Anda di halaman 1dari 13

yang relatif tidak menonjol serta tidak ada kesiapan untuk

PSIKOLOGI MASSA melakukan suatu tindak agresif. Misalnya jemaah sholat, misa di
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia baik sebagai gereja atau penonton bioskop, dll.
individu maupun dalam hubungannya dengan lingkunganya.
2) Massa yang aktif (mob) yaitu kerumunan orang/massa yang pada
Perilaku tersebut berupa perilaku yang tampak maupun tidak tampak, yang suatu tempat untuk tujuan tetentu disertai dengan suasana yang
disadari maupun yang tidak disadari. emosional yang tinggi dan siap untuk melakukan agresif (merusak,
menyerang). Misalnya penonton bola yang kecewa dan mengamuk
Massa (crowd) adalah suatu bentuk kumpulan (collection) individu2, dalam
kumpulan tersebut tidak terdapat adanya struktur dan pada umumnya massa MASSA YANG AKTIF INI DIBAGI MENJADI
berjumlh banyak dn berlangsung lama.
1) Massa agresif (aggressive mob) yaitu kerumunan massa
Psikologi Massa : Ilmu tentang perilaku dan proses mental. Massa (mob) yang di dominasi oleh emosi kemarahan dan
dapat diartikan sebagai bentuk kolektivisme (kebersamaan). Oleh agresifitas
karena itu Psikologi Massa akan berhubungan perilaku yang
dilakukan secara bersama-sama oleh sekelompok massa. Fenomena 2) Massa yang melarikan diri (escape mob) yaitu kerumunan
kebersamaan ini diisitilahkan dengan Perilaku Kolektif (Collective massa yang diwarnai oleh emosi ketakutan yang kuat dan
Bahaviore) panik serta mendorong mereka untuk menyelamatkan diri
secara bersama-sama; contoh kebakaran, bencana alam
JENIS MASSA DILIHAT DARI BENTUK
seperti banjir, gempa bumi, dll.
1) Massa yang tidak terorganisir secara formal (massa yang abstrak,
massa yang tidak tersusun) yaitu massa yang belum terkait oleh
3) Massa yang ekspresif (expresive mob) yaitu kerumunan
satu kesatuan norma, tujuan namun berkumpul karena adanya massa yang mempunyai motivasi menyampaikan perasaan
dorongan, perhatian dan kepentingan yang sama serta sewaktu- ecara ekspresif misalnya unjuk rasa, pawai, karnaval dan
waktu dapat bubar sendirinya. belum tentu diwarni oleh emosi agresif.

2) Massa terorganisir secara formal (massa yang kongkrit, massa JENIS MASSA YANG DILIHAT DR JUMLAH MASSA
yang tersusun) yaitu massa yang sudah terikat pada satu kesatuan
norma, tujuan, maupun struktur yang jelas & terbentuk dalam 1) Massa besar yaitu massa baik terorganisir maupun tidak,
suatu organisasi dengan pembagian kerja yang pasti serta punya bersifat pasif atau agresif, jumlah anggotanya cukup banyak
potensi yang dinamis atau mempunyai fungsi gerakan. terdiri dari individu2 atau kelompok2 yg berkumpul karena
ada dorongan, perhatian dan kepentingan yang sama.
JENIS MASSA DILIHAT AKTIVITASNYA
2) Massa kecil yaitu massa baik terorganisir maupun tidak,
1) Massa yang pasif (audience) yaitu kerumunan orang pada suatu
tempat untuk tujuan tertentu disertai dengan suasana emosional
bersifat pasif atau agresif, jumlah anggotanya relatif kecil
terdiri dari individu2 atau beberapa kelompok yg berkumpul 1) Massa yang terpusat yaitu massa yang berkumpul di suatu
karena adanya dorongan, perhatian dan kepentingan yang tempat di bawah komando seorang pemimpin. Contoh buruh
sama. yang sedang melakukan unjuk rasa.

JENIS MASSA DILIHAT DARI BENTUK WAKTU 2) Massa yang tersebar yaitu massa yang berkumpul tidak
hanya disatu tempat saja dan mempunyai pimpinan masing2.
1) Massa yang telah lama terbentuk yaitu massa yang telah Misalnya mahasiswa yang berasal dari beberapa perguruan
berkumpul dalam waktu relatif lama sehingga rasa memiliki tinggi yang masing2 mempunyai pimpinan sendiri2.
dan solodaritas sebagai suatu kelompok telah terbentuk dan
sulit untuk dihilangkan, misalnya anggota partai. TAHAPAN PEMBENTUKAN MASSA

2) Massa yang baru terbentuknya yaitu massa yang relatif baru 1) Audience (Massa Pasif)
berkumpul sehingga belum memiliki rasa solidaritas sebagai
suatu kelompok, misalnya massa yang berkumpul Yaitu kerumunan orang (massa) pada suatu tempat untuk
menyaksikan pawai di jalan atau kecelakaan lalu lintas atau tujuan tertentu disertai dengan suasana yag relatif tidak emosional
kebakaran. serta tidak ada kesiapan untuk melakukan suatu aksi.

JENIS MASSA DARI TINGKAT KEYAKINAN ANGGOTA 2) Crowd (Kerumunan Massa)


TERHADAP KELOMPOK Yaitu kerumunan orang (massa) yang terjadi secara spontan
1) Keyakinan anggota yag tinggi yaitu massa yang yakin akan pada suatu tempat karena adanya tujuan atau motivasi tertentu
arah dan tujuan gerakan kelompoknya dimana kondisi ini namun keberadaanya belum terorganisir dan masing2 dapat berfikir
sangat dipengaruhi oleh lama terbentuknya dan terlibatnya dan bertindak secara pribadi.
anggota tsb dalam kelompok.
3) Mob (Massa yang Aktif)
2) Keyakinan anggota yang rendah yaitu massa yang relatif Yaitu kerumunan orang (massa) pada suatu tempat untuk
belum yakin akan arah dan tujuan gerakan kelompoknya
tujuan tertentu disertai dengan suasana emosional dan siap untuk
dimana kondisi ini sangat dipengaruhi oleh baru melakukan tindakan (aksi) agresif (merusak, menyerang)
terbentuknya dan kurang terlibatnya anggota tsb dalam
kelompok. 4) Riot (Huru-hara/Amuk Massa)

JENIS MASSA YANG DILIHAT DARI PENYEBARAN Yaitu kerumunan orang (massa) pada suatu tempat yang
MASSANYA bersifat menggangu ketentraman umum, disertai dengan suasana
emosional yang sangat tinggi dan cenderung tidak mentaati aturan-
aturan yang berlaku yang disertai dengan pemaksaan kehendak dan Massa yang sedang berkerumun itu bisa berubah menjadi
bertindak destruktif (menyerang, merusak, menjarah) yang sulit massa aktif atau agresif apabila muncul pemimpin yang
dikendalikan. mengarahkan mereka atau provokator .

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERUSUHAN MASSA. 4) Kondisi Huru-hara/Amuk Massa

1) Faktor Individual Massa yang sudah ada kecenderungan untuk bersifat agresif
apabila tidak segera mendapatkan penanganan dan tindakan yang
Perilaku kerusuhan massa berawal dari perilaku individual tegas dapat berubah menjadi huru-hara atau amuk massa. Biasanya
dimana dilakukan secara sendiri baik spontan maupun direncanakan massa sepertin ini memiliki emosional yang tinggi (marah) yng dipiu
dan dilakukan bersama orang lain. oleh jatuhnya korban.
2) Faktor Kelompok PERANAN INDIVIDU DALAM MASSA
Perilaku kekerasan kelompok disebabkan oleh adanya 1) Penggalak; memuji, menyetujui, menerima, menunjukkan
identitas kelompok khususnya identitas SARA yang bermuara pada kehangatan dan kesetiakawanan.
masalah ketidak adilan, masalah minoritas dan mayoritas.
2) Wasit; melerai pertikaian antar anggota
TAHAPAN TERJADINYA KERUSUSHAN MASSA
3) Kompromis ; menawarkan kompromi
1) Kondisi Tenang
4) Pengamat ; menyimpan catatan berbagai aspek proses massa
Massa yang terbentuk karena adanya objek tertentu yang
menjadi fokus dimana terjadinya secara kontinue. Pada kondisi ini 5) Pengikut ; mengikuti gerakan massa, pasif
belum ada tanda2 atau gejala2 yag mengarah terjadinya kerusuhan.
6) Penjaga gawang ; membuka saluran komunikasi dengan
2) Kondisi Kerumun mendorong partisipasi yang lain

Kondisi massa yang tenang akan berubah apabila tiba2 ada 7) Agressor ; merendahkan status yang lain
kejadian atau keadaaan yang menarik perhatian misalnya kecelakaan
lalin, pertunjukan band. Dalam kondisi ini individu dapat bertindak 8) Penghambat ; cenderung bersikap negatif, selalu menolak
sendiri2 atau tidak harus bersama dan membantah

3) Kondisi Aktif 9) Pencari muka; sering membual

10) Pengungkap diri ; mengungkapkan perasaan


KERUMUNAN STRATEGI MEMBUBARKAN KERUMUNAN

 Karateristik utama kerumunan adalah kumpulan orang  Mengalihkan pusat perhatian


banyak secara fisik
 Menakuti orang-orang dalam
 Mudah sekali bereaksi
kerumunan tersebut
 Mudah meniru tingkah laku orang lain yang sekerumunan
dan tingkah laku tadi mudah mendapat dorongan dari
semuanya.

BENTUK UMUM KERUMUNAN

 Kerumumunan Yang Berartikulasi Dengan

Struktur Sosial :

1. Khalayak penonton atau pendengar yang formal ; pusat


perhatian dan tujuan sama tetapi sifatnya pasif

2. Kelompok ekspresif yang telah direncanakan; fungsinya


sebagai penyalur ketegangan karena pekerjaan sehari-hari

 Kerumumunan Bersifat Sementara

1. Kumpulan yang kurang menyenangkan

2. Kerumunan orang-orang yang sedang panik

3. Kerumunan penonton karena melihat suatu kejadian

 Kerumumunan Yang Berlawanan Dengan Norma-Norma

1. Kerumunan yg tidak emosional

2. Kerumunan yg bersifat immoral


DAMPAK PSIKOLOGI PASCA BENCANA o Indikator ; tetapkan indikator pantauan (monitoring
indicator)
 Distres Psikologis Ringan ; bila setelah bencana individu
merasa cemas, panik, dan terlalu waspada REAKSI STRESS PADA BENCANA

 Distres Psikologis Sedang ; bila individu merasa cemas • Reaksi Stress Emosional ; reaksi stress pada bencana yang
menyeluruh, menarik diri dan mengalami gangguan emosi. dapat dilihat dari aspek emosional meliputi lumpuh mental,
Pada kondisi ini natural recovery membutuhkan waktu yang gangguan tidur, ingat kembali rasa ketakutan, ketakutan
relatih lebih lama merasa sendiri, merasa asing, gelisah, depresi dan marah

 Distres Psikologis Berat ; situasi ini terjadi bila individu • Reaksi stress fisik ; sakit kepala, lemas kaki-tangan, merasa
mengalami gangguan mental karena trauma, depresi, cemas lelah, tenggorokan serak, mual, diare, nafsu makan
menyeluruh, fobia dan ganguan disosiasi berkurang, panas dingin, gemetar, dsb.

PRINSIP DASAR PENANGANAN MASALAH PSIKOLOGI • Reaksi stress kognitif ; susah kosentrasi, daya pikirnya
lumpuh, kacau, apatis, kehilangan ingatan jangka pendek
o Persiapan ; lakukan persiapan sebelum emergency, meliputi dan kemampuan mengambil keputusan dan pertimbangan
penetapan sistem koordinasi, penyusunan rencaa dan menurun
pelatihan-pelatihan
• Reaksi Stress Perilaku ; kemarahan yang meledak, tingkah
o Assesment ; lakukan penilainan kualitatif dan kuantitatif laku yang berlebihan, menarik diri dari pergaulan sosial,
terhadap kebutuhan psikososial dan kesehatan mental perilaku seperti anak kecil, frekuensi minum minuman keras
o Koloborasi ; lakukan kerjasama dengan tim kesehatan dan terisolasi dari masyarakat/komunitas
lainnya

o Akses ; berikan akses pelayanan untuk semua

o Pelatihan & Pengawasan ; Siapkan pelatihan dan


pengawasan (jika tidak terjaga akan menimbulkan masalah
baru)

o Rumuskan Perspektif ; rumuskan perspektif jangka panjag


penanganan
PSIKOLOGI SOSIAL DALAM BENTUK PSIKOLOGI
Pesan :
KOMUNIKASI Bagaimana pesan
menjadi stimulus
• Bagaimana komunikator membuat pesan RUANG & menimbulkan
LINGKUP respon
• Bagaimana psikologi komunikator mempengaruhi pembuat Komunikator:
pesan Sebab sumber
dapat
mempengaruhi
• Psikologi pesan yang lain?
Komunikasi :
• Psikologi komunikan Bagaimana proses
penerimaan pesan?
• Psikologi dalam beberapa ranah komunikasi, termasuk Pengaruh faktor2
personal &
situasional
• Komunikasi intrapersonal, interpersonal dan komunikasi
massa.
PENGERTIAN KOMUNIKASI
PENGERTIAN KOMUNIKASI
1. Penyampaian perubahan energi dari satu tempat yang lain
Proses mempengaruhi orang lain, misal dgn cara menghibur,
seperti dalam sistem saraf/penyampaian gelombang-
memberikan/ menyampaikan informasi & sampai pd
gelombang suara.
mempengaruhi/ mengendalikan perilaku orang/individu lain
2. Penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh
KAITAN PSIKOLOGI SOSIAL DENGAN PSIKOLOI
organisme
KOMUNIKASI
3. Pesan yang disampaikan
Komunikasi adalah peristiwa sosial peristiwa yang terjadi ketika
manusia berinteraksi dengan manusia yang lain. Kerena itu 4. Proses yg dilakukan satu sistem yg lain melalui pengaturan
pendekatan psi. sosial adalah juga pendekatan psi. komunikasi. sinyal-sinyal yang disampaikan (Teori Komunikasi)

Komunikasi: ilmu yg berusaha mengu-raikan, meramalkan & 5. Pengaruh satu wilayah person pada wilayah person yang lain
mengendalikan peristiwa mental dan behaviore dalam komunikasi sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan
Peristiwa mental :“Internal meditation perihal yang berkaitan pada wilayah lain (K. Lewin)
of stimuli” sebagai akibat berlangsungnya komunikasi.
6. Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi
RUANG LINGKUP PSIKOLOGI KOMUNIKASI
BILA INDIVIDU BERINTERAKSI DAN SALING yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab dan
MEMPENGARUHI menyenangkan.

• Proses belajar yang meliputi aspek kognitif dan afektif 3. Mempengaruhi sikap: Komunikasi persuasif memerlukan
(aspek berfikir & aspek merasa) pemahaman tentang faktor-faktor pada diri komunikator dan
pesan menimbulkan efek pada komunikasi
• Proses penyampaian dan penerimaan lambang-lambang
(Komunikasi) Persuasi di defenisikan sebagai “proses mempengaruhi
pendapat, sikap, dan tindakan dengan menggunakan manipulasi
• Mekanisme penyesuaian diri, seperti; sosialisasi, permainan psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas
peran, identifikasi, proyeksi, agresi, dsb. kehendaknya sendiri.
CIRI-CIRI PENDEKATAN PSIKOLOGI KOMUNIKASI 4. Hubungan Sosial yang baik: manusia adalah mahkluk sosial
yang tidak tahan hidup sendiri. Kita selalu ingin
4 ciri pendekatan psi. pada komunikasi
berhubungan dengan orang lain secara positif.
(Fisher) :
Abraham Maslow menyebutnya dengan Kebutuhan akan
1. Penerimaan Stimuli secara indrawi (sensory reception of cinta” atau “belongingness”. William
stimuli) Schutz merincinke butuhan dalam 3 hal interaksi dan
asosiasi (inclusion), pengendalian dan kekuasaan (control),
2. Proses yang mengantarai stimuli & respon (internal cinta serta kasih sayang (affection).
meditation of stimuli)

3. Prediksi respon (prediction of response)


5. Tindakan : Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan
4. Peneguhan respon (reinforcement of responses) tindakan yang dikehendaki. Menimbulkan tindakan
nyata memang indikator efektivitas yang paling penting.
TANDA-TANDAKOMUNIKASI EFEKTIF MENIMBULKAN
Untuk memunculkan tindakan kita harus berhasil lebih
5 HAL:
dulu menanamkan pengertian, membentuk
1. Pengertian : Penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti sikap/menumbuhkan hubungan yang baik.
yang dimaksudkan oleh komunikator

2. Kesenangan : Komunikasi fatis (phatic communication),


dimaksud menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah
PSIKOLOGO SOSIAL DALAM BENCANA ALAM PENGUNGSI DAN KEBUTUHAN HIDUP

PERAN PSIKOLOGI DALAM BENCANA ALAM Kebutuhan dasar manusia menurut Elizabeth Nicolds meliputi ;

• Memberikan dukungan moral a) Rasa aman (security) dari ancaman lingkungan manusia dan
alam serta rasa aman dari gangguan penyakit dan bencana
• Memberikan dukungan psikososial dalam memberikan alam.
bantuan terhadap korban bencana alam
b) Kasih sayang (affection) baik dari keluarga maupun
Korbn bencana alam menghadapi situasi dan kondisi yang sangat masyarakat lingkungannya.
kompleks, baik secara fisik, psikis maupun secara sosial.
c) Mencapai cita-cita (achievment) dalam kondisi kehidupan
Problem paling mendasar adalah pesoalan fisik, seperti gangguan sesuai yang diinginkan
pemenuhan kebutuhan makanan, minuman, tempat tinggal,
kesehatan & pendidikan. Kehilangan keluarga, harta benda dan mata d) Penerimaan (acceptance) eksistensi diri ditengah masyarakat
pencaharian menyebabkan korban jatuh miskin sekitarnya.

Keterpurukan lain yang dihadapi masyarakat adalah menyangkut KEBUTUHAN PERLINDUNGAN BAGI PENGUNGSI
masalah psikososial, seperti kekhawatiran akan terjadinya misal; MELIPUTI 5 PRINSIP:
gempa susulan atau letusana gunung susulan, rasa kehilangan 1. Perlindungan umum meliputi hak memperoleh persamaan
mendalam atas meninggalnya anggota keluarga, harta benda dan perlakukan hukum, kebebasan bersuara, perlindungan dari
mata pencaharian seringkali menimbulkan kesedihan tindak diskriminasi, dan perlindungan khusus terutama untuk
berkepanjangan. Selain itu dengan terpaksa harus tinggal di pengungsi anak-anak, ibu hamil, perempuan kepala rumah
pengungsian dengan kondisi yang serba terbatas menambah rasa tangga, lanjut usia serta orang cacat.
cemas para pengungsi. Hal yang memperparah pengungsi adalah
mereka mudah tersulut api konflik dengan sesama pengungsi karena 2. Perlindungan terhadap kemungkinan paksaan jadi pengungsi
jenuh. karena diskriminasi warna kulit, pembersihan etnis, agama
dan politik.
Dalam situasi di atas tadi maka diperlukan upaya penanganan
dampak sosial psikologis terhadap korban agar terhindar dari 3. Perlindungan selama masa pengungsian internal
gangguan psikologis & permasalah-an sosial yang lebih luas. pembunuhan, eksploitasi, pelecehan seksual dsbnya.
Pengungsi juga memperoleh hak untuk mengetahui
keberadaan keluarganya dan dipertemuakan kembali.
4. Bantuan kemanusiaan berupa makanan, pakaian, kesehatan 6. Resiko timbulnya penyakit ringan (batuk, flu) atau penyakit
atau obat-obatan, pendidikan, hiburan dan pelayanan menular (diare) karena kondisi lingkungan yang kurang
administrasi kependudukan. bersih serta layanan kesehatan yang kurang memadai.

5. Bantuan pemulangan, relokasi dan integrasi dengan 7. Terganggungnya fungsi & peran keluarga karena dalam satu
masyarakat tempat pengungsi berada. tempat penampungan tinggal beberapa keluarga sekaligus
dan dapat meninbulkan potensi konflik dengan sesama
Lima prinsip di atas telah mencakup kebutuhan dasar manusia baik pengungsi.
fisik, psikis maupun sosial.
8. Hilangnya harga diri da kemampuan baik sebagai individu
DAMPAK SOSIAL PSIKOLOGIS KORBAN BENCANA maupun sebagai keluarga karena ditempat pengungsian
Beberapa permasalahan yang dihadapi korban bencana alam yaitu; mereka menerima belas kasihan dari pihak lain dan bahkan
seringkali menjadi tontonan.
1. Kehilangan tempat tinggal untuk sementara waktu atau bisa
terjadi untuk seterusnya, karena merupakan kawasan rawan 9. Terhambatnya plaksanaan fungsi dan peran sosial dalam
bencana (termasuk dalam zona merah) kekerabatan serta pelaksanaan tugas-tugas kehidupan dalam
masyarakat, misalnya ; kegiatan arisan, kegiatan adat atau
2. Kehilangan mata pencaharian karena kerusakan lahan budaya yang tidak dapat dilaksanakan di tempat
pertanian dan hancurnya tempat usaha. pengungsian.

3. Berpisah dengan kepala keluarga karena ayah atau suami 10. Kejenuhan akibat ketidakpastian berapa lama harus
banyak memilih untuk tempat tinggal di rumah dengan mengungsi, perasaan tidak berdaya, ketakutan dan bahkan
alasan menjaga rumah, harta benda dan tetap bekerja sebagai perasaan putus asa menghadapi kemungkinan bencana yang
petani, berkebun dan peternak. tidak mungkin dihindari. Akibatnya timbul perasaan marah,
stress atau frustasi dengan situasi dan kondisi yang serba
4. Pemenuhan kebutuhan dasar berupa makann, minum, tempat tidak menentu, trauma, putus asa, merasa tidak berdaya dan
tinggal sementara (huntara), pendidikan, kesehatan dan ketidak pastian terhadap masa depannya.
sarana air bersih yang tidak memadai.
11. Berfikir tidak realistis dan mencari kekuatan supra natural
5. Terganggunya pendidikan anak-anak yang tidak bisa sekolah untuk mencegah terjadinya bencana. Kekecewaan spritual
karena kerusakan sarana dan prasarana sekolah. yaitu kecwa pada Tuhan krena diberi ujin yang luar biasa.
UPAYA PENANGANAN DAMPAK SOSIAL KORBAN KESIMPULAN
BENCANA
Korban bencana, khususnya pengungsi memerlukan
1. Advokasi; melindungi dan mengupayakan kepastian berbagai kebutuhan agar dirinya dapat bertahan hidup dan
mengenai pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi secara bangkit kembali semangatnya untuk hidup bermasyarakat.
layak dan memadai. Kebutuhan tersebut antara lain makan, pakaian, tempat
tinggal, pelayanan kesehatan, air bersih dan sarana MCK.
2. Intervensi Keluarga; keluarga-keluarga pengungsi Pengungsi juga membutuhkan pelayanan psikososial,
kehilangan kepala keluarganya perlu mendapatkan keagamaan, pendidikan, kependudukan, informasi,
pelayanan khusus karena misal, seorang istri atau ibu harus reintegrasi dan pelayanan untuk berusaha termasuk
mengambil alih tanggung jawab sebagai kepala keluarga permodalan.,
sekaligus pencari nafkah. Pengertin, dukungan dan
partisipasi semua anggota keluarga sangat dibutuhkan

3. Terapi Kritis; tidak sedikit masyarakat yang menolak untuk


direlokasi, tidak puas dan merasa tidak berdaya dengan
situasi dan kondisi baru yang berbeda dengan keseharian
mereka sebelumnya. Perasaan-perasaan tersebut seringkali
meninbulkan gangguan psikis seperti kecemasan da
insomnia, stres, frustasi dan selalu ada kemungkinan timbul
aksi sosial atau konflik

4. Membangun Partisipasi; pengungsi perlu dilibatkan dalam


berbagai kegiatan dibarak-barak pengungsian (dapur umum,
latihan keterampilan, dan kegiatan lainnya) untuk
mengalihkan perasaan-perasaan kontra produktif dan dalam
penyusunan rencana Recovery.

5. Mediasi & Fasilitasi Relokasi; dengan penyuluhan


terhadap masyarakat di daerah tujuan yag baru agar dapat
menerima kehadiran para pengungsi yang direlokasi ke
daerah mereka.
PHYSCHOLOGY FIRST AID TUJUAN PFA

 PFA = P3K = Pertolongan pertama pada orang yang  Mengurangi dampak negatif dari pengalaman traumatis
mengalami masalah psikis dan sebagai tindak pencegahan
memburuknya kondisi mental seseorang.  Menguatkan fungsi adaptif jangka pendek dan jangka
panjang penyintas
 Suatu cara untuk memberikan dukungan emosional dan
membantu orang dari berbagai latar belakang (usia, budaya,  Akselerasi proses pemulihan penyintas
etnik,sosek) segera setelah terjadinya bencana PRINSIP PFA
 Serangkaian keterampilan yang bertujuan untuk o Bukan sesuatu yang harus dilakukan oleh profesional
mengurangi distress dan mencegah munculnya perilku
tampilan kondisi kesehatan mental negatif yang disebabkan o PFA bukan wawancara psikologis
oleh bencana atau situasi kritis yang dihadapi individu
o PFA tidak sama dengan konseling
 Sebagai bentuk dukungan sosial & psikologis awal.
o PFA bukan intervensi psikologis klinis
 Melindungi orang lain dari bahaya fisik maupun psikis.
o Pendampingan dalam PFA tidak memaksa penyintas untuk
 Membantu orang lain untuk memiliki akses terhadap menceritakan secara detail terkait perasaaan dan masalah
informasi yang dibutuhkan. mereka. Pendampingan wajib mendengarkan bila penyintas
ingin bercerita.
 Perawatan dasar yang bersifat praktis dan non-intrusive,
fokus pada mendengarkan namun tidak memaksa, mengenali MENGAPA PFA PENTING
dan memenuhi kebutuhan dasar, mendorong pendampingan
tanpa paksaan dari orang-orang yang signifikan disekitar o Penyintas akan ebih baik secara psikis bila (WHO, 2005);
penyintas & melindungi dari dampak negatif lebih lanjut.
 Merasa terlindungi, terhubung dengan orang lain, tenang,
 Sangat mengutamakan kemampuan mendengar-kan dan dan memiliki harapan
memahami perasaan orang lain.
 Memiliki akses informasi, akses sosial, akses emosional.

 Menumbuhkan keyakinan bahwa mereka dapat beradaptasi


dengan masalah.
o Ke 3 hal tersebut “disediakan” oleh pendamping dalam PFA.  Mau mendengarkan cerita penyentas

 Siapa yang memperoleh manfaat PFA ? 3. Link/Hubungkan

 Semua orang (anak dan dewasa) yang mengalami situasi  Mau membantu jika penyentas memang butuh penanganan
krisis dan masalah psikis psikis lebih lanjut (hubungkan ke profesional di bidang
tersebut)
 Kapan sebaiknya PFA diberikan
REAKSI PSIKOLOGI BENCANA
 Segera setelah seseorang mengalami masalah psikis/distres
 LOOS merupakan isu utama yang selalu muncul dalam
 Dimana sebaiknya PFA diberikan? konteks bencana dan berdampak psikologis yang besar
 Dimana pun selama lokasi tersebut aman dan menjaga  Berbagai macam jenis kehilangan :
privasi penyintas.
 Kehilangan orang yang dicintai
LEVEL BANTUAN PSIKOLOGI
 Kehilangan barang berharga
- PVA
- KONSELING  Kehilangan pekerjaan/pendapat
- PSIKOTERAPI
 Kehilangan ikatan sosial
APA ITU BANTUAN PSIKOLOGI
 Khilangan rasa percaya & rasa aman
Bentuk perhatian/dukungan yang dilakukan antara dua orang atau
lebih dalam bentuk proses bercerita, mendengarkan, atau  Kehilangan gambaran diri positif
menghubungkan orang yang mengalami masalah emosional dengan  Kehilangan harapan akan masa depan
sumber bantuan profesional
PEMBERI PFA
PRINSIP AKSI PFL
1) Masyarakat awam dan bukan profesional kesehatan
1. Look/Amati
mental
 Peka terhadap kondisi penyentas
2) Fisrt responder (mereka yang ber-tugas saat emergensi)
2. Listen/Dengarkan
STANDARD PFA KESIAPAN DIRI

Evidence – Based 1) Kondisi kesehatan (fisik, psikologis) prima

 Praktis & dapat diterapkan dilapangan 2) Siap berada di ingkungan fisik yang berbeda dengan
keseharian
 Sesuai untuk tahapan perkembangan manusia
3) Siap menghadapi penyintas dengan beragam reaksi
 Adaptif dan sesuai budaya psikologis penyintas
KODISI YANG DICIPTAKAN PFA HAL YANG DIHARAPKAN DARI PENDAMBING PFA

1) Observasi secara santun


 SAFETY (rasa aman) (Observasi >>> Wawancara)
 CALMING (tenang & nyaman)

 CONNECTEDNESS To OTHERS (tidak sendiri,


2) Fokus perhatian pada reaksi & interaksi penyintas
dalam setting

ada dukungan sosial ) 3) Mendemonstrasikan ketenangan & ber-fikir dengan jelas


 SELF – EFFICACY – EMPOWERMENT (sikap positif (menjadi model bagi penyintas)
pada diri penyintas, merasa mampu)
 HOPEFULNESS (harapan) 4) Sensitif terhadap budaya & keberagaman yang ada

5) Memperhatikan kelompok yang beresiko tinggi

SAFETY – FUNCTION – ACTION

(AMAN – FUNGSI – AKSI)

Anda mungkin juga menyukai