Paper Nikel Laterit
Paper Nikel Laterit
Sari
Endapan nikel laterit merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan ultramafik pembawa Ni-
Silikat, dan umumny terdapat pada daerah dengan iklim tropis sampai dengan subtropis. Proses
pembentukan endapan nikel laterit dikendalikan oleh beberapa faktor, antara lain jenis batuan
dasar, iklim, topografi, airtanah, stabilitas mineral, mobilitas unsur, dan kondisi lingkungan yang
berpengaruh terhadap tingkat kelarutan mineral. Dari sisi geomorfologi dan geologi struktur
terlihat bahwa pada daerah dengan kemiringan yang sangat landai, horizon yang akan terbentuk
adalah top soil serta dijumpai perulangan profil. Pada daerah dengan kondisi topografi yang
sangat terjal, sedikit sekali ditemukan keberadaan laterit yang disebabkan oleh intensifnya
pengikisan profil laterit oleh erosi air. Morfologi daerah yang paling ideal sebagai tempat
pembentukan endapan nikel laterit adalah daerah dengan kondisi kemiringan topografi antara
35% sampai 52%.
I. PENDAHULUAN
Endapan nikel laterit merupakan produk dari proses pelapukan lanjut pada batuan
ultramafik pembawa Ni-Silikat, umumnya terdapat pada daerah dengan iklim tropis sampai
dengan subtropis. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara utama penghasil bahan
galian di dunia, termasuk nikel. Berdasarkan karakteristik geologi dan tatanan tektoniknya,
beberapa lokasi endapan nikel laterit yang potensial di Indonesia umumnya tersebar di
wilayah Indonesia bagian timur. Fokus utama dalam pembahasan ini adalah identifikasi
keberadaan profil umum (zona) endapan laterit, yaitu zona top soil, zona limonit, zona low
saprolit ore zone (LSOZ), zona high saprolit ore zone (HSOZ) dan zona bedrock.
Selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui pola hubungan antar parameter utama
yang mempengaruhi pembentukan endapan nikel laterit khususnya morfologi (pola
topografi), struktur lokal (dalam hal ini rekahan), iklim, vegetasi dan yang tidak kalah
pentingnya adalah pola hubungan kadar. Masing-masing parameter tersebut diperkirakan
berkaitan erat satu sama lain dan merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, sehingga
dengan mempelajari pola hubungan antar elemen ini diharapkan dapat diketahui kontrol
utama pembentukan nikel laterit sehingga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan eksplorasi.
VII. KESIMPULAN
Semakin besar persen lereng (kemiringan) suatu daerah maka ketebalan endapan
yang terbentuk akan semakin tipis, sebaliknya bila besar persen lereng suatu daerah lebih
kecil (landai) maka ketebalan endapan yang terbentuk akan semakin besar (tebal).
Sementara kondisi kemiringan lereng yang paling ideal sebagai tempat pembentukan
endapan nikel laterit berada pada daerah dengan kemiringan lereng yang sedang, artinya
tidak terlalu landai dan juga tidak terlalu terjal (antara 35% - 52%).
Semakin banyak jumlah kekar (baik kecil maupun besar) maka sebaran kadar dan
ketebalan endapan yang terbentuk pada daerah tersebut akan semakin besar, karena pada
daerah kekar maka mineral-mineral garnierit yang memiliki unsur Ni yang sangat tinggi
akan banyak terendapkan.
Profil laterit berulang merupakan lokasi dimana terjadi pengendapan secara silih
berganti oleh profil laterit yang sebelumnya sudah terbentuk pada tempat lain, sehingga
sering muncul urutan yang berulang (tidak sesuai dengan proses pembentukan endapan
nikel laterit yang terjadi pada umumnya).
Referensi :
Syafrizal, dkk.2009. Hubungan Kemiringan Lereng Dan Morfologi Dalam Distribusi
Ketebalan Horizon Laterit Pada Endapan Nikel Laterit : Studi Kasus Endapan Nikel
Laterit Di Pulau Gee Dan Pulau Pakal, Halmahera Timur, Maluku Utara.
Kelompok Keahlian Eksplorasi Sumberdaya Bumi (KK-ESDB), FTTM
ITB:Bandung.
Syafrizal, dkk.2011 .Karakterisasi Mineralogi Endapan Nikel Laterit Di Daerah
Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan,Sulawesi Tengggara. Kelompok Keilmuan
Eksplorasi Sumberdaya Bumi, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan,
Institut Teknologi Bandung:Bandung.
Tonggiroh, adi.2001.karakteristik Ni-Co Pada Endapan Nikel Laterit Sorowako.
Universitas Hasanuddin: Makassar.