Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KERJA

Definisi:
Kerangka Acuan Kerja atau Kerangka Acuan Kegiatan yang disingkat KAK adalah
dokumen perencanaan kegiatan yang berisi penjelasan/keterangan mengenai apa, mengapa,
siapa, kapan, di mana, bagaimana, dan berapa perkiraan biayanya suatu kegiatan. Dengan
kata lain, KAK berisi uraian tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup, masukan yang
dibutuhkan, dan hasil yang diharapkan dari suatu kegiatan. KAK dalam bahasa Inggris
adalah Term Of Reference yang disingkat TOR.
KAK merupakan gambaran umum dan penjelasan mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Negara/Lembaga. Dalam KAK
tercakup latar belakang, maksud dan tujuan, indikator keluaran dan keluaran, cara
pelaksanaan kegiatan, pelaksana dan penanggung jawab kegiatan, jadwal kegiatan, dan
biaya kegiatan.
http://www.wikiapbn.org/kerangka-acuan-kerja/

referensi

MENURUT PERPRES 54 TAHUN 2010


menurut perpres 54 2010 KAK termuat dalam Rencana Umum Pengadaan (bab IV pasal 22
nomor 3 dan 4)

“KAK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d paling sedikit memuat:
a. uraian kegiatan yang akan dilaksanakan;
b. waktu pelaksanaan yang diperlukan;
c. spesifikasi teknis Barang/Jasa yang akan diadakan;
d. besarnya total perkiraan biaya pekerjaan.”

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang meliputi: KAK penyedia barang, konstruksi dan konsultansi

Dalam lampiran perpres 54 2010 dijelaskan lebih rinci komponen-komponen KAK sebagai
berikut:
Untuk penyedia barang memuat sbb:
1) uraian kegiatan yang akan dilaksanakan yang meliputi:
a) latar belakang;
b) maksud dan tujuan;
c) sumber pendanaan;
d) hal-hal lain yang diperlukan.
2) waktu pelaksanaan yang diperlukan, termasuk kapan Barang tersebut harus tersedia pada
lokasi kegiatan/sub kegiatan terkait, dengan memperhatikan batas akhir tahun
anggaran/batas akhir efektif tahun anggaran;
3) spesifikasi teknis Barang yang akan diadakan;
4) besarnya total perkiraan biaya pekerjaan.

Untuk penyedia konstruksi memuat sbb:


Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang meliputi:
1) uraian kegiatan yang akan dilaksanakan yang meliputi:
a) latar belakang;
b) maksud dan tujuan;
c) sumber pendanaan;
d) hal-hal lain yang diperlukan.
2) waktu pelaksanaan yang diperlukan, termasuk kapan Pekerjaan Konstruksi tersebut harus
tersedia pada lokasi kegiatan/sub kegiatan terkait, dengan memperhatikan batas akhir
tahun anggaran/batas akhir efektif tahun anggaran;
3) spesifikasi teknis pekerjaan yang akan diadakan;
4) besarnya total perkiraan biaya pekerjaan.
Untuk penyedia konsultansi memuat sbb:
Kerangka Acuan Kerja (KAK), yang meliputi:
1) uraian kegiatan yang akan dilaksanakan yang meliputi:
a) latar belakang;
b) maksud dan tujuan;
c) ruang lingkup;
d) keluaran yang diinginkan;
e) sumber pendanaan.
2) jenis, isi, dan jumlah laporan yang harus dibuat;
3) waktu pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan, termasuk kapan jadwal pelaporan
pekerjaan tersebut harus tersedia, dengan memperhatikan batas akhir tahun
anggaran/batas akhir efektif tahun anggaran;
4) kualifikasi tenaga ahli;
5) besarnya total perkiraan biaya pekerjaan dan sumber pendanaan;
6) analisa kebutuhan tenaga ahli (hubungan antara ruang lingkup, keluaran yang diinginkan,
kualifikasi dan jumlah tenaga ahli, jenis dan jumlah laporan, serta jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan).

Dalam LAMPIRAN III mengenai tata cara pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi tata cara
pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi pekerjaan konstruksi diterangkan mengenai
pengkajian RUP.
Pada poin 2 disebutkan:
Pengkajian ulang Rencana Umum Pengadaan dapat dilakukan melalui rapat koordinasi
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. PPK mengundang ULP/Pejabat Pengadaan dan Tim Teknis untuk membahas Rencana
Umum Pengadaan;
b. Pembahasan Rencana Umum Pengadaan meliputi:
1. Pengkajian Ulang Kebijakan Umum Pengadaan
2. Pengkajian Ulang Rencana Penganggaran Biaya Pengadaan
3. Pengkajian Ulang KAK

Dalam pengkajian KAK disebutkan mengenai bagian-bagian yang harus dikaji ulang
diantaranya:
(1) kejelasan uraian kegiatan yang akan dilaksanakan yang meliputi:
(a) latar belakang;
(b) maksud dan tujuan;
(c) sumber pendanaan;
(d) hal-hal lain yang diperlukan.
(2) kejelasan jenis, isi dan jumlah laporan yang harus dibuat (apabila diperlukan);
(3) kejelasan waktu pelaksanaan yang diperlukan, termasuk kapan Pekerjaan Konstruksi
tersebut harus tersedia pada lokasi kegiatan/sub kegiatan terkait, dengan memperhatikan
batas akhir tahun anggaran/batas akhir efektif tahun anggaran;
(4) kejelasan spesifikasi teknis pekerjaan yang meliputi:
(a) spesifikasi teknis benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna/penerima akhir;
(b) tidak mengarah kepada merek/produk tertentu, kecuali untuk pengadaan suku cadang;
(c) memaksimalkan penggunaan produksi dalam negeri;
(d) memaksimalkan penggunaan Standar Nasional Indonesia (SNI).
(5) kejelasan besarnya total perkiraan biaya pekerjaan;
(6) jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan;
(7) pencantuman macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
(8) kejelasan persyaratan penyedia dan/atau kualifikasi tenaga ahli serta jumlah personil inti
yang dipekerjakan yang tidak mengarah pada penyedia tertentu, kecuali untuk pekerjaan
yang bersifat rahasia;
(9) pencantuman syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
(10) pencantuman syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
(11) gambar-gambar kerja harus lengkap dan jelas;
(12) pencantuman kriteria kinerja produk yang diinginkan;
(13) pencantuman tata cara pengukuran;
(14) kejelasan analisa kebutuhan tenaga ahli (hubungan antara ruang lingkup, keluaran yang
diinginkan, kualifikasi dan jumlah tenaga ahli, jenis dan jumlah laporan, serta jangka
waktu pelaksanaan pekerjaan).
Sehingga dapat disimpulkan, menurut perpres 54 2010 untuk menyusunan KAK
konstruksi harus memuat bagian-bagian yang menjadi bahan kajian diatas.

MENURUT PERPRES 16 TAHUN 2018

Pada perpres 16 tahun 2018 pasal 11 dijelaskan bahwa KAK ditetapkan oleh PPK
Pada bagian kedua pasal 19 dijelaskan sbb:
Peraturan turunan dari perpres 16 tahun 2018 mengenai pembuatan kak tercantum dalam
peraturan LKPP nomor 7 tahun 2018 bagian ketiga, paragraph 2, pasal 23 :

Anda mungkin juga menyukai