Anda di halaman 1dari 6

Inilah 8 kebohongan ibu kepada anaknya

Menjadi Ibu bukanlah sesuatu hal yang mudah, mulai dari membuka mata hingga menutup mata.
Tapi ibu adalah malaikat penjaga, penyayang yang diutus Allah untuk kita. Keberadaan Ibu tidak
akan bisa tergantikan oleh siapapun di dunia ini.

Tapi apakah kamu tahu kalau seorang Ibu pernah berbohong? Bukan hanya satu bukan juga dua,
tapi seorang Ibu selalu melakukan delapan kebohongan terhadap anaknya. Tapi justru
kebohongan inilah yang membuka mata akan sosok seorang ibu.

Kebohongan Pertama

Saat masih kecil dan aku terlahir didalam sebuah keluarga yang miskin, bahkan untuk makan
saja sangat susah. Saat waktu makan tiba, ibu sering memberikan porsi makannya untukku,
sambil memindahkan nasi ke piringku, dengan senyumnya Ibu berkata “Makanlah nak, Ibu
tidak lapar”
Source: http://terselubung.in/renungan-delapan-kebohongan-ibu-yang-penuh-cinta/

Kebohongan Kedua

Ketika mulai tumbuh menjadi besar, ibu sering memancing ikan di dekat rumah supaya aku bisa
makan makanan yang bergizi untuk pertumbuhan. Ikan tersebut dibuatnya sup ikan segar yang
menggugah selera. Saat aku makan dengan lahapnya, Ibu memperhatikanku makan, aku
memberikannya kepada Ibuku, tapi beliau menolaknya “Makanlah nak, Ibu tidak suka makan
ikan”

Kebohongan Ketiga
Ketika aku ada dibangku SMP, demi membiayai keluarga Ibu sering kali bekerja hingga larut
malam untuk dagangan yang akan dijual esok hari. Aku seringkali berkata “Ibu, tidurlah, sudah
malam, besok pagi Ibu masih harus bekerja” Ibu tersenyum dan berkata “Cepatlah tidur nak,
Ibu belum capek”

Kebohongan Keempat

Ketika ujian tiba, Ibu menemaniku pergi ujian. Di tengah panas terik matahari Ibu menunggu
selama ujian berlangsung. Ketika ujian selesai, Ibu dengan segera menyambutku dan
menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental
tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri
peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata
“Minumlah nak, ibu tidak haus!”

Source: http://terselubung.in/renungan-delapan-kebohongan-ibu-yang-penuh-cinta/
Kebohongan Kelima

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu harus bekerja banting tulang untuk membiayai hidup
keluarga. Semakin hari semakin susah dan tiada hari tanpa penderitaan. Beberapa tetangga
seringkali menasehati ibu untuk menikah lagi, tapi lagi lagi ibu berkata “Ibu tidak butuh cinta”

Kebohongan Keenam

Ketika aku dan kakakku sudah tamat sekolah dan bekerja, keadaan Ibu yang sudah mulai menua
masih saja terus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Aku dan kakakku seringkali
mengirimkan uang untuk memenuhi kebutuhan ibu, tapi ibu bersikeras tidak mau menerima
“Tidak usah, Ibu masih ada uang”

Kebohongan Ketujuh

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master
di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan.
Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud
membawa Ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi Ibu tidak mau merepotkan anaknya,
ia berkata kepadaku “Ibu tidak terbiasa”
Source: http://terselubung.in/renungan-delapan-kebohongan-ibu-yang-penuh-cinta/

Kebohongan Kedelapan

Diusianya yang sudah menua, ibu terkena kanker lambung. Ibu yang keliatan sangat tua,
menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan
agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menggerogoti
tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil
berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu
dengan tegarnya berkata “Jangan menangis anakku, Ibu tidak kesakitan”

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, Ibuku tercinta menutup matanya untuk
yang terakhir kalinya.
Pernahkah kalian mengucapkan “Terima kasih Ibu” ? Sudah berapa lamakah tidak menelepon
Ayah Ibu kita? Kapankah terakhir menghabiskan waktu bersama mereka? Kebanyakan dari kita
melupakan Ayah Ibu kita yang ada di rumah, bahkan kadang kita lebih perduli dengan pacar.
Lebih cemas apakah pacar sudah makan atau belum. Pernahkah cemas Ayah Ibu kita sudah
bahagia atau belum?

Selagi masih ada kesempatan, lakukanlah hal yang terbaik untuk membalas budi
Orangtua kita. Sebelum mata mereka menutup selamanya ucapkanlah ke mereka “Terima
kasih Ayah, Terima kasih Ibu, aku mencintai kaian..”

Anda mungkin juga menyukai