PENDAHULUAN
mendadak akibat proses patologis pembuluh darah. Proses patologis dapat berupa
oklusi lumen pembuluh darah oleh embolus atau trombus, pecahnya pembuluh
atau perubahan lain dalam kualitas darah pada pembuluh darah serebral.1
gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak dan akut yang
berlangsung lebih dari 24 jam. Stroke secara umum dibedakan menjadi stroke
pemeriksaan gold Standar atau MRI (Magnetic Resonance Imaging) yang dapat
dunia.4 Stroke menjadi urutan kedua penyebab kematian didunia setelah penyakit
jantung iskemik/coroner dengan angka kematian sebesar 6,15 juta jiwa atau
1
2
penduduk dan berdasarkan gejala sebesar 12,1 per 1000 penduduk. Prevalensi
SDM dan fasilitas yang tidak dimiliki semua rumah sakit di Indonesia. 8-10 Untuk
mengatasi keadaan tersebut ada beberapa sistem skoring yang dapat digunakan
dalam membedakan jenis patologis stroke seperti Allen score (Guy Hospital
Score), Siriraj Stroke Score (SSS), Besson Score dan Algoritma Stroke Gadjah
Mada (ASGM).2
Algoritma Stroke Gadjah Mada merupakan salah satu sistem skoring yang
menyusun dan melakukan validasi ASGM untuk membedakan stroke iskemik dan
stroke hemoragik. Sampel 350 pasien stroke fase akut yang dilakukan validasi
membutuhkan perhitungan dan memakan waktu yang relative lebih lama. Sejak 1
eksternal yang tinggi sebagai suatu strategi kinik untuk membedakan stroke
Siriraj Stroke Score adalah salah satu skoring yang dikembangkan sekitar
tahun 1984-1985 di Rumah Sakit Siriraj Thailand. Skoring ini lebih mudah
3
Variabel SSS yaitu tingkat kesadaran, riwayat muntah, nyeri kepala, atheroma
marker (angina, claudicatio dan diabetes melitus) serta tekanan darah diastolik.2
Pada tahun 1987-1988 telah dilakukan uji validasi skor Siriraj pada 206
pasien stroke fase akut. Nilai sensitivitas pada stroke hemoragik sebesar 89,3%
sedangkan pada stroke iskemik sebesar 93,2% dan nilai keseluruhan akurasi
adalah 90,3%. SSS cukup banyak diterima dan digunakan oleh rumah sakit di
Thailand karena sederhana dan reliabel dengan nilai akurasi > 90%.3
pada tahun 2012, mendapatkan hasil sensitivitas dan spesifitas pada stroke
hemoragik adalah 53,33% dan 87,14% sedangkan pada stroke iskemik sebesar
78,57% dan 64,00%. Nilai duga positif dan nilai duga negatif pada stroke
hemoragik sebesar 81,63% dan 63,54% sedangkan pada stroke iskemik sebesar
sebesar 97,5% dan 58,5% sedangkan SSS sebesar 92,5% dan 67,9%. Nilai duga
positif dan nilai duga negatif ASGM sebesar 78,0% dan 93,9% sedangkan SSS
sebesar 81,3% dan 85,7%.14 Putra D (2011) Padang melaporkan sensitivitas dan
spesifitas ASGM sebesar 93,8% dan 60,0% sedangkan SSS sebesar 88,9% dan
78,9%. Nilai duga positif dan nilai duga negatif ASGM keduanya sebesar 75,3%
sensitivitas dan spesifitas SSS pada stroke iskemik adalah 89% dan 92%
sedangkan pada stroke hemoragik adalah 92% dan 89%. Nilai duga positif dan
4
nilai duga negatif SSS pada stroke iskemik 94% dan 85% sedangkan pada stroke
hemoragik adalah 85% dan 94%. Sensitivitas dan spesifitas ASGM pada stroke
iskemik sebesar 50% dan 96% sedangkan pada stroke hemoragik sebesar 96%
dan 50%. Nilai duga positif dan nilai duga negatif ASGM pada stroke iskemik
sebesar 95% dan 56% sedangkan pada stroke hemoragik sebesar 56% dan 95%.10
Hingga saat ini belum pernah dilakukan penelitian yang sama di RSUD
Algoritma Stroke Gadjah Mada di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode 1
Stroke Score Dan Algoritma stroke Gadjah Mada di RSUD Arifin Achmad
Sirira Stroke Score dan Algoritma Stroke Gadjah mada di RSUD Arifin Achmad
Desember 2016.
5
b) Untuk mengetahui sensitivitas, spesifitas, nilai duga positif dan nilai duga
c) Untuk mengetahui sensitivitas, spesifitas, nilai duga positif dan nilai duga
1.4. Hipotesa
dan ASGM, serta dapat mengetahui Skoring yang paling tepat antara SSS dan
sensitivitas, spesifitas, nilai duga positif dan nilai duga negatif antara SSS dan