Anda di halaman 1dari 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR RISIKO KANKER PAYUDARA


(Studi Kasus Pada Rumah Sakit Ken Saras Semarang)

Iin Yulianti1), Henry Setyawan S2), Dwi Sutiningsih2)


1
Mahasiswa Peminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro
2
Staf Pengajar Peminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

ABSTRAK

Kanker payudara termasuk salah satu penyakit tidak menular yang cenderung
terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah
Sakit (SIRS) tahun 2015 jumlah pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit Ken
Saras berjumlah 610 pasien kanker payudara, sedangkan jumlah pasien rawat
jalan 1540 pasien. Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui faktor risiko
yang berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian analaitik dengan metode observasional, dengan
pendekatan case control. Populasi kasus dalam penelitian ini adalah pasien
dengan positif kanker payudara dan populasi kontrol adalah pasien yang tidak
menderita kanker payudara berdasarkan hasil pemeriksaan klinis. Analisis data
yang dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil
penelitian menunjukkan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kanker
payudara berdasarkan analisis bivariat adalah riwayat kanker payudara pada
keluarga ( OR = 1,148 ; 95% CI : 0,794 – 6,488 ; p = 0,029) dan aktivitas fisik (
OR = 1,222 ; 95% CI : 0,508 – 2,948 ; p = 0,032). Hasil penelitian yang tidak
berpengaruh terhadap kanker payudara adalah usia responden, usia menarche,
usia menopause, lama menyusui, lama pemakaian kontrasepsi oral, pola
konsumsi makanan berlemak, pola konsumsi makanan berserat, kegemukan/
obesitas, pola diet, perokok pasif dan konsumsi alkohol. Dari hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa faktor risiko yang terbukti berpengaruh terhadap
kejadian kanker payudara adalah riwayat kanker payudara pada keluarga
dengan dan aktivitas fisik/ olahraga.

Kata Kunci : kanker payudara, faktor risiko, case control study

PENDAHULUAN payudara yang terus tumbuh berlipat


ganda. Pada akhirnya sel-sel ini
Kanker payudara termasuk menjadi bentuk benjolan di
salah satu penyakit tidak menular payudara.2 Penyakit ini terjadi
yang cenderung terus meningkat hampir seluruhnya pada
setiap tahunnya, sehingga dapat wanita,tetapi dapat juga terjadi pada
dikatakan bahwa beban yang harus pria.3 Penyebab kanker payudara
ditanggung dunia akibat penyakit sampai saat ini belum dapat
tersebut semakin meningkat.1 diketahui secara pasti, diduga
Kanker payudara adalah penyebab kanker payudara adalah
sekelompok sel tidak normal pada multifaktorial.4

401
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Penyakit kanker merupakan penjelasan tentang faktor-faktor


masalah kesehatan utama baik di yang berhubungan dengan penyakit.
dunia maupun di Indonesia. Adapun metode yang digunakan
Menurut World Health Organization adalah observasional dengan
(WHO) tahun 2013 dalam Depkes pendekatan case control, yaitu suatu
RI (2015), insidens kanker pada rancangan studi epidemiologi yang
tahun 2008 sampai 2012 mempelajari hubungan antara
mengalami peningkatkan dari 12,7 paparan dan penyakit dengan cara
juta kasus meningkat menjadi membandingkan kelompok kasus
14,2 juta kasus.5 Kasus penyakit dan kelompok kontrol berdasarkan
kanker yang ditemukan di Provinsi status paparannya.
Jawa Tengah pada tahun 2012
sebanyak 11.341 kasus, lebih sedikit Populasi dalam penelitian ini
dibanding tahun 2011 (19.637 adalah pasien Rumah sakit Ken
kasus). Prevalensi kanker payudara Saras. Sampel yang digunakan
di Kabupaten Semarang pada tahun dalam penelitian ini berjumlah 80
2013 yaitu 102 kasus dan di Kota responden. Terdiri dari 40
Semarang terdapat 832 kasus responden dalam kelompok kasus
kanker payudara.6 Pada tahun 2015 dengan kriteria, pasien dengan
jumlah pasien yang dirawat inap di positif kanker payudara yang
Rumah Sakit Ken Saras berjumlah didiagnosa secara klinis. Pada
610 pasien kanker payudara, kelompok kontrol terdiri dari 40
sedangkan jumlah pasien rawat responden dengan kriteria, pasien
jalan 1540 pasien.7 Upaya yang tidak menderita kanker
pencegahan yang menyeluruh mulai payudara berdasarkan hasil
dari upaya pendidikan masyarakat pemeriksaan klinis.
sampai upaya rehabilitasi perlu
dilakukan sesuai porsinya masing- Metode pengambilan data
masing untuk mengatasi masalah menggunakan kuesioner dan
kanker payudara.2,8,9 wawancara. Sumber data yang
digunakan diperoleh dari data rekan
Penelitian ini bertujuan untuk medis Rumah Sakit Ken Saras.
mengetahui faktor risiko yang
berpengaruh terhadap kejadian HASIL DAN PEMBAHASAN
kanekr payudara meliputi faktor usia, Kasus kanker payudara terbanyak
usia menarche, usia menopauase, ditemukan pada umur Kelompok
lama menyusui, lama pemakaian kasus kanker payudara terbanyak
kontrasepsi, pola konsumsi ditemukan pada rentang umur >42
makanan berlemak, pola konsumsi tahun dengan jumlah 33 responden
makanan berserat, akitivitas fisik, (82,5%) dan kasus terendah pada
riwayat obesitas, pola diet, perokok rentang umur ≤42 tahun dengan
pasif, konsumsi alkohol dan riwayat jumlah 7 responden (17,5%). Grafik
kanker payudara pada keluarga 1. Tingginya proporsi pada stadium
sebelumnya. III disebabkan karena kesadaran
responden untuk melakukan
METODE PENELITIAN pengobatan pada gejala awal atau
pada stadium dini masih sangat
Penelitian ini termasuk dalam rendah dikarenakan kurangnya
jenis penelitian analitik yang pengetahuan tentang penyakit
bertujuan untuk memperoleh kanker payudara.

402
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden


Variabel Kasus Kontrol
N % N %

Stadium Kanker Payudara

Stadium III
43%

Stadium IV
5%

Stadium IIB Stadium IIA


30% 22%

Stadium IIA Stadium IIB Stadium III Stadium IV

Grafik 1. Distribusi Kasus Berdasar Stadium Klinik


Kelompok Umur
>42 tahun 33 82,5 27 67,5
7 17,5 13 32,5
≤42 tahun
Tabel 2. Memperlihatkan odds rasio hasil analisis Bivariat. Riwayat
kanker payudara pada keluarga dan aktivitas fisik secara signifikan
meningkatkan risiko kanker payudara.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat Hubungan antara


Variabel Bebas dengan Kejadian Kanker Payudara
Variabel OR 95% CI Nilai-p Kesimpulan
Usia Responden >42 tahun 2,270 0,794 – 6,488 0,121 Tidak Ada

≤42 tahun
Usia Menarche <12 tahun 0,812 0,331 – 1,989 0,051 Tidak Ada

≥12 tahun
Usia Menopause

Belum Menopause 0,733 0,300 – 1,791 0,076 Tidak Ada

>43 tahun
Lama Pemakaian

403
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kontrasepsi Oral 1,167 0,224 – 6,081 0,855 Tidak Ada

≤10 tahun 0,966 0,252 – 3,702 0,959 Tidak Ada

>10 tahun
Lama Menyususi

4 – 6 bulan 0.172 0,231 – 8,170 0,726 Tidak Ada

7 – 24 bulan 1,375 0,051 – 0,584 0,005 Tidak Ada


Pola Konsumsi Makanan 1,667 0,684 -4,063 0,125 Tidak Ada
Berserat

Tinggi

Rendah
Pola Konsumsi Makanan 1,105 0,460 – 2,657 0,823 Tidak Ada
Berlemak

Tinggi

Rendah
Riwayat Obesitas Ya 0,632 0,246 – 1,625 0,106 Tidak Ada

Tidak
Pola Diet Ya 0,632 0,246 -1,625 0,106 Tidak Ada

Tidak
Perokok Pasif - - - Tidak Ada
Konsumsi Alkohol - - - Tidak Ada
Aktivitas fisik

<4 jam/minggu 1,222 0,508 – 2,948 0,032 Ada


Hubungan
≥4 jam/minggu
Riwayat Kanker Payudara 2,778 1,123 – 6,868 0,025 Ada
pada Keluarga Hubungan

1. Usia Responden berhubungan dengan paparan


Pada penelitian ini hormon estrogen dan
memiliki hasil 2,270 kali lebih progesteron yang berpengaruh
kecil untuk terkena kanker terhadap payudara.
payudara dan hasilnya 2. Usia Menarche
bermakana secara statistik pada Hasil penelitian
95% Confindence Interval : menujukkan hasil 0,812 kali
0,797 – 6,488 dengan nilai p = lebih kecil dan hasilnya
0,121. Peningkatan risiko pada bermakna secara statistik pada
umur reproduktif diduga 95% Confindence Interval :

404
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

0,331 – 1,989 dengan nilai p = payudara berpoliferasi secara


0,51. Usia menarche yang lebih terus menerus tanpa adanya
awal berhubungan dengan batas kematian.11
lamanya paparan hormon
estrogen dan progesteron pada 5. Lama Menyusui
wanita yang berpengaruh
terhadap proses proliferasi Hasil analisis lama
jaringan termasuk jaringan menyusui 4 - 6 bulan memiliki
payudara.10 risiko kanker payudara lebih
3. Usia Menopause besar sebanyak 1,375 kali tetapi
Hasil analisis bivariat hasilnya tidak bermakana secara
menunjukkan wanita yang statistik 95% CI: 0,231 – 8,710
mengalami menopause >43 dengan nilai p = 0,726
tahun berisiko 1,17 kali lebih dibandingkan dengan lama
besar terkena kanker payudara menyusui 7 – 24 bulan. Hasil dari
tetapi hasilnya tidak bermakna analisis lama menyusui 7 – 24
secara statistik dengan nilai p= bulan memiliki risiko yang lebih
0,496 pada 95% CI: 0,739 – kecil sebanyak 0,712 kali tetapi
1,854. Pada penelitian ini usia nilainya tidak bermakna secara
menopause tidak terbukti statistik 95% CI: 0,051 – 0,584
sebagai faktor yang dengan nilai p = 0,005. Hal ini
berpengaruh terhadap kejadian menunjukkan bahwa semakin
kanker payudara. Usia lama menyusui dapat
menopause berkaitan dengan mengurangi risiko terjadinya
lamanya paparan hormon kanker payudara dari pada tidak
estrogen dan progesteron yang pernah menyusui.
berpengaruh terhadap proses
poliferasi jaringan payudara. 6. Pola Konsumsi Makanan
4. Lama Pemakaian Kontrasepsi Berserat
Hasil analisis
Hasil dari analisis menunjukkan konsumsi
bivariat wanita yang makanan berserat memiliki OR =
menggunakan kontarsepsi oral 1,667 tetapi hasilnya tidak
>10 tahun memberikan bermakna secara statistik
kenaikan risiko sebesar 0,966 dengan nilai p = 0,125 pada 95%
dan bermakan secara statistik CI: 0,684 -4,063. Diet makanan
95% CI : 0,252 – 3,702 dengan berserat berhubungan dengan
nilai p = 0,959. Hasil ini tidak rendahnya kadar sebagian besar
mendukung hipotesis penelitian aktivitas hormon seksual dalam
bahwa wanita yang memiliki plasma, tingginya kadar Sex
riwayat menggunakan Hormone Binding Globulin
kontrasepsi oral >10 tahun (SHBG), serat akan berpengaruh
memiliki risiko lebih besar untuk terhadap mekanisme kerja
terkena kanker payudara. penurunan hormon estradiol dan
Berlebihnya proses poliferasi testoteron.12
bila diikuti dengan hilangnya 7. Pola Konsumsi Makanan
kontrol atas poliferasi sel dan Berlemak
pengaturan kematian sel yang
sudah terprogram (apoptosis) Hasil analisis
akan mengakibatkan sel menunjukkan konsumsi

405
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

makanan berlemak memiliki yang berfokus pada pengaruh


1,105 lebih besar untuk terkena aktifitas fisik serta diet dan nutrisi
kanker payudara dan hasilnya dalam kejadian kanker payudara
tidak bermakana secara statistik dikarenakan gaya hidup
pada 95% Confindence Interval: mengkonsumsi diet dan nutrisi
0,460 – 2,657 dengan nilai p = yang baik serta melakukan
0,823. Konsumsi lemak aktifitas fisik secara teratur
diperkirakan sebagai salah satu dilakukan bukan hanya sebagai
faktor risiko terjadinya kanker pencegahan agar tidak
payudara. Willet et. al melakukan menderita kanker payudara
studi prospektif selama 8 tahun tetapi gaya hidup tersebut juga
tentang konsumsi lemak dan dapat dilakukan untuk
serat dan ternyata ada mempertahankan kelangsungan
hubungannya dengan risiko hidup penderita kanker payudara
kanker payudara pada (Lawrence, 2007).14
perempuan umur 34 sampai
dengan 59 tahun.13 10. Perokok Pasif

8. Riwayat Obesitas/ Responden sebagai


Kegemukan kelompok perokok pasif memiliki
besar yang sama masing-masing
Hasil penelitian ini responden termasuk perokok
memiliki risiko 0,632 lebih kecil pasif sebesar 100%. Hasil
terkena kanker payudara dan analisis tabulasi silang
hasilnya bermakana secara menunjukkan hasil yang
statistik 95% CI : 0,246 – 1,625 constant. Namun, The U.S.
dengan nilai p = 0,340. Tidak Environmental Protection
adanya hubungan yang Agency, The U.S. National
signifikan disebabkan adanya Toxicology Program, The U.S.
recall bias (bias mengingat) Surgeon General, dan The
riwayat kegemukan yang pernah International Agency for
dialami responden. Research on Cancer perokok
pasif dapat menyebabkan kanker
9. Pola Diet pada manusia terutama kanker
paru-paru. Beberapa penelitian
Hasil penelitian pola diet juga menemukan bahwa perokok
memiliki risiko 0,632 kali lebih pasif diduga meningkatkan risiko
kecil untuk terkena kanker kanker payudara, kanker rongga
payudara dan hasilnya bermakna hidung, dan kanker nasofaring
secara 95% CI : 0,805 – 1,929 pada orang dewasa serta risiko
dengan nilai p = 0,340. Hasil ini leukemia, limfoma, dan tumor
tidak selaras dengan penelitian otak pada anak-anak.16
Budiningsih (1995) memiliki
risiko 2.63 lebih besar , 95% Cl= 11. Konsumsi Alkohol
1.45 - 4.79. Faktor diet dan
nutrisi serta aktifitas fisik saat ini Responden sebagai
menjadi fokus utama dalam pengkonsumsi alkohol memiliki
penelitian mengenai gaya hidup besar yang sama masing-masing
yang mempengaruhi kejadian responden termasuk tidak
kanker payudara. Penelitian mengkonsumsi alkohol sebesar

406
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

100%. Hasil analisis tabulasi payudara.10.18,19Dalam


silang menunjukkan hasil yang mengurangi risiko kanker
constant. Perempuan yang payudara aktivitas fisik dikaitkan
mengkonsumsi lebih dari satu dengan kemampuan
gelas alkohol per hari memiliki meningkatkan fungsi kekebalan
risiko terkena kanker payudara tubuh, menurunkan lemak tubuh,
yang lebih tinggi. 17 dan mempengaruhi tingkat
20
hormon (Vogel 2000).
12. Aktivitas Fisik
13. Riwayat Kanker Payuadara
Hasil analisis statistik pada Keluarga
menunjukkan seseorang yang
memiliki kebiasaan berolahraga Hasil analisis statistik
<4 jam/minggu mempunyai risiko menunjukkan seseorang yang
1,222 lebih besar pada 95% CI: memiliki riwayat keluarga pada
0,508 – 2,943 dengan nilai p = payudara mempunyai risiko
0,032 (memenuhi aspek strength 2,778 lebih besar untuk terkena
dari asosiasi kausal). Hasil kanker payudara dan hasilnya
analisis ini mendukung hipotesis bermakna secara statistik pada
bahwa wanita dengan aktifitas 95% CI: 1,123 – 6,868 dengan
fisik yang rendah memiliki risiko nilai p = 0,025 (memenuhi aspek
lebih besar untuk terkena kanker strength dari asosiasi kausal).
payudara dibandingkan dengan Hasil analisis ini mendukung
wanita yang memiliki kebiasaan hipotesis bahwa wanita dengan
berolahraga atau aktifitas fisik yang memiliki riwayat kanker
yang tinggi. Dengan aktivitas fisik payudara pada keluarga memiliki
atau berolahraga yang cukup risiko lebih besar untuk terkena
akan dapat dicapai kanker payudara dibandingkan
keseimbangan antara kalori yang dengan wanita yang tidak
masuk dan kalori yang keluar. memiliki riwayat kanker payudara
Aktivitas fisik atau olahraga yang pada keluarga. Gen BRCA yang
cukup akan mengurangi risiko terdapat dalam DNA berperan
kanker payudara tetapi tidak ada untuk mengontrol pertumbuhan
mekanisme secara biologik yang sel agar berjalan normal. Dalam
jelas sehingga tidak memenuhi kondisi tertentu gen BRCA
aspek biologic plausibility dari tersebut dapat mengalami mutasi
asosiasi kausal. Olahraga menjadi BRCA1 dan BRCA2,
dihubungkan dengan rendahnya sehingga fungsi sebagai
lemak tubuh dan rendahnya pengontrol pertumbuhan hilang
semua kadar hormon yang dan memberi kemungkinan
berpengaruh terhadap kanker pertumbuhan sel menjadi tak
payudara dan akan dapat terkontrol atau timbul kanker.
meningkatkan fungsi kekebalan Seorang wanita yang memiliki
tubuh. Aktivitas fisik atau gen mutasi warisan (termasuk
olahraga yang cukup akan BRCA1 dan BRCA2)
berpengaruh terhadap meningkatkan risiko kanker
penurunan sirkulasi hormonal payudara secara signifikan dan
sehingga menurunkan proses telah dilaporkan 5-10% kasus
proliferasi dan dapat mencegah dari seluruh kanker payudara.
kejadian kanker Pada kebanyakan wanita

407
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

pembawa gen turunan BRCA1 2015. Stop Kanker. Jakarta:


dan BRCA2 secara normal, Departemen Kesehatan.
fungsi gen BRCA membantu 6. Dinas Kesehatan Kota
mencegah kanker payudara Semarang. Profil Kesehatan
dengan mengontrol pertumbuhan Kota Semarang 2007.
sel. Namun hal ini tak Semarang: Dinkes; 2007.
berlangsung lama karena http://www.dinkes-
kemampuan mengontrol dari gen kotasemarang.go.id/download/P
tersebut sangat terbatas rofil%20Kesehatan%202007%2
(Lanfranchi, 2005).21 0analisa.pdf. (diakses pada
tanggal 10 Mei 2013)
KESIMPULAN 7. Data Rekam Medis Rumah
Sakit Ken Saras Semarang
Faktor risiko yang terbukti 2015.
berpengaruh terhadap kejadian 8. Bustan, M.N, 1997.
kanker payudara memiliki risiko Epidemiologi Penyakit Tidak
sebesar 1,148 untuk terkena kanker Menular. Rineka Cipta,
payudara dan hasilnya bermakana Jakarta.
secara statistik pada 95% CI: 0,409 9. Mark H Swartz, Buku Ajar
– 3,219 dengan nilai p = 0,025. Diagnostik Fisik, Alih bahasa
Aktivitas fisik/ olahraga juga Petrus Lukmanto, EGC, Jakarta,
berpengaruh terhadap kejadian 1995.
kanker payudara, seseorang yang 10. Tjindarbumi, Penanganan
memiliki kebiasaan berolahraga <4 Kanker Payudara Masa Kini
jam/minggu mempunyai risiko 1,222 deng berbagai Macam Issue di
lebih besar dan hasilnya bermakna Indonesia, Proceeding
secara statistik pada 95% CI: 0,508 Indonesian Issues on Breast
– 2,943 dengan nilai p = 0,032. Cancer, Surabaya 2004.
11. Indrati R. 2005. Faktor-faktor
risiko yang berpengaruh
DAFTAR PUSTAKA terhadap kejadian kanker
1. Depkes RI, 2009. Pedoman payudara wanita (studi kasus di
Penemuan & Penatalaksanaan Rumah Sakit Dokter Kariadi
Penyakit Kanker Tertentu di Semarang) [tesis]. Semarang:
Komunitas, Jakarta: Depkes. Program Pascasarjana,
2. Ramli, H. M, Rainy Umbas, Universitas Diponegoro.
Sonar S Panigoro. Deteksi Dini [terhubung berkala].
Kanker. FKUI Jakarta. Edisi Ke http://eprints.undip.ac.id/14998/
III. 2005. 1/2005E4D002071.pdf (diakses
3. Tapan, Erik. Kanker, pada tanggal 10 Mei 2013)
Antioksidan & Terapi 12. Hindell, William, Hormone
Komplementer. Jakarta: PT. Alteration in Breast Cancer
Elex Media Komputindo. 2005. Hormonal Etiology, Medscape,
4. Tambunan, Gani W, Diagnosis 1999.
dan Tatalaksana Sepuluh Jenis 13. Willet Walter C, Fat Energy and
Kanker Terbanyak di Indonesia, Breast Cancer, American
EGC, Jakarta, 1991. Society for Nutritional Science,
5. Pusat Data dan Informasi 1997.
Kementerian Kesehatan RI. 14. Lawrence H. Kushi, Marilyn L.
Kwan, Marion M. Lee, Christine

408
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

B. Ambrosone. Lifestyle Factors Ramli M, Darwis I, Tjindarbumi


and Survival in Women with D et al. 2000. Fat intake and
Breast Cancer. J. Nutr. 137: breast cancer risk in an area
236S–242S, 2007. where fat intake is low: a case-
15. American Society of Clinical control study in Indonesia.
Oncology Foundation, Canadian International Journal of
Cancer Society. 2011. Stadium Epidemiology 29:20–28.
dan grade dalam kanker 19. Enger SM, Ross RK, Paganini-
payudara. Hill A, Carpenter CL, Bernstein
http://www.primasolusimedika.c L. Body size, physical activity,
om/images/events/Stadium%20 and breast cancer hormone
Kanker%2 0Payudara.pdf receptor status: results from two
(diakses pada tanggal 12 Mei case-control studies. American
2016). Association for Cancer
16. National Cancer Institute. 2011. Research. 2000. Volume 9
What is secondhand smoke Issue 7, pp. 681-687.
http://www.cancer.gov/cancerto 20. Vogel VG. 2000. Breast cancer
pics/factsheet/Tobacco/ETS prevention: A review of current
(diakses pada tanggal 17 Mei evidence. Cancer Journal for
2016). Clinicians 50(3):156-170.
17. Curm .C.P, Lester .S.C, Coran. 21. Lanfranchi A and Brind J, 2005
R. S. The Breast, Basic Breast Cancer : Risk and
Pathology. Philadelphia: Prevention, The Edition,
Elsevier; 2003.p.705-17 Pounghkeepsie, New York.
18. Wakai K, Dillon DS, Ohno Y,
Prihartono J, Budiningsih S,

409

Anda mungkin juga menyukai