Anda di halaman 1dari 12

ILMU PERILAKU DAN ETIKA PROFESI

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS DAN


INFORMED CONSENT

Apt. Dewi Rashati, M.Farm


INFORMED CONSENT
LATAR
BELAKANG

1. Tindakan medik hasilnya penuh ketidakpastian


2. Tindakan medik mengandung resiko

Informed
Consent
Consent hakikatnya adalah hukum perikatan,
Informed ketentuan perdata akan berlaku dan ini sangat
berhubungan dengan tanggung jawab profesional
Consent menyangkut perjanjian perawatan dan perjanjian
terapeutik

Aspek perdata Informed Consent bila dikaitkan dengan Hukum Perikatan


yang di dalam KUH Perdata BW Pasal 1320 memuat 4 syarat sahnya suatu
perjanjjian yaitu:
a. Adanya kesepakatan antar pihak, bebas dari paksaan, kekeliruan dan
penipuan.
b. Para pihak cakap untuk membuat perikatan
c. Adanya suatu sebab yang halal, yang dibenarkan, dan tidak dilarang oleh
peraturan perundang undangan serta merupakan sebab yang masuk akal
untuk dipenuhi.
Dari syarat pertama yaitu adanya kesepakatan antara kedua pihak (antara petugas
kesehatan dan pasien), maka berarti harus ada informasi keluhan pasien yang cukup
dari kedua belah pihak tersebut. Dari pihak petugas harus mendapat informasi
keluhan pasien sejujurnya, demikian pula dari pihak pasien harus memperoleh
diagnosis dan terapi yang akan dilakukan.

Ada beberapa kaidah yang harus diperhatikan dalam menyusun dan memberikan
Informed Consent agar hukum perikatan ini tidak cacat hukum, diantaranya adalah:
a. Tidak bersifat memperdaya (Fraud).
b. Tidak berupaya menekan (Force).
c. Tidak menciptakan ketakutan (Fear).
• Menurut PerMenKes no 290/MenKes/Per/III/2008 dan UU no 29 th
2004 Pasal 45 serta Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran KKI
tahun 2008, maka Informed Consent adalah persetujuan tindakan
kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya
setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan
kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
• Persetujuan yang ditanda tangani oleh pasien atau keluarga
terdekatnya tersebut, tidak membebaskan dokter dari tuntutan jika
dokter melakukan kelalaian
• Tindakan medis yang dilakukan tanpa persetujuan pasien atau keluarga terdekatnya, dapat digolongkan
sebagai tindakan melakukan penganiayaan berdasarkan KUHP Pasal 351.
• Informasi/keterangan yang wajib diberikan sebelum suatu tindakan kedokteran dilaksanakan adalah:
a. Diagnosa yang telah ditegakkan
b. Sifat dan luasnya tindakan yang akan dilakukan.
c. Manfaat dan urgensinya dilakukan tindakan tersebut
d. Resiko resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi daripada tindakan kedokteran tersebut
e. Alternatif cara pengobatan yang lain.
f. Prakiraan biaya yang menyangkut tindakan kedokteran tersebut.

Resiko resiko yang harus diinformasikan kepada pasien yang dimintakan persetujuan tindakan kedokteran :
a. Resiko yang melekat pada tindakan kedokteran tersebut.
b. Resiko yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya.
Dalam hal terdapat indikasi kemungkinan perluasan tindakan kedokteran, dokter yang akan melakukan
tindakan juga harus memberikan penjelasan (Pasal 11 Ayat 1 Permenkes No 290 / Menkes / PER / III / 2008).
Pengecualian terhadap keharusan pemberian informasi sebelum dimintakan persetujuan tindakan kedokteran
adalah:
a. Dalam keadaan gawat darurat (emergensi), dimana dokter harus segera bertindak untuk menyelamatkan
jiwa.
b. Keadaan emosi pasien yang sangat labil sehingga ia tidak bisa menghadapi situasi dirinya (PerMenKes no
290/Menkes/Per/III/2008)
Tindakan medis yang dilakukan tanpa izin pasien, dapat digolongkan sebagai tindakan melakukan penganiayaan
berdasarkan KUHP Pasal 351. Menurut Pasal 5 Permenkes No 290 / Menkes / PER / III /2008, persetujuan
tindakan kedokteran dapat dibatalkan atau ditarik kembali oleh yang memberi persetujuan, sebelum
dimulainya tindakan (Ayat 1). Pembatalan persetujuan tindakan kedokteran harus dilakukan secara tertulis oleh
yang memberi persetujuan (Ayat 2).
REKAM MEDIS
• Rekam Medis merupakan formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi yangdibutuhkan manajemen klinis dan administrasi guna memudahkan penglolaan
dalam melayani pasien,sehingga semua hasil pelayanan kepada pasien dapat dinilai dan dilihat pada
formulir-formulir dalam dokumen rekam medis (DRM).
• Rekam medik sangat penting selain untuk diagnosis, pengobatan juga untuk evaluasi pelayanan kesehatan,
peningkatan efisiensi kerja melalui penurunan mortalitas & motilitas serta perawatan penderita yang lebih
sempurna.
• Rekam medik harus berisi informasi lengkap perihal proses pelayanan medis di masa lalu, masa kini &
perkiraan terjadi di masa yang akan datang. Kepemilikan rekam medik sering menjadi perdebatan di
kalangan kesehatan, karena dokter beranggapan bahwa mereka berwenang penuh terhadap pasiennya akan
tetapi petugas rekam medik bersikeras mempertahankan berkas rekammedik di lingkungan kerjanya. Di lain
pihak, pasien sering memaksa untuk membawa atau membaca berkas yang memuat riwayat penyakitnya.
• Dalam Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis, pasal 12 ayat (1) menyatakan bahwa
berkas rekam medis milik saranan pelayanan kesehatan, Ayat (2) menyatakan bahwa: isi rekam medis
merupakan milik pasien. Hal ini mengandung arti bahwa pasien berhak tahu tentang isi rekam medis.
KEGUNAAN REKAM MEDIS

ADMINISTRASI PENELITIAN

MEDIS PENDIDIKAN

HUKUM DOKUMENTASI

KEUANGAN
PERLINDUNGAN PASIEN

• UU NO 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN


• PERNYATAAN IDI TENTANG INFORMED CONSENT
• UU RI NO 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN
• Permenkes No.290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
• Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medik
JAWABLAH PERTANYAAN BERIKUT

1. Apa yang di maksud dengan : Tersirat atau dianggap diberikan (implied or tacit
consent)
2. Apakah fungsi dari Informed Consent itu?
3. Informed Consent dinyatakan valid jika pasien sudah menyetujui dan menanda
tangani lembar Informed Consent dan Dokter telah melaksanakan kewajibannya.
Kewajiban apa yg dibebankan kepada dokter?
4. Informed Consent dinyatakan valid jika pasien sudah mendapatkan haknya. Hak apa
yang terdapat pada pasien dalam doktrin Informed Consent?
5. Kalau ada persetujuan, pasti ada penolakan. Iya, dalam dunia medis Penolakan
Tindakan Medis biasa disebut Informed Refusal. Apakah pasien berhak untuk
menolak dilakukannya suatu prosedur tindakan medis?
Thank’s...

Anda mungkin juga menyukai