Skala likert
adalah alat yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
sebagai berikut:
Ŷi = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8+ b9X9 +ei
Keterangan:
bo = Konstanta.
X1 = Biaya perjalanan.
X2 = Biaya waktu.
X3 = Persepsi Responden
X4 = Kartakteristik substitusi
X5 = Pendapatan
X6 = Jumlah kunjungan.
43
X7 = Tingkat Pendidikan
X8 = Jarak
X9 = Umur
variabel terikat secara parsial dan simultan digunakan uji statistik yaitu uji t dan uji F
uji t (t test).
Uji hipotesisnya :
Ho : βi = 0 (Masing-masing variabel X (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X6, X7, X8, X9)
Ha : βi ≠ 0 (Masing-masing variabel X (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9)
2. Kriteria Pengujian
Ha Ha
Diterima Diterima
Ho
Diterima
-tα/2,(n- tα/2,(n-
k) k)
bi
t hitung =
se(bi )
4. Kesimpulan
Langkah-langkah pengujian
X3, X4, X5, X6, X7, X8, dan X9 tidak mempunyai pengaruh yang
Ha: Other wise, diduga secara simultan X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, dan X9
2. Kriteria pengujian
Ho
Ditolak
Ho
Diterim
a
0
f tab (fα; k-1, n-k
R 2 /( k − 1)
=
F hitung (1 − R 2 ) /(n − k )
Dimana:
R2 = Koefisien determinasi
46
n = Jumlah sampel
4. Kesimpulan
1. Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima. Artinya, bahwa secara bersama-sama
variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, dan X9 tidak mempunyai pengaruh
2. Jika F hitung > F tabel maka Ho diterima. Artinya, bahwa secara bersama-sama
variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, dan X9 mempunyai pengaruh yang