Anda di halaman 1dari 15

A.

PENGERTIAN BATUAN PIROKLASTIK


Batuan piroklastik atau pyroclastics adalah bebatuan klastic semata-mata
atau terutama terdiri dari material vulkanik. Mana materi vulkanik telah
diangkut dan ulang melalui tindakan mekanis, seperti oleh angin atau air,
batu-batuan ini disebut volcaniclastic. Umumnya terkait dengan aktivitas
gunung berapi ledakan - seperti Plinian atau letusan Krakatau gaya, atau
letusan phreatomagmatic - piroklastik deposito yang umumnya terbentuk dari
udara abu, dan bom lapilli atau blok yang dikeluarkan dari gunung berapi itu
sendiri, dicampur dengan negara hancur batu.
Batuan piroklastik dapat terdiri dari berbagai macam ukuran clast; dari
agglomerates terbesar, dengan sangat halus dan tuffs abu. Pyroclasts dengan
ukuran yang berbeda diklasifikasikan sebagai bom vulkanik, lapilli dan abu
vulkanik. Abu dianggap piroklastik karena debu halus terbuat dari batu
vulkanik. Salah satu bentuk yang paling spektakuler adalah deposito
piroklastik ignimbrites, deposito dibentuk oleh suhu tinggi gas dan abu
campuran dari aliran piroklastik acara.
Tiga jenis transportasi dapat dibedakan: aliran piroklastik, aliran
piroklastik, dan piroklastik jatuh. Selama letusan Plinian, batu apung dan abu
yang terbentuk ketika magma silicic terpecah dalam saluran vulkanik, karena
dekompresi dan pertumbuhan gelembung. Pyroclasts kemudian entrained
dalam letusan apung membanggakan yang dapat naik beberapa kilometer ke
udara dan menyebabkan bahaya penerbangan. Partikel jatuh dari awan letusan
bentuk lapisan di tanah (ini jatuh atau tephra piroklastik). Piroklastik
kerapatan arus, yang disebut sebagai 'aliran' atau 'gelombang', tergantung
pada konsentrasi partikel dan tingkat turbulensi, kadang-kadang disebut
bercahaya longsoran. Deposit batu apung yang kaya aliran piroklastik dapat
disebut ignimbrites.
Sebuah letusan piroklastik mensyaratkan meludah atau "fountaining"
lava, dimana lava akan dilemparkan ke udara bersama abu, bahan piroklastik,
dan vulkanik produk sampingan lainnya. Hawaii letusan seperti di Kilauea
dapat mengeluarkan gumpalan magma ditangguhkan menjadi gas; ini disebut
'api air mancur'. Pembekuan magma, jika cukup panas mungkin menyatu atas

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK | WASKITA MURTI BAMBANG YUDHANA(410017009) 1


arahan untuk membentuk aliran lahar. Terdiri dari endapan piroklastik yang
tidak pyroclasts disemen bersama-sama. Batuan piroklastik (tuff) adalah
deposito piroklastik yang telah lithified. Batuan piroklastik adalah batuan
yang terbentuk dari letusan gunung api (berasal dari pendinginan dan
pembekuan magma) namun seringkali bersifat klastik. Menurut william
(1982) batuan piroklastik adalah batuan volkanik yang bertekstur klastik yang
dihasilkan oleh serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunung api,
dengan material asal yang berbeda, dimana material penyusun tersebut
terendapkan dan terkonsolidasi sebelum mengalami transportasi
(“rewarking”) oleh air atau es.
Pada kenyataannya, batuan hasil letusan gunung api dapat berupa suatu
hasil lelehan yang merupakan lava yang telah dibahas dan diklasifakasikan ke
dalam batuan beku, serta dapat pula berupa produk ledakan atau eksplosif
yang bersifat fragmental dari semua bentuk cair, gas atau padat yang
dikeluarkan dengan jalan erupsi.

Berdasarkan proses keterbentukan yang dialaminya, batuan piroklastik


dibedakan menjadi enam tipe, antara lain :
1) Tipe 1
Batuan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat volkanik jatuh ke darat
yang kering dengan medium udara saja, kemudian mengalami litifikasi
membentuk batuan fragmental. Jadi batuan piroklastik ini belum
mengalami pengangkutan.
2) Tipe II
Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat volkanik ke tempat
pengendapannya di daratan yang kering dengan media gas yang dihasilkan
darimagma sendiri yang merupakan aliran abu yang merupakan onggokan
aliran litifikasi dan membentuk batuan fragmental.
3. Tipe III
Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat erupsi yang jatuh ada
suatu tubuh perairan (baik darat maupun laut) yang tenang arusnya sangat

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK | WASKITA MURTI BAMBANG YUDHANA(410017009) 2


kecil. Onggokan tersebut belum tercampur dengan material lain dan tidak
juga mengalami “re-warking”.
4. Tipe IV
Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat eruosi yang jatuh pada
suatu tubuh perairan (baik darat maupun laut) yang arusnya aktiv
(begerak). Sebelum mengalami litifikasi mengalami ‘re-warking’ dan
dapat bercampur dengan batuan lain yang dihasilkan akan mempunyai
struktur sedimen biasa.
5. Tipe V
Bahan piroklastik yang telah jatuh sebelum mengalami pelapukan
kemudian diangkut dan diendapkan di tempat lain (bisa laut, bisa
cekungan di daratan) dengan media air. Hasilnya batuan sedimen dengan
asal-usulnya adalah bahanbahan piroklastik, dengan struktur sedimen
biasa.
6. Tipe VI
Bahan piroklastik yang telah jatuh sudah mengalami proses-proses
litifikasi, kemudian diendapkan kembali ketempat yang lain. Batuan yang
dihasilkan adalah batuan sedimen dengan propenan piroklastik
(Epiklastik).

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK | WASKITA MURTI BAMBANG YUDHANA(410017009) 3


PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK | WASKITA MURTI BAMBANG YUDHANA(410017009) 4
B. Faktor-Faktor yang Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan
Piroklastik

a) Warna Batuan
Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral
penyusunnya.mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
komposisi magma asalnya sehingga dari warna dapat diketahui jenis
magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur
gelasan.

b) Tekstur Batuan
Pengertian tekstur batuan piroklastik mengacu pada kenampakan butir-
butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi Glassy dan
Fragmental. Pengamatan tekstur meliputi :
1. Glassy
Glassy adalah tekstur pada batuan piroklastik yang nampak pada
batuan tersebut ialah glass.
2. Fragmental
Faragmental ialah tekstur pada batuan piroklastik yang nampak pada
batuan tersebut ialah fragmen-fragmen hasil letusan gunung api.
c. Struktur Batuan
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan
yang berbeda.pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu
pada pengamatan dalam skala besar atau singkapan dilapangan.pada
batuan beku struktur yang sering ditemukan adalah:
a. Masif : bila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas
b. Vesikular : dicirikandengan adanya lubang-lubang gas,sturktur ini
dibagi lagi menjadi 3 yaitu:
· Skoriaan : bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
· Pumisan : bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
· Aliran : bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun
lubang gas.

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK | WASKITA MURTI BAMBANG YUDHANA(410017009) 5


c. Amigdaloidal : bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral
sekunder.
d. Berlapis : bila dalam batuan tersebut terdapat lapisan-lapisan
endapan dari fragmen-fragmen letusan gunung api.

d. Derajat Kristalisasi
Derajat kristalisasi mineral dalam batuan beku, terdiri atas 3 yaitu :
· Holokristalin
Tekstur batuan beku yang kenampakan batuannya terdiri dari
keseluruhan mineral yang membentuk kristal, hal ini menunjukkan
bahwa proses kristalisasi berlangsung begitu lama sehingga
memungkinkan terbentuknya mineral - mineral dengan bentuk kristal
yang relatif sempurna.
· Hipokristalin
Tekstur batuan yang yang kenampakannya terdiri dari sebagaian
mineral membentuk kristal dan sebagiannya membentuk gelas, hal
ini menunjukkan proses kristalisasi berlangsung relatif lama namun
masih memingkinkan terbentuknya mineral dengan bentuk kristal
yang kurang.
· Holohyalin
Tekstur batuan yang kenampakannya terdiri dari mineral yang
keseluruhannya berbentuk gelas, hal ini menunjukkan bahwa proses
kristalisasi magma berlangsung relatif singkat sehingga tidak
memungkinkan pembentukan mineral - mineral dengan bentuk yang
sempurna.

e. Ukuran Batuan
Ukuran batuan yang dihasilkan dari letusan gunung api terbagi
menjadi 4, antara lain :
1. Bomb ( d > 64 mm) Bomb adalah gumpalan-gumpalan lava yang
mempunyai ukuran lebih besar dari 64 mm.
2. Block (d > 64 mm)

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK | WASKITA MURTI BAMBANG YUDHANA(410017009) 6


Block adalah batuan piroklastik yang dihasilkan oleh erupsi
eksplosif dari fragmen batuan yang sudah memadat lebih dulu
dengan ukuran lebih besar dari 64 mm.
3. Lapili (d = 2 – 64 mm)
Lapili berasal dari bahasa latin lapillus, yaitu nama untuk hasil
erupsi ekplosif gunung api yang berukuran 2 mm – 64 mm.
4. Debu / ash (d < 2 mm)
Debu adalah batuan piroklastik yanh berukuran 2 mm – 1/256 mm
yang dihasilkan oleh pelelmparan dari magma akibat erupsi
ekplosif.

f. Bentuk Batuan Piroklastik


Bentuk batuan dalam batuan piroklastik sama halnya dengan
teksturnya, antara lain :
1. Glassy
Glassy adalah bentuk tekstur pada batuan piroklastik yang nampak
pada batuan tersebut ialah glass.
2. Fragmental
Faragmental ialah bentuk tekstur pada batuan piroklastik yang nampak
pada batuan tersebut ialah fragmen-fragmen hasil letusan gunung api.

C. TIPE ENDAPAN PIROKLASTIK


Endapan piroklastik menurut Mc Phie et al (1993) adalah endapan
volkaniklastik primer yang tersusun oleh partikel (piroklas) terbentuk oleh empsi
yang eksplosif dan terendapkan oleh proses volkanik primer (jatuhan, aliran, surge).
Proses erupsi ekplosif yang terlibat dalam pembentukan endapan piroklastik meliputi
tiga tipe utama yaitu : erupsi letusan magmatik, erupsi freatik dan erupsi
freatomagmatik. Ketiga tipe erupsi ini mampu menghasilkan piroklas yang
melimpah yang berkisar dari abu halus (< 1/16 mm) hingga blok dengan panjang
beberapa meter. Termasuk dalam tipe endapan piroklastik meliputi:
1. Piroklastik aliran.

2. Piroklastik jatuhan.

3. Piroklastik surge.

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK | WASKITA MURTI BAMBANG YUDHANA(410017009) 7


1. Piroklastik Aliran
Piroklastik aliran adalah aliran panas dengan konsentrasi tinggi, debt
permukaan, mudah bergerak, berupa gas dan partikel terdispersi yang dihasilkan
oleh erupsi volkanik (Wright et al 1981, vide Mc Phie et al 1993). Fisher &
Schmincke (1984) menyebutkan bahwa pirokiastik aliran adalah aliran densitas
partikel-partikel dan gas dalam keadaan panas yang dihasilkan oleh aktifitas
volkanik. Aliran piroklastik melibatkan semua aliran pekat yang dihasilkan oleh
letusan atau guguran lava baik besar maupun kecil Piroklastik Jatuhan
Piroklastik yang dilontarkan secara ledakan ke udara sementara akan tersuspensi,
yang selanjutnya jatuh ke bawah dan terakumulasi membentuk endapan
piroklastik jatuhan. Endapan merupakan produk dari jatuhan baiistik dan
konveksi turbulen pada erupsi kolom (Lajoie, 1984). Karakteristik dari endapan
dapat yang diamati antara lapisan piroklastik jatuhan dan pirokiastik aliran dapat
dilihat pada tabel

Tabel III. 1. Perbedaan yang dapat diamati dari lapisan antara endapan piroklastik jatuhan
dan pirokiastik aliran (Lajoie, 1984)
Piroklastik jatuhan Piroklastik aliran
Sortasi Sortasi baik (well sorted) Sortasi buruk (poorly
sorted)
Ketebalan lapisan Teratur dan mengikuti Tidak teratur, menipis
permukaan yang ditutupi pada
(mantle bedding) tinggian, menebal pada
cekungan, menipis secara
lateral terhadap batas
saiuran
Gradasi dan laminasi Lapisan massif jarang; Lapisan massif. Gradasi
gradasi normal Jarang, tapi terbalik umum pada
dapat Nadir, tidak ada endapan
struktur traksi yang tegas yang terakumulasi dari
seperti laminasi parallel dan suspensi laminar (aliran
laminasi oblique, tetapi debris
crude strait umum dan butiran). Gradasi
normal banyak dijumpai

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK | WASKITA MURTI BAMBANG YUDHANA(410017009) 8


pada endapan
yang berasal dari suspensi
turbulen dan itu umumnya
ditemukan mendasari atau
menutupi bagian laminasi.
Struktur primer yang lain Bomb - surge dan Acretionary lapilli
acretionary lapilli umum dihasilkan pada
dijumpai pada endapan lapisan atas pada
subaerial atau shallow beberapa
water. Lubang/pipa gas- subaerialnuees ardentes.
escape tidak ada. Jarang
atau tidak ada pada
endapan subagueous.
Sekuen struktur primer. Tidak ada Lubang/pipa gas-escape
(Phmary sructure umum dijumpai Umum,
seguence) dan umumnya itu jarang
teramati
pada sedimen transportasi
massa (mass-transported
sediments) yang lain.

3. Piroklastik Surge
Piroklastik surge adalah ground hugging, dilute (rasio partikel gas rendah), aliran
purticulate yang diangkut secara lateral di dalam gas turbulen (Fisher 1979 vide Mc
Phie e/ al 1993). Piroklastik surge dibentuk secara langsung oleh erupsi
freatomagmatik maupun freatik (base surge) dan asosiasinya dengan piroklastik aliran
{ash cloud surge dan ground surge).
Tempat yang dilalui oleh pengendapan lapisan sangat tipis atau laminasi biasanya
disebut sebagai bed set.
Piroklastik jatuhan
Piroklast terlontar ke athmosfir dan jatuh ke bawah
Aliran Piroklastik
Konsentrasi partikel relatif tinggi yang bergerak di dasar/lereng volkan
Gelombang Piroklastik
Konsentrasi partikel relatif rendah yang bergerak menuruni dasar/lereng Volkan

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK | WASKITA MURTI BAMBANG YUDHANA(410017009) 9


Gambar III. 6. Karakteristik endapan yang berasal dari erupsi eksplosif (endapan
piroldastik primer) Mc Phie et al, 1983.

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK | WASKITA MURTI BAMBANG YUDHANA(410017009) 10


D. KLASIFIKASI
Pembuatan klasifikasi batuan piroklastik sudah banyak dibuat oleh para ahli,
tetapi masih terjadi kekurangan maupun perbedaan tentang batuan piroklastik.
Klasifikasi berdasarkan perkembangan terbentuknya batuan piroklastik sangat sulit,
sedangkan saat ini klasifikasi didasarkan pada:
Asal - usul fragmen

Ukuran fragmen

Komposisi fragmen

a. Klasifikasi berdasarkan asal - usul fragmen


Batuan piroklastik yang merupakan hasil endapan bahan volkanik dari letusan tipe
eksplosif maka Johnson dan Levis (1885), lihat Mac Donald (1972) membuat
klasifikasi sebagai berikut
- Essential : fragmen berasal langsung dari pembekuan magma
segar
- Accessor : fragmen berasal dari lava atau piroklastik yang
terdapat pada kerucut volkanik
- Accidental : fragmen yang berasal dari batuan lain yang tidak
menunjukkan gejala pembekuan, metamorfisme
Klasifikasi berdasarkan ukuran dari fragmen. Klasifikasi ini dibuat pertama kali oleh
Grabau (1924) dalam Carozzi (1975) :
> 2,5 mm : Rudyte

2,5 - 0,5 mm : Arenyte

< 0,5 mm : Lutyte

Klasifikasi batuan piroklastik dari Wenworth dan Williams (1932) dalam Pettijohn
banyak dipakai, tetapi kisaran yang dipakai tidak sama antara batuan sedimen dan
piroklastik :
Breksi volkanik : Tersusun dari fragmen-fragmen diameter > 32 mm, bentuk
fragmen meruncing

Aglomerat : Fragmen berupa born-born dengan ukuran > 32 mm

Lapili/tuf lapili: Fragmen tersusun atas Lapili yang berukuran antara 4 mm -32 mm

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK | WASKITA MURTI BAMBANG YUDHANA(410017009) 11


Tuf kasar : Fragmen-fragmen tersusun atas abu kasar dengan ukuran butir terletak
antara 0,25 mm - 4 mm

Tuf halus : Fragmen-fragmen tersusun atas abu halus dengan


ukuran < 0,25 mm
b. Klasifikasi berdasarkan komposisi fragmen Klasifikasi yang telah dibuat digunakan
untuk tuf, yaitu
0,25 -4 mm : tuf kasar

< 0,25 mm tuf halus

Menurut Williams, Turner dan Gilbert (1954), tuf dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Vitric Tuff : tuf dengan penyusun utama terdiri dari gelas

2. Lithic Tuff : tuf dengan penyusun utama terdiri dari fragmen batuan

3. Crystal Tuff : tuf dengan penyusun utama kristal dan pecahan -pecahan kristal

Pettijohn (1975) membuat klasifikasi tuf, dengan membandingkan prosentase gelas


dengan kristal, yaitu:
1. Vitric Tuff.
Tuf mengandung gelas antara 75% -100% dan kristal 0% - 25%.

2. Vitric crystal tuff.


Tuf mengandung gelas antara 50% - 75% dan kristal 25% - 50%.

3. Crystal vitric tuff


Tuf mengandung gelas antara 25% - 50% dan kristal 50% 75%.

4. Crystal tuff :
Tuf mengandung gelas antara 0% - 25% dan kristal 75% - 100%.

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK | WASKITA MURTI BAMBANG YUDHANA(410017009) 12


Klasifikasi batuan piroklastik (Fisher,1986)

Heinrich (1956) selama pengendapan tufa bisa bercampur dengan material sedimen
yang bermacam-macam. Material sedimen yang paling banyak dapat dipakai untuk
pemberian nama tufa. Misal serpihan atau mengandung gamping, tufa gampingan dan
sebagainya.
Batuan sedimen non volkanik, bisa tercampuri oleh tufa hasil letusan gunung
berapi, sehingga membentuk campuran dua bahan pembentuk batuan yang
mempunyai sumber dan proses pembentukan yang tidak sama. Pettijohn (1975),
adanya tuf di dalam batuan sedimen bisa dipergunakan untuk pemeriaan tambahan.
Sehingga akan diperoleh penamaan seperti batupasir tufaa, serpih tufaan dan lainnya.
Klasifikasi berdasarkan komposisi sangat peg untuk analisa tufa. Batuan yang
berdasarkan ukuran fragmen dengan mudah dan sederhana dapat dimasukkan ke
dalam kelompok tufa ini, ternyata mempunyai komposisi yang cukup berariasi.
Variasi komposisi tersebut dikelompokan lagi.

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK | WASKITA MURTI BAMBANG YUDHANA(410017009) 13


Vitric Tuff
Menurut Heinrich (1956), penyusun utama terdiri atas gelas. Tufa vitrik merupakan
hasil endapan primer material letusan gunungapi. Komposisi umumnya bersifat
riolitik, meskipun jugs dijumpai berkomposisi dasitik, trasitik, andesitik dan basaltik.
Kepingan gelas umumnya mempunyai bentuk meruncing. Inklusi-inklusi magnetit
banyak dijumpai dalam gelas. Gelas biasanya tidak berwarna, tetapi apabila
berkomposisi basaltik berwama kuning sampai coklat.
Fragmen-fragmen berupa kristal dan fosil terkadang dijumpai, walaupun dalam
prosentase yang kecil. Mineral-mineral bisa berupa mineral penyusun riolit, andesit
dan lain-lain. Mineral skunder yang hadir antara lain kalsit, opal, kalsedon, kuarsa,
oksida-oksida besi dan lain-lain.
Beberapa tufa vitrik yang mengendap dalam tubuh air tersemen oleh kalsit, Heinrich
(1956).
Tufa vitrik umumnya bertekstur vitroclastic, yaitu kepingan-kepingan gelas terletak
dalam matrik yang berupa abu gelas yang sangat halus, Williams, Turner dan Gilbert
(1954). macam-macam tufa. vitrik:

Tufa palagonit
Penyusun utama gelas basa, dengan warna kuning kehijauan sampai coklat tua.
Tufa palagonit umumnya mengandung kristal-kristal plagioklas, olivin, piroksen
dan bijih besi, lubang-lubang banyak terisi kalsit atau zeolit, Heinrich (1956).
Porselanit atau bate cina
Penyusun berupa abu gelas yang sangat halus, sering disebut tufa lempungan.

Welded tuff atau ignimbrit


Penyusun terdiri atas kepingan-kepingan gelas yang terelaskan, Heinrich (1956).
Tufa pisolit

Penyusun terdiri atas pisolit-pisolit abu gelas yang sangat halus, Williams, Turner
dan Gilbert (1954).

Crystal tuff
Komposisi dominan terdiri atas kristal, sedangkan gelas dijumpai berjumlah
sedikit Tufa kristal riolitik, yaitu kristal kuarsa, sanidin, biota, hornblende, lain
yang terkadang dijumpai seperti augit. Tufa kristal yang mengandung tridimit.

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK | WASKITA MURTI BAMBANG YUDHANA(410017009) 14


Tufa kristal dasitik, yaitu hornblende, hipersten, andesin, magnetit dan augit
banyak dijumpai pada trasit. Sedangkan pada tufa qistal basalitik, tersusun atas
olivin, augit, magnetit dan labradorit.

Lithic tuff
Penyusun dominan berupa fragmen-fragmen batuan. Gelas dijumpai dalam
jumlah yang relatif sedikit, Fragmen tersebut biasanya berupa fragmen
batuapung, skoria, andesit, basalt, granofir, batuan beku hipo- abisik bertekstur
porfiritik atau halus. Kadang terdapat fragmen batuan plutonik, metamorfik
maupun sedimen, Heinrich (1956).
Bahan piroklastik yang dikeluarkan dari ventral volkan, sebelum terendapkan
mengalami berbagai proses, baik cars terangkuntnya dan media transportasi,
maupun material yang terendapkan.

PETROLOGI BATUAN PIROKLASTIK | WASKITA MURTI BAMBANG YUDHANA(410017009) 15

Anda mungkin juga menyukai