Anda di halaman 1dari 28

AHDIANA YUNI LESTARI

9/1/2017
PERISTILAHAN
(perjanjian terapeutik)
 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
434/Men.Kes/SK/X/83 tentang Berlakunya
KODEKI: perjanjian terapeutik.
 Hermien Hadiati Koeswadji: perjanjian
terapeutik
 D. Veronica Komalawati: transaksi
terapeutik
 Husein Kerbala: perjanjian terapeutik.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
434/Men.Kes/SK/X/83 tentang Berlakunya KODEKI

 ”Sejak permulaan sejarah yang tersurat mengenai


umat manusia sudah dikenal hubungan kepercayaan
antara dua insan yaitu sang pengobat dan penderita.
 Dalam zaman modern hubungan itu disebut sebagai
perjanjian terapeutik antara dokter dan
penderita, yang dilakukan dalam suasana saling
percaya dan mempercayai (konfidensial) serta
senantiasa diliputi oleh segala emosi, harapan dan
kekhawatiran makhluk insani.”
Penjelasan umum PP Nomor 10 Tahun 1966
tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran

 ”Setiap orang harus dapat meminta pertolongan


kedokteran dengan perasaan aman dan bebas. Ia
harus dapat menceritakan dengan hati terbuka
segala keluhan yang mengganggunya, baik yang
bersifat jasmaniah maupun rohaniah, dengan
keyakinan bahwa hal itu berguna untuk
menyembuhkan dirinya. Ia tidak boleh merasa
khawatir bahwa segala sesuatu mengenai
keadaannya akan disampaikan kepada orang lain,
baik oleh dokter maupun oleh petugas kedokteran
yang bekerja sama dengan dokter tersebut.”
D. Veronica Komalawati

 Transaksi merupakan hubungan timbal balik yang


dihasilkan melalui komunikasi.
 Terapeutik diartikan sebagai sesuatu yang
mengandung unsur atau nilai pengobatan.
 Secara yuridis, transaksi terapeutik diartikan
sebagai hubungan hukum antara dokter dan pasien
dalam pelayanan medik secara profesional
didasarkan kompetensi yang sesuai dengan keahlian
dan ketrampilan tertentu di bidang kedokteran.
 Inspanningsverbintenis & resultaatverbintenis
Hermien Hadiati Koeswadji

 transaksi terapeutik adalah perjanjian (Verbintenis)


untuk mencari atau menentukan terapi yang paling
tepat bagi pasien oleh dokter.
Husein Kerbala

 Perjanjian terapeutik adalah suatu perjanjian antara


dokter dengan pasien untuk melaksanakan tindakan
terapeutik atau pengobatan.
Kesimpulan

 Transaksi terapeutik merupakan hubungan hukum


antara dokter dan pasien dalam pelayanan medik
secara profesional didasarkan kompetensi yang
sesuai dengan keahlian dan ketrampilan
tertentu di bidang kedokteran baik berupa
tindakan diagnostik maupun terapeutik berdasarkan
sikap saling percaya.
Lanjutan….

 Hal ini berarti dasar terjadinya hubungan hukum antara dokter dan
pasien adalah adanya pasien yang berkehendak dan menyatakan
kehendaknya kepada seorang dokter dengan meminta pertolongan
dalam mengatasi keluhannya, dan adanya dokter yang juga mempunyai
kehendak dan menyatakan kehendaknya dengan menerima segala
keluhan pasien yang datang meminta pertolongannya sesuai dengan
tugas dan wewenangnya berdasarkan norma yang berlaku dalam
pelaksanaan profesinya. Oleh karena itu, hubungan hukum antara
dokter dan pasien (yang selanjutnya disebut dengan transaksi
terapeutik) tersebut timbul dari adanya persesuaian pernyataan
kehendak seperti yang dimaksudkan dalam rumusan Pasal 1320 sub 1
KUHPerdata mengenai salah satu syarat sahnya perjanjian yaitu
persetujuan dari mereka yang mengikatkan dirinya (de toestemming van
degenen die zich verbiden).
TUJUAN TRANSAKSI TERAPEUTIK

1. Leenen & Lamintang:


 Untuk menyembuhkan dan mencegah penyakit.
 Untuk meringankan penderitaan pasien.
 Untuk mengantarkan pasien, termasuk mengantar
menghadapi akhir hidup
2. Chrisdiono M. Achadiat:
• Pemulihan atau peningkatan kesehatan pasien.
Dasar kepercayaan

 Mukadimah Kode Etik Kedokteran Indonesia yang


termuat dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 434/Men.Kes/SK/X/83 tentang Berlakunya
Kode Etik Kedokteran Indonesia Bagi Para Dokter di
Indonesia
 PP Nomor 10 Tahun 1966 tentang Wajib Simpan
Rahasia Kedokteran
CONFIDENTIAL

KODEKI PP Nomor 10 Tahun 1966

 Sejak permulaan sejarah yang  Setiap orang harus dapat meminta


tersurat mengenai umat manusia pertolongan kedokteran dengan
sudah dikenal hubungan perasaan aman dan bebas. Ia harus
kepercayaan antara dua insan dapat menceritakan dengan hati
terbuka segala keluhan yang
yaitu sang pengobat dan mengganggunya, baik yang bersifat
penderita. Dalam zaman modern jasmaniah maupun rohaniah, dengan
hubungan itu disebut sebagai keyakinan bahwa hal itu berguna
transaksi terapeutik antara untuk menyembuhkan dirinya. Ia
dokter dan penderita, yang tidak boleh merasa khawatir bahwa
dilakukan dalam suasana saling segala sesuatu mengenai keadaannya
percaya dan mempercayai akan disampaikan kepada orang lain,
(konfidensial) serta senantiasa baik oleh dokter maupun oleh
diliputi oleh segala emosi, petugas kedokteran yang bekerja
sama dengan dokter tersebut
harapan dan kekhawatiran
makhluk insani
Kompeten Pasal 44 (1) jo Pasal
si TK 45 Pradok
1. UU Nomor 29
Tahun 2004
tentang
Praktek 1. Sesuai dan mematuhi
Kedokteran
SPM (dr & drg)
2. UU Nomor 36
tahun 2009 2. Menghormati hak pasien
tentang
Kesehatan atas informasi dan
3. UU Nomor 44 persetujuan (Informed
Tahun 2009
tentang Consent)
Rumah Sakit
Kompetensi TK

Pasal 13 UU Nomor 44
Pasal 22-24 UU 36/2009
Tahun 2009
 TK hrs mpy kualifikasi 1. TK harus mempunyai SIP
minimum. 2. Setiap tenaga kesehatan
yang bekerja di Rumah
 Sesuai dg bidang Sakit harus bekerja sesuai
keahliannya dengan standar profesi,
standar pelayanan Rumah
&/kewenangannya Sakit, standar prosedur
 Mematuhi Kode etik, operasional yang berlaku,
etika profesi, menghormati
SPM, menghormati hak pasien dan
hak pasien, standar mengutamakan
pelayanan, SOP. keselamatan pasien.
PERJANJIAN SUI GENERIS

Ketentuan Umum Ketentuan Khusus

 Pasal 1601 Bab 7A  UU Nomor 29 Tahun


Buku III KUHPerdata 2004
(perjanjian melakukan  UU Nomor 36 Tahun
2009
jasa)
 UU Nomor 44 Tahun
 Pasal 1354 2009
KUHPerdata  Peraturan pelaksananya.
(zaakwarneming/peng  Ciri: pemberian
urusan hak orang lain) pertolongan
 Transaksi terapeutik dapat dikategorikan sebagai
perjanjian yang diatur dalam ketentuan Pasal 1601
Bab 7A Buku III KUHPerdata, oleh karena itu
termasuk jenis perjanjian untuk melakukan jasa
yang diatur dalam ketentuan khusus. Ketentuan
khusus tersebut adalah UU Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan. Selain itu apabila dilihat dari ciri
yang dimilikinya adalah pemberian pertolongan
yang dapat dikategorikan sebagai pengurusan
urusan orang lain (zaakwaarneming) yang diatur
dalam Pasal 1354 KUHPerdata, maka transaksi
terapeutik merupakan perjanjian sui generis.
 Menurut Subekti (1985: 57), perjanjian melakukan
jasa adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu
menghendaki pihak lawannya melakukan suatu
pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan dengan
kesanggupan membayar upahnya, sedangkan cara
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut diserahkan kepada pihak lawannya. Dalam
hal ini, biasanya pihak lawan tersebut adalah
seorang ahli dalam bidangnya dan telah memasang
tarif untuk jasanya.
 Meskipun transaksi terapeutik dikategorikan sebagai
perjanjian untuk melakukan jasa, namun dalam
perkembangannya merupakan hubungan pelayanan
atas dasar kepercayaan dan prinsip pemberian
pertolongan, sehingga disebut sebagai hubungan
pemberian pertolongan medik (Komalawati, 2002:
140).
 Oleh karena itu dokter tidak dibenarkan
memberikan pertolongan medik melebihi kebutuhan
dari pasien, karena pemberian pertolongan
bertujuan untuk memulihkan kemampuan orang
untuk dapat mengatur dirinya sendiri sebaik-
baiknya. Dengan demikian pelayanan medik yang
diberikan dokter kepada pasien harus berorientasi
demi kepentingan pasien. Hal itu berarti pasien
sebagai penerima pertolongan tidak melepaskan
tanggung jawab atas dirinya seluruhnya atau pasrah
kepada dokter sebagai pemberi pertolongan yang
memiliki kemampuan profesional di bidang medik.
ASAS-ASAS TRANSAKSI TERAPEUTIK
Asas
Asas legalitas Manfaat,Perikehidupan,
Keseimbangan dan Keadilan

 Pasal 29-32, Pasal 35-  Pasal 2-3 UU Pradok


43 UU Pradok  Pasal 2 UU 36/2009
 Pasal 22-24  Pasal 2 UU 44/2009
UU36/2009  Yankes: Seimbang antara
kepentingan individu &
 Pasal 13 UU 44/2009 masyarakat; fisik &
 Telah memenuhi mental; materiil &
spiritual.
persyaratan dan
 Yandik: tujuan & sarana;
perijinan. sarana & hasil; manfaat
 Ada STR & SIP dan risiko.
ASAS

Asas Tepat Waktu Asas Iktikad Baik

 Pasal 66 UUPradok  Pasal 1338 ayat (3)


KUHPerdata
 Pasal 58 UU 36/2009  Pentaatan kewajiban yang
timbul dalam suatu
 Pasal 32 huruf e UU perjanjian ditentukan oleh
44/2009 kelayakan dan kepatutan
menurut norma objektif
 Setiap org berhak atas yang berlaku di dalam
ganti kerugian akibat masyarakat, yaitu norma
yang berdasarkan
kesalahan TK penalaran dan dapat
dipertanggungjawabkan.
ASAS

Asas Kejujuran. Asas Kehati-hatian.

 Hanya memberikan  Dokter sebagai seorang


pertolongan sesuai professional di bidang
dengan kebutuhan medik, maka
pasien & SPM tindakannya harus
didasarkan atas
ketelitian berdasarkan
keahlian dan
ketrampilannya.
ASAS & TUJUAN

TUJUAN Transaksi
Asas Keterbukaan.
Terapeutik

 Untuk menyembuhkan
 Upaya kesehatan yang dan mencegah
harus dilaksanakan secara
berdaya guna dan berhasil penyakit.
guna.  Untuk meringankan
 Dapat tercapai jika adanya penderitaan.
kerja sama antara dokter
dan pasien didasarkan  Untuk mendampingi
sikap saling percaya shg pasien, termasuk
terjalin komunikasi secara
terbuka antara dokter dan mendampingi menuju
pasien. kematian.
TRANSAKSI TERAPEUTIK

RESULTAATSVERBINTENNIS
ADANYA HASIL

INSPANNINGSVEBINTENNIS BERUPAYA

38
24
@Tahap
pra
kontraktual
@Tahap
Kontraktual
@Tahap
Post
Kontraktual TERJADINYA TRANSAKSI
TERAPEUTIK
TAHAP –TAHAP TRANSAKSI TERAPEUTIK

I. PASIEN TEMPAT PRAKTEK / RS

SUKARELA, KEPERCAYAAN (IMPLIED CONSENT)


26

II. PASIEN DOKTER

KOMUNIKASI DOKTER – PASIEN (CONSENT)

III. DOKTER PASIEN

- PERIKSA, DIAGNOSIS
- TULIS RESEP
- BERUSAHA UNTUK MENYEMBUHKAN
(INSPANNINGSVERBINTENIS)
- BAYAR HONOR
Syarat Sahnya
Transaksi  TT=perjanjian yang bersifat sui
Terapeutik (TT)
generis
 Syarat sahnya:
2 HAM DI BIDANG
KESEHATAN: 1. Pasal 1320 KUHPerdata
1. Hak untuk 2. Pasal 22-24 UU36/2009
menentukan nasib
sendiri (the right to 3. Pasal 45 UU Pradok
self determination) .
Pasal 1320 KUHPerdata
2. Hak untuk
mendapatkan 1. Kesepakatan
informasi (the right
2. Kecakapan
to information)
INFORMED 3. Objek tertentu
CONSENT 4. Kausa yang halal
TUGAS

 JELASKAN TAHAP-TAHAP TRANSAKSI


TERAPEUTIK.
 KAPAN TERJADINYA KESEPAKATAN DALAM
TRANSAKSI TERAPEUTIK?
 BAGAIMANA KRITERIA KECAKAPAN PARA
PIHAK DALAM TRANSAKSI TERAPEUTIK?

Anda mungkin juga menyukai