Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH DISASTER MANAJEMEN II

BANJIR

KELOMPOK 1 :

1. Eka Wulansari (141100212) 10. Syahrurozi (141100247)


2. Fatihatur Rohmah (141100215) 11. Siti Jaitun Suhartinah
3. Filza Ahyar (141100217) (141100249)
4. Kepin Septiazmi (141100227) 12. Solikin (141100251)
5. Maria Regina Bria (141100230) 13. Upriani (141100255)
6. Nita Purnamasari (141100237) 14. Veti Constantia (141100258)
7. Putri Puspita Devi (141100240) 15. Lismawati (141100264)
8. Rusmita (141100245) 16. Sakina Suhun (131100181)
9. Sohibul Ansori (141100246) 17. Viecka Belladona (131100168)

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “BANJIR”. Tujuan penulisan
makalah ini selain untuk pemenuhan tugas disaster management II juga untuk
menambah pengetahuan dan wawasan kepada pembaca. Dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Enaryaka selaku dosen mata kuliah disaster management II.
2. Kedua Orang Tua tercinta yang telah memberikan dukungan moral dan
materil serta nasihat yang bermanfaat sehingga penulis selalu ingin berusaha
dan tidak mudah menyerah.
3. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dan bekerjasama
dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun sebagai perbaikan untuk menyusun
makalah yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.

Yogyakarta, 21 September 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................... 1


KATA PENGANTAR ............................................................... 2
DAFTAR ISI .............................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 4


A. Latar belakang ................................................................. 4
B. Rumusan masalah ............................................................ 5
C. Tujuan .............................................................................. 5

BAB II TEORI ........................................................................... 6


A. Definsi banjir .................................................................... 6
B. Jenis – jenis banjir. ........................................................... 7
C. Penyebab banjir ................................................................ 8
D. Dampak bencana banjir .................................................... 12
E. Penanggulangan bencana banjir ....................................... 13
F. Sikap perawat dalam penangganan bencana banjir ......... 16
G. Penyakit yang ditimbulkan oleh bencana banjir ............... 19
H. Faktor penyebab banjir ..................................................... 20
I. Peran perawat dalam bencana banjir ................................ 21

BAB III PENUTUP ..................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 23

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara yang luas dan memiliki sumber daya alam
yang melimpah. Penduduk Indonesia pun hidup nyaman selama bertahun-
tahun. Hal ini disebabkan iklim di Indonesia sangat bersahabat. Hampir tidak
ada tanah di Indonesia yang tanpa ditumbuhi pepohonan. Indonesia beriklim
tropis dengan curah hujan yang tinggi. Sinar matahari pun sampai ke wilayah
Indonesia sepanjang tahun. Di Indonesia terjadi berbagai peristiwa alam.
Peristiwa-peristiwa alam terjadi akibat pengaruh alam.
Peristiwa alam adalah peristiwa yang terjadi karena pengaruh yang
ditimbulkan oleh alam itu sendiri. Peristiwa alam dapat bersifat merugikan
dan membahayakan. Akan tetapi, dapat pula tidak membahayakan. Contoh
peristiwa alam yang membahayakan adalah banjir, gunung meletus, gempa
bumi, angin topan, dan tanah longsor. Peristiwa alam yang tidak
membahayakan misalnya pergantian musim, terbentuknya embun, dan
pelangi.
Salah satu peristiwa alam yang merugikan manusia dan sering terjadi
di Indonesia adalah banjir. Banjir adalah peristiwa alam yang bisa
dikategorikan sebagai sebuah bencana. Bencana adalah peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
Banjir merupakan bencana yang sudah menjadi ”langganan” bagi
beberapa wilayah di Indonesia. Bahkan, di ibu kota Jakarta setiap tahun
terjadi bencana ini. Selain disebabkan oleh faktor alam, banjir juga
disebabkan ulah manusia. Pembangunan gedung, penebangan pohon, dan

4
penyempitan sungai merupakan contoh ulah manusia yang menjadi penyebab
banjir.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan banjir ?
2. Apa saja jenis – jenis banjir ?
3. Apa saja penyebab banjir ?
4. Bagaimana dampak bencana banjir ?
5. Bagaimana penanggulangan bencana banjir ?
6. Bagaimana sikap perawat dalam penangganan bencana banjir ?
7. Apa saja penyakit yang ditimbulkan oleh bencana banjir?
8. Apa saja faktor penyebab banjir?
9. Bagaimana peran perawat dalam bencana banjir?

C. TUJUAN
1. Mengetahui tentang definisi banjir.
2. Mengetahui tentang jenis – jenis banjir.
3. Mengetahui tentang penyebab banjir.
4. Mengetahui tentang dampak bencana banjir.
5. Mengetahui tentang penanggulangan bencana banjir.
6. Mengetahui tentang sikap perawat dalam penangganan bencana banjir
7. Mengetahui tentang penyakit yang ditimbulkan oleh bencana banjir
8. Mengetahui tentang faktor penyebab banjir
9. Mengetahui peran perawat dalam bencana banjir

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI BENCANA BANJIR


Banjir adalah kondisi air yang menenggelamkan atau mengenangi
suatu area atau tempat yang luas. Banjir juga dapat mengacu terendamnya
daratan yang semula tidak terendam air menjadi terendam akibat volume air
yang bertambah seperti sungai atau danau yang meluap, hujan yang terlalu
lama, tidak adanya saluran pembuangan sampah yang membuat air tertahan,
tidak adanya pohon penyerap air dan lain sebagainya.
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak
diimbangi dengan saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam
wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-orang yang ada disana.
Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga
daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir
timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada
umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya
sebagai akibat curah hujan yang tinggi. Kekuatan banjir mampu merusak
rumah dan menyapu fondasinya.
Banjir merupakan hal yang rutin. Setiap tahun pasti datang. Banjir
sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam biasa yang sering terjadi dan
dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Banjir
sudah temasuk dalam urutan bencana besar karena memakan korban besar.

6
B. JENIS – JENIS BANJIR
Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber air yang
menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir
sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.
1. Banjir Sungai.
Terjadi karena air sungai meluap.

2. Banjir Danau.
Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol.

7
3. Banjir Laut Pasang.
Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi.

C. PENYEBAB TERJADINYA BANJIR


Secara umum, penyebab terjadinya banjir di Indonesia adalah sebagai
berikut:
a) Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi.
Salah satu sebab utama perusakan hutan hujan dan terjadinya banjir
adalah penebangan hutan. Banyak tipe kayu yang digunakan untuk
perabotan, lantai, dan konstruksi diambil dari hutan tropis di Afrika, Asia,
dan Amerika Selatan. Dengan membeli produk kayu tertentu, orang-orang
di daerah seperti Amerika Serikat secara langsung membantu perusakan
hutan hujan.
Walau penebangan hutan dapat dilakukan dalam aturan tertentu yang
mengurangi kerusakan lingkungan, kebanyakan penebangan hutan di
hutan hujan sangat merusak. Pohon-pohon besar ditebangi dan diseret
sepanjang hutan, sementara jalan akses yang terbuka membuat para petani
miskin mengubah hutan menjadi lahan pertanian. Di Afrika para pekerja
penebang hutan menggantungkan diri pada hewan-hewan sekitar untuk
mendapatkan protein. Mereka memburu hewan-hewan liar seperti gorila,
kijang, dan simpanse untuk dimakan.
Penelitian telah menemukan bahwa jumlah spesies yang ditemukan di
hutan hujan yang telah ditebang jauh lebih rendah dibandingkan dengan
jumlah yang ditemukan di hutan hujan utama yang belum tersentuh.
Banyak hewan di hutan hujan tidak dapat bertahan hidup dengan
berubahnya lingkungan sekitar.
Penduduk lokal biasanya bergantung pada penebangan hutan di hutan
hujan untuk kayu bakar dan bahan bangunan. Pada masa lalu, praktek-
praktek semacam itu biasanya tidak terlalu merusak ekosistem.
Bagaimanapun, saat ini wilayah dengan populasi manusia yang besar,

8
curamnya peningkatan jumlah orang yang menebangi pohon di suatu
wilayah hutan hujan bisa jadi sangat merusak. Sebagai contoh, beberapa
wilayah di hutan-hutan di sekitar kamp-kamp pengungsian di Afrika
Tengah (Rwanda dan Congo) benar-benar telah kehilangan seluruh
pohonnya.

b) Pendangkalan sungai.
Pedangkalan sungai terjadi akibat adanya gerakan dalam bumi yang
disebut tenaga endogen. Tenaga endogen adalah tenaga yang ditimbulkan
oleh pergerakan/ perubahan letak lapisan batuan pada permukaan bumi
secara horisontal atau vertikal.

c) Pembuangan sampah yang sembarangan, ke aliran sungai.


Pembuangan sampah ke aliran sungai menyebabkan terjadinya banjir
sungai karena tidak bisa atau tidak dapat menampung air oleh curah hujan
yang tinggi yang menyebabkan air meluap dan masuk ke dataran
perumahan warga yang disebabkan sampah menumpuk di sungai semakin
hari semakin menumpuk di sungai akibatnya menyebabkan terjadinya
pengedapan.

9
d) Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat.
Pembuatan saluran air yang minim atau tidak memenuhi syarat akan
menyebabkan kerugian bagi masyarakat dikarenakan minimnya saluran air
atau sembaranganya membuat saluran air. Curah hujan yang tinggi
menyebabkan air ditampung melalui saluran air akajn tetapi tidak
memenuhi syarat pembuatan aliran air maka menyebabkan penyumbatan
atau tidak dapat menampung air yang ada di saluran yang menyebabkan
banjir.

e) Pembuatan tanggul yang kurang baik.

f) Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.
Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang
sering terjadi. Banjir sering terjadi terutama pada musim
hujan dengan intensitas yang sering dan lebat. Daerah yang menjadi
langganan banjir terutama pada daerah sekitar arus sungai.
Namun daerah yang jauh dari sungai pun kadang terkena musibah
banjir juga jika curah banjir terjadi hujan yang datang terus menerus dan
sungai tidak lagi sanggup menampung banyaknya air hujan.

g) Banjir kiriman.
Hal ini sering terjadi didaerah dataran rendah. Banjir yang tiba-tiba
datang karena pada dataran tinggi terjadi hujan dan menyebabkan
meluapnya aliran sungai yang menuju ke dataran rendah meluap,
sehingga terjadilah banjir pada dataran yang lebih rendah

h) Abrasi
Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan
air laut. Gerusan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami

10
peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini disebabkan mencairnya es di
daerah kutub akibat pemanasan global.

i) Banyaknya bangunan.
Banyaknya bangunan juga menjadi penyebab terjadinya banjir karena
kurangnya daerah resapan air. Kebanyakan bangunan perkantoran atau
perumahan menggunakan materi padat pada halamannya, seperti aspaldan
semen, sehingga air hujan tidak dapat terserap ke tanah. Selain itu banyak
rawa-rawa yang kemudian berganti menjadi daerah perumahan atau
gedung perkantoran, padahal rawa-rawa sangat berguna sebagai daerah
resapan air.

j) Perubahan lingkungan.
Saat ini yang paling hangat dibicarakan akibat dari perubahan
lingkungan adalah terjadinya pemanasan global, selain itu manusia juga
telah merubah penggunaan lahan (yang juga perubahan lingkungan) yang
berakibat pada berkurangnya tutupan lahan. Semakin lama jumlah
vegetasi semakin berkurang, khususnya di daerah perkotaan. Akibat
pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan pada pola iklim yg
akhirnya merubah pola curah hujan, makanya jngan heran kalau sewaktu-
waktu hujan bisa sangat tinggi intensitasnya dan kadang sangat rendah.

Selain beberapa faktor diatas, ada juga faktor selain yang disebabkan oleh
ulah manusia, yaitu faktor alam. Faktor alam penyebab terjadinya banjir
adalah:
a) Badai.
Badai juga dapat menyebabkan banjir melalui beberapa cara, di
antaranya melalui ombak besar yang tingginya bisa mencapai 8 meter.
Selain itu badai juga adanya presipitasi yang dikaitkan dengan peristiwa
badai. Mata badai mempunyai tekanan yang sangat rendah, jadi

11
ketinggian laut dapat naik beberapa meter pada mata guntur. Banjir
pesisir seperti ini sering terjadi di Bangladesh.

b) Gempa bumi.
Gempa bumi dasar laut maupun letusan pulau gunung berapi yang
membentuk kawah (seperti Thera atau Krakatau) dapat memicu terjadinya
gelombang besar yang disebut tsunami yang menyebabkan banjir pada
daerah pesisir pantai.
dapat memicu terjadinya gelombang besar yang disebut tsunami yang
menyebabkan banjir pada daerah pesisir pantai.

D. DAMPAK BENCANA BANJIR


Bencana banjir yang terjadi di Indonesia menimbulkan dampak yang
sangat merugika, baik kerugian yang bersifat materi maupun kerugian yang
bersifat psikologis. Adapun efek atau akibat dari banjir yang terjadi di
Indonesia adalah :
1. Merusak struktur bangunan beserta isinya
2. Menyebabkan tanah longsor.
3. Air bersih sulit dicari,
4. Berkurangnya pasokan makanan bagi tumbuhan, hewan dan manusia
karena terisolasi oleh banjir dan
5. Tanaman hancur akibat terendam banjir.
6. Hilangnya nyawa,
7. Kerusakan bangunan termasuk jembatan, sistem pembuangan limbah,
jalan raya, dan kanal.
8. Kerusakan infrastruktur juga sering kerusakan transmisi listrik dan
kadang-kadang pembangkit listrik, yang dapat mematikan daya.
9. Kurangnya air bersih dikombinasikan dengan kotoran manusia di
perairan banjir meningkatkan risiko penyakit ditularkan melalui air,

12
yang dapat mencakup penyakit tifus, giardia, cryptosporidium, kolera
dan penyakit lainnya tergantung pada lokasi banjir.
10. Kerusakan jalan dan infrastruktur transportasi dapat membuat sulit
untuk memobilisasi bantuan kepada mereka yang terkena dampak atau
untuk memberikan pengobatan darurat kesehatan.
11. Banjir biasanya menggenangi lahan pertanian, sehingga tanah tidak
bisa dijalankan dan mencegah tanaman dari yang ditanam atau
dipanen, yang dapat menyebabkan kekurangan makanan baik untuk
manusia dan hewan ternak.
12. Kesulitan ekonomi akibat penurunan sementara di bidang pariwisata,
membangun kembali biaya, atau kekurangan makanan menyebabkan
kenaikan harga setelah efek banjir yang parah. Dampak pada mereka
yang terkena dampak dapat menyebabkan kerusakan psikologis
kepada para korban, khususnya kematian, luka-luka serius dan
kehilangan harta.

E. PENANGGULANGAN BANJIR
Banyak cara untuk mencegah banjir datang kembali. Walaupun
pemerintah sudah menyiapkan rencana-rencana untuk menanggulangi banjir,
tapi nggak ada salahnya kalau pencegahan banjir dimulai dari diri kita
masing-masing.
1. Buang sampah pada tempatnya.
Istilah ini memang benar adanya, buang sampah harus pada tempatnya.
Sampah yang berserakan bisa membuat selokan atau saluran air tersumbat.
Akibatnya, air sungai tidak bisa mengalir dengan lancar ke laut, sehingga
meluap menjadi banjir.
2. Tanam pohon dan rumput di halaman rumah.
Cobalah untuk menanam pohon dan rumput di halaman rumah. Ini
berfungsi sebagai daerah resapan air. Selain baik untuk musim hujan, hal
ini juga baik untuk musim kemarau untuk menyimpan cadangan air.

13
3. Rajin membersihkan selokan depan rumah.
Bersihkanlah selokan rumah secara berkala agar kotoran tidak ikut
mengalir. Karena kotoran yang ada di selokan bisa memperbesar peluang
terjadinya banjir.
4. Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.
Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai
yang sering menimbulkan banjir.
5. Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah
banjir.
6. Tidak membuang sampah ke dalam sungai. Mengadakan Program
Pengerukan sungai.
7. Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.
8. Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta
mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir.

Yang harus dilakukan ditingkat warga


a. Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW terdekat bersihkan
lingkungan sekitar Anda, terutama pada saluran air atau selokan dari
timbunan sampah.
b. Tentukan lokasi Posko Banjir yang tepat untuk mengungsi lengkap
dengan fasilitas dapur umum dan MCK, berikut pasokan air bersih
melalui koordinasi dengan aparat terkait, bersama pengurus RT/RW di
lingkungan Anda.
c. Bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda, segera bentuk tim
penanggulangan banjir di tingkat warga, seperti pengangkatan
Penanggung Jawab Posko Banjir.
d. Koordinasikan melalui RT/RW, Dewan Kelurahan setempat, dan LSM
untuk pengadaan tali, tambang, perahu karet dan pelampung guna
evakuasi.

14
e. Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna
memudahkan mencari informasi, meminta bantuan atau melakukan
konfirmasi.

Di tingkat keluarga
a. Simak informasi terkini melalui TV, radio atau peringatan Tim Warga
tentang curah hujan dan posisi air pada pintu air.
b. Lengkapi dengan peralatan keselamatan seperti: radio baterai, senter,
korek gas dan lilin, selimut, tikar, jas hujan, ban karet bila ada.
c. Siapkan bahan makanan mudah saji seperti mi instan, ikan asin, beras,
makanan bayi, gula, kopi, teh dan persediaan air bersih.
d. Siapkan obat-obatan darurat seperti: oralit, anti diare, antiinfluenza.
Amankan dokumen penting seperti: akte kelahiran, kartu keluarga,
buku tabungan, sertifikat dan benda-benda berharga dari jangkauan air
dan tangan jahil.

Yang harus dilakukan ketika banjir


1. Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan
aliran listrik di wilayah yang terkena bencana,
2. Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih
memungkinkan untuk diseberangi.
3. Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir.
Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi.
4. Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan
penanggulangan bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun
Camat.

Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir


1. Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutup
lumpur dan gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit.

15
2. Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare
yang sering berjangkit setelah kejadian banjir.
3. Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular dan lipan,
atau binatang penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk.
4. Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.

F. SIKAP PERAWAT DALAM PENANGGANAN BANJIR


1) Pencarian Dan Penyelamatan Melokalisasi Korban.
a) Memindahkan korban dari daerah berbahaya ke tempat pengumpulan/
penampungan.
b) Memeriksa status kesehatan korban (triase di tempat kejadian).
c) Memberi pertolongan pertama jika diperlukan.
d) Memindahkan korban ke pos medis lapangan jika diperlukan.

2) Triase.
a) Identifikasi secara cepat korban yang membutuhkan stabilisasi segera
(perawatan di lapangan).
b) Identifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan dengan
pembedahan darurat (life saving surgery).
c) Pasien harus diidentifikasi dan diletakkan secara cepat dan tepat,
mengelompokkan korban sesuai dengan keparahan pada masing-
masing warna tag yaitu kuning dan merah.
d) Area tindakan harus ditentukan sebelumnya dan diberi tanda.
e) Penemuan, isolasi dan tindakan pasien terkontaminasi/terinfeksi harus
diutamakan.

3) Pertolongan Pertama.
a) Mengobati luka ringan secara efektif dengan melakukan teknik
pertolongan pertama, seperti kontrol perdarahan, mengobati shock dan
menstabilkan patah tulang.

16
b) Melakukan pertolongan bantuan hidup dasar seperti manajemen
perdarahan eksternal, mengamankan pernafasan, dan melakukan teknik
yang sesuai dalam penanganan cedera.
c) Mempunyai keterampilan Pertolongan pertama seperti membersihkan
jalan napas, melakukan resusitasi dari mulut-mulut, melakukan
d) CPR/RJP, mengobati shock, dan mengendalikan perdarahan.
e) Membuka saluran udara secepat mungkin dan memeriksa obstruksi
saluran napas harus menjadi tindakan pertama, jika perlu saluran udara
harus dibuka dengan metode Head-Tilt/Chin-Lift.
f) Mengalokasikan pertolongan pertama pada korban dengan perdarahan,
maka perawat harus mnghentikan perdarahan, karena perdarahan yang
tidak terkontrol dapat menyebabkan kelemahan dan apabila akhirnya
shock dapat menyebabkan korban meninggal.

4) Proses Pemindahan Korban.


a) Pemeriksaan kondisi dan stabilitas pasien dengan memantau tanda-
tanda vital
b) Pemeriksaan peralatan yang melekat pada tubuh pasien seperti infus,
pipa ventilator/oksigen, peralatan immobilisasi dan lain ‐lain.

5) Perawatan di Rumah Sakit.


a) Mengukur kapasitas perawatan rumah sakit.
b) Lokasi perawatan di rumah sakit
c) Hubungan dengan perawatan di lapangan.
d) Arus pasien ke RS harus langsung dan terbuka.
e) Arus pasien harus cepat dan langsung menuju RS, harus ditentukan,
tempat tidur harus tersedia di IGD, OK, ruangan dan ICU.

17
6) RHA.
Menilai kesehatan secara cepat melalui pengumpulan informasi cepat
dengan analisis besaran masalah sebagai dasar mengambil keputusan akan
kebutuhan untuk tindakan penanggulangan segera.

7) Peran Perawat di Dalam Posko Pengungsian dan Posko Bencana.


a) Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan
sehari-hari.
b) Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian.
c) Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan
penanganan kesehatan di RS.
d) Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian.
e) Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus
bayi, peralatan kesehatan.
f) Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit
menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri
dan lingkungannya berkoordinasi dengan perawat jiwa.
g) Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas,
depresi yang ditunjukkan dengan seringnya menangis dan mengisolasi
diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang nafsu makan, insomnia,
fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot).
h) Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat
dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi
bermain.
i) Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para
psikolog dan psikiater.
j) Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan
kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi.

18
8) Peran Perawat dalam Fase Postimpact.
a) Membantu masyarakat untuk kembali pada kehidupan normal melalui
proses konsultasi atau edukasi.
b) Membantu memulihkan kondisi fisik yang memerlukan penyembuhan
jangka waktu yang lama untuk normal kembali bahkan terdapat
keadaan dimana kecacatan terjadi.

G. PENYAKIT YANG DITIMBULKAN BANJIR


1. Penyakit Akut Bencana
Prioritas di lokasi bencana banjir, pertolongan terhadap korban
luka dan evakuasi dari lokasi berbahaya ke tempat yang aman. 3 T (triage,
treatment, dan transportation) penting untuk menyelamatkan korban luka
sebanyak mungkin. Pada fase ini juga dilakukan perawatan terhadap
mayat. Perlukaan sesuai jenis bencana
Contoh penyakit akut bencana banjir adalah
a) Saluran pencernaan
1) Diare
2) Muntaber
3) Kolera
4) Demam Thypoid
5) Dysentri akut
b) Penyakit kulit

2. Penyakit Ikutan
Memperhatikan perubahan lingkungan. Beberapa hari minggu
pasca bencana banjir.
Contoh penyakit ikutan banjir adalah
a) Malaria
b) DBD
c) ISPA

19
d) Leptospirosis
e) Typoid,

3. Penyakit Berkepanjangan
Memperhatikan segi keamanan, membantu terapi kejiwaan
korban bencana, membantu kegiatan untuk memulihkan kesehatan
hidup dan membangun kembali komunitas social
Contoh penyakit berkepanjangan bencana banjir adalah
a) Virus hepatitis A
b) Janin tumbuh kerdil
Makanan terinfeksi bakteri melalui udara dan hewan yang mungkin
melewatinya atau hinggap seperti tikus dan lalat
c) Sistem imun
d) Epilepsi (tidak bisa terkena air. Akan memicu terjadinya kejang
dengan kondisi stress dan mengalami kematian)

H. FAKTOR PENYEBAB BANJIR


1. Faktor lingkungan
a. Curah hujan tingg peningkatan jumlah airi
b. Permukaan lahan
c. Pemukiman sembarangan
d. Pendangkalan sungai akibat sampah
e. Penebangan hutan
f. Buang sampah sembarangan

2. Faktor daya tahan tubuh


a. Makanan dan minuman yang dikomsumsi tidak memadai
b. Para pengungsi tidur dengan alas yang tidak memadai

20
3. Faktor bakteri
Faktor agen pembawa penyakit yang banyak dijumpai akibat bencana
banjir adalah lalat, tikus, bakteri dan kotoran yang menyebabkan
tercemarnya air bersih

I. PERAN PERAWAT DALAM BENCANA BANJIR


1. Sebelum bencana
a. Mengurangi atau menghilangkan resiko terjadinya bencana
b. Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan
dalam penanggulangan ancaman bencana untuk setiap fasenya

2. Saat bencana
a. Bertindak cepat
b. Berkonsentrasi penuhpada apa yang dilakukan
c. Koordinasi menciptakan kepemompinan
d. Dalam jangka panjang bersama-sama denga pihak terkait dapat
mendiskusikan untuk jangka panjang

3. Setelah bencana
Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lainn yang terkait
bekerjasama dengan unsur lintas sektor menangani masalah kesehatan
masyarakat pasca gawat darurat serta mempercepat fase pemulihan
menuju keadaan sehat dan aman

21
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Banjir merupakan hal yang rutin. Setiap tahun pasti datang. Banjir
sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam biasa yang sering terjadi dan
dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.
Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber air yang
menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir
sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang.
Banyak hal untuk mencegah banjir datang kembali. Walaupun
pemerintah sudah menyiapkan rencana-rencana untuk menanggulangi banjir,
tapi nggak ada salahnya kalau pencegahan banjir dimulai dari diri kita
masing-masing.

B. SARAN
Sebagai mahasiswa keperawatan diharapkan dapat memehami dan
mengetahui landasan teori bencana alam Banjir sehingga dalam melakukan
tindakan keperawatan di masa mendatang dapat memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan standart asuhan keperawatan yang sudah
ditetapkan dan peran sebagai seorang perawat dalam menangani bencana
Banjir

22
DAFTAR PUSTAKA

Rahman, Dhohir Taufik dan Tarsisius. 2000. Indonesia : Negara Bencana. Jakarta :
Yudhistira.

Ritonga. 2001. Lingkungan Hidup. Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI.

Brown, L. R . 2005. Penanggulangan Banjir. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Darmawijaya, Isa . 2008. Bencana Banjir. Yogyakarta : Gajahmada University Press.

23

Anda mungkin juga menyukai