Sari
Rijang merupakan batuan endapan silikat kriptokristalin dengan permukaan yang licin (glassy). Batuan ini sering juga disebut dengan
istilah chert. Rijang umumnya terbentuk di lautan dalam. Perlapisan rijang tersusun oleh sisa organisme penghasil silika seperti Diatom dan
Radiolaria. Endapan dari sisa organisme tersebut akan membentuk rijang. Rijang dapat ditemukan dalam berbagai warna. Umumnya rijang
berwarna hitam, putih dan merah. Perbedaan warna tersebut terjadi karena adanya faktor yang mengontrolnya. Adapun salah satu faktor
pengontrolnya ialah jenis organismenya.
Kata kunci : Batuan Sedimen Silika; Rijang
Pendahuluan
Rijang dikenal juga dengan sebutan chert merupakan
nama batuan golongan silika yang paling umum ditemukan.
Batuan jenis ini tidak banyak ditemukan serta
penyebarannya hanya pada tempat-tempat tertentu. Adapun
jumlah dari rijang (chert) ini hanya sekitar 1% dari seluruh
batuan sedimen yang menyusun kerak bumi ini. Batuan ini
menjadi marker atau penanda stratigrafi yang berumur
sangat tua antara prekambrian hingga kuarter. Rijang
(chert) umumnya ditemukan dalam bermacam-macam
warna. Adapun rijang terdiri dari tiga warna yaitu rijang
berwarna hitam, rijang berwarna putih serta rijang
berwarna merah. Perbedaan warna pada tubuh permukaan
rijang tersebut diakibatkan adanya beberapa faktor
pengontrol. Salah satu faktor pengontrol tersebut berupa
jenis organisme asal dari pembentukan rijang tersebut serta
faktor pengotor dari batuan tersebut.
Latar belakang dikarenakan adanya penemuan rijang
dengan berbagai macam warna pada permukaannya batuan
tersebut.
Tujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan terjadinya perbedaan warna pada tubuh
batuan rijang.
Tinjauan Pustaka
Rijang (Chert) adalah batuan endapan silikat
kriptokristalin dengan permukaan yang licin (glassy).
Rijang biasanya sering di sebut sebagai batu api oleh
orang-orang awam. Rijang dikenal juga dengan sebutan
chert merupakan nama batuan golongan silika yang paling
umum ditemukan. Batuan jenis ini tidak banyak ditemukan
serta penyebarannya hanya pada tempat-tempat tertentu.
Adapun jumlah dari rijang (chert) ini hanya sekitar 1% dari
seluruh batuan sedimen yang menyusun kerak bumi ini.
Batuan ini menjadi marker atau penanda stratigrafi yang
berumur sangat tua antara prekambrian hingga kuarter.
Lampiran